PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
organik,ataupun senyawa kompleks dan senyawa sederhana. Kali ini kita akan
membahas mengenai salah satu senyawa organik sederhana, atau lebih spesifik lagi.
Kita akan membahas tentang amina dan amida (Harold, 1990; 76).
Amina merupakan senyawa ammonia yang terdapat dialam dan memainkan
adalah dapat digunakan sebagai pereda nyeri atau yang kita kenal sebagai senyawa
morfin, yang dijumpai pada biji opium dan patresina yaitu salah satudari poliamonia
dengan NH2 atau amoniak, dimana OH diganti dengan asli. Amida adalah turunan
dari asam karboksilat yang bersipat netral. Pembentukan senyawa amida dapat
dilakukan dengan mereaksikan suatu amina karboksilat dengan suatu asil halida dan
atau anhidra asam pada kondisi yang cocok. Turunan amina yang dikenal sebagai
garam kuartener juga menyentuh kehidupan kita sehari-hari dalam bentuk detergen
dilakukan agar mampu mengidentifikasi senyawa, senyawa organik yang ada di alam,
khususnya amina dan amida serta turunannya karena senyawa tersebut memiliki
peran penting dalam teknologi modern, serta ilmu kesehatan seperti farmasi. Untuk
mengetahui proses kimia yang terjadi pada reaksi senyawa amina dan amida (Harold,
1990; 77).
1. Maksud percobaan
b. Mengetahui proses kimia yang terjadi pada reaksi senyawa amina dan amida
2. Tujuan percobaan
a. Mampu menjelaskan karakteristik aniline dan asetamida
b. Mampu menjelaskan secara teoritis tentang sifat senyawa amina dan amida
C. Prinsip Percobaan
asetamida, dan 5 mg anilin, H2O dan HCl, dan kemudian diamati bau, kelarutan serta
pH-nya.
asetamida dengan 5 ml H2SO4 lalu di panaskan + 10 menit dan diamati bau, warna
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Amina dapat dianggap sebagai turunan ammonia dengan mengganti satu atau
dua, atau tiga hidrogen dari amonia dengan gugus organik, seperti amonia, amina
bersifat basa. Pada kenyataannya, amina adalah jenis basaorganik penting dialam.
Untuk mudahnya, amina digolongkan menjadi amina primer dan sekunder, amina
tersiar, tergantung apakah satu, dua, atau tiga gugus organik yang melekat pada
hidrogen. Gugus R pada struktur ini dapat berupa alkil atau asil, dan kedua gugus
Amina tersebar luas dalam tumbuhan dan hewan dan banyak amina
mempunyai keaktifan. Misalnya dua hari stimulan alamiah tubuh dari system saraf
Amida merupakan turunan asam karboksilat yang gugus OHnya diganti oleh,
-NH2, -NHR atau –NR2. Amida primer memiliki rumus umum RCONH2.Amida
primer ini dapat dibuat lewat reaksi ammonia dengan ester dengan asil halida, atau
dengan anhidra asam. Amida juga dapat dibuat dengan memanaskan garam
ammonium dari asam. Amida dinamai dengan mengganti akhiran -at atau -oat dari
nama asamnya (baik nama umum maupun dari nama IUPAC) dengan akhiran-amida
dituliskan sebagai ikatan tunggal, rotasi pada ikatan ini terbatas karena adanya
berperilaku seperti ikatan rangkap. Akibatnya nitrogen dan karbon karbonil, dan dua
atom yang melekat masing-masing atom tersebut terletak pada bidang yang sama dan
rotasi pada ikatan C-N terbatas. Memang panjang ikatan C-N pada amida hanya 1,32
A, jauh lebih pendek dibandingkan dengan ikatan tunggal karbon nitrogen biasa,
(yaitu sekitar 1,47 A). Sebagaimana tersirat dari penyumbang resonansi dipolar,
amida sangat polar dan membentuk ikatan hidrogen yang kuat (Pakpahan minar,
1986; 154).
Amina adalah turunan organik dari amoniak (NH3). Zat ini merupakan
senyawa terpenting dalam kimia organik, yang berkelakuan sebagai basa.Satu atau
dua gugus alkil, dapat menggantikan hidrogen dari amoniak dan berturut-turut
istilah primer, sekunder dan tersier untuk amina tidaklah mempunyai arti bangun
yang sama seperti untuk alcohol (pasal 2.2 A). Untuk amina, istilah menanyakan
angka nol untuk atom yang terlambat pada atom nitrogen, sedangkan untuk alkohol
istilah itu menunjukan angka untuk atom pada karbon pada karbon pembawa
Bila empat atom karbon dirangkaikan pada nitrogennya, senyawa tidak lagi
basa. Atom nitrogen tetra koordinat memiliki muatan positif dan merupakan bagian
kation dari jenis senyawa yang dikenal sebagai garam ammonia kuarter. Amina
adalah basa organik amina mempunyai rumus umum R3N, dengan R adalah gugus
alkil atau gugus hidrokarbon aromatic. Seperti amoniak, amina adalah basa bronted
yang bereaksi dengan air (Hart-Suminar, 1983; 94).
Sifat fisika amida, yaitu mudah membentuk ikatan hidrogen sehingga titik
didihnya tinggi dibandingkan dengan titik senyawa lain dengan bobot mulekul yang
sama, namun terdapat substenen aktif pada atom hydrogen juga menurun. Sifat kimia
amida yakni amida bereaksi dengan nukleofil misalnya dengan air, amida dapat
direduksi dengan litium anhidrida menghasilkan amina. Sifat fisika amina yaitu
amina 1 dan 2 bersifat polar karena mampu membentuk iatan hidrogen dengan
hidrogen air. Sifat kimia amina yaitu amina merupakan senyawa basa dan berinteraksi
dengan air secara analok dan dalam larutan berair, molekul air mendonasi sebuah
amino mengandung nitrongen terikat kepada satu sampai tiga atom karbon (tetapi
bukan gugusan karbonil) dan sejumlah atom hidrogen (tidak ada, satu atau dua).
Apabila salah satu karbon yang terikat pada atom nitrogen adalah karbon karbonil,
senyawanya adalah amida, bukan amina. Amina digolongkan menjadi amina primer
(RNH2), sekunder (R2NH), atau tersier (R3N), tergantung kepada jumlah atom karbon
yang terikat pada atom nitrogen (bukan pada atom karbon, seperti pada alkohol)
Beberapa (1o) Amin Primer (satu karbon terikat kepada N), beberapa (2o)
Amin Sekunder (dua karbon terikat kepada N) dan beberapa (3o) Amin Tersier (tiga
substituenalkil atau aril dan menambahkan akhiran –amina. Bagian dari nama amina
digabung dalam satu kata. Amina heterosikalik, dengan nitrogen didalam cincin,
mempunyai nama sendiri, contohnya piridin (Roehayati,1988; 76).
Amida adalah senyawa yang ditutunkan dari asam karboksilat dengan
mengganti gugus OH menjadi gugus NH2. Amida sangat polar dan mudah
dengan bobot molekul yang sama namun substitusi aktif pada nitrogen cenderung
mempunyai titik leleh dan titik didih yang lebih tinggi daripada amida yang
mengandung NR. Amida dengan kelompok NH2 bisa didehidrasi dengan sebuah
nitril. Dengan demikian rumus umum untuk amida adalah: R-CO-NH2. Kelarutan dari
amida dan ester secara kasar sebanding. Biasanya amida kurang larut dibandingkan
amina dan asam karboksilat yang sebanding karena senyawa ini dapat dengan baik
Amida lebih polar karena ikatan O-H lebih kuat dari N-H oleh karena
keelektronegatifnya. Ketiga jenis amina bereaksi dengan air, dan seperti amonia,
membentuk ion ammonium (atau ion ammonium tersubstitusi) dan ion hidroksida.
Larutannya adalah basa lemah karena kesetimbangan bergeser jauh ke kiri. Kebasaan
amina alifatik sebanding dibandingkan amonia. Karena amina bersifat basa, maka
apabila senyawa ini bereaksi dengan asam menghasilkan garam. Amina yang
biasanya tidak larut air, umumnya larut dalam asam karena pembentukan garam yang
garam ammonium tersubstitusi apabila larutanya basa. Asam karboksilat dan garam
ammonium terbentuk apabila amida primer dipanaskan dalam larutan asam (X adalah
anion dari asam kuat) (Pudjaatmaka, 1992; 35).
Amonia dapat dideteksi dari baunya selama hidrolisis basa berlangsung.
Hidrolisis basa pada amida sekunder menghasilkan garam karboksilat dan amina.
Urea, seperti halnya amida lain, dapat dihidrolisis dalam larutan asam atau basa. Satu-
satunya segi tak lazim pada hidrolisis asam adalah pembentukan asam karbonat,
H2CO3 yang segera terombak menjadi CO2 dan H2O. garam natrium dari asam
karbonat, yaitu natrium karbonat, terbentuk dalam hidrolisis basa (Achmadi, 1993;
95).
Gugus fungsi amina dapat diketahui dari sifat basanya,amina alfalik sederhana
larut dalam air dan akan memperlihatkan perubahan warna lakmus merah,selain itu
sifat basa dari amina dapat diketahui melalui uji yang sederhana dengan direksikan
dengan asam. Amina mengalami beberapa reaksi yang dapat diuji digunakan sebagai
uji penggolonganya, pengujian ini berdasarkan atas kenyataan bahwa amina primer
benzen sulfonamida sedangkan amina tersier tidak bereaksi (Antony, 1991; 43).
dari air (yaitu – H…N). Jadi kebanyakan amin sederhana yang mengandung lima
sampai enam atom karbonlarut sempurna atau mempunyai kelarutan yang tinggi
Sebagaimana lazimnya basa, amina bereaksi dengan asam kuat membentuk garam
alkilamonium, contoh reaksi amina primer dengan HCl. Amina bereaksi membentuk
garam, yang karena sifat ioniknya, larut dalam lapisan air, titik didihnya lebih tinggi
karboksilat dengan suatu asil halida dan atau anhidra asam pada kondisi yang cocok
B. Uraian Bahan
Rumus struktur :
Pemerian : Cairan jenuh, tidak berbau tidak berwarna, dan tidak berasa
Rumus struktur :
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat pada suhu tidak lebih dari 25o
Rumus struktur :
kurang 1,18.
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pelarut dalam uji fisika kimia
Rumus struktur :
Pemerian : Cairan cairan jernih seperti minyak, tidak berwarna bau sangat
Rumus struktur :
amida.
BAB III
METODE KERJA
1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu, batang pengaduk, gelas
kimia, gelas ukur, gegep, pipet tetes, tabung reaksi, rak tabung reaksi, dan timbangan
analitik
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu, ammonia, aquadest,
HCl 6M, H2O 6M, H2SO4 6M, kertas pH, dan NaOH
B. Cara kerja
reaksi lain, kemudian amati baunya dan catat pada buku kerja
c. Ditambahkan 2 ml H2O kemasing-masing tabung reaksi yang berisi asetamida
dan anilin
A. Hasil
1. Table Pengamatan
1. pH 1 1
2. Reaksi
1) Asetamid
O O
Asetamida
2) Ammonia
O O
Asetamida
B. Pembahasan
elekton bebas. Amina merupakan turunan dari ammonia yang mana satu atau lebih
sangat penting adalah asam ammonia, aniline dan tritonolamin zat ini merupakan
senyawa terpenting dalam kimia organik yang reagen dari ammonia dan berturut-
turut menghasilkan amina primer, sekunder dan tersier. Untuk amina tidaklah
mempunyai arti bangun yang sama seperti alkohol. Amida merupakan senyawa-
senyawa organik dengan gugus asil (R-C=O) yang terhubung dengan nitrogen.
Termasuk turunan asam karboksilat yang paling tidak reaktif. Amida juga sering
Pada percobaan amina dan amida dilakukan sebanyak dua kali percobaan
yaitu sifat fisika kimia amina dan amida dan hidrolisis senyawa amida. Pada
percobaan sifat fisika kimia amina dan amida pertama-tama disiapkan alat dan bahan
tetes kedalam tabung reaksi lain amati baunya. Selanjutnya tambahkan 2 ml H2O.
percobaan hidrolisis senyawa amida pertama-tama disisapkan alat dan bahan yang
Tambahkan H2SO4 sebagai katalisator, kemudian dipanaskan dan diamati bau serta
pHnya.
Hasil yang didapatkan pada percobaan sifat fisika kimia amina ddan amida
sesuai dengan literatur, asetamida saat dicampur dengan H2O tidak larut. Karena
asetamida bersifat non polar. Sedangkan ammonia saat dicampur H2O larut dengan
sempurna. Pada penambahan HCl asetamid larut dengan sempurna begitupun dengan
ammonia. Pada asetamida saat ditambahkan HCl tidak menghasilkan bau begitupun
tetapi pada ammonia setelah penambahan H2O menghasilkan bau aromatik. pH dari
asetamida dengan HCl 1 dan H2O pH 8. Sedangkan pada ammonia dengan HCl
pHnya 0 dan H2O pH 12. Pada percobaan hidrolisis senyawa amida suasana asam
asetamida + H2O + H2SO4 Phnya 1 dan tidak berbau. Sedangkan suasana basa
pada produk dan pada hasil reaksi saling menggantikan atau saling bertukar.
memiliki kegunaan yang luas dalam kehidupan, antara lain dapat berguna dalam
dalam tubuh manusia, sebagai zat antara dalam pembuatan amina sebagai bahan awal
dalam pembuatan suatu polimer seperti polmitamida yang digunakan sebagai bahan
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Amina adalah senyawa organic yang mempunyai gugus fungsi –NH2 dan
amida adalah senyawa turunan asam karboksilat yang gugus –OHnya diganti dengan
–NH2
Amina lebih bersifat basa dari pada amida. Amina dan amida sama-sama larut dalam
dengan ion amoniak, sedangkan hidrolisis dalam suasana basa menghasilkan ion
B. Saran
1. Laboratorium
Diharapkan alat dan bahan dilengkapi agar praktikum berjalan lancar
2. Asisten
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen Pom. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen kesehatan RI: Jakarta
A. Skema Kerja
+ 2 ml H2O
+ 2 ml H2O
+ 2 ml H2SO4 6M
+ 2 ml NaOH 6M
B. Gambar
Asetamida
Penimbanga asetamida
Asematida H2O
Hidrolisis NaOH