Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Kegiatan menulis merupakan bagian yang tidak bisa terpisahkan dalam proses belajar yang
dialami mahasiswa selama menuntut ilmu di perguruan tinggi. Pada setiap semester para
mahasiswa harus menulis makalah atau tulisan lainnya, bahkan untuk sebagian besar mata kuliah
yang ditempuh. Dengan demikian, mereka diharapkan akan memiliki wawasan yang lebih luas
dan mendalam mengenai topik yang ditulisnya. Dalam menghadapi tugas menulis di atas
sebagian besar mahasiswa menganggapnya sebagi beban berat. Anggapan tersebut muncul
karena kegiatan menulis menyita banyak waktu, tenaga, pemikiran, serta perhatian yang
sungguh-sungguh. Disamping itu kegiatan menulis menuntut keterampilan yang kadang-kadang
tidak dimiliki oleh mahasiswa. Ada pula mahasiswa yang meragukan kegunaannya, apalagi jika
tugas menulis itu dikaitkan dengan mata kuliah yang bukan merupakan mata kuliah bidang
studinya.
Sebuah paragraf yang baik merupakan suatu satuan yang tersusun secara terperinci dan
terpadu di mana pemaparan materi yang dituangkan dalam sebuah paragraf terdapat inti
permasalahan yang dibicarakan. Keterkaitan antar kalimat dalam paragraf juga perlu
diperhatikan sehingga penggunaan dan pemilihan bahasa dan kata maupun kalimat tidak sia-sia
yang akhirnya tidak keluar atau melebar dari pokok permasalahan yang menjadi bahan
pembicaraan pada suatu paragraf yang konsisten dan terpadu.

2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan paragraf?
2. Apa saja jenis paragraf ?
3. Apa saja karakteristik sebuah paragraf ?
4. Bagaimana kriteria paragraf yang baik?

3. TUJUAN PENULISAN
1. Mendeskripsikan maksud paragraf
2. Mendeskripsikan jenis paragraf yang perlu diketahui
3. Mendeskripsikan karakteristik sebuah paragraf
4. Mendeskripsikan kriteria paragraf yang baik

Page 1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Paragraf
Paragraf merupakan satuan pikiran atau gagasan atau topik yang sederhana yang pada
umumnya diungkapkan dalam beberapa kalimat (kelompok kalimat). Pengertian yang berkaitan
dengan paragraf sangat banyak, dijelaskan dalam kamus besar bahasa Indonesia tentang
pengertian paragraf yaitu bagian bab dalam suatu karangan (biasanya mengandung satu ide
pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru). Apabila dipaparkan secara sistematis maka
suatu karangan secara umum merupakan kumpulan dari bab per bab, dalam tiap bab tersebut
terdapat beberapa paragraf yang disusun secara sistematis dan konsisten, pada paragraf terdapat
kumpulan kalimat-kalimat sebagai pengembangan dari pemaparan satu buah paragraf, dan dalam
kalimat tersebut terdapat kumpulan kata-kata yang membangun unsur sebuah kalimat yang
efektif dan memenuhi kriteria dalam sebuah kalimat pada tulisan ilmiah. Paragraf juga dapat
dikatakan karangan yang paling pendek (singkat). Dengan adanya paragraf kita dapat
membedakan di mana suatu ide mulai dan berakhir.

Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai


keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut. Sebuah paragraf mungkin terdiri atas
sebuah kalimat, mungkin terdiri atas dua buah kalimat, mungkin juga lebih dari dua buah
kalimat. Bahkan, sering kita temukan bahwa satua paragraf berisi lebih dari lima buah kalimat.
Walaupun paragraf itu mengandung beberapa kalimat, tidak satupun dari kalimat-kalimat itu
yang memperkatakan soal lain. Seluruhnya memperbincangkan satu masalah atau sekurang-
kurangnya bertalian erat dengan masalah itu.

Pengertian paragraf telah banyak dibahas oleh pakar linguistik.


Beberapa pakar yang menjelaskan paragraph dijelaskan berikut ini:
1. Arifin dan Tasai (2004:113) mengemukakan bahwa paragraf adalah seprangkat kalimat
yang membicarakan suatu gagasan atau topik.
2. Kridaklasana (1984:140) menjelaskan paragraf adalah satuan bahasa yang mengandung
satu tema.
3. Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:828) menjelaskan paragraf adalah
bagian bab dalam suatu karangan yang biasanya mengandung satu ide pokok dan
penulisannya dimulai dengan garis baru dan disebut juga dengan alinea.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dipahami beberapa hal tentang paragraf yakni
berikut ini. Pertama, dilihat dari bentuknya, paragraf umumnya terdiri atas beberapa kalimat
(disebut paragraf sempurna) namun sebagian kecil terdiri atas satu atau dua kalmia (disebut
paragraf sederhana). Kedua, dilihat dari segi penulisannya, paragraf ditulis dengan menjorokkan
awal kalimat ke bagian dalam tulisan atau ditulis sejajar namun dipisahkan dengan memberi
jarak dari paragraf yang lain. Ketiga,dilihat dari segi isinya, paragraf membicara satu topik
pemikiran sederhana yang mendukung topik subbab atau topik bab atau topik karangan.
(wacana).

Page 2
B. Kegunaan Paragraf
 Paragraf berguna untuk beberapa hal berikut ini:
1. Memudahkan pengekspresian gagasan, pikiran, perasaan dalam rangkaian kalimat
yang disusun secara logis dalam suatu kesatuan.
2. Memudahkan penataan topik-topik (paragraf) sebagai kesatuan rangkaian dalam suatu
karangan.
3. Memudahkan pengembangan topik karangan (atau topik subbab,topik bab) menjadi
topik-topik sederhana ( topik paragraf).
4. Memudahkan pengertian dan pemahaman dengan menceraikan satu tema dengan tema
yang lainnya.
5. Memisahkan dan menegaskan pergantian suatu topik (paragraf) dengan topik
(paragraf) lainnya secara formal.

 Bagi pembaca, paragraf berguna untuk beberapa hal berikut ini.


1. Menandai pergantian topik (paragraf) yang satu dengan topik (paragraf) akan disajikan.
2. Memudahkan pemahaman suatu topik (paragraf) karena secara formal telah dipisahkan
dengan topik (paragraf) yang telah disajikan dan topik (paragraf) akan disajikan.

C. Jenis Paragraf
Jenis paragraf dapat dilihat dari beberapa aspek, yakni :
1. Kelengkapan Paragraf
a. Paragraf sederhana
Paragraf sederhana adalah paragraf yang hanya terdiri dari satu atau dua kalimat. Pada
umumnya, paragraf sederhana ini hanya berisi pengantar suatu topik bahasan, penutup topik
bahasan, peralihan topik bahasan di dalam buku atau karangan ilmiah lainnya. Selain itu,
paragraf sederhana juga berisi rujukan penutup dalam surat atau berupa teras dalam berita
jurnalistik. Beberapa contoh paragraf sederhana tersebut dapat dilihat seperti dibawah ini:
 Contoh (1), yang berupa paragraph pembuka
Dalam bab ini, dibicarakan dua hal yang saling berkaitan yaitu perkembangan kosakata
bahasa Indonesia dan pengembangan kosakata bahasa Indonesia. Perkembangan dan
pengembangan menyangkut dua hal yang berbeda apabila dilihat dari proses kejadiannya, tetapi
dilihat dari hasilnya merupakan dua hal yang sama.
 Contoh (2), yang berupa paragraf penutup suatu topik
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1993), kata-kata yang dibentuk melalui proses
onomatope ini ada yang didaftar sebagai lema (entri), tetapi banyak juga yang tidak didaftarkan.
 Contoh (3), yang berupa paragraf penghubung atau peralihan topik
Dalam berbagai kepustakaan banyak disebutkan bidang-bidang kosakata ini. Berikut ini
akan dikemukakan bidang-bidang kosakata itu menurut beberapa dasar pembidangan.
 Contoh (4), yang berupa paragraph yang ditemukan dalam surat
Atas perhatian dan kesediaan Ibu, Ananda sampaikan terima kasih.

b. Paragraf sempurna
Paragraf sempurna adalah paragraf yang terdiri dari beberapa kalimat. Satu atau
dua kalimat menyatakan topik bahasan paragraf sedangkan beberapa kalimat
lainnya menjelaskan topik bahasan paragraf itu. Dalam suatu karangan, paragraf
sempurna inilah yang paling banyak ditemukan. Pada umumnya, topik bahasan

Page 3
karangan disajikan dengan paragraf sempurna ini. Berbeda dengan itu, dalam uatu
karangan, paragraf sederhana pada dasarnya digunakan untuk memperlancar
penyajian topik bahasa karangan.
Berikut contoh paragraf sempurna dapat dilihat dibawah ini.
 Contoh (1)
Semua suara diatas 85 dB dapat mengakibatkan kehilangan pendengaran. Kehilangan
pendengaran ini tergantung pada kekuatan dan lama suara. Misalnya, selama 8 jam
mendengar suara berkekuatan 90 dB dapat menyebabkan kerusakan. Semua ledakan yang
suaranya berkekuatan sampai 140 dB dengan segera menyebabkan kerusakan ( dan
menyebabkan rasa sakit yang amat sangat). Kamu akan mendengarkan suara berkekuatan
85 dB jika kamu harus meninggikan suaramu supaya terdengar oleh orang lain.
 Contoh (2)
Peredam senjata bekerja dengan prinsip-prinsip yang sederhana untuk membuat senjata
tidak bersuara. Bayangkan sebuah balon. Apabila kamu menusuk balon dengan peniti,
akan menimbulkan suara yang keras. Akan tetapi, jika kamu membuka balon dan
membiarkan udaranya keluar perlahan, suaranya akan sangat pelan. Proses inilah menjadi
ide dasar di balik peredam senjata.
2. Fungsi paragraf dalam karangan
a. Paragraf pengantar atau pembuka
Paragraf pembuka biasanya memiliki sifat ringkas menarik, dan bertugas menyiapkan
pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan. Paragraf pembuka biasanya
bertujuan untuk mengutarakan suat aspek pokok pembicaraan dalam karangan .
Sebagai bagian awal sebuah karangan, paragraf pembuka harus di fungsikan untuk:
1. Menghantar pokok pembicaraan.
2. Menarik minat pembaca.
3. Menyiapkan atau menata pikiran untuk mengetahui isi seluruh karangan.
 Contoh paragraf pembuka :
Pemilu baru saja usai. Sebagian orang, terutama caleg yang sudah pasti jadi, merasa
bersyukur karena pemilu berjalan lancer seperti yang diharapkan. Namun, tidak
demikian yang dirasakan oleh para caleg yang gagal memperoleh kursi di parlemen.
Mereka mengalami stress berat hingga tidak bisa tidur dan tidak mau makan.

b. Paragraf penghubung atau peralihan


Paragraf penghubung berisi inti masalah yang hendak disampaikan kepada pembaca.
Secara fisik, paragraf ini lebih panjang dari pada paragraf pembuka. Sifat paragraf-
paragraf penghubung bergantung pola dari jenis karangannya. Dalam karangan-
karangan yang bersifat deskriptif, naratif, eksposisis, paragraf-paragraf itu harus
disusun berdasarkan suatu perkembangan yang logis. Bila uraian itu mengandung
pertentangan pendapat, maka beberapa paragraf disiapkan sebagai dasar atau landasan
untuk kemudian melangkah kepada paragraf-paragraf yang menekankan pendapat
pengarang.
Paragraf ini didalam karangan dapat difungsikan untuk:
1. Mengemukakan inti persoalan.
2. Memberikan ilustrasi.
3. Menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya.
4. Meringkas paragraf sebelumnya

Page 4
5. Mempersiapkan dasar bagi simpulan.
 Contoh paragraf penghubung :
Pada uraian diatas telah disajikan dijelaskan hakikat pemerolehan bahasa. Sekarang
perlu diketahui ragam atau jenis-jenis pemerolehan bahasa seperti diuraikan berikut
ini.

c. Paragraf penutup
Paragraf penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan
kembali (untuk eksposisi) mengenai hal-hal yang dianggap penting. Paragraf ini
merupakan pernyataan kembali maksud penulis agar lebih jelas. Mengingat
paragraf penutup dimaksudkan untuk mengakhiri karangan. Penyajian harus
memperhatikan hal sebagai berikut :
1. Sebagai bagian penutup,paragraf ini tidak boleh terlslu panjang.
2. Isi paragraf harus berisi simpulan sementara atau simpulan akhir sebagai
cerminan inti seluruh uraian.
3. Sebagai bagian yang paling akhir dibaca, disarankan paragraf ini dpat
menimbulkan kesan yang medalam bagi pembacanya.
 Contoh paragraf penutup :
Demikian proposal yang kami buat. Semoga usaha kafe yang kami dirikan mendapat
ridho dari Tuhan YME serta bermanfaat bagi sesama. Atas segala perhatiannya, kami
ucapkan terima kasih.

d. Paragraf Pokok atau Pengembang


Paragraf pokok atau pengembang adalah paragraf yang terdapat di dalam suatu
karangan yang berisi topic-topik bahasan (sederhana) yang mendukung penjelasan
topik bahasa karangan ( kompleks). Pada intinya, kesatuan beberapa paragraf
pokok atau pengembang iniah yang menunjang pengembangan topik bahasa
karangan. Disebut paragraf pokok karena paragraf ini adalah paragraf inti yang
berisi satu topik bahasan paragraf yang secara bersama-sama dengan paragraf
pokok yang lain menjelaskan topik bahasan karangan. Disebut paragraf
pengembang karena paragraf ini adalah paragraf yang mengembangkan topik
bahasa karangan.
 Contoh paragraf pokok atau pengembang
Sayangnya, bagi kita bangsa Indonesia, sastra dan kesenian nyatanya semakin
terpinggirkan dari kehidupan berbangsa. Padahal, kita adalah bangsa yang berbudaya.
Dalam dunia pendidikan, sastra dianggap hafalan belaka. Siswa mengenal novel-novel
sastra seperti Sengsara Membawa Nikmat, di Bawah Lindungan Ka’bah, dan
sebagainya hanya karena mereka ”terpaksa” atau mungkin “dipaksa” menghafal
beberapa sinopsis dari beberapa karya yang benar-benar singkat yang ada dalam buku
pelajaran, yang mereka khawatirkan mencul ketika ujian.

3. Teknik pemaparan paragraf


a. Paragraf deskripsi
Berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah
melihat, merasa atau mendengar hal tersebut.

Page 5
Contoh:
Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang
mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat cantik.
Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan
begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang
bersih, dagu lancip yang menawan,serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.

b. Paragraf narasi
Karangan ini berisi rangkaian peristiwa yang susul-menyusul, sehingga
membentuk alur cerita. Karangan jenis ini sebagian besar berdasarkan imajinasi.
Contoh:
Jam istirahat. Aldi tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari
rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan
kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya
ada dia.

c. Paragraf eksposisi
Berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi
informasi.
Contoh:
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan
mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan
pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini
melejit sehingga harganya meningkat.

d. Paragraf argumentasi
Bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta
konsep sebagai alasan/ bukti.
Contoh:
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan
demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992)
bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk
mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang
mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA,
kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga.
Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua
mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-
mana.

e. Paragraf persuasi
Karangan ini bertujuan mempengaruhi emosi pembaca agar berbuat sesuatu. isi
paragraf ini mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak
pembaca. Paragraf persuasif banyak dipakai dalam penulisan iklan,terutama
majalah dan Koran .
Contoh:
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia

Page 6
sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah
mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya,
mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama
anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling
mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana
kemanusian dan saling mencintai.

D. Kriteria Paragraf yang Baik


Untuk membuat sebuah paragraf yang baik dan benar menurut ketentuan dan kaidah-
kaidah yang berlaku perlu diketahui tiga komponen yang disyaratkan sebagai sebuah
paragraf yang baik dan benar. Syarat pembentukan paragraf dimaksud menurut Sabarti
Akhadiah, et. al. terdapat tiga unsur yaitu kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan.

1) Kesatuan (Kohesi)
Tiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Fungsi paragraf ialah
mengembangkan topik tersebut. Oleh sebab itu, dalam pengembangannya tidak boleh terdapat
unsur- unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik. Paragraf dianggap
mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam paragraf itu tidak terlepas dari topiknya atau
selalu relevan dengan topiknya. Semua kalimat terfokus pada topik dan mencegah masuknya
hal-hal yang tidak relevan.

2) Kepaduan (Koherensi)
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah paragraf ialah koherensi atau kepaduan. Urutan
pikiran yang teratur, akan memperlihatkan kepaduan. Jadi, kepaduan/koherensi dititikberatkan
pada hubungan antar kalimat dengan kalimat. Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui
penyusunan kalimat secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan (kata-kata) pengait antar
kalimat. Urutan yang logis tersebut akan terlihat pada pola susunan antar kalimat yang
terdapat pada paragraf tersebut. Kepaduan dalam sebuah paragraf dibangun dengan
memperhatikantiga hal, antara lain; pertama, unsur kebahasaan yang digambarkan antara lain
dengan; (1) repetisi atau pengulangan kata kunci, kata ganti, (2) kata transisi atau ungkapan
penghubung, (3) paralelisme, (4) pemerincian dan urutan isi paragraf. Kedua, perincian dapat
diurutkan secara kronologis (menurut urutan waktu), secara logis (sebab–akibat , akibat-
sebab, khusus-umum, umum-khusus), menurut urutan ruang (spasial), menurut proses, dan
dapat juga dari sudut pandangan yang satu ke sudut pandangan yang lain.

3) Kelengkapan
Suatu paragraf dikatakan lengkap, jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk
menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimat utama. Sebaliknya suatu paragraf dikatakan
tidak lengkap, jika tidak dikembangkan atau hanya diperluas dengan pengulangan-
pengulangan.

4) keruntutan Penyusunan
Paragraf yang baik harus disusun secara runtut. Keruntutan susunan paragraf ini dapat
diwujudkan dengan penggunaan susunan yang logis seperti logika kronologis, logika ruang,
dan logika ilmiah. Sebuah paragraf deskripsi yang runtut penyusunannya adalah yang
memiliki ruang yang jelas. Sebuah paragraf narasi yang runtut penyusunannya adalah yang

Page 7
memiliki urutan waktu yang jelas. Sebuah paragraf eksposisi, argumentasi, atau persuasi
yang runtut penyusunannya adalah yang memiliki penjelasan ilmiah yang jelas dan masuk
akal.

E. Teknik Pemberian Paragraf


Pengembangan paragraf merupakan cara menyajikan topik bahasan paragraf dalam bentuk
kalimat topik dan kalimat-kalimat penjelas.
a. Teknik Penguraian Gagasan
Pengembangan paragraf dengan teknik penguraian gagasan digunakan jika topik bahasan
paragraf dalam kalimat topik itu adalah berupa definisi konsep, penjelasan ide, pikiran,
pendapat. Kalimat topik seperti ini perlu dijelaskan lebih rinci.penjelasan dan penguraian
itu diwujudkan dalam beberapa kalimat penjelas. Kalimat-kalimat penjelas itu
dimunculkan sepanjang masih bermanfaat untuk menjelaskan topik bahasan paragraf itu.

b. Teknik Perbandingan atau Pertentangan


Pengembangan paragraf dengan teknik perbandingan atau pertentangan digunakan jika
topik bahasan paragraf dalam kalimat topik itu adalah berupa bandingan atau
pertentangan dua hal. Berbagai aspek perbandingan atau pertentangan itu diwujudkan
dalam beberapa kalimat penjelas. Kalimat-kalimat penjelas itu dimunculkan untuk
menjelaskan topik bahasan paragraf itu.

c. Teknik Pemberian Contoh


Pengembangan paragraf dengan teknik pemberian contoh digunakan jika topik bahasan
paragraf dalam kalimat topik itu dirasakan akan lebih jelas dengan cara mengemukakan
contohnya. Agar topik bahasan itu menjadsi nyata, pemberian contoh sangat perlu
digunakan. Kalimat-kalimat penjelas itu mengemukakan contoh untuk menjelaskan topik
bahasan paragraf itu.

d. Teknik Pemberian Argumentasi


Pengembangan paragraf dengan teknik pemberian argumentasi (alas an) digunakan jika
topik bahasan paragraf dalam kalimat topik itu berupa pendapat, gagasan, atau keyakinan
yang memerlukan alasan agar diterima orang lain. Agar topik bahasan itu diterima orang
lain, pemberian alasan sangat perlu digunakan. Artinya, kalimat-kalimat penjelas itu
adalah berupa alasan-alasan atas kebenaran pendapat, gagasan, atau keyakinan yang telah
dikemukakan dalam kalimat topik paragraf itu.

e. Teknik Perincian Sebab


Pengembangan paragraf dengan teknik perincian sebab digunakan jika topik bahasan
pargraf dalam kalimat topik itu berupa persoalan yang disebabkan oleh hal yang lain.
Rincian sebab itu sangat perlu untuk menjelaskan topik bahasan yang berupa akibat itu.
Kalimat-kalimat penjelas itu adalah rincian sebab-sebab terjadinya hal yang dikemukakan
dalam kalimat topik.

f. Teknik Perincian Akibat

Page 8
Pengembangan paragraf dengan teknik perincian akibat digunakan jika topik bahasan
paragraf dalam kalimat topik itu berupa persoalan yang diakibatkan oleh hal yang lain.
Rincian akibat itu sangat perlu untuk menjelaskan topik bahasan yang berupa sebab itu.
Kalimat-kalimat penjelas itu adalah rincian akibat-akibat dari persoalan yang
dikemukakan dalam kalimat topik.

g. Teknik Pengklasifikasian
Pengembangan paragraf dengan teknik pengklasifikasian ini digunakan jika topik
bahasan paragraf dalam kalimat topik itu berupapengklasifikasikan atau pengelompokan
suatu hal. Keseluruhan hasil klasifikasi itu perlu dikemukakan untuk menjelaskan topik
bahasan yang berupa pengklasifikasian itu. Semua hasil klasifikasi itu harus muncul atau
terdapat di dalam kalimat-kalimat penjelas.

Page 9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam kegiatan menulis harus memperhatikan kaidah-kaidah yang berlaku. Suatu kalimat
dikatakan gramatikal apabila kalimat tersebut disusun berdasarkan kaidah ketatabahasaan. Suatu
kalimat dikatakan logis apabila informasi yang disampaikan penulis dapat diterima oleh akal
sehat. Penggunaan paragraf setidaknya dapat mempermudah seorang penulis dalam membuat
suatu karya ilmiah baik dalam bentuk sederhana maupun kompleks agar pembahasan suatu
pokok permasalahan tidak keluar dari topik yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan adanya
paragraf, penulis akan lebih mudah mengkategorikan pokok materi yang akan menjadi pokok
pembicaraan pada pemaparan yang dituangkan dalam bentuk paragraf tersebut.

B. SARAN
Kegiatan menulis merupakan bagian yang tidak bisa terpisahkan dalam proses belajar yang
dialami mahasiswa.diharapkan mahasiswa lebih memahami dan tahu bagaimana penggunaan
paragraf yang baik dan benar. Sebuah paragraf yang baik merupakan suatu satuan yang tersusun
secara terperinci dan terpadu di mana pemaparan materi yang dituangkan dalam sebuah paragraf
terdapat inti permasalahan yang dibicarakan. Keterkaitan antar kalimat dalam paragraf juga perlu
diperhatikan sehingga penggunaan dan pemilihan bahasa dan kata maupun kalimat tidak sia-sia.

Page 10

Anda mungkin juga menyukai

  • Sadsasd
    Sadsasd
    Dokumen274 halaman
    Sadsasd
    mayta suryaningsih
    Belum ada peringkat
  • Tugas Kwu
    Tugas Kwu
    Dokumen17 halaman
    Tugas Kwu
    mayta suryaningsih
    Belum ada peringkat
  • Uji T Test
    Uji T Test
    Dokumen12 halaman
    Uji T Test
    mayta suryaningsih
    Belum ada peringkat
  • Gambar
    Gambar
    Dokumen8 halaman
    Gambar
    mayta suryaningsih
    Belum ada peringkat
  • Cara Murah Hitung Komposisi Lemak Tubuh Anda
    Cara Murah Hitung Komposisi Lemak Tubuh Anda
    Dokumen16 halaman
    Cara Murah Hitung Komposisi Lemak Tubuh Anda
    mayta suryaningsih
    100% (1)
  • Soal Tpa
    Soal Tpa
    Dokumen36 halaman
    Soal Tpa
    mayta suryaningsih
    Belum ada peringkat
  • Post Test
    Post Test
    Dokumen15 halaman
    Post Test
    mayta suryaningsih
    Belum ada peringkat
  • SEREALIA
    SEREALIA
    Dokumen7 halaman
    SEREALIA
    mayta suryaningsih
    Belum ada peringkat