Anda di halaman 1dari 53

1.

Pengertian

Setiap salah satu anggota dari dua kelas yang mengandung nitrogen dalam senyawa
organik, selalu mengandung sebuah gugus karbonil (-C = O). Kelas pertama, amida kovalen
dibentuk dengan mengganti gugus hidroksil (-OH) dari asam amino dengan grup (-NR2, di mana
R dapat mewakili atom hidrogen atau sebuah kelompok menggabungkan organik, seperti metil).
Amida terbentuk dari asam karboksilat, disebut carboxamides, adalah padatan kecuali untuk
yang paling sederhana, formamida yang dalam bentuk cairan. Amida tidak menghantarkan
listrik, memiliki titik didih tinggi, dan (ketika cair) adalah pelarut yang baik. Tidak ada sumber-
sumber alam praktis amida kovalen sederhana, tetapi peptida dan protein dalam sistem
kehidupan adalah rantai panjang (polimer) dengan ikatan peptida. Urea adalah suatu amida
dengan dua kelompok amino. Amida komersial, termasuk beberapa kovalen digunakan sebagai
pelarut, sedangkan yang lainnya adalah obat sulfa dan nilon. Kelas kedua, ion amida (seperti
garam), dibuat dengan memperlakukan sebuah amida kovalen, amina atau amonia dengan reaktif
logam (misalnya natrium) dan basa kuat.
Sebuah turunan dari asam karboksilat dengan RCONH2 sebagai rumus umum, di mana R
adalah hidrogen atau alkil atau aril radikal. Amida dibagi menjadi beberapa sub kelas, tergantung
pada jumlah substituen pada nitrogen. Yang sederhana atau primer, yaitu amida dibentuk oleh
penggantian gugus hidroksil karboksilat oleh gugus amino, NH 2. Senyawa ini diberi nama
dengan menjatuhkan asam "-ic" atau "-OKI" dari nama asam karboksilat asal dan menggantinya
dengan akhiran "amida". Dalam amida sekunder dan tersier, salah satu atau kedua hidrogen
digantikan dengan kelompok lainnya. Keberadaan kelompok tersebut ditunjuk oleh awalan N
(untuk nitrogen).
Kecuali untuk formamida, semua amida sederhana merupakan lelehan padat, stabil, dan
asam lemah. Mereka sangat terkait melalui ikatan hidrogen, sehingga larut dalam pelarut
hydroxylic, seperti air dan alkohol. Karena kemudahan formasi dan titik leleh yang tajam, amida
sering digunakan untuk identifikasi asam organik dan identifikasi amina. Persiapan komersial
amida melibatkan dehidrasi garam ammonium termal asam karboksilat.
Amida intermediet kimia penting karena mereka dapat dihidrolisis asam, dehidrasi untuk
nitril, dan diturunkan kepada amina yang mengandung satu atom karbon kurang oleh reaksi
Hofmann. Dalam farmakologi, acetophenetidin adalah analgesik populer. Namun aplikasi
komersial yang paling penting dari amida adalah dalam penyusunan resin poliamida.
Dalam kimia, suatu amida biasanya adalah senyawa organik yang mengandung gugus
fungsional yang terdiri dari gugus asil (RC = O) terkait dengan atom nitrogen (N). Istilah ini
mengacu baik untuk kelas senyawa dan kelompok fungsional dalam suatu senyawa. Istilah ini
juga merujuk amida untuk membentuk terdeprotonasi amonia (NH3) atau amina, sering
direpresentasikan sebagai R2N-anion.

Amida merupakan salah satu turunan dari asam karboksilat. Turunan-turunan asam
karboksilat memiliki stabilitas dan reaktifitas yang berbeda tergantung pada gugus yang melekat
pada gugus karbonil. Stabilitas dan reaktifitas memiliki hubungan terbalik, yang berarti bahwa
senyawa yang lebih stabil umumnya kurang reaktif dan sebaliknya. Karena asil halida adalah
kelompok paling tidak stabil, masuk akal bahwa senyawa ini dapat secara kimia diubah ke jenis
lain. Karena amida adalah jenis yang paling stabil, secara logis harus mengikuti bahwa amida
tidak dapat dengan mudah berubah menjadi jenis molekul lain.
Stabilitas semua jenis asam karboksilat derivatif umumnya ditentukan oleh kemampuan
kelompok fungsional untuk menyumbangkan elektron ke seluruh molekul. Pada dasarnya,
semakin elektronegatif atom atau kelompok yang melekat pada gugus karbonil maka molekul
akan kurang stabil. Hal ini mudah menjelaskan fakta bahwa asil halida yang paling reaktif
karena halida biasanya cukup elektronegatif. Ini juga menjelaskan mengapa anhidrida asam tidak
stabil, dengan dua kelompok karbonil begitu dekat bersama oksigen di antara mereka sehingga
tidak dapat menstabilkan baik oleh resonansi maupun pada pinjaman elektron untuk kedua
karbonil.
Urutan kereaktifan asam karboksilat derivatif adalah sebagai berikut.
Asil Halida (CO-X) > Anhidrida Asil > (-CO-O-OCR) > Tioester Asil (-CO-SR) > Ester Asil (-
CO-OR) > Amida (-CO-NR2)
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, molekul yang lebih di kiri dapat berubah menjadi molekul
yang lebih di kanan, yaitu jenis derivatif lebih reaktif (asil halida) dapat langsung diubah menjadi
jenis derivatif kurang reaktif (ester dan amida).

2. Struktur Dan Ikatan

Amida paling sederhana adalah turunan dari amonia dimana satu atom hidrogen telah
digantikan oleh gugus asil. Pada umumnya amida direpresentasikan sebagai RC (O) NH 2. Amida
dapat berasal dari amina primer (R'NH2) dengan rumus RC (O) NHR '. Amida juga umumnya
berasal dari amina sekunder (R'RNH) dengan rumus RC (O) NR'R. Amida biasanya dianggap
sebagai turunan dari asam karboksilat di mana gugus hidroksil telah digantikan oleh amina atau
amonia.

Amida mempunyai geometri dasar .Sekalipun ikatan karbon nitrogen biasanya ditulis sebagai
ikatan tunggal,rotasi pada ikatan ini sangat terbatas.Alasannya ialah karena adanya resonansi
yang sangat penting pada amida. Penyambung resonansi yang mempunyai dua kutub inilah yang
menyebabkan ikatan karbon nitrogen bersifat lebih banyak sebagai ikatan ganda 2.Karena
itu,strukturnya datar dan rotasi pada ikatan C-N terbatas.Memang panjang ikatan C-N pada
amida hanya 1,32 angstrom,jauh lebih pendek dibandingkan dengan ikatan C-N biasa (kurang
lebih 1,47 angstrom).

3. Titik Leleh
Metanamida adalah cairan pada suhu kamar (titik lebur : 3°C), tetapi amida lainnya
dalam padatan. Sebagai contoh bentuk kristal etanamida deliquescent berwarna dengan titik leleh
82°C. Zat deliquescent adalah salah satu senyawa yang mengambil H 2O dari atmosfer. Kristal
etanamida hampir selalu tampak basah. Titik leleh amida tergolong tinggi untuk ukuran molekul
karena mereka dapat membentuk ikatan hidrogen. Atom hidrogen dalam gugus NH2 cukup
positif untuk membentuk ikatan hidrogen dengan pasangan elektron mandiri pada atom oksigen
dari molekul lain.

Seperti yang kita lihat, ada banyak ikatan hidrogen yang dapat dibentuk. Setiap molekul
memiliki dua atom hidrogen sedikit positif dan dua pasang elektron bebas pada atom oksigen.
Ikatan hidrogen ini memerlukan jumlah energi yang besar untuk memutuskannya. Oleh sebab itu
titik leleh dari senyawa-senyawa amida cukup tinggi.

4. Tata Nama
Dalam tatanama biasa, amida disebut sesuai dengan nama asam tempat ia berasal. Jadi,
amida paling sederhana berasal dari asam asetat, asetamida (CH 3CONH2). IUPAC
merekomendasikan ethanamide, tetapi ini sangat jarang ditemui. Ketika amida yang berasal dari
amina primer atau sekunder, substituents pada nitrogen ditunjukkan pertama pada nama amida
tersebut. Jadi amida yang terbentuk dari dimetilamin dan asam asetat adalah N,N-
dimetilasetamida (CH3CON(CH3)2). Biasanya bahkan nama ini adalah dimetilasetamida
(disederhanakan). Amida siklik disebut lactams, mereka harus berupa amida sekunder atau
tersier. Kelompok fungsional yang terdiri dari -P (O) NR2 dan -SO 2NR2 adalah phosphonamides
dan sulfonamides.
HCONH2 = methanamide
CH3CONH2 = ethanamide
CH3CH2CONH2 = propanamide

O O O
Struktur Formula CH3 C N H CH3CH2 C N H CH3CH2 C N CH3
H H H

IUPAC Ethanamide propanamide N-methylpropanamide

Jika rantai itu bercabang, karbon pada gugus -CONH2 dianggap sebagai atom karbon nomor satu,
misalnya :
5. Kurangnya Sifat Basa Pada Amida
Tidak seperti senyawa-senyawa yang mengandung gugus -NH 2, amida merupakan
senyawa netral. Senyawa yang mengandung gugus -NH2 seperti amonia, NH3, atau amina primer
seperti metilamina, CH3NH2 adalah basa lemah. Pasangan elektron mandiri aktif pada atom
nitrogen dalam amonia dapat bergabung dengan sebuah ion hidrogen (proton) dari senyawa lain,
dengan kata lain ammonia bertindak sebagai basa.

Gambar 12 Pasangan elektron sunyi pada nitrogen yang menarik


suatu ion hidrogen (proton). Dijelaskan bahwa walaupun salah
satu atom hidrogen pada nitrogen digantikan oleh gugus metil
hal itu tidak menimbulkan suatu perbedaan yang berarti.

Jika kita melarutkan senyawa ini dalam air, pasangan elektron bebas nitrogen mengambil ion
hidrogen dari molekul air dan kesetimbangan terjadi seperti berikut.

6. Kelarutan
Kelarutan dari amida dan ester secara kasar sebanding. Biasanya amida kurang larut
dibandingkan amina dan asam karboksilat yang sebanding karena senyawa ini dapat dengan baik
menyumbangkan dan menerima ikatan hidrogen.

7. Aplikasi
Amida banyak digunakan dalam alam dan teknologi sebagai bahan struktural.
Keterkaitan amida mudah dibentuk, menganugerahkan kekakuan struktural dan menolak
terjadinya hidrolisis. Nilon (poliamida) adalah material yang sangat tangguh termasuk twaron
dan kevlar. Hubungan amida dalam konteks hubungan biokimia disebut peptida. Hubungan
amida yang seperti itu mendefinisikan molekul protein. Struktur sekunder protein terbentuk
karena kemampuan ikatan hydrogen dari amida. Amida memiliki berat molekul rendah, seperti
dimetilformamida (HC (O) N (CH3)2) yang biasa digunakan sebagai pelarut. Banyak obat yang
bahan dasarnya amida, seperti penisilin dan LSD.

 Pemanfaatan lauril amida dari asam laurat sebagai bahan surfaktan non ionik pada
pembuatan sampo jernih
Surfaktan yang disintesis dari turunan minyak bumi dan gas alam sukar terdegradasi oleh
alam, di samping itu proses pembuatan surfaktan dari bahan baku ini menimbulkan pencemaran
terhadap lingkungan. Minyak nabati dapat pula dijadikan sebagai sumber bahan baku di dalam
pembuatan surfaktan. Surfaktan yang dihasilkan merupakan surfaktan yang mudah terdegradasi.
Potensi Indonesia menjadi produsen surfaktan yang ramah lingkungan sangat besar, mengingat
lndonesia merupakan penghasil utama minyak sawit dunia. Lauril amida merupakan salah satu
hasil sintesis dari minyak inti sawit yang ramah lingkungan, tergolong surfaktan non ionik yang
dapat digunakan sebagai bahan aditif pada pembuatan sampo. Sampo adalah sabun cair untuk
mencuci rambut dan kulit kepala, terbuat dari campuran tumbuhan atau zat kimia. Fungsi utama
dari sampo ini adalah membersihkan rambut dan kulit kepala dari kotoran yang melekat sehingga
faktor daya bersih merupakan hal yang penting dari suatu produk sampo. Dari ke lima sampo
yang telah dibuat dapat dilihat bahwa sampo ke tiga (F-3) mempunyai kualitas yang lebih baik
dengan karakteristik sebagai berikut, penampakan terlihat jernih, tinggi busa 27cm, kekentalan
12, 71 poise, ALB 1,17 %,; densiti 0,960 gr/cm3, dan kadar air 30,74 %. Karakteristik tersebut
mendekati karakteristik sampo komersial, yaitu, penampakan terlihat jernih, tinggi busa 25 cm,
kekentalan 12,36 poise, ALB 12,56 %, densiti 0, 957 gr/cm3,  dan kadar air 28,07%.
Berdasarkan perbandingan kualitas sampo komersial dapat dinyatakan bahwa sampo dengan
bahan aditif lauril amida mempunyai kualitas yang relatif sama dengan sampo komersial. Hasil
uji penerimaan konsumen secara terbatas terhadap sampo hasil formulasi F-3 relatif dapat
diterima oleh konsumen.
 Penggunaan Amida Di Bidang Kedokteran
Analgesik
O
HN CCH3

OH
 pereda nyeri lega
 pengertian anestesi lokal
 asetaminofen sakit umum

Anestesi lokal : obat yang mampu menghambat konduksi saraf (terutama nyeri) secara reversibel
pada bagian tubuh yang spesifik.
Anestetika lokal yang ideal :
 tidak iritatif/merusak jaringan secara permanen
 batas kemanan lebar
 onset cepat
 durasi cukup lama
 larut air
 stabil dalam larutan
 dapat disterilkan tanpa mengalami perubahan
Anestetika lokal terdiri dari 3 bagian, gugus amin hidrofilik yang dihubungkan dengan gugus
aromatik hidrofobik oleh gugus antara. Gugus antara dan gugus aromatik dihubungkan oleh
ikatan amida atau ikatan ester.Berdasarkan ikatan ini, anestetika lokal digolongkan menjadi :
 senyawa ester (prokain, tetrakain, benzokain, kokain)
 senyawa amida (lidokain, dibukain, mepivakain, prilokain)
8. Pembuatan Amida
a) Dari asam karboksilat
Asam karboksilat diubah terlebih dahulu menjadi sebuah garam amonium yang kemudian
menghasilkan amida pada pemanasan. Garam amonium dibentuk dengan menambahkan
amonium karbonat padat kepada suatu kelebihan asam. Sebagai contoh, amonium etanoat
dibuat dengan menambahkan amonium karbonat ke kelebihan asam etanoat.

Ketika reaksi selesai campuran dipanaskan dan terjadi dehidrasi garam ammonium
memproduksi ethanamide.

b) Dari keton

c) Dari aldehid
d) Dari ester

e) Dari asil klorida


Asil klorida (juga dikenal sebagai asam klorida) memiliki rumus umum RCOCl. Atom
klorin sangat mudah diganti dengan subtituents lain. Misalnya mudah digantikan oleh sebuah
kelompok -NH2 untuk membuat suatu amida.
Untuk membuat ethanamide dari klorida ethanoyl, biasanya kita menambahkan ethanoyl
klorida ke dalam sebuah larutan yang terdiri dari amonia dalam air. Ada beberapa reaksi yang
sangat keras yang menghasilkan banyak asap putih (seperti campuran amonium klorida padat
dan ethanamide). Beberapa campuran tetap dilarutkan dalam air sebagai larutan tidak
berwarna.
Kita dapat menganggap reaksi yang terjadi dalam dua tahap. Pada tahap pertama, amonia
bereaksi dengan klorida ethanoyl untuk menghasilkan ethanamide dan gas hidrogen klorida.

Kemudian hidrogen klorida yang dihasilkan bereaksi dengan amonia berlebih untuk
menghasilkan amonium klorida.

Hasilnya kita dapat menggabungkan kedua reaksi ini bersama-sama untuk memberikan satu
persamaan sebagai berikut.

f) Dari anhidrida asam


Sebuah anhidrida asam adalah sesuatu yang kita peroleh jika melenyapkan sebuah
molekul air dari dua kelompok asam -COOH karboksilat. Misalnya jika kita mengambil dua
molekul asam etanoat dan mengeluarkan sebuah molekul air di antara mereka maka kita akan
mendapatkan anhidrida asam, anhidrida etanoat (nama lama: anhidrida asetat).

Reaksi-reaksi anhidrida asam mirip seperti asil klorida, kecuali bahwa selama reaksi,
molekul asam karboksilat lebih dominan dihasilkan daripada HCl pada waktu asil klorida
bereaksi. Jika anhidrida etanoat akan ditambahkan ke larutan amonia pekat, ethanamide
dibentuk bersama-sama dengan amonium etanoat. Sekali lagi, reaksi terjadi dalam dua tahap.
Pada tahap pertama ethanamide dibentuk bersama-sama dengan asam etanoat.

Kemudian asam etanoat yang dihasilkan bereaksi dengan amonia berlebih untuk
menghasilkan amonium etanoat.

Hasilnya kita dapat menggabungkan kedua reaksi ini bersama-sama untuk memberikan satu
persamaan sebagai berikut.
Reaksi pembuatan dari anhidrida asam terbagi menjadi :
Reaksi dengan metilamin
Kita akan mengambil contoh metilamin sebagai amina primer sederhana dimana gugus -NH 2
terikat pada sebuah gugus alkil.
Persamaan awalnya adalah sebagai berikut :

Pada reaksi ini, produk pertama disebut sebagai amida yang tersubstitusi -N.
Jika anda membandingkan strukturnya dengan amida yang dihasilkan pada reaksi
dengan amonia, yang membedakan adalah bahwa salah satu hidrogen pada nitrogen telah
disubstitusi dengan sebuah gugus metil.
Senyawa ini adalah N-metiletanamida. "N" menunjukkan bahwa substitusi terjadi pada
atom nitrogen dan bukan pada unsur lain dalam molekul tersebut.
Persamaannya biasa dituliskan sebagai berikut :

Anda bisa menganggap amina primer sebagai amonia yang termodifikasi. Jika amonia adalah
basa dan membentuk sebuah garam dengan asam etanoat, maka metilamin yang berlebih juga
akan mengalami hal yang sama. Reaksinya sebagai berikut :
Garam yang terbentuk disebut metilamonium etanoat. Garam ini sama persis seperti amonium
etanoat, kecuali bahwa salah satu hidrogen telah digantikan oleh sebuah gugus metil.
Kedua persamaan reaksi di atas bisa digabungkan menjadi satu persamaan lengkap, yaitu :

Adapun reaksi untuk asil klorida adalah :

Reaksi dengan fenilamin (anilin)


Fenilamin adalah amina primer yang paling sederhana dimana gugus -NH 2 terikat secara
langsung pada sebuah cincin benzen. Nama lamanya adalah anilin.
Pada fenilamin, hanya gugus -NH2 yang terikat pada cncin. Rumus struktur fenilamin
bisa dituliskan sebagai C6H5NH2.
Tidak ada perbedaan esensial antara reaksi ini dengan reaksi dengan metilamin, tetapi
terbentuknya struktur amida yang tersubstitusi -N perlu dipahami.
Persamaan reaksi lengkapnya adalah sebagai berikut :

Produk yang terbentuk adalah N-feniletanamida dan fenilamonium etanoat.


Reaksi ini terkadang terlihat lebih rumit jika fenilamin digambarkan dengan memperlihatkan
cincin benzennya, dan khususnya jika reaksi dijelaskan dari sudut pandang fenilamin.
Sebagai contoh, molekul produk bisa digambarkan sebagai berikut :

Jika anda mencermatinya, molekul ini persis sama seperti molekul pada persamaan di
atas, hanya saja lebih menekankan bagian fenilamin dari molekul tersebut.
Amati molekul ini dalam bentuk yang memperlihatkan cincin benzennya, perhatikan
bahwa salah satu hidrogen dari gugus -NH2 telah digantikan oleh sebuah gugus asil (sebuah
gugus alkil yang terikat pada sebuah ikatan rangkap C=O).
Anda bisa mengatakan bahwa fenilamin telah terasilasi atau telah mengalami asilasi.
Karena sifat dari gugus alkil yang khusus ini, maka proses ini juga disebut sebagai
etanoilasi. Hidrogen digantikan oleh sebuah gugus etanoil, CH3CO-.

 Reaksi Schmidt

 Reaksi Schotten-Baumann

 Reaksi Passerini
 Reaksi Ritter

 Reaksi Ugi

Reaksi-reaksi yang baru dikembangkan

1.

Suatu katalis ruthenium sederhana menengahi sebuah kopling langsung antara alkohol dan
amina dengan pembebasan dua molekul dihidrogen. The active catalyst is generated in situ from
an easily available ruthenium complex, an N -heterocyclic carbene and a phosphine. Katalis aktif
secara in situ dari ruthenium kompleks tersedia dengan mudah, seorang-heterosiklik karbena N
dan phosphin sebuah. The reaction allows primary alcohols to be coupled with primary
alkylamines to afford secondary amides in good yields. Reaksi alkohol primer memungkinkan
untuk digabungkan dengan alkylamines utama untuk membeli amida sekunder dalam hasil yang
baik.

2.

Sodium perborate dalam asam asetat merupakan pereaksi efektif untuk oksidasi aldehid
aromatik untuk asam karboksilat, iodoarenes untuk (diacetoxyiodo) arena, azines untuk N-
oksida, belerang dan berbagai Heterolingkar S, S-oksida. Nitril menjalani hidrasi oksidatif halus
untuk amida ketika metanol air digunakan sebagai pelarut.

3.

Ru (OH) x / Al 2 O 3 bertindak sebagai katalis heterogen untuk hidrasi dan unactivated


nitril diaktifkan dalam air. Reaksi ini dapat dilakukan dengan selektivitas tinggi dan konversi
untuk memberikan amida. Furthermore, catalyst/product separation is easy and Ru(OH) x / Al 2 O
3 is recyclable. Selain itu, katalis / produk pemisahan mudah dan Ru (OH) x / Al 2 O 3 adalah
didaur ulang.

4.
Beragam aldoximes telah dikonversi ke dalam Amida yang sesuai dengan rendemen
tinggi dan selektivitas menggunakan katalis ruthenium berbasis Ru (PPh 3) 3 (CO) H 2 / dppe /
TsOH dengan pembebanan katalis serendah 0,04% mol.

5.

[Ir (C *) Cl 2] 2 mengkatalisis penataan oximes untuk memberikan amida. An iridium-


catalyzed transfer hydrogenation between alcohols and styrene and the subsequent formation of
an oxime allows the conversion of alcohols into amides in a one-pot process. Suatu katalis
hidrogenasi transfer-iridium antara alkohol dan stirena dan pembentukan sebuah oxime
selanjutnya memungkinkan konversi dari alkohol menjadi amida dalam pot-proses satu.

6.

7.

Beberapa Amida diperoleh hasil yang tinggi dengan metode yang efisien dari Imina
sesuai yang mudah dibuat dari aldehida. This procedure involves the oxidation of aldimines with
m -CPBA and BF 3 · OEt 2 . In this reaction, the product is strongly influenced by the electron
releasing capacity of the aromatic substituent (Ar). Prosedur ini melibatkan oksidasi aldimines
dengan m-CPBA dan BF 3 ° OEt 2. Dalam reaksi ini, produk ini sangat dipengaruhi oleh
melepaskan elektron kapasitas substituen aromatik (Ar).
8.

Sebuah protokol yang efektif untuk limbah-diminimalkan, ramah lingkungan termal


kondensasi dari asam karboksilat dengan amina telah diidentifikasi. Empat belas menunjukkan
contoh penerapan prosedur ini ke alifatik, heteroaromatic karboksilat asam dan aromatik dan
alifatik primer dan sekunder serta amina aromatik. Pendekatan ini mengarah pada Amida sesuai
pada hasil yang baik.

9.

Borane-tetrahidrofuran kompleks atau-metil sulfida kompleks borane digunakan untuk


menghasilkan triacyloxyboranes, yang dapat secara efektif bereaksi dengan berbagai nukleofil
(alkylamines, arylamines, hydrazides, alkohol, fenol) di refluks dalam toluena untuk
menyediakan Amida terkait dan ester dalam hasil yang sangat baik.

11.

Penggunaan nitrida magnesium sebagai sumber amonia nyaman memungkinkan


transformasi langsung dari ester untuk amida primer. Metil, etil, isopropil, dan ester tert-butyl
dikonversi ke carboxamides sesuai pada hasil yang baik.
12.

Asil halida-metanol campuran reagen efisien untuk pot-transformasi salah satu t-butyl
karbamat ke amida. Transformasi ini dapat dilakukan di hadapan sekelompok
benzyloxycarbonyl.

13.

Sebuah resolusi dinamik kinetik efisien amina menggabungkan racemization-katalis


ruthenium dengan resolusi-katalis enzim lipase. Berbagai amina primer diubah menjadi satu
enantiomer dari amida dengan rendemen tinggi dan enantioselectivity tinggi.

14.

Sebuah prosedur praktis untuk resolusi kinetik dinamis efisien amina primer
mempekerjakan nanocatalyst sebagai katalis paladium racemization, lipase komersial sebagai
katalis resolusi, dan etil asetat atau etil methoxyacetate sebagai donor asil. Berbagai amina dan
amida asam amino satu telah diselesaikan dengan hasil yang baik dan ekses-ekses enantiomer
tinggi.

15.
Sebuah prosedur praktis untuk resolusi kinetik dinamis efisien amina primer
mempekerjakan nanocatalyst sebagai katalis paladium racemization, lipase komersial sebagai
katalis resolusi, dan etil asetat atau etil methoxyacetate sebagai donor asil. Berbagai amina dan
amida asam amino satu telah diselesaikan dengan hasil yang baik dan ekses-ekses enantiomer
tinggi.

16.

Ringan serbaguna,-komponen kopling-katalis tiga tembaga reagen organoindium dengan


Imina dan asam klorida memberikan α-Amida diganti atau dilindungi amina N dalam satu
langkah tunggal dengan produk samping yang triklorida indium.

17.

Sederhana, dan selektif N-Formilasi ringan amina dengan asam format di hadapan ZnO
dalam kondisi bebas pelarut memberikan hasil produk yang sangat baik.
18.

Berbagai turunan benzanilide tersier secara efektif disintesis dalam hasil tinggi dari
berbagai asam benzoat dan diganti-monoalkylated anilines N menggunakan
dichlorotriphenylphosphorane dalam kloroform. Allyl, Boc, MPM dan kelompok Z yang
terpengaruh kondisi ini.
19.

Sebuah amidation unactivated ester dengan alkohol amino catalazyed oleh karbena
nitrogen heterosiklik stabil dijelaskan.

20.

LiNTf 2 dapat mengaktifkan ester siklik terhadap pembukaan cincin dengan jumlah
stoikiometri amina, sehingga mengarah ke bersih-Amida rantai terbuka di bawah kondisi yang
ringan. Sifat umum dari metode ini ditunjukkan dengan berbagai lactones dipilih dan amina.

21.

Perpustakaan kecil α, β-unsaturated oxindoles disiapkan oleh satu-pot urutan dibantu


microwave-efisien yang terdiri dari sebuah substitusi aromatik diikuti oleh olefination Horner-
Wadsworth-Emmons ionik.

22.
Berbagai alkohol, amina dan-N hydroxylamines memberi aduk formylated sesuai pada hasil
tinggi dengan pengobatan dengan-trifluoroethyl formate 2,2,2 (TFEF). Formilasi Chemoselective
dari amina primer dapat segera dicapai dengan adanya suatu alkohol primer tidak dilindungi.

23.

Deoxo-Fluor adalah serbaguna dan ringan reagen untuk generasi berikutnya fluorida asil dan
termos kopling amida-satu. Konversi dari asam untuk Amida dan Amida Weinreb dan
penggunaan Deoxo-Fluor sebagai-kopling reagen peptida telah dieksplorasi. Produk diisolasi
setelah pemurnian facile dalam hasil yang baik.

24.

Sebuah perlindungan stereoconservative dan metode deprotection dari kelompok amino dan
karboksil termasuk generasi Phthaloyl N '-N-alkil amida sekunder dari asam amino phthaloyl-N
dengan menggunakan metode anhidrida campuran. Amida sekunder ini telah diubah oleh
penataan termal nitrosoamides menengah untuk ester dengan retensi konfigurasi dan hasil yang
sangat baik.

25.
Sebuah efisien oksidatif amidation dan ringan dari aldehida menggunakan HCl amina dan
garam-butyl tert hidroperoksida sebagai oksidan dalam keberadaan katalis tembaga.

26.

Pembentukan-alkenyl alkynylamides N oleh N-asilasi Imina dengan klorida alkynoyl dan


Au kationik berikutnya (I) / PPh-katalis cycloisomerization 3 memungkinkan dan cepat perakitan
konvergen diganti 2-pyridones.

10. Kelompok Amida


Para Amida adalah kelompok senyawa organik yang berasal dari ammonia (NH 3). Satu
atau lebih dari hidrogen dari amonia digantikan dengan kelompok asam organik untuk
menghasilkan amida primer, sekunder, atau tersier. Bentuk paling sederhana dari amida adalah
suatu amida primer yang memiliki CONH2 (ada ikatan rangkap antara karbon dan oksigen).
Sebuah amida sekunder dihasilkan ketika dua atom hidrogen diganti dan memiliki rumus umum
(RCO) 2NH. Sebuah amida tersier memiliki rumus umum (RCO) 3N. Semua amida memiliki
akhir-amida sebagai bagian dari nama mereka. Tidak ada perbedaan dibuat antara tiga jenis
dalam penamaan mereka.
Para amida umumnya padatan kristal yang dapat larut dalam alkohol dan eter. Amida
dihidrolisis untuk garam amonium dengan katalisis oleh asam atau basa. Proses ini adalah titik
awal untuk pembuatan sejumlah asam organik. Reaksi dengan asam nitrat menghasilkan asam
karboksilat secara langsung sebagai produk. Dehydration dari amida adalah disebabkan oleh
pemanasan dengan pentoksida fosfor dan produk dari reaksi ini adalah alkil sianida. Jika bereaksi
dengan larutan sodium hidroksida dan bromin, amida ditransformasikan ke dalam amina yang
sesuai. Reaksi ini dikenal sebagai Hofmann degradasi, seorang kimiawan Jerman August von
Hofmann (1818-1892). Cara lain untuk menghasilkan amina dari amida adalah dengan
pengurangan. Ini dilakukan pada tekanan 250 atmosfer dan suhu 490°F (250°C). Reaksi reduksi
ini memerlukan penggunaan oksida tembaga, oksida kromium, atau litium hidrida aluminium
sebagai katalis. Halogenation dari amida bisa terjadi untuk memberikan kloro yang tepat atau
bromoamides.
Amida dapat dibedakan dari senyawa yang lain dengan perebusan dengan larutan sodium
hidroksida. Setelah penundaan singkat, mereka mengeluarkan amonia. Garam ammonium
apabila diperlakukan dengan cara yang sama segera mengeluarkan amonia dan nitrogen sehingga
menghasilkan senyawa lain yang tidak mengandung amonia.
Amida primer disusun oleh amonia atau amina bereaksi dengan asam klorida, anhidrida,
atau ester. amida sekunder dan tersier yang dibuat dengan mereaksikan amida primer atau nitril
dengan asam organik. amida primer lemah dasar dan dapat membentuk senyawa dengan logam
seperti natrium, kalium, merkuri, dan kadmium, meskipun amida logam berat dapat meledak.
Amida alkilasi digunakan dalam reaksi penggantian reagen yang melibatkan ion, karena mereka
adalah pelarut yang baik untuk reaksi ini.
Amida termudah adalah methanamide, HCONH2. Ini adalah satu-satunya anggota grup
yang merupakan cairan pada suhu dan tekanan standar (STP). Methanamide diproduksi dengan
mereaksikan karbon monoksida dan amoniak bersama di bawah tekanan. Seperti amida lain, itu
adalah pelarut yang baik untuk berbagai senyawa organik dan anorganik. Para amida telah
ditinggikan leleh dan titik didih karena adanya ikatan hidrogen.
Sebuah ikatan peptida adalah ikatan kimia yang terbentuk di antara dua molekul ketika
kelompok karboksil dari satu molekul bereaksi dengan gugus amina dari molekul lain, sehingga
melepaskan sebuah molekul air (H2O). Ini adalah reaksi sintesis dehidrasi (juga dikenal sebagai
reaksi kondensasi), dan biasanya terjadi antara asam amino. Yang dihasilkan C (O) NH ikatan
disebut ikatan peptida, dan molekul yang dihasilkan merupakan sebuah amida. Fungsional atom
empat kelompok -C (= O) NH-link disebut peptida. Polipeptida dan protein adalah rantai asam
amino yang disatukan dengan ikatan peptida, seperti tulang punggung PNA.
Sebuah ikatan peptida bisa dipatahkan oleh hidrolisis amida (penambahan air). ikatan
peptida protein yang ada dalam metastabil, yang berarti bahwa di hadapan air mereka akan pecah
secara spontan, merilis 2-4 kkal/[mol 1] dari energi bebas, namun proses ini sangat lambat.
Dalam organisme hidup, proses ini difasilitasi oleh enzim. organisme hidup juga menggunakan
enzim untuk membentuk obligasi peptida; proses ini membutuhkan energi bebas. Panjang
gelombang dari absorbansi untuk ikatan peptida adalah 190-230 nm.
11.Hidrolisis Amida
Secara teknis, hidrolisis adalah reaksi dengan air. Itulah yang terjadi ketika amida
dihidrolisis (dengan adanya asam encer seperti asam klorida encer, asam ini bertindak sebagai
katalis untuk reaksi antara amida dan air).
a. Hidrolisis dalam kondisi asam
Jika ethanamide dipanaskan dengan cairan asam (seperti asam klorida), asam etanoat
terbentuk bersama dengan ion amonium. Jadi, jika kita menggunakan asam klorida, larutan akhir
akan mengandung amonium klorida dan asam etanoat.

b. Hidrolisis dalam kondisi alkali


Jika ethanamide dipanaskan dengan larutan natrium hidroksida, gas amonia akan lepas
dan kita hanya mendapatkan larutan yang mengandung natrium etanoat.
12.Reduksi Amida

13.Dehidrasi Amida
Dehidrasi amida adalah dengan memanaskan campuran padat dari amida dan fosfor (V)
oksida, P4O10. Air dikeluarkan dari senyawa amida meninggalkan kelompok nitril, -CN. Nitril
cair didapatkan dengan distilasi sederhana. Sebagai contoh, dengan ethanamide kita akan
mendapatkan ethanenitrile.

14.Penguraian Hofmann
Hofmann degradasi adalah reaksi antara amida dengan campuran brom dan larutan
natrium hidroksida. Panas diperlukan dalam reaksi ini. Efek dari reaksi adalah hilangnya bagian
-CO- senyawa amida. Kita akan mendapatkan suatu amina primer dengan satu atom karbon yang
kurang dari amida aslinya.
Jika dimulai dengan ethanamide, kita akan mendapatkan metilamina. Persamaan lengkap untuk
reaksi ini adalah :

Degradasi Hofmann ini digunakan sebagai cara untuk memotong atom karbon dari rantai amida.

15.Poliamida
Poliamida adalah polimer di mana unit yang berulang diselenggarakan dengan link amida.
Sebuah kelompok amida memiliki rumus - CONH2. Link amida memiliki struktur seperti ini :

a. Nilon 6,6
Nilon 6, 6 adalah polimer yang terbuat dari dua monomer yang masing-masing berisi 6
atom karbon. Salah satu monomernya adalah asam 6 karbon dengan salah satu gugus -COOH
pada setiap akhirnya (seperti asam hexanedioic).

Monomer lain adalah rantai 6 karbon dengan gugus amina, -NH2 pada setiap akhir. Ini
adalah 1,6-diaminohexane (juga dikenal sebagai heksana1,6 diamina).
b. Nilon 6
Nilon yang terbentuk dari monomer tunggal, yakni caprolactam.

Perhatikan bahwa monomer ini sudah memiliki link amida. Saat mengalami polimerisasi,
cincin molekul itu akan terbuka dan molekul bergabung dalam sebuah rantai yang
berkesinambungan.

c. Kevlar
Dua monomernya adalah asam benzen1,4 dikarboksilat dan 1,4 diaminobenzene.
Monomer dapat dilihat seperti di bawah ini.

Polimerisasi terjadi dengan melepas molekul air ( OH- dari –COOH dan H+ dari –NH2).
16. Hidrolisis Poliamida
Amida sederhana mudah dihidrolisis melalui reaksi dengan asam atau basa encer.
Poliamida cukup mudah diserang oleh asam kuat, tetapi jauh lebih tahan terhadap hidrolisis
alkali. Hidrolisis lebih cepat pada temperatur yang tinggi. Hidrolisis dengan air saja sangat
lambat terjadi. Kevlar agak lebih tahan terhadap hidrolisis daripada nilon. Jika kita
menumpahkan sesuatu seperti cairan asam sulfat pada kain yang terbuat dari nilon, keterkaitan
amida akan rusak. Rantai panjang hilang dan kita bias mendapatkan monomer-monomernya,
yakni asam hexanedioic dan 1,6 diaminohexane.

17.Beberapa Senyawa Amida


 Formamida
Formamida juga dikenal sebagai metanamida, merupakan amida yang berasal dari asam
formiat. Ini adalah cairan bening yang dapat larut dalam air dan memiliki bau seperti amonia.
Senyawa ini digunakan terutama untuk pembuatan obat sulfa dan mensintesis vitamin serta
sebagai pelembut untuk kertas dan serat. Dalam bentuk murni sering digunakan sebagai pelarut.

Formamida juga digunakan sebagai penstabil RNA pada elektroforesis gel oleh
deionizing RNA. Dalam elektroforesis kapiler, digunakan untuk menstabilkan untaian DNA
yang telah terdenaturasi. Penggunaan lainnya adalah menambahkannya dalam larutan sol-gel
untuk menghindari retak selama sintering. Formamida dalam keadaan murni, telah digunakan
sebagai pelarut alternatif untuk elektrostatik dari polimer nanofilms. Formamida akan mulai
membusuk menjadi karbon monoksida dan amonia pada suhu 180°C, ketika dipanaskan,
formamida terurai menjadi hidrogen sianida (HCN) dan uap air.
Di masa lalu, asam format direaksikan dengan amonia untuk menghasilkan format amonium
yang berubah menjadi formamida oleh pemanasan :

HCOOH + NH3 → HCOONH4 HCOOH + NH3 → HCOONH4


HCOONH4 → HCONH2 + H2O HCOONH4 → HCONH2 + H2O

Dalam industri, pembentukan formamida didasarkan pada aminolysis dari metil format :
HCOOCH 3 + NH 3 → HCONH 2 + CH 3 OH HCOOCH 3 + NH 3 → HCONH 2 + CH 3OH
Formamida sangat korosif pada kontak dengan kulit atau mata dan dapat mematikan jika
tertelan. Inhalasi dalam jumlah besar uap formamida mungkin memerlukan perhatian medis.
Senyawa ini juga merupakan teratogen. Formamida tidak boleh ditangani tanpa pakaian
pengaman yang tepat termasuk sarung tangan dan kacamata.

 Barbiturat
Barbiturat atau yang disebut juga dengan asam barbiturat. Biasa dipakai sebagai sedatif
(pemenang), adalah amida siklik yang mempunyai berbagai substituen pada satu karbon. Dengan
struktur kimia sebagai berikut :

Barbiturat digunakan secara medis untuk menenangkan orang dan sebagai obat tidur.
Barbiturat merupakan obat yang dibeli dengan resep. Barbiturat mempengaruhi sistim syaraf
pusat, menyebabkan perasaan lembab, dan tergantung pada dosisnya, efeknya dapat bertahan
antara tiga hingga enam jam. Barbiturat dapat menyebabkan orang jadi sembrono, merasa
bahagia dan kebingungan mental . ketidakbahagiaan juga dapat diakibatkan oleh barbiturat.
Dosis yang tinggi dapat menyebabkan pingsan, masalah pernapasan dan kematian. Kematian
akibat overdosis merupakan bahaya yang sangat nyata, karena dosis yang berbahaya takarannya
sangat dekat dengan dosis normal yang aman. Kemungkinan overdosis lebih meningkat lagi bila
barbiturat dikonsumsi bersamaan dengan alkohol. Risiko penggunaan barbiturat juga meningkat
bila obat tersebut disuntikkan.
Tubuh dapat dengan cepat menjadi toleran terhadap barbiturate, yang mengakibatkan
ketergantungan fisik dan mental. Sakaw dapat menunjukkan gejala mudah marah, tidak bisa
tidur, sakit-sakitan, tidak bisa diam, kejang-kejang, dan halusinasi. Pengguna berat barbiturat
lebih rentan terhadap masalah dada dan hipotermia.

 Urea
Urea adalah suatu senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen, oksigen dan
nitrogen dengan rumus CON2H4 atau (NH2)2CO. Urea juga dikenal dengan nama carbamide yang
terutama digunakan di kawasan Eropa. Nama lain yang juga sering dipakai adalah carbamide
resin, isourea, carbonyl diamide dan carbonyldiamine. Senyawa ini adalah senyawa organik
sintesis pertama yang berhasil dibuat dari senyawa anorganik, yang akhirnya meruntuhkan
konsep vitalisme. Digunakan pupuk dan bahan dasar untuk sintesis polimer dan obat-obatan,
termasuk barbiturat. Senyawa yang mendekati yaitu karbamat, senyawa yang mengandung gugus
amida-ester, didapat dalam obat-obatan dan insektisida.

 Akrilamida
Akrilamida adalah senyawa kimia dengan rumus kimia C3H5NO. Nama IUPAC adalah 2
propenamida. Senyawa ini berbau, kristal padat putih, larut dalam air, etanol, eter, dan
kloroform. Akrilamida tidak dapat bereaksi dengan asam, basa, agen oksidasi, besi, dan garam
besi. Ini terurai non-termal untuk membentuk amonia, dan terdekomposisi termal menghasilkan
karbon monoksida, karbon dioksida, dan nitrogen oksida. Akrilamida diproduksi dalam skala
industri oleh hidrolisis akrilonitril oleh hydratase nitrile.
Kebanyakan digunakan untuk mensintesis poliakrilamida, termasuk penggunaan dalam
air limbah pengobatan, elektroforesis gel ( SDS-PAGE ), pembuatan kertas, bijih pengolahan,
dan pembuatan tekan permanen kain. Beberapa akrilamida digunakan dalam pembuatan zat
warna dan pembuatan monomer.
Akrilamida adalah salah satu bahan organik yang biasa digunakan manusia dalam
kehidupan sehari-hari, untuk memproduksi plastik dan bahan pewarna. Zat ini juga biasa
digunakan untuk menjernihkan air minum. Akrilamida digunakan secara umum pada pembuatan
poliakrilamida. Poliakrilamida komersial mengandung 0,05-5,0% akrilamida (bergantung pada
jumlah penggunaan poliakrilamida tersebut) dan sekitar 1 mg/kg residu monomer akrilonitril.
Keberadaan akrilamida di dalam air minum memang sudah terdeteksi. Namun jarang ada
penelitian yang mengungkapkan bahayanya di dalam makanan sehari-hari.
Peneliti di Badan Pengawas Makanan Nasional Swedia (Swedish National Food Administration)
dan Stockhlom University, pada April 2002 melaporkan penemuan akrilamida dalam berbagai
makanan yang dipanggang dalam tanur atau digoreng. Dari penelitian tersebut, diketahui bahwa
pembentukan akrilamida akibat pemanasan pada suhu tinggi terdapat pada makanan dengan
kandungan karbohidrat tinggi seperti keripik kentang, kentang goreng, popcorn, sereal, dan
biskuit. Makanan seperti daging sapi dan ayam, yang mengandung protein juga menghasilkan
akrilamida dalam konsentrasi yang lebih kecil. Reaksi serupa tidak ditemukan pada makanan
yang diproses dengan suhu rendah misalnya direbus. Akrilamida tidak ditemukan pada makanan
dengan pemanasan pada suhu di bawah 120oC.
Akrilamida merupakan senyawa kimia berwarna putih, tidak berbau, berbentuk kristal
padat yang sangat mudah larut dalam air dan mudah bereaksi melalui reaksi amida atau ikatan
rangkapnya. Monomernya cepat berpolimerisasi pada titik leburnya atau di bawah sinar
ultraviolet. Akrilamida dalam larutan bersifat stabil pada suhu kamar dan tidak berpolimerisasi
secara spontan.
Akrilamida bersifat iritan dan toksik. Efek lokal berupa iritasi pada kulit, dan membran
mukosa. Iritasi lokal pada kulit ditunjukkan dengan melepuhnya kulit disertai dengan warna
kebiruan pada tangan dan kaki, efek sistemik berhubungan dengan paralisis susunan saraf pusat,
tepi, dan otonom sehingga dapat terjadi kelelahan, pusing, mengantuk, dan kesulitan dalam
mengingat.
Berdasarkan uji klinis, ditunjukkan bahwa paparan akut dosis tinggi akrilamida memicu
tanda-tanda dan gejala gangguan saraf pusat, sedangkan paparan akrilamida dalam jangka waktu
yang lama dengan dosis yang lebih kecil dapat memicu gangguan pada sistem saraf tepi.
Ketika dilakukan penelitian terhadap hewan, akrilamida terbukti menyebabkan kanker.
Namun, belum ada bukti yang menunjukkan hal itu juga berlaku pada manusia. Gangguan
kesehatan yang disebabkan akrilamida terjadi karena dampak genotoksik dan karsinogeniknya.
Akrilamida dianggap sebagai zat yang dicurigai sebagai karsinogen, pada dasarnya belum dapat
diperkirakan dengan tepat sampai sejauh mana pengaruh akrilamida dalam menyebabkan
penyakit kanker pada manusia.
Akrilamida memiliki suatu sistem jenuh elektrofil yang dapat bereaksi dengan pusat
nukleofil. Gugus protein dan asam amino menjadi target reaksi utama karena mempunyai pusat
nukleofil. Pengikatan akrilamida dengan protein pada hemoglobin, menjadi penyebab aksi
toksisitas pada jaringan tersebut.
Pembentukan Akrilamida dalam Makanan
Asparagin yaitu asam amino utama mempunyai struktur mirip dengan akrilamida, dan
diduga senyawa tersebut yang paling berperan dalam pembentukan akrilamida. Hasil penelitian
yang sama juga ditemukan oleh pemerintah Kanada dan pabrik Procter and Gamble Co.
Keduanya sama-sama mencurigai adanya hubungan antara asparagin dengan pencetus kanker.
Mekanisme terbentuknya belum dapat diketahui dengan pasti, diperkirakan meliputi
reaksi dari berbagai macam kandungan dalam makanan, seperti karbohidrat, lemak, protein dan
asam amino, serta berbagai macam komponen lainnya dalam jumlah yang kecil.
Mekanisme pembentukan akrilamida yang mungkin dan telah dikemukakan oleh peneliti antara
lain :
1. Terbentuk dari akrolein atau asam akrilat hasil degradasi karbohidrat, lemak, atau asam
amino bebas, seperti alanin, asparagin, glutamin, dan metionin yang memiliki stuktur
mirip dengan akrilamida;
2. Terbentuk langsung dari asam amino;
3. Terbentuk dari dehidrasi atau dekarboksilasi beberapa asam organik tertentu seperti asam
laktat, asam malat, dan asam sitrat.
Akrilamida dianggap reaksi samping dari reaksi Maillard, yakni reaksi yang berlangsung
antara asam amino dengan gula pereduksi (glukosa, fruktosa, ribosa, dan lain-lain) atau sumber
karbonil lainnya. Asparagin, merupakan asam amino dalam makanan yang bereaksi dengan gula
pada suhu tinggi. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi dan
menganalisis akrilamida dalam makanan, diantaranya dengan menggunakan kromatografi
gasspektrometri massa dan kromatografi cair-spektrometri massa.
 Sulfonamida

Sulfonamida adalah dasar dari beberapa kelompok obat-obatan. Sulfonamida antibakteri


asli (kadang-kadang disebut obat sulfa) adalah agen-agen anti mikroba sintetik yang berisi
kelompok sulfinamida. Beberapa sulfonamida juga tidak memiliki aktivitas antibakteri, misalnya
antikonvulsi sultiame.
Sulfa mudah menyebabkan alergi maka obat mengandung sulfonamida diresepkan
dengan hati-hati. Sangat penting untuk membuat perbedaan antara obat sulfa dan obat lain yang
mengandung sulfur dan aditif, seperti sulfat dan sulfida, yang secara kimiawi tidak berhubungan
dengan kelompok sulfonamida dan tidak menyebabkan reaksi hipersensitivitas yang sama.
Sulfonamida dapat disiapkan di laboratorium dengan berbagai cara. Misalnya dengan reaksi
sulfonil klorida dengan amina dalam sintesis sulfonilmetilamida.

 Tioamida
Tioamida adalah kelompok fungsional dengan struktur umum R-CS-NR'R, dimana R
adalah kelompok organik. Mereka analog dengan amida tetapi menunjukkan ikatan yang lebih
besar sepanjang ikatan CN, hasilnya terjadilah penghalang rotasi yang lebih besar. Salah satu
yang terkenal dari tioamida terbaik adalah thioacetamide yang digunakan sebagai sumber ion
sulfida dan merupakan blok bangunan di kimia heterosiklik. Tioamida biasanya dibuat dengan
mereaksikan amida dengan sulfida fosfor seperti pentasulfida fosfor dalam suatu aplikasi khusus.

 Salisilamida
Salisilamida adalah nama umum untuk o-hidroksibenzamida. Salisilamida adalah obat
yang penggunaannya mirip dengan aspirin. Salisilamida digunakan dalam kombinasi dengan
aspirin dan kafein yang dikenal sebagai SM Powder.

 Nikotinamida
Nikotinamida juga dikenal sebagai niasinamida dan amida asam nikotinat, merupakan
amida dari asam nikotinat (vitamin B3/niasin). Nikotinamida adalah vitamin yang dapat larut
dalam air dan merupakan bagian dari vitamin B. Asam nikotinat juga dikenal sebagai niasin,
dikonversi menjadi nikotinamida. Walaupun keduanya identik sebagai vitamin, nikotinamida
tidak memiliki efek farmakologis dan sifat yang beracun seperti niasin (hal ini terkait dengan
konversi niasin). Jadi nikotinamida tidak mengurangi kolesterol, walaupun begitu nikotinamida
mungkin beracun untuk hati pada dosis melebihi 3g/hari untuk orang dewasa. Dalam sel niasin
dimasukkan ke dalam dinukleotida nikotinamida adenin (NAD) dan nikotinamida adenin
dinukleotida fosfat (NADP).

 Fatty Amida
Fatty amida, RCONH2 adalah asam lemak yang gugus hidroksilnya disubstitusi oleh
gugus amino. Sifat-sifat fisika dan kimia-nya memberikan keunikan pada keaktifan
permukaannya. Hal ini menyebabkan fatty amida sangat berpotensi untuk digunakan sebagai
anti-block agents, stabilizers, solvents. dan aditif. Di samping itu, fatty amida banyak digunakan
sebagai bahan baku setengah jadi (intermediate raw material) untuk produksi fatty nitril dan
fatty amina.
Dewasa ini fatty amida diproduksi secara komersial dari asam lemak menggunakan
ammonolysis. Ammonolysis adalah reaksi yang terjadi antara gugus karboksil dan amonia pada
kondisi amonia berlebih. Bahan baku yang digunakan pada proses produksi ini adalah asam
oleat. Secara umum ada dua sumber bahan baku asam oleat, yakni sumber tak terbaharui dan
sumber terbaharui. Asam oleat dari sumber tak terbaharui diderivasi dari fraksi minyak berat
pada industri petrokimia. Asam oleat dari sumber terbaharui diderivasi dari minyak nabati dan
lemak hewani.
18.Resonansi Bentuk Kelompok Peptida
Kelompok amida memiliki bentuk resonansi dua, yang memberi beberapa sifat penting.
Pertama, menstabilkan kelompok dengan sekitar 20 kkal/mol, sehingga kurang reaktif dari
kelompok serupa (seperti ester). Resonansi tersebut menunjukkan bahwa kelompok amida
memiliki karakter ikatan ganda parsial, diperkirakan mencapai 40% dalam kondisi khas. Grup
yang bermuatan peptida adalah di semua nilai pH normal, tapi bentuk ikatan resonansi ganda
yang memberinya momen dipol yang luar biasa besar, sekitar 3,5 debye (0,7 elektron-angstrom).
Saat-saat dipol dapat berbaris di struktur sekunder tertentu (seperti heliks α-), menghasilkan
dipol bersih besar.
Karakter ikatan ganda parsial dapat diperkuat atau diperlemah oleh modifikasi yang
menguntungkan salah satu bentuk resonansi di atas yang lain. Misalnya, bentuk ganda-berikat
adalah disfavored di lingkungan hidrofobik, karena biaya nya. Sebaliknya, sumbangan ikatan
hidrogen ke oksigen amida atau menerima ikatan hidrogen dari nitrogen amida harus mendukung
bentuk-ikatan ganda, karena ikatan hidrogen harus kuat dengan bentuk dibebankan daripada ke
bermuatan, membentuk ikatan tunggal. Sebaliknya, sumbangan ikatan hidrogen ke nitrogen
amida dalam ikatan peptida X-Pro harus mendukung bentuk tunggal berikat; sumbangan ke
bentuk ikatan ganda akan memberikan nitrogen lima obligasi kuasi-kovalen. Demikian pula,
sebuah substituen sangat elektronegatif (seperti fluorine) dekat amida nikmat nitrogen bentuk
tunggal-berikat, oleh bersaing dengan oksigen amida untuk "mencuri" elektron dari nitrogen
amida.
Ikatan ganda parsial planar kelompok amida, baik yang terjadi di isomer cis atau trans.
Dalam keadaan tidak dilipat protein, kelompok peptida bebas untuk isomerize dan mengadopsi
kedua isomer, namun dalam keadaan terlipat, hanya isomer tunggal diadopsi di setiap posisi
(dengan pengecualian jarang). Bentuk trans sangat disukai dalam ikatan peptida sebagian besar
(kira-kira rasio 1000:1 trans: cis populasi). Namun, kelompok peptida X-Pro cenderung memiliki
rasio sekitar 3:1, mungkin karena simetri antara Cα dan Cδ atom prolin membuat cis dan trans
isomer hampir sama dalam energi (Lihat gambar di bawah).
Energi aktivasi dapat menurunkan (dan isomerisasi dikatalisis) dengan perubahan yang
menguntungkan bentuk tunggal-berikat, seperti menempatkan kelompok peptida dalam
lingkungan hidrofobik atau sumbangan ikatan hidrogen dengan atom nitrogen dari kelompok
peptida X-Pro . Kedua mekanisme untuk menurunkan energi aktivasi telah diamati di isomerase
prolyl peptidil (PPIases), yang terjadi secara alami enzim yang mengkatalisis isomerisasi cis-
trans dari ikatan peptida X-Pro. lipat konformasi protein biasanya jauh lebih cepat (biasanya 10-
100 ms) dari isomerisasi cis-trans (10-100 s). Sebuah isomer nonnative dari beberapa kelompok
peptida dapat mengganggu konformasi lipat secara signifikan, baik memperlambat atau
mencegah dari bahkan terjadi sampai isomer pribumi tercapai. Namun, tidak semua kelompok
peptida memiliki efek yang sama pada lipat; isomer nonnative kelompok peptida lain tidak dapat
mempengaruhi lipat sama sekali.

19.Protein
Protein terdiri dari :
* Karbon (C)
* Hidrogen (H)
* Oksigen (O)
* Nitrogen (N)
* Dan beberapa protein mengandung belerang (S)
Struktur Primer
Struktur primer dari protein mengacu pada urutan asam amino dalam rantai. Struktur
primer dari protein bisa ditampilkan sebagai :

Kotak-kotak biru mengelilingi asam amino individual. Teks merah menunjukkan posisi
ikatan peptida (amida peptida atau hubungan) bergabung dengan asam amino bersama-sama.
Protein dibuat dari asam amino banyak, sehingga sistem tangan pendek telah dikembangkan
untuk menunjukkan struktur primer protein. Diagram berikut memperlihatkan bagian dari
struktur utama insulin sapi :
Asn Glu Leu Gln - Leu - Tyr - - - - - Cys –

Setiap simbol 3 huruf merupakan asam amino, misalnya, Leu singkatan dari leusin. Setiap
merupakan sebuah ikatan peptida (amida peptida atau linkage) bergabung dengan asam amino
bersama-sama. Pada 1954 Frederick Sanger adalah yang pertama untuk menerbitkan sebuah
makalah ilmiah pada urutan keseluruhan molekul protein sebanyak 51 asam amino yang ia
dianugerahi Hadiah Nobel.

Struktur Sekunder
Struktur sekunder dari protein adalah bentuk molekul protein yang disebabkan oleh
ikatan hydrogen antara -C = O dan NH- kelompok dalam rantai, dua bentuk utama adalah heliks
dan lembaran. Di bawah ini adalah diagram skematik dari helix seperti yang ditemukan dalam
serat wol. Garis putus-putus merah menunjukkan ikatan hidrogen di antara asam amino
sepanjang rantai mempertahankan struktur heliks. Dibawah ini adalah diagram skematik
selembar seperti yang ditemukan dalam sutra.
Struktur Tersier
Struktur tersier protein adalah lipatan dan lentur dari molekul protein yang disebabkan
oleh interaksi kelompok R. Interaksi ini dapat menghasilkan ikatan hidrogen, interaksi dipol-
dipol, ikatan kovalen atau ikatan ionik (jembatan garam) tergantung pada polaritas kelompok R.
Rantai -SH kelompok dalam sistein (Cys) dapat berupa link disulfida, -CSSC-, antara kelompok-
kelompok tetangga di hadapan suatu oksidan. Berikut adalah dua representasi dari bagian
molekul protein menunjukkan ikatan disulfida (link disulfida) dengan warna biru menghasilkan
lipat molekul dan lentur.
Struktur Kwartener
Struktur kwartener protein adalah interaksi antara subunit protein yang menghasilkan
protein yang diklasifikasikan sebagai berserat, berbentuk bulat atau konjugasi.

20.Amida Siklik
Salah satu contoh dari senyawa amida siklik adalah Penisilin. Penisilin
(Inggris:Penicillin atau PCN) dalah sebuah kelompok antibiotika β-laktam yang digunakan
dalam penyembuhan penyakit infeksi karena bakteri, biasanya berjenis Gram positif. Sebutan
"penisilin" juga dapat digunakan untuk menyebut anggota spesifik dari kelompok penisilin.
Semua penislisn memiliki dasar rangka Penam, yang memiliki rumus molekul R-C9H11N2O4S,
dimana R adalah rangka samping yang beragam.
a. Benzatin benzilpenisilin
Benzatin benzilpenisilin atau benzatin penisilin adalah penisilin yang lambat diserap pada
sirkulasi, dimasukkan secara intramuskular atau disuntikkan pada otot, dan akan terhidrolisa
menjadi benzilpenisilin in vivo. Obat ini dipilih ketika konsentrasi rendah benzilpenisilin
diperlukan, memperpanjang kerja antibiotika 2-4 minggu setelah dosis tunggal intramuskular.
Indikasi spesifik untuk benzatin penisilin :
 Profilaksis dari demam reumatik
 Sifilis awal atau laten

b. Penisilin G (Benzilpenisilin)
Benzilpenisilin atau penisilin G adalah penisilin standar emas. Penisilin G secara khusus
diberikan tidak melalui mulut karena sifatnya yang tak stabil dengan asam hidroklorat di
lambung.
Indikasi spesifik untuk benzilpenisilin :
 Selulit
 Endokarditis bakteri
 Meningitis
 Pneumonia aspirasi, abses paru-paru
 Sifilis
 Septisemia pada anak-anak

c. Fenoksimetilpenisilin (penisilin V)
Fenoksimetilpenisilin , atau dikenal dengan penisilin V, adalah penisilin yang aktif secara
oral (diberikan melalui mulut). Obat ini kurang aktif dibandingkan benzilpenisilin. Obat ini
hanya sesuai pada kondisi konsentrasi jaringan tinggi tidak diperlukan.
Indikasi spesifik untuk fenoksimetilpenisilin :
 Infeksi karena Streptococcus pyogenes
 Tonsilitis
 Faringitis
 Infeksi kulit
 Profilaksis demam reumatik
 Gingivitis sedang hingga parah (dengan metronidazol)

d. Prokain benzilpenisilin
Prokain benzilpenisilin, atau penisilin prokain, adalah kombinasi dari benzilpenisilin dengan
prokain agen anestesi lokal. Obat disuntik melalui otot, secara lambat akan diserap ke sirkulasi
dan dihdrolisa menjadi benzilpenisilin.
Kombinasi ini bertujuan untuk mengurangi rasa sakit dan tidak nyaman karena suntikkan
penisilin yang banyak ke dalam otot. Perlakuakn ini sering digunakan pada kedokteran hewan.
Obat ini juga digunakan pada antraks.
Indikasi spesifik untuk prokain benzilpenisilin :
 Sifilis
 Infeksi saluran pernapasan
 Selulitis

Turunan Amida Heterosiklik


 Pirazinamid
 Etionamid
 Propionamid

Hampir seluruh modifikasi struktur pirazinamid akan menghilangkan aktivitas TBC.


 Substitusi gugus–gugus amino, hidroksil, klor, atau metil pada cincin pirazin akan
menghasilkan turunan yang tidak aktif.
 Penggantian gugus karboksamida dengan asam, ester, tioamida, nitril atau asam
hidroksamat menghasilkan aktivitas anti TBC.
 Penggantian cincin pirazin dengan heterosiklik lain seperti cincin furan, tiofen, tiazoldan
pirimidin menghilangkan aktivitas anti TBC.

21.Sintesis Menit Dari Amida Ester Dan Senyawa Amina Dalam


Microwave Iradiasi
Formamida, primer dan sekunder amina bereaksi dengan ester di hadapan kalium butoxide
tert-bawah iradiasi gelombang mikro. Amida digantikan terbentuk dalam hasil (umumnya lebih
dari 70%) jauh lebih tinggi daripada di bawah pemanas konvensional.
Ikatan amida adalah unit bangunan penting yang terjadi secara alami atau sintetis Hal ini
hadir sebagai kunci dalam berbagai produk alam penting dan buatan. Misalnya, N-
acylalkylenediamines 3 bereaksi dengan 4-amino-2-kloro-6 ,7-dimethoxyquinazolines untuk
memberikan beragam agen antihipertensi.
Sintesis amida dari ester karboksilat adalah transformasi kepentingan sintetik umum yang
dalam banyak kasus kebutuhan kondisi yang keras (temperatur, waktu reaksi) atau penggunaan
katalis kuat.
Namun, pertumbuhan sangat besar dalam penggunaan iradiasi gelombang mikro ini dekade
terakhir dalam kimia organik sintetis 7 menginspirasi kami untuk mempelajari reaksi ini. Sebuah
dijelaskan sintesis baru N-acylalkylenediamines dari ester karboksilat yang sesuai dan diamines
alkylene, yang membutuhkan waktu reaksi yang lama (3-16 jam) 8 dan juga sintesis N-
arylamines 9, mendorong kita untuk melaporkan hasil kami pada persiapan di bawah pelarut
bebas kondisi yang berlangsung dalam waktu yang jauh lebih singkat (2-3 menit).
Untuk sintesis amida primer, reaksi dilakukan menggunakan ester (1 eq), formamida (3 eq)
dan tert padat potasium butoxide (t-BuOK) (1 eq) dan Campuran reaksi tersebut diserahkan
kepada iradiasi gelombang mikro ( MWI) dalam oven microwave terfokus.

R 1 = Me, C 6 H 5 CH 2, NCCH 2, C 6 H 5 CH = CH, H 3 CCO 2 CH 2; R 2 = Me, Et


Sedangkan sintesis amida sekunder direalisasikan dari ester (1 eq) dan butylamine (1 eq),
amida tersier hasil dari ester (1 eq) dan amina sekunder (1 eq) dengan disesuaikan jumlah (t-
BuOK) seperti ditunjukkan dalam tabel 2 untuk reaksi berikut.

22. Asam Amino Peptida Obligasi


Obligasi Formaion peptida atau Sintesis Amida :
Pembentukan peptida tidak lebih dari penerapan reaksi sintesis amida. Dengan konvensi,
ikatan amida pada peptida harus dibuat dalam urutan bahwa asam amino yang tertulis. Amina
akhir (N terminal) dari asam amino selalu di sebelah kiri, sementara ujung asam (C terminal) di
sebelah kanan.
Reaksi glisin dengan alanin untuk membentuk glyclalanine dipeptida ditulis seperti yang
ditunjukkan dalam grafik di sebelah kiri). Oksigen (merah dari asam dan hidrogen (merah) pada
formulir amina molekul air. Oksigen karboksil (hijau) dan nitrogen amina (hijau) bergabung
untuk membentuk ikatan amida.
Jika urutan daftar asam amino dibalik, sebuah dipeptida berbeda dibentuk seperti
alaninylglycine.
Backbone Peptida atau Protein Struktur :
Struktur peptida dapat ditulis dengan cukup mudah tanpa menunjukkan reaksi sintesis
amida lengkap dengan mempelajari struktur tulang punggung untuk peptida dan protein. Peptida
tulang punggung terdiri dari unit berulang "NH 2, CH, C O double bond; NH 2, CH, C ikatan
rangkap dua O, dll Lihat grafik di sebelah kiri.
Setelah tulang punggung ditulis, dan menulis kembali struktur khusus untuk rantai
samping yang diwakili oleh R "" sebagai ala Gly-Leu-untuk contoh ini. Amina akhir (N
terminal) dari asam amino selalu di sebelah kiri (Gly), sementara ujung asam (C terminal) di
sebelah kanan (leu).
Glutathione :
Glutathione adalah hadir tripeptide penting dalam konsentrasi yang signifikan di seluruh
jaringan.. Ini mengandung asam glutamat, sistein, dan glisin. Apa yang tidak biasa tentang
struktur glutathione (gambar di kiri bawah grafik? Bandingkan ke normal "tri peptida" dari
glutathione-cys-Gly (grafik atas).
Alih-alih tulang punggung biasa, asam karboksil "rantai samping" adalah bagian dari
struktur peptida tulang punggung. Kelompok karboksil normal adalah sisi rantai yang disebut
sehingga dalam kasus ini.
Fungsi glutathione adalah untuk melindungi sel dari oksidasi agen yang dapat saja
merusak mereka. Para agen oksidasi bereaksi dengan kelompok-SH sistein dari glutathione
daripada melakukan kerusakan di tempat lain. Banyak bahan kimia asing mendapatkan
dilampirkan glutathione, yang benar-benar bertindak sebagai agen detoksifikasi.
23.Pabrik Urea
Proses pembuata Urea di bagi menjadi  6 unit yaitu :
1. Sintesa Unit
2. Purifikasi Unit
3. Kristaliser Unit
4. Prilling Unit
5. Recovery Unit
6. Proses Kondensat Treatment Unit
Kedengaran amat sederhana bahwa pupuk Urea terbuat dari gas alam, air dan udara.
Udara tersedia tidak terbatas sedang gas alam terdapat banyak di Indonesia. Dengan sendirinya
bagi Indonesia bukanlah menjadi masalah yang berat untuk dapat memproduksi sendiri pupuk
buatan bagi kepentingan pertaniannya. Namun tidaklah sesederhana itu proses pembuatan pupuk
Urea yang dibuat di Pabrik Pusri yang dikenal sebagai jenis pupuk tunggal berkadar Nitrogen
46%.
Berikut adalah proses pembuatan Urea yang dibagi menjadi  6 unit yaitu :
1) Sintesa Unit
Unit ini merupakan bagian terpenting dari pabrik Urea, untuk mensintesa Urea dengan
mereaksikan Liquid NH3 dan gas CO2 di dalam Urea Reaktor dan ke dalam reaktor ini
dimasukkan juga larutan recycle karbamat yang berasal dari bagian Recovery. Tekanan operasi
di Sintesa adalah 175 Kg/cm2 G. Hasil Sintesa Urea dikirim ke bagian Purifikasi untuk
dipisahkan ammonium karbamat dan kelebihan ammonianya setelah dilakukan stripping oleh
CO2.
2) Purifikasi Unit
Ammonium karbamat yang tidak terkonversi dan kelebihan ammonia di unit Sintesa
diuraikan dan dipisahkan dengan cara tekanan dan pemanasan dengan dua step penurunan
tekanan, yaitu pada 17kg/cm2 G dan 22,2 kg/cm2 G. Hasil peruraian berupa gas CO2 dan NH3
dikirim ke bagian Recovery, sedangkan larutan ureanya dikirim ke bagian kristaliser.

3) Kristaliser Unit
Larutan urea dari unit Purifikasi dikristalkan dibagian ini secara vacuum. Kemudian kristal
ureanya dipisahkan di Centrifuge. Panas yang diperlukan untuk menguapkan air diambil dari
panas Sensibel larutan urea, maupun panas kristalisasi urea dan panas yang diambil dari sirkulasi
Urea Slurry ke HP Absorber dari Recovery.

4) Prilling Unit
Kristal urea keluaran Centrifuge dikeringkan sampai menjadi 99,8% berat dengan udara
panas, kemudian dikirimkan ke bagian atas Prillign Tower untuk dilelehkan dan didistribusikan
merata ke seluruh distributor, dan dari distributor dijatuhkan ke bawah sambil didinginkan oleh
udara dari bawah dan menghasilkan produk urea butiran (prill). Produk urea dikirim ke bulk
storage dengan belt conveyor.

5) Recovery Unit
Gas ammonia dan gas CO2 yang dipisahkan dibagian purifikasi diambil kembali dengan 2
step absorbsi dengan menggunakan mother liquor sebagian absorbent kemudian di recycle
kembali ke bagian sintesa.

6) Proses Kondensat Treatment Unit


Uap air yang menguap dan terpisahkan dibagian kristaliser didinginkan dan
dikondensasikan. Sejumlah kecil urea, NH3, dan CO2 ikut kondensat kemudian diolah dan
dipisahkan di stripper dan hydrolizer. Gas CO2 dan gas NH3nya dikirim kembali ke bagian
purifikasi untuk direcover. Sedang air kondensatnya dikirim ke utilitas.

Pertemuan antara gas yg sudah diproses dengan air dan udara pada unit sintesa ini
menghasilkan tiga unsur kimia penting, yaitu unsur gas N2 (zat lemas), unsur zat air (H2), dan
unsur gas asam arang (CO2), Ketiga unsur kimia penting ini kemudian dilanjutkan prosesnya. Zat
lemas (N2) dan zat air (H2) bersama-sama mengalir menuju Unit Sintesa Urea. Pada sintesa
amoniak, zat lemas (N2) dan zat air (H2) diproses menghasilkan amoniak (NH3). Gas asam arang
(CO2), yang dihasilkan pada unit Sintesa Gas, kemudian bereaksi dengan amoniak pada unit
Sintesa Urea. Hasil reaksi ini adalah butir-butir urea yang berbentuk jarum dan sangat menyerap
air.
Oleh karena itu proses pembuatan dilanjutkan lagi pada Menara Pembutir, dimana bentuk
butir-butir tajam itu diubah dengan suatu tekanan yang tinggi menjadi butir-butir Urea bulat yang
berukuran 1 sampai 2 milimeter sehingga mempermudah petani menabur dan menebarkannya
pada sawah-sawah mereka. Pada umumnya, butir-butir Urea itu dibungkus dengan karung plastik
dengan berat 50 kilogram.

Kegunaan Pupuk Urea


Unsur hara Nitrogen yang dikandung dalam pupuk Urea sangat besar kegunaannya bagi
tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan, antara lain :
1. Membuat daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung butir hijau daun
(chlorophyl) yang mempunyai peranan sangat panting dalam proses fotosintesis
2. Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang dan lain-lain)
3. Menambah kandungan protein tanaman
4. Dapat dipakai untuk semua jenis tanaman baik tanaman pangan, holtikultura, tanaman
perkebunan, usaha peternakan dan usaha perikanan
DAFTAR PUSTAKA

http://www.id.wikipedia.org/wiki/Amida dilihat tanggal 5 april 2011


http://www.pdfqueen.com/pdf/si/sifat-fisik-dan-sifat-kimia-amida dilihat tanggal 5 april 2011
http://www.lemlit.unila.ac.id/index.php?go=hasil_detail&nopen=661.2/SYA dilihat tanggal 5
april 2011
http://www.medicastore.com/apotik_online/obat_bius_lokal.htm dilihat tanggal 5 april 2011
http://www.unri.ac.id/jurnal/jurnal_natur/vol6(2)/risa.pdf dilihat tanggal 5 april 2011
http://www.kecoakmerah.co.cc/.../XIIA1-Haloalkana%20dan%20Amida(2007).pptx dilihat
tanggal 4 april 2011
http://www.translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.organic-
chemistry.org/abstracts/literature/666.shtm dilihat tanggal 4 april 2011
http://www.dentnote.wordpress.com/2008/02/28/anesthetik-lokal-golongan-amida/ dilihat 5
april 2011
http://www.translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|
id&u=http://www.mhhe.com/physsci/chemistry/carey/student/olc/graphics/carey04oc/ref/c
h20reactionsamides.html dilihat 5 april 2011
http://www.wisegeek.com/what-is-urea.htm dilihat tanggal 6 april 2011
http://www.answers.com/topic/urea dilihat tanggal 6 april 2011
http://www.es.wikipedia.org/wiki/Poliamida dilihat tanggal 8 april 2011
http://www.infoanak.com/search/poliamida dilihat tanggal 8 april 2011
http://www.cusbor.com/eng/products/poliamida/ficha.pdf dilihat tanggal 8 april 2011
http://www.urnal.farmasi.ui.ac.id/pdf/2006/v03n03/akrilamid.pdf dilihat tanggal 9 april 2011
http://www.kesehatan.kompas.com/.../Akrilamida..Bahaya.Kelezatan dilihat tanggal 6 april
2011
http:/www./id.wikipedia.org/wiki/Akrilamida dilihat tanggal 6 april 2011
http://www.yuxie.wordpress.com/.../akrilamida-pemicu-kanker-berselimut-gorengan/ dilihat
tanggal 6 april 2011

Anda mungkin juga menyukai