Anda di halaman 1dari 23

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Bahasa Indonesia Azlin Resiana, S.Pd, M.Pd.

PARAGRAF

KELOMPOK 3

DINDA FRICILLIA VERALDA (11770323468)


NADIA RIZKY UTAMI (11770323458)
REFI RAHMAWARDANI (11773201677)
WIKAL ABDURRAHMAN (11773101487)

S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Swt. yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami mengucapkan puji syukur atas kehadiran-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Paragraf”. Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia yang dibimbing oleh
Ibu Azlin Resiana, S.Pd, M.Pd.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan mahasiswa/i mengenai materi
tentang “Paragraf”.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam
meningkatkan mutu makalah.

Pekanbaru, 1 Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan .............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 3
A. Pengrtian Paragraf ............................................................................................ 3
B. Struktur Paragraf ............................................................................................... 4
C. Syarat-syarat Pembentukan Paragraf ................................................................ 5
D. Jenis-jenis Paragraf ........................................................................................... 6
E. Pengembangan Paragraf ................................................................................... 14
BAB III PENUTUP .................................................................................................. 18
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 18
B. Saran ................................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menulis sebuah karangan atau cerita tentunya selalu dijumpai susunan dari
banyak kata yang membentuk kalimat. Kalimat-kalimat tersebut harus
dihubungkan lagi sehingga terbentuk sebuah paragraf. Menyusun paragraf berarti
menyampaikan suatu gagasan atau pendapat tertentu yang harus disertai alasan
ataupun bukti tertentu.
Umumnya sering dilupakan perbedaan antara paragraf dan kalimat. Suatu
kalimat dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait dalam kalimat
lain yang membentuk paragraf. Paragraf merupaka sajian kecil sebuah karangan
yang membangun satuan pikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis
dalam karangan.
Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan
hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa
kalimat menjadi paragraf, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut
pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya sudah memasuki
kawasan wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boleh saja hanya
terdiri dari satu paragraf. Oleh karena itu, untuk lebih memahami bagaimana
menyusun sebuah paragraf yang benar dan mengetahui berbagai macam jenis
paragraf, maka makalah ini disusun agar bisa menambah pengetahuan para
pembaca tentang penggunaan paragraf yang baik.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari latar belakang di atas adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan paragraf ?
2. Bagaimana struktur dalam sebuah paragraf ?
3. Apa saja syarat-syarat pembentukan sebuah paragraf ?
4. Apa saja jenis-jenis sebuah paragraf?

1
5. Bagaimana pengembangan sebuah paragraf?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui maksud paragraf.
2. Untuk mengetahui struktur dalam sebuah paragraf.
3. Untuk mengetahui struktur dalam sebuah paragraf.
4. Untuk mengetahui syarat-syarat pembentukan paragraf.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Paragraf
Paragraf mempunyai beberapa pengertian: (1) Paragraf adalah satuan bahasa
tulis yang terdiri atas beberapa kalimat yang tersusun secara lengkap, utuh, dan
padu. (2) Paragraf adalah bagian dari suatu karangan yang terdiri atas sejumlah
kalimat yang mengungkapkan suatu informasi dengan pikiran utama sebagai
pengendalian dan pikiran penjelas sebagai pendukungan.
Paragraf (Alenia) dapat diartikan juga sebagai kumpulan suatu kesatuan
pikiran yang lebih tinggi dan lebih luas dari pada kalimat. Alenia merupakan
kumpulan kalimat, tetapi kalimat yang bukan sekedar berkumpul, melainkan
berhubungan antara yang satu dengan yang lain dalam suatu rangkaian yang
membentuk suatu kalimat.
Paragraf adalah suatu penuangan ide penulis melalui kalimat atau kumpulan
kalimat yang satu dengan yang lain yang berkaitan dan hanya memiliki suatu
topik atau tema.Paragraf juga disebut sebagai karangan singkat, karena adanya isi
pikiran yang hendak disampaikan (isi pikiran yang agar luas), maka alinea
membutuhkan susunan yang khas.
Dalam paragraf yang terkandung satu unit pikiran yang didukung oleh
semua kalimat dalam kalimat tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama
atau kalimat topik, dan kalimat penjelas sampai kalimat penutup. Himpunan
kalimat ini saling berkaitan dalam satu rangkaian untuk membentuk suatu
gagasan.
Paragraf dapat dikatakan baik apabila gagasan pokok yang mengendalikan
paragraf itu sudah sepenuhnya dikembangkan dan tuntas diuraikan. Sebuah
paragraf mungkin terdiri atas sebuah kalimat, dua buah kaliamt, atau lebih.
Bahkan sering ditemukan suatu paragraf berisi lebih dari lima buah kalimat.
Walaupun paragraf itu mengandung beberapa kalimat, tidak satu pun dari kalimat-
kalimat itu memperkatakan soal lain. Seluruhnya memperbincangkan satu
masalah atau sekurang-kurangnya bertalian erat dengan masalah itu.

3
B. Struktur Paragraf
Struktur-struktur yang ada dalam paragraf ada dua, yaitu kalimat
topik(kalimat utama) dan kalimat penjelas. Berikut adalah penjelasan tentang
struktur paragraf.

1. Kalimat Topik
Kalimat topik atau kalimat utama adalah kalimat yang berisi pokok pikiran
utama atau ide pokok utama dan menjadi dasar untuk mengembangkan paragraf.
Kalimat utama biasanya bersifat umum dan memuat keseluruhan isi dalam suatu
paragraf. Kalimat utama tidak selalu berada di awal paragraf karena gagasan
utama bisa berada di akhir, atau ditengah, dan terkadang juga muncul bersamaan
di awal dan akhir paragraf. Berikut adalah ciri-ciri dari kalimat topik :
a. Kalimat topik mengandung suatu permasalahan yang bisa dikembangkan
secara terperinci.
b. Kalimat topik merupakan suatu kalimat yang utuh atau bisa berdiri
sendiri tanpa adanya penghubung baik penghubung antar kalimat
maupun penghubung intra kalimat.
c. Biasanya kalimat utama terletak di awal paragraf. Namun pada kalimat
induktif kalimat utama terletak di akhir suatu paragraf dan biasanya
menggunakan kata-kata berupa: “Sebagai kesimpulan, Jadi…, Dengan
demikian…”.
d. Mempunyai arti yang jelas walaupun tanpa dihubungkan dengan kalimat
lain.

2. Kalimat Penjelas
Kalimat penjelas adalah uraian mengenai kalimat yang berisi penjelasan
atau rincian kalimat topik atau kalimat utama dalam suatu paragraf. Kalimat
penjelas biasanya bersifat khusus, sehingga kalimat tersebut harus menjelaskan
secara detil mengenai apa yang sedang menjadi topik. Berikut adalah ciri-ciri dari
kalimat penjelas :

4
a. Merupakan kalimat pendukungn untuk mendeskripsikan atau
menjelaskan kalimat topik atau kalimat utama.
b. Merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri.
c. Memerlukan penghubung (bahkan, misalnya, contohnya) untuk tercapai
koherensi (keterkaitan antar kalimat)

C. Syarat-syarat Pembentukan Paragraf


Paragraf yang baik adalah paragraf yang mampu menyampaikan pikiran
dengan baik kepada pembaca. Adapun syarat-syarat yang harus dimiliki paragraf,
yaitu kesatuan, koherensi, dan perkembangan paragraf.

1. Kesatuan
Tiap paragraf hanya memiliki satu gagasan pokok atau satu topik.
Fungsi paragraf adalah mengembangkan gagasa pokok atau topik tersebut.
Oleh karena itu, dalam pengembangannya tidak boleh ada unsur-unsur yang
sama sekali tidak terhubung denghan topik atau gagasa tersebut.
Penyimpangan akan menyulitkan pembaca. Jadi, satu paragraf hanya boleh
mengandung satu gagasan pokok atau topik. Semua kalimat dalam paragraf
harus membicarakan gagasan pokok atau topik tersebut.
Paragraf dianggap mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat
didalamnya tidak terlepas dari topiknya atau selalau relevan dengan topik.
Semua kalimat terfokus pada topik dan mencegah masuknya hal-hal yang
tidak relevan.

2. Koherensi
Syarat kedua harus dipenuhi oleh sebuah paragraf ialah koherensi atau
kepaduan, yakni adanya hubungan yang harmonis, yang memperlihatkan
kesatuan kebersamaan antara satu kalmat dengan kalimat yang lainnya
dalam sebuah paragraf. Dengan adanya hubungan yang harmonis antar
masing-masing itu semakin jelaslah atah paragraf, semakin jelas gagasan
pokok yang ingin dinyatakan.

5
Paragraf yang mempunyai koherensi akan sangat memudahkan
pembaca mengikuti alur pembahasan yang disuguhkan. Ketiadaan koherensi
dalam sebuah paragraf akan menyulitkan pembaca untuk menghubungkan
satu kalimat dengan kalimat lainnya.
Untuk menyatakan kepaduan atau koherensi dari sebuah paragraf,ada
bentuk lain yang sering digunakan yaitu penggunaan kata atau frasa
(kelompok kata) dalam bermacam-macam hubungan.

3. Perkembangan Paragraf
Pengembangan paragraf harus dijaga agar jangan sampai
mengambang ke arah yang tidak relevan untuk menjelaskan gagasan pokok.
Misalnya, paragraf dimulai dengan kalimat inti yang yang menyebutkan
gagasan pokok yang hendak disampaikan, maka perkembangannya harus
menjelaskan gagasan pokok tadi dalam kalimat berikut-berikutnya, dengan
selalu berpegang pada prisnip kesatuan dan koherensi. Perkembangan
paragraf diarahkan untuk memperkuat memberikan argumentasi, atau
mengkongkritkan pernyataan atau gagasan pokok yang disampaikan dalam
kalimat inti di awal paragraf.

D. Jenis-jenis Paragraf
Dalam makalah ini, akan dijelaskan jenis-jenis paragraf berdasarkan isinya
dan jenis-jenis paragraf berdasarkan fungsi dan tujuannya.

1. Jenis-jenis Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utamanya


Ada empat jenis paragraf berdasarkan letak kalimat utamanya, yaitu
paragraf deduktif, paragraff induktif, paragraf deduktif dan induktif, dan
paragraf deskriptif dan naratif.
a. Deduktif
Struktur paragraf yang bersifat deduktif ini dimulai oleh kalimat inti,
kemudian diikuti uraian, penjelasan argumentasi, dan sebagainya. Dimulai
dengan pernyataan (yang tentunya bersifat umum), kemudian kalimat-

6
kalimat berikutnya berusaha membuktikan pernyataan tadi dengan
menyebutkan hal-hal khusus, atau detail-detail seperlunya. Itulah sebabnya,
alenia ini disebut bersifat deduktif.

b. Induktif
Struktur paragraf yang bersifat induktif adalah kebalikan dari pada
pola yang bersifat deduktif. Pola ini tidak dimulai dengan kalimat inti,
dimulai dengan menyebutkan hal-hal khusus atau uraian yang merupakan
anak tangga untuk mengantarkan pembaca kepada gagasan pokok yang
terdapat pada kalimat inti di akhir alenia. Jadi, anak-anak tangga itu disusun
untuk mencapai klimaks.

c. Deduktif dan Induktif


Pola paragraf yang ketiga ini adalah gabungan dari dua pola di atas (1,
dan 2). Di sini pada kalimat pertama (sebagai kalimat inti) gagasan pokok
telah dinyatakan; tetapi pada kalimat terakhir, kembali diulang sekali
gagasan pokok tersebut. Seringkali, agar tidak membosankan, redakasi
kalimat yang menyebutkan gagasan pokok pada kalimat terakhir berbeda
dengan kalimat pertama. Tetapi tokoh isinya tetap sama, tidak berbeda.

d. Deskriptif atau Naratif


Paragraf ini disebut juga paragraf penuh karena kalimat topik akan
didapati pada hampir semua kalimat pada paragraf. Hal ini bertujuan agar
pembaca dapat memahami gagasan yang hendak disampaikan oleh
pengaranggya. Pola paragraf jenis ini sering terdapat dalam karangan jenis
deskripsi atau narasi.

2. Jenis-jenis Paragraf Berdasarkan Isinya


Ada lima jenis paragraf berdsarkan isinya, yaitu paragaf deskripsi,
paragraf eksposisi, paragraf argumentasi, paragraf narasi, dan paragraf
persuasi.

7
a. Paragraf Deskripsi
Deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu
sesuai dengan keadaan sebenarnya sehingga pembaca dapat mencitrai
(melihat, mendengar, mencium, dan merasakan) apa yang dituliskan sesuai
dengan citra penulisan. Fokus penulisan bergantung pada hal pancaindra,
umur pembaca, dan emosi pembaca yang akan dituju.
Tulisan deskripsi yang baik dituntut dua hal. Pertama, kesanggupan
berbahasa penulis yang kaya akan nuansa dan bentuk. Kedua, kecermatan
pengamatan dan ketelitian penyelidikan dengan menggunakan pilihan kata
yang tepat. Dengan demikian, pembaca dapat seolah-olah melihat sendiri
objek yang hidup.
Deskripsi sering dikombinasikan dengan tulisan bergaya narasi. Untuk
dapat mengembangkan paragraf deskripsi, ada tiga jenis pola yang
digunakan, yaitu :
1) Paragraf deskripsi spesial, paragraf ini menggambarkan objek khusus
lokasi, tempat, atau geografi.
2) Paragraf deskripsi subjektif, paragraf ini menggambarkan objek seperti
tafsiranatau kesan perasaan penulis.
3) Paragraf deskriptif objektif, paragraf ini menggambarkan objek dengan
apa adanya atau sebenarnya.

b. Paragraf Eksposisi
Eksposisi adalah penulisan untuk memberitahukan atau memberi
informasi mengenai suatu objek tertentu. Paragraf eksposisi disebut dengan
paparan. Tujuannya adalah untuk menampilkan atau memaparkan sosok
objek yang hendak dituliskan. Penyajiannya tertuju pada suatu unsur dari
objek itu saja dan teknik pengembangannya dapat menggunakan analisis
kronologis atau analisis keruangan.
Eksposisi juga dapat dirumuskan sebagai tulisan yang tujuan
utamanya adalah mengklasifikasi, menjelaskan, mendidik, atau

8
mengevaluasi sebuah persoalan. Dengan menulis bergaya eksposisi penulis
mencoba untuk memberi informasi dan petunjukatas suatu hal kepada
pembaca. Eksposisi mengandalakn strategi pengembangan paragraf, seperti
memberikan contoh, proses, sebab-akibat, klasifikasi,definisi, analisis,
komparasi, dan kontras. Terkadang untuk menjelaskan uraian, eksposisi
dapat dilengkapi dengan grafik, gambar, atau statistik. Sebagai catatan, tidak
jarang ditemukan eksposisi yang hanya berisi uraian tentang langkah/ cara/
proses kerja.

c. Paragraf Argumentasi
Argumentasi adalah “karangan yang terdiri atas paparan alasan dan
penyintetisan pendapat untuk membangun suatu kesimpulan”. Karangan
argumentasi bertujuan meyakinkan pembaca membenarkan pendapat,
gagasan, atau sikap yang kita ungkapkan dalam karangan. Karangan ini
salalu membuat alasan (argumen) ataupun bantahan yang memperkuat atau
menolak sesuatu guna memengaruhi keyakinan pembaca.
Paragraf argumen secara tradisonal terbagi menjadi dua kategori, yaitu
induktif dan deduktif. Dalam berargumen, penulis dapat memiliki salah satu
atau kedua kategori tersebut secara bergantian. Dalam tulisan argumentatif,
penulis menggunakan berbagai strategi dan retorika sebagai alat untuk
meyakinkan pembaca tentang suatu kebenaran atau ketidakbenaran.
Paragraf argumentasi merupakan paragraf yang paling sulit dilakukan
karena melibatkan semua jenis tulisan lainnya.
Di bawah ini merupakan perbedaan antara paragraf eksposisi dengan
paragraf argumentasi.
Segi Eksposisi Argumentasi
Tujuan Berusaha menjelaskan Berusaha
suatu pokok bahasan membuktikan
kebenaran dari pokok
bahasan

9
Keputusan Diserahkan pada Berusaha mengubah
pembaca, penulis sudah pendapat pembaca
puas pikirannya
tersalurkan
Gaya Bersifat informatif Bersifat meyakinkan
(jelas) (yakin)
Bahasa Menggunakan bahasa Menggunakan bahasa
yang datar, tidak yang rasional dan
emosional objektif
Fakta Menggunakan fakta Menggunakan
sebagai alat untuk faktasebagai evidensi
menkonkretkan pikiran atau bahasa
pembuktian
Adapun komposisi argumentasi adalah sebagai berikut :
1) Pendahuluan
Bagian ini bertujuan untuk menarikm perhatianpembaca. Ada
beberapa pertimbangan dalam bagian ini, yaitu penulisan harus
menegaskan mengapa persoalan itu dibicarakan pada saat ini, penulis
harus harus menjelaskan latar belakang historis yang mempunyai
hubungan langsung dengan persoalan yang akan diargumentasikan,
dan penulis menagkui adanya persoalan yang tidak dimasukkan dalam
argumentasi.
2) Tubuh argumentasi
Seluruh penyususnan argumentasi terrletak pada kemahiran dan
keahlian penulisnya, apakah ia mampu meyakinkan pembaca bahwa
hal yang dikemukakanitu benar hingga kesimpulannya juga benar.
3) Kesimpulan
Penulis harus tetap memelihara tujuan dan menyegarkan kembali
ingatan pembaca tentang apa yang telah dicapai serta mengapa
kesimpulan itu diterima sebagai sesuatu yang logis.

10
d. Paragraf Narasi
Narasi bersanal dari kata to narrate, yang berarti bercerita. Cerita
adalah rangkaian peristiwa atau kejadian secara kronologis, baik fakta,
maupun rekam atau fiksi. Narasi adalah tulisan berbentuk karangan yang
menyajikan serangkaian peristiwa atau kejadian menurut urutan terjadinya
(kronologis) dengan maksud memberi makna kepada sebuah atau rentetan
kejadian sehingga pembaca dapat memetik hikmah dan cerita itu. Penulisan
narasi digunakan untuk menjelaskan suatu keadaan, melestarikan sejarah,
dan menghibur pembaca.
Narasi bisa saja dimulai dari peristiwa di tengah atau paling belakang
sehingga memunculkan alur flashback. Paragraf yang berkaitan erat dengan
penceritaa atau pendongengan banyak ditemukan di dalam cerita pendek,
novel, hikayah, dan lain-lain. Narasi bisa menggunakan sudut pandang
orang pertama sehinga terasa subjektivtas pengarangnya atau sudut pandang
orang ketiga sehinga akan terasa lebih objektif.
Terdapat dua bentuk narasi, yaitu narasi sugestif dan narasi
ekspositoris.
1) Narasi sugestif
Narasi sugestif atau imajinatif merupakansuatu rangkaian peristiwa
yang disajikan sedemikian rupa sehingga merangsang daya khayal
pembaca. Melalui narasai sugestif kita dapat menyampaikan makna
suatu peristiwa, baik tersirat maupun tersurat.Narasi sugestif berupa
wacarqan fiktif, seperti dongeng, cerpen, novel, dan roman. Adapun
ciri khas yang dimilikinya, yaitu adanya alur dan suspense, latar dan
waktu, tokoh dan karakter, sudut pandang, dan makna yang
terkandung di dalamnya.
2) Narasi Ekspositoris
Berbeda dengan narasi sugstif yang menyajikan karangan dengan
bahasa konotasi dan menimbulakn daya imajinasi, ekspositoris adalah
kebalikan dari karangan narasi sugestif. Narasi ekspositoris bersifat
nonfiktif dan disajikan dengan bahasa denotatif. Tujuan utamnaya

11
bukan menimbulakn daya imajinasi, mealinkan menambah
pengetahuan pembaca dengan pemaparan rasional. Setelah membaca
narasi ekspositoris, pembaca mendaptkan pengetahuan atau informasi
mengenai peristiwa. Sejarah, biografi, dan autobiografi adalah bentuk
narasi dengan penyajian yang berusaha menarik manfaat dan
pengalaman tersebut.

e. Paragraf Persuasi
Persuasi menurut Ekusnadi adalah karangan yang berisi paparan
berdaya-bujuk, berdaya-ajak, ataupun berdaya-imbau yang dapat
membangkitkan ketertarikan pembaca untuk menyakini dan menuruti
imbauan implisit maupun eksplisit yang dilontarkan oleh penulis. Dengan
persuasi, pikiran manusia dapat dipengaruhi untuk beruabah. Dengan
demikian, paragraf persuasi adalah bentuk penyajian yang berusaha untuk
meyakinkan seorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki penulis pada
waktu sekarang atau yang akan datang
Tujuan akhir karangan persuasi adalah adanya kesepakatan. Terdapat
tiga hal yang harus diperhatikan dalam karangan persuasi, yakni kredibilitas
penulis, kemampuan penulis menyugesti pembaca, dan bukti-bukti.

3. Jenis-jenis Paragraf Berdasarkan Fungsi dan Tujuannya


Ada tiga jenis paragraf berdasarkan fungsi dan tujuannya, yaitu
paragraf pembuka, paragraf penghubung, dan paragraf penutup.

a. Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka berperan sebagai pengantar untuk sampai kepada
masalah yang akan diuraikan. Sebab itu, paragraf pembuka harus dapat
menarik minat dan perhatian pembaca serta sanggup menyiapkan pikiran
pembaca kepada masalah yang akan diuraikan.
Paragraf pembuka ( awal ) mempunyai dua kegunaan, yaitu selain
supaya menarik perhatian pembaca juga berfungsi menjelaskan tentang

12
tujuan dari penulisan itu. Oleh karena itu, penulis harus mampu menyajikan
pembukaan ini dengan kalimat-kalimat yang menarik dan mudah dicerna
serta tidak berbelit-belit.

b. Paragraf Penghubung
Yang dimaksud dengan paragraf penghubung adalah semua paragraf
yang terdapat antara paragraf pembuka dan paragraf penutup. Masalah yang
akan diuraikan terdapat dalam alinea penghubung. paragraf penghubung
berisi inti persoalan yang akan dikemukakan. Oleh sebab itu, secara
kuantitatif alinea inilah yang paling panjang dan antara alinea dengan alinea
harus saling berhubungan secara logis.
Sifat paragraf penghubung tergantung pula dari jenis karangannya.
Dalam karangan yang bersifat deskriptif, naratif atau biografi dan eksposisi,
alinea penghubung harus disusun berdasarkan suatu perkembangan yang
logis.

c. Paragraf Penutup
Paragraf penutup dimaksudkan untuk mengakhiri karangan atau
bagian karangan. Dengan kata lain, paragraf ini mengandung kesimpulan
pendapat dari apa yang telah diuraikan dalam paragraf Paragraf
penghubung.
Dalam karangan-karangan yang diskursif atau kontroversial
dikembangkan pikiran-pikiran atau argumen- argumen yang segar, maka
kesimpulan yang paling baik adalah ringkasan dengan pandangan pribadi
penulis. Hal yang paling esensial adalah bahwa paragraf penutup harus
merupakan suatu kesimpulan yang bulat dan betul-betul mengakhiri uraian
itu, serta dapat menimbulkan banyak kesan kepada para pembacanya.
Paragraf kedua dan ketiga memperinci apa yang sudah dikatakan
secara umum dalam paragraf pembuka memberikan contoh-contoh konkrit
untuk menghidupkan apa yang disebut secara umum dalam paragraf
pembuka.

13
E. Pengembangan Paragraf
Secara umum, paragraf dapat dikembangkan melalui beberapa pola. Pola-
pola tersebut diuraikan di bawah ini.
1. Pola Urutan Ruang dan Waktu
Pola ini biasanya digunakan untuk menggambarkan suatu
kejadian/peristiwa atau cara membuat sesuatu, digambarkan perlangkah
menurut perurutan ruang dan waktu.

2. Pola Sebab-Akibat
Pola ini biasanya digunakan dalam karangan-karangan ilmiah untuk
mengemukakan alasan terjadinya sesuatu, menjelaskan suatu proses yang
berpautan dengan sebab, dan akibat dari terjadinya hal-hal tertentu.

3. Pola Susunan Pembanding


Pola pembanding digunakan untuk memperbandingkan dua hal atau
dua perkara, bahkan bisa juga lebih, yang di satu sisi memilki kesamaanm
sendangakan pada sisi yang lain mengandung perbedaan.

4. Pola Susunan Ibarat


Pola ini digunakan untuk menjelaskan suaut hal yang memiliki
kesamaan atau kemiripan dengan hal tertentu. Pada jenis paragraf ini sering
digunakan bentuk-bentuk pengibaratan, personifikasi, metapfora, dan
semacamnya.

5. Pola Susunan Daftar


Pola ini lazim digunakan dalam karya-karya ilmiah dan keteknikan
yang seringkali harus mengemukakan informasi dalam bentuk-bentuk
daftar, tabel, dan grafil, dan semacamnya.

14
6. Pola Susunan Contoh
Dalam susunan paragraf ini, kaliamt rinciannya lazim menggunakan
contoh-contoh tentang apa yang dimaksudkan dalam kalimat topik dan
kalimat utama. Pola susuan contoh juga banyak ditemukan dalam tulisan-
tulisan ilmiah.

7. Pola Susunan Gambar


Gambar atau ilustrasi dimaksudkan untuk memperjelas apa yang telah
atau akan dituliskan di dalam sebuah paragraf. Pola susunnan bergambar
lazim ditemukan dalam karya-karya ilmiah.

Selain pola-pola untuk mengembangkan paragraf, terdapat juga metode-


metode pengembangan paragraf sesuai dengan dasar pembentukan alinea yang
dijelaskan di bawah ini.

1. Klimaks dan Anti -Klimaks


Perkembangan gagasan dalam sebuah paragraf dapat disusun dengan
mempergunakan dasar klimaks, yaitu suatu gagasan utama diperinci dengan
sebuah gagasan bawahan yang dianggap paling rendah kedudukannya,
berangsur-angsur dengan gagasan-gagasan lain hingga ke gagasan yang
paling tinggi kedudukannya atau kepentingannya.
Variasi dari klimaks adalah antiklimaks, yaitu penulis mulai dari suatu
gagasan atau tema yang dianggap paling tinggi kedudukannya, kemudian
perlahan-lahan menurun melalui gagasan-gagasan yang lebih rendah hingga
yang paling rendah.

2. Sudut Pandang
Yang dimaksud dengan sudut pandang adalah tempat darimana
seorang pengarang melihat sesuatu. Sudut pandang juga mencakup
pengertian bagaimana pandangan atau tanggapan penulis terhadap subjek
yang sedang digarapnya.

15
3. Perbandingan dan Pertentangan
Yang dimaksud dengan perbandingan dan pertentangan adalah suatu
cara seorang pengarang menunjukkan kesamaan atau perbedaan antara dua
orang, objek, atau gagasan dengan bertolak dari segi-segi tertentu. Segi-segi
perbandingan harus disusun sedemikian rupa sehingga kita dapat sampai
kepada gagasan sentralnya.

4. Analogi
Bila perbandingan dan pertentangan membuat perbedaan antara dua
hal, maka analogi merupakan perbandingan yang sistematis dari dua hal
yang berbeda, tetapi dengan memperlihatkan kesamaan fungsi dari dua hal
tersebut sebagai ilustrasi. Analogi biasanya digunakan untuk
membandingkan sesuatu yang tidak atau kurang dikenal dengan sesuatu
yang dikenal baik oleh umum.

5. Proses
Proses merupakan suatu urutan dan tindakan - tindakan atau perbuatan
perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu, atau urutan dari
sesuatu peristiwa atas kejadian.
Untuk menyusun proses pertama penulis harus mengetahui perincian -
perincian secara menyeluruh. Kedua, ia harus membagi proses tersebut atas
tahap-tahap kejadiannya. Bila tahap-tahap kejadian ini berlangsung dalam
waktu - waktu yang berlainan, maka penulis harus memisahkan dan
mengurutkannya secara kronologis. Ketiga, sesudah melakukan pembagian,
harus dijelaskan tiap tahap tahap secara detail dan tegas sehingga pembaca
dapat melihat seluruh proses itu dengan jelas.

6. Sebab - Akibat
Pengembangan alinea dapat pula dilakukan dengan menggunakan pola
sebab-akibat sebagai dasar. Dalam hal ini sebab bisa bertindak sebagai

16
gagasan utama, sedangkan akibat sebagai perincian pengembangannya.
Tetapi dapat juga terbalik, akibat dijadikan gagasan utama sedangkan untuk
memahami sepenuhnya akibat itu perlu dikemukakan sejumlah sebab
sebagai perinciannya. Persoalan sebab - akibat sebenarnya sangat dekat
hubungannya dengan proses. Bila proses itu dipecah-pecakan untuk mencari
hubungan antara bagian - bagiannya maka proses itu dapat dinamakan
proses kausal, atau sebab-akibat.

7. Umum – Khusus
Cara umum - khusus dan khusus- umum merupakan cara yang paling
umum untuk mengembangkan gagasan – gagasan dalam sebuah alinea
secara teratur. Pertama, gagasan utamanya ditempatkan pada awal alinea,
dan perincian - perincianya terdapat dalam kalimat kalimat berikutnya.
Kedua, dikemukakan perincian – perinciannya, kemudian pada akhir alinea
generalisasinya. Jadi, yang satu bersifat deduktif, sedangkan lainnya bersifat
induktif.

8. Klarifikasi
Yang dimaksud dengan klarifikasi adalah sebuah proses untuk
mengelompokkan gagasan-gagasan yang dianggap mempunyai kesamaan
kesamaan tertentu. Oleh sebab itu, Klarifikasi tertuju pada dua arah yang
berlawanan yaitu :
a. Mempersatukan satuan-satuan ke dalam suatu kelompok.
b. Memisahkan kesatuan tadi dari kelompok yang lain.

9. Definisi
Yang dimaksud dengan definisi dalam pembentukan sebuah alinea
adalah usaha pengarang untuk memberikan keterangan atau arti terhadap
sebuah istilah atau hal.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari makalah, kesimpulan yang dapat diambil adalah paragraf merupakan
bagian dari suatu karangan yang terdiri atas sejumlah kalimat yang
mengungkapkan suatu informasi dengan pikiran utama sebagai pengendalian dan
pikiran penjelas sebagai pendukungan. Struktur-struktur yang ada dalam paragraf
ada dua, yaitu kalimat topik atau kalimat utama dan kalimat penjelas.
Syarat-syarat yang harus dimiliki dalam sebuah paragraf, yaitu kesatuan,
koherensi, dan perkembangan paragraf. Paragraf dianggap mempunyai kesatuan,
jika kalimat-kalimat didalamnya tidak terlepas dari topiknya atau selalau relevan
dengan topik. Syarat kedua harus dipenuhi oleh sebuah paragraf ialah koherensi
atau kepaduan, yakni adanya hubungan yang harmonis, yang memperlihatkan
kesatuan kebersamaan antara satu kalmat dengan kalimat yang lainnya dalam
sebuah paragraf. Syarat ketiga adalah perkembangan paragraf maksudnya adalah
paragraf diarahkan untuk memperkuat memberikan argumentasi, atau
mengkongkritkan pernyataan atau gagasan pokok yang disampaikan dalam
kalimat inti di awal paragraf.
Dalam makalah dijelaskan jenis-jenis paragraf berdasarkan letak kalimat
utamanya, jenis-jenis paragraf berdasarkan isinya dan jenis-jenis paragraf
berdasarkan fungsi dan tujuannya. Ada empat jenis paragraf berdasarkan letak
kalimat utamanya, yaitu deduktif, induktif, deduktif dan induktif, dan deskriptif
dan naratif. Ada lima jenis paragraf berdsarkan isinya, yaitu paragaf deskripsi,
paragraf eksposisi, paragraf argumentasi, paragraf narasi, dan paragraf persuasi.
Ada tiga jenis paragraf berdasarkan fungsi dan tujuannya, yaitu paragraf
pembuka, paragraf penghubung, dan paragraf penutup.
Secara umum, paragraf dapat dikembangkan melalui beberapa pola, yaitu
pola urutan ruang dan waktu, pola sebab-akibat, pola susunan pembanding, pola
susunan ibarat, pola susunan contoh, pola susunan daftar, pola susunan gambar.
Selain pola-pola untuk mengembangkan paragraf, terdapat juga metode-metode

18
pengembangan paragraf, yaitu klimaks dan anti –klimaks, sudut pandang,
perbandingan dan pertentangan, analogi, proses, sebab – akibat, umum – khusus,
klarifikasi, definisi.

B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan para pembaca dan khususnya
penulis dapat mengetahui, memahami dan menambah wawasan tentang paragraf.
Diharapkan juga pemahaman tentang paragraf ini dapat diaplikasikan dengan
benar dalam penulisan.

19
DAFTAR PUSTAKA

R.S.,Ahmad dan Hendri P.2015.Menguasai Bahasa Indonesia.Bandung: Yarama


Widya.
Faizal, Hasanah.2008.Mata Kuliah Dasar Umum Bahasa Indonesia.Pekanbaru:
Cendikia Insani.

20

Anda mungkin juga menyukai