Anda di halaman 1dari 7

12 Jenis Jenis Paragraf Beserta

Contohnya
Sponsors Link
Paragraf menjadi salah satu bagian dari sebuah wacana/bacaan. Sebuah tulisan yang
berkualitas tergantung dari pengembangan setiap paragraf-paragrafnya. Memahami kaidah
paragraf demi menghasilkan tulisan yang bagus jelas sekali urgensinya.
ads

Paragraf dibuat dengan mengembangkan sebuah gagasan utama. Paragraf terhimpun atas
beberapa kalimat yang bertautan membentuk suatu ide ataupun gagasan. Pengertian
paragraf menurut KBBI adalah bagian bab dalam suatu karangan yang biasanya
mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru.

Paragraf seringkali disebut dengan alenia yang tersusun dari satu kalimat utama (gagasan
pokok) dan beberapa kalimat penjelas (gagasan penjelas). Hanya ada satu ide
pokok/gagasan utama dalam sebuah paragraf dimana kalimat penjelas berisi
penjelasan/rincian dari kalimat utama.

Tagiran (2005 : 1) berpendapat bahwa suatu tulisan yang utuh, fungsi pokok paragraf yaitu:
sebagai tanda pembukaan gagasan baru, pengembangan untuk ide sebelumnya dan
sebagai penekanan terhadap ide yang telah diungkapkan sebelumnya.

Menurut Tarigan (2005:3) syarat yang harus dimiliki sebuah paragraf sebagai berikut :

Adanya Kepaduan Paragraf


Adanya Kesatuan Paragraf
Adanya Kelengkapan Paragraf

Paragraf dibagi beberapa jenis, yaitu jenis paragraf berdasarkan sifat dan tujuannya
(fungsi), jenis paragraf berdasarkan posisi kalimat utamanya (tempat) dan jenis paragraf
berdasarkan kontennya (isi) :

Paragraf Berdasarkan Sifat dan Tujuannya


Jenis jenis paragraf sebenarnya ada banyak, yang pertama kita bahas berdasarkan sifat
dan tujuan (Keraf (1980:63-66)) yaitu :

1. Paragraf Pembuka
Paragraf ini letaknya di awal sebuah wacana. Paragraf ini berfungsi sebagai pembuka atau
pengantar isi sebuah karangan kepada pembaca. Sebelum memasuki isi dan inti karangan,
paragraf ini mengantarkan dan mempersiapkan pikiran pembaca agar lebih fokus, serta
isinya mempengaruhi pembaca supaya tertarik melanjutkan isi bacaan.
Contoh paragraf pembuka :
Besok internet mendatangi desa kita. Internet membuat kita menyaksikan dunia. Internet
juga dapat menyampaikan surat ke sahabat kita di pulau seberang, bahkan hingga ke
negara tetangga. Itulah bunyi iklan layanan masyarakat yang dapat disaksikan lewat
televisi. Bayangkan, melalui internet kita dapat mengakses kabar terkini dari seluruh
penjuru dunia. Kita pun bisa mengetahui keadaan roket yang tengah diuji di angkasa luar.

Dengan suatu blog, kita dapat menjadi penulis dengan memposting tulisan karya kita.
Bahkan, kita pun dapat berbincang sambil menatap sahabat pena yang berada di Australia
melalui web camera. Dengan hanya duduk di depan komputer, kita dapat menggunakan
fasilitas chatting, browsing, gaming, atau surfing.

2. Paragraf Penghubung
Paragraf ini letaknya di antara pembuka dan penutup pada sebuah karangan. Paragraf ini
memuat isi dari sebuah karangan. Paragraf penghubung menguraikan isi dan inti sebuah
tulisan. Sifat dari paragraf penghubung sesuai dengan tipe tulisannya seperti narasi,
deskripsi, eksposisi, dll.

Contoh paragraf penghubung :


Meskipun begitu jangan lupa bahwa bersahabat dengan internet terdapat aturan yang
sebaiknya kita patuhi. Jika tidak mengetahui aturan bermainnya, berteman dengan internet
dapat merugikan. Tentunya kita pernah mendengar dari TV atau koran terdapat penculikan
anak, kemudian orang tuanya diminta memberikan sejumlah tebusan berupa uang jika ingin
anaknya dikembalikan. Ternyata setelah diselidiki, kasus penculikan tersebut bermula dari
kegemaran anak terhadap internet seperti chatting. Anak tersebut tanpa sadar memberikan
identitas atau data data pribadi miliknya kepada orang yang ia ajak chatting padahal
orang tersebut merupakan penjahat yang sedang menyamar menjadi anak-anak. Hal
tersebut sangat mungkin mengingat chatting tidak bisa melihat teman yang di ajak
berbincang secara nyata alias maya.

Supaya kejadian tersebut tidak terulang, apalagi menimpa diri kita, maka sebaiknya kita
mengikuti aturan berikut:

1. Jangan memberi data pribadi ke seseorang yang tidak kita kenal


2. Jangan pergi sendirian ketika ingin bertemu dengan teman chatting
3. Tidak malu untuk bertanya kepada orang tua/kakak
4. Jangan mengakses sembarang situs
5. Jangan lupa log out atau sign out akun ketika selesai
6. Hati-hati terhadap virus di software tertentu
7. Buatlah kesepakatan dalam penggunaan internet

3. Paragraf Penutup
Paragraf penutup ialah paragraf yang letaknya di akhir sebuah sebuah karangan. Paragraf
berfungsi sebagai penutup pada sebuah karangan. Paragraf ini menunjukkan tulisan telah
berakhir, bentuknya kesimpulan, pengulangan secara ringkas, penekanan atau komentar
akhir. Bentuknya disesuai dengan kebutuhan maupun jenis tulisan.
Berikut contoh untuk paragraf penutup:

Contoh paragraf penutup :


Hal hal di atas tidak susah untuk dilakukan hanya perlu kesadaran, kedisiplinan serta
tanggung jawab diri kita sendiri. Ketika itu dilakukan, internet akan sangat berguna bagi
kehidupan, khususnya diri kita.
Sponsors Link

Jenis Paragraf Berdasarkan Posisi Kalimat


Utamanya
1. Paragraf deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang posisi gagasan pokok atau kalimat utamanya di
awal sebuah paragraf dan bersifat deduksi. Kata deduksi asalnya dari bahasa latin :
deducere, dedectum deduxi, yang artinya menuntun ke bawah; ataupun menurunkan;
deductio artinya penuntun atau pengantaran.

Paragraf ini paragraf yang diawali dengan pernyataan yang sifatnya umum, lalu dijabarkan
dan dikembangkan menjadi pernyataan yang sifatnya khusus. Pernyataan yang sifatnya
khusus tersebut dapat berupa rincian, penjelasan, bukti-bukti maupun contoh-contoh.
Karena paragraf tersebut dikembangkan dari pernyataan yang umum kemudian
mengemukakan pernyataan pernyataan yang sifatnya khusus, dapat kita dikatakan
bahwa penaralan paragraf deduktif tersebut dari umum ke khusus.

Contoh wacana yang menggunakan paragraf deduktif:


Zaman sekarang kebudayaan Indonesia telah berangsur angsur punah. Anak-anak akrab
dan hafal dengan kebudayaan luar negeri. Anak-anak sangat gemar dengan cerita Upin
Ipin, Spongebob, Avatar, Naruto, Marsha and The Bear, Frozen dan kartun-kartun lainnya
yang ditayangkan di televisi. Begitu pun remaja-remaja yang lebih menggandrungi drama
korea maupun film- film seperti Spiderman, Harry Potter, Batman ketimbang cerita asli
daerah seperti Malin Kundang, Timun Mas, Roro Jonggrang, Ande-ande Lumut, dan lain
sebagainya. Selain itu dalam hal permainan mereka lebih menyukai kartu
remi, puzzle UNO, dan permainan lainnya dari PS atau komputer hingga game online
ketimbang permainan asli daerah kita seperti engklek, gobak sodor, dakonan, gundu,
egrang dan lain sebagainya.

2. Paragraf induktif
Paragraf induktif adalah paragraf yang posisi gagasan pokok atau kalimat utamanya di
akhir sebuah paragraf dan bersifat induksi. Kata induksi asalnya dari bahasa latin : duxi,
ducere, ductum yang artinya membawa ke; atau memasukan kedalam. selanjutnya istilah
induksi dapat dijelaskan dengan metode pemikiran yang berasal dari hal yang khusus untuk
menentukan simpulan atau hukum di akhir paragraf. Karena kalimat-kalimat atau
pernyataan khusus dapat berupa penjabaran dan contoh-contoh, dan pernyataan umum itu
berupa hukum atau simpulan, sehingga paragraf induktif berkembang dari contoh dan
rincian menjadi simpulan.

Contoh wacana yang menggunakan paragraf induktif :


Tidak dapat dipungkiri bahwa fenomena yang sekarang sedang berkembang adalah cerita
cerita dari luar negeri lebih familiar bagi anak-anak diantaranya cerita Upin Ipin,
Spongebob, Avatar, Naruto, Marsha and The Bear, Frozen dan kartun-kartun lainnya yang
ditayangkan di televisi. Begitu pun remaja-remaja yang lebih menggandrungi drama korea
maupun film- film seperti Spiderman, Harry Potter, Batman ketimbang cerita asli daerah
seperti Malin Kundang. Timun Mas, Roro Jonggrang, Ande-ande Lumut, dan lain
sebagainya. Selain itu dalam hal permainan mereka lebih menyukai kartu
remi, puzzle UNO, dan permainan lainnya dari PS atau komputer hingga game online
ketimbang permainan asli daerah kita seperti engklek, gobak sodor, dakonan, gundu,
egrang dan lain sebagainya. Hal-hal di atas mengindikasikan bahwa sekarang ini
kebudayaan luar lebih disukai dan menjadi kiblat untuk anak anak maupun para remaja
Indonesia.

3. Paragraf deduktif-induktif
Paragraf deduktif-induktif merupakan perpaduan antara paragraf deduktif dengan paragraf
induktif. Paragraf deduktif-induktif ini, posisi gagasan pokok atau kalimat utamanya di awal
dan akhir sebuah paragraf. Sebuah wacana yang menggunakan jenis paragraf ini
dikembangkan dengan kalimat yang bersifat umum di awal paragraf dan akhir paragraf
sedangkan kalimat-kalimat yang berada di tengah paragraf (diantara kalimat awal dan
kalimat akhir) sifatnya khusus berupa rincian atau contoh-contoh.

Contoh wacana yang menggunakan paragraf deduktif-induktif:


Zaman sekarang kebudayaan Indonesia telah berangsur angsur punah. Anak-anak akrab
dan hafal dengan kebudayaan luar negeri. Anak-anak sangat gemar dengan cerita Upin
Ipin, Spongebob, Avatar, Naruto, Marsha and The Bear, Frozen dan kartun-kartun lainnya
yang ditayangkan di televisi. Begitu pun remaja-remaja yang lebih menggandrungi drama
korea maupun film- film seperti Spiderman, Harry Potter, Batman ketimbang cerita asli
daerah seperti Malin Kundang, Timun Mas, Roro Jonggrang, Ande-ande Lumut, dan lain
sebagainya. Selain itu dalam hal permainan mereka lebih menyukai kartu
remi, puzzle UNO, dan permainan lainnya dari PS atau komputer hingga game online
ketimbang permainan asli daerah kita seperti engklek, gobak sodor, dakonan, gundu,
egrang dan lain sebagainya. Hal-hal di atas mengindikasikan bahwa kebudayaan luar lebih
disukai dan menjadi kiblat untuk anak anak maupun para remaja Indonesia.

4. Paragraf Ineratif
Paragraf ineratif adalah paragraf yang posisi gagasan pokok atau kalimat utamanya di
tengah sebuah paragraf. Sebuah wacana yang menggunakan jenis paragraf ini
dikembangkan dengan kalimat yang bersifat khusus di awal paragraf dan akhir paragraf
isinya berupa rincian atau contoh-contoh sedangkan kalimat-kalimat yang berada di tengah
paragraf (diantara kalimat awal dan kalimat akhir) sifatnya umum.

Contoh wacana yang menggunakan paragraf ineratif:


Anak-anak zaman sekarang lebih gemar dengan cerita Upin Ipin, Spongebob, Avatar,
Naruto, Marsha and The Bear, Frozen dan kartun-kartun lainnya yang ditayangkan di
televisi. Begitu pun remaja-remaja yang lebih menggandrungi drama korea maupun film-
film seperti Spiderman, Harry Potter, Batman. Budaya asli indonesia sudah berangsur-
angsur punah. Cerita asli daerah seperti Malin Kundang Timun Mas, Roro Jonggrang,
Ande-ande Lumut, dan lain sebagainya secara senggaja ditinggalkan. Selain itu dalam hal
permainan mereka lebih menyukai kartu remi, puzzle UNO, dan permainan lainnya dari PS
atau komputer hingga game online ketimbang permainan asli daerah kita
seperti engklek, gobak sodor, dakonan, gundu, egrang dan lain sebagainya.
Sponsors Link

http://www.seputarilmu.com/2016/02/pengertian-jenis-jenis-unsur-dan-5.html

Sponsors Link

http://dosenbahasa.com/jenis-jenis-paragraf

Anda mungkin juga menyukai