Agung Nursyawaly
(061440421741)
Aliyah Montessa (061440421742)
Tiara Nanda Bella Yandini
(061440420833)
Tri Rahayu (061440420834)
Kelas : 5 KI.A/B
2. Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan
mudah dipahami orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan
Ridwan:2001)
4. PENEKANAN
Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.
Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat
menggunakan partikel lah, -pun, dan kah.
Contoh :
1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi
pada kesempatan lain
2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat
membicarakan lagi soal ini.
5. KELOGISAN
Kalimat efektif harus mudah dipahami.
Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam
kalimat harus memiliki hubungan yang
logis/masuk akal.
Contoh :
Saran yang di kemukakannya kami akan
pertimbangkan ( tidak efektif )
Seharusnya : Saran yang dikemukakannya
akan kami pertimbangkan.
PARAGRAF
Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya
merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya
menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraph, yang perlu
diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti
seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan
(gagasan tunggal).Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf
itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.
Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang
hanya terdiri atas satu kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan.
Namun, dalam pembahasan ini wujud alinea semacam itu dianggap
sebagai pengecualian karena disamping bentuknya yang kurang idea
jika ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai
dalam tulisan ilmiah. Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide
yang lebih luas dari sudut pandang komposisi, pembicaraan tentang
paragraf sebenarnya ssudah memasuki kawasan wacana atau
karangan sebab formal yang sederhana boeh saja hanya terdiri dari
satu paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak
mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan.
SYARAT PARAGRAF
Kesatuan paragraf
Sebuah paragraf dikatakan mempunyai kesatuan jika
seluruh kalimat dalam paragraf hanya membicarakan
satu ide pokok ,satu topik / masalah. Jika dalam
sebuah paragraf terdapat kalimat yang menyimpang
dari masalah yang sedang di bicarakan, berarti dalam
paragraf itu terdapat lebih dari satu ide atau masalah.
Kepaduan paragraf
Seperti halnya kalimat efektif , dalam paragraph ini
juga dikenal istilah kepaduan atau koherensi.
Kepaduan paragraf akan terwujud jika aliran kalimat
berjalan mulus dan lancer serta logis. Untuk itu, cara
repetisi, jasa kata ganti dan kata sambung, serta frasa
penghubung dapat dimanfaatkan.
JENISKalimat
PARAGRAF
yang berisi gagasan utama
paragraf adalah kalimat topik. Karena
berisi gagasan utama itulah
keberadaan kalmat topic dan letak
Jenis Paragraf posisinya dalam paragraf menjadi
Menurut penting. Posisi kalimat topik di dalam
Posisi Kalimat paragraf yang akan memberi warna
Topiknya sendiri bagi sebuah paragraf.
Berdasarkan posisi kalimat topik,
paragraf dapa dibedakan atas empat
macam, yaitu : paragraf deduktif,
Isi sebuahinduktif,
paragraf paragraf dapat bermacam-
paragraf deduktif-
macam bergantung pada maksud
induktif, paragraf penuh kalimat topik.
penulisannya dan tuntutan korteks
serta sifat informasi yang akan
disampaikan.Penyelarasan sifat isi
Jenis Paragraf paragraf dengan isi karangan
Menurut Sifat sebenarnya cukup beralasan karena
Isinya pekerjaan menyusun paragraf adalah
pekerjaan mengarang
juga.Berdasarkan sifat isinya, alinea
dapat digolongkan atas lima
macam,yaitu:Paragraf Persuasif ,
Paragraf argumentasi , Paragraf naratif
B. Paragraf induktif
A. Paragraf Deduktif
Bila kalimat pokok
Jenis
AdalahParagraf Menurut
paragraf yang letak Posisi Kalimat Topiknya
ditempatkan dipada akhir
kalimat pokoknya di tempat
paragraf akan terbentuk
kan pada bagian awal paragraf
paragraf induktif, yaitu
,yaitu paragraf yang
paragraf yang menyajikan
menyajikan pokok
penjelasan terlebih
permasalahan terlebih dahulu,
dahulu,barulah diakhiri dengan
lalu menyusul uraian yang
pokok pembicaraan.
terinci mengenai
Contohnya:
permasalahan atau gagasan
" Pak Sopian memiliki kebun
paragraf (urutan umum-
pisang seluas 1 hektar.
khusus).
Tetangganya, Pak Gatot, juga
Contoh paragraf deduktif :"
memiliki kebun pisang seluas
Olahraga akan membuat
1 hektar. Adik Pak Gatot, Ali
badan kita menjadi sehat dan
Bashya, malah memiliki kebun
tidak mudah terserang
pisang yang lebih luas
penyakit. Fisik orang yang
daripada kakaknya, yaitu 2,5
berolahraga dengan yang
hektar. Tahun ini merupakan
jarang atau tidak pernah
tahun ketiga bagi mereka
berolahraga sangat jelas
memanen pisang. Seperti
berbeda. Contohnya jika kita
mereka, dari 210 penduduk
sering berolahraga fisik kita
petani di Desa Sriwaylangsep,
tidak mudah lelah, sedangkan
175 kepala keluarga berkebun
yang jarang atau tidak pernah
pisang. Maka, tidaklah heran
berolahraga fisiknya akan
Jenis Paragraf Menurut Posisi Kalimat
C. Paragraf Deduktif-Induktif
Bila kalimat pokok di tempatkan Topiknya
pada bagian awal dan akhir paragraf,
terbentuklah paragraf deduktif-induktif. Kalimat pada akhir paragraf
umumnya menjelaskan atau menegaskan kembali gagasan utama yang
terdapat pada awal paragraf.
Contoh paragraf deduktif-induktif :
Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indonesia memerlukan rumah yang
kuat,murah, dan sehat. Pihak dari pekerjaan umum sudah lama menyelidiki
bahan rumah yang murah, tetapi kuat. Tampaknya bahan perlit yang
diperoleh dari batuan gunung beapi sangat menarik perhatian para ahli.
Bahan ini tahan api dan air tanah. Usaha ini menunjukan bahwa pemerintah
berusaha
D. Paragrafmembangun rumah
penuh kalimat yang kuat, murah dan sehat untuk memenuhi
topik
kebutuhan rakyat."
Seluruh kalimat yang membangun paragraf sama pentingnya sehingga tidak
satupun kalimat yang khusus menjadi kalimat topik. Kondisi seperti itu dapat
atau biasa terjadi akibat sulitnya menentukan kalimat topic karena kalimat
yang satu dan lainnya sama-sama penting. Paragraf semacam ini sering
dijumpai dalam uraian-uraian bersifat dskriptif dan naratif terutama dalam
karangan fiksi.
Contoh paragraf penuh kalimat topik :
" Pagi hari itu aku berolahraga di sekitar lingkungan rumah. Dengan udara
yang sejuk dan menyegarkan. Di sekitar lingkungan rumah terdengar suara
ayam berkokok yang menandakan pagi hari yang sangat indah. Kuhirup
Jenis Paragraf Menurut Sifat Isinya
A. Paragraf Persuasif
C. Paragraf naratif
d. Wacana argumentasi adalah yang berisi dea tau gagasan yang dilengkapi
dengan data-data sebagai bukti dan bertujuan menyakinkan pembaca
akan kebenaran dea tau gagasannya. Wacana argumentasi ini ada yang
pendek dan ada pula yang panjang. Argumentasi yang pendek dapat
terdiri atas satu kalimat atau beberapa kalimat.
JENIS-JENIS WACANA
a. Wacana naratif yaitu rangkaian tuturan yang menceritakan hal atau kejadian
(peristiwa) melalui penonjolan pelaku (persona I atau III).
g. Wacana epistorari yaitu dalam surat-surat, dengan sistem dan bentuk tertentu.
a. Monolog (satu orang penutur) yaitu wacana yang tidak melibatkan bentuk
tutur percakapan antara dua pihak yang berkepentingan.
b. Dialog (dua orang penutur) yaitu wacana yang berupa percakapan antara
dua pihak.
c. Polilog (lebih dari dua penutur) yaitu wacana yang melibatkan partisipan
pembicaraan di dalam konversasi.
PRINSIP-PRINSIP WACANA
Tujuan Tautan
Runtutan
Tautan atau kohesi
Setiap wacana bermaksud keserasian
yang hendak dihasilkan hubungan antara unsur Runtutan atau
mesti mempunyai linguistik dengan unsur koheran merupakan
tujuan kerana tujuanlah linguistik yang lain dalam kesinambungan idea
yang menentukan jenis sesebuah wacana. yang terdapat dalam
wacana yang Keserasian ditinjau sesebuah wacana
digunakan. Tujuan daripada hubungan sehingga menjadi satu
adalah penting untuk antara sesuatu teks yang bermakna.
memilih teknik perkataan, frasa atau Runtutan merupakan
penyampaian wacana, ayat dengan sesuatu asas dalam pembinaan
sama ada secara perkataan dalam wacana wacana kerana tanpa
naratif, deskriptif atau tersebut. Tautan dapat makna, teks tidak
eksposisi atau mewujudkan dianggap sebagai
penghujahan. Tujuan kesinambungan antara wacana.
juga menentukan sebahagian teks dengan
bentuk wacana, sama sebahagian teks yang
ada ucapan, ceramah, lain sehingga
surat rasmi atau tidak membentuk satu
PRINSIP-PRINSIP WACANA
Penerimaan
Sesuatu wacana perlu mempunyai pendengar atau pembaca yang
merupakan penerima sesuatu wacana. Tahap penerimaan seseorang itu
tinggi jika pendengar atau pembaca memahami sepenuhnya wacana yang
disampaikan. Sebaliknya tahap penerimaan adalah rendah jika wacana
tersebut tidak difahami oleh pendengar atau pembaca.
Maklumat
Setiap wacana perlu mempunyai maklumat, iaitu maklumat baharu
dan maklumat lama. Maklumat lama ialah maklumat yang telah dinyatakan
pada peringkat awal dan diulang dalam konteks berikutnya, manakala
maklumat baharu ialah maklumat yang baharu sahaja dinyatakan dalam
wacana tersebut.
Keadaan
Sesuatu wacana perlulah sesuai dengan keadaan. Kesesuaian itu
menjadikan sesuatu wacana relevan dengan situasi ujaran. Pemilihan kata,
frasa dan susunan ayat yang tepat amat penting untuk menjadikan sesuatu
wacana itu sesuai dengan keadaan.
Interteks
Interteks bermaksud sesuatu wacana bergantung kepada wacana yang lain.
Melalui interteks, sesuatu wacana lebih mudah difahami oleh pembaca atau
pendengar. Kefahaman seseorang terhadap sesuatu wacana yang dibaca
atau didengar akan membantu menghasilkan wacana.