Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

BAHASA INDONESIA
“PARAGRAF”

Oleh :
SILDA HAYAH SABILLA (19021244012)

INTANIA FAHIMATUR R. (19021244017)

M. WAHYUDHITA ARIF (19021244025)

SENI RUPA MURNI

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2020
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................3


BAB I .......................................................................................................................4
PENDAHULUAN ...................................................................................................4
1.2 Latar Belakang ........................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 4
1.3 Tujuan ...................................................................................................................... 5
BAB II .....................................................................................................................6
PEMBAHASAN .....................................................................................................6
2.1 Pengertian Paragraf................................................................................................ 6
2.2 Ciri Paragraf ........................................................................................................... 6
2.3 Unsur Paragraf........................................................................................................ 6
2.4 Fungsi Paragraf ......................................................................................................... 7
2.5 Syarat Paragraf ....................................................................................................... 8
2.6 Struktur Paragraf ...................................................................................................... 8
2.7 Tujuan Membentuk Paragraf ................................................................................ 9
2.8 Jenis-Jenis Paragraf................................................................................................ 9
2.8.1 Jenis-Jenis Paragraf berdasarkan Posisi Kalimat Topik ................................. 9
Paragraf Deduktif ................................................................................................ 9
Paragraf Induktif ................................................................................................. 9
Paragraf Deduktif dan Induktif ....................................................................... 10
Paragraf Penuh Kalimat Topik ........................................................................ 10
2.8.2 Jenis-Jenis Paragraf berdasarkan Isinya ........................................................ 11
Paragraf Persuasi ............................................................................................... 11
Paragraf Narasi .................................................................................................. 11
Paragraf Deskripsi ............................................................................................. 12
Paragraf Eksposisi ............................................................................................. 14
Paragraf Argumentasi ....................................................................................... 17
2.8.3 Jenis-Jenis Paragraf Menurut Fungsinya........................................................ 18
Paragraf Pembuka ............................................................................................. 18

1
Paragraf Penghubung........................................................................................ 18
Paragraf Penutup ............................................................................................... 18
2.9 Tehnik Pengembangan Paragraf ......................................................................... 19
2.9.1 Tehnik Pengembangan dengan Klimaks ..................................................... 19
2.9.2 Tehnik Pengembangan dengan Sudut Pandang.......................................... 19
2.9.3 Tehnik Pengembangan dengan Perbandingan daan Pertentangan .......... 20
2.9.4 Tehnik Pengembangan dengan Analogi....................................................... 20
2.9.5 Tehnik Pengembangan dengan Proses ......................................................... 21
2.9.6 Tehnik Pengembangan dengan Sebab Akibat ............................................. 21
2.9.7 Tehnik Pengembagan dengan Umum Khusus............................................. 22
2.9.8 Tehnik Pengembangan dengan Klasifikasi .................................................. 22
BAB III ..................................................................................................................23
PENUTUP .............................................................................................................23
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 23
3.2 Kritik dan Saran ............................................................................................. 23
DAFTAR PURTAKA ..........................................................................................24

2
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah


SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas untuk mata kuliah Bahasa
Indonesia dengan judul “Paragraf”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas


dari bantuan banyak sumber serta tidak terlepas dari kekurangan. Kami
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan yang membangun.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat


bermanfaat, terimakasih.

Surabaya, 25 Februari 2020

Penulis

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang


Penulisan paragraf dalam pembelajaran bahasa Indonesia telah diperkenalkan pada
siswa sejak pendidikan dasar. Kemudian dilanjutkan kependidikan menengah pertama,
pendidikan menengah atas, hingga perguruan tinggi. Namun, apakah pengetahuan seorang
mahasiswa akan terus meningkat mengenai paragraf seiring seringnya berlatih menulis
paragraf dari jenjang yang mudah hingga tingkat kesulitan yang cukup rumit. Penulisan
paragraf ini akan digunakan oleh mahasiswa di perguruan tinggi untuk menulis karya
ilmiah hingga skripsi. Maka dari itu, penulisan paragraf merupakan hal penting yang perlu
dipelajari.

Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi
paragraf yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh
kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan(gagasan tunggal). Kepaduan berarti
seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal
paragraf.

Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas
satu kalimat dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahan ini wujud alinea
semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping bentuknya yang kurang
ideal jika ditinjau dari segi komposisi, alinea seperti itu jarang dipakai dalam penulisan
ilmiah. Paragraf digunakan untuk menyalurkan ide yang lebih luas dari sudut pandang
komposisi. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang
untuk mewujudkan sebuah karangan.

Makalah ini tujukan untuk menyampaikan gagasan penulis dengan caranya sendiri.
Dalam hal ini kemampuan menulis para mahasiswa sangat diperlukan untuk tercapainya
penulisan karya ilmiah yang baik dan benar sesuai aturan dalam bahasa Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis merumuskan masalah
yang ada dalam makalah ini sebagai berikut :

1. Apa pengertian paragraf?


2. Apa saja ciri-ciri paragraf?
3. Apa saja unsur-unsur dalam paragraf?
4. Apa fungsi paragraf?
5. Apa syarat dari paragraf?
6. Bagaimana struktur paragraf?
7. Apa tujuan dari paragraf?

4
8. Apa saja jenis-jenis paragraf?
9. Bagaimana tehnik pengembangan paragraf?

1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, maka tujuan
pembuatan makalah ini adalah

1. Untuk mengetahui paragraf secara umum


2. Untuk mengetahui hal-hal yang berkaita dengan paragraf seperti pengertian,
jenis, fungsi, unsur, syarat, ciri-ciri, struktur, tujuan, hingga tehnik
pengembangan paragraf.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Paragraf


Paragraf menurut Andi Susi (2016) merupakan bagian-bagian paragraf yang
terdiri dari kalimat-kalimat yang berhubung-hubungan secara utuh dan padu, serta
merupakan kesatua pikiran. Di bidang bentuk pada umumnya paragraf terdiri dari
sejumlah kalimat, atau dengan kata lain merupakan sekumpulan dari sejumlah
kalimat meskipun ada juga yang terdiri dari satu kalimat atau satu kata, misalnya
kalimat penutup pada surat yang sering hanya berupa kata terima kasih. Sejumlah
kalimat itu kait mengkait sehingga membentuk suatu kesatuan. Di bidang makna,
paragraf itu merupakan suatu informasi yang memiliki ide pokok sebagai
pengendalinya (Ramlan, 2013).

2.2 Ciri Paragraf


Dari ide yang utuh dan lengkap, paragraf hendaklah dibangun dengan
sekelompok kalimat yang saling mengikat.

1. Bertakuk/letaknya agak dalaman, ke dalam lima ketukan spasi untuk jenis


karangan yang biasa.
2. paragraf menggunkan pikiran utama yang dinyatakan dalam kalimat topik
3. Kalimat topik dan selebihnya adalah kalimat pengembang sebagai fungsi
penjelas, menguraikan ataupun menerangkan pikiran utama yang terdapat
dalam kalimat topik.
4. Paragraf menggunkan pikiran penjelas yang dinyatakan dalam kalimat
penjelas.

2.3 Unsur Paragraf


1. Topik / gagasan utama
Topik atau gagasan utama yaitu unsur yang paling penting karena unsur
inilah yang menjadi jiwa atau isi dari keseluruhan paragraf. Unsur – unsur ini
biasanya berupa masalah atau gagasan pengarang yang ingin disampaikan
kepada para pembacanya.

2. Kalimat Utama
Unsur pembangun paragraf yang kedua adalah kalimat utama. Kalimat ini
adalah kalimat yang mengandung suatu gagasan utama yang diletakan secara
tersirat. kalimat utama adalah sebuah kalimat yang sifatnya umum. Hal ini

6
dikarenakan supaya dapat dikembangkan kembali dengan kalimat – kalimat
penjelas.

3. Kalimat pendukung
Kalimat pendukung yaitu suatu kalimat yang mengandung gagasan –
gagasan penjelas. Kalimat ini mempunyai fungsi untuk menguatkan atau
mendukung gagasan utama yang ada pada kalimat utama dengan cara
memberikan data berupa fakta, contoh, opini, dan lain – lain.

4. Transisi
Supaya menjadi sebuah paragraf yang padu, kalimat – kalimat di dalam
paragraf disusun dengan menggunakan transisi atau konjungsi. Ada dua
macam konjungsi yang biasa dipakai, yakni konjungsi antar kalimat dan
konjungsi intra kalimat.

 Konjungsi intra kalimat yaitu kata sambung yang menghubungkan


antara induk kalimat dan anak kalimat. Contohnya yaitu “dan”, “tetapi”,
“karena”, “agar”, dan lain sebagainya.

 Konjungsi antar kalimat yaitu sebuah konjungsi yang menghubungkan


antara kalimat – kalimat yang ada di dalam paragraf. Contohnya yaitu
; “Lagi pula”, “Oleh karena itu”, “Terlebih lagi”, “Namun”, “Disamping
itu”, dan lain – lain.

5. Penegas
Unsur yang terakhir yaitu penegas. Unsur ini tidak terlalu penting di dalam
sebuah pargraf karena tidak semua paragraf mempunyai penegas. Fungsi dari
penegas ini yaitu untuk menambah daya tarik sebuah paragraf , menghindari
kebosanan saat membacanya, dan sebagai penegas atau pengulang gagasan
utama.

2.4 Fungsi Paragraf

1. Berfungsi untuk mengekspresikan gagasan dalam bentuk tulisan dengan


memberikan suatu bentuk pikiran dan perasaan dengan serangkaian kalimat
yang tersusun secara logis dalam suatu kesatuan.
2. Berfungsi untuk menandai peralihan gagasan baru bagi karangan yang
terdiri beberapa paragraf, ganti paragraf berarti ganti pikiran juga.
3. Berfungsi untuk memudahkan dalam pengorganisasiaan gagasan bagi yang
menulis dan memberikan kemudahan pemahana bagi pembacanya
4. Berfungsi untuk memudahkan dalam pengembangan topik karangan ke
dalam satuan unit pikiran yang lebih kecil.

7
5. Berfungsi untuk memudahkan dalam pengendalian variabel, terutama
karangan yang terdiri dari beberapa variabel.

2.5 Syarat Paragraf


Paragraf yang baik merupakan paragraf yang dapat menyampaikan pikiran
dengan baik kepada pembaca. Adapun syarat dari paragraf yakni harus mempunyai
syarat-syarat sebagai berikut :.

1. Kesatuan (Unity)
Yang dimaksud kesatuan yakni suatu paragraf harus dibangun dengan satu
pikiran yang jelas. Satu pikiran tersebut diuraikan ke dalam bentuk pikiran
pokok dan beberapa pikiran jelas. Hubungan pikiran yang satu dengan
pikran lainnya menandakan bahwa paragraf tersebut sudah mempunyai
kesatuan

2. Kepaduan (Koherensi)
Kepaduan terwujud dari hubungan kompak antar kalimat pembentuk
paragraf. Kepaduan yang baik terjadi jika hubungan timbal balik antar
kalimat wajar dan mudah dipahami. Ada beberapa cara supaya paragraf
mempunyai kepaduan yang kompak, yakni dengan memakai kata ganti, kata
penghubung, serta perincian dan urutan pikiran.

3. Kelengkapan
Suatu paragraf dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang
cukup untuk menunjang kalimat pokok.

2.6 Struktur Paragraf


Dari unsur paragraf yakni: (1) topik utama, (2) kalimat pengembang/penjelas,
(3) kalimat penegas, dan (4) kalimat frasa/kata transisi, struktur paragraf memiliki
berbagai kemungkinan antara lain :

1. Paragraf terdiri atas transisi kalimat, kalimat topik, kalimat pengembang, dan
kalimat penegas.
2. Paragraf terdiri atas transisi berupa kata, kalimat topik, kalimat pengembang,
dan kalimat penegas.
3. Paragraf terdiri atas kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat
peneges.
4. Paragraf terdiri atas transisi berupa kata, kalimat topik, dan kalimat
pengembang.
5. Paragraf terdiri atas transisi berupa kalimat, kalimat topik, kalimat
pengembang.
6. Paragraf terdiri atas kalimat topik dan katimat pengembang.

8
7. Paragraf terdiri atas kalimat pengembang dan katimat topik.

2.7 Tujuan Membentuk Paragraf


Penulisan paragraf sering ditandai dengan penulisan kalimat yang menjorok ke
dalam. Selain itu, penulis dapat menentukan spasi untuk membedakan jarak antar
paragraf. Tujuan membentuk paragraf, yaitu:
1. membedakan penulisan dalam merinci ide pokok;
2. membedakan pembaca dalam memahami pokok pikiran suatu karya tulis,
dan
3. memberikan perhentian yang formal sehingga pembaca dapat beristirahat.

2.8 Jenis-Jenis Paragraf


Menurut Finoza (2009), paragraf dikelompokkan menjadi tiga. Ketiga
kelompok paragraf tersbut, antara lain paragraf menurut posisi kalimat topik,
menurut isinya, dan fungsinya.

2.8.1 Jenis-Jenis Paragraf berdasarkan Posisi Kalimat Topik


Kelompok paragraf menurut posisi kalimat topiknya dibedakan menjadi empat,
yaitu paragraf deduktif, paragraf induktif, paragraf deduktif induktif, dan paragraf
penuh kalimat topik.

1. Paragraf Deduktif

Paragraf deduktif adalah paragraf yang memiliki kalimat topik atau kalimat
utama di awal paragraf. Paragraf ini menyajikan permasalahan di awal para
paragraf dan kemudian menyajikan rincian atau uraian masalah.

Contoh Paragraf Deduktif:

Kecelakaan akibat mengantuk masih sering terjadi. Tercatat,


sepanjang tahun 2018, sudah 12 orang meninggal karena kecelakaan mobil,
terutama di jalan tol. Mengendarai mobil saat mengantuk bisa menyebabkan
kecelakaan beruntun yang berakibat merugikan banyak orang. Insiden
kecelakaan karena mengantuk ini bisa terjadi kapan saja, baik siang maupun
malam.

2. Paragraf Induktif

Paragraf induktif adalah paragraf yang memiliki kalimat topik atau kalimat
utama di akhir kalimat. Teknik penyajian ini dilakukan dengan cara

9
menyajikan penjelasan terlebih dahulu dan kemudian menyajikan kalimat
topik atau kalimat utama.

Contoh Paragraf Induktif :

Saat ujian semester sudah selesai, nilai semua murid dievaluasi.


Ternyata, ada sebagian nilai siswa yang nilainya melebihi standar kelulusan,
yakni sebanyak 13 siswa. Sedangkan 9 siswa mendapatkan nilai standar
kelulusan, dan tidak ada siswa yang mendapat nilai di bawah rata-
rata. Dengan begitu, bisa dibilang bahwa kegiatan pembelajaran pada
sekolah tersebut berhasil.

3. Paragraf Deduktif dan Induktif

Paragraf deduktif induktif merupakan paragraf yang memiliki kalimat topik


atau kalimat utama yang terletak di awal dan akhir kalimat. Kalimat di akhir
paragraf merupakan penegasan kembali dari gagasan utama yang terdapat
di awal paragraf.

Contoh Paragraf Deduktif dan Induktif :

Indonesia adalah negara yang berlimpah kekayaan lautnya. Dengan


wilayah yang terpisah oleh laut, Indonesia justru memiliki kekayaan alam
dan laut yang besar dan dikenal seluruh dunia. Sempat menjadi primadona
pariwisata laut dengan keelokan Taman Laut Bunaken, Indonesia tetap
optimis untuk menjaga alam dan kebersihannya. Laut yang luas menyimpan
kekayaan alam dan potensi kelautan yang bisa menjamin penduduknya.
Melihat kenyataan tersebut maka tidak heran Indonesia dinilai sebagai
negeri yang kaya raya.

4. Paragraf Penuh Kalimat Topik

Paragraf penuh kalimat topik memiliki kalimat topik atau kalimat utama di
seluruh paragraf. Jenis paragraf ini terbentuk dari kalimat topik atau kalimat
utama dari seluruh paragraf. Hal ini menyebabkan tidak ada satu pun
kalimat dalam paragraf yang tidak termasuk ke dalam kalimat topik atau
kalimat utama.

Contoh Paragraf Penuh Kalimat Topik :

Pagi hari itu aku berolahraga di sekitar lingkungan rumah. Dengan


udara yang sejuk dan menyegarkan. Di sekitar lingkungan rumah terdengar
suara ayam berkokok yang menandakan pagi hari yang sangat indah.
Kuhirup udara pagi yang segar sepuas-puasku

10
2.8.2 Jenis-Jenis Paragraf berdasarkan Isinya
Berdasarkan isinya, paragraf dibagi menjadi lima yaitu:

1. Paragraf Persuasi

Paragraf Persuasi ialah suatu bentuk karangan yang bertujuan membujuk


pembaca agar mau berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya.
Agar tujuannya dapat tercapai, penulis harus mampu mengemukakan
pembuktian dengan data dan fakta.

Ciri-ciri paragraf persuasi yaitu :

 Persuasi berasal dari pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah.


 Harus menimbulkan kepercayaan para pembacanya
 Persuasi harus dapat menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui
kepercayaan antara penulis dengan pembaca.
 Persuasi sedapat mungkin menghindari konflik agar kepercayaan tidak
hilang dan supaya kesepakatan pendapatnya tercapai.
 Persuasi memerlukan fakta dan data.

Contoh paragraf persuasi :

Masyarakat Hindu di Bali memiliki upacara kematian yang sangat


unik dan memiliki daya tarik tersendiri untuk wisatawan asing maupun
lokal. Ritual unik ini disebut dengan ngaben. Ngaben adalah ritual atau
upacara pembakaran mayat sebagai simbol penyucian roh orang yang sudah
meninggal. Karena dalam pelaksanaannya membutuhkan berbagai
perlengkapan dengan biaya yang cukup besar, maka tidak semua orang telah
meninggal bisa langsung di aben. Jenazah yang belum di aben biasanya
akan dikubur terlebih dahulu sambil menunggu semua perlengkapan ngaben
telah siap dan lengkap. Jika ingin melihat ritual pembakaran mayat yang
sangat unik ini, tidak ada salahnya anda berkunjung ke Provinsi Bali karena
Upacara Ngaben dilakukan oleh hampir seluruh masyarakat Hindu di Bali.

2. Paragraf Narasi
Paragraf Narasi adalah paragraf yang menceritakan cerita/ isi kejadian
secara berurutan. Paragraf narasi kejadian adalah paragraf yang
menceritakan suatu kejadian atau peristiwa, sedangkan paragraf narasi
runtut cerita adalah paragraf yang Apa yang pernah pengembangannya
dimulai dari urutan tindakan atau perbuatan yang menciptakan atau
menghasilkan sesuatu. Dalam terdapat alur cerita, tokoh, setting dan
konflik, paragraf narasi juga tidak memiliki kalimat utama.

Contoh paragraf narasi:

11
Kemudian mobil meluncur kembali, Nyonya Marta tampak
bersandar lesu. Tangannya dibalut dan terikat di leher. Mobil itu berhenti
didepan rumah. Lalu bawahan suaminya beserta istri-istri mereka pada
keluar rumah untuk menyongsong. Tuan Hasan memapah istrinya yang
sakit. Sementara bawahan tuan Hasan berlomba menyambut kedatangan
nyonya Marta.

Paragraf narasi juga dapat dibedakan menurut jenis ceritanya, yaitu:

 Narasi Ekspositoris

Narasi Ekspositoris ialah jenis narasi yang berisikan rangkaian perbuatan


yang disampaikan secara informatif sehingga pembaca mengetahui
peristiwa itu secara tepat.

Contoh paragraf narasi ekspositoris:

Siang itu, sabtu pekan lalu, Ramin bermain sangat bagus. Mula-mula
ia menyodorkan sebuah kontramelodi yang hebat, lalu bergantian dengan
klarinet, meniupkan garis melodi utamanya. Ramin dan tujuh kawannya
berbaris seperti serdadu masuk ke tangsi, mengiringi Akhmad, memepelai
pria yang akan menyunting Mulyati, gadis yang rumahnya di Perumahan
Kampung Meruyung. Mereka membawakan "Mars Jalan" yang dirasa tepat
untuk mengantar Akhmad, sang pengantin ...

 Narasi Sugestif.

Narasi Sugestif ialah jenis narasi yang hanya mengisahkan suatu hasil
rekaan, khayalan, atau imajinasi pengarang. Jenis karangan ini dapat dilihat
pada roman, cerpen, hikayat, dongeng, dan novel. Narasi sugestif selalu
melibatkan daya khayal atau imajinasi karena sasaran yang ingin dicapai
yaitu kesan terhadap peristiwa.

Contoh paragraf narasi sugestif:

Patih Pranggulang menghunus pedangnya. Dengan cepat ia


mengayunkan pedang itu ke tubuh Tunjungsekar. tapi, aneh sebeleum
menyentuh tubuh Tunjungsekar, pedang itu jatuh ke tanah. Patih
Pranggulang memungut pedang itu dan membacokkan lagi ke tubuh
Tunjungsekar. Tiga kali Patih Pranggulang melakukan hal itu, Akan tetapi,
semuanya gagal.

3. Paragraf Deskripsi

Paragraf Deskripsi ialah paragraf yang menggambarkan suatu objek dengan


kata-kata yang mampu merangsang indra pembaca. Artinya penulis ingin

12
membuat pembaca melihat, mendengar maupun merasakan apa yang sedang
mereka baca dari paragraf tersebut.

Contoh Paragraf Deskriptif:

Masih melekat di mataku, pemandangan indah nan elok pantai


Swarangan. Gelombang ombak yang tidak terlalu besar datang bergulung
silih berganti menyambut siapapun yang datang seakan ingin mengajak
bermain. Air yang jernih dan pasir putih lembut yang terhampar luas tanpa
ada karang yang menghalangi membuatku ingin kembali lagi. Sejauh mata
memandang yang kulihat hanya laut yang terbentang luas dan biru.
Kurasakan dingin membasuh kakiku karena ombak yang terus-menerus
menghempas kakiku dan terasa asin ketika air laut itu menyentuh bibirku
karena percikannya. Disepanjang bibir pantai kulihat wisatawan beserta
keluarga dan teman-teman mereka berkumpul membentuk suatu kelompok
kecil untuk menikmati keindahan pantai Swarangan. Tidak jauh dari tempat
itu aku juga melihat beberapa wisatawan berkejar-kejaran di bibir pantai,
bermain bola, bermain dengan air, atau berfoto-foto dengan latar belakang
pantai. Meskipun tak seramai dengan pantai-pantai yang sudah terkenal di
kancah nasional maupun internasional pantai ini tak pernah surut oleh
wisatawan yang datang.

Ciri-ciri paragraf deskriptif ialah:

 Menggambarkan atau melukiskan suatu benda, tempat, atau suasana


tertentu.
 Penggambaran dilakukan dengan melibatkan panca indra (pendengaran,
penglihatan, penciuman, pengecapan, dan perabaan).
 Bertujuan agar pembaca seolah-olah melihat atau merasakan sendiri objek
yang dideskripsikan.
 Menjelaskan ciri-ciri objek seperti warna, ukuran, bentuk, dan keadaan
suatu objek secara terperinci.

Didalam paragraf deskriptif terdapat pola pengembangan paragraf,


yaitu:

a. Pola Spasial
b. Pola Sudut Pandang

Pola sudut pandang adalah pola pengembangan yang berdasarkan pada


posisi penulis saat menggambarkan suatu objek. Pola sudut pandang terbagi
lagi menjadi 2 pola yaitu:

 Pola Subjektif ialah pola yang menggambarkan objek sesuai penafsiran


dengan disertai kesan atau opini dari penulis.

13
 Pola Objektif ialah pola pengembangan paragraf deskripsi dengan cara
menggambarkan objek secara apa adanya tanpa disertai opini penulis.

4. Paragraf Eksposisi

Paragraf Eksposisi Paragraf eksposisi adalah paragraf yang bertujuan untuk


memaparkan, menjelaskan, menyampaikan informasi, mengajarkan, dan
menerangkan suatu topik kepada pembaca dengan tujuan untuk memberikan
informasi sehingga memperluas pengetahuan pembaca. Untuk
memahaminya pun pembaca perlu melakukan proses berpikir dan
melibatkan pengetahuan.

Ciri-ciri paragraf eksposisi:

 Memaparkan definisi dan memaparkan langkah-langkah, metode atau


melaksanakan suatu tindakan.
 Gaya penulisannya bersifat informatif.
 Menginformasikan/menceritakan sesuatu yang tidak bisa dicapai oleh alat
indra.
 Paragraf eksposisi umumnya menjawab pertanyaan apa, siapa, dimana,
kapan, mengapa dan bagaimana.

Contoh Paragraf Eksposisi:

Sejak zaman dahulu, nenek moyang kita telah mengenal tanaman


lidah buaya beserta manfaatnya bagi manusia. Manfaat lidah buaya tidak
hanya sebagai penyubur rambut, tapi juga bermanfaat bagi kesehatan.
Tumbuhan tanpa buah ini memilikii ciri fisik sebagai berikut: daun
berbentuk panjang dengan duri kedua sisi daunnya, tebal, dan berwarna
hijau. Daunnya mengandung serat bening sebagai daging. Meskipun lidah
buaya sejak dahulu dikenal memiliki banyak khasiat, belum banyak yang
mengetahui bahwa tanaman ini bisa menjadi komoditas yang
menguntungkan. Menariknya, komoditas ini tidak hanya bermanfaat
sebagai ramuan penyubur rambut, tapi juga sebagai minuman yang
menyehatkan seperti teh lidah buaya yang terbuat dari daun lidah buaya
yang dikeringkan dan kuliner sepert: kerupuk dan jelly lidah buaya.

Paragraf eksposisi terbagi dalam beberapa jenis yaitu:

a. Eksposisi Definisi, batasan pengertian topik dengan menfokuskan pada


karakteristik topik itu sendiri.

Contoh paragraf eksposisi definisi:

14
Ceplukan adalah tumbuhan semak liar yang biasanya tumbuh di
tanah-tanah kosong yang tidak terlalu becek dan hanya bisa ditemukan pada
saat musim penghujan. Tumbuhan ini memiliki tinggi antara 30-50 Cm,
dengan ciri fisiknya ialah memiliki batang yang berwarna hijau kekuningan,
buahnya berbentuk bulat dan berwarna kuning. Daging buah ceplukan yang
tidak hanya terasa manis, ternyata juga mengandung beberapa khasiat
penting untuk menyembuhkan penyakit seperti influenza, sakit paru-paru,
kencing manis, dan beberapa penyakit lain. Meski memiliki beberapa
khasiat penting, keberadaan tumbuhan ini sering disepelekan karena
diangggap sebagai tumbuhan liar yang sama tidak pentingnya dengan
tumbuhan liar yang lain.

b. Eksposisi Klasifikasi ialak paragraf yang membagi sesuatu dan


mengelompokkannya ke dalam kategori-kategori.

Contoh paragraf eksposisi klasifikasi:

Sistem penamaan jenis-jenis kritik sastra bervariasi, tergantung pada


pendekatan yang digunakan. Pendekatan moral menekankan pada pertalian
karya sastra dengan wawasan moral dan agama. Pendekatan historis,
bekerja atas dasar lingkungan karya sastra yang berkaitan dengan fakta-
fakta dari zaman dan hidup pengarang. Pendekatan impresionistik menjadi
ciri khas aliran sastra romantik, menekankan pada efek personil karya sastra
pada kritikusnya.

c. Eksposisi Proses, paragraf jenis ini sering ditemukan pada buku-buku


petunjuk pembuatan, penggunaan, atau cara-cara tertentu.

Contoh paragraf eksposisi proses:

Lemon dan jeruk nipis ternyata memiliki khasiat sebagai penghilang


jerawat. Kedua buah ini mengandung citric acid yang sangat kaya dan
sangat baik untuk memindahkan sel-sel kulit mati yang bisa menjadi
penyebab jerawat. Cara menggunakannya ialah dengan mencampurkan
perasan lemon atau jeruk nipis dengan air mawar, kemudian oleskan di
wajah secara merata dan biarkan selama 10-15 menit. Setelah itu bilas wajah
dengan air hangat. Penerapan yang dilakukan secara rutin dan konsisten
selama 15 hari akan memberikan hasil yang maksimal.

d. Eksposisi Ilustrasi (contoh), pengembangannya menggunakan gambaran


sederhana atau bentuk konkret dari suatu ide. Mengilustrasikan sesuatu
dengan sesuatu yang lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan sifat.
Biasanya menggunakan frasa penghubung "seperti" dan "bagaikan."

Contoh paragraf eksposisi ilustrasi (contoh):

15
Sebenarnya, kondisi ekonomi kita sudah relatif membaik.
Indikatornya dapat dilihat dari berbagai aspek. Misalnya, dalam bidang
otomotif. Setiap hari kita temukan aneka kendaraan melintas di jalan raya.
Sepeda motor baru, mobil pun baru. Ini menandakan bahwa taraf hidup
masyarakat mulai membaik. Indikator lain seperti daya beli masyarakat
akan kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Dalam bidang papan,
misalnya, banyak warga masyarakat yang membangun tempat tinggal yang
permanen.

e. Eksposisi Pertentangan, berisi pertentangan antara sesuatu dengan sesuatu


yang lain. Frase penghubung yang digunakan adalah "akan tetapi",
"meskipun begitu", "sebaliknya".

Contoh paragraf eksposisi pertentangan:

Orang yang gemar bersepeda, pada umumnya ialah orang-orang


yang suka pada alam. Sebaliknya, orang yang tak pernah bersepeda
kebanyakan orang kota yang ke mana-mana terbiasa naik mobil nyaman.
Mereka akan menggerutu jika menemui jalan sempit di desa-desa.

f. Eksposisi Berita ialah paragraf yang berisi pemberitaan mengenai suatu


kejadian. Jenis ini banyak ditemukan pada surat kabar

Contoh paragraf eksposisi berita:

Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan


dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir
seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen.
Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit
sehingga harganya meningkat.

g. Eksposisi Perbandingan, dalam hal ini penulis mencoba menerangkan ide


dalam kalimat utama dengan cara membandingkannya dengan hal lain.

Contoh paragraf eksposisi perbandingan:

Tinju bukanlah jenis olah raga yang banyak peminatnya, yang


banyak adalah penggemarnya. Berbeda dengan olah raga jalan kaki,
peminatnya banyak, penggemarnya sedikit. Karena, tidak ada orang yang
menonton orang lain berjalan kaki.

h. Eksposisi Analisis, proses memisah-misahkan suatu masalah dari suatu


gagasan utama menjadi beberapa subbagian, kemudian masing-masing
subbagian dikembangkan secara berurutan.

Contoh paragraf eksposisi analisis:

16
Beragam teori dikemukakan untuk menemukan latar belakang
kematian Merilyn Monroe. Ada yang berpendapat dia diancam oleh mafia.
Seorang detektif memperkirakan, Merilyn memiliki hubungan dengan J.F.
Kennedy. Dia dibunuh untuk menutupi kejadian yang dapat merusak nama
baik tokoh penting AS tersebut …

5. Paragraf Argumentasi

Paragraf Argumentasi ialah jenis paragraf yang mengungkapkan ide,


gagasan, atau pendapat penulis dengan disertai bukti dan fakta (benar-benar
terjadi). Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau
pendapat tersebut adalah benar dan terbukti.

Ciri-ciri paragraf argumentasi, yaitu:

 Menjelaskan suatu pendapat agar pembaca yakin.


 Memerlukan fakta untuk membuktikan pendapatnya biasanya beruapa
gambar/grafik, dll.
 Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman dan penelitian.
 Penutup berisi kesimpulan.

Jenis-jenis paragraf argumentasi:

a. Pola Analogi adalah penalaran induktif dengan membandingkan dua hal


yang banyak persamaannya.
Contoh Pola Analogi:
Sifat manusia ibarat padi yang terhampar di sawah yang luas. Ketika
manusia itu meraih kepandaian, kebesaran, dan kekayaan, sifatnya akan
menjadi rendah hati dan dermawan. Begitu pula dengan padi yang semakin
berisi, ia akan semakin merunduk. Apabila padi itu kosong, ia akan berdiri
tegak.
b. Pola Generalisasi (pola umum) adalah penalaran induktif dengan cara
menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data.
Contoh Pola Generalisasi:
Setelah karangan anak-anak kelas 8 diperiksa, ternyata Ali, Toto,
Alex, dan Burhan mendapat nilai 8. Anak-anak yang lainmendapat 7. Hanya
Maman yang 6, dan tidak seorang punmendapat nilai kurang. Boleh
dikatakan, anak kelas 8 cukup pandaimengarang.
c. Pola Hubungan Sebab Akibat adalah paragraf yang dimulai dengan
mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada
simpulan yang menjadi akibat. Contoh Pola Hubungan Sebab Akibat:

17
Kemarau tahun ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon di
hutan sebagai penyerap air banyak yang ditebang. Di samping itu, irigasi di
desa initidak lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin
mahal dankurangnya pengetahuan para petani dalam menggarap lahan
pertaniannya. Oleh karena itu, tidak mengherankan panen di desa ini selalu
gagal.

2.8.3 Jenis-Jenis Paragraf Menurut Fungsinya


Menurut fungsinya, paragraf dibedakan menjadi tiga, yaitu paragraf pembuka,
paragraf penghubung, dan paragraf penutup.

a. Paragraf Pembuka

Paragraf pembuka bertujuan untuk mengawali atau membuka sebuah karya


tulis. Menurut Finoza (2009), paragraf ini berfungsi untuk menghantarkan
pokok pembicaraan, menarik minat dan perhatian pembaca, dan
menyiapkan atau menata pikiran pembaca untuk mengetahui isi karangan.
Hal yang dapat dilakukan untuk menarik perhatian pembaca adalah :

 memberikan kutipan, peribahasa, anekdot, dan definisi,


 memberikan uraian penting tentang pokok pembicaraan,
 memberikan maksud dan tujuan penulisan, dan
 memberikan sebuah pertanyaan.

b. Paragraf Penghubung

Paragraf penghubung dapat disebut dengan paragraf isi. Paragraf ini


bertujuan untuk mengembangkan topik atau pokok pembicaraan yang telah
dirumuskan pada paragraf pembuka. Paragraf ini berfungsi untuk:

 menjelaskan inti persoalan,


 menjelaskan persoalan dengan contoh dan rincian,
 memberikan analisis terhadap pokok persoalan, dan
 mempersiapkan dasar atau landasan bagi simpulan.

c. Paragraf Penutup

Paragraf penutup berisi simpulan dari sebuah karya tulis. Paragraf ini
dimaksudkan sebagai penutup atau bagian akhir dari karya tulis.Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyajian paragraf ini, yaitu

 sebagai bagian penutup, paragraf ini tidak boleh terlalu panjang,


 isi paragraf berisi simpulan, dan

18
 sebagai simpulan yang paling akhir dibaca, hendaknya paragraf dapat
memberikan kesan yang mendalam bagi pembaca.

2.9 Tehnik Pengembangan Paragraf


Pengembangan paragraf merupakan salah satu cara untuk menambahkan
keterangan dan rincian terhadap ide pokok (gagasan) dalam suatu paragraf.
Beberapa teknik atau cara dalam pengembangan paragraf, yaitu teknik
pengembangan dengan klimaks, sudut pandang, perbandingan dan pertentangan,
analogi, proses, sebab akibat, umum khusus, dan klasifikasi.

2.9.1 Tehnik Pengembangan dengan Klimaks


Teknik pengembangan paragraf dengan teknik klimaks diawali dengan gagasan
yang dijelaskan secara rinci ke dalam gagasan bawahan (pendukung). Rincian
gagasan bawahan (pendukung) dengan kalimat penjelas diawali dengan posisinya
yang lebih rendah dan secara bertahap berubah menuju ke arah kalimat penjelas
yang lebih tinggi posisinya, hingga pada akhirnya berada pada posisi paling tinggi
(klimaks).

Berikut ini adalah contoh paragraf dengan teknik pengembangan klimaks

Komputer generasi pertama memiliki ukuran yang sangat besar dan memiliki berat
yang dapat mencapai 30 ton. Komputer pada generasi ini memerlukan daya listrik
yang besar dan bahasa mesin yang digunakan tergolong rumit sehingga hanya dapat
dioperasikan oleh beberapa orang ahli saja dan komputer pada generasi ini belum
dikomersialkan. Komputer generasi kedua memiliki ukuran tube vacuum yang
lebih kecil dari generasi sebulumnya, menggunakan memori intimagnetik, dan
menggunakan bahasa mesin berupa bahasa assembly. Ukuran komputer generasi
ketiga menjadi semakin kecil dan memiliki kemampuan yang lebih baik dari
generasi terdahulu. Perangkat keras (hardware) di generasi ini semakin
berkembang. Hal ini ditandai dengan munculnya IC dan mulainya dikembangkan
teknik pemrograman berupa berbagai macam software. Komputer pada generasi ini
memiliki ukuran yang semakin kecil dan memiliki kapasitas memori yang lebih
besar dan akses yang lebih cepat.

2.9.2 Tehnik Pengembangan dengan Sudut Pandang


Teknik pengembangan dengan teknik sudut pandang dibedakan menjadi dua.
Teknik pengembangan sudut pandang tersebut adalah teknik berdasarkan urutan
ruang dan urutan waktu.

1. Berdasarkan Urutan Ruang

Pengembangan paragraf dengan teknik ini dilakukan berdasarkan urutan


ruang. Penulis harus menguraikan secara berurutan dari yang pertama

19
dilihat, kedua, ketiga, dan seterusnya. Hal ini akan menyebabkan penulis
tidak akan menjelaskan ruangan yang belum ia lihat.

2. Berdasarkan Urutan Waktu

Pengembangan paragraf dengan teknik ini dilakukan berdasaran urutan


waktu. Teknik pengembangan ini dapat menggunakan urutan waktu maju
dan urutan waktu mundur.

Berikut ini adalah salah satu contoh paragraf dengan teknik pengembangan
berdasarkan urutan waktu:

Masa sulit dan krisis negara ini ditutup pada abad ke 20. Abad ke 21
merupakan masa transisi demokrasi yang disertai krisis multidimensi dan
mengalami permasalahan berbangsa dan bernegara. Semangat reformasi
dilakukan perombakan mendasar dalam dalam sistem kenegaraan
Indonesia. Saat ini, negara Indonesia mengalami fase penting dan
menentukan arah demokrasi. Negara memberlakukan Undang-Undang
Otonomi Daerah pada 1 Januari 2001. Perubahan tata pemerintah
sentralistik kepada tata pemerintahan desentralistik diharapkan dapat
mengakomodasi partisipasi aktif masyarakat dalam hidup demokrasi.

2.9.3 Tehnik Pengembangan dengan Perbandingan daan Pertentangan

Pengembangan paragraf dapat dilakukan dengan cara membandingkan atau


melakukan pertentangan terhadap dua hal. Hal yang dibandingkan haruslah
memiliki tingkatan yang sama dan kedua hal tersebut memiliki persamaan dan
perbedaan.

Berikut ini adalah salah satu contoh paragraf dengan teknik pengembangan
perbandingan dan pertentangan:

Rumah Minang tradisional memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan


dengan rumah Minang modern. Jumlah kamar dalam rumah Minang tradisional
lebih banyak dari pada rumah Minang modern. Rumah Minang tradisional
berbentuk panggung dan terbuat dari kayu. Semetara itu, rumah Minang modern
jumlah kamar yang sedikit dan rumah tersebut terbuat dari bata.

2.9.4 Tehnik Pengembangan dengan Analogi

Teknik pengembangan paragraf dengan analogi dapat dilakukan dengan cara


membandingkan dua hal yang memiliki kesamaan bentuk atau fungsi. Teknik ini
membandingkan sesuatu yang umum dengan suatu hal yang tidak umum. Teknik
pengembangan ini biasanya digunakan untuk menjelaskan suatu gagasan atau ide
yang rumit dengan suatu hal sederhana yang dikenal dan mudah untuk dimengerti
oleh pembaca.

20
Berikut ini adalah contoh paragraf yang memiliki teknik pengembangan paragraf
dengan teknik analogy:

Seorang yang berilmu diibaratkan memiliki kepribadian yang menyerupai


padi. Makin berisi padi, makin merunduk. Saat benih padi disemai lalu ditanam dan
menjadi padi yang menguning memerlukan waktu yang lama dan rumit. Sama
halnya dengan menuntut ilmu. Ilmu sulit untuk dicapai dan memerlukan waktu
yang lama untuk menjadikan seseorang pandai. Apabila padi telah menguning dan
berisi, ia akan semakin merunduk dan akhirnya untuk dipanen manfaatnya. Orang
yang berilmu pun demikian. Semakin tinggi ilmunya, semakin ia rendah hatinya
dan bermanfaat ilmunya.

2.9.5 Tehnik Pengembangan dengan Proses

Teknik pengembangan paragraf dengan teknik proses merupakan suatu urutan


tindakan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu.Suatu paragraf yang
menggunakan teknik ini ditandai dengan adanya isi paragraf yang menguraikan
suatu proses untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu.

Berikut ini adalah salah satu contoh paragraf yang menggunakan teknik proses
dalam pengembangan paragraf.

Memanen padi dengan ani-ani memiliki beberapa tahaapan yang perlu


dilakukan. Tahap pertama adalah menekan mata pisau pada malai padi yang hendak
dipotong. Tahap kedua adalah menempatkan malai padi di antara jari telunjuk dan
jari manis, kemudian tarik malai tersebut ke arah mata pisau. Tahap terakhir adalah
mengumpulkan malai padi menggunakan tangan atau memasukkan malai padi
tersebut ke dalam keranjang.

2.9.6 Tehnik Pengembangan dengan Sebab Akibat

Teknik pengembangan dengan teknik sebab akibat menjelaskan tentang sebab


akibat gagasan pokok yang sedang dibahas.Hal ini dapat menjelaskan bahwa sebab
dapat berperan sebagai gagasan paragraf atau kalimat utama dan akibat berperan
sebagai kalimat penjelas.

Berikut ini salah satu contoh paragraf yang menggunakan teknik pengembangan
sebab akibat.

Konflik komunikasi antara juragan dan nelayan jarang terjadi di Muara


Angke, Jakarta Utara. Hal ini disebabkan oleh juragan dan nelayan memiliki
motivasi dan tujuan yang sama, sehingga proses komunikasi selalu berusaha untuk
mendapatkan jalan tengah atau kesepakatan. Adanya norma ataupun etika yang
mengikat juragan dan nelayan secara tidak tertulis. Pesan penting disampaikan
secara verbal, sehingga memudahkan pemahaman kebutuhan dan harapan dari

21
setiap komunitas. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia, sehingga hal
ini semakin mempererat persatuan mereka.

2.9.7 Tehnik Pengembagan dengan Umum Khusus

Teknik pengembangan dengan teknik umum khusus merupakan salah satu teknik
yang banyak digunakan dalam mengembangkan gagasan paragraf karangan
ilmiah.Hal ini dikarenakan teknik pengembangannya memberikan kesan yang
teratur pada paragraf yang dikembangkan.

Berikut ini salah satu contoh paragraf dengan teknik pengembangan umum khusus.

Ilmu dikembangkan oleh manusia untuk menemukan nilai luhur yang


disebut dengan kebenaran ilmiah. Kebenaran ilmiah tersebut dapat berupa asas-asas
yang bersangkutan. Manusia dapat menerangkan secara tepat dalam berbagai hal
yang ia jumpai, memiliki gambaran yang cukup cermat terhadap berbagai aneka
peristiwa yang akan terjadi, dan bahkan sebagian orang menguasai alam bagi
kemanfaatan dirinya jika memiliki pengetahuan yang bersifat ilmiah dan telah
mencapai kebenaran ilmiah.

2.9.8 Tehnik Pengembangan dengan Klasifikasi

Pengembangan paragraf dengan teknik klasifikasi dapat dilakukan dengan cara


mengelompokkan benda-benda atau bukan benda yang memiliki kesamaan ciri,
misalnya sifat, bentuk, atau ukuran.

Berikut ini salah satu contoh paragraf yang menggunakan tenik pengembangan
berdasarkan klasifikasi.

Ikan dapat dikelompokkan menjadi dua kelas berdasarkan keadaan


tulangnya, yaitu Chondrichthyes dan Osteichthes. Chondrichthyes merupakan
kelompok ikan bertulang rawan. Kelompok ini memiliki struktur gigi kuat dan
sangat banyak. Osteichthyes merupakan kelompok ikan yang bertulang keras atau
sejati dengan insang tertutup. Penutup insang pada kelompok ikan ini disebut
operculum.

22
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Paragraf (Alinea) merupakan sekumpulan suatu kesatuan pikiran yang lebih
tinggi dan lebih luas daripada kalimat atau Alinea merupakan kumpulan kalimat
tetapi kalimat yang bukan sekedar berkumpul melainkan berhubungan antara
yang satu dengan yang lain dalam suatu rangkaian.

3.2 Kritik dan Saran

Dalam membuat suatu paragraph yang terdiri dari beberapa kalimat harus
mengetahui dahulu kalimat yang akan disusun yang akan menjadi paragraph
tersebut, harus memiliki hubungan yang erat dan memenuhi syarat-syarat yang
telah penulis uraikan di bab sebelumnya.

Demikianlah makalah ini penulis buat, semoga dapat bermanfaat dan


menambah gagasan para pembaca. Penulis mohon maaf apabila ada kesalahan
ejaan dalam penulisan kata dan kalinat yang kurang jelas, kurang dimengerti
dan lugas, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya
materi dan referensi yang kami peroleh. Penulis juga sangat mengharap kritik
dan saran demi kesempurnaa makalah ini. Semoga makalah ini dapat diterima
dengan baik.

23
DAFTAR PURTAKA

Dewi, Andi S. 2016. Kemampuan Menulis Paragraf Eksposisi Kelas X SMA Negeri
12 Konawe Selatan. Jurnal Humanika. Vol 1(16) : 3

Finoza, Lamudin. 2008. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia.

Gani, A Ramlan.2014.Suka Berbahasa Indonesia.Jakarta: Gaung Prasada


Keraf, Gorys. 2010. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia.

“Paragraf”.Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas.7 Februari 2019.Web.


26 Februari 2020. https://id.wikipedia.org/wiki/Paragraf

Bitar.2019. “Paragraf – Pengertian, Unsur, Syarat, Fungsi, Ciri, Jenis, Struktur,


Contoh”.[Online].Tersedia: https://www.gurupendidikan.co.id/paragraf/ .[26
Februari 2020]

24

Anda mungkin juga menyukai