Pengantar
Amida merupakan salah satu turunan asam karboksilat. Turunan-turunan
asam karboksilat memiliki stabillitas dan reaktifitas yang berbeda tergantung pada
gugus terbalik, yang berarti bahwa senyawa yang lebih stabil umumnya kurang
reaktif dan sebaliknya. Karena asil halida adalah kelompok paling tidak stabil,
masuk akal bahwa senyawa ini dapat secara kimia diubah kejenis lain.
Karena amida adalah jenis yang paling stabil, secara logis harus mengikuti bahwa
amida tidak dapat dengan mudah berubah menjadi jenis molekul lain.
Amida adalah suatu jenis senyawa kimia yang dapat memiliki dua
pengertian. Jenis pengertian pertama adalah gugus fungsional organik yang
memiliki gugus karbonil ( C=O ) yang berikatan dengan suatu atom nitrogen ( N
), atau suatu senyawa yang mengandung gugus fungsional ini. Jenis pengertian
kedua adalah suatu bentuk anion nitrogen. Amida dengan kelompok NH2 bisa
didehidrasi dengan sebuah nitril.
2.Tatanama
Amida ialah suatu senyawa yang mempunyai nitrogen trivalen yang terikat pada
suatu gugus karbonil.
Dalam senyawa amida, gugus fungsi asil berkaitan dengan gugus NH2.
Dalam pemberian namanya, akhiran Oat atau At dalam nama asam
induknya diganti dengan kata amida.
Dinamai sesuai dengan nama asam karboksilatnya dikurangi akhiran oat
dan diganti dengan amida.
Jika pada atom N tersubstitusi gugus alkil, maka substituent alkil
ditunjukkan dengan memberi awalan N dimana alkil tersebut terikat.
Contoh:
1. HCOOH
2. HCONH2
3. CH3CH2CH2COOH
4. CH3CH2CH2CONH2
Sifar-sifat Fisika
Kepolaran molekul senyawa turunan asam karboksilat yang disebabkan oleh
adanya gugus karbonil (-C-), sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat fisiknya (titik
didih,titik lebur dan kelarutan) diketahui bahwa titik didih halida asam, anhidrida
asam karboksilat dan ester hampir sama hampir sama dengan titik didih aldehid
dan keton yang berat molekulnya sebanding. Perlu diingat bahwa aldehid dan
keton adalah senyawa yang juga mengandung gugus karbonil. Khusus untuk
senyawa amida, ternyata harga titik didihnya cukup tinggi. Hal ini disebabkan
oleh adanya ikatan hidrogen antar molekulnya.
Semua turunan asam karboksilat dapat larut dalam pelarut organik, sedangkan
dalam air kelarutannya tergantung pada jumlah atom karbon yang terdapat dalam
molekulnya. Sebagai contoh, untuk kelompok senyawa ester yang mengandung 35 atom C dapat larut dalam air, tetapi untuk kelompok senyawa amida yang larut
dalam air adalah yang memiliki 5-6 atom C.
Berbagai ester yang volatil mempunyai bau sedap sehingga sering digunakan
dalam pembuatan parfum atau bahan penyedap rasa sintetik. Kelompok senyawa
klorida asam memiliki bau yang tajam karena mudah terhidrolisis dan
menghasilkan asam karboksilat dan HCL yang masing-masing memiliki bau khas.
Sifat-sifat Kimia
Dalam mempelajari sifat-sifat kimia masing-masing kelompok turunan asam
karboksilat, terlebih dahulu harus dipahami. Ciri-ciri umum reaksinya seperti yang
di uraikan di bawah ini :
a. Keberadaan gugus karbonil dalam turunan asam karboksilat sangat
menentukan kereaktifan dalam reaksinya, walaupun gugus karbonil tersebut tidak
mengalami perubahan.
b. Gugus asil ( R-C=O ) menyebabakan turunan asam karboksilat mudah
mengalami substitusi nukleofilik. Dalam substitusi ini, atom/gugus yang berkaitan
dengan gugus asil digantikan oleh gugus lain yang bersifat basa. Pola umum
reaksi substitusi nukleofilik tersebut dituliskan dengan persamaan reaksi
c. Reaksi substitusi nukleofilik pada turunan asam karboksilat berlangsung lebih
cepat dari pada reaksi substitusi nukleofilik pada rantai karbon jenuh (gugus
alkil), sehingga dengan demikian
Deskripsi Amida
Amida adalah senyawa yang merupakan turunan asam karbosilat yang diperoleh
dari penggantian OH pada gugus COOH oleh gugus NH2. Dengan demikian
rumus umum untuk amida adalah:
R-CO-NH2
Pembutan Amida
Amida umumnya disintesis di laboratorium melalui beberapa cara :
1. Reaksi anhidrida dengan ammonia
Reaksi-reaksi amida
a.Hidrolisis
Hidrolisis suatu amida dapat berlangsung dalam suasana asam atau basa. Dalam
lingkungan asam, terjadi reaksi antara air dengan amida yang telah terprotonasi
dan menghasilkan asam karboksilat NH3.
Dalam lingkungan basa, terjadi serangan OH- pada amida dan menghasilkan anion
asam karboksilat +NH3
b.Pembuatan Imida
Suatu anhidrida siklik seperti halnya anhidrida yang lain, dapat bereaksi dengan
amoniak , tetapi hasil reaksinya mengandung dua macam gugus, yaitu gugus
CONH2 dan gugus COOH. Bila hasil reaksi ini dipanaskan, terjadi pelepasan
satu molekul air dan terbentuk suatu imida.
Sintesis Amida
Kelapa sawit merupakan sumber fine chemicals yang dapat dihilirkan ke berbagai
bentuk bahan komoditas. Di samping itu, sumber bahan karbohidrat seperti ubi
kayu dapat diubah menjadi sorbitol dan glukosa yang dapat diesterifikasi dan
dieterifikasi dengan asam lemak untuk digunakan sebagai bahan surfaktan yang
luas penggunaannya pada industri pangan, farmasi, dan kosmetika.
Minyak kelapa sawit dan inti sawit segera terinteresterifikasi oleh metanol/NaOH
pada suhu kamar dengan pengadukan kuat selama 30 menit untuk menghasilkan
metil ester asam lemak (MEAL, 98%) serta gliserol yang terpisah dalam dua fase.
Bahan pewarna karotenoid yang terlarut bersama MEAL dapat dipisahkan dengan
cara penyabunan yang diikuti ekstraksi. MEAL dapat digunakan sebagai bahan
bakar diesel dan bahan dasar oleokimia atau melalui interesterifikasi dengan
turunan karbohidrat untuk membentuk surfaktan. Penelitian ini bertujuan
mensintesis oleokimia dan turunan oleokarbohidrat.
Reaksi interesterifikasi terhadap minyak nabati lebih efisien serta efektif
dilakukan dengan alkohol/NaOH (30 menit, suhu kamar) dibandingkan dengan
alkohol/H2SO4, biarpun dengan bantuan pelarut aromatik toluena (2 jam, refluks).
Pemisahan MEAL campuran lauh lebih efektif dibandingkan dengan pemisahan
asam lemak bebas campuran ke dalam bentuk fraksi tunggalnya masing-masing.
Pemisahan karotenoid tidak menimbulkan emulsi apabila dilakukan melalui
interesterifikasi, asalkan pemisahan baru dilakukan setelah MEAL yang
PERMASALAHAN:
1.