Anda di halaman 1dari 3

Hubungan antara Tipe Kecerdasan (Gardner) dengan Ketiga Genre Sastra

Mata Kuliah:

PMA Sastra

Dosen Pengampu:

Dra. Sri Suhita, M.Pd.

Etsa Purbarani , M.Pd.

Disusun oleh:

Annisa Sabrina (1201618054)

4 PB 2

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

2021
Hubungan antara Tipe Kecerdasan (Gardner) dengan Ketiga Genre Sastra

1. Linguistic intelligence (kecerdasan linguistik)


Kemampuan berpikir dalam wujud kata-kata dan menggunakan bahasa untuk
mengekspresikan serta menghargai makna yang kompleks.

Selama ini, kecerdasan inilah yang banyak diasah guru dalam pembelajaran sastra.
Untuk itulah, tidak salah bila guru membelajarkan siswa untuk menceritakan kisah,
berdebat, berdiskusi, menafsirkan, menyampaikan laporan, dan melaksanakan tugas
lain yang berkaitan dengan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis tentang karya
sastra (puisi, prosa, dan drama). Karena kecerdasan linguistik menggunakan kata-kata
dan bahasa untuk mengekspresikan sesuatu maka genre sastra manapun akan
membutuhkan kecerdasan ini, karena prosa, puisi, dan drama membutuhkan bahasa
untuk membangun cerita yang ada di dalamnya.

2. Spatial intelligence (kecerdasan spasial)


Membangkitkan kapasitas untuk berpikir dalam tiga dimensi, sehingga dapat
merasakan bayangan internal dan eksternal.

Dalam pembelajaran sastra, siswa dapat dibelajarkan untuk memahami informasi visual
yang terdapat di dalam karya sastra yang mereka baca atau yang mereka amati di dunia
nyata untuk kemudian dituliskan atau dimodifikasi ke dalam karya sastra mereka.
Informasi visual itu misalnya berupa latar (fisik, suasana, waktu, peristiwa, budaya,
musim, bahasa, dsb.), tingkah laku seseorang, atau peristiwa.

3. Bodily-kinesthetic intelligence (kecerdasan kinestetik-tubuh)


Memungkinkan seseorang untuk menggerakkan objek dan keterampilan fisik yang
halus.

Dalam pembelajaran sastra, siswa bisa diminta untuk menirukan gerakan-gerakan yang
dilakukan oleh tokoh dalam sebuah prosa atau gerakan-gerakan dalam drama, bisa juga
gerakan-gerakan saat membaca puisi. Proses ini hendaknya disesuaikan dengan tingkat
usia dan minat siswa.
4. Interpersonal intelligence (kecerdasan interpersonal)
Kemampuan memahami dan berinteraksi dengan orang lain secara efektif.

Dalam pembelajaran sastra, kecerdasan ini dapat digunakan untuk mengapresiasi watak
dan perwatakan yang ada di dalam karya sastra (prosa dan drama) atau apa yang dialami
seseorang seperti yang ada di dalam puisi. Kecerdasan ini berguna untuk memahami
dan memperkirakan perasaan, temperamen, suasana hati, maksud dan keinginan tokoh-
tokoh yang ada di dalam karya sastra atau orang yang diceritakan di dalam puisi.
Mereka diminta untuk menanggapi, menirukan, atau memerankannya secara layak.

5. Intrapersonal intelligence (kecerdasan intrapersonal)


Kemampuan membuat persepsi yang akurat tentang diri sendiri dan menggunakan
pengetahuan itu dalam merencanakan dan mengarahkan kehidupan seseorang

Kecerdasan ini dalam pembelajaran dapat digunakan untuk memahami diri sendiri dan
bertanggung jawab atas kehidupan diri sendiri dengan bercermin pada apa yang
dialami, dirasakan, diinginkan oleh tokoh-tokoh dalam karya sastra (prosa fiksi, puisi,
drama). Dalam mengemabngkan kemampuan ini, diskusi yang intensif diperlukan
sampai siswa memperoleh pemahaman tentang dirinya sendiri.

6. Musical intelligence (kecerdasan musikal)


Kemampuan memiliki sensitivitas pada pola titinada, melodi, nada, dan irama

Dalam pembelajaran sastra, kecerdasan musikal ini berguna untuk pembacaan puisi,
berdeklamasi, bercerita, menirukan dialog dan dialek tokoh. Bisa juga untuk berpantun,
berkidung, atau menyanyikan puisi (musikalisasi puisi)

Anda mungkin juga menyukai