Anda di halaman 1dari 14

Praktikum Kimia Organik/Kelompok 1/Semester Genap/2017

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Minyak Atsiri

Minyak atsiri atau minyak eteris adalah istilah yang digunakan


untukminyak yang mudah menguap,mempunyai rasa getir, dan bau mirip
tanaman asalnya yang diambil dari bagian-bagian tanaman seperti daun, buah,
biji, bunga, akar, rimpang, kulit kayu, bahkan seluruh bagian tanaman. Minyak
atsiri selain dihasilkan oleh tanaman, dapat juga sebagai bentuk dari hasil
degradasi oleh enzim atau dibuat secara sintetis. Definisi ini dimaksudkan untuk
membedakan minyak lemak dengan minyakatsiri yang berbeda tanaman
penghasilnya (Guenther, 1987)

Sifat Minyak atsiri adalah minyak yang mudah menguap pada suhu kamar
tanpa mengalami dekomposisi, mempunyai rasa getir, berbau wangi seperti bau
tanaman penghasilnya, umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut
dalam air. Minyak atsiri merupakan salah satu hasil sisa proses metabolisme
dalam tanaman, yang terbentuk karena reaksi antara berbagai persenyawaan
kimia dengan air (Dita, 2011).

Dalam tanaman, minyak atsiri dapat langsung terbentuk dalam protoplasma,


dapat sebagai hasil peruraian resin dinding sel, atau sebagai hasil hidrolisis suatu
glikosida. Selanjutnya minyak atsiri akan disimpan dalam berbagai jaringan
seperti: rambut kelenjar batang dan daun, sel-sel parenkhim, sel-sel minyak pada
rimpang, saluran minyak/vittae, rongga skizogen & lisigen kulit buah dan helai
daun, mahkota bunga, kulit batang/korteks, pericarp buah, atau di semua jaringan,
ini tergantung dari suku tanaman penghasilnya (Dita, 2011)

Proses Ekstraksi Minyak Atsiri dengan Destilasi Uap-Air Langsung

3
Praktikum Kimia Organik/Kelompok 1/Semester Genap/2017 4

Tabel 2.1 Sifat – Sifat Minyak Atsiri


No Sifat-sifat minyak Atsiri

1 Pada umumnya tidak dapat larut dalam air.


2 Umunya mudah menguap atau bersifat eteris.
3 Tersusun dari senyawa yang rumit.
4 Mengandung senyawa terpen.
5 Dapat larut dalam senyawa organic alkohol (etanol) pada umunya
beerwujud cairan kental.
(Sumber : Dita, 2011)

Tabel 2.2 Bagian Tanaman yang Mengandung Minyak Atsiri

No Nama Bagian Nama Tanaman


Tanaman
1 Akar Akar wangi, Kemuning
2 Daun Nilam, Cengkeh, Sereh lemon, Sereh Wangi,
Sirih, Mentha, Kayu Putih
3 Biji Pala, Lada, Seledri, Alpukat,
Kapulaga, Klausena, Kasturi, Kosambi.
4 Buah Adas, Jeruk, Jintan, Kemukus, Anis,
Ketumbar.
5 Bunga Cengkeh, Kenanga, Ylang-ylang, Melati,
Sedap malam, Cemopaka
6 Kulit kemangi, Akasia, Lawang, Cendana, Masoi,
Selasihan, Sintok.
7 Rimpang Jahe, Kunyit, Bangel, Baboan, Jeringau,
Kencur, Lengkuas, Lempuyang sari,Temu
hitam, Temulawak, Temu putrid
(Sumber : Dita, 2011)

Ekstraksi Minyak Atsiri dengan Desrilasi Uap-Air Langsung


Praktikum Kimia Organik/Kelompok 1/Semester Genap/2017 5

Minyak atsiri umumnya terdiri dari berbagai campuran persenyawaankimia


yang terbentuk dari unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O)serta
beberapa persenyawaan kimia yang mengandung unsur nitrogen (N) dan belerang
(S). Pada umumnya komponen kimia dalam minyak atsiridigolongkan menjadi
dua yaitu :

a. Hidrokarbon yang terutama terdiri dari persenyawaan terpen.

b. Hidrokarbon yang teroksigenasi.

Disamping itu minyak atsiri mengandung damar dan malam dan jumlah
kecil

2.1.1 Komponen Peyusun Minyak Atsiri

Minyak atsiri tersusun dari senyawa terpenoid (monoterpenoid,


seskuiterpenoid, sebagian diterpenoid) baik yang bentuk hidrokarbon atau bentuk
teroksigenasi, dan senyawa turunan fenilpropana. Komponen-komponen tersebut
memiliki titik didih yang berbeda-beda (Sri,2012).

2.1.2 Produksi Minyak Atsiri

Sebelum produksi, perlu adanya perlakuan pendahuluan meliputi:

1. Pengecilan ukuran. Langkah ini dimaksudkan untuk memudahkan


penguapan minyak dari bahan.

2.Pengeringan. Langkah ini dimaksudkan untuk mengurangi air dari bahan,


sehingga waktu yang diperlukan dalam produksi lebih singkat dan lebih
mudah.

3. Pelayuan dan fermentasi. Langkah ini dimaksudkan untuk menguraikan zat


yang tidak berbau menjadi berbau wangi. Contoh: memecah glikosida
amigdalin menjadi benzaldehida (Sri,2012).

Ekstraksi Minyak Atsiri dengan Desrilasi Uap-Air Langsung


Praktikum Kimia Organik/Kelompok 1/Semester Genap/2017 6

2.1.3. Metode pengembangan untuk memperoleh minyak atsiri:

1. Penyulingan molekular. Minyak yang diperoleh memiliki warna yang


lebih bagus, aroma lebih alami dibanding minyak hasil produksi dengan
metode konvensional.

2. Penyulingan uap-ekstraksi pelarut berkelanjutan. Mutu minyak dapat


dipertahankan pada setiap proses ekstraksi. Pelarut yang digunakan lebih
sedikit dibanding metode konvensional.

3. Metode fluida superkritik/fluida sub kritik. Metode ini didasarkan pada


efek pelarut. Ada 2 jenis: langsung dan tidak langsung. Pada metode tidak
langsung, komponen minyak atsiri diserap absorben (resin), kemudian
disari dengan fluida superkritik/subkritik, selanjutnya fluida dibiarkan
menguap pada suhu kamar. Fluida yang digunakan adalh CO2 pada suhu
31 C dan tekanan 72,9 atm.

4. Penyerapan dengan resin berongga besar (terutama untuk minyak atsiri


dari bunga). Absorben yang digunakan bersifat non- ionik (ko-polimer
divinil benzena-vinil diameter kurang lebih 0,5-1,5 mm). Selanjutnya
minyak diekstraksi kembali dengan pelarut non polar titik didih rendah
(Sri,2012).

2.2 Manfaat dan Fungsi Minyak Atsiri

Minyak atsiri (minyak eteris/minyak terbang) merupakan minyak yang


dihasilkan oleh tanaman. Memiliki sifat mudah menguap pada suhu kamar tanpa
mengalami dekomposisi, memiliki rasa getir, berbau wangi sesuai dengan
tanaman penghasilnya. Umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut
dalam air dan biasanya diperoleh dari akar, batang, daun, bunga tanaman dengan
cara mengekstraksi (Rusli & Mulyadi, 2009).

Berikut merupakan fungsi dari minyak atsiri :


1. Membantu proses penyerbukan
2. Mencegah kerusakan tanaman oleh serangga atau hewan
3. Sebagai cadangan makanan dalam tanaman

Ekstraksi Minyak Atsiri dengan Desrilasi Uap-Air Langsung


Praktikum Kimia Organik/Kelompok 1/Semester Genap/2017 7

4. Minyak atsiri merupakan salah satu hasil sisa dari proses metabolisme
dalam tanaman yang terbentuk karena reaksi antara berbagai persenyawaan
kimia dengan adanya air.
5. Minyak atsiri disintesa dalam sel glanular pada jaringan tanaman dan ada
juga yang terbentuk dalam pembuluh resin (resin duct), misalnya minyak
dari pohon pinus.
Beberapa manfaat minyak atsiri adalah :
1. Sebagai flavoring agent dalam bahan pangan atau minuman
2. Antiseptik obat-obatan
3. Pembuatan kosmetik, parfum
4. Sebagai pencampur rokok kretek.
5. Sebagai aroma terapi
6. Obat gosok .

2.3 Rimpang Bangle (Jahe Bangle)

Bangle Zingiber purpureum dibudidayakan di perkarangan yang cukup


terkena sinar matahari. Tanaman dari India dan Indonesia ini adaptif dari dataran
rendah sampai ketinggian 1.300 m di atas permukaan laut. Herba semusim
berbentuk rumpun setinggi 2 m. Bangle menghendaki tanah subur, gembur, dan
cukup sinar matahari. Jarak tanam 40 cm x 50 cm.

Kerabat jahe itu siap panen pada umur 1 tahun. Untuk mempermudah
panen sekaligus kerusakan rimpang, lembapkan tanah di sekitar rimpang sebelum
pemanenan. Bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan baku minyak atsiri
adalah rimpang. Rimpang berwarna coklat muda kekuningan, rasa pedas, agak
pahit. Ukuran rimpang 2,5 – 5 cm dan berdaging tebal.

Permukaan rimpang bangle tidak rata dan berkerut. Bila dibelah, tampak
daging rimpang bangle yang kuning muda sampai kuning kecoklatan. Bangle
berkhasiat antara lain mengobati demam, sakit kepala, sakit perut, batuk, masuk
angin, rematik, cacingan, dan sembelit. Ramuan bangle ampuh untuk
mengecilkan perut setelah melahirkan.

Ekstraksi Minyak Atsiri dengan Desrilasi Uap-Air Langsung


Praktikum Kimia Organik/Kelompok 1/Semester Genap/2017 8

Rimpang bangle kering menghasilkan 0,5% minyak atsiri melalui destilasi


uap. Unsur utama dalam minyak bangle berupa terminen-4-ol. Senyawa itu
digunakan industry parfum sebagai pengganti minyak geranium, lada, mawar.
Terpinen-4-ol juga efektif melawan bakteri seperti Escherichia coli, klebsiella
pneumonia, salmonella paratyphi, dan shigella flexineri. Bangle juga bersifat
anticendawan dan antipembengkakan karena kandungan kurkumin dan juga
fenilbutenoid yang bersifat sebagai penghilang nyeri (Ovita, 2010).

2.4 Air
Air digunakan sebagai solvent Selain Itu, juga digunakan sebagai proses
pendinginan pada kondensor untuk distilat berupa campuran air dan minyak atsiri
yang dihasilkan dari proses ekstraksi.

2.5 Metode Pembuatan Minyak Atsiri

Ada 5 macam metode pembuatan minyak atsiri yaitu :

2.5.1 Penyulingan (Destilasi)

Proses pemisahan komponen yang berupa cairan atau padatan dari 2 macam
campuran atau lebih berdasarkan perbedaan titik uapnya, dan proses ini dilakukan
terhadap minyak atsiri yang tidak larut dalam air. Menurut (Bangkaha, 2011),
Dalam perkembangan pengolahan minyak atsiri telah dikenal 3 macam sistim
penyulingan.

1. Penyulingan dengan Air (Water distillation)

Metode penyulingan dengan air merupakan metode paling sederhana jika


dibandingkan dua metode penyulingan yang lain. Pada metode ini, bahan yang
akan disuling dimasukkan dalam ketel suling yang telah diisi air. Dengan begitu,
bahan bercampur langsung dengan air. Pada metode ini, perbandingan jumlah air
perebus dan bahan baku dibuat berimbang, sesuai dengan kapasitas ketel. Bahan
yang telah mengalami proses pendahuluan seperti perajangan dan pelayuan
dimasukkan dan dipadatkan. Selanjutnya, ketel ditutup rapat agar tidak terdapat
celah yang mengakibatkan uap keluar.Uap yang dihasilkan dari perebusan air dan
bahan dialirkan melalui pipa pendingin sehingga terjadi pengembunan

Ekstraksi Minyak Atsiri dengan Desrilasi Uap-Air Langsung


Praktikum Kimia Organik/Kelompok 1/Semester Genap/2017 9

(kondensasi). Selanjutnya air dan minyak ditampung dalam tangki pemisah.


Pemisahan air dan minyak dilakukan berdasarkan perbedaan berat jenis.

2. Penyulingan dengan Air dan Uap (Water and Steam Distillation)

Metode ini disebut juga dengan system kukus. Pada metode pengukusan
ini, bahan diletakkan di atas piringan atau plat besi berlubang seperti ayakan
(sarangan yang terletak beberapa sentimeter di atas permukaan air. Saat air
direbus dan mendidih, uap yang terbentuk akan melalui sarangan lewat lubang-
lubang kecil dan melewati celah-celah bahan. Minyak atsiri dalam bahan pun
akan ikut bersama uap panas tersebut melalui pipa menuju ketel kondensator
(pendingin). Selanjutnya, uap air dan minyak akan mengembun dan ditampung
dalam tangki pemisah. Pemisahan air dan minyak atsiri dilakukan berdasarkan
berat jenis.Keuntungan dari metode ini yaitu penetrasi uap terjadi secara merata
ke dalam jaringan bahan dan suhu dapat dipertahankan sampai 1000C. Lama
penyulingan relative lebih singkat, rendemen minyak lebih besar dan mutunya
lebih baik jika dibandingkan dengan minyak hasil dari system penyulingan
dengan air.

3. Penyulingan dengan Uap

Pada system ini, air sebagai sumber uap panas terdapat dalam “boiler” yang
letaknya terpisah dari ketel penyulingan. Uap yang dihasilkan mempunyai
tekanan lebih tinggi dari tekanan udara luar. Proses penyulingan dengan uap ini
baik jika digunakan untuk menyuling bahan baku minyak atsiri berupa kayu, kulit
batang, maupun biji-bijan yang relatif keras. Pada penyulingan uap, bagian
tanaman membengkak dengan adanya uap, sehingga memudahkan pembebasan
minyak dari bahan. Uap juga melindungi minyak dari oksidasi, dan kondensasi
minyak serta air dalam pendingin terjadi dalam waktu sama, sehingga minyak
yang terlarut dalam air sedikit. Pada metode ini, diperlukan peralatan
tambahanyaitu ketel penghasil uap, dan ketel ini memerlukan konstruksi yang
kuat serta alat pengaman yang lebih baik dan sempurna dibanding metode
penyulingan yang lain.

Ekstraksi Minyak Atsiri dengan Desrilasi Uap-Air Langsung


Praktikum Kimia Organik/Kelompok 1/Semester Genap/2017 10

Gambar 2.1. Skema disain unit penyulingan minyak atsiri (Mulyani,2012)

2.5.2 Ekstraksi Dengan Pelarut Mudah Menguap


Prinsip dari ekstraksi ini adalah melarutkan minyak atsiri dalam bahan
dengan pelarut organik yang mudah menguap. Pelarut organik akan berpenetrasi
ke dalam jaringan dan akan melarutkan minyak serta bahan “non volatile” yang
berupa resin, lilin dan beberapa macam zat warna. Proses ekstraksi biasanya
dilakukan dalam suatu wadah (ketel) disebut “extractor”. Berbagai pelarut yang
biasa digunakan adalah petroleum ether, carbon tetra chlorida, chloroform, dan
pelarut lainnya yang bertitik didih rendah.

Ekstraksi dengan pelarut organik umumnya digunakan untuk mengekstraksi


minyak atsiri yang mudah rusak oleh pemanasan uap dan air, seperti untuk
mengekstraksi minyak dari bunga-bungaan misalnya bunga cempaka, melati,
mawar.Pembuatan minyak atsiri dengan pelarut menguap dilakukan dengan
menggunakan ekstraktor. Ekstraktor yang digunakan untuk mengekstrak minyak
atsiri dari bunga terdiri dari tabung ekstraktor berputar dan tabung evaporator
(penguap) (Rusli & mulyadi, 2009).

Ekstraksi Minyak Atsiri dengan Desrilasi Uap-Air Langsung


Praktikum Kimia Organik/Kelompok 1/Semester Genap/2017 11

Gambar 2.2 Bagan Unit Pengekstraksi Minyak Atsiri (Mulyani,2012).

2.5.3 Ekstraksi dengan Lemak Dingin (Enfleurasi).

Proses ekstraksi ini digunakan khusus untuk mengekstraksi minyak bunga-


bungaan, dalam rangka mendapatkan mutu dan rendemen minyak yang tinggi.
Pada umumnya bunga setelah dipetik akan tetap hidup secara fisiologis. Daun
bunga terus menjalankan proses hidupnya dan tetap memproduksi minyak atsiri
dan minyak yang terbentuk dalam bunga akan menguap dalam waktu singkat.
Kegiatan bunga dalam memproduksi minyak akan terhenti dan mati jika kena
panas, kontak atau terendam dalam pelarut organik, sedangkan minyak atsiri
yang terbentuk sebelumnya sebagian besar telah menguap. Untuk itu ekstraksi
dengan pelarut mudah menguap menghasilkan rendemen minyak yang rendah.

Untuk mendapatkan rendemen minyak yang lebih tinggi dan bermutu baik,
proses fisiologi dalam bunga selama proses ekstraksi berlangsung perlu dijaga
agar tetap berlangsung dalam waktu selama mungkin sehingga bunga tetap dapat
memproduksi minyak atsiri. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan
lemak hewani atau nabati.Sama halnya dengan ekstraksi menggunakan pelarut
menguap, ekstraksi minyak atsiri dengan metode lemak dingin memerlukan
evaporator untuk memisahkan minyak atsiri dari lilin dan alkohol pelarutnya.
Selain itu, dibutuhkan lempeng kaca dan rak tertutup pada proses absorbsi
minyak atsiri dari bunga. Sedang bahan penunjang yang digunakan yaitu lemak
dan alkohol. Lemak berfungsi sebagai adsorben atau penyerap minyak atsiri dari
bunga. Sementara alkohol digunakan untuk memisahkan minyak atsiri dari lemak
(Guenther, 1987).

Ekstraksi Minyak Atsiri dengan Desrilasi Uap-Air Langsung


Praktikum Kimia Organik/Kelompok 1/Semester Genap/2017 12

Gambar 2.3 Proses enfleurasi dingin (Mulyani,2012)

2.5.4 Ekstraksi dengan Lemak Panas (Maserasi).


Metode pembuatan minyak dengan lemak panas tidak berbeda jauh
dengan metode lemak dingin. Bahan dan peralatan yang digunakan pun tidak
jauh berbeda. Perbedaannya hanya terletak pada bagian awal proses, yaitu
menggunakan lemak panas. Sedang alat yang digunakan yaitu evaporator vakum.
Selain itu, dibutuhkan wadah berupa bak atau baskom untuk merendam bunga
dalam lemak panas. Bahan yang diperlukan dalam metode maserasi yaitu lemak
dan alcohol. Lemak digunakan sebagai adsorben, sedangkan alcohol digunakan
untuk melarutkan lemak (Guenther, 1987).

2.5.5 Pengepresan (Pressing)


Pengepresan adalah Ekstraksi minyak atsiri dengan cara pengepresan
umumnya dilakukan terhadap bahan berupa biji, buah atau kulit luar yang
dihasilkan dari tanaman yang termasuk famili citrus. Hal ini disebabkan minyak
dari famili tanaman tersebut akan mengalami kerusakan jika diekstraksi dengan
cara penyulingan. Dengan pengepresan maka sel-sel yang mengandung minyak
akan pecah dan minyak akan mengalir ke permukaan bahan. Beberapa jenis
minyak yang dapat diekstrasi dengan cara pengepresan adalah minyak “almon”,
“apricot”, “lemon”, minyak kulit jeruk, “mandarin”, “grape fruit”, dan beberapa
jenis minyak lainnya.Pada metode pegepresan, alat yang digunakan berupa mesin
pengepres. Alat ini bekerja dengan cara menekan bahan baku hingga sel
penghasil minyak akan pecah dan minyak akan keluar (Rusli & Mulyadi, 2009).

Ekstraksi Minyak Atsiri dengan Desrilasi Uap-Air Langsung


Praktikum Kimia Organik/Kelompok 1/Semester Genap/2017 13

Gambar 2.4 Skema Penekan Hidrolik (Mulyani,2012)

Tabel 2.3 Keuntungan dan Kelemahan Ekstraksi Pelarut

No Jenis Keuntungan Kelemahan


Ekstraksi

1 Maserasi  Peralatannya  Waktu yang diperlukan


sederhana untuk mengekstraksi
 Dapat dimodifikasi sampel cukup lama
untuk  Cairan penyaring yang
memudahkan digunakan lebih banyak
proses  Tidak dapat digunakan
untuk bahan-bahan yang
mempunyai tekstur keras
seperti benzoin, tiraks
dan lilin

2 Perkolasi  Kontak antara sampel


padat tidak merata atau
terbatas dibandingkan
dengan metode refluks
 Pelarut menjadi dingin

Ekstraksi Minyak Atsiri dengan Desrilasi Uap-Air Langsung


Praktikum Kimia Organik/Kelompok 1/Semester Genap/2017 14

selama proses perkolasi


sehingga melarutkan
komponen secara efisien
3 Sokletasi  Dapat digunakan  Karena pelarut didaur
untuk sampel ulang, ekstrak yang
dengan tekstur terkumpul pada wadah di
yang lunak dan sebelah bawah terus-
tidak tahan menerus dipanaskan
terhadap sehingga dapat
pemanasan secara menyebabkan reaksi
langsung. peruraian oleh panas
 Digunakan pelarut  Bila dilakukan dengan
yang lebih sedikit skala besar, mungkin
 Pemanasannya tidak cocok untuk
dapat diatur menggunakan pelarut
dengan titik didih yang
terlalu tinggi.

2.6 Proses Pengolahan Bangle menjadi minyak atsiri

Produksi minyak atsiri dari tumbuh-tunbuhan dapat dilakukan dengan tiga


cara, yaitu: (a) penyulingan (distillation), (b) pressing (expression), (c) ekstraksi
menggunakan pelarut (solvent extraction), dan (d) adsorbsi oleh lemak padat
(enfleurasi). Di antara keempat cara tersebut yang banyak digunakan oleh industri
minyak atsiri adalah cara pertama dan ketiga. Penyulingan adalah metoda
ekstraksi yang tertua dalam pengolahan minyak atsiri. Metoda ini cocok untuk
minyak atsiri yang tidak mudah rusak oleh panas, misalnya minyak cengkeh,
nilam, sereh wangi, pala, akar wangi dan jahe. Pengepresan dilakukan dengan
memberikan tekanan pada bahan menggunakan suatu alat yang
disebut hydraulic atau expeller pressing. Beberapa jenis minyak yang dapat
dipisahkan dengan cara pengepresan adalah minyak almond, lemon, kulit jeruk,
dan jenis minyak atsiri lainnya. Ekstraksi minyak atsiri menggunakan pelarut,
cocok untuk mengambil minyak bunga yang kurang stabil dan dapat rusak oleh

Ekstraksi Minyak Atsiri dengan Desrilasi Uap-Air Langsung


Praktikum Kimia Organik/Kelompok 1/Semester Genap/2017 15

panas. Pelarut yang dapat digunakan untuk mengekstraksi minyak atsiri antara
lain kloroform, alkohol, aseton, eter, serta lemak. Sedangkan enfleurasi
digunakan khusus untuk memisahkan minyak bunga-bungaan, untuk
mendapatkan mutu dan rendemen minyak yang tinggi.

Penyulingan adalah suatu proses pemisahan secara fisik suatu campuran


dua atau lebih produk yang mempunyai titik didih yang berbeda dengan cara
mendidihkan terlebih dahulu komponen yang mempunyai titik didih rendah
terpisah dari campuran. Untuk mempermudah proses penyulingan minyak atsiri
dapat dilakukan perlakuan pendahluan (penanganan bahan baku) dengan
beberapa cara seperti pengeringan, pencucian dan perajangan.

1. Pengeringan dapat mempercepat proses ekstraksi dan


memperbaiki mutu minyak, namun selama pengeringan kemungkingan
sebagian minyak akan hilang karena penguapan dan oksidasi oleh udara.
Beberapa jenis bahan baku tidak perlu dikeringkan, seperti jahe, lajagoan,
dan bahan lain yang disuling dalam keadaan segar untuk mencegah
kehilangan aroma yang diinginkan.
2. Pencucian biasanya dilakukan untuk bahan-bahan yang berasal
dari tanah seperti akar wangi, dan rimpang. Tujuannya adalah untuk
membersihkan bahan dari kotoran yang menempel, mencegah hasil minyak
agar tidak kotor, dan efisiensi pemuatan bahan dalam ketel suling.
3. Perajangan bertujuan untuk memudahkan penguapan minyak atsiri
dari bahan, memperluas permukaan suling dari bahan dan mengurangi sifat
kamba. Pada umumnya perajangan dilakukan pada ukuran 20 – 30 cm.

Pada pross penyulingan ini, tekanan, suhu, laju alir, dan lama penyulingan
diatur berdasarkan jenis komoditi. Lama penyulingan sangat bervariasi mulai dari
3-5 jam untuk sereh wangi, 5 – 8 jam untuk minyak nilam dan cengkeh, 10 – 14
jam untuk minyak pala, dan 10-16 jam untuk minyak akar wangi bergantung
kepada jenis bahan baku (basah/kering), penggunaan tekanan dan suhu
penyulingan. Tekanan uap yang tinggi dapat menyebabkan dekomposisi pada
minyak, oleh karena itu penyulingan lebih baik dimulai dengan tekanan rendah,
kemudian meningkat secara bertahap sampai pada akhir proses.

Ekstraksi Minyak Atsiri dengan Desrilasi Uap-Air Langsung


Praktikum Kimia Organik/Kelompok 1/Semester Genap/2017 16

Selama proses penyulingan, uap air yang terkondensasi dan turun ke dasar
ketel harus dibuang secara periodik melalui keran pembuangan air untuk
mencegah pipa uap berpori terendam, karena hal ini dapat menghambat aliran
uap dari boiler ke ketel suling.Pada proses pendinginan, suhu air pendingin yang
masuk ke dalam tabung atau kolam pendingin yang ideal sekitar 25-30oC, dan
suhu air keluar maksimum 40 – 50oC. Suhu air keluar tersebut dapat diatur
dengan memperbesar / memperkecil debit air pendingin yang masuk ke dalam
tabung / kolam pendingin.

Pemisahan minyak dari tabung pemisah sebaiknya “tidak diciduk” (diambil


dengan gayung), karena hal itu akan menyebabkan minyak yang telah terpisah
dari air akan kembali terdispersi dalam air dan sulit memisah kembali, sehingga
mengakibatkan kehilangan (loses). Minyak yang dihasilkan masih terlihat keruh
karena mngandung sejumlah kecil air dan kotoran yang terdispersi dalam minyak.
Air tersebut dipsahkan dengan menyaring minyak menggunakan kain teflon /
sablon. Pemisahan air juga dapat dilakukan dengan menambahkan zat pengikat
air berupa Natrium Sulfat anhidrat (Na2SO4) sebanyak 1% selanjutnya diaduk
dan disaring.

Ekstraksi Minyak Atsiri dengan Desrilasi Uap-Air Langsung

Anda mungkin juga menyukai