Anda di halaman 1dari 16

Kalimat Efektif

Pengertian Kalimat Efektif


Kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang
disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.
Kalimat efektif syarat-syarat sebagai berikut:
1.secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2.mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau
pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.
Ciri-Ciri Kalimat Efektif
1.Kesepadanan
Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek (S),
predikat (P), objek (O), keterangan (K). Di dalam kalimat efektif harus memiliki
keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa.
Contoh:
Budi (S) pergi (P) ke kampus (KT).
Tidak Menjamakkan Subjek
Contoh:
Tomi pergi ke kampus, kemudian Tomi pergi ke perpustakaan (tidak efektif)
Tomi pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan (efektif)
2.Kecermatan Dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata
Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu
(menimbulkan tafsiran ganda).
Contoh:
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (ambigu dan
tidak efektif).
Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah
(efektif).
3.Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan
kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi
kaidah tata bahasa. Hal ini dikarenakan, penggunaan kata yang berlebih akan
mengaburkan maksud kalimat. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang perlu
diperhatikan untuk dapat melakukan penghematan, yaitu:
a. Menghilangkan pengulangan subjek.
b. Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
c. Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
d. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Contoh:
Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (tidak efektif)
Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)
Dia sudah menunggumu sejak dari pagi. (tidak efektif)
Dia sudah menunggumu sejak pagi. (efektif)
4.Kelogisan

Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan
penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam
kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh:
Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)
Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)
5.Kesatuan atau Kepaduan
Kesatuan atau kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam
kalimat itu, sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kepaduan kalimat, yaitu:
a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang
tidak simetris.
b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib
dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
c. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau
tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Contoh:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang
telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif)
Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan
rasa kemanusiaan. (efektif)
Makalah ini membahas tentang teknologi fiber optik. (tidak efektif)
Makalah ini membahas teknologi fiber optik. (efektif)
6.Keparalelan atau Kesajajaran
Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang
digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga
menggunakan verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan
me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.
Contoh:
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif)
Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)
7.Ketegasan
Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok
dari kalimat. Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa
cara, yaitu:
a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
(ketegasan)
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan

kemampuan yang ada pada dirinya.


Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.
(ketegasan)
b. Membuat urutan kata yang bertahap.
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan
kepada anak-anak terlantar. (salah)
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan
kepada anak-anak terlantar. (benar)
c. Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan.
d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
Anak itu bodoh, tetapi pintar.
e. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel lah, -pun, dan
kah.
Contoh:
Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku?
Dialah yang harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas ini.
SUMBER:http://dim24.wordpress.com/2010/11/07/pengertian-dan-syarat-kalimatefektif/
KALIMAT EFEKTIF, CIRI CIRI, DAN CONTOH KALIMAT EFEKTIF

Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang
dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat
adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh,
baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat
diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan
diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf
latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik.
(.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!). Sekurang-kurangnya kalimat dalam
ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S)
dan sebuah predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut,
pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa. Itulah
yang membedakan frasa dengan kalimat. Disini, kalimat dibagi menjadi
dua, yaitu :
Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika
dipakai pada sasaran yang tepat. Pengertian efektif dalam kalimat adalah dan
ketepatan penggunaan kalimat dan ragam bahasa tertentu dalam situasi

kebahasaan tertentu pula. Beberapa definisi kalimat efektif menurut beberapa ahli
bahasa :

1. Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif,
gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup
menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu: 2007)
2. Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah dipahami orang
lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)
3. Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas,
dan enak dibaca. (Arifin: 1989)
4. Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi
tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi: 2009)
5. Kalimat efektif di pahami sebagai sebuah kalimat yang dapat membantu menjelaskan sesuatu
persoalan secara lebih singkat jelas padat dan mudah di mengerti serta di artikan. (ARIF HP:
2013)
Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi kalimat efektif yaitu sesuai
kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi, kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai
dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
Kalimat efektif syarat-syarat sebagai berikut:
1.secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2.mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca
dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.
Ciri-Ciri Kalimat Efektif :
1. KESATUAN GAGASAN
Memiliki subyek,predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta
membentuk kesatuan tunggal.
Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum.
Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu
bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai
oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan).
2. KESEJAJARAN
Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja
berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.

Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.


Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu
menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat
pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.
Kalimat itu harus diubah :
1. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
2. Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
3. KEHEMATAN
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang berlebih.
Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.
Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.
Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata mawar,anyelir,dan
melati terkandung makna bunga.
Kalimat yang benar adalah:
Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.
4. PENEKANAN
Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.
Caranya:
Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan
kalimat.
Contoh :
1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain
2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel lah, -pun, dan
kah.
Contoh :
1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.
3. Bisakah dia menyelesaikannya?
Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak,
antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara
satu dan lainnya.
Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan
makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh :

1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.


2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.
5. KELOGISAN
Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus
memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan.
Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak
dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;
Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.
Contoh kalimat efektif :
1. Saran yang di kemukakannya kami akan pertimbangkan ( tidak efektif )
Seharusnya : Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
2. Sejak dari pagi dia bermenung ( tidak efektif )
Seharusnya : Sejak pagi dia bermenung.
Sumber :
1. http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimat
2. http://zaenal-zaeblogs.blogspot.com/2012/04/pengertian-kalimat-efektif.html
3. http://bagus-sistem.blogspot.com/2013/10/tugas-5-dan-tugas-6-bahasa-indonesia-1.html
Bagi Anda yang mungkin sedang membutuhkan contoh kalimat Efektif dan kalimat Tidak
Efektif kali ini saya akan coba membahasnya. Seperti yang kita ketahui, bahwasannya ada
banyak sekali jenis kalimat, salah satunya adalah kalimat efektif.
Jika ada kalimat efektif, maka sebaliknya juga ada kalimat yang tidak afektif. Pengertian
kalimat efektif, adalah sebuah kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang
disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain dengan mudah.
Dan bagi Anda yang sedang mencari contoh-contoh kalimat efektif dan kalimat tidak efektif,
berikut contohnya.
CONTOH KALIMAT EFEKTIF DAN KALIMAT TIDAK EFEKTIF
Tanda-tanda/ciri-ciri kata-kata Efektif/Efisien :
Kesepadanan
Satu kata-kata Efektif/Efisien mesti mencukupi unsur gramatikal yakni subjek, predikat, objek
serta info. Didalam kata-kata Efektif/Efisien mesti mempunyai keseimbangan didalam
penggunaan susunan bhs.

Contoh kalimat :
Amara pergi ke sekolah, lantas amara pergi ke rumah temannya untuk belajar. ( tidak
Efektif/Tidak Efisien )
Amara pergi ke sekolah, lantas kerumah temannya untuk belajar. ( Efektif/Efisien )
2. Ketelitian didalam penentuan serta pemakaian kata
Saat membuat kata-kata Efektif/Efisien jangan sempat jadi kata-kata yang ambigu
( menyebabkan tafsiran ganda )
Contoh kalimat :
Mahasiswi perguruan tinggi yang populer itu mendapatkan hadiah ( tidak Efektif/Tidak Efisien )
Mahasiswi yang kuliah di perguruan tinggi yang populer itu mendapatkan hadiah.
( Efektif/Efisien )
3. Kehematan
Kehematan didalam kata-kata Efektif/Efisien maksudnya yaitu irit saat mempergunakan kata,
frasa atau bentuk lain yang dikira tak perlu, namun tidak menyalahi kaidah tata bhs.
Contoh kalimat :
Dikarenakan ia tidak diajak, dia tidak turut belajar berbarengan belajar di rumahku. ( tidak
Efektif/Tidak Efisien )
Dikarenakan tidak diajak, dia tidak turut belajar berbarengan di rumahku. ( Efektif/Efisien )
4. Kelogisan
Bahwa ide kata-kata itu bisa dengan gampang dipahami serta penulisannya sesuai dengan ejaan
yang berlaku.
Contoh kalimat :
Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. ( tidak Efektif/Tidak Efisien )
Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. ( Efektif/Efisien )
5. Kesatuan atau kepaduan
Maksudnya yaitu kepaduan pernyataan didalam kata-kata itu, hingga info yang disampaikannya
tidak terpecah-pecah.

Contoh kalimat :
Kita mesti bisa mengembalikan pada kepribadian kita orang-orang kota yang sudah terlanjur
meninggalkan rasa kemanusiaan itu. ( tidak Efektif/Tidak Efisien )
Kita mesti mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang telah meninggalkan rasa
kemanusiaan. ( Efektif/Efisien )
6. Keparalelan atau kesejajaran
Yaitu kesamaan bentuk kata atau tambahan yang dipakai didalam kata-kata itu.
Contoh kalimat :
Kakak membantu anak itu dengan dipapahnya ke tepi jalur. ( tidak Efektif/Tidak Efisien )
Kakak membantu anak itu memapahnya ke tepi jalur. ( Efektif/Efisien )
Harga sembako dibekukan atau kenaikan dengan luwes. ( tidak Efektif/Tidak Efisien )
Harga sembako dibekukan atau dinaikkan dengan luwes. ( Efektif/Efisien )
Read more: http://www.teksdrama.com/2013/05/contoh-kalimat-efektif-dankalimat.html#ixzz3DR8FMQhN
Smber
http://zabidin1993.blogspot.com/2013/11/kalimat-efektif.html
http://taufikhidayatzein.wordpress.com/2013/11/05/kalimat-efektif-ciri-ciri-dancontoh-kalimat-efektif/
http://www.teksdrama.com/2013/05/contoh-kalimat-efektif-dan-kalimat.html
http://www.slideshare.net/wahyuketapang/makalah-bahasa-indonesia-kalimat-efektif
http://www.slideshare.net/irmapujilestari184/kalimat-efektif-28489129
Ciri-ciri Kalimat Efektif dan Pengertiannya
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang
mengungkapkan pikiran yang utuh. Jumlah kata dalam sebuah kalimat yang
panjang sebenarnya terbatas selama kalimat itu masih jalan, artinya masih dapat
ditangkap maknanya secara jelas karena susunan kata, frase dan klausanya teratur.
Kesalahan dalam sebuah kalimat sebenarnya bermula dari kesalahan dalam

bernalar. Selanjutnya, sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan


maupun tulisan , harus memiliki subjek (S) dan predikat (p).
Pengertian kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan
kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang
ada pada pikiran pembicara dan penulis. Kalimat yang efektif mampu membuat isi
atau maksud yang disampaikannya itu tergambar lengkap dalam pikiran si
penerima (pembaca) persis seperti apa yang disampaikan.
Kesalahan-kesalahan yang fatal sering terjadi pada bagian kelompok kata yang
memiliki keterangan dengan tafsiran pengertian yang ganda, seperti mahasiswa
perguruan tinggi yang terkenal, anak ibu yang nakal itu dan yang lain-lainnya, yang
menyebabkan pembaca atau pendengar harus menafsirkan arti yang berlainan
dengan penulis atau pembicara. Kalimat dikatakan efektif bila mampu membuat
proses penyampaian dan penerimaan itu berlangsung dengan sempurna).
Kalimat yang efektif adalah kalimat yang memenuhi syarat-syarat berikut:
(1) secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis,
(2) sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar
atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis. oleh sebab itu,
kalimat sangat mengutamakan keefektifan informasi sehingga kejelasan kalimat itu
dapat terjamin.
Berdasarkan penjelasan di atas, kalimat efektif yaitu kalimat yang dapat
menyampaikan hasil pemikiran penulis sehingga dapat dipahami pembaca secara
utuh tanpa ada penafsiran yang salah. Penyampaian hasil pemikiran tersebut harus
dalam kalimat yang baik.

Ciri-ciri Kalimat Efektif


Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri yang khas, yaitu kesepadanan struktur,
keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran,
kepaduan gagasan, dan kelogisan bahasa.

Kesepadanan struktur
Kesepadanan adalah keseimbangan pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang
dipakai . kesepanan kalimat ditandai oleh kesatuan gagasan yang kompak dan
kepaduan pikiran yang baik.
Ciri-ciri kesepadanan kalimat:
Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas.Contoh :
Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (salah)
Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (benar)
Tidak terdapat subjek yang ganda
Contoh:
Soal itu saya kurang jelas.(salah)
Soal itu bagi saya kurang jelas .(benar)
Kata penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.

Keparalelan Bentuk
Kepalalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Dalam
kalimat yang efektif, gaya paralelisme menempatkan unsur yang setara dalam
konstruksi yang sama. Selain itu, paralelisme atau kesejajaran bentuk membantu
memberi kejelasan dalam unsur gramatikal dengan memperhatikan bagian-bagian
yang sederajat dalam konstruksi yang sama. Artinya kalau bentuk pertama
menggunakan nomina, bentuk kedua dan bentuk kedua menggunakan verbal.
Dengan kata lain, kalau berawalan me- sama-sama berawalan me-, berawalan disama-sama berawalan di-, dan kalau berbentuk ke- an sama-sama berbentuk ke-an
pula.
Contoh 1
Langkah-langkah tersebut memahami, menghayati dan pengamalan.
Sesudah menghayati dan memahami, pancasila harus diamalkan.
Bandingkan dengan kalimat:
(1a) langkah-langkah tersebut adalah memahami, menghayati, dan mengamalkan.
(1b) Langkah-langkah tersebut adalah pemahaman, penghayatan dan
Pengamalan.
(2a) Sesudah dipahami dan dihayati, Pancasila harus diamalkan.
(2b) Sesudah memahami dan menghayati, kita harus mengamalkannya.
Catatan 1:
Pada kalimat (1)dan(2) terdapat ketidakparalelan bentuk tentang gagasan-gagasan

yang sederajat. Pada kalimat (1) gagasangagasan yang sedarajat adalah kata kerja
memahami dan menghayati dan kata benda pengamalan; sedangkan pada kalimat
(2) gagasan yang sederajat adalah kata kerja aktif me(N)- memahami dan
menghayati kata kerja pasif diamalkan. Agar sebuah kalimat menjadi efektif,
gagasangagasan yang sederajat harus dinyatakan dengan bentuk yang sama.
Jelasnya, jika dalam sebuah kalimat suatu gagasan dinyatakan dengan kata kerja
me(N)- gagasan lain yang sederajat harus dinyatakan dengan kata kerja me(N)
juga. Demikian juga jika suatu gagasan dinyatakan dengan kata benda pe(N)-an,
gagasan lain yang sederajat harus dinyatakan dengan kata benda pe(N)-an. Jadi
kalimat (1a),(1b),(2a),dan (2b) memiliki keparalelan bentuk.

Kehematan kata
Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat
menggunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan
tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan
kalimat. Artinya membuang kata yang memang tidak perlu, sejauh tidak menyalahi
kaidah tata bahasa.
Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan.

Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan


pengulangan subjek.

Contoh:
Karena ia tidak belajar, dia tidak naik kelas.(salah)
Karena tidak belajar, dia tidak naik kelas.(benar)

Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan


pemakaian super ordinat pada hiponimi kata.

Contoh :
Dia memakai kemeja warna merah .(salah)
Dia memakai kemeja merah. (benar)

Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan


kata-kata yang berbentuk jamak.

Contoh:
Para tamu-tamu para tamu
Beberapa orang-orang beberapa orang

Kecermatan Penalaran

Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan
tafsiran ganda,dan tepat dalam pilihan kata. Artinya bahwa penafsiran ganda dapat
mengakibatkan ketidakcermatan penalaran. Tafsiran ganda di sebut juga ketaksaan
atau ambiguitas . Ambiguitas atau ketaksaan sering diartikan sebagai kata yang
bermakna ganda mendua arti. Ambiguitas timbul dalam dalam berbagai variasi
ujaran atau bahasa tertulis. Umpamanya, frase buku sejarah baru dapat ditafsirkan
sebagai
(1) buku sejarah itu baru terbit, atau
(2) buku berisi sejarah zaman baru
Tiga bentuk utama ketaksaan, ketiganya berhubungan dengan fonetik,
gramatikal,dan leksikal.
Pemilihan kata yang tidak tepat dapat disebabkan beberapa hal, antara lain:
(a) pemakaian kata tutur
Kata tutur adalah kata yang hanya dipakai dalam pergaulan sehari-hari, terutama
dalam percakapa
Contoh:
Saya sedang bikin kue.(salah)
Saya sedang membuat kue. (benar)
(b) Pemakaian kata-kata bersinonim
Kata-kata bersinonim ada yang dapat saling menggantikan,ada yang tidak. Adapula
kata-kata bersinonim yang pemakaiannya dibatasi oleh persandingan yang
dilazimkan.
Contoh:
Saya suka melihat wayang kulit.(salah)
Saya suka menonton wayang kulit. (benar)
(c)Pemakaian kata-kata yang bernilai rasa
Kata-kata yang bernilai rasa hendaknya di pilih secara cermat agar keefektifan
penuturan dapat dicapai dwngan sebaik-baiknya. Salah pilih terhadap yang bernilai
rasa akan menggangu perasaan pembaca .
Contoh:
Banyak pahlawan kita yang mati di medan perang.(salah)
Banyak pahlawan kita yang gugur di medan perang.(benar)
(d) Pemakaian kata-kata/istilah istilah asing
Ada kata-kata/istilah istilah asing yang sudah ada padanannya dalam bahasa
Indonesia, ada juga yang belum. Jika sudah ada padanannya, hendaknya dipakai

padanannya, bukan asingnya.


Kata-kata/istilah istilah asing boleh dipakai dengan pertimbangan sebagai berikut:

Lebih cocok karena konotasinya,misalnya;

Kritik --- kecaman


Dianalisis---diolah

Lebih singkat jika da bandingkan dengan terjemahannya:

eksekusi---pelaksanaan hukuman mati


imunisasi-----pengebalan terhadap penyakit

Bersifat internasional,misalnya;

Matematika-------ilmu pasti
Hydrogen--------- zat air
(e) Pemakaian kata-kata konkret dan abstrak
Kata konkret ialah kata-kata yang menunjuk kapada objek yang dapat
dilihat,didengar,dirasakan,diraba atau dibaca, sedangkan kata-kata abstrak ialah
kata-kata yang menunjuk kepada sifat,konsep atau gagasan. Oleh karena itu, dalam
karangan dipakai kata-kata konkret sebanyakbanyaknya agar isi karangan itu
menjadi lebih jelas.
(f) Pemakaian kata-kata umum dan khusus
Kata-kata umum adalah kata-kat yang luas ruang lingkupnya, sedangkan kata kata
khususnya adalah kata yang mempunayai ruang lingkup yang lebih sempit. Untuk
keefektifan penuturan sebaiknya memakai kababta-kata yang lebih sempit. Oleh
sebab itu sebaik, untuk mengefektifkan penuturan lebih tepat dipakai kata-kata
khusus daripada kata-kata umum.
Umum | khusus = Membawa menjinjing menatang,menggotong | menyandang
Pakaian baju, celana, kain | batik, kemeja

(g) Pemakain idiom


Contoh:

Bergantung kepada | tergantung dari


Pada | bergantung dari.
Terdiri atas | terdiri dari

(h) Pemakaian kata-kata lugas


Dalam karangan sebaaiknya memakai kata-kata lugas yaitu kata yang bersahaja
apa adanya, tidak berupa frase yang panjang
Contoh:
Setelah diberikan penjelasan secara mendalam, mereka tidak lagi melakukan
pengrusakan terhadap took-toko itu.(salah)
Setelah dijelaskan, mereka tidak merusak took-tokoooo itu.(benar)

Kepaduan gagasan
Yang dimaksud dengan kepaduan adalah kepaduan peryataan kalimat, yang
menyebabkan kalimat tidak padu adalah:
1.

Keterangan yang disisipkan diantara S(subjek) dan Predikat .

Contoh:
Pengemudi setelah menyelesaikan tugasnya dapat idtirahat dan minum kopi
yang telah disedikan oleh pelayan. (salah)
Setelah selesai melakukan kegiatan nya, pengemudi dapat istirahat dan dan
minum kopi.
Keterangan aspek seperti akan,harus , telah, belum, masih sedang dan sebainya,
tidak boleh disisipkan pada kata kerja pasif yang berupa ikatan erat pelaku orang I
atau ii dengan pokok kata kerja.
Contoh:
Selajutnya saya akan uraikan pentingnya bahasa bagi manusia.(salah)
Selanjutnya akan saya uraikan pentingnya bahasa bagi manusia. (benar)
Posisi unsur- unsur kalimat tidak mengikuti aturan pola kaliimat bahasa indonesi.
Contoh:

Dalam kita menghadapi berbagai-bagai cobaan hidup harus tetap tabah. (salah)
Dalam menghadapi berbagai-bagai cobaan hidup, kita harus tetap tabah.(benar)
Pemakaian kata depan kepada/bagi diantara P (predikat) dan O(objek Penderita).
Contoh:
Sifa sangat menyayangi kepada kucingnya.(salah)
Sifa sangat sayang kepada kucingnya. (benar)

Kelogisan bahasa
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya
sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Contoh:
Waktu kami persilakan.
Dirgahayu Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke-55
Bandingkan dengan kalimat:
(1a) Bapak Kepala Sekolah kami persilakan!
(1b) Waktu kami serahkan kepada bapak kepala sekolah.
.Kalimat (1) dan (2) memang tidak logis. Ketidaklogisannya terlihat pada hubungan
S dan P nya
Penjelasan Kalimat (1):
Siapakah yang dipersilakan oleh pembawa acara?
Jawabnya: Bapak Dekan, bapak camat, Saudara Ketua, sebagainya bukan waktu.
Apakah yang diserahkan kepada Bapak Dekan?
Jawabnya: waktu
Jadi, yang dipersilakan oleh pembawa acara tentu saja orang, bukan benda

Demikian Pembahasan mengenai Kalimat Efektif, mohon koreksi jika ada salah.
Silakan berkomentar untuk kritik dan sarannya. Terima Kasih
http://www.rumpunnektar.com/2014/02/ciri-ciri-kalimat-efektif-dan.html

Anda mungkin juga menyukai