PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
Untuk mengetahui bagaimana tulisan-tulisan dalam bahasa Indonesia
Untuk mengetahui jenis-jenis tulisan dalam bahasa Indonesia
Untuk mengetahui contoh penggunaan dari tulisan-tulisan dalam bahasa Indonesia
1
BAB II
PEMBAHASAN
Karangan dapat dibedakan atas beberapa macam, golongan (klasifikasi). Dapat dibedakan
atas karangan prosa dan karangan puisi. Dapat dibedakan ats karangan ilmiah dan karangan non
ilmiah. Dapat pula dibedakan atas karangan fiksi dan non fiksi. Dan masih bisa dibedakan atas
penggolongan laon lagi sesuai dengan kebutuhan pengarangnya.
Komunikasi dengan bahasa tulis, karangan atau tulisan juga disebut komposisi, meskipun
pengertian komposisi lebih luas cakupannya. Komposisi dalam bahasa Inggrisnya adalah
composition yang artinya karangan. Begitu juga dengan arti komposisi yaitu susunan kata atau
kalimat yang semula terpisah-pisah menjadi rangkaian majemuk yang lebih cepat.
Istilah komposisi berasal dari bahasa latin composition atau componere, yang terdiri atas
kata com dan ponere. Com berarti bersama-sama dan ponere berarti mengumpulkan. Jadi,
componere berarti mengumpulkan bersama-sama. Dalam hal ini, yang dikumpulkan adalah ide,
gagasan, atau imajinasi dalam suatu wadah yang berbentuk tulisan atau karangan. Namun untuk
selanjutnya akan digunakan kata tulisan atau menulis, bukan karangan atau mengarang.
1. Tulisan Narasi
Pembahasan mengenai tulisan narasi, acuan teori yang digunakan untuk menguraikan
pengertian tulisan narasi ada tiga, yaitu :
1. Semi (1990:32)
Menurut Semi, tulisan narasi pada umumnya digunakan untuk menyampaikan rangkaian
peristwa yang dialami oleh manusia. Narasi merupakan bentuk percakapan atau tulisan yang
bertujuan menyampaikan ataungkaian menceritakan perisrtiwa atau pengalaman manusia
berdasarkan perkembangan manusia dari waktu ke waktu. Peristia yang disampaikan bias tentang
diri sendiri bias juga tentang orang lain, bahkan mungkin merupakan peristiwa yang dipisahkan
turun-temurun. Dalam bentuk ini, tulisan narasi tersebut membentuk rangkaian cerita yang
kompleks.
2
2. Keraf (1997:136)
Keraf mengungkapkan konsep yang jelas tentang narasi. Konsep narasi tersebut adalah
sebagaia berikut : suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak tanduk yang dijalin
dan dirangkaikan menjadi sebuah peristowa yang terjadi dalam satu kesatuan waktu. Atau dapat
juga dirumuskan dengan cara lain. Narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha
menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca tentang peristiwa yang terjadi.
3. Alwi (2001:46)
Juga memberikan pandangan yang identik tentang narasi. Narasi merupakan gaya atau corak
tulisan yang bertujuan menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan
pengembangan dari waktu ke waktu.
Dapat disimpulkan bahwa tujuan tulisan narasi adalah menguraikan rserangkaian peristiwa
yang diatur sedemikian rupa sehingga maknanya muncul di dalamnya. Dalam tulisan narasi
terdaat unsure utama, yaitu :
Jenis-jenis Narasi
Digunakan untuk menggugah pikiran para pembaca sehingga para pembaca mengetahui
apa yang dikisahkan atau diceritakan si penulis. Sasaran utama adalah adanya perluasan
pengetahuan para pembaca sesudah membaca tulisan tersebut.
Menurut Semi, Narasi ekspositoris adalah narasi yang pada dasarnya berkecenderungan
sebagai bentuk eksposisi untuk menginformasikan peristiwa dengan bahasa yang lugas dan
konfliknya tidak terlalu kelihatan.
Narasi ekspositoris lebih dekat hubungannya dengan tujun untuk menyajikan suatu
analisis proses. Isi tulisan narasi ekspositoris mengungkapkan rangkaian peristiwa atau kejadian
secara berurutan. Sebagai contoh, jika penulis ingin mengungkapkan kisah-kisah yang menarik,
pengalaman yang berkesan, atau peristiwa-peristiwa yang pernah dialaminya, tulisan narasi
ekspositoris merupakan jenis tulisan yang tepat digunakan.
3
Menurut Keraf, Narasi Sugestif merupakan suatu rangkaian peristiwa yang disajikan
sekian macam sehingga merangsang daya khayal para pembaca. Pembaca menarik suatu makna
baru di luar apa yang diungkapkan secara eksplit. Dengan demikian , penulis narasi sugestuf
berusaha gar para pembaca juga ikut dalam cerita yang diungkapkan pengarang sehingga
pembaca juga ikut terharu dalam membaca ceritanya. Bentuk narasi sugestif ini lazimnya dikenal
dengan cerita, misalnya ccerita pendek (cerpen), cerita bersambung (cerbung), atau cerita yang
lebih kompleks misalnya novel atau roman.
Contoh Narasi :
Ibu Tuti, 38 tahun bekerja sebagai guru di sebuah SMA di Padangpanjang. Karena
promosi jabatan sebagai kepala SMA, Pak Amin, suaminya, dpindahkan ke Padang. Di Padang,
keluarga Bu Tuti dan Pak Amin ini membangun rumah, sementara Bu Tuti masih mengajar di
sebuah SMA di Padangpanjang. Suaminya sedang mengusahakan agar Bu Tuti pindah mengajar
di salah satu SMA di Padang.
Pagi itu, Bu Tuti berangkat mengajar ke Padangpanjang. Beliau menumpang bus Padang-
Batusangkar. Malang tak dapat dielakkan, di pendakian Silaiang, menjelang Padangpanjang, bus
yang ditumpangi Bu Tuti mengalamin kecelakaan hebat karena bertabrakan dengan bus lain. Bu
Tuti menderita luka parah, pendarahan di otak atau geger otak. Bu Tuti pun dirawat di RSU
M.Jamil Padang.
Seminggu menjelang Idul Fitri yang lalu mamakku itu pulang ke rumah gadang di
kampung. Ia memang sudah lama tidak pulang. Ia pulang membawa sambil memperkenalkan
istri bungsunya dan si bungsu Lidia. Istri tuanya sudah lama meninggal dan orang Padang juga.
Tapi, istri mudanya ini kabarnya orang Betawi asli. Cantik dan masih muda.
Mamakku ini sebetulnya saudara sepupu ibuku. Seak muda belia ia merantau ke Jakarta
dengan hanya bermodalkan dengkul. Dan, kini ia telah menjadi orang yang paling terkenal dan
popular dikampungku, melebihi popularitas bupati. Malah pernah ditawarkan untuk menjadi
bupati. Jalan-jalan desa kami, beliaulah yang banyak membantu dalam bentuk kiriman uang.
Mesjid Raya yang megah di kampungku itu juga sebagian besar dibangun ats biaya kirimannya.
Dan, rumah gadang sebagai lambing kebanggaan kaum kami juga sudah dipugar apik. Ayah dan
ibukulah yang menyelenggarakan perbaikan rumah gadang yang bertanduk itu. Oleh sebab itu,
empat tahun yang lalu, ketika ia pulang meninjau pembangunan mesjid, ia didaulat menjadi
Datuk dengan gelar Datuk Nan Kunieng Timbago Cahyo Nago. Ia resmi menjadi penghuku
kaum keluargaku, dan aku merasa bangga juga menjadi keponakannya.
4
Menjelang Idul Fitri kemarin ini, ia sering memberikan ceramah agama di mesjid ray
yang dbangunnya itu. Semua masyarakat terkagum-kagum akan fatwanya. Ia seorang haji pula.
Dan, sebelum ia berangkat kembali ke Jakarata, aku bersama ibu menghadapnya ke rumah
gadang. Kami tinggal di rumah kecil dekat sawah.
2. Tulisan Deskripsi
a. Pengertian Tulisan Deskripsi
Tulisan deskripsi adalah tulisan yang digunakan penulis untuk mendeskripsikan atau
menguraikan sesuatu. Menurut Semi, tulisan deskripsi adalah tulisan yang tujuannya
memberikan perincian atau detail tentang objek sehingga dapat memberi pengaruh tehadap
pembaca atau pendengar bagaikan pembaca ikut melihat, mendengar, merasakan, atau
mengalami langsung objek tersebut. Sejalan itu, Atmazaki (2006:88) menjelaskan bahwa
deskripsi merupakan bentuk tulisan yang melukiskan suatu objek sehingga pembaca seolah-olah
mencermati, mendengarkan, meraba, merasakan atau melihat segala sesuatu yang dideskripsikan
tersebut. Selain itu, tulisan deskripsi harus mampu memikat dan mempengaruhi emos serta
sensitivitas pembaca dan membentuk imajinasi pembaca.
Suparno dan Muhammad Yunus ( 2003:4.5) juga menyatakan bahwa kata deskripsi berasal
dari kata describre yang berarti menggambarkan atau memberikan suatu hal. Berdasarkan istilah
tersebut disimpulkan bahwa deskripsi adalah suatu bentuk tulisan yang melukiskan sesuatu
dengan keadaan sebenarnya sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium,
dan marasakan) apa yang dilukiskan itu sesuatu dengan citra penulisnya.
Jadi, deskripsi adalah tulisan yang digunakan untuk mendeskripsikan suatu objek sehingga
pembaca seakan-akan mampu mengindera objek tersebut. Objek dalam tulisan deskripsi dapat
berua benda, perasaan atau idea tau imajinasi.
b. Ciri-Ciri
Menurut Semi (1990:41), cirri penanda deskripsi sekaligus sebagai pembeda dengan jenis
karangan yang lain ada lima, yaitu sebagai berikut :
5
merasa bahwa objek ang dilukiskan itu seolah-olah dapat dirasakan sesuai imajinasi yang
disuguhkan penulis.
3. Deskripsi disampaikan dengan gaya memikat dan pilihan kata yang mengunggah.
Maksudnya, pilihan kata dalam tulisan deskripsi dapat mengunggah perasaan pembaca.
Setelah membaca tulisan deskripsi, imajinasi pembaca akan terpancig. Misalnya, penulis
ingin melukiskan suasana di dalam bus yang sesak,maka penulis harus mampu memilih
diksi dan gaya bahasa yang tepat sehingga imajinasi pembaca terpancing ikut merasakan
atau mampu membayangkan alangkah sesak dan pengapnya bus tersebut.
4. Deskripsi lebih banyak memaparkan tentang sesuatu yang dapat didengar, dilihat, dan
dirasakan sehingga objeknya pada umumnya, benda, a;am, warna, dan manusia. Setiap
rangkaian kalimat yang dibuat dapat membnetuk imajinasi pembaca sehingga pembaca
dapat merasakan seolah-olah melihat, mendengar, dan merasakan apa yang dibacanya.
5. Organisasi penyajan lebih umum menggunakan susunan ruang. Misalnya, jika penulis
ingin melukiskan tempat ata ruangn, penulis tersebut akan merinci bentuk ,isi dan
susunan ruang.
Berdasarkan uaraian tntang ciri-ciri tulisan deskripsi tersebut, dapat disimpulkan bahwa
indkator tulisan deskripsi yang baik ada lima. Kelima indicator tersebut adalah (1)
mengungkapkan rincian tentang objek, (2) mengunggah emosi pembaca, (3) menggunakan diksi
yang tepat, (4) mengunggah imajinasi pembaca, dan (5) mengorganisasikan tulisan dengan cara
yang tepat, lazimnya menggunakan susunan ruang.
c. Jenis-jenis ;
Secara teori, jenis tulisan deskripsi ada dua. Menurut Semi (1990:42) ada dua, yaitu :
d. Contoh
i. Deskripsi Ekspositorik
Pengertian kurikulum pendidikan tinggi menurut SK Mendiknas No. 232/U/2000
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kaji dan
pelajaran serta cara penyampaian dan penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman
6
penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di perguruan tinggi. Kurikulum memiliki
dua dimensi, yaitu (1) sebagai perencanaan yang terdiri atas sederetan mata kuliah
silabus, dan program kegiatan pembelajaran (GBPP-SAP), serta (2) sebagai kegiatan
nyata, yaitu proses pembelajaran, evaluasi, dan penciptaan suasana pembelajaran.
3. Tulisan Eksposisi
a. Pengertian
Kata eksposisi berasal dari bahasa Inggris yaitu exposition, dalam bentuk verbanya adalah to
expose yang berarti menerangkan, atau menjelaskan. Sebenarnya, kata eksposisi berasal dari
bahasa Latin, yang berarti memulai atau membuka. Tulisan eksposisi adalah tulisan yang
uraiannya berupa penjelasan-penjelasan sehingga dapat membuka cakrawala berpikir pembaca.
Tujuan penulis menyusun karangan eksposisi adalah memaparkan, menguraikan, dan
menjelaskan atau memberikan informasi tentang sesuatu secara murni, apa adanya. Melalui
tulisan ini, diharapkan pengetahuan pembaca tentang apa yang dibacanya menjadi bertambah
luas dan dalam. Menurut Gani (1999:151), “Wacana eksposisi adalah wacana yang uraiannya
berupa penjelasan-penjelasan, sehingga dapat membuka ckarawala berpikir pembacanya”.
Keraf (1995:8), mengemukakakn bahwa tulisan eksposisi adalah bentuk wacana yang tujuan
utamanya memberitahukan atau memberi informasi mengenai suatu objek tertentu dan dengan
7
informasi itu pengetahuan para pembaca bertambah luas. Sebaliknya, Semi (1990:37),
menjelaskan pengertian eksposisi sebagai berikut.
Eskposisi adalah tulisan yang bertujuan menjeaskan atau memberikan informasi tentang
sesuatu. Contoh umum tentang eksposisi adalah: sebagaian besar buku teks, petunjuk cara
menjalankan mesin, petunjuk tentng komponen suatu obat, laporan, skripsi, label pada botol
makanan kamus, buku Tanya jawab, berita-berita atau artikel di surat kabar, suarat resmi, buku
tentang masakan, buku tentang merawat bunga, petunjuk tentang wajah atau rambut, bahkan
uraian tentang pengertian eksposisi ini pun adalah eksposisi.
Hakikat tulisan eksposisi merupakan jawaban dari pertanyaan mengapa dan bagaimana.
Jawaban atas pertanyaan inilah yang menguraikan atau menjelaskan suatu ilmu pengetahuan.
Dikarenakan eksposisi merupakan tulisan yang memberikan penjelasan dan informasi, bahasa
yang digunakan pun haruslah lugas, padat, tidak bertele-tele serta netral. Arti kata yang dipilih
harus mempunyai arti yang standar. Kenetralan merupakan kunci utama tulisan eksposisi.
b. Ciri-ciri
Eksposisi adalah tulisan yang memberikan penjelasan dan informasi. Oleh sebab itu, bahasa
yang digunakan harus lugas, padat, tidak bertele-tele, dan netral. Bahasa yang dipergunakan
harus mempunyai arti yang standar. Kenetralan dalam memilih dan menggunakan inilah
merupakan kunci utama tulisan eksposisi.
Selain dari prinsip kenetralan tersebut, tulisan eksposisi dapat pula dikembangkan dengan
menggunakan pola pengembangan karangan susunan kronologis, susunan ruang, dan susunan
logis. Eksposisi ini cocok dikembangkan dengan teknik definisi, kalsifikasi, ilustrasi,
perbandingan, dan analisis fungsional.
Semi (1990:38-39) menyatakan lima ciri penanda tulisan eksposisi yaitu: (1) berupa tulisan
yang memberikan pengertian dan pengetahuan, (2) menjawab pertanyaan dari apa, mengapa
kapan, dan bagaimana, (3) disampaikan dengan bahasa baku, (4) menggunakan (lebih umum)
susunan logis, dan (5) disampaikan dengan nada netral, tidak memihak, dan tidak memaksakan
sikap penulis terhadap pembaca. Kelima ciri-ciri tersebut memiliki hubungan yang erat antara
yang satu dengan yang lain.
Beradasarkan proses penulisannya, Keraf (1995:6) menyatakan bahwa suatu tulisan dapat
dikatakan sebagai tulisan eksposisi jika telah terpenuhi syarat-syarat tulisan eksposisi tersebut.
Menurut Keraf ada tiga syarat tulisan eksposisi. Pertama,penulis harus mengetahui subjek yang
digarapnya. Pengetahuan ini harus diketahuinya agar ia dapat memperluas pengetahuannya
tentang hal tersebut. Pengetahuannya itu dapat diperolehnya melalui penelitan lapangan, wacana,
atau penelitian kepustakaan. Kedua, penulis harus mampu menganalisis persoalan secara jelas
dan konkret. Ketiga, penulis mengumpulkan bahan sebanyak-banyaknya, kemudian kemudian
8
bahan tersebut dipilih sesuai dengan tujuan tulisan eksposisi, selanjutnya bahan-bahan tersebut
dsampaikan dalam bentuk tulisan eksposisi.
Relevan dengan pendapat tersebut, Tarigan (1986:35) mengatakan setelah membac a tulisan
eksposisi pembaca akan memahami hal yang telah dijelaskan penulis. Tulisan eksposisi
merupakan tulisan yang member pengertian dan pengetahuan tentang suatu hal. Tulisan
penyingkapan dilakukan dengan jalan memberikan jawaban-jawaban atas sejumlah pertanyaan
yang vital, seperti apa, bagaimana, mengapa, dan dimana.
c. Unsur-unsur
Sebuah wacana selalu mengandung topic dan tema, frase, kata, dan unsur ortografis yang
berkaitan dengan tata ejaan dan tata istilah. Topic disebut juga dengan pokok pikiran yang
diperbincangkan dalam sebuah wacana. Sebuah wacana yang baik hanya memiliki satu topic
utama. Topic utama dapat dikembangkan dengan beberapa topik penjelas, yang penting topik
penjelas adalah topik utama. Ada tiga hal yang dapat dilakukan agar pengembangan topic itu
terarah, yaitu (1) membagi topik utama atas bebrapa subtopik dan subtopik dikembangkan atas
beberapa beberapa paragraph, (2) menyisihkan detail atau ide penjelas yang tidak penting, dan
(3) memilih dan mengambil ide penjelas yang sesuai ide pokok.
e. Teknik Pengembangan
Menurut Suparno dan Mohammad Yunus (2003: 5.23) teknik mengembangkan tulisan
eksposisi ada enam yaitu teknik identifikasi, teknik perbandingan, teknik ilustrasi, teknik
klasifikasi, teknik, defenisi, dan yang terakhir teknik analis. Uraian singkat tentnag keenam
teknik tersebut adalah sebagai berikut :
1. Teknik Identifikasi
Digunakan dengan cara penulis menyebutkan ciri-ciri atau unsure-unsur yang membentuk
suatu hal atau objek sehingga pembaca dapat mengenal objek itu dengan tepat dan jelas. Jadi,
teknik ini mirip dengan teknik pengmebangan tulisan deskripsi.
9
2. Teknik Perbandingan
Digunakan dengan cara penulis mengemukakan uraian yang berisi perbandingan antar
hal-hal yang ditulis dengan sesuatu yang lain. Perbandingan ini dilakukan dengan
menunjukkan persamaan dan perbedaan antara keduanya. Dengan membandingkan sesuatu
yang baru dengan sesuatu yang telah diketahui pembaca, diharapkan pembaca lebih mudah
memahami hal baru yang yang saimpaikan penulis.
3. Teknik Ilustrasi
Digunakan dengan cara penluis berusaha menunjukkan contoh-contoh nyata, baik contoh-
contoh untuk pengertian yang konkret maupun yang abstrak. Contohcontoh dalam ilustrasi
berfungsi untuk mengkonkretkan suatu prinsip umum yang sudah diuraikan sebelumnya.
4. Teknik Klasifikasi
Digunakan dengan cara penulis mengemukakan suatu pokok masalah yang majemuk.
Sesudah itu, dipecah atau diuraikan menjadi bagian-bagian serta digolongkan secara logis dan
jelas menurut dasar penggolongan yang berlaku sama bagi tiap bagian tersebut.
5. Teknik Definisi
Definisi adalah eksposisi terhadap ari kata-kata. Definisi merupakan penjelasan formal
terhadap pembatasan-pembatasan arti-arti dengan tujuan untuk memperjelas komunikasi. Oleh
karena itu, definisi banyak digunakan untuk mengembangkan eksposisi.
6. Teknik Analisis
10
g. Contoh
Vitamin A
Vitamin terdapat dalam mentega, ikan, buah-buahan berwarna kuning, dan sayur-
sayuran. Diet yang rendah vitamin A dapat menyebabkan resistensi yang menurunkan terhadap unfeksi,
nafsu makan menurun, dan pencernaan makanan yang tidak sempurna. Pada mata, dapat menyebabkan
xeropthalmia. Pada kulit, kekurangan vitamin A menyebabkan timbulnya bintik-bintik atau penonjolan
pada lengan, bahu, dan tungkai dengan ukuran yang berbeda-beda yang mengeliling folikel-folikel.
Biasanya, mulai dari depan dan samping lengan atas kemudian menyebar ke bagian luar lengan dan
tungkai, bahu, perut, dan akhirnya sampai berarut-larut dapat menjalar ke muka. Penonjolan-penonjolan
ini keras, kering, warnanya lebih gelap dari kulit sekitarnya dan tengahnya terasa tajam. Pada bagian
wajah atau muka, akan muncul bintik-bintik menyerupai jerawat dan kulit muka sangat kering
Kelebihan vitamin A juga memberi gejala yang tidak dikehendaki orang. Dilaporkan,
pada anak-anak yang orang tuanya memberikan terlaku banyak vitamin A gejala-gejala berikut ini salah
satu gejala kelebihan vitamin A adalah rambut menjadi rontok. Demikian juga alis mata Rambut yang
tinggal menjadi kasar dan kering gejala lain, bibir menjadi pecah-pecah serta muncul pigmentasi dan
gatal-gatal pada kulit. Pada orang dewasa, kelebihan vitamin A menyebabkan sakit-sakit pada sensi dan
tulang, pembentukan sisik-sisik pada kulit dan kerut-kerut pada pinggir mulut dan lubang hidung .
Rambut rontok dan yang tertinggal pun menjadi kasar dan kering serta pigmentasi pada kulit muka dan
leher. Bila berlarut-larut, akan timbul gejala-gejala seperti lelah, nyeri otot, nafsu makan menurun, sakit
kepala, dan penurunan berat badan. Dengan menghentikan asupan vitamin A dalam waktu beberapa
minggu, gejala-gejala tersebut akan menghilang.
4. Tulisan Argumentasi
A Pengertian
Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan
pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang
diinginkan penulis atau pembicara (Keraf, 1983 :23).
Melalui argumentasi, penulis berusaha merangkaikan fakta sedemikian rupa sehingga ia
menunjukkan apakah suatu pendapat suatu pendapat atau suatu hal tertentu atau benar atau tidak.
11
Semi(1987:53) mengemukakan bahwa argumentasi adalah suatu tulisan yang bertujuan
meyakinkan atau membujuk pemabaca tentang kebenaran pendapat atau pernyataan penulis.
Ahmadi (1988:93) mengemukakan bahwa argumentasi dapat dikatakan sebagai salah satu
proses belajar.
Tulisan argumentasi adalah tulisan yang digunakan untuk mengungkapakan suatu data,fakta,
dan alasan sesuatu yang dilakukan dengan jelas sehingga pembaca menjadi yakin.
B. Ciri-Ciri
Menurut Keraf(1983:4) tulisan argumentasi memiliki empat ciri utama :
Merupakan hasil pemikiran yang kritis dan logis.
Bertolak dari fakta atau evidensi-evidensi yang ada.
Bersifat mengajak atau mempengaruhi orang lain.
Dapat di uji kebenarannya.
C. Contoh
Sebaliknya, mahasiswa di perguruan tinggi swasta harus membayar banyak sekali karena
pemerintah tidak memberi bantuan sedikitpun. Padahal, perguruan tinggi swasta sudah
membantu pemerintah dalam memberi kesempatan belajar puluhan ribu pemuda yang
sebenarnya pertama-tama merupakan kewajiaban pemerintah untuk memfasilitasi kebutuhan
pendidikan mereka. Lebih-lebih lagi, perguran tinggi swasta seharusnya mendapatkan subsidi
dari pemerintah. Kenyataannya justru terbalik,pengelola perguruan tinggi swasta harus
12
membayar kepada pemerintah biaya-biaya ujian, pengesahan ijazah, atau biaya untuk
memperoleh status terdaftar, diakui, dan disamakan.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Karangan dapat dibedakan atas beberapa macam, golongan (klasifikasi). Dapat dibedakan
atas karangan prosa dan karangan puisi. Dapat dibedakan ats karangan ilmiah dan karangan non
ilmiah. Dapat pula dibedakan atas karangan fiksi dan non fiksi. Dan masih bisa dibedakan atas
penggolongan laon lagi sesuai dengan kebutuhan pengarangnya. Ada beberapa jenis tulisan,
diantaranya :
1. Deksripsi
Mendeskripsikan suatu benda.
2. Narasi
Menceritakan suatu peristiwa.
3. Eksposisi
Menjelaskan tentang suatu informasi dan berita.
4. Argumentasi
Pendapat yang disertai dengan fakta.
B. Saran
14