Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam banyak sekali kita jumpai senyawa, baik itu senyawa

organik,ataupun senyawa kompleks dan senyawa sederhana. Kali ini kita akan

membahas mengenai salah satu senyawa organik sederhana, atau lebih spesifik lagi.

Kita akan membahas tentang amina dan amida (Harold, 1990; 76).
Amina merupakan senyawa ammonia yang terdapat dialam dan memainkan

peranan pentingdalam banyak teknologi modern. Salah satu manfaat dariamonia

adalah dapat digunakan sebagai pereda nyeri atau yang kita kenal sebagai senyawa

morfin, yang dijumpai pada biji opium dan patresina yaitu salah satudari poliamonia

yang banyak dibuat oleh manusia, yaitu 1,6-diaminoheksano, digunakan dalam

sintesis nilon (Harold, 1990; 76).

Amida dapat diturunkan dari asam karboksilat,dimana gugus OH diganti

dengan NH2 atau amoniak, dimana OH diganti dengan asli. Amida adalah turunan

dari asam karboksilat yang bersipat netral. Pembentukan senyawa amida dapat

dilakukan dengan mereaksikan suatu amina karboksilat dengan suatu asil halida dan

atau anhidra asam pada kondisi yang cocok. Turunan amina yang dikenal sebagai

garam kuartener juga menyentuh kehidupan kita sehari-hari dalam bentuk detergen

sintetik (Harold, 1990;76).

Berdasarkan latar belakang diatas, maka percobaan ini dianggap perlu

dilakukan agar mampu mengidentifikasi senyawa, senyawa organik yang ada di alam,

khususnya amina dan amida serta turunannya karena senyawa tersebut memiliki

peran penting dalam teknologi modern, serta ilmu kesehatan seperti farmasi. Untuk
mengetahui proses kimia yang terjadi pada reaksi senyawa amina dan amida (Harold,

1990; 77).

B. Maksud Dan Tujuan Percobaan

1. Maksud percobaan

a. Mengetahui karakteristik anilin dan asetamid

b. Mengetahui proses kimia yang terjadi pada reaksi senyawa amina dan amida

2. Tujuan percobaan
a. Mampu menjelaskan karakteristik aniline dan asetamida

b. Mampu menjelaskan secara teoritis tentang sifat senyawa amina dan amida

C. Prinsip Percobaan

1. Sifat kimia fisika amina dan amida

Penentuan sifat kimia fisika amina dan amida dengan mencampurkan 5 mg

asetamida, dan 5 mg anilin, H2O dan HCl, dan kemudian diamati bau, kelarutan serta

pH-nya.

2. Hidrolisis senyawa amida

Pendemostrasian hidrolisis amida dengan cara mencampurkan 0,5 gram

asetamida dengan 5 ml H2SO4 lalu di panaskan + 10 menit dan diamati bau, warna

serta ukur pH-nya kemudian didinginkan dengan NaOH 6M 2 ml dipanaskan

kemudian diamati bau dan pH-nya.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Amina dapat dianggap sebagai turunan ammonia dengan mengganti satu atau
dua, atau tiga hidrogen dari amonia dengan gugus organik, seperti amonia, amina

bersifat basa. Pada kenyataannya, amina adalah jenis basaorganik penting dialam.

Untuk mudahnya, amina digolongkan menjadi amina primer dan sekunder, amina

tersiar, tergantung apakah satu, dua, atau tiga gugus organik yang melekat pada

hidrogen. Gugus R pada struktur ini dapat berupa alkil atau asil, dan kedua gugus

tersebut dapat berbeda satu sama lain (Hart-Suminar, 1983; 93).

Amina tersebar luas dalam tumbuhan dan hewan dan banyak amina

mempunyai keaktifan. Misalnya dua hari stimulan alamiah tubuh dari system saraf

simpatetik (melawan atau melarikan diri) adalah neropinafrina (horepinephrine) dan

epinafrina (adrenalina) (Pakpahan minar, 1986; 152).

Amida merupakan turunan asam karboksilat yang gugus OHnya diganti oleh,

-NH2, -NHR atau –NR2. Amida primer memiliki rumus umum RCONH2.Amida

primer ini dapat dibuat lewat reaksi ammonia dengan ester dengan asil halida, atau

dengan anhidra asam. Amida juga dapat dibuat dengan memanaskan garam

ammonium dari asam. Amida dinamai dengan mengganti akhiran -at atau -oat dari

nama asamnya (baik nama umum maupun dari nama IUPAC) dengan akhiran-amida

(Pakpahan minar, 1986; 153).


Amida memiliki geometrik planar walaupun ikatan nitrogen normalnya

dituliskan sebagai ikatan tunggal, rotasi pada ikatan ini terbatas karena adanya

regonansi. Penyumbang dipolar begitu penting sehingga ikatan karbon nitrogen

berperilaku seperti ikatan rangkap. Akibatnya nitrogen dan karbon karbonil, dan dua

atom yang melekat masing-masing atom tersebut terletak pada bidang yang sama dan

rotasi pada ikatan C-N terbatas. Memang panjang ikatan C-N pada amida hanya 1,32

A, jauh lebih pendek dibandingkan dengan ikatan tunggal karbon nitrogen biasa,
(yaitu sekitar 1,47 A). Sebagaimana tersirat dari penyumbang resonansi dipolar,

amida sangat polar dan membentuk ikatan hidrogen yang kuat (Pakpahan minar,

1986; 154).

Amina adalah turunan organik dari amoniak (NH3). Zat ini merupakan

senyawa terpenting dalam kimia organik, yang berkelakuan sebagai basa.Satu atau

dua gugus alkil, dapat menggantikan hidrogen dari amoniak dan berturut-turut

menghasilkan amina primer sekunder dan terkier. Perhatikan bahwa menggunakan

istilah primer, sekunder dan tersier untuk amina tidaklah mempunyai arti bangun

yang sama seperti untuk alcohol (pasal 2.2 A). Untuk amina, istilah menanyakan

angka nol untuk atom yang terlambat pada atom nitrogen, sedangkan untuk alkohol

istilah itu menunjukan angka untuk atom pada karbon pada karbon pembawa

hidroksil (Hart-Suminar, 1983; 94).

Bila empat atom karbon dirangkaikan pada nitrogennya, senyawa tidak lagi

basa. Atom nitrogen tetra koordinat memiliki muatan positif dan merupakan bagian

kation dari jenis senyawa yang dikenal sebagai garam ammonia kuarter. Amina

adalah basa organik amina mempunyai rumus umum R3N, dengan R adalah gugus

alkil atau gugus hidrokarbon aromatic. Seperti amoniak, amina adalah basa bronted
yang bereaksi dengan air (Hart-Suminar, 1983; 94).
Sifat fisika amida, yaitu mudah membentuk ikatan hidrogen sehingga titik

didihnya tinggi dibandingkan dengan titik senyawa lain dengan bobot mulekul yang

sama, namun terdapat substenen aktif pada atom hydrogen juga menurun. Sifat kimia

amida yakni amida bereaksi dengan nukleofil misalnya dengan air, amida dapat

direduksi dengan litium anhidrida menghasilkan amina. Sifat fisika amina yaitu

amina 1 dan 2 bersifat polar karena mampu membentuk iatan hidrogen dengan

hidrogen air. Sifat kimia amina yaitu amina merupakan senyawa basa dan berinteraksi
dengan air secara analok dan dalam larutan berair, molekul air mendonasi sebuah

protein terhadap mulekul ammonia yang menghasilkan pembentukan ion amoniun

dan ion hidroksida (Hart-Suminar, 1983; 94).

Amina adalah suatu senyawa yang mengandung gugusan amino. Gugusan

amino mengandung nitrongen terikat kepada satu sampai tiga atom karbon (tetapi

bukan gugusan karbonil) dan sejumlah atom hidrogen (tidak ada, satu atau dua).

Apabila salah satu karbon yang terikat pada atom nitrogen adalah karbon karbonil,

senyawanya adalah amida, bukan amina. Amina digolongkan menjadi amina primer

(RNH2), sekunder (R2NH), atau tersier (R3N), tergantung kepada jumlah atom karbon

yang terikat pada atom nitrogen (bukan pada atom karbon, seperti pada alkohol)

(Achmadi, 2005; 97).

Beberapa (1o) Amin Primer (satu karbon terikat kepada N), beberapa (2o)

Amin Sekunder (dua karbon terikat kepada N) dan beberapa (3o) Amin Tersier (tiga

karbon terikat kepada N) (Achmadi, 2005; 97).

Amina alifatik sederhana biasanya diberi nama dengan menulis

substituenalkil atau aril dan menambahkan akhiran –amina. Bagian dari nama amina

digabung dalam satu kata. Amina heterosikalik, dengan nitrogen didalam cincin,
mempunyai nama sendiri, contohnya piridin (Roehayati,1988; 76).
Amida adalah senyawa yang ditutunkan dari asam karboksilat dengan

mengganti gugus OH menjadi gugus NH2. Amida sangat polar dan mudah

membentuk ikatan hidrogen. Titik didihnya tinggi dibandingakan senyawa lain

dengan bobot molekul yang sama namun substitusi aktif pada nitrogen cenderung

menurunkan titik didih dan titik lelehnya karena menurunnya kemampuan

membentuk ikatan hidrogen. Artinya amida yang mengandung gugusan N-H

mempunyai titik leleh dan titik didih yang lebih tinggi daripada amida yang
mengandung NR. Amida dengan kelompok NH2 bisa didehidrasi dengan sebuah

nitril. Dengan demikian rumus umum untuk amida adalah: R-CO-NH2. Kelarutan dari

amida dan ester secara kasar sebanding. Biasanya amida kurang larut dibandingkan

amina dan asam karboksilat yang sebanding karena senyawa ini dapat dengan baik

menyumbangkan dan menerima ikatan hidrogen (Rahayu, 2005; 83).

Amida bereaksi dengan nukleofil, misalnya ia dapat dihidrolisis dengan air.

Amida lebih polar karena ikatan O-H lebih kuat dari N-H oleh karena

keelektronegatifnya. Ketiga jenis amina bereaksi dengan air, dan seperti amonia,

membentuk ion ammonium (atau ion ammonium tersubstitusi) dan ion hidroksida.

Larutannya adalah basa lemah karena kesetimbangan bergeser jauh ke kiri. Kebasaan

amina alifatik sebanding dibandingkan amonia. Karena amina bersifat basa, maka

apabila senyawa ini bereaksi dengan asam menghasilkan garam. Amina yang

biasanya tidak larut air, umumnya larut dalam asam karena pembentukan garam yang

bersifat larut air (Rahayu, 2005; 83).

Hidrolisis asam pada amida sekunder menghasilkan asam karboksilat dan

garam ammonium tersubstitusi apabila larutanya basa. Asam karboksilat dan garam

ammonium terbentuk apabila amida primer dipanaskan dalam larutan asam (X adalah
anion dari asam kuat) (Pudjaatmaka, 1992; 35).
Amonia dapat dideteksi dari baunya selama hidrolisis basa berlangsung.

Hidrolisis basa pada amida sekunder menghasilkan garam karboksilat dan amina.

Urea, seperti halnya amida lain, dapat dihidrolisis dalam larutan asam atau basa. Satu-

satunya segi tak lazim pada hidrolisis asam adalah pembentukan asam karbonat,

H2CO3 yang segera terombak menjadi CO2 dan H2O. garam natrium dari asam

karbonat, yaitu natrium karbonat, terbentuk dalam hidrolisis basa (Achmadi, 1993;

95).
Gugus fungsi amina dapat diketahui dari sifat basanya,amina alfalik sederhana

larut dalam air dan akan memperlihatkan perubahan warna lakmus merah,selain itu

sifat basa dari amina dapat diketahui melalui uji yang sederhana dengan direksikan

dengan asam. Amina mengalami beberapa reaksi yang dapat diuji digunakan sebagai

uji penggolonganya, pengujian ini berdasarkan atas kenyataan bahwa amina primer

dan sekunder bereaksi dengan benzel sulfonil klorida membentuk N tersubsitusi

benzen sulfonamida sedangkan amina tersier tidak bereaksi (Antony, 1991; 43).

Tabel sifat beberapa amin

Nama Rumus Td oC Tetapan Disosiasi Kb Pka


Ammonia NH3 -33,4 2,0 . 10-5 -4,70

Anilin C6H5NH2 184 4,2 . 10-10 -9,38

N,N dimetilanilin C6H5N(CH3)2 193,5 11 . 10-10 -8,96


Ketiga golongan amin dapat membentuk ikatan hidrogen dengan gugus – OH

dari air (yaitu – H…N). Jadi kebanyakan amin sederhana yang mengandung lima

sampai enam atom karbonlarut sempurna atau mempunyai kelarutan yang tinggi

dalam air (Fessenden,1999; 86).

Reaksi amina dengan asam kuat membentuk garam-garam amina.

Sebagaimana lazimnya basa, amina bereaksi dengan asam kuat membentuk garam

alkilamonium, contoh reaksi amina primer dengan HCl. Amina bereaksi membentuk
garam, yang karena sifat ioniknya, larut dalam lapisan air, titik didihnya lebih tinggi

dibandingkan senyawa lain dengan bobot molekul yang sama. Sedangkan

pembentukan senyawa amida dapat dilakukan dengan mereaksikan suatu amina

karboksilat dengan suatu asil halida dan atau anhidra asam pada kondisi yang cocok

(Harold, 1990; 76).

B. Uraian Bahan

1. Aquadest (Dirjen Pom, 1979; 96)

Nama resmi : AQUADESTILLATA

Nama lain : Aquadest, air suling

Rumus molekul : H2O

Berat molekul : 18,02

Rumus struktur :

Pemerian : Cairan jenuh, tidak berbau tidak berwarna, dan tidak berasa

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat


Kegunaan : Sebagai pelarut
2. Amonia (Dirjen POM, 1979; 127)

Nama resmi : AMMONIA

Nama lain : Amonia

Rumus molekul : NH3

Berat molekul : 17,03

Rumus struktur :

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, berbau khas, menusuk kuat,

bobot jenis kurang dari 0,90

Penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat pada suhu tidak lebih dari 25o

Kegunaan : Sebagai sampel pengganti aniline

3. Asam klorida (Dirjen pom, 1979; 156)

Nama resmi : ACIDUM HIDRO CHLORIDUM

Nama lain : Asam klorida, Klorana

Rumus molekul : HCl

Berat molekul : 36,46

Rumus struktur :

Pemerian :Cairan tidak berwarna, berasap, bau merangsang. Jika diencerkan

dengan 2 bagian volume air, asap hilang. Bobot jenis lebih

kurang 1,18.
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pelarut dalam uji fisika kimia

4. Asam sulfat (Dirjen pom, 1979; 165)

Nama resmi : ACIDUM SULFURICUM

Nama lain : Asam sulfat, minyak vitriol

Rumus molekul : H2SO4

Berat molekul : 98,07

Rumus struktur :

Pemerian : Cairan cairan jernih seperti minyak, tidak berwarna bau sangat

tajam dan korosif. Bobot jenis lebih kurang 1,84

Penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Pemberi suasana asam pada uji hidrolisis senyawa amida

5. Natrium hidroksida (Dirjen pom, 1979; 39)

Nama resmi : NARTII HIDROXYDIUM

Nama lain : Natrium hidroksida

Rumus molekul : NaOH

Berat molekul : 40,00

Rumus struktur :

Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur, atau keeping, kering,

keras, rapuh dan suasana hablur putih, mudah meleleh, sangat

alkalis dan korosif segera menyerap CO2.


Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pemberi suasana basa pada uji hidrolisis senyawa

amida.

BAB III

METODE KERJA

A. Alat dan bahan

1. Alat

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu, batang pengaduk, gelas

kimia, gelas ukur, gegep, pipet tetes, tabung reaksi, rak tabung reaksi, dan timbangan

analitik

2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu, ammonia, aquadest,

HCl 6M, H2O 6M, H2SO4 6M, kertas pH, dan NaOH

B. Cara kerja

1. Sifat kimia fisika amina dan amida

a. Disiapkan alat dan bahan

b. Dimasukkan asetamida 5 gram ketabung reaksi dan 5 ml aniline ketabung

reaksi lain, kemudian amati baunya dan catat pada buku kerja
c. Ditambahkan 2 ml H2O kemasing-masing tabung reaksi yang berisi asetamida

dan anilin

d. Diamati kelarutan bau dan pHnya

e. Ditambahkan HCl 6M 2 ml kemudian homogenkan

2. Hidrolisis senyawa amida

a. Disiapkan alat dan bahan

b. Dimasukkan asetamida 0,5 gram ketabung reaksi dan ditambahkan H2O 2 ml

dengan H2SO4 6M 2ml

c. Dipanaskan dan diamati bau serta pHnya

d. Didinginkan dan ditambahkan NaOH 6M 2ml

e. Dipanaskan dan diamati bau serta pHnya


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Table Pengamatan

a. Sifat fisika kimia amina dan amida

No. Sampel Bau

HCl H2O Senyawa murni

1. Asetamida Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau

2. Ammonia Tidak berbau aromatik aromatik


No. Sampel Kelarutan pH

HCl H2O HCl H2O

1. Asetamida Larut sempurna Tidak larut 1 8

2. Ammonia Larut sempurna Larut sempurna 0 12

b. Hidrolisis senyawa amida

No. Sifat Suasana asam Suasana basa

Asetamid+ H2O + H2SO4 asetamid+NaOH

1. pH 1 1

2. Bau Tidak berbau Bau aromatik

2. Reaksi

a. Sifat fisika kimia amina dan amida

1) Asetamid

O O

CH3 C NH2 + H2O + HCL CH3 C OH

Asetamida

2) Ammonia

NH2 + HCl NH4Cl


(Amonia)

NH3 + H2O NH4 + 0H-

b. Hidrolisis senyawa amida

O O

CH3 C NH2 + NaOH CH3 C O-NA+ + NH3

Asetamida
B. Pembahasan

Amina adalah senyawa organik yang mengandung nitrogen dengan pasangan

elekton bebas. Amina merupakan turunan dari ammonia yang mana satu atau lebih

hidrogennya telah tergantikan oleh kelompok alkil banyak senyawa-senyawa yang

sangat penting adalah asam ammonia, aniline dan tritonolamin zat ini merupakan

senyawa terpenting dalam kimia organik yang reagen dari ammonia dan berturut-

turut menghasilkan amina primer, sekunder dan tersier. Untuk amina tidaklah
mempunyai arti bangun yang sama seperti alkohol. Amida merupakan senyawa-

senyawa organik dengan gugus asil (R-C=O) yang terhubung dengan nitrogen.

Termasuk turunan asam karboksilat yang paling tidak reaktif. Amida juga sering

digunakan sebagai senyawa turunan dari ammonia dan amida.

Pada percobaan amina dan amida dilakukan sebanyak dua kali percobaan

yaitu sifat fisika kimia amina dan amida dan hidrolisis senyawa amida. Pada

percobaan sifat fisika kimia amina dan amida pertama-tama disiapkan alat dan bahan

yang digunakan, dimasukkan asetamida 5 mg kedalam tabung reaksi dan ammonia 5

tetes kedalam tabung reaksi lain amati baunya. Selanjutnya tambahkan 2 ml H2O.

amati kelarutan, baud an pHnya. Tambahkan HCl 6M kemudian homogenkan. Pada

percobaan hidrolisis senyawa amida pertama-tama disisapkan alat dan bahan yang

akan digunakan. Ditimbang asetamida 0,5 mg kemudian ditambahkan H 2O 2 ml.

Tambahkan H2SO4 sebagai katalisator, kemudian dipanaskan dan diamati bau serta

pHnya.

Hasil yang didapatkan pada percobaan sifat fisika kimia amina ddan amida

sesuai dengan literatur, asetamida saat dicampur dengan H2O tidak larut. Karena

asetamida bersifat non polar. Sedangkan ammonia saat dicampur H2O larut dengan
sempurna. Pada penambahan HCl asetamid larut dengan sempurna begitupun dengan
ammonia. Pada asetamida saat ditambahkan HCl tidak menghasilkan bau begitupun

dengan ammonia.sedangkan penambahan H2O asetamida tidak menghasilkan bau

tetapi pada ammonia setelah penambahan H2O menghasilkan bau aromatik. pH dari

asetamida dengan HCl 1 dan H2O pH 8. Sedangkan pada ammonia dengan HCl

pHnya 0 dan H2O pH 12. Pada percobaan hidrolisis senyawa amida suasana asam

asetamida + H2O + H2SO4 Phnya 1 dan tidak berbau. Sedangkan suasana basa

asetamida + NaOH pHnya 1 dan baunya amoniak.


Reaksi yang terjadi pada percobaan ini adalah reaksi subtitusi karena reaksi

pada produk dan pada hasil reaksi saling menggantikan atau saling bertukar.

Adapun hubungan percobaan ini dengan farmasi yaitu senyawa amida

memiliki kegunaan yang luas dalam kehidupan, antara lain dapat berguna dalam

pembuatan obat-obatan seperti sulfaamida yang digunakan untuk melawan infeksi

dalam tubuh manusia, sebagai zat antara dalam pembuatan amina sebagai bahan awal

dalam pembuatan suatu polimer seperti polmitamida yang digunakan sebagai bahan

penyerasi pada penguatan karet alam dengan silikan.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Amina adalah senyawa organic yang mempunyai gugus fungsi –NH2 dan

amida adalah senyawa turunan asam karboksilat yang gugus –OHnya diganti dengan

–NH2

2. Berdasarkan pengamatan, amina berbau lebih menyengat dari pada amida.

Amina lebih bersifat basa dari pada amida. Amina dan amida sama-sama larut dalam

air. Amina dapat larut dalam asam kuat HCl

3. Hidrolisis suatu amida dalam suasana asam menghasilkan asam karboksilat

dengan ion amoniak, sedangkan hidrolisis dalam suasana basa menghasilkan ion

karboksilat dan amoniak.

B. Saran
1. Laboratorium
Diharapkan alat dan bahan dilengkapi agar praktikum berjalan lancar

2. Asisten

Tetap semangat kak dalam mendampingi praktikannya

DAFTAR PUSTAKA

Dirjen Pom. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen kesehatan RI: Jakarta

Har, Suminar. 1983. Kimia Organik Edisis IX. Erlangga: Jakarta

Pakpahan Minar. 1986. Kimia Dasar Konsep-Konsep inti. Erlangga: Jakarta

Rahayu. 2005. Kimia Organik Dasar. EGC: Jakarta


LAMPIRAN

A. Skema Kerja

1. Sifat fisika kimia amina dan amida

5 mg asetamida 5 tetes ammonia

Amati bau dan


catat hasilnya

+ 2 ml H2O

Amati kelarutan dan pHnya

+ 2 ml HCL 6M dan homogenkan


2. Hidrolisis senyawa amida

0,5 gram asetamida

+ 2 ml H2O

+ 2 ml H2SO4 6M

Amati bau dan pHnya

+ 2 ml NaOH 6M

Panaskan dan amati sifatnya

B. Gambar

LABORATORIUM KIMIA ANALISIS


JURUSAN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MMAKASSAR
Praktikum : Kimia Organik
Perccobaan : Senyawa Amina dan Amida

Reagen yang digunakan


LABORATORIUM KIMIA ANALISIS
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MMAKASSAR
Praktikum : Kimia Organik
Perccobaan : Senyawa Amina dan Amida

Asetamida

LABORATORIUM KIMIA ANALISIS


JURUSAN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MMAKASSAR
Praktikum : Kimia Organik
Perccobaan : Senyawa Amina dan Amida

Penimbanga asetamida

LABORATORIUM KIMIA ANALISIS


JURUSAN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MMAKASSAR
Praktikum : Kimia Organik
Perccobaan : Senyawa Amina dan Amida

Hidrolisis H2O + H2SO4

LABORATORIUM KIMIA ANALISIS


JURUSAN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MMAKASSAR
Praktikum : Kimia Organik
Perccobaan : Senyawa Amina dan Amida
Amonia HCl

LABORATORIUM KIMIA ANALISIS


JURUSAN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MMAKASSAR
Praktikum : Kimia Organik
Perccobaan : Senyawa Amina dan Amida

Asematida H2O

LABORATORIUM KIMIA ANALISIS


JURUSAN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MMAKASSAR
Praktikum : Kimia Organik
Perccobaan : Senyawa Amina dan Amida
Amonia H2O

LABORATORIUM KIMIA ANALISIS


JURUSAN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MMAKASSAR
Praktikum : Kimia Organik
Perccobaan : Senyawa Amina dan Amida

Hidrolisis NaOH

LABORATORIUM KIMIA ANALISIS


JURUSAN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MMAKASSAR
Praktikum : Kimia Organik
Perccobaan : Senyawa Amina dan Amida
Larutan asetamida + H2O

LABORATORIUM KIMIA ANALISIS


JURUSAN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MMAKASSAR
Praktikum : Kimia Organik
Perccobaan : Senyawa Amina dan Amida

Proses pemanasan percobaan hidrolisis


LABORATORIUM KIMIA ANALISIS
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MMAKASSAR
Praktikum : Kimia Organik
Perccobaan : Senyawa Amina dan Amida

Larutan asetamida + H2O

LABORATORIUM KIMIA ANALISIS


JURUSAN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MMAKASSAR
Praktikum : Kimia Organik
Perccobaan : Senyawa Amina dan Amida
Proses pengukuran pH

Anda mungkin juga menyukai