Anda di halaman 1dari 19

ISOMERISASI

SINTESA ASAM FUMARAT DARI ASAM MALEAT

A. TUJUAN
Mahasiswa dapat mengetahui proses isomerisasi dalam sintesa asam
fumarat dan asam maleat.

B. ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan
1. Erlenmeyer
2. Gelas kimia
3. Gelas ukur
4. Corong dan labu Buchner, kertas saring
5. Pipet ukur dan bola karet
6. Spatula
7. Pengaduk batang
8. Alat refluks
9. Wadah es
10. Termometer
11. Batu didih
12. Pipet tetes
13. Pipa kapiler dan alat penentu titik leleh
Bahan yang digunakan
1.
2.
3.
4.

Asam maleat
Asam klorida pekat
Aquadest
Es

C. DASAR TEORI
Dalam ilmu kimia, isomer ialah molekul-molekul dengan rumus kimia
yang sama (dan sering dengan jenis ikatan yang sama), namun memiliki susunan
atom yang berbeda (dapat diibaratkan sebagai sebuah anagram).

Kebanyakan isomer memiliki sifat kimia yang mirip satu sama lain. Juga
terdapat istilah isomer nuklir, yaitu inti-inti atom yang memiliki tingkat eksitasi
yang berbeda. Contoh sederhana dari suatu isomer adalah C3H8O. Terdapat 3
isomer dengan rumus kimia tersebut, yaitu 2 molekul alkohol dan sebuah molekul
eter. Dua molekul alkohol yaitu 1-propanol (n-propil alkohol), dan 2-propanol
(isopropil alkohol, II). Pada molekul I, atom oksigen terikat pada karbon ujung,
sedangkan pada molekul II atom oksigen terikat pada karbon kedua (tengah).
Kedua alkohol tersebut memiliki sifat kimia yang mirip. Sedangkan isomer ketiga,
metil etil eter, memiliki perbedaan sifat yang signifikan terhadap dua molekul
sebelumnya. Senyawa ini bukan sebuah alkohol, tetapi sebuah eter, dimana atom
oksigen terikat pada dua atom karbon, bukan satu karbon dan satu hidrogen
seperti halnya alkohol. Eter tidak memiliki gugus hidroksil.

Terdapat dua jenis isomer, yaitu isomer struktural dan stereoisomer.


Isomer struktural adalah isomer yang berbeda dari susunan/urutan atom-atom
terikat satu sama lain. Contoh yang disebutkan di atas termasuk kedalam isomer
struktural. Sedangkan stereoisomer memiliki struktur yang sama, namun beberapa
atom atau gugus fungsional memiliki posisi geometri yang berbeda. Asam maleat
atau Asam (Z)-butenadioat atau asam toksilat adalah senyawa organik yang merupakan
asam dikarboksilat. Molekul ini terdiri dari gugus etilena yang berikatan dengan dua
gugus asam karboksilat. Asam maleat adalah isomer cis dari asam butenadioat, sedangkan
asam fumarat merupakan isomer transnya. Isomer cis kurang stabil; perbedaan kalor
pembakarannya adalah 22,7 kJ/mol. Sifat-sifat asam maleat sangatlah berbeda dengan
asam fumarat. Asam maleat larut dalam air, sedangkan asam fumarat tidak; titik lebur
asam maleat adalah (130-139 C), juga lebih rendah dari titik lebur asam fumara
(287 C). Perbedaan sifat ini dapat dijelaskan oleh ikatan hidrogen intramolekul yang
terjadi pada asam maleat. Asam maleat berbeda dengan asam malat ataupun asam
malonat yang keduanya juga merupakan asam dikarboksilat. Dalam bidang industri, asam

maleat diturunkan dari maleat anhidrida dengan hidrolisis. Maleat anhidrida diproduksi
dari benzena atau butena melalui proses oksidasi.

REAKSI :

Isomerisasi. Asam maleat dan asam fumarat biasanya tidak akan saling
berubah karena rotasi di ikatan ganda karbon tidaklah memfavoritkan
pemutaran. Dalam laboratorium, konversi isomer cis menjadi isomer trans
dimungkinkan dengan menggunakan cahaya dan bromin dalam jumlah
yang kecil. Cahaya mengubah bromin menjadi radikal bromin, yang akan
menyerang alkena melalui reaksi adisi radikal menjadi radikal bromoalkana; memungkinkan terjadi perputaran ikatan tunggal. Radikal bromin
berekombinasi dan asam fumarat terbentuk.

Asam maleat merupakan bahan baku industri untuk produksi asam


glioksilat dengan ozonolisis.

Asam maleat diubah menjadi maleat anhidrida dengan dehidrasi, menjadi


asam malat dengan hidrasi, dan menjadi asam suksinat dengan hidrogenasi
(etanol / Paladium pada karbon). Ia bereaksi dengan tionil klorida atau
fosfor pentaklorida, menghasilkan maleat asil klorida.

Asam maleat merupakan reaktan pada banyak reaksi Diels-Alder.


Ion maleat adalah bentuk terionisasi dari asam maleat. Ion maleat

merupakan zat yang penting dalam biokimia. Ion maleat berguna dalam biokimia
sebagai inhibitor reaksi transaminase. Ester asam maleat juga disebut sebagai
maleat, misalnya dimetil maleat. Asam fumarat merupakan senyawa kimia yang
memiliki rumus kimia HO2CCH=CHCO2H. Ia adalah senyawa kristal dan merupakan
isomer asam dikarboksilat takjenuh asam maleat. Ia memiliki rasa seperti buah-buahan.
Garam dan ester asam fumarat dikenal sebagai fumarat. Ketika ditambahkan ke produk
makanan sebagai aditif, fumarat ditandai dengan nomor E E297. Asam fumarat
ditemukan di tanaman Fumaria officinalis, jamur-jamuran, dan lumut kerak. Fumarat

merupakan zat antara dalam siklus asam sitrat yang digunakan oleh sel untuk
memproduksi energi dalam bentuk adenosina trifosfat (ATP) dari makanan. Ini dibentuk
dari oksidasi suksinat oleh enzim suksinat dehidrogenase. Fumarat kemudian dikonversi
oleh enzim fumarase menjadi malat. Fumarat juga merupakan produk sampingan dari
siklus urea.

Asam fumarat merupakan pengasam makanan (asidulan) yang telah


digunakan sejak tahun 1946 karena ia tidak beracun. Umumnya digunakan dalam
minuman, soda kue, dan digunakan sebagai pengganti asam tartarat serta kadangkadang asam sitrat dengan takaran 1,36 g asam sitrat untuk setiap 0,91 g asam
fumarat. Selain itu asam fumarat juga digunakan dalam permen untuk menambah
rasa asam, sama seperti penggunaan asam malat. Asam fumarat pertama kali
dibuat dari asam suksinat. Cara sintesis tradisional melibatkan oksidasi furfural
(dari hasil pemrosesan jagung) menggunakan natrium klorat dengan keberadaan
katalis berbasis vanadium. Zaman sekarang, sintesis asam fumarat dalam skala
industri kebanyakan berdasarkan isomerisasi katalitik asam maleat (yang bisa
didapatkan dalam jumlah besar dari hidrolisis maleat anhidrida, yang diproduksi
dari oksidsi katalitik benzena atau butana) dalam larutan akuatik. Sifat-sifat kimia
asam fumarat dapat terlihat dari gugus fungsinya. Asam lemah ini dapat
membentuk diester, mengalami adisi di ikatan gandanya, dan merupakan dienofil
yang baik. Asam fumarat berubah menjadi maleat anhidrida yang iritan ketika
mengalami pembakaran parsial. Asam maleat dan asam fumarat merupakan
isomer geometric is-trans. Asam maleat berisomer cis, sedangkan asam fumarat
berisomer trans. Prinsip dasar pengubahan asam maleat menjadi asam fumarat
adalah berdasarkan reaksi adisi-eliminasi. Asam maleat dan asam fumarat dapat
dibedakan sifat fisiknya berdasarkan perbedaan titik lelehnya.

Asam fumarat

Nama IUPAC
Asam (E)-Butenadioat
Nama lain
Asam trans-1,2-Etilenadikarboksilat
asam 2-butenadioat
Asam alomaleat
Asam boletat
Identifikasi
Nomor CAS
Nomor EINECS
SMILES

[110-17-8]
203-743-0
OC(=O)C=CC(=O)O
Sifat

Rumus molekul
Massa molar
Penampilan
Densitas
Titik lebur
Kelarutan dalam air

Keasaman (pKa)

C4H4O4
116,07 g/mol
Putih padat
1,635 g/cm, padat
287 C
0,63 g/100 mL

pka1 = 3,03, pka2 = 4,44


Bahaya

Klasifikasi EU
Iritan (Xi)
Frasa-R
R36
Frasa-S
S2 S26
Senyawa terkait
Asam karboksilats Asam maleat

terkait

Asam suksinat
Fumaril klorida
Fumaronitril

Senyawa terkait

Dimetil fumarat
Besi(II) fumarat

Asam maleat

Nama IUPAC
Asam maleat
Asam (Z)-Butenadioat
Identifikasi
Nomor CAS
Nomor EINECS
Nomor RTECS
SMILES

[110-16-7]
203-742-5
OM9625000
OC(=O)C=CC(=O)O
Sifat

Rumus molekul
C4H4O4
Massa molar
116,1 g/mol
Penampilan
putih padat
Densitas
1,59 g/cm, padat
Titik lebur
131-139 C terurai
Titik didih
135 C terurai
Kelarutan dalam air 78 g/100 ml (25 C)
Keasaman (pKa)
pka1 = 1,83, pka2 = 6,07
Bahaya
MSDS
MSDS from J. T. Baker
Klasifikasi EU
Berbahaya (Xn)
Frasa-R
R22, R36/37/38
Frasa-S
S2, S26, S28, S37
Senyawa terkait
Asam dikarboksilat Asam fumarat
terkait
Senyawa terkait

Asam suksinat
Maleat anhidrida
Maleimida

D. LANGKAH KERJA
1. Memasukkan 25 ml air kedalam Erlenmeyer 250 ml dan
menambahkan 2,5 gram asam maleat, diaduk rata. Melakukannya
di lemari asam dengan menggunakan alat refluks.
2. Menambahkan 3,5 ml asam klorida pekat secara perlahan-lahan
menggunakan pipet ukur, lalu menambahkan batu didih.
3. Suhu dijaga hingga mendekati titik lebur asam maleat yaitu 131139 derajat Celcius.
4. Refluks dilakukan selamat 1 jam hingga suhu mendekati tiitk
lebur asam maleat.
5. Setelah larutan keruh, kemudian diangkat dari alat refluks, batu
didih dikeluarkan, kemudian memberikan asam klorida pekat lagi
secara perlahan-lahan untuk memastikan terbentuknya endapan.
Larutan didinginkan pada wadah es yang telah diberi garam.
6. Ketika endapan mulai terbentuk, sebanyak 5 ml air ditambahkan,
digores-gores dengan batang pengaduk. Kemudian Kristal yang
terbentuk disaring menggunakan corong Buchner, dikeringkan, lalu
ditimbang sebagai hasil terbentuknya asam fumarat.

E. DATA PENGAMATAN

No.

Langkah Percobaan

Analisis Pengamatan

1.

25 ml air ditambahkan dengan Larutan


2,5 gram asam maleat.

2.

tampak

berwarna

bening,

belum terlarut.

25 ml air ditambahkan asam Larutan berwarna bening, menguap,


maleat 2,5 gram dan asam dan sudah homogen.

3.

klorida pekat 3,5 ml (diaduk).


Pada saat proses refluks selama

4.

Larutan berwarna keruh.

1 jam (diberi batu didih).


Endapan terbentuk. Larutan berwarna
Larutan diberikan asam klorida

5.

kekeruhan.

pekat lagi secara perlahan-lahan.


Larutan tampak terlihat keruh dan
Larutan dikeluarkan dari alat

terdapat endapan.

refluks (batu didih diambil),


kemudian
6.

pada

larutan

wadah

es.

diletakkan
Diberikan

penambahan air sebanyak 5 ml

Didapatkan endapan kristal 0,3 gram

sambil digores-gores.

yang terbentuk.

Kristal disaring pada corong


Buchner,

dikeringkan,

lalu

ditimbang.

F. PERHITUNGAN
Asam Maleat
Mol

Gram HCL

Mol

gram/ BM

2,5 gram/ 116,1 gram/mol

0,0215 mol

. V

1,18 gram/ ml . 3,5 ml

4,13 gram

gram/ BM

4,13 gram/ 36,46 gram/mol

0,1133 mol

gram/ BM

0,3 gram/ 116,1 gram/mol

0,0026 mol

Asam Fumarat
Mol

Berat kertas saring (a)

= 0,2 gram

Berat kertas saring + endapan (b)

= 0,5 gram

Berat endapan (c)

=ba
= 0,5 gram 0,2 gram
= 0,3 gram

Secara Teoritis
C4 H 4O4

C4 H 4O4

HCl
-

M:

0,0215

0,1133

B:

0,0215

0,0215

0,0215

0,0215

S:

0,0918

0,0215

0,0215

HCl

Tabel Neraca Massa Secara Teoritis

Komponen

C4 H 4O4

HCl
C4 H 4O4

Input

Output

gram

mol

Gram

mol

2,5

0,0215

4,13

0,1133

3,347

0,0918

2,4962

0,0215

HCl

0,7839

0,0215

Total

6,63

0,1348

6,63

0,1348

% yield

= (gram produk/ gram reaktan) x 100


= (3,2801 gram/6,63 gram) x 100
= 49,4836%

% Konversi LR [HCl] = (0,0026/ 0,1133) x 100


= 2,2947%
Secara Praktik
C4 H 4O4

C4 H 4O4

HCl

M:

0,0215

0,1133

B:

0,0026

0,0026

0,0026

0,0026

S:

0,0189

0,1107

0,0026

0,0026

HCl

Tabel Neraca Massa Secara Praktik

Komponen

Input
gram

Output
mol

gram

mol

C4 H 4O4

HCl
C4 H 4O4

HCl

2,4962

0,0215

2,1543

0,0189

4,1309

0,1133

4,0361

0,1107

0,3019

0,0026

0,0948

0,0026

6,6271

0,1348

6,6271

0,1348

Total
% yield

= (gram produk/ gram reaktan) x 100


= (0,3967 gram/6,6271 gram) x 100
= 5,9860%

% Konversi LR [HCl] = (0,0026/ 0,0215) x 100


= 12,093%

% Kesalahan

gram teorigram praktikum


gram teori

3,2801 gram0,3967 gram


3,2801 gram

82,9058%

x 100

x 100

G. ANALISA PENGAMATAN
Pada percobaan kali ini yaitu sintesa asam fumarat dari asam maleat yang
bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses isomerisasi dari asam maleat
menuju asam fumarat.
Asam maleat atau asam z-butadioat merupakan senyawa organik dari asam
dikarboksilat. Molekulnya terdiri dari gugus etilen yang berikatan dengan dua
gugus asam karboksilat. Asam maleat juga merupakan isomer cis dari asam
butenadioat. Sedangkan asam fumarat merupakan isomer transnya. Dalam hal ini
asam maleat dan asam fumarat mempunyai rumus molekul yang sama sesuai
dengan pengertian isomer itu sendiri (senyawa yang mempunyai rumus molekul

yang sama namun strukturnya berbeda). Adapun perbedaan lain pada dua senyawa
ini yaitu, maleat larut dalam air sednagkan fumarat tidak. Titik lebur asam maleat
juga lebih rendah daripada asam fumarat. Perbedaan sifat tersebut dapat dijelaskan
oleh ikatan hidrogen intromolekul yang terjadi pada asam maleat.
Pada percobaan kali ini dilakukan dengan menggunakan alat refluks pada
proses pemanasan hingga terbentuknya endapan atau kristal yaitu dengan bantuan
penambahan asam klorida pekat yang memicu agar proses pembentukan endapan
berjalan lebih cepat. Proses isomerisasi ini telah kami lakukan sebanyak 2 kali,
yang pertama dengan jalan pemanasan namun tidak berhasil, yang kedua dengan
jalan refluks didapatkan hasil endapan sebanyak 0,3 gram.
H. KESIMPULAN
1. Pada prosesnya, asam maleat dan asam fumarat biasanya tidak akan
saling berubah dikarenakan adanya rotasi pada ikatan ganda karbon
yang tidak memfavoritkan perputaran, namun dalam hal ini
diupayakan melalui proses pemanasan pada refluks didapatkan hasil
endapan kristal 0.3 gram.
2. Uji titik leleh secara praktik 230 derajat dan secara teorinya 280
derajat. Sehingga setelah dihitung-hitung persen kesalahannya
mencapai 19,86%.
I. TUGAS
Tulislah mekanisme reaksi yang terjadi!
Jawab:
C4 H 4O4

Asam maleat

HCl

C4 H 4O4

Asam fumarat

HCl

J.
1.
2.
3.
4.

DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_maleat
http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_fumarat
http://id.wikipedia.org/wiki/Isomer
Jobsheet.2014.Penuntun Praktikum Satuan Proses.Politeknik
Negeri Sriwijaya: Palembang.

K. GAMBAR ALAT

Pipet Ukur

Erlenmeyer

Gelas Kimia

Spatula

Gelas Ukur

Analitik

Bola karet

Corong Buchner

Neraca

Anda mungkin juga menyukai