Anda di halaman 1dari 26

AMIDA

Amida adalah suatu jenis senyawa kimia yang dapat memiliki dua pengertian. Jenis
pertama adalah gugus fungsional organik yang memiliki gugus karbonil (C=O) yang berikatan
dengan suatu atom nitrogen (N), atau suatu senyawa yang mengandung gugus fungsional ini.
Jenis kedua adalah suatu bentuk anion nitrogen.
ml.scribd.com/doc/.../Makalah-Kmia-Organik-AMIDA
Amida adalah suatu senyawa organik yang mempunyai nitrogen trivalen yangterikat pada
suatu gugus karbonil. Dan merupakan turunan dari asam karboksilat yangsangat tidak reaktif,
dimana gugus OH diganti dengan NH2 atau amoniak, dimana1 H diganti dengan asil.
Dalam senyawa amida, gugusfungsi asil berkaitan dengan gugus NH2. Dalam
pemberian namanya, akhiran Oat atau At dalam nama asaminduknya diganti dengan
kata amida. ml.scribd.com/doc/.../Makalah-Kmia-Organik-AMIDA
Amida banyak digunakan dalam alam dan teknologi sebagai bahan struktural.
Keterkaitanamida mudah dibentuk, menganugerahkan kekakuan struktural dan menolak
terjadinyahidrolisis. Nilon (poliamida) adalah material yang sangat tangguh termasuk twaron dan
kevlar. Hubungan amida dalam konteks hubungan biokimia disebut peptida. Hubungan
amidayang seperti itu mendefinisikan molekul protein. Struktur sekunder protein terbentuk
karenakemampuan ikatan hydrogen dari amida. Amida memiliki berat molekul rendah,
sepertidimetilformamida (HC (O) N (CH3)2) yang biasa digunakan sebagai pelarut. Banyak obat
yang bahan dasarnya amida, seperti penisilin dan LSD.
kimiaorganikguruh.blogspot.com/2012/06/amida.html
Amida merupakan salah satu turunan dari asam karboksilat. Turunan-turunan
asamkarboksilat memiliki stabilitas dan reaktifitas yang berbeda tergantung pada gugus
yangmelekat pada gugus karbonil. Stabilitas dan reaktifitas memiliki hubungan terbalik,
yangberarti bahwa senyawa yang lebih stabil umumnya kurang reaktif dan sebaliknya. Karena asilhalida
adalah kelompok paling tidak stabil, masuk akal bahwa senyawa ini dapat secara kimiadiubah ke
jenis lain. Karena amida adalah jenis yang paling stabil, secara logis harusmengikuti bahwa
amida tidak dapat dengan mudah berubah menjadi jenis molekul lain.
Stabilitas semua jenis asam karboksilat derivatif umumnya ditentukan oleh kemampuan
kelompok fungsional untuk menyumbangkan elektron ke seluruh molekul. Pada dasarnya,semakin
elektronegatif atom atau kelompok yang melekat pada gugus karbonil maka molekulakankurang
stabil. Hal ini mudah menjelaskan fakta bahwa asil halida yang paling reaktif, karena halida
biasanya cukup elektronegatif. Ini juga menjelaskan mengapa anhidrida asamtidak stabil, dengan
dua kelompok karbonil begitu dekat bersama oksigen di antara mereka sehingga tidak dapat
menstabilkan baik oleh resonansi maupun pada pinjaman elektron untuk kedua karbonil.
Urutan kereaktifan asam karboksilat derivatif adalah sebagai berikut.

Asil Halida (CO-X) > Anhidrida Asil > (-CO-O-OCR) > Tioester Asil(-CO-SR) >EsterAsil
(COOR) > Amida(-CO-NR2)
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, molekul yang lebih di kiri dapat berubah menjadi
molekul yang lebih di kanan, yaitu jenis derivatif lebih reaktif (asil halida) dapat langsungdiubah
menjadi jenis derivatif kurang reaktif (ester dan amida).

Struktur dan Ikatan


Amida paling sederhana adalah turunan dari amonia dimana satu atom hidrogen telah
digantikan oleh gugus asil. Pada umumnya amida direpresentasikan sebagai RC (O) NH2.Amida
dapat berasal dari amina primer (R'NH2) dengan rumus RC (O) NHR '. Amida jugaumumnya
berasal dari amina sekunder (R'RNH) dengan rumus RC (O) NR'R. Amidabiasanya dianggap
sebagai turunan dari asam karboksilat di mana gugus hidroksil telahdigantikan oleh amina atau
amonia.
ml.scribd.com/doc/93070453/Makalah-Amida

Tatanama
Amida ialah suatu senyawa yang mempunyai nitrogen trivalen yang terikat pada suatu
gugus karbonil. Dalam senyawa amida, gugusfungsi asil berkaitan dengan gugus NH2. Dalam
pemberian namanya, akhiran Oat atau At dalam nama asam induknya diganti dengan kata
amida.
Contoh:
HCOOH : Asam metanoat / asam format
HCONH2 : metanamida(IUPAC)
Formamida (trivial)
CH3CH2CH2COOH : asam bityanoat/asam butirat
CH3CH2CH2CONH2 : butanamida (IUPAC)
Butiramida (trivial)
aryhidayah34.blogspot.com/.../normal-0-false-false-false-in...

Sifat Fisika dan Kimia


1.

Sifat Fisik Amida

Amida mudah membentuk ikatan hidrogen sehingga titik didihnya tinggi dibandingkan
senyawa lain dengan bobot molekul yang sama, namun bila terdapat subtituen aktif pada atom
nitrogennya maka titik didih dan titik lelehnya cenderung menurun karena kemampuan untuk
membentuk ikatan hidrogen juga menurun. Mudah larut di dalam air karena dengan adanya
gugus
C=O
dan
N-H
memungkinkan
terbentuknya
ikatan
hidrogen.
Kepolaran molekul senyawa turunan asam karboksilat yang disebabkan oleh adanaya gugus

karbonil (-C-), sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat fisiknya (titik didih,titik lebur dan
kelarutan)diketahui bahwa titij didih halida asam, anhidrida asam karboksilat dan ester hampir
sama hampir sama dengan titk didih aldehid dan keton yang brat molekulnya sebanding. Perlu
diingat bahwa aldehid dan keton adalah senyawa yang juga mengandung gugus karbonil. Khusus
untuk senyawa amida, ternyata harga titik didihnya cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh adanya
ikatan hidrogen antar molekulnya yang digambarkan sebagai berikut :
R
HC
O N H .O N H
CH
R

2. Sifat Kimia Amida


Amida bereaksi dengan nukleofil, misalnya dapat dihidrolisis dengan air. Amida dapat
direduksi dengan litium anhidrida menghasilkan amina. Kegunaan Amida Amida yang sangat
terkenal adalah ureum (urea), yaitu suatu diamida dari suatu asam karbonat. Urea merupakan
padatan kristal tak berwarna, dan merupakan hasil akhir metabolisme protein. Orang dewasa
rata-rata menghasilkan 30 g urea dalam air seni-nya sehari-hari. Urea dihasilkan besar-besaran
untuk pupuk.pada tanaman-tanaman pertanian dan perkebunan. Urea juga digunakan sebagai
bahan baku pembuatan obat dan plastik.
Turunan-turunan asamkarboksilat memiliki stabilitas dan reaktifitas yang berbeda
tergantung pada gugus yangmelekat pada gugus karbonil. Stabilitas dan reaktifitas memiliki
hubungan terbalik, yangberarti bahwa senyawa yang lebih stabil umumnya kurang reaktif dan sebaliknya.
Karena asilhalida adalah kelompok paling tidak stabil, masuk akal bahwa senyawa ini dapat secara
kimiadiubah ke jenis lain. Karena amida adalah jenis yang paling stabil, secara logis
harusmengikuti bahwa amida tidak dapat dengan mudah berubah menjadi jenis molekul
lain.Stabilitas semua jenis asam karboksilat derivatif umumnya ditentukan oleh
kemampuankelompok fungsional untuk menyumbangkan elektron ke seluruh molekul. Pada
dasarnya,semakin elektronegatif atom atau kelompok yang melekat pada gugus karbonil maka
molekulakan kurang stabil. Hal ini mudah menjelaskan fakta bahwa asil halida yang paling
reaktif karena halida biasanya cukup elektronegatif.

Sintesis Amida
Akrilamida (atau amida akrilat) adalah senyawa organik sederhana dengan rumus
kimiaC3H5NO dan berpotensi berbahaya bagi kesehatan (menyebabkan kanker atau
karsinogenik). Nama IUPAC-nya adalah 2-propenamida. Dalam bentuk murni ia berwujud
padatan kristalputih dan tidak berbau. Pada suhu ruang, akrilamida larut dalam air, etanol, eter,

dan kloroform. Ia tidak kompatibel dengan asam, basa, agen pengoksidasi, dan besi (dan
garamnya). Dalam keadaan normal ia akan terdekomposisi menjadi amonia tanpa pemanasan,
atau menjadi karbon dioksida, karbon monoksida, dan oksida nitrogen dengan pemanasan.
Dalam skala industri akrilamida dibuat dari hidrolisis akrilonitril oleh nitril hidratase.
Akrilamida dapat membentuk rantai polimer panjang yang dikenal sebagai
poliakrilamida, yang juga karsinogenik. Polimer ini dipakai dalam pengental karena ia akan
membentuk gel bila tercampur air. Dalam laboratorium biokimia poliakrilamida dipakai sebagai
fase diam dalam elektroforesis gel (PAGE atau SDS-PAGE). Ia dipakai pula dalam penanganan
limbah cair, pembuatan kertas, pengolahan bijih besi, dan dalam pembuatan bahan pengepres.
Beberapa akrilamida dipakai dalam pembuatan zat pewarna, atau untuk membentuk monomer
lain.
Akrilamida dapat terbentuk pada bahan makanan gorengan yang mengandung pati,
seperti kentang goreng, atau roti yang dipanggang. Pembentukan terjadi pada pengolahan dengan
suhu mulai 120 C dan dengan kadar 30 hingga 2300 mikromolal per kg. Walaupun proses
sepenuhnya tidak diketahui, pembentukan ini diduga kuat terkait dengan fenomenon reaksi
pencoklatan non-enzimatik yang dikenal sebagai reaksi Mallard. Perlakuan perendaman
potongan kentang sebelum digoreng dalam air atau larutan asam sitrat dapat menurunkan kadar
akrilamida sedangkan kepekatan warna coklat berkait erat dengan kadar akrilamida yang
terbentuk. ekofaja.blogspot.com

Sintesis Amida Asam Lemak dari Minyak Sawit dan Pengaruhnya Terhadap
Oksidasi
Minyak sawit dalam negeri umumnya digunakan untuk pembuatan minyak goreng, margarin,
pengemulsi dan sabun. Kebutuhan produk dari minyak sawit diperkirakan akan terus meningkat.
Oleh karena itu, diperlukan inovasi dalam proses maupun penggunaan minyak sawit tersebut.
Salah satunya adalah amida asam lemak yang dapat dimanfaatkan sebagai pelumas, bahan obatobatan, kosmetik, dan lain-lain.
Amida asam lemak dibuat dengan cara amonolisis pada ragam suhu 150, 175, 200 dan 2250C
selama I jam, lalu pada ragam waktu 1,5; 2 dan 2,5 jam. Produksi reaksi amonolisis pada
penelitaian ini disebut dengan produk amidasi, yang diduga terdiri dari campuran beberapa
komponen seperti amida asam lemak, asam lemak bebas, gliserol, dan sisa triglesirida yang tidak
teramidasi. Keberhasilan reaksi amidasi dilihat berdasarkan banyaknya nitrogen yang terikat oleh
produk amidasi. Suhu dan waktu optimum amidasi diperoleh pada 1750C selama I,5 jam dengan
%N sebesar 0,1067%. Metode pemisahan amida asam lemak menggunakan pelarut dietil eter
memiliki rendemen yang lebih tinggi, yaitu sebesar 30,42% (b/b) dibandingkan menggunakan
pelarut HCl dan NaOH sebesar 26,22%(b/b).

Reaksi amidasi menghasilkan produk amidasi yang memiliki bilangan peroksida, bilangan
penyabunan, titik leleh dan visikositas yang lebih tinggi dibandingkan RBDPO (Refined
Bleached and Deodorized Palm Oil), sedangkan bilangan iodine, bilangan asam, dan kadar air
lebih rendah. Semakin tinggi suhu oksidasi maka semakin besar peningkatan peroksida, bilangan
asam, dan titik leleh RBDPO maupun produk amidasi, sedangkan bilangan iodine dan kadar air
semakin menurun. Visikositas RBDPO maupun produk amidasi cendrung meningkat pada suhu
oksidasi 900C dan menurun setelah suhu tersebut. Hasil analisis sifat fisika-kimia menunjukkan
bahwa produk amidasi lebih stabil terhadap oksidasi dibandingkan dengan
RBDPO. http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/2426

1.
Muhammad Alfi Nur Ilahi17 Maret 2013 07.27
Assalamu'alaikum
Wr.
Wb.
Seperti pada artikel yang tertera di atas yang membahas mengenai "Amida", muncul
suatu pokok permasalah dalam pikiran Saya, yaitu mengenai "Sintesis Amida Asam
Lemak dari Minyak Sawit dan Pengaruhnya Terhadap Oksidasi".Disana diterangkan
bahwasannya sintesis amida asam lemak menggunakan minyak sawit. Yang
menjadi pertanyaan, mungkinkah sintesis amida dapat pula digunakan pada minyak
kelapa biasa atau pada minyak jarak ? Kemudian, apakah ada dampak negatif dari
hasil sintesis amida asam lemak tersbut bagi kesehatan atau bagi lingkungan ?
Balas
2.
Muhammad Quzwen17 Maret 2013 09.24
baiklah saya akan mencoba menjawab sebisa saya dari artikel-artikel yang saya
baca.
mengenai dampak negatif dari hasil amida asam lemak tentunya ada..
yang
saya
ketahui
yaitu
:
1. menyebabkan peningkatan kerapuhan (brittleness) dan retrogradasi produk yang
terlalu
cepat
pada
pemlastis

2.jika salah satu hasilnya kita konsumsi berlebihan maka Menyebabkan iritasi aliran
udara, menyebabkan batuk dan spasme laring (golongan halogen).serta
menyebabkan sakit kepala contohya pada obat-obatan.

Asam Karboksilat
Asam karboksilat adalah asam organik yang diidentikkan dengan gugus karboksil. Asam
karboksilat merupakan asam Bronsted-Lowry (donor proton). Garam dan anion asam
karboksilat dinamakan karboksilat. Asam karboksilat merupakan senyawa polar, dan membentuk
ikatan hidrogen satu sama lain. Pada fasa gas, Asam karboksilat dalam bentuk dimer. Dalam
larutan Asam karboksilat merupakan asam lemah yang sebagian molekulnya terdisosiasi menjadi
H+ dan RCOO-. Contoh : pada temperatur kamar, hanya 0,02% dari molekul asam asetat yang
terdisosiasi dalam air. Asam karboksilat alifatik rantai pendek (atom karbon <18) dibuat dengan
karbonilasi alkohol dengan karbon monoksida. Untuk rantai panjang dibuat dengan hidrolisis
trigliserida yang biasa terdapat pada minyak hewan dan tumbuhan.

1. Struktur
Rumus umum asam karboksilat adalah R-COOH atau Ar-COOH, dimana :
R
: Alkil
Ar
: Aril
-COOH : Gugus karboksil
Contoh :
Ciri khusus dalam asam karboksilat adalah terdapatnya gugus fungsi karboksil (-COOH),
karboksil diambil dari karbonil (-CO-) dan hidroksil (-OH).
Sudut yang dibentuk oleh gugus fungsi COOH- sebesar 120 derjat dan panjang ikatan C=O
sebesar 0,121 nm.
Contoh :

3. Sifat fisika dan kimia


Sifat Fisik Asam karboksilat

Asam karboksilat mempunyai titik didih lebih tinggi daripada senyawa organik golongan
lain yang berat molekulnya sebanding.
Kelarutan asam karboksilat dalam air lebih besar daripada alkohol, eter, aldehida, dan
keton yang berat molekulnya sebanding.
Kelarutan asam karboksilat dalam air menurun seiring dengan meningkatnya berat
molekul.

Asam karboksilat dengan 1-4 atom karbon dapat larut sempurna dalam air.

Sifat KimiaAsam karboksilat

Reaksi dengan basa


Asam karboksilat bereaksi dengan basa menghasilkan garam dan air.
Contoh :

Reduksi
Reduksi asam karboksilat dengan katalis litium alumunium hidrida menghasilkan alkohol

primer.
Contoh :

Reaksi dengan tionil diklorida


Asam karboksilat bereaksi dengan tionil diklorida membentuk klorida asam, hidrogen klorida
dan gas belerang dioksida.
Contoh :

Esterifikasi
Dengan alkohol, asam karboksilat membentuk ester. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi
kesetimbangan.
Contoh :

Reaksi dengan amonia


Dengan amonia, asam karboksilat membentuk amida dan air.
Contoh :

Dekarboksilasi
Pada suhu tinggi, asam karboksilat terdekarboksilasi membentuk alkana.
Contoh :

Halogenasi
Asam karboksilat dapat bereaksi dengan halogen dengan katalis phosfor membentuk asam
trihalida karboksilat dan hidrogen halida.
Contoh :

4. Pembuatan Asam karboksilat

Oksidasi alkohol primer


Oksidasi alkohol primer dengan katalis kalium permanganat akan menghasilkan asam
karboksilat.
Contoh :

Karbonasi pereaksi Grignard


Karbonasi pereaksi Grignard dalam eter, kemudian dihidrolisis akan menghasilkan asam
karboksilat.
Contoh :

Oksidasi alkil benzena


Oksidasi alkil benzena dengan katalis kalium bikromat dan asam sulfat akan menghasilkan asam
karboksilat.
Contoh :

Hidrolisis senyawa nitril


Hidrolisis senyawa nitril dalam suasana asam akan membentuk asam karboksilat.
Contoh :

5. Kegunaan Asam karboksilat

Asam format dipakai untuk menggumpalkan lateks (getah karet).

Asam asetat digunakan sebagai cuka makan.

Amina
1. Pengertian
Amina adalah senyawa organic yang mengandung atom nitrogen trivalent yang mengandung

atom nitrogen trivalen yang berkaitan dengan satu atau dua atau tiga atom karbon, dimana amina
juga merupakan suatu senyawa yang mengandung gugusan amino (-NH2, - NHR, atau NH2).
Gugusan amino mengandung nitrogen terikat, kepada satu sampai tiga atom karbon (tetapi bukan
gugusan karbonil). Apabila salah satu karbon yang terikat pada atom nitrogen adalah karbonil,
senyawanya adalah amida, bukan amina.
2. Ciri Khas
Di antara sejumlah golongan senyawa organic yang memiliki sifat basa, yang terpenting adalah
amina. Di samping itu sejumlah amina memiliki keaktifan faali (fisiologis), misalnya efedrina
berkhasiat sebagai peluruh dahak, meskalina yang dapat mengakibatkan seseorang berhalusinasi,
dan amfetamina yang mempunyai efek stimulant. Kelompok senyawa alkaloid yang berasal dari
tumbuhan secara kimia juga meripakan bagian dari golongan basa organic amina.
3. Runus Umum
A. Rumus umum untuk senyawa amina adalah :
RNH2 R2NH R3N:
Dimana R dapat berupa alkil atau ari
B. Struktur
Amina merupakan senyawa organik yang terpenting dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki
urutan yang paling penting dalam senyawa organik, oleh karena itu amina tidak terlepas dari
semua unsur organik yang lain. Oleh karena itu sifat-sifat yang di pelajari dalam senyawa amina
akan sangat membantu dalam memahami aspek kimiawi kelompok alkoid yang mempunyai
peran pentig dalam pembuatan obat-obat sinetik dewasa ini.
C. Tata Nama
Amina diberi nama dalam beberapa cara. Biasanya, senyawa tersebut diberikan awalan "amino-"
atau akhiran: ".-Amina" Awalan "N-" menunjukkan substitusi pada atom nitrogen. Suatu
senyawa organik dengan gugus amino beberapa disebut diamina, triamine, tetraamine dan
sebagainya.
Sistematis nama untuk beberapa amina umum:
Amina lebih rendah diberi nama dengan akhiran-amina.
Methylamine.png
metilamin
Amina lebih tinggi memiliki awalan amino sebagai kelompok fungsional.

2-amino-pentane.png
2-aminopentane
(atau kadang-kadang: terpendam-2-il-amina atau pentan-2-amina).
Tata Nama IUPAC (Sistematik)
Nama sistematik untuk amina alifatik primer diberikan dengan cara seperti nama sistematik
alkohol, monohidroksi akhiran a dalam nama alkana induknya diganti oleh kata amina
Contoh :
1. CH3-CH-CH3,2-propanamina.

NH2
2. CH3-CH2-CH-CH2-CH3,3-pentanamina.

NH3
Untuk amina sekunder dan tersier yang asimetrik (gugus yang terikat pada atom N tidak sama),
lazimnya diberi nama dengan menganggapnya sebagai amina primer yang tersubtitusi pada atom
N. Dalam hal ini berlaku ketentuan bahwa gugus sustituen yang lebih besar dianggap sebagai
amina induk, sedangkan gugus subtituen yang lebih kecil lokasinya ditunjukkan dengan cara
menggunakan awalan N (yang berarti terikat pada atom N).
Tata Nama Trivial
Nama trivial untuk sebagian besar amina adalah dengan menyebutkan gugus-gugus alkil/aril
yang terikat pada atom N dengan ketentuan bahwa urutan penulisannya harus memperhatikan
urutan abjad huruf terdepan dalam nama gugus alkil/aril kemudian ditambahkan kata amina di
belakang nama gugus-gugus tersebut.
Contoh :
CH3

CH3NH2 CH C NH2

CH3
Metilamina tersier-butilamina
D. Klasifikasi
Amina digolongkan menjadi amina primer (RNH2), sekunder (R2NH), atau tersier (R3N),
tergantung kepada jumlah atom karbon yang terikat pada atom nitrogen (bukan pada atom
karbon, seperti pada alkohol)
Beberapa (10) Amin Primer (suatu karbon Terikat kepada N).
CH3

CH3-NH2-CH3-C-NH2-NH2

CH3
Beberapa (20) Amin sekunder (Dua Korbon terikat kepadaN)
CH3-NH-CH3-NH-CH3

H
Beberapa (30) Amin Tersier (Tiga karbon Terkait kepada N):
CH

CH3 N CH3 N

CH3 N

CH3
E. Sifat-Sifat Amina
1. Sifat Kimia
Kebasaan

Seperti halnya amonia, semua amina bersifat sebagai basa lemah dan larutan amina dalam air
bersifat basa

Contoh :
H

CH3N: + H O- H CH3- N- H + HO

H, Metilamonium hidroksida.
[CH3NH3][HO]
Kb = = 4,37 10-4
[CH3NH2]
Harga pKb untuk CH3NH2= - log Kb = 3,36
Untuk menelaah kebasaan suatu amina, sering kali digunakan acuan tetapan ionisasi
konjugatnya (Ka). Untuk asam konjugat dari CH3NH2 yaitu CH3NH3+ harga tetapan ionisasi
asamnya adalah :
CH3NH3+ CH3NH2 + H+
[CH3NH2][H+]
Ka = = 4,37x10
[CH3NH3+]
Harga pKa untuk CH3NH3+ = -log Ka = 10,64
Harga pKa dan pKb untuk pasangan asam basa konjugat dinyatakan dengan persamaan: pKa +
pKb =1
Reaksi Amina dngan Asam
Amina yang larut maupun yang tidak larut dalam air dapat bereaksi dengan asam dan
menghasylkan garam yang larut dalam air.
Contoh :
(CH3CH2)2NH + HCl (CH3CH2)2NH2+Cldietilamonium klorida.
2.

Sifat Fisik
Contoh :
HH

ROH:OR R2NH :NR2


kcal/mol 3kcal/mol
Titik didih dari amina yang mengandung suatu ikatan NH adalah ditengah-tengah antara
alkana (tidak ada ikatan hidrogen) dan alcohol (ikatan alcohol kuat).
CH3CH2CH3 CH3CH2NH2 CH3CH2OH,
propana Etilamina Etanol.
Berat rumus : 44,45,46
Titik didh (C): -42,17,78,5

Titik didih dari amina yang tidak mengandung ikatan NH, jadi tidak mempunyai ikatan
hidrogen, lebih rendah dari amina yang mempunyai ikatan hidrogen.
F. Reaksi-Reaksi Amina
Reaksi Amina dengan Asam Nitrit
1. Amina alifatik primer dengan HNO2 menghasilkanalkohol disertai pembebasan gas N2
menurut persamaan reaksi di bawah ini :
CH3-CH-NH2 + HNO2 CH3-CH-OH + N2 + H2O

CH3CH3
Isopropilamina (amina 1) isopropil alkohol (alkohol 2).
2. Amina alifatik/aromatik sekunder dengan HNO2 menghasilkan senyawa N-nitrosoamina
yang mengandung unsur N-N=O
Contoh :
H N=O
N + HNO2 N + H2O
CH3 CH3
N-metilanilina N-metilnitrosoanilina
3. Amina alifatik/aromatik dengan HNO2 memberikan hasil reaksi yang ditentukkan oleh jenus
amina tersier yang digunakan. Pada amina alifatik/aromatik tersier reaksinya dengan HNO2
mengakibatkan terjadinya sustitusi cincin aromatik oleh gugus NO seperti contoh dibawah ini :
CH3CH2
N + HNO2 N + H2O
CH3 CH3
N,N-dietilanilina p-nitroso N,N- dimetilanilina.
4. Amina aromatik primer jika direaksikan dengan HNO2 pada suhu 0C menghasilkan garam
diazonium
Contoh: :
+
NH2+HNO2+HCl N= : Cl + 2H2O
Anilina benzenadiaazonium klorida.
Reaksi Amina dengan Asam
Contoh :
(CH3CH2)2NH + HCl (CH3CH2)2NH+ClDietilamonium klorida
G. Pembuatan Amina
Ada dua jalan umum untuk pembentukan amina yaitu subtitusi dan reduksi.
1. Reaksi Subtitusi dari Alkil Halida
Ammonia dan mengandung pasangan elektron sunyi pada atom nitrogen, oleh sebab itu, senyawa
itu dapatbertindak sebagai nukleofil dalm reaksi subtitusi nukleofilik dari alkil halida. Reaksi
dengan amonia menghasilkan garam dari amin primer. Bila garam amina ini direaksikan dengan
basa akan dibebaskan amina bebas.
Reaksi alkil halida dengan amina dan bukan amonia akan menghasilkan amin sekunder, tersier,
atau garam amonium kuarterner, tergantung pada amina yang digunakan. +
CH3CH2Br + CH3CH2 CH3CH2NH2CH3 Br - - OH CH3CH2NH2CH3
10 amina 20 amina

+
CH3CH2Br + (CH3)2 NH CH3CH2NH2 (CH3)2 Br - - OH
20 amina
CH3CH2N(CH3)2
30 amina
CH3CH2Br + (CH3)3 N CH3CH2N(CH3)2
2. Reaksi Reduksi dari Senyawa Nitrogen lain
Reduksi dari amida atau nitril dengan litium aluminium hidrida atau dengan gas hidrogen
(hidrogenasi katalitik) menghasilkan amina. Dengan amida, amin primer, sekunder, atau tersier
bisa didapat, tergantung kepada jumlah substitusi pada amida nitrogen.
Amida yang disubtitusi
CH3CH2CH2 C N CH3CH2CH2- CH2NH2
Nitril 1amina.

AMIDA
Amida adalah suatu jenis senyawa kimia yang dapat memiliki dua pengertian. Jenis pertama adalahgugus
fungsional organik yang memiliki gugus karbonil (C=O) yang berikatan dengan suatu atom nitrogen(N), atau suatu
senyawa yang mengandung gugus fungsional ini. Jenis kedua adalah suatu bentuk anionnitrogen.
ml.scribd.com/doc/.../Makalah-Kmia-Organik-AMIDA
Amida adalah suatu senyawa organik yang mempunyai nitrogen trivalen yangterikat pada suatu gugus
karbonil. Dan merupakan turunan dari asam karboksilat yangsangat tidak reaktif, dimana gugus OH diganti dengan
NH2 atau amoniak, dimana1 H diganti dengan asil. Dalam senyawa amida, gugusfungsi asil berkaitan
dengan gugus NH2. Dalam pemberian namanya, akhiran Oat atau At dalam nama asaminduknya
diganti dengan kata amida.
Amida banyak digunakan dalam alam dan teknologi sebagai bahan struktural. Keterkaitanamida mudah
dibentuk, menganugerahkan kekakuan struktural dan menolak terjadinyahidrolisis. Nilon (poliamida) adalah
material yang sangat tangguh termasuk twaron dan kevlar. Hubungan amida dalam konteks hubungan biokimia
disebut peptida. Hubungan amidayang seperti itu mendefinisikan molekul protein. Struktur sekunder protein
terbentuk karenakemampuan ikatan hydrogen dari amida. Amida memiliki berat molekul rendah,
sepertidimetilformamida (HC (O) N (CH3)2) yang biasa digunakan sebagai pelarut. Banyak obat yang bahan
dasarnya amida, seperti penisilin dan LSD.
kimiaorganikguruh.blogspot.com/2012/06/amida.html

Amida merupakan salah satu turunan dari asam karboksilat. Turunan-turunan asamkarboksilat memiliki
stabilitas dan reaktifitas yang berbeda tergantung pada gugus yangmelekat pada gugus karbonil. Stabilitas dan
reaktifitas memiliki hubungan terbalik, yangberarti bahwa senyawa yang lebih stabil umumnya kurang reaktif dan sebaliknya.
Karena asilhalida adalah kelompok paling tidak stabil, masuk akal bahwa senyawa ini dapat secara kimiadiubah ke
jenis lain. Karena amida adalah jenis yang paling stabil, secara logis harusmengikuti bahwa amida tidak dapat
dengan mudah berubah menjadi jenis molekul lain.
Stabilitas semua jenis asam karboksilat derivatif umumnya ditentukan oleh kemampuan kelompok
fungsional untuk menyumbangkan elektron ke seluruh molekul. Pada dasarnya, semakin elektronegatif atom atau

kelompok yang melekat pada gugus karbonil maka molekulakan kurang stabil. Hal ini mudah menjelaskan fakta bahwa
asil halida yang paling reaktif, karena halida biasanya cukup elektronegatif. Ini juga menjelaskan mengapa anhidrida
asamtidak stabil, dengan dua kelompok karbonil begitu dekat bersama oksigen di antara mereka sehingga tidak
dapat menstabilkan baik oleh resonansi maupun pada pinjaman elektron untuk kedua karbonil.

Urutan kereaktifan asam karboksilat derivatif adalah sebagai berikut.


Asil Halida (CO-X) > Anhidrida Asil > (-CO-O-OCR) > Tioester Asil(-CO-SR) >EsterAsil (COOR) > Amida(-CONR2)
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, molekul yang lebih di kiri dapat berubah menjadi molekul yang lebih
di kanan, yaitu jenis derivatif lebih reaktif (asil halida) dapat langsungdiubah menjadi jenis derivatif kurang reaktif
(ester dan amida).

Struktur dan Ikatan


Amida paling sederhana adalah turunan dari amonia dimana satu atom hidrogen telah digantikan oleh
gugus asil. Pada umumnya amida direpresentasikan sebagai RC (O) NH2.Amida dapat berasal dari amina primer
(R'NH2) dengan rumus RC (O) NHR '. Amida jugaumumnya berasal dari amina sekunder (R'RNH) dengan rumus
RC (O) NR'R. Amidabiasanya dianggap sebagai turunan dari asam karboksilat di mana gugus hidroksil
telahdigantikan oleh amina atau amonia.
ml.scribd.com/doc/93070453/Makalah-Amida

Sifat Fisika dan Kimia


1. Sifat Fisik Amida
Amida mudah membentuk ikatan hidrogen sehingga titik didihnya tinggi dibandingkan senyawa lain dengan
bobot molekul yang sama, namun bila terdapat subtituen aktif pada atom nitrogennya maka titik didih dan titik
lelehnya cenderung menurun karena kemampuan untuk membentuk ikatan hidrogen juga menurun. Mudah larut di
dalam air karena dengan adanya gugus C=O dan N-H memungkinkan terbentuknya ikatan hidrogen.
Kepolaran molekul senyawa turunan asam karboksilat yang disebabkan oleh adanaya gugus karbonil (-C-), sangat
berpengaruh terhadap sifat-sifat fisiknya (titik didih,titik lebur dan kelarutan)diketahui bahwa titij didih halida asam,
anhidrida asam karboksilat dan ester hampir sama hampir sama dengan titk didih aldehid dan keton yang brat
molekulnya sebanding. Perlu diingat bahwa aldehid dan keton adalah senyawa yang juga mengandung gugus
karbonil. Khusus untuk senyawa amida, ternyata harga titik didihnya cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh adanya
ikatan hidrogen antar molekulnya yang digambarkan sebagai berikut :
R
HC
O N H .O N H
CH

2. Sifat Kimia Amida


Amida bereaksi dengan nukleofil, misalnya dapat dihidrolisis dengan air. Amida dapat direduksi dengan
litium anhidrida menghasilkan amina. Kegunaan Amida Amida yang sangat terkenal adalah ureum (urea), yaitu
suatu diamida dari suatu asam karbonat. Urea merupakan padatan kristal tak berwarna, dan merupakan hasil akhir
metabolisme protein. Orang dewasa rata-rata menghasilkan 30 g urea dalam air seni-nya sehari-hari. Urea dihasilkan
besar-besaran untuk pupuk.pada tanaman-tanaman pertanian dan perkebunan. Urea juga digunakan sebagai bahan
baku pembuatan obat dan plastik.
Turunan-turunan asamkarboksilat memiliki stabilitas dan reaktifitas yang berbeda tergantung pada gugus
yangmelekat pada gugus karbonil. Stabilitas dan reaktifitas memiliki hubungan terbalik, yangberarti bahwa senyawa
yang lebih stabil umumnya kurang reaktif dan sebaliknya. Karena asilhalida adalah kelompok paling tidak stabil, masuk akal
bahwa senyawa ini dapat secara kimiadiubah ke jenis lain. Karena amida adalah jenis yang paling stabil, secara logis
harusmengikuti bahwa amida tidak dapat dengan mudah berubah menjadi jenis molekul lain.Stabilitas semua jenis
asam karboksilat derivatif umumnya ditentukan oleh kemampuankelompok fungsional untuk menyumbangkan
elektron ke seluruh molekul. Pada dasarnya,semakin elektronegatif atom atau kelompok yang melekat pada gugus
karbonil maka molekulakankurang stabil. Hal ini mudah menjelaskan fakta bahwa asil halida yang paling reaktif karena
halida biasanya cukup elektronegatif.

Amida adalah suatu jenis senyawa kimia yang dapat memiliki dua pengertian. Jenis pengertian
pertama adalah gugus fungsional organik yang memiliki gugus karbonil ( C=O ) yang berikatan
dengan suatu atom nitrogen ( N ), atau suatu senyawa yang mengandung gugus fungsional ini.
Jenis pengertian kedua adalah suatu bentuk anion nitrogen. Amida dengan kelompok NH2 bisa
didehidrasi dengan sebuah nitril.
Deskripsi Amida
Amida adalah senyawa yang merupakan turunan asam karbosilat yang diperoleh dari
penggantian OH pada gugus COOH oleh gugus NH2. Dengan demikian rumus umum untuk
amida adalah:
R-CO-NH2
Pembutan Amida
Amida umumnya disintesis di laboratorium melalui beberapa cara :
1. Reaksi anhidrida dengan ammonia
2. Reaksi ester dengan ammonia
3. Reaksi klorida asam dengan ammonia
4. Pemanasan garam ammonium karboksilat.
Kelarutan
Kelarutan dari amida dan ester secara kasar sebanding. Biasanya amida kurang larut
dibandingkan amina dan asam karboksilat yang sebanding karena senyawa ini dapat dengan
baik
menyumbangkan dan menerima ikatan hidrogen.

Reaksi-reaksi amida
a.Hidrolisis
Hidrolisis suatu amida dapat berlangsung dalam suasana asam atau basa. Dalam lingkungan
asam, terjadi reaksi antara air dengan amida yang telah terprotonasi dan menghasilkan asam
karboksilat NH3.
Dalam lingkungan basa, terjadi serangan OH- pada amida dan menghasilkan anion asam
karboksilat +NH3
b.Pembuatan Imida
Suatu anhidrida siklik seperti halnya anhidrida yang lain, dapat bereaksi dengan amoniak , tetapi
hasil reaksinya mengandung dua macam gugus, yaitu gugus CONH2 dan gugus COOH. Bila
hasil reaksi ini dipanaskan, terjadi pelepasan satu molekul air dan terbentuk suatu imida.
Amina akan disusun dalam empat kategori:

Amina primer
Amina primer ada ketika salah satu dari tiga atom hidrogen dalam amonia digantikan oleh gugus
alkil atau aril. Contoh amina primer meliputi metilamina, etanolamin (2-aminoetanol). Sedangkan
amina aromatik primer contohnya adalah anilin.

Amina sekunder
Amina sekunder memiliki dua substituen organik (alkil, aril atau keduanya) terikat N bersama-sama
dengan satu hidrogen (atau tidak ada hidrogen jika salah satunya adalah ikatan ganda). Contohnya
adalah dimetilamin dan metiletanolamina, sedangkan contoh amina sekunder aromatik akan
difenilamin.

Amina tersier
Pada amina tersier, ketiga atom hidrogen digantikan oleh substituen organik. Contohnya termasuk
trimetilamina, yang memiliki bau khas amis.

Amina siklik
Amina siklik bisa terjadi pada amina sekunder atau tersier. Contoh amina siklik adalah aziridin dan
cincin beranggota enam piperidin. N-metilpiperidin dan N-fenilpiperidin adalah contoh dari amina
tersier siklik.

Manfaat Amina
Amina banyak digunakan sebagai bahan pewarna. Contohnya adalah metil oranye, direct brown,
sunset yellow dan ponceau. Selain itu, amina bermanfaat sebagai bahan pembuat obat-obatan.

BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar belakang
Karbon,hydrogen dan oksigen merupakan unsure yang paling lazim terdapat dalam
system kehidupan.Nitrogen merupakan unsure ke empat.Nitrogen dijumpai dalam protein,dan
asam nukleat,maupun dalam banyak senyawa lain yang terdapat baik dalam tumbuhan ,maupun
hewan.dalam bab ini,akan dibahas amina,senyawa organic yang mengandung atom-atom
nitrogen trivalent,yang terikat pada satu atom karbon atau lebih : R-NH2,R2NH atau R3N.
Amina tersebar luas dalam tumbuhan dan hewan,dan banyak amina mempunyai
kereaktivan fali.misalnya dua dari stimulant alamiah tubuh dari system saraf simpatetik
(melawan atau melarikan diri)adalah merepinafrina dan epinafrina.
Baik norepinafrina maupun epinafrina adalah dua fenil etil amina.Sejumlah dua fenil etil
amina lain bertindak terhadap reseptor-reseptor simpatetik.Senyawa senyawa ini dirujuk sebagai
amina simpatomimetik karena senyawa senyawa ini,sampai batas tertentu,meniru kerja faali
norepinafrina dan epinafrina.
Sebelum tahun masehi,senyawa efedrina di extrak dari tanaman mahuanjg di tiongkok
dan digunakan sebagai obat.sekarang,senyawa ini merupakan obat peluruh dahak yang aktiv
dalam obat tetes hidung dan obat flu.efedrin menyebabkan menyusutnya membrane hidung,
yang membengkak dan menghampat keluarnya lendir hidung.

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

I.2. Tujuan
Mengetahui klasifikasi dan tatanama amina
Mengetahui ikatan dalam amina
Mengetahui sifat sifat amina
Mengetahui pembuatan amina
Mengetahui garam garam amina
Mengetahui reaksi substitusi dengan amina
Mengetahui penggunaan amina dalam sintesis.

BAB II
II.1. Kajian teori

AMINA
Amina adalah turunan organik dari ammonia dimana satu atau lebih atom hidrogen pada nitrogen telah tergantikan oleh
gugus alkil atau aril. Karena itu amina memiliki sifat mirip dengan ammonia seperti alkohol dan eter terhadap air. Seperti
alkohol,amina bisa diklasifikasikan sebagai primer, sekunder dan tersier. Meski demikian dasar dari pengkategoriannya berbeda
dari alkohol. Alkohol
diklasifikasikan dengan jumlah gugus non hidrogen yang terikat pada karbon yang mengandung hidroksil., namun amina
diklasifikasikan dengan jumlah gugus nonhidrogen yang terikat langsung pada atom nitrogen (Stoker, 1991).

Dengan demikian kelompok fungsional karakteristik untuk amina primer, sekunder dan tersier
adalah:
CH3CH2NH2 + CH3CO2H
CH3CH2NH3 -O2CCH3
etilamonium asetat
atau
etilamina aseta
34.5OC
56OC
117OC
Karena itu mempunyai ikatan NH, amina tersier dalam bentuk cairan murni tidak dapat
membentuk ikatan hidrogen. Titik didih amina tersier lebih rendah dari pada amina primer
atau sekunder yang bobot melekulnya sepadan, dan titik didihnya lebih dekat ke titik didih
alkana yang bobot molekulnya bersamaan. Dan amina yang berbobot molekul rendah larut
dalam air karena membentuk ikatan hidrogen dengan air. Amina tersier maupun amina sekunder
dan primer dapat membentuk ikatan hidrogen karena memiliki pasangan elektron menyendiri
yang dapat digunakan untuk membentukikatan hidrogen dengan air.
Dan berikut merupakan beberapa sifat fisis amina
Nama
Struktur
Titik Didih oC
Kelarutan dalam air
Metilamina

CH3NH2

-6.3

Dimetilamina

(CH3)2NH

7.5

Trimetilamina

(CH3)3N

Etilamina

CH3CH2NH2

17

Benzilamina

C6H5CH2NH2

185

Anilina

C6H5NH2

184

PEMBUATAN AMINA
Cara Reaksi Reduksi

37 /100 ml

a.

Pembuatan amina primer


Untuk pembuatan amina primer, reaksi terjadi dalam dua tahapan. Pada tahapan pertama,
terbentuk sebuah garam dalam hal ini, etilamonuim bromida. Garam ini sangat mirip dengan
amonium bromida, kecuali bahwa salah satu atom hidrogen dalam ion amonium telah diganti
oleh sebuah gugus etil.
Dengan demikian, ada kemungkinan untuk terjadinya reaksi reversibel (dapat balik) antara
garam ini dengan amonia berlebih dalam campuran.
Amonia mengambil sebuah atom hidrogen dari ion etilamonium sehingga menjadikannya amina
primer, yakni etilamina.
Semakin banyak amonia yang terdapat dalam campuran, semakin besar kemungkinan terjadi
reaksi selanjutnya.

b.

Pembuatan amina sekunder


Reaksi di atas tidak berhenti setelah amina primer terbentuk. Etilamina juga bereaksi dengan
bromoetana dalam dua tahapan yang sama seperti reaksi sebelumnya.
Pada tahap pertama, terbentuk sebuah garam kali ini, dietilamonium bromida. Anggap garam
yang terbentuk ini adalah amonium bromida dengan dua atom hidrogen yang digantikan oleh
gugus-gugus etil.
Lagi-lagi terdapat kemungkinan terjadinya reaksi reversibel (dapat balik) antara garam ini dengan amonia berlebih
dalam campuran tersebut, seperti diperlihatkan pada gambar berikut:
Amonia mengambil sebuah ion hidrogen dari ion dietilamonium sehingga menjadikannya amina sekunder, yakni
dietilamin. Amina sekunder adalah amina yang memiliki dua gugus alkil terikat pada atom nitrogen.

a.

Pembuatan amina tersier

Setelah amina sekunder terbentuk, reaksi masih belum berhenti. Dietilamina juga bereaksi dengan bromoetana
dalam dua tahapan yang sama seperti pada reaksi sebelumnya.
Pada tahapan pertama, terbentuk trietilamonium bromida.

Lagi-lagi ada kemungkinan terjadinya reaksi reversibel (dapat balik) antara garam ini dengan amonia berlebih dalam
campuran tersebut, sebagaimana ditunjukkan berikut:
Amonia mengambil sebuah ion hidrogen dari ion trietilamonium sehingga menjadikannya amina tersier, yakni
trietilamin. Amina tersier adalah amina yang memiliki tiga gugus alkil terikat pada nitrogen.

Reaksi Substitusi Dengan Amina

Ikatan dalam amina

Ikatan dalam suatu amina beranalogi langsung dengan ikatan dalam amonia, suatu ato
mnitrogen sp3 yang terikat pada tiga atom atau gugus lain (H atau R) dan dengan
sepasang elektronmenyendiri dalam orbital sp3 yang tersisa.

Dalam garam amina atau garam amonium kuartener,pasangan elektron menyendiri meme
mbentuk ikatan sigma keempat. Kation beranalogi dengan ion amonium.

Suatu molekul amina dengan tiga gugus berlainan yang terikat pada nitrogen akan
bersifat kiral;namin,enantiomer dari sebagian besar senyawa amina tidak dapat diisolasi karena
terjadinya inverse yang cepat antara bayangan-bayangan cermin pada temperatur kamar. Inversi
itu berlangsung lewat keadaan-transisi datar (nitrogen sp2). Akibatnya ialah piramida nitrogen itu
menjentik sehingga dindingdalam menjadi dinding luar, mirip payung yang terhenbus angin
kencang. Energi yang diperlukan untuk inversi ini sekitar 6 kkal/mol, kira-kira dua kali energi
untuk rotasi mengelilingi ikatan sigma karbon-karbon.
Jika suatu nitrogen amina mempunyai tiga substituen yang berlainan dan pengubahan
timbalbalik antara kedua struktur bayangan cermin itu terhalang, maka dapatlah diisolasi
sepasang enantiomer. Basa Troger adalah suatu contoh molekul semacam itu. Titian metilena
antara kedua nitrogen mencegah pengubahan timbalbalik (inverkonversi) antara banyangan
cermin, sehingga basa Troger dapat dipisahkan menjadi sepasang enantiomer.
Kasus lain dimungkinkan adanya enantiomer yang dapat diisolasi ialah pada garam amonium
kuterner. Senywa ini secara struktur mirip senywa yang mengandung atom karbon sp3. Jika
empat gugus yang berlainan terikat pada nitrogen, ion itu akan bersifat kiral dan garam itu dapat
dipisah sebagai enantiomer enantiomer.
Penggunaan amina dalam sintesis
Sintesis senyawa yang mengandung nitrogen mendapatkan perhatian khusus dari para
ahli kimia organik yang berkecimpung dalam farmakologi dan ilmu pngetahuan biologis lainnya,
karena banyak biomolekul yang mengandung nirogen. Sebagian besar yang digunakan untuk
mensintesis senyawa nitrogen dari amina telah dibahas dalam buku lain.
Banyak reaksi amina adalah hasil serangan nukleofilik oleh elektron menyendiri dari
nitrogen amina. Reaksi substitusi suatu amina dengan alkil halida adalah suatu contoh dari amina
yang bertindak sebagai suatu nukleofil. Amina dapat juga digunakan sebagai nukleofil dalam
reaksi substitusi asil nukleofilik. Jika derivat asam karboksilat merupakan reagensia karbonilnya,
maka diperoleh amida sebagai produk. Jika reaksi karbonil berupa aldehid atau
keton, produknya dalah imina (dari amina primer, RNH2) atau suatu enamina (dari suatu amina
sekunder, R2NH).
-NR3+OH-) merupakan suatu teknik sintetik lain. Eliminasi Hofmann dari amonium kuarter
hidroksida, lebih berguna sebagai suatu alat analitis dari pada suatu alat sintetik, karena
dihasilkan campuran alkena. (juga, suatu reaksi eliminasi alkil halida merupakan jalur yang lebih
mudah menuju alkena di laboratorium). Bahkan spektroskopi nmr telah lebih bayak digunakan
sebgai suatu alat bantu dalam suatu struktur dari pada eliminasi Hofmann. Di pihak
lain,pengubahan suatu arilamina menjadi garam diazonium yang disusul reaksi substitusi, sangat

berguna dalam sitesis organik, dan untuk memeriksa tipe senyawa yang mudah diperoleh dari
garam arildiazonium.

Enantiomer tunggal dari amina kristal lazim dijumpai dalam tumbuhan. Karena kebasaannya,
beberapa amina ini dapat digunakan untuk memisahkan asm-asam karboksilat rasimik. Dua
diantaranya ialah striknina (strychnine) dan brusina (brucine), keduanya dapat diisolasi dari biji
bidara laut (strychnos nux-vomica; kedua senyawa itu merupakanstimulan yang bersifat racun
dalam sistem syaraf pusat). Berikut adalah beberapa senyawa yang dapat diperoleh dari amina:
-

Garam amina
Amida
Imida
Enamina
Garam arildiazonium
Alkena
R3NRX- (Garam Amina)

R3N + RX
O

R2NH + RCCl

R2NCR

(Amida)

RNH2 primer + R2C

RN

R2NH sekunder + R2CHCR

CR2 (Imina)
NR2

R2C

CR (Enamina)

NaNO2
HCl
0o

NaNO2
HCl

ArNH2

ArN2+Cl-

(Garam Arildiazonium)

CH3I
Ag2O,H2O
kalor

NR2

R2CHCR2

GARAM AMINA

R2C

CR2

(Alkena)

Garam yang terbentuk oleh amina adalah zat kristal yang dapat segera larut dalam
air. Larut Banyak alkaloid (misalnya kina dan atropin) digunakan medicinally dalam bentuk
garam larut ('hydrochlorides'). Jika alkali (natrium hidroksida) ditambahkan ke larutan garam
seperti amina bebas adalah dibebaskan.
Reaksi suatu asam amina dengan suatu asam mineral (seperti CHl) atau suatu asam
karboksilat (seperti asam asetat) menghasilkan suatu garam amina. Garam amina lazim diberi
nama menurut salah satu dari dua cara: sebagai garam ammonium tersubstitusi atau sebagai
kompleks amina-asam.
(CH3)3N: + HCl

(CH3)3NH+ Cltrimetilamonium klorida


atau
trimetilamina hidroklorida

CH3CH2NH2 + CH3CO2H

CH3CH2NH3 -O2CCH3
etilamonium asetat
atau
etilamina aseta

Anda mungkin juga menyukai