Anda di halaman 1dari 9

PENGEMBANGAN PARAGRAF BERDASARKAN TEKNIK DAN ISI

PARAGRAF.

MACAM MACAM TEKNIK PENGEMBANGAN PARAGRAF DAN MEMBUAT


SEBUAH PARAGRAF

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH

Bahasa Indonesia Keilmuan

Yang dibina oleh Peni Dyah Anggari, M.Pd.

Disusun oleh:

Nama : Ummi Nazla Maghfiroh

Offering : jj

NIM : 180422623061

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTASI

SEPTEMBER 2018
PENGEMBANGAN PARAGRAF

Pengertian Paragraf

Paragraf merupakan gabungan dari beberapa kalimat yang saling berkaitan antara satu
kalimat dengan kalimat yang lainnya dalam membahas sebuah topik.

Menurut Gorys Keraf paragraf sama dengan alinea, yakni kesatuan pikiran dari beberapa
kalimat yang bertalian untuk membentuk sebuah gagasan (1980 : 25).

Paragraf itu semacam pembagian dan pembuatan paragraf itu merupakan satu cara untuk
membeda-bedakan bagian-bagian dari satu karangan. Paragraf itu merupakan bagian yang
berada diantara kalimat sebagai suatu kesatuan yang kecil dengan bab sebagai bagian yang
lebih besar. Paragraf itu memegang peranan penting untuk mengorganisasikan pikiran-pikiran
kita kedalam bagian-bagian atau kelompok.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, paragraf adalah kumpulan kalimat yang
memiliki sebuah ide pokok dan diikuti oleh kalimat-kalimat penjelas dari ide pokoknya serta
memiliki unsur kelengkapan kalimat untuk mendukung penjelasan-penjelasan mengenai ide
pokoknya.

Dalam pengembangan paragraf ada beberapa teknik yang dapat digunakan. Teknik-
teknik tersebut antara lain::

1. Teknik Alamiah

Teknik alamiah merupakan pengembangan paragraf berdasarkan urutan waktu dan


ruang. Urutan seperti ini biasa disebut dengan istilah kronologis. Adapun maksud
penyampaian informasi diharapkan memudahkan pembaca. Sebagai Contoh :

“Menendang bola dengan sepatu baru dikenalnya sekitar tahun 1977, saat ia baru lulus dari
stm negeri 3 jurusan teknik elektro. Yang pertama kali melatihnya adalah klub halilintar. Dari
sini prestasinya terus menanjak hingga kemudian ia dapat bergabung dengan klub pelita jaya
sampai sekarang. Tahun 1984 ia pernah dipanggil untuk memperkuat PSSI ke merdeka
games di malaysia. Waktu ia dipanggil lagi untuk turnamen di Burnei tahun 1985, ia gagal
memenuhinya karena kakinya cedera.[3]”

2. Teknik Klimaks dan Antiklimaks

Teknik klimaks dimulai dari hal yang gradasinya kurang penting menuju ke hal yang
gradasinya sangat penting. Sedangkan Antiklimaks dimulai dari informasi yang memiliki
gradasi tinggi (penting) menuju informasi yang gradasinya rendah. Sebagai Contoh:

“Bentuk traktor mengalami perkembangan dari zaman ke zaman seiring dengan kemajuan
teknologi yang dicapai umat manusia. Pada waktu mesin uap baru jaya-jayanya, ada traktor
yang dijalankan dengan mesin uap. Pada waktu tank menjadi pusat perhatian orang, traktor
pun ikut-ikutan diberi model seperti tank. Keturunan traktor model tank ini sampai sekarang
masih dipergunakan orang, yaitu traktor yang memakai roda rantai. Traktor semacam ini
adalah hasil perusahaan carterpilar. Di samping carterpiler , ford pun tidak ketinggalan dalam
pembuatan traktor dan alat-alat pertanian lainnya. Jepang pun tidak mau kalah bersaing
dalam bidang ini. Produk jepang yang khas di Indonesia terkenal dengan nama padi traktor
yang bentuknya sudah mengalami perubahan dari model-model sebelumnya.”

Pikiran utama dari paragaraf diatas adalahbentuk traktor mengalami perkembangan


dari zaman ke zaman. Pikiran utama itu kemudian dirinci dengan gagasan “traktor yang
dijalankan dengan mesin uap, traktor yang memakai roda rantai, traktor buatan ford, dan
traktor buatan Jepang.

Variasi dari klimaks adalah antiklimaks pengembangan dengan antiklimaks dilakukan


dengan cara menguraikan gagasan dari yang paling tinggi kedudukannya, kemudian
perlahan-lahan menurun ke gagasan lain yang lebih rendah.

3. Teknik Umum Khusus(Deduktif) dan Khusus Umum(Induktif)

Teknik umum khusus dimulai dari gagasan utama dan dilanjutkan dengan hal khusus sebagai
pengembangannya. Sedangkan teknik khusus umum dimulai dari hal-hal khusus yang
merupakan penjelasan kemudian disimpulkan menjadi hal atau gagasan umum. Simpulan
tersebut merupakan gagasan utama atau pokok pikiran paragraf tersebut.

a. Contoh Teknik Umum Khusus (Deduktif)

“Salah satu kedudukan Bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa Nasional. Kedudukan ini
dimiliki sejak dicetuskannya sumpah pemuda pada tanggal 28 oktober 1928. Kedudukan ini
mungkinkan oleh kenyataan bahwa bahasa melayu yang mendasari Bahasa Indonesia telah
menjadi lingua franca selama berabad-abad diseluruh tanah air kita. Hal ini ditunjang lagi
oleh faktor tidak terjadinya persaingan bahasa, maksudnya persaingan bahasa daerah yang
satu dengan bahasa daerah yang lain untuk mencapai kedudukannya sebagai bahasa
Nasional.”

b. Contoh Teknik Khusus Umum (Induktif)

“Dokumen-dokumen dan keputusan-keputusan serta surat menyurat yang dikeluarkan


pemerintah dan badan-badan kenegaraan lainnya ditulis dalam Bahasa Indonesia. Pidato-
pidato, terutama pidato kenegaraan, ditulis dan diucapkan dengan Bahasa Indonesia .hanya
dalam keadaan tertentu, demi kepentingan antar bangsa kadang-kadang pidato resmi ditulis
dan diucapkan dalam bahasa asing, terutama bahasa inggris. Demikian juga pemakaian
Bahasa Indonesia oleh masyarakat Indonesia dalam upacara, peristiwa, dan kegiatan
kenegaraan. Dengan kata lain, komunikasi timbal balik antara pemerintah dengan masyarakat
berlangsung dengan menggunakan Bahasa Indonesia.”
4. Teknik Perbandingan dan Pertentangan

Teknik ini mencoba memperjelas gagasan utama dengan jalan membandingkan dan
mempertentangkan hal-hal yang dibicarakan. Dalam hal ini penulis menunjukkan persamaan
dan perbedaan antara dua hal. Hal-hal yang dapat dibandingkan adalah tingkat kesamaan dan
perbedaan kedua hal tersebut.

a. Contoh Kalimat Perbandingan

“Seruan”kiri bang” seorang penumpang angkot untuk turun dari mobil yang ditumpanginya,
misalnya di Bandung, mungkin tidak lazim di beberapa daerah lain seperti: Manado,
Gorontalo, dan Malaysia, yang membuat para penumpang serempak menengok kekiri.
Seperti halnya di Bandung, di Jakarta juga menggunakan seruan “kiri bang” untuk
menghentikan angkot. Akan tetapi, di Manado kata yang di serukan yaitu ”muka”, sementara
itu, seruan ”minggir!” lazim di gunakan di daerah Lampung untuk menandakan penumpang
yang akan berhenti. Lain halnya dengan di Padang, meskipun penumpang yang turun lebih
dari satu atau mungkin seluruh penumpangnya, kata seruan yang digunakan ”siko cieh!” yang
berarti ”di sini satu!”. (Mulyana, 2000:259).

b. Contoh Kalimat Pertentangan

“Orde 1998-2006 atau orde politik Indonesia kini jauh berbeda dari ”Orde 1997-1998.” Ini
menyebabkan kehidupan dan penegakan hukum dalam kedua periode orde itu juga berbeda
besar. Orde pemerintah Soeharto memiliki kecendrungan kuat ke arah sentralisme, otoriter,
dan represif. Kekuasaan politik dengan efisien dan efektif mengendalikan kekuasaan publik,
baik legislatif, eksekutif, maupun yudikatif. Meski peraturan yang membolehkan campur
tangan presiden ke dalam pengadilan dicabut dalam priode itu, tetapi pencabutan itu tidak
dapat menahan kekuatan politik Soeharto untukmencampuri urusan pengadilan. Sejak 1998,
orde politik disebut reformasi bertolak belakang dengan watak orde sebelumnya.”

5. Teknik Analogi

Teknik ini digunakan untuk membandingkanatau menyamakan sesuatu dengan yang


sudah dikenal dengan yang kuran dikenal. Tujuannya adalah untuk menjelaskan hal yang
kurang dikenal tersebut. Analogi juga biasa dilakukan seseorang dalam membuat simpulan
yang didasarkan aas sesuatu yang sudah ada. Akan tetapi, model berpikir analogi ini tidak
selalu benar. Untuk itu dalam karya ilmiah jarang digunakan. Sebagai contoh :

“Dalam persoalan Poso, kita memang diingatkan bahwa penanganannya tidaklah mudah.
Ibaratnya kita diminta untuk memegang telur. Kalau terlalu keras memegangnya, telur itu
akan pecah, tetapi kalau terlalu longgar juga akan pecah karena akan terlepas dari tangan.
Kita harus menanganinya secara tepat dan harus menjadi perhatian kita bersama janganlah
masalah ini membuat kita sebagai bangsa menjadi pecah. Kasihan para pahlawan dan mereka
yang berharap masa depan.”(Kompas, 2006:6).
6. Teknik Contoh-Contoh

Teknik ini memberikan hal yang konkret yang dapat memberikan bukti atau
penjelasan kepada pembaca yang bersifat lebih umum. Hal tersebut biasa disebut
generalisasi. Pengambilan simpulan secara generalisasi diperlukan contoh-contoh yang valid,
sehingga dapat disimpulkan dengan tepat (benar). Sebagai contoh :

“Selain tipe introver, sifat manusia yaitu ekstrover. Tipe ekstrover yaitu orang-orang yang
perhatiannya lebih diarahkan keluar dirinya, kepada orang lain, dan kepada masyarakat.orang
yang tergolong tipe ekstrover memiliki sifat-sifat tertentu contohnya berhati terbuka, lancar
dalam pergaulan, ramah tamah, penggembira,mudah memengaruhi,dan mudah dipengaruhi
oleh orang lain.” (Purwanto, 1984:147)

7. Teknik Sebab Akibat

Teknik sebab akibat dapat diwujudkan dengan melihat hubungan antarkalimat dalam
paragraf. Hubungan kalimat yang satu dengan yang lain dapat berbentuk sebab-akibat. Sebab
dapat berfungsi sebagai kalimat utama dan dijelaskan dengan beberapa penyebab sebagai
perinciannya sehingga pembaca mudah memahaminya. Sebagai Contoh :

“Seharusnya Indonesia telah menerapkan negara kesejahteraan sejak awal kemerdekaan.


Program Jamsostek baru dimulai pada 1976 sehingga Indonesia tertinggal membentuk
tabungan nasional. Padahal, Malaysia telah memulainya sejak 1959. Akibatnya, saat krisis
melanda Asia pada 1997/1998, Indonesia paling sulit untuk bangkit lagi. Oleh karena itu,
Indonesia perlu melakukan reformasi penyelenggaraan program jaminan sosial.[7]”

8. Teknik Definisi Luas

Teknik ini merupakan pemberian penjelasan tentang sesuatu dengan beberapa kalimat
untuk memperjelas definisi. Terkadang penulis menguraikan penjelasan tersebut ke dalam
beberapa kalimat, bahkan beberapa alinea/paragraf. Sebagai contoh :

“Apakah psikologi itu? R.S Woodworth berpendapat,”Psikologi adalah ilmu jiwa. Sedangkan
menurut Crow dan Crow “Psikologi adalah kejiwaan manusia dalam berinteraksi dengan
dunia sekitarnya.”sementara itu, Santian mengemukakan bahwa psikologi merupakan
perwujudan tingkah laku manusia.“

9. Teknik Klasifikasi

Teknik klasifikasi merupakan penggunaan cara pengelompokan hal-hal yang sama


untuk memperjelas kalimat utama. Pada mulanya penulis mengelompokkan suatu hal
berdasarkan persamaannya kemudian diperinci lagi lebih lanjut kedalam kelompok-kelompok
yang lebih kecil. Pengelompokkan yang didasarkan pada persamaan biasanya dapat
memberikan sebuah simpulan yang tepat. Sebagai contoh :
“Dalam karang mengarang atau tulis menulis, dituntut beberapa kemampuan antara lain
kemampuan yang berhubungan dengan kebahasaan dan kemampuan pengembangan atau
penyajian. Yang termasuk kemampuan kebahasaan adalah kemampuan menerapkan ejaan,
kosa kata dan kalimat. Sedangkan yang dimaksud dengan kemampuan pengembangan ialah
kemampuan menata paragraf, kemampuan membedakan pokok bahasan, subpokok bahasan,
dan kemampuan membagi pokok bahasan dalam urutan yang sistematik.
Pengembangan paragraf dari hasil wawancara

Mahasiswa adalah panggilan untuk orang sedang menempuh pendidikan tinggi di sebuah
universitas atau perguruan tinggi setelah menempuh pendidikan SMA/SMK atau setaranya.
Mereka melanjutkan ke perguruan tinggi dengan bermaksud mengembangkan ilmu yang
mereka peroleh di sekolah dan di masyarakat. Namun, tidak sedikit dari mereka yang
melanjutkan ke perguruan tinggi hanya untuk mencari kesenangan dan tren semata. Langkah
mahasiswa untuk menuju suatu perubahan bukanlah sesuatu yang mudah untuk di capai
dengan hanya belajar saja. Berbagai rintangan yang harus di lalui selama berada di dunia
kampus harus memilki strategi yang baik dan sesuai dengan tujuannya. Untuk memulai
kuliah, bukanlah yang mudah untuk di capai tanpa sebuah pengorbanan yang lebih, mulai
dari meluangkan waktu, pikiran sampai menghabiskan, tenaga, biaya, dan lain-lain. Tentu
dibalik semua itu adalah sebuah perjuangan untuk meraih sebuah impian yang ingin kita
capai selama menjalani kuliah, karena semua itu merupakan sesuatu yang berharga yang
harus di bayar. Ada satu hal yang unik di setiap kampus, dimanapun itu, di angkatan
berapapun, yakni adanya mahasiswa rantau. Menjadi mahasiswa rantau adalah suatu
tantangan besar bagi seseorang. Diterima kuliah di suatu universitas di luar kota jauh dari
rumah membuat seseorang mau tak mau harus menerima status barunya sebagai mahasiswa
rantau. Tentu saja menjadi mahasiswa rantau bukanlah hal biasa yang mudah untuk dijalani.
Bayangkan saja kamu harus beradaptasi mulai dari nol untuk bisa bertahan hidup di
lingkungan barumu, lingkungan perantauanmu. Semua harus kamu mulai dari awal, untuk
belajar kebudayaan baru, kebiasaan baru, teman-teman baru, dan lingkungan tempat tinggal
yang baru. Itulah yang membuat mahasiswa rantau unik, karena mereka memiliki
kemampuan yang lebih dibandingkan dengan mahasiswa yang bukan perantau.

Iga Rosanthi, atau yang biasa dipanggil Iga adalah salah satu contoh mahasiswa baru
perantauan. Iga merupakan anak kedua, dari dua bersaudara. Ia lahir di Tabanan, 25 Februari
2000. Ia memiliki kakak laki laki bernama Arizal. Umur Iga, dengan kakaknya berjarak 5
tahun. Kakaknya baru saja selesai menempuh pendidikan S1 Teknik Industri Pangan, di
Universitas Brawijaya. Iga sangat suka menggambar sejak kecil. Cita-citanya adalah menjadi
orang sukses yang serba berkecukupan. Dari kecil, hingga SMA Iga tinggal di Kota Tabanan
bersama orang tuanya. Dia memulai pendidikannya pada saat umur 5 tahun. Ia bersekolah di
taman kanak kanak Pancasari Tabanan. Tidak berapa lama kemudian ia melanjutkan
pendidikan di SDN 2 Tabanan, selama 6 tahun. Lalu ia melanjutkan pendidikannya di SMPN
2 Tabanan, selama 3 tahun. Kemudian dia melanjutkan pendidikan di SMKN 1 Tabanan,
selama 3 tahun juga. Kini ia berkuliah di salah satu universitas ternama di Kota Malang, yaitu
Universitas Negeri Malang atau biasa disingkat dengan sebutan UM. Iga merupakan
mahasiswa Fakultas Ekonomi program study S1 Akuntasi. Ia lulus masuk di UM melalui
jalur SNMPTN. Lulus SNMPTN merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi Iga. Karena,
seperti yang kita tau masuk PTN bukanlah suatu hal yang mudah. Alasan lebih memilih
kuliah di Malang daripada di Tabanan, karena biaya hidup yang lebih murah dibandingkan
kota asalnya. Alasan lainnya adalah, ingin menambah pengalaman jauh dari keluarga. Ia juga
ingin membiasakan hidup mandiri, dimana dia tidak hanya bergantung kepada orang tua.
Pada saat akan meninggalkan orang tuanya, untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi
tentu ia merasa sangat sedih. Namun bagaimanapun juga dia harus menahan rasa sedihnya
demi mewujudkan cita citanya. Iga juga mengungkapkan, pada awalnya ia sulit untuk
menyesuaikan diri, tapi dia tetap berjuang dengan memotivasi berjuta harapan untuk meraih
kesuksesan. ”jauh dari orang tua itu tidak mudah,” ungkap Iga. Banyak yang harus dipelajari,
terutama dalam hal memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk belajar dan belajar. Karena
kesempatan yang datang tidak akan disia siakannya.

Kesulitan-kesulitan lain yang dihadapi Iga adalah, beradaptasi dengan kehidupan


sebagai anak kos. Homesick sudah pasti dialami semua anak kos. Merindukan hal-hal kecil
seperti aroma kamar atau rindu dengan keluarga. Saat tengah sendiri di kamar kost, hal-hal
sederhana macam inilah yang menyiksa dan mengganggu pikirannya. Aktivitas yang
menuntutnya untuk selalu bersegera siap keluar dari kosan, membuatnya terkadang
meninggalkan kamar dalam keadaan berantakan. Hasilnya, saat pulang dalam keadaan lelah,
ia pun tidak bisa langsung merebahkan badannya karena masih banyak pekerjaan yang harus
kamu lakukan terlebih dahulu. Dia pun harus cermat dalam meletakkan barang-barang
milikmu agar mudah dicari dan tidak hilang. Dimana ia harus mengatur keuangan bulanannya
dengan baik. Bukan perkara banyak atau sedikit uang yang diberikan orang tua, tapi seberapa
bijaksana dia bisa memanfaatkannya. Mati-matian berusaha meminimalkan pengeluaran atau
mencari solusi saat orang tua terlambat mengirim uang bulanan .Pada saat di rumah makanan
sudah di siapkan. Sementara, tinggal sendiri di kost membuatnya “terpaksa”
mengurus makan sendiri. Sering merasakan rindu akan masakan ibu. Terlambat bangun
menjadi masalah utama. Sering merasakan rindu akan masakan ibu. Pada saat sakit tidak ada
yang merawat. Satu –satunya prioritas uatama adalah kuliah. Namun ia sadar, sebagai anak
kost yang tinggal diperantauan, akan membuatnya tumbuh jadi pribadi yang tangguh. Setelah
mendapatkan berbagai kesulitan ketika menjalani kehidupan sebagai anak kos, dia pun
tersadar tentang perjuangan hidup yang sesungguhnya. Bahwa apa yang dialaminya saat ini
semata-mata demi masa depanmu nanti. Dengan kesabaran dan usaha yang tak putus-putus,
ia sedang berjuang meraih mimpi dan cita-cita yang diinginkannya. Iga memegang teguh
motto hidupnya yaitu “ Belajar ikhlas seperti gula di secangkir kopi, ia rela tak disebut meski
kehadirannya sebagai pengurang rasa pahit”.
Iga Rosanthi

Anda mungkin juga menyukai