Anda di halaman 1dari 3

1.

Bahasa adalah sarana berkomunikasi secara efektif, menurut keterangan dari Syamsuddin
adalah alat yang dipakai dalam menyusun perbuatan, pikiran, perasaan, serta kemauan
dimana memakai alat untuk memprovokasi dan dipengaruhi. Dari konsep tersebut dapad
dilengkapi juga dan dipeekuat bahwa bahasa adalah “alat” dalam menyampaikan informasi.
Dengan adanya bahasa, sebuah informasi bisa disampaikan dalam sebuah proses
komunikasi. Sedangkan berbahasa dikatakan sebagai “proses” karena merupakan sebuah
peristiwa yang didalamnya mencakup bahasa sebagai alat penyampaian informasi.

2. a. Kata arbitrer dapat diartikan dengan tidak adanya hubungan wajib antara lambang
bahasa (yang berwujud bunyi itu) dengan konsep atau pengertian yang dimaksud oleh
lambang tersebut. Arbitrer bisa juga disebut manasuka dan bisa muncul tanpa alasan. Setiap
bahasa yang ada di dunia terbentuk tidak berdasarkan sistem dan proses yang sama. Kata
(sebagai lambang) dalam bahasa bisa muncul tanpa adanya hubungan logis dengan yang
dilambangkannya. Umpamanya, kata “burung” yang didefinisikan “sejenis binatang
vertebrata yang mempunyai sayap dan bertelur”. Kita tidak dapat menjelaskan mengapa
binatang tersebut dilambangkan dengan bunyi “burung” dan bukan berbunyi
“birung”,”borung”, atau lambang lainnya.

b. Bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol karena dengan bahasa setiap
kelompok sosial merasa dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok yang lain. Hal
yang sama, juga terjadi pada komunikasi manusia, pesan-pesan dapat dikomunikasikan oleh
manusia kepada manusia lainnya melalui berbagai cara atau ragam, walaupun manusia
selalu cenderung menggunakan cara bicara.

3. a.
1) F.B Condillac seorang fisuf bangsa Perancis berpendapat bahwa, bahasa itu berasal dari
teriakan-teriakan dan gerak-gerik badan yang bersifat naluri yang dibangkitkan oleh
perasaan atau emosi yang kuat.
2) Von Schlegel, seorang asli filsafat bangsa Jerman berpendapat bahwa bahasa-bahasa yang
ada didunia ini tidak mungkin bersumber dari satu bahasa. Asal-usul bahasa itu sangat
berlainan tergantung pada faktor-faktor yang mengatur tumbuhnya bahasa itu. Ada bahasa
yang lahir dari onomatope, ada yang lahir dari kesadaran manusia, dan sebagainya. Namun,
dari manapun asalnya menurut Von Schlegel akal manusialah yang membuatnya sempurna.
3) Von Herder mengatakan, bahwa bahasa lahir dari alam dan onomatope, yaitu tiruan bunyi
alam. Bunyi yang ditimbulkan oleh alam, misalnya bunyi guntur, bunyi binatang, ditiru
manusia secara onomatope. Bunyi tiruan ini lalu diolah manusia untuk tujuan-tujuan
tertentu, dimatangkan sebagai akibat dari dorongan hati manusia yang kuat untuk
berkomunikasi.

b. Brooks (1975) memperkenalkan satu teori mengenai asal-usul bahasa yang sejalan dengan
perkembangan psikolinguistik dewasa. Menurut Brooks bahasa itu lahir pada waktu yang
sama dengan kelahiran manusia. Menurut hipotesis Brooks bahasa pada mulanya berbentuk
bunyi-bunyi tetap untuk menggantikan atau sebagai symbol bagi benda, hal, atau kejadian
tetap disekitar yang dekat dengan bunyi-bunyian itu. Kemudian bunyi-bunyi itu dipakai
bersama oleh orang-orang ditempat itu.

c. Hipotesis Nurani: hipotesis ini menyatakan bahwa manusia lahir dengan dilengkapi suatu
alat yang memungkinkan dapat berbahasa dengan mudah dan cepat. Karena sukar
dibuktikan secara empiris, maka hadirlah suatu hipotesis yang disebut hipotesis nurani
(pembawaan sejak lahir). Chomsky & Miller mengatakan bahwa alat khusus yang dimiliki
setiap anak-anak sejak lahir untuk memperoleh bahasa ibunya ini disebut sebagai LAD
(Language Acquisition Device). Buktinya meskipun masukan yang berupa ucapan kalimat
yang salah, namun alat ini mampu memformat dan menghasilkan output berupa ucapan /
tata bahasa formal. (Chomsky & Miller)

d. Philip Lieberman (1975) juga mengemukakan satu teori mengenai asal usul bahasa.Kalau
Brooks merujuk pada hipotesis nurani yang berasal dari Descrartes, maka Liberman
melangkah jauh kebelakang. Menurut Liberman bahasa lahir secara evolusi sebagai yang
dirumuskan oleh Darwin (1859) dengan teori evolusinya.

4. a.
1) Fungsi Ekspresif
Fungsi ekspresif adalah bahasa yang didayagunakan untuk meluapkan atau menyampaikan
ekspresi si penutur kepada diri sendiri atau khalayak ramai dengan maksud dan tujuan
tertentu. Fungsi bahasa ini biasanya digunakan untuk mengekspresikan emosi, keinginan,
kebahagiaan, kesedihan, penyampai pesan.
Contoh Fungsi Ekspresif:
 Aduh perutku mual!
 Ya, ampun, dia lucu sekali!

2) Fungsi informasi
ini berfokus pada makna dan dapat dipergunakan untuk menginformasikan sesuatu.
Misalnya, melaporkan, mendeskripsikan, menjelaskan, dan menginformasikan sesuatu.
Contoh Fungsi Informasional:
Saat ini, kucing adalah salah satu hewan peliharaan terpopuler di dunia. Kucing yang
garis keturunannya tercatat secara resmi sebagai kucingtrah atau galur mumi (pure
breed), seperti persiam, siam, manx, sphinx. Kucing seperti ini biasanya dibiakkan di
tempat pemeliharaan hewan resmi.

3) Fungsi eksplorasi adalah penggunaan bahasa untuk menjelaskan suatu hal, perkara dan
keadaan. Eksplorasi ini berguna bagi seorang pembicara untuk bercerita tentang banyak
hal atau untuk mencari suatu hal kejadian dan fakta-fakta yang ingin diketahui dari saksi
yang mengalami. Salah satu profesi yang menggunakan fungsi bahasa eksplorasi adalah,
wartawan, detektif, polisi, guru, dan lain sebagainya.
4) Fungsi persuasi adalah penggunaan bahasa yang bersifat mempengaruhi atau mengajak
orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu secara baik-baik. Dalam
fungsi ini pengguna bahasa tak lepas dari aspek bahasa yang kedua yaitu dari fungsi
aspek bahasa Speech Act. Pada waktu seseorang berbicara, ia sebenarnya
memperlihatkan suatu Speech Act tertentu yang dapat berupa action meminta,
meyakinkan, berjanji, menyuruh dan lain-lainnya. Fungsi persuasi ini dapat kita lihat dan
dengar langsung dari televisi dan media cetak lainnya seperti iklan, baliho, spanduk dan
lain sebagainya.
5) Fungsi entertainmen, fungsi ini merupakan penggunaan bahasa dengan maksud
menghibur, menyenangkan pendengar, atau memuaskan perasaan batin. Fungsi bahasa
sebagai entertainmen ini dapat dilihat misalnya dalam cerita-cerita lelucon atau
anekdot, drama, film, dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai