Anda di halaman 1dari 14

Makalah

Paragraf dalam Bahasa Indonesia

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


bahasa Indonesia yang dibina oleh Ibu Anri Novitria, M.Pd

Kelompok V
Rafiqa Dwi Larasati
Sandi Dian Saputra
Prima Ramadhoan
Muhammad Gunawan

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH MATARAM
2019

i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “PARAGRAF DALAM
BAHASA INDONESIA”.
Sebagaimana pepatah lama berbunyi, ‘Tiada gading yang tak retak’, penulis
tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Sehubungan dengan
semua itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah
ini, agar nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya
kepada Dosen Bahasa Indonesia kami yang telah membimbing dalam menulis
makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Mataram, 16 Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………...1
1.1 Latar Belakang...........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………..3
1.1 Paragraf atau Alinea dalam Bahasa Indonesia...........................3
1.2 Jenis Paragraf atau Alinea..........................................................4
1.3 Syarat Paragraf Efektif..............................................................6
1.4 Paragraf Akademik....................................................................6
1.5 Pengembangan Paragraf............................................................7
BAB III PENUTUP………………………………………….……………10
1.1 Kesimpulan..............................................................................10
1.2 Saran........................................................................................10
DAFTAR RUJUKAN……………………………………………………...11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Umumnya kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah adalah
mengungkapkan pikiran menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Sering
dilupakan perbedaan antara paragraf atau alinea dan kalimat. Suatu kalimat
dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait dalam kalimat lain
yang membentuk paragraf. Paragraf merupakan sajian kecil sebuah karangan
yang membangun satuan pikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh
penulis dalam karangan.
Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya hasil
penggabungan beberapa kalimat.Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat
menjadi paragraf, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan.
Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu
gagasan(gagasan tunggal).Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf
itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.
Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya
terdiri atas satu kalimat. Akan tetapi, dalam pembahasan ini wujud alinea
semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping bentuknya
yang kurang ideal jika ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang
dipakai dalam tulisan ilmiah. Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide
yang lebih luas dari sudut pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf
sebenarnya sudah memasuki kawasan wacana atau karangan sebab formal
yang sederhana boleh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa
kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan
sebuah karangan.
Penyusunan paragraf akan mudah, ketika kita mampu memahami paragraf
dengan baik. Oleh karena itu, pada makalah ini kami akan membedah tentang
paragraf, jenis-jenis paragraf, syarat paragraf efektif, paragraf akademik, dan
pengembangan paragraf.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam makalah
ini sebagai berikut :
1. Bagaimanakah paragraf di dalam bahasa Indonesia?
2. Apa sajakah jenis-jenis paragraf ?
3. Apa sajakah yang menjadi syarat-syarat paragraf efektif ?
4. Apa yang dimaksud paragraf akademik?
5. Bagaimanakah teknik-teknik pengembangan paragraf?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, maka tujuan
penulisan makalah ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimanakah paragraf secara umum di dalam bahasa
Indonesia.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis paragraf.
3. Untuk mengetahui syarat-syarat paragraf efektif.
4. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan paragraf akademik.
5. Untuk mengetahui teknik-teknik pengembangan paragraf.

2
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Paragraf atau Alinea dalam Bahasa Indonesia
Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan
atautopik. Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran
atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut.
Sebuah pargraf mungkin terdiri atas sebuah kalimat, mungkin terdiri atas
duah buah kalimat, mungkin juga lebih dari dua buah kalimat. Bahkan, sering
kita temukan bahwa satu paragraf berisi lebih dari lima buah kalimat.
Walaupun paragraf itu mengandung beberapa kalimat, tidak satupun dari
kalimat-kalimat itu yang memperkatakan soal lain. Seluruhnya
memperbincangkan satu masalah atau sekurang-kurangnya bertalian erat
dengan masalah itu (Arifin dan Tasai, 2008:115).
Contoh sebuah paragraf.
Sampah selamanya selalu memusingkan. Berkali-kali masalahnya
diseminarkan dan berkali-kali pulajalan pemecahannya dirancang. Akan
tetapi, keterbatasan-ketrbatasan yang kita miliki tetap menjadikan sampah
sebagai masalah yang pelik. Pada waktu seminar-seminar itu berlangsung,
penimbunan sampah terus terjadi. Hal ini mengunadang keprihatinan kita
karena masalah sampah banyak sedikitnya mempunyai kaitan dengan
masalah pencemaran air dan banjir. Selama pengumpulan, pengangkutan,
pembuangan akhir, dan pengolahan sampah itu belum dapat dilaksanakan
dengan baik, selama itu pula sampah menjadi masalah.
Paragraf ini terdiri atas lima kalimat. Semua kalimat itu membicarakan
soal sampah. Oleh sebab itu, paragraf itu mempunyai topik “masalah
sampah” karena pokok masalah dalam paragraf itu adalah masalah sampah.
Dalam tulisan-tulisan lain mungkin kita menjumpai topik paragraf, seperti
1. Peranan bahasa dalam kehidupan;
2. Penyebab kebakaran hutan;
3. Perombakan kabinet;
4. Tragedi Semanggi;

3
5. Kehidupan di ruang angkasa.
Topik paragraf adalah pikiran utama di dalam sebuah paragraf. Semua
pembicaran dalam paragraf itu terpusat pada pikiran utama ini. Pikiran utama
itulah yang menjadi topik persoalan atau pokok pembicaraan. Oleh sebab itu,
ia kadang-kadang disebut juga gagasan pokok didalam sebuah paragraf, itulah
topik paragraf. Topik paragraf dijabarkan dalam kalimat topik atau kalimat
utama (Arifin dan Tasai, 2008:115).

1.2 Jenis Paragraf atau Alinea


Paragraf dalam sebuah karangan biasanya terbagi dalam tiga jenis yakni
paragraf pembuka, paragraf pengembang, dan paragraf penutup(Rahardi,
2010:121-122). Karangan atau tulisan minimal dalam bidang apapun, hampir
selalu memiliki konstruksi tiga paragraf demikian ini. Termasuk dalam
penulisan surat, penyusunankarya ilmiah, ataupun dalam konteks lainnya.
Sebagai contoh dalam karya ilmiah, baik populer maupun akademik yang
berlaku universal itu, juga mengikuti prinsip penjenisan paragraf seperti yang
telah disampaikan. Esay ilmiah yang anda tulis untuk sebuah media masa,
mungkin wujudnya kolom, catatan, opini, feature, atau yang lainnya, juga
dipastikan akan setia dengan penjenisan paragraf yang demikian ini.
Penjelasan mengenai jenis-jenis paragraf (Rahardi, 2010:122-126) sebagai
berikut:
1. Paragraf Pembuka
Dapat dikatakan sebagai paragraf pembuka karena tugas
pokoknyamemang adlah untuk membuka dan mengantarkan pembaca agar
dapat memasuki paragraf-paragraf pengembang yang akan dihadirkan
kemudian. Sebagai pembuka atau pengantar, paragraf pembuka harus dibuat
menarik atau memikat pembaca agar mereka mau meneruskan masuk ke
dalam paragraf-paragraf yang selanjutnya.
Untuk maksud-maksud yang sifatnya khusus, dapat pula sebuah paragraf
dilengkapi dengan sitiran yang penting dari seorang tokoh, atau mungkin juga

4
dari seorang filsuf, sehingga paragraf pembuka itu benar-benar akan dapat
memliki arti signifikan bagi pembaca dan pembaca bakal dapat terus masuk
ke dalam bagian-bagian yang selanjutnya. Untuk karangan ilmiah yang
bersifat akademik-formal, bisa pula dicantumkan latar belakang masalah dan
permasalahan yang hendak diangkat di dalam tulisan itu. Demikian pula
dengan tujuan penulisannya tidak juga dilarang dimasukkan di dalam paragraf
pembuka yang demikian ini.
2. Paragraf Pengembang
Paragraf pengembang atau paragraf isi sesungguhnya berisi inti atau esensi
poko beserta seluruh jabarannya dari sebuah karya tulis itu sendiri. Dengan
paragraf pengantar, para pembaca budiman sesungguhnya dibawa dan
diarahkan untuk dapat masuk ke dalam paragraf-paragraf pengembang ini.
Ukuran dari paragraf pengembang tidak pernah ditentukan dalam sebuah
karya ilmiah. Banyak sedikitnya paragraf sesungguhnya tidak dapat
digunakan sebagai parameter baik atau tidaknya paragraf pengembang dari
sebuah karya ilmiah. Bisa jadi, paragraf pengembang yang berpanjang-
panjang sama sekali tidak dapat menyampaikan esensi dari karangan atau
tulisan itu.
Demikian sebaliknya, paragraf pengembangan yang hanya pendek saja
tidak dapat digunakan sebagai peranti dan justifikasi untuk mengatakan
bahwa paragraf pengembang itu tidak baik. Jadi, yang menjadi parameter atau
ukuran itu adalah kentuntasan dari pemaparan atau penguraian tema karangan
dan kalimat tesis yang ada dalam karangan atau tulisan itu.
3. Paragraf Penutup
Paragraf penutup bertugas mengakhiri sebuah tulisan atau karangan.
Semua karangan pasti diakhiri dengan paragraf penutup untuk menjamin
bahwa permasalahan yang dipampangkan pada awal paragraf karangan itu
terjawab secara jelas tegas dan tuntas di dalam paragraf-paragraf
pengembang, dan disimpulkan atau ditegaskan kembali di dalam paragraf
penutup.

5
Jadi, isi paragraf penutup itu dapat berupa simpulan atau penegasan
kembali pemaparan yang telah disajikan sebelumnya. Atau, adakalanya pula
sebuah paragraf penutup berisi rangkuman dari perincian-perincian jabaran
yang telah dilakukan sebelumnya di dalam bagian isi karangan atau tulisan.
Selain itu, paragraf penutup dalam karangan ilmiah juga bertugas untuk
meninggalkan bahan-bahan perenungan yang bisa dijadikan di dalam bentuk
kalimat tanya reflektif dan retoris. Bukanlah maksud dari pertanyaan itu
untuk mengundang jawaban yang b aru di dalam paragraf itu, tetapi dengan
pertanyaan itu, segala persoalan dan jawaban yang telah disampaikan di
dalam tulisan atau karangan itu dipersilakan untuk dibatinkan di kedalamanan
hati para pembaca budiman.

1.3 Syarat Paragraf Efektif


Seperti halnya dengan kalimat, sebuah alinea juga harus memenuhi syarat-
syarat tertentu. Menurut Keraf (2004:74-75)Alinea yang baik dan efektif
harus memenuhi ke-tiga syarat berikut:
1. Kesatuan: yang dimaksud dengan kesatuan dalam alinea adalah bahwa
semua kalimat yang membina aliena itu secara bersam-sama
menyatakan suatu hal, suatu tema tertentu.
2. Koherensi: yang dimaksud dengan koherensi adalah kekompakan
hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain yang
membentuk alinea itu.
3. Perkembangan alinea: perkembangan alinea adalah penyusunan atau
perincian dari pada gagasan-gagasan yang membina alinea itu.

1.4 Paragraf Akademik


Paragraf akademik adalah paragraf yang berstruktur kalimat topik, kalimat
penjelas atau pendukung, dan kalimat konklusi. Paragraf akademik
menggunakan ragam bahasa formal berdasarkan ejaan baku, istilah baku, tata
bahasa baku. Paragraf akademik menggunakan penalaran ilmiah:
pendahuluan, pembahasan, dan penutup (Course Hero, 2019).

6
Berikut struktur paragraf akademik yang terdiri atas tiga bagian serta
bentuk contoh dari masing-masing bagian tersebut:
a. Kalimat topik (KT) : 1. Membaca itu menyenangkan.
b. Kalimat penjelas (KP) : 2. Kesenangan itu dihasilkan dengan
membaca buku. 3. Keberhasilan itu
dapat menghasilkan kepuasan kognitif,
afektif, dan psikis.
4. Selain itu, membaca dapat menghasilkan
kreativitas baru yang dapat memberikan
kepuasan akademik.
c. Kalimat konklusi (KK) : 5. Jelaslah bahwa membaca itu
menyenangkan dan memberi kepuasan
kepada pembaca

1.5 Pengembangan Paragraf


Paragraf harus diuraikan dan dikembangkan oleh para penulis atau
pengarang dengan variatif. Sebuah karangan ilmiah bisa mengambil salah
satu model pengembangan atau bisa pula mengkombinasikan beberapa model
sekaligus. Menurut Rahardi (2010:129-130)pengembangan-pengembangan
paragraf adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan Alamiah
Pengembangan paragraf yang berciri alamiah didasarkan pada fakta
spesial dan kronologi. Jadi, pengembangan itu harus setia pada urutan
tempat, yakni dari titik tertentu menuju titik yang tertentu pula dalam
sebuah dimensi deskripsi. Adapun yang dimaksud dengan setia pada
urutan waktu adalah bahwa pengembangan itu harus bermula dari titik
waktu tertentu dan berkembang terus sampai pada titik waktu yang
selanjutnya. Deskripsi objek tertentu, deskripsi data, dongeng, atau narasi
yang lainnya, mengadopsi model pengembangan alamiah yang demikian
ini.

7
2. Pengembangan Deduksi-Induksi
Pengembangan paragraf dengan model deduksi dimulai dari sesuatu
gagasan yang sifatnya umum dan diikuti dengan perincian-perincian yang
sifatnya khususdan terperinci. Sebaliknya yang dimaksud dengan
pengembangan paragraf dalam model induksi adalah pengembangan yang
dimulai dari hal hal yang sifatnya khusus, mendetail, terperinci, menuju ke
hal-hal yang sifatnya umum. Jadi, model-model pengembangan paragraf
yang disebutkan terakhir ini sejalan dengan alur berpikir yang pernah
disampaikan pada bab-bab terdahulu, yakni berpikir dalam kerangka
deduktif, induktif, maupun abduktif.
3. Pengembangan Analogi
Pengembangan paragraf secara analogis lainnya dimulai dari sesuatu
yang sifatnya umum, sesuatu yang banyak dikenal oleh publik, sesuatu
yang banyak dipahami kebenenaranya oleh orang dengan sesuatu yang
masih baru, sesuatu yang belum banyak dipahami publik. Dengan cara
analogi yang demikian itu diharapkan orang akan menjadi lebih mudah
dalam memahami dan menangkap maksud dari sesuatu yang hendak
disampaikan dalam paragraf itu. Jadi, tujuan dari analogi itu sesungguhnya
adalah untuk memudahkan pemahaman pembaca, sehingga sesuatu yang
masih kabur, samar-samar, bahkan mungkin sesuatu yang sangat sulit, bisa
menjadi lebih mudah ditangkap dan gampang dipahami.
4. Pengembangan Klasifikasi
Paragraf yang dikembangkan dengan mengikuti prinsip klasifikasi
juga akan dapat memudahkan pembaca dalam memahami isinya. Dengan
cara klasifikasi itu, maka tipe-tipe yang sifatnya khusus atau spesifik akan
dapat ditemukan. Sesuatu yang sifatnya kolosal, sangat besar, sangat umun
akan bisa sangat sulit untuk dapat dipahami oleh pembaca jika tidak
ditipekan atau diklasifasikan terlebih dahulu. Nah, paragraf yang
dikembangkan dengan cara yang demikian ini akan sangat memudahkan
pembaca karena kelas-kelasnya jelas, tipe-tipenya juga sangat jelas.
Penjelasan dapat dilakukan dengan bermacam-macam cara, mungkin

8
berdasarkan keasamaan karakter, bentuknya, ciri dan sifatnya, dan
selanjutnya.
5. Pengembangan Komparatif dan Kontraktif
Sebuah paragraf dalam karangan ilmiah juga dapat dikembangkan
dengan cara diperbandingkan dimensi-dimensi kesamaanya. Kesamaan itu
bisa bisa cirinya, karakternya, tujuannya, bentuknya, dan seterusnya.
Pembandingan yang dilakukan dengan cara mencermati dimensi-dimensi
kesamaanya untuk mengembangankan paragraf yang demikian ini dapat
disebut dengan model pengembangan komoperatif sebaliknya,
perbandingan yang dilakukan dengan cara mencermati dimensi-dimensi
perbedaannya dapat disebut dengan perbandingan kontrastif.
6. Pengambangan Sebab-Akibat
Sebuah paragraf dapat dikembangkan dengan model sebab-akibat atau
sebaliknya akibat-sebab. Pengembangan paragraf dengan cara demikian
ini juga lazim disebut sebagai pengembangan yang sifatnya rasional.
Dikatakan sebagai pemngembangan yang sifatnya rasional karena
lazimnya orang berpikir dari sebab-sebab dan bermuara pda aklibat-akibat.
Atau sebaliknya dapat juga pengembangan itu berangkat dari akibat-akibat
dari terlebih dahulu, kemudian beranjak masuk pada sebab-sebabnya.
Karya-karya ilmiah sangat lazim menggunakan model pengembangan
paragraf yang disebutkan terakhir ini.
7. Pengembangan Klimaks- Antiklimaks
Paragraf dapat dikembangkan pula dari puncak puncak peristiwa yang
sifatnya kecil-kecil dan beranjak terus maju ke dalam puncak peristiwa
yang paling besar atau paling optimal, kemudian berhenti dipuncak yang
paling optimal tersebut. Akan tetapi, adapula paragraf yang
pengembangannya masih diteruskan ke dalam tahap penyelesaian yang
selanjutnya, yakni antiklimaks. Model pengembangan paragraf yang
diebutkan terakhir ini tidak sangat lazim ditemukan didalam karya ilmiah.
Kebanyakan narasi atau cerita serta dongeng-dongeng pengantar tidur
menrapkan model pengembangan paragraf yang demikian.

9
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan
atau topik. Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran
atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut.
Topik paragraf adalah pikiran utama didalam sebuah paragraf. Semua
pembicaraan dalam paragraf tersebut terpusat pada pikiran utama ini. Pikiran
utama itulah yang menjadi topik persoalan atau pokok pembicaraan.
Berdasarkan jenisnya paragraf atau alinea dibagi menjadi tiga bagian yaitu,
paragraf/alinea pembuka, paragraf/alinea tubuh atau pengembangan,
paragraf/alinea penutup. Paragraf yang baik dan efektif harus memenuhi 3
syarat yaitu : Kesatuan, Koherensi, dan Perkembangan alinea. Paragraf atau
alinea dapat ditandai dengan memulai pertama agak menjorok ke dalam atau
memberikan jarak agak renggang dari paragraf sebelumnya.
Paragraf akademik adalah paragraf yang berstruktur kalimat topik, kalimat
penjelas atau pendukung, dan kalimat konklusi. Paragraf akademik
menggunakan ragam bahasa formal berdasarkan ejaan baku, istilah baku, dan
tata bahasa baku.
Pada umumnya ada tujuh metode yang digunakan untuk pengembangan
paragraf yaitu, Alamiah, Deduksi-Induksi, Analogi, Klasifikasi, Komperatif-
Kontraktif, Sebab-Akibat, dan Klimaks-Antiklimaks.
1.2 Saran
Makalah ini dapat memberikan pengetahuan secara mendalam tentang
paragraf dan bisa memahami lebih lanjut tentang paragraf yang baik. Makalah
ini dapat berguna sebagai bahan edukasi dan tinjauan bagi pelajar,
mahasiswa, maupun semua kalangan.

10
DAFTAR RUJUKAN

Arifin, E. Zaenal dan Tasai.2008.Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan


Tinggi.Jakarta:CV Akademika Pressindo.(buku)
Keraf, Gorys.2004.Komposisi:Sebuah Pengantar Kemahirah Bahasa.Flores:Nusa
Indah.(buku)
(https://coursehero.com/file/25004775/PARAGRAF-
AKADEMIKppt/diakses10Oktober2019).

Rahardi, R.Kunjana.2010.Bahasa Indonesia untuk Perguruan


Tinggi.Jakarta:Penerbit Erlangga. (buku)

11

Anda mungkin juga menyukai