Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

BAHASA INDONESIA

“Diksi (Pilihan Kata)”

Disusun Oleh:
1. Amara Trada P. A. (3421801001)
2. Amiluddin (3421801002)
3. Kelvin Kurniadi (3421801013)
4. M. Rian Anjani (3421801019)
5. Bayu Krisna Mukti (3421811009)

Prodi Teknik Perencanaan dan Konstruksi Kapal


Jurusaan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Batam
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..........................................................................ii
BAB I ..................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................ 1
BAB II ................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ................................................................................... 2
A. Pengertian Diksi .......................................................................... 2
B. Fungsi Diksi .................................................................................. 2
C. Jenis-jenis Diksi ........................................................................... 3
C.1. Diksi Berdasarkan Makna ................................................... 3
C.2. Diksi Berdasarkan Leksikal ................................................ 4
D. Gaya Bahasa dan Idiom ................................................................. 5
BAB III .................................................................................................. 8
PENUTUP ............................................................................................. 8
A. Kesimpulan .................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 9

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat,


inayah, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dan sebagai bahan diskusi bersama.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Kami mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan baik dalam segi penulisan maupun dalam segi tata bahasa.
Oleh kerena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca untuk kesempurnaan makalah ini, terima kasih.

Batam, 24 Agustus 2019

Kelompok 3

ii
BAB I

PENDAHULUAN

Bahasa terbentuk dari beberapa tataran gramatikal, yaitu dari tataran


terendah sampai tertinggi adalah kata, frase, klausa, kalimat. Dalam menulis dan
berbicara, kata adalah kunci pokok dalam membentuk tulisan dan ucapan. Maka dari
itu kata-kata dalam bahasa Indonesia harus dipahami dengan baik, supaya ide dan
pesan seseorang dapat dimengerti dengan baik.

Menulis merupakan kegiatan yang menghasilkan ide secara terus


menerus dalam bentuk tulisan yang teratur yang mengungkapkan gambaran,
maksud, gagasan, perasaan (ekspresif). Untuk itu penulis atau pengarang
membutuhkan keterampilan dalam hal struktur bahasa dan kosakata. Yang
terpenting dalam menulis adalah penguasaan kosakata yang merupakan
bagian dari diksi. Ketetapan diksi dalam membuat suatu tulisan atau
karangan tidak dapat diabaikan demi menghasilkan tulisan yang mudah
dimengerti.

Diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata pengarang dalam


menggambarkan “cerita“ pengarang. Walaupun dapat diartikan begitu,
diksi tidak hanya pilih-memilih kata saja atau mengungkapkan gagasan
pengarang, tetapi juga meliputi gaya bahasa, dan ungkapan-ungkapan. Manfaat dari
kemampuan yang diperolehnya itu akan lahir dalam bentuk penguasaan terhadap
pengertian-pengertian yang tepat bukan sekedar mempergunakan kata-kata yang
hebat tanpa isi. Dengan pengertian-pengertian yang tepat itu, kita dapat pula
menyampaikan pikiran kita secara sederhana dan langsung. Mereka yang luas
kosa katanya akan memiliki pula kemampuan yang tinggi untuk memilih
secara tepat kata mana yang paling harmonis untuk mewakili maksud atau
gagasannya. Maka atas dasar tersebutlah kita sebagai mahasiswa yang baik
hendaknya mengetahui dan memahami bagaimana penggunaan pilihan kata yang
tepat dan cermat dalam konteks yang tepat pula.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Diksi
Diksi adalah sebuah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam
penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh
efek tertentu (seperti yang diharapkan).

Penggunaan ketepatan pilihan kata ini dipengaruhi oleh


kemampuan pengguna bahasa yang terkait dengan kemampuan
mengetahui, memahami, menguasai, dan menggunakan sejumlah
kosa kata secara aktif yang dapat mengungkapkan gagasan secara
tepat sehingga mampu mengomunikasikannya secara efektif kepada
pembaca atau pendengarnya.

Indikator ketepatan pilihan kata tersebut adalah sebagai berikut:


1. Mengomunikasikan gagasan berdasarkan pilihan kata yang tepat
dan sesuai berdasarkan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan
benar

2. Menghasilkan penafsiran atau pemaknaan yang tepat, tidak


ambigu dan tidak menyebabkan salah paham.

3. Menghasilkan respon pembaca atau pendengar yang sesuai


harapan penulis atau pembicara.

4. Menghasilkan target komunikasi yang diharapkan.

B. Fungsi Diksi
Diksi dalam pembuatan karya sastra memiliki beberapa fungsi
sebagai berikut:

1. Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.

2. Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat.

3. Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.

4. Mencegah perbedaan penafsiran.

5. Mencegah salah pemahaman.

6. Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.

2
C. Jenis-jenis Diksi
C.1. Diksi Berdasarkan Makna
1. Makna Denotatif
Yang dimaksud dengan denotatif adalah makna yang
memiliki arti sebenarnya dari suatu kata atau kalimat.
Berikut ini contoh diksi bermakna denotatif:
a. Ryan sering “kerja keras” untuk mendapatkan penghasilan
yang lebih baik.
b. Robby adalah seorang yang “gemar membantu”, dia disukai
banyak orang.
c. Carla berinvestasi sejak dulu, sekarang ia mendapatkan
“keuntungan melimpah”

2. Makna Konotatif
Yang dimaksud dengan konotatif adalah makna yang
memiliki arti bukan sebenarnya dari suatu kata atau kalimat.
Berikut ini contoh diksi dengan makna konotatif:
a. Rio harus “membanting tulang” untuk menghidupi
keluarganya.
b. Hanny adalah seorang “kutu buku”, itu sebabnya ia banyak
tahu tentang berbagai hal
c. Romeo suka berinvestasi sejak dulu, tahun ini ia mendapat
“durian runtuh”.

3. Umum dan Khusus

Kata umum dan kata khusus dibedakan berdasarkan


ruang lingkupnya. Makin luas ruang lingkup suatu kata, makin
umum sifatnya. Sebaliknya, mana kata menjadi sempit ruang
lingkupnya makin khusus sifatnya.

Semakin umum suatu kata, maka semakin besar


kemungkinan terjadi salah paham atau perbedaan penafsiran.
Sebaliknya, semakin khusus suatu kata, maka semakin sempit
ruang lingkupnya sehingga semakin kecil kemungkinan terjadi salah
paham atau perbedaan penafsiran. Perhatikan contoh berikut:

a. Kata umum: melihat


Kata khusus: melotot, melirik, menatap, memandang.

b. Kata umum: berjalan


Kata khusus: tertatih-tatih, terseok-seok, langkah tegap.

c. Kata umum: jatuh


Kata khusus: terpeleset, tergelincir, tersungkur, terjerembab.

3
C.2. Diksi Berdasarkan Leksikal
1. Sinonim

Sinonim merupakan pilihan kata yang memiliki


persamaan makna. Penggunaan kata sinonim biasanya
dimaksudkan untuk membuat apa yang dikatakan / dituliskan
menjadi lebih sesuai dengan ekspresi yang ingin diungkapkan.
Berikut ini contoh sinonim:
a. Bahagia = Senang
b. Matahari = Mentari
c. Cantik = Elok
d. Lezat = Enak
e. Pintar = Pandai

2. Antonim

Antonim merupakan pilihan kata yang memiliki makna


berlawanan atau pun berbeda. Berikut contoh antonim:
a. Naik x Turun
b. Besar x Kecil
c. Banyak x Sedikit

3. Polisemi

Polisemi merupakan frasa kata yang memiliki banyak


makna (lebih dari satu makna). Berikut contoh polisemi:

a. Para nasabah yang menabung di Bank akan mendapat


bunga setiap bulan

b. Andini adalah salah satu bunga desa yang paling cantik

Kata “Bunga” pada kalimat di atas memiliki arti yang berbeda


walaupun menggunakan kata yang sama.

4. Homograf

Homograf merupakan kata – kata yang memiliki ejaan


sama akan tetapi memiliki arti dan bunyi yang berbeda.
Berikut contoh homograf: Buah apel dan apel pagi.

5. Homofon

Homofon merupakan kata – kata yang memiliki bunyi


yang sama akan tetapi makna dan ejaannya berbeda.
Berikut contoh homofon: Bank dan bang.

4
6. Homonim

Homonim merupakan kata – kata yang memiliki ejaan


dan bunyi yang sama namun maknanya berbeda.
Berikut contoh homonim: "bulan" (Bisa berarti bulan sebagai
satelit atau bulan dalam kalender).

7. Hiponim

Hiponim merupakan kata yang maknanya telah tercakup


di dalam kata lainnya. Berikut contoh hiponim: kata salmon yang
telah termasuk ke dalam makna kata ikan.

8. Hipernim

Hipernim merupakan kata yang telah mencakup makna


kata lain. Berikut contoh hipernim: kata sempurna yang telah
mencakup makna kata baik, bagus, dan beberapa kata lainnya.

D. Gaya Bahasa dan Idiom


1. Gaya Bahasa

Gaya bahasa atau langgam bahasa dan sering juga disebut majas adalah cara
penutur mengungkapkan maksudnya. Banyak cara yang dapat dipakai untuk
mengungkapkan maksud. Ada cara yang memakai perlambang (majas metafora,
personifikasi) ada cara yang menekankan kehalusan (majas eufemisme, litotes)
dam masih banyak lagi majas yang lainnya. Semua itu pada prinsipnya
merupakan corak seni berbahasa untuk menimbulkan kesan tertentu
bagi mitra komunikasi kita (pembaca/pendengar).

Sebelum menampilkan gaya tertentu ada enam faktor yang mempengaruhi


tampilan bahasa seorang komunikator dalam berkomunikasi dengan mitranya,
yaitu:
a. Cara dan media komunikasi : lisan atau tulisan, langsung atau tidak langsung,
media cetak atau media elektronik.
b. Bidang ilmu : filsafat, sastra, hukum, teknik, kedokteran, dll.
c. Situasi : resmi, tidak resmi, setangah resmi.
d. Ruang atau konteks : seminar, kuliah, ceramah, pidato.
e. Khalayak : dibedakan berdasarkan umur (anak-anak, remaja, dewasa, orang
tua); jenis kelamin (laki-laki, perempuan); tingkat pendidikan dan
status sosial (rendah, menengah, tinggi).
f. Tujuan : membangkitkan emosi, diplomasi, humor, informasi.

5
Dalam bahasa standar (bahasa baku) dapatlah dibedakan menjadi :
a. Gaya Bahasa Resmi
Gaya bahasa resmi adalah gaya bahasa dalam bentuknya yang lengkap,
gaya yang dipergunakan dalam kesempatan-kesempatan resmi, gaya yang
dipergunakan oleh mereka yang diharapkan mempergunakannya dengan baik
dan terpelihara. Gaya bahasa resmi biasa kita jumpai dalam penyampaian
amanat kepresidenan, berita negara, khotbah-khotbah mimbar, tajuk
rencana, pidato-pidato yang penting, artikel-artikel yang serius atau esai
yang memuat subyek-subyek yang penting, semuanya dibawakan dengan gaya
bahasa resmi.
Contoh gaya bahasa resmi terdapat dalam pembukaan UUD
1945: Bahwa sesungguhnya kemerdekaan ini ialah hak segala bangsa dan
oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan, karena tidak
sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan. Dan perjuangan pergerakan
kemerdekaan bangsa Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia
dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu
gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil dan makmur. ...(selanjutnya).

b. Gaya Bahasa Tak Resmi


Gaya bahasa tak resmi juga merupakan gaya bahasa yang dipergunakan
dalam bahasa standar, khususnya dalam kesempatan-kesempatan yang tidak
formal. Gaya bahasa ini biasanya dipergunakan dalam karya-karya tulis, buku-
buku pegangan, dan lain-lain. Singkatnya gaya bahasa tak resmi adalah gaya
bahasa yang umum dan normal bagi kaum terpelajar.
Contoh gaya bahasa tak resmi: Sumpah pemuda yang dicetuskan pada
tanggal 28 Oktober 1928 adalah peristiwa nasional, yang mengandung benih
nasionalisme. Sumpah Pemuda dicetuskan pada zaman penjajahan.
Nasionalisme pada zaman penjajahan mempunyai watak khusus yakni
anti penjajahan. Peringatan kepada Sumpah Pemuda sewajarnya berupa
usaha merealisasikan gagasan-gagasan Sumpah Pemuda

c. Gaya Bahasa Percakapan


Dalam gaya bahasa percakapan, pilihan katanya adalah kata-kata populer
dan kata-kata percakapan. Gaya bahasanya masih lengkap untuk suatu
kesempatan, dan masih dibentuk menurut kebiasaan-kebiasaan.
Contoh berikut adalah hasil rekaman dari sebuah diskusi dalam seminar
Bahasa Indonesia tahun 1996 di Jakarta : Pertanyaan yang pertama, di sini
memang sengaja saya tidak membedakan antara istilah jenis kata atau word
classes atau parts of speech. Jadi ketiganya saya artikan sama di sini.
Maksud saya ialah kelas-kelas kata, jadi penggolongan kata, dan hal
itu tergantung kepada dari mana kita melihat dan dasar apa yang kita pakai
untuk menggolongkannya. .......(selanjutnya).

6
2. Idiom
Menurut Moeliono, Idiom adalah ungkapan bahasa yang artinya tidak
secara langsung dapat dijabarkan dari unsur-unsurnya. Sedangkan menurut
Badudu, idiom adalah bahasa yang teradatkan. Oleh karena itu, setiap kata yang
membentuk idiom berarti di dalamnya sudah ada kesatuan bentuk dan makna.
Walaupun dengan prinsip ekonomi bahasa, salah satu unsurnya
tidak boleh dihilangkan. Setiap idiom sudah tepat sedemikian rupa
sehingga para pemakai bahasa mau tidak mau harus tunduk pada aturan
pemakaiannya. Sebagian besar idiom yang berupa kelompok kata, misalnya
gulung tikar, adu domba, muka tembok tidak boleh dipertukarkan susunannya
menjadi *tikar gulung, *domba adu, *tembok muka karena ketiga kelompok
kata yang terakhir itu bukan idiom.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang diuraikan di atas, dapat disimpulkan menjadi
beberapa point penting yaitu :

1. Diksi adalah sebuah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam
penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga
diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan).

2. Diksi memiliki beberapa fungsi, diantaranya sebagai berikut:


Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal,
Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat, Menciptakan
komunikasi yang baik dan benar, Mencegah perbedaan
penafsiran, Mencegah salah pemahaman, Mengefektifkan
pencapaian target komunikasi.

3. Jenis-jenis diksi dibedakan menjadi tiga, yaitu berdasarkan


makna (konotatif, denotatif, umum dan khusus), leksikal
(sinonim, antonim, polisemi, homograf, homofon, homonim,
hiponim, dan hipernim), gaya bahasa (gaya bahasa resmi, gaya
bahasa tak resmi, gaya bahasa percakapan), dan idiom

8
DAFTAR PUSTAKA

1. Keraf, Gorys. 1984. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT


Gramedia Pustaka Utama.

2. http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SA
STRA_INDONESIA/196711031993032-

3. https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-diksi.html

4. https://id.wikipedia.org/wiki/Diksi

Anda mungkin juga menyukai