AMIDA
DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
3. Tri RAhayu
KELAS : 3 KI.A-KI.B
DOSEN :
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
karunia, rahmat, serta kemampuan untuk penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini
sebagai bentuk tanggung jawab dari dosen atas tugas yang telah diberikan kepada penulis.
Dalam penyusunan maupun penulisan makalah ini, penulis banyak mengalami
kesulitan terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang dimiliki. Namun,
berkat bimbingan dari beberapa pihak akhirnya makalah ini dapat diselesaikan, walaupun
masih terdapat banyak kekurangan. Oleh sebab itu, sudah sepantasnya penulis mengucapkan
terima kasih kepada dosen pengasuh mata kuliah Satian Proses. Makalah ini berisi tentang
materi yang berhubungan dengan Satuan Proses yang membahas Amida. Makalah ini
diharapkan dapat memberikan informasi kepada para pembacanya.
Penulis menyadari bahwa sebagai mahasiswa yang pengetahuannya belum seberapa
dan masih perlu banyak belajar, penyusunan maupun penulisan makalah ini masih sangat
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya umpan berupa
kritik, saran, atau apapun bentuknya yang bersifat membangun dan positif demi perbaikan
makalah ini dan agar makalah ini lebih berdaya guna di masa yang akan datang.
Kelompok 5
1.2. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan dan menambah
pengetahuan tentang konsep Satuan Proses mengenai Amida serta sebagai salah satu tugas
untuk mata Satuan Prose DIV Teknik Kimia.
BAB II
ISI
Gambar 1
Rumus umum amida
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, molekul yang lebih di kiri dapat berubah
menjadi molekul yang lebih di kanan, yaitu jenis derivatif lebih reaktif (asil halida)
dapat langsung diubah menjadi jenis derivatif kurang reaktif (ester dan amida).
C. TITIK LELEH
Metanamida adalah cairan pada suhu kamar (titik lebur : 3C), tetapi amida
lainnya dalam padatan. Sebagai contoh bentuk kristal etanamida deliquescent
berwarna dengan titik leleh 82C. Zat deliquescent adalah salah satu senyawa yang
mengambil H2O dari atmosfer. Kristal etanamida hampir selalu tampak basah. Titik
leleh amida tergolong tinggi untuk ukuran molekul karena mereka dapat membentuk
ikatan hidrogen. Atom hidrogen dalam gugus NH2 cukup positif untuk membentuk
D. TATA NAMA
Dalam tatanama biasa, amida disebut sesuai dengan nama asam tempat ia
berasal. Jadi, amida paling sederhana berasal dari asam asetat, asetamida
(CH3CONH2). IUPAC merekomendasikan ethanamide, tetapi ini sangat jarang
ditemui. Ketika amida yang berasal dari amina primer atau sekunder, substituents
pada nitrogen ditunjukkan pertama pada nama amida tersebut. Jadi amida yang
terbentuk dari dimetilamin dan asam asetat adalah N,N- dimetilasetamida
(CH3CON(CH3)2). Biasanya bahkan nama ini adalah dimetilasetamida
(disederhanakan). Amida siklik disebut lactams, mereka harus berupa amida sekunder
atau tersier. Kelompok fungsional yang terdiri dari -P (O) NR2 dan -SO 2NR2 adalah
phosphonamides dan sulfonamides.
CH3CONH2 = ethanamide
CH3CH2CONH2 = propanamide
Struktur Formula
Jika rantai itu bercabang, karbon pada gugus -CONH2 dianggap sebagai atom karbon
nomor satu, misalnya :
F. APLIKASI
Amida banyak digunakan dalam alam dan teknologi sebagai bahan struktural.
Keterkaitan amida mudah dibentuk, menganugerahkan kekakuan struktural dan
menolak terjadinya hidrolisis. Nilon (poliamida) adalah material yang sangat tangguh
termasuk twaron dan kevlar. Hubungan amida dalam konteks hubungan biokimia
disebut peptida. Hubungan amida yang seperti itu mendefinisikan molekul protein.
Struktur sekunder protein terbentuk karena kemampuan ikatan hydrogen dari amida.
Amida memiliki berat molekul rendah, seperti dimetilformamida (HC (O) N (CH 3)2)
yang biasa digunakan sebagai pelarut. Banyak obat yang bahan dasarnya amida,
seperti penisilin dan LSD.
Analgesik
pereda nyeri lega
asetaminofen sakit umum
Anti-diare
candu
dengan ketidakmampuan untuk menghasilkan euforia rekreasi
peningkatan otot dari usus kecil
peningkatan tonus, artinya melakukan penyerapan berlebih terhadap air dan gizi serta
mengurangi diare
obat penenang
antikonvulsi dari epilepsi
G. PEMBUATAN AMIDA
A. Dari asam karboksilat
Asam karboksilat diubah terlebih dahulu menjadi sebuah garam amonium
yang kemudian menghasilkan amida pada pemanasan. Garam amonium dibentuk
dengan menambahkan amonium karbonat padat kepada suatu kelebihan asam.
Sebagai contoh, amonium etanoat dibuat dengan menambahkan amonium
karbonat ke kelebihan asam etanoat.
Reaksi-reaksi anhidrida asam mirip seperti asil klorida, kecuali bahwa selama reaksi,
molekul asam karboksilat lebih dominan dihasilkan daripada HCl pada waktu asil klorida
bereaksi. Jika anhidrida etanoat akan ditambahkan ke larutan amonia pekat, ethanamide
dibentuk bersama-sama dengan amonium etanoat. Sekali lagi, reaksi terjadi dalam dua tahap.
Pada tahap pertama ethanamide dibentuk bersama-sama dengan asam etanoat.
Kemudian asam etanoat yang dihasilkan bereaksi dengan amonia berlebih untuk
menghasilkan amonium etanoat.
Hasilnya kita dapat menggabungkan kedua reaksi ini bersama-sama untuk memberikan satu
persamaan sebagai berikut.
Pada reaksi ini, produk pertama disebut sebagai amida yang tersubstitusi -N.
Jika anda membandingkan strukturnya dengan amida yang dihasilkan pada reaksi dengan
amonia, yang membedakan adalah bahwa salah satu hidrogen pada nitrogen telah disubstitusi
dengan sebuah gugus metil.
Anda bisa menganggap amina primer sebagai amonia yang termodifikasi. Jika amonia adalah
basa dan membentuk sebuah garam dengan asam etanoat, maka metilamin yang berlebih juga
akan mengalami hal yang sama. Reaksinya sebagai berikut :
Garam yang terbentuk disebut metilamonium etanoat. Garam ini sama persis seperti
amonium etanoat, kecuali bahwa salah satu hidrogen telah digantikan oleh sebuah gugus
metil.
Kedua persamaan reaksi di atas bisa digabungkan menjadi satu persamaan lengkap, yaitu :
Pada fenilamin, hanya gugus -NH2 yang terikat pada cncin. Rumus struktur fenilamin bisa
dituliskan sebagai C6H5NH2.
Tidak ada perbedaan esensial antara reaksi ini dengan reaksi dengan metilamin, tetapi
terbentuknya struktur amida yang tersubstitusi -N perlu dipahami.
Reaksi ini terkadang terlihat lebih rumit jika fenilamin digambarkan dengan memperlihatkan
cincin benzennya, dan khususnya jika reaksi dijelaskan dari sudut pandang fenilamin.
Jika anda mencermatinya, molekul ini persis sama seperti molekul pada persamaan di atas,
hanya saja lebih menekankan bagian fenilamin dari molekul tersebut.
Amati molekul ini dalam bentuk yang memperlihatkan cincin benzennya, perhatikan bahwa
salah satu hidrogen dari gugus -NH2 telah digantikan oleh sebuah gugus asil (sebuah gugus
alkil yang terikat pada sebuah ikatan rangkap C=O).
Anda bisa mengatakan bahwa fenilamin telah terasilasi atau telah mengalami asilasi.
Karena sifat dari gugus alkil yang khusus ini, maka proses ini juga disebut sebagai etanoilasi.
Hidrogen digantikan oleh sebuah gugus etanoil, CH3CO-.
a. Reaksi Schmidt
b. Reaksi Schotten-Baumann
d. Reaksi Ritter
e. Reaksi Ugi
I. HIDROLISIS AMIDA
Secara teknis, hidrolisis adalah reaksi dengan air. Itulah yang terjadi ketika
amida dihidrolisis (dengan adanya asam encer seperti asam klorida encer, asam ini
bertindak sebagai katalis untuk reaksi antara amida dan air).
J. DEHIDRASI AMIDA
K. PENGURAIAN HOFMANN
Hofmann degradasi adalah reaksi antara amida dengan campuran brom dan
larutan natrium hidroksida. Panas diperlukan dalam reaksi ini. Efek dari reaksi adalah
hilangnya bagian -CO- senyawa amida. Kita akan mendapatkan suatu amina primer
dengan satu atom karbon yang kurang dari amida aslinya.
Degradasi Hofmann ini digunakan sebagai cara untuk memotong atom karbon
dari rantai amida.
L. POLIAMIDA
Poliamida adalah polimer di mana unit yang berulang diselenggarakan dengan
link amida. Sebuah kelompok amida memiliki rumus - CONH2. Link amida memiliki
struktur seperti ini :
Gambar 5 Asam
hexanedioic
Monomer lain adalah rantai 6 karbon dengan gugus amina, -NH 2 pada setiap
akhir. Ini adalah 1,6-diaminohexane (juga dikenal sebagai heksana1,6 diamina).
b. Nilon 6
Nilon yang terbentuk dari monomer tunggal, yakni caprolactam.
Gambar 7
Caprolactam
Perhatikan bahwa monomer ini sudah memiliki link amida. Saat mengalami
polimerisasi, cincin molekul itu akan terbuka dan molekul bergabung dalam sebuah
rantai yang berkesinambungan.
c. Kevlar
Dua monomernya adalah asam benzen1,4 dikarboksilat dan 1,4
diaminobenzene. Monomer dapat dilihat seperti di bawah ini.
Gambar 11
M. HIDROLISIS POLIAMIDA Kevlar
Amida sederhana mudah dihidrolisis melalui reaksi dengan asam atau basa
encer.Poliamida cukup mudah diserang oleh asam kuat, tetapi jauh lebih tahan
terhadap hidrolisis alkali. Hidrolisis lebih cepat pada temperatur yang tinggi.
Hidrolisis dengan air saja sangat lambat terjadi. Kevlar agak lebih tahan terhadap
hidrolisis daripada nilon. Jika kita menumpahkan sesuatu seperti cairan asam sulfat
pada kain yang terbuat dari nilon, keterkaitan amida akan rusak. Rantai panjang
hilang dan kita bias mendapatkan monomer-monomernya, yakni asam hexanedioic
dan 1,6 diaminohexane.
Dalam industri, pembentukan formamida didasarkan pada aminolysis dari metil format :
2. Akrilamida
3. Sulfonamida
Sulfa mudah menyebabkan alergi maka obat mengandung sulfonamida diresepkan dengan
hati-hati. Sangat penting untuk membuat perbedaan antara obat sulfa dan obat lain yang
mengandung sulfur dan aditif, seperti sulfat dan sulfida, yang secara kimiawi tidak
berhubungan dengan kelompok sulfonamida dan tidak menyebabkan reaksi hipersensitivitas
yang sama. Sulfonamida dapat disiapkan di laboratorium dengan berbagai cara. Misalnya
dengan reaksi sulfonil klorida dengan amina dalam sintesis sulfonilmetilamida.
4. Tioamida
5. Salisilamida
Salisilamida adalah nama umum untuk o-hidroksibenzamida. Salisilamida adalah obat yang
penggunaannya mirip dengan aspirin. Salisilamida digunakan dalam kombinasi dengan
aspirin dan kafein yang dikenal sebagai SM Powder.
Gambar 18
Salisilamida
6. Nikotinamida
Gambar 19
Nikotinamida
Nikotinamida juga dikenal sebagai niasinamida dan amida asam nikotinat, merupakan
amida dari asam nikotinat (vitamin B3/niasin). Nikotinamida adalah vitamin yang dapat larut
dalam air dan merupakan bagian dari vitamin B. Asam nikotinat juga dikenal sebagai niasin,
dikonversi menjadi nikotinamida. Walaupun keduanya identik sebagai vitamin, nikotinamida
tidak memiliki efek farmakologis dan sifat yang beracun seperti niasin (hal ini terkait dengan
konversi niasin). Jadi nikotinamida tidak mengurangi kolesterol, walaupun begitu
nikotinamida mungkin beracun untuk hati pada dosis melebihi 3g/hari untuk orang dewasa.
7. Fatty Amida
Fatty amida, RCONH2 adalah asam lemak yang gugus hidroksilnya disubstitusi oleh gugus
amino. Sifat-sifat fisika dan kimia-nya memberikan keunikan pada keaktifan permukaannya.
Hal ini menyebabkan fatty amida sangat berpotensi untuk digunakan sebagai anti-block
agents, stabilizers, solvents. dan aditif. Di samping itu, fatty amida banyak digunakan sebagai
bahan baku setengah jadi (intermediate raw material) untuk produksi fatty nitril dan fatty
amina.
Dewasa ini fatty amida diproduksi secara komersial dari asam lemak menggunakan
ammonolysis. Ammonolysis adalah reaksi yang terjadi antara gugus karboksil dan amonia
pada kondisi amonia berlebih. Bahan baku yang digunakan pada proses produksi ini adalah
asam oleat. Secara umum ada dua sumber bahan baku asam oleat, yakni sumber tak
terbaharui dan sumber terbaharui. Asam oleat dari sumber tak terbaharui diderivasi dari fraksi
minyak berat pada industri petrokimia. Asam oleat dari sumber terbaharui diderivasi dari
minyak nabati dan lemak hewani.
BAB III
A. KESIMPULAN
PERTANYAAN
Jawaban :
Jawaban :
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa
mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi tersebut. Katalis memungkinkan
reaksi berlangsung lebih cepat. Dengan kata lain, sintesis amida dengan menggunakan
katalis akan terjadi lebih cepat daripada tanpa menggunakan katalis.
3. Willy Eko I
Jawaban:
Kegunaan amida sebagai zat antara pada pembuatan amina adalah sebagai (reaktan)
dimana amida itu akan disentesis dengan derivate dari asam karboksilat sehingga akan
menghasilkan amina.
Ketika amida dihidrolisis membutuhkan sebuah katalis seperti asam kuat seperti HCl.
Bagaimana jika katalis yang digunakan merupakan asam lemah ?
Jawaban :
https://ml.scribd.com/doc/216722212/Amida
http://inti.blogspot.co.id/2012/07/jenis-jenis-amida.html