Anda di halaman 1dari 34

6-1 i

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari banyaknya fenomena-fenomena terjadi yang tidak diteliti dalam kehidupan sekitar lingkungan. Contohnya terlihat pada permukaan zat cair, seperti terdapat suatu lapisan yang dapat mempertahankan keadaan benda yang terdapat pada lapisan tersebut pada suatu kondisi tertentu. Misalnya jarum yang diletakkan mendatar pada permukaan zat cair. Peristiwa ini merupakan bentuk dari adanya tegangan permukaan zat cair. Perbedaan sifat antara zat cair yang berbeda jenisnya akan mempengaruhi tegangan permukaan yang ada pada zat cair. Kejadian di atas adalah merupakan sebagian contoh dari aplikasi tegangan pada permukaan zat cair di alam. Dari hasil pengamatan dapat disebutkan bahwa pada permukaan zat cair seolah-oleh ditekan oleh lapisan elastis yang tak tampak, yang menyebabkan bentuknya melengkung. Suatu molekul dalam fasa cair dapat dianggap secara sempurna dikelilingi oleh molekul lainnya yang secara rata-rata mengalami daya tarik yang sama ke semua arah. Yang dimaksud tegangan permukaan adalah suatu kemampuan atau kecenderungan zat cair untuk selalu menuju ke keadaan yang luas permukaannya lebih kecil yaitu permukaan datar, atau bulat seperti bola atau ringkasnya didefinisikan sebagai usaha untuk membentuk luas permukaan baru. Dari fenomena-fenomena alam tersebut, dan berdasarakan uraian di atas maka akan dilakukan percobaan tegangan permukaan untuk memahami lebih jauh fenomena yang terjadi.

6-2

1.2 Tujuan 1. Memahami fenomena tegangan permukaan pada batas zat cair-udara. 2. Memahami pengaruh suhu pada tegangan permukaan. 3. Menentukan tegangan permukaan pada percobaan kondisi air dingin dan kondisi air panas.

6-3 ii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Butir-butir zat cair yang sangat cair dan kecil dalam gas yang sangat kecil dalam zat cair. Diandaikan mengambil bentuk-bentuk bola apabila tidak ada gayagaya dari luar seperti gesekan viskous. Misalnya jika sebuah sendok dipegang di bawah keran yang menetes-netes air biasanya naik lebih tinggi dari pinggiran sendok sebelum akhirnya tumpah. Demikian pula air dapat dituangkan ke dalam sebuah gelas yang bersih sampai permukaannya lebih tinggi daripada bibir gelas. Bila sebatang pipa itu berdiameter kecil dicelupkan tegak lurus ke dalam permukaan air yang besar, air akan naik ke pipa itu. Jika zat cair itu rausa, permukaannya di dalam tabung justru akan melesah. Penjepit kertas dapat diam di atas permukaan air meskipun memiliki densitas beberapa kali densitas air. Beberapa serangga dapat berjalan di atas permukaan air, kaki mereka membuat lekukan pada permukaan air tapi tidak masuk ke dalamnya. Fenomena tersebut merupakan contoh tegangan permukaan. Permukaan cairan berperilaku seperti lapisan yang memiliki tegangan. Molekulmolekul cairan memberikan gaya tarik satu dengan yang lainnya. Terdapat gaya total yang besarnya nol pada molekul di dalam volume cairan. Tetapi molekul permukaan ditarik ke dalam volume. Sehingga cairan cenderung memperkecil luas permukaannya, hanya dengan memegang lapisan. Tetesan air hujan yang jatuh bebas berbentuk bola (tidak berbentuk tetesan air mata) karena bentuk bola memiliki luasan permukaan yang lebih kecil untuk volume tertentu dibandingkan dengan bentuk-bentuk yang lain. Molekul cairan yang terletak di permukaan ditarik oleh molekul cairan yang berada di samping dan bawahnya. Akibatnya, pada permukaan cairan terdapat gaya total yang berarah ke bawah. Karena adanya gaya total yang arahnya ke bawah, maka cairan yang terletak di permukaan cenderung memperkecil luas permukaannya dengan menyusut sekuat mungkin. Hal ini yang

6-4

menyebabkan lapisan cairan pada permukaan seolah-olah tertutup oleh selaput elastis yang tipis. Fenomena yang ini dikenal dengan istilah tegangan permukaan. Pada permukaan temu (antar muka) antar zat cair dan gas, atau antara dua zat cair yang tidak bercampur timbul gaya-gaya dipermukaan cairan yang menyebabkan permukaan tersebut berperilaku seakan-akan merupakan suatu kulit atau membran yang membentuk pada sebuah massa fluida. Meskipun kulit seperti itu tidak benar-benar ada, analogi konseptual ini memungkinkan kita untuk menjelaskan beberapa fenomena yang biasa terlihat sebagai contoh, sebuah jarum baja akan terapung di atas permukaan air jika diletakkan dengan hati-hati pada permukaan karena tegangan yang timbul di kulit hipositesis tersebut menopang jarum itu. Tetesan kecil air raksa akan berbentuk bola jika diletakkan di atas untuk memegang seluruh molekul bersama-sama dalam bentuk yang ringkas. Sama halnya, butiran air yang terpisah akan berbentuk apabila diletakkan di atas permukaan yang baru dilapisi lilin. Berbagai jenis fenomena permukaan ini disebabkan oleh

ketidakseimbangan gaya-gaya kohesi yang bekerja pada molekul-molekul cairan pada permukaan fluida. Molekul-melekul ini di bagian dalam dari massa fluida dikelilingi oleh molekul-molekul yang tertarik satu sama yang lainnya sama kuatnya. Namun, molekul-molekul disepanjang permukaan mengalami gaya netto yang mengarah ke dalam. Konsekuensi fisik yang nyata dari ketidakseimbangan gaya di sepanjang permukaan ini menimbulkan kulit atau membran hipotesis tersebut. Sebuah gaya tarik dapat dianggap bekerja pada permukaan sepanjang tarik dapat dianggap bekerja di bidang permukaan sepanjang suatu garis permukaan ini disebut tegangan permukaan dan dilambang dengan huruf Yunani ( Untuk suatu zat cair tertentu, tegangan permukaannya tergantung pada

temperatur dan juga fluida lain yang bersentuhan di permukaan temu (antar muka). Dimensi dari tegangan permukaan adalah fl-1 dengan satuan BG adalah 1 b/ft dan satuan SI N/m. Nilai-nilai dengan tegangan permukaan untuk beberapa zat cair (yang bersentuhan dengan udara). Tegangan permukaaan dihasilkan oleh gaya tarik antar molekul yang menyebabkan molekul-molekul pada permukaan suatu zat cair tarik-menarik satu

6-5

terhadap molekul-molekul di bawah permukaan. Molekul-molekul pada permukaan suatu tarikan terhadap zat cair di dalamnya dan berusaha untuk membentuk suatu permukaan yang memperkecil luas permukaan (2002, Bresnick). Gaya kohesif adalah gaya yang menarik sesama partikel. Sebagai contoh adalah molekul-molekul air ditarik dan saling tarik-menarik, gaya adhesif adalah tarikan antara partikel-partikel yang berbeda, seperti molekul-molekul air ditarik oleh dinding kaca. Suatu wadah kaca akan bersentuhan dengan wadah dengan suatu cekungan ke arah bawah. Jika gaya adhesif lebih kuat daripada gaya kohesif, zat cair menjadi tertarik ke sisi wadah dan cekungan akan mengarah ke atas pada titik kontak (2002, Bresnick). Untuk mempertahankan peluncuran berada pada keseimbangan, kita memerlukan gaya ke bawah total F= w + T. Dalam keseimbangan, F sama dengan gaya tegangan permukaan yang diberikan lapisan sabun pada peluncur. Anggap 1 panjang dari peluncur kawat. Lapisa itu memiliki dua sisi permukaan, sehingga gaya F bekerja pada sepanjang total 21. Tegangan permukaan (Siurface tension) dalam lapisan didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya tegangan permukaan F dengan panjang d dimana gaya bekerja: ( Definisi tegangan permukaan) (2.1) Dalam hal ini, d = 2l dan

(2.2) Tegangan permukaan adalah gaya per satuan pajang. Satuannya dalam SI adalah newton per meter (N/m) tetapi satuan cgs, dyne per sentimeter (dyn/cm) lebih sering digunakan: 1 dyn/cm = 10-3 N/m = 1 mN/m (2.3)

6-6

Tabel 2.1 memperlihatkan beberapa nilai tegangan permukaan. Cairan yang bersentuhan dengan udara. Benzena Karbon tetraklorida Etanol Glisin Raksa Minyak Zaitun Air Sabun Air Air Air Air Oksigen Neon Helium Nilai terendah dari Suhu (oC) 20 20 20 20 20 20 20 0 20 60 100 -193 -247 -269 Tegangan Permukaan (mN/m) 28,9 26,8 22,3 63,1 465 32 25 75,6 72,8 66,2 58,9 15,7 5,15 0,12

terjadi dalam gas mulia neon dan helium, dimana gaya tarik

antara atom-atomnya sangat lemah. Untuk alasan yang sama, unsur-unsur tersebut tidak membenruk senyawa. Umumnya tegangan permukaan fluida mengalami penurunan saat terjadi kenaikan suhu tabel 2.1 memperlihatkan sifat ini untuk air. Saat pengaruh bertambah dan molekul cairan bergerak lebih cepat, pengaruh interaksi antar molekul akan bergerak lebih cepat, pengaruh interaksi antar molekul akan berkurang pada gerakannya dan tegangan permukaan akan berkurang. Untuk mencuci pakaian dengan benar-benar bersih. Air harus dipaksa melalui ruang sempit di antara serat pakaian. Ini membutuhkan penambahan luas permukaan air, ynag sulit untuk dilakukan akibat adanya tegangan permukaan. Pekerjaan ini akan lebih mudah dilakukan dengan menurunkan nilai . Karena itu, air yang sangat panas ( air hangat (
o

58,9 mN/m pada 100 oC) lebih baik untuk dipakai mencuci dari pada 72,8 mN/m pada 20 oC), dan air sabun ( 25,0 mN/m pada 20

C) adalah yang terbaik.

6-7

Gelembung sabun atau tetes air berbentuk bulat karena di pengaruhi oleh adanya tegangan permukaan. Terlebih dahulu kita membahas tentang gelembung sabun. Gelembung sabun memiliki dua selaput tipis pada permukaannya dan di antara kedua selaput tersebut terdapat lapisan air tipis. Adanya tegangan permukaan menyebabkan selaput berkontraksi dan cenderung memperkecil luas permukaannya. Ketika selaput air sabun berkontraksi dan berusaha memperkecil luas permukaannya. Timbul perbedaan tekanan udara di bagian luar selaput (tekanan atmosfer) dan tekanan udara di bagian dalam selaput. Tekanan udara yang berada di luar selaput (tekanan atmosfer) turut mendorong selaput air sabun ketika ia melakukan kontraksi, karena tekanan udara di bagian dalam selaput lebih kecil. Setelah selaput berkontraksi maka udara di dalamnya (udara yang terperangkap di antara dua selaput) ikut tertekan. Sehingga menaikkan tekanan udara di dalam selaput sampai tidak terjadi kontraksi lagi. Dengan kata lain, ketika tidak terjadi kontraksi lagi. Besarnya tekanan udara di antara selaput sama dengan tekana n atmosfer. Gaya tegangan permukaan yang mengerutkan selaput. Pada dasarnya tegangan permukaan antara air sabun dengan tetes air sama saja hanya kalau gelembung air sabun memiliki dua selaput tipis pada dua permukaannya, maka tetes air hanya memiliki satu selaput tipis, yakni pada bagian luar tetes air. Bagian dalamnya penuh dengan air. Akibat adanya gaya kohesi, maka timbul tegangan permukaan. Bagian luar tets air ditarik ke dalam. Akibatnya, air berkontrkasi dan cenderung meperkecil luas permukaannya. Tekanan atmosfer yang berada di luar turut membantu menekan tetesan aier. Kontraksi akan terhenti ketika tekanan pada bagian dalam air sabun dengan tekanan atmosfer ditambah gaya tegangan permukaan yang mengerutkan selaput air. Permukaan zat cair mempunyai sifat ingin meregang, sehingga

permukaannya seolah-oleh ditutupi oleh suatu lapisan yang elastis. Hal ini disebabkan adanya gaya tarik menarik antara partikel sejenis di dalam zat cair sampai ke permukaan. Di dalam cairan, tiap molekul ditarik oleh molekul lain yang sejenis di dekatnya dengan gaya yang sama ke segala arah. Akibatnya tidak terdapat sisa

6-8

(resultan) gaya yang bekerja pada masing-masing molekul (gambar 2.1). pada permukaan cairan, tiap molekul ditarik oleh molekul sejenis di dekatnya dengan arah hanya ke samping dan ke bawah tetapi tidak ditarik oleh molekul di atasnya karena di atas permukaan cairan berupa fase uap (udara) dengan jarak antara molekul sangat renggang (gambar 2.2). akibatnya terdapat perbedaan gaya tarik, sehingga ada sisa gaya yang bekerja pada lapisan atas cairan. Gaya tersebut mengarah ke bawah karena molekul di bawah permukaan cairan jumlahnya lebih banyak dan jarak antara molekul lebih rapat.

Gambar 2.1

Gambar 2.2 Adanya gaya atau tarikan ke bawah menyebabkan permukaan cairan berkontraksi dan berada dalam keadaan tegang. Tegangan ini disebut dengan tegangan permukaan. Adanya tegangan permukaan menyebabkan permukaan cairan seperti ditutupi oleh hamparan selaput yang elastis, sehingga mampu menahan suatu benda untuk terapung. Selain itu, akibat adanya tegangan permukaan zat cair selalu berusaha untuk menyusut atau mendapatkan luas permukaan terkecil karena bentuk ini dianggap mempunyai energi yang paling rendah (paling stabil). Bentuk yang paling memenuhi keadaan ini adalah bujur telur (sferik). Sifat cenderung

6-9

untuk memperkecil luas permukaan inilah yang menyebabkan tetesan-tetesan cairan berbentuk bulat. Di bagian dalam cairan, sebuah molekul dikelilingi di semua sisinya oleh molekul lain, tetapi di permukaannya, tidak ada molekul di atas molekul-molekul permukaan. (2005, Estein). Jika sebuah molekul permukaan sedikit dinaikkan, ikatan molekuler antara molekul ini dan molekul tetangga diregangkan, dan ada gaya pemulih yang berusaha menarik molekul itu kembali ke permukaan. Dengan cara sama, bila sebuah jarum di tempatkan secara hati-hati di permukaan, molekul-molekul permukaan agak di tekan dan molekul-molekul tetangganya memberikan gaya pemulih ke atas pada mereka, untuk menopang jarum itu. Jadi permukaan cairan adalah seperti selaput elastik yang diregangkan. Gaya yang diperlukan untuk memecahkan permukaan dapat diukur dengan mengangkat jarum lepas dari permukaan. Gaya ini ditemukan sebanding dengan panjang permukaan yang pecah. Yang adalah dua kali panjang jarum karena terdapat selaput permukaan pada kedua sisi jarum. Bila jarum mempunyai massa m dan panjang l, gaya F yang dibutuhkan untuk mengangkatnya lepas dari permukaan adalah dengan adalah koefisien tegangan permukaan, yaitu gaya per satuan panjang yang diberikan oleh selaput. Nilai untuk air sekitar 0,073 N/m. (1998, Tipler).

Beberapa peristiwa yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari akibat tegangan permukaan adalah : Nyamuk dapat berjalan di atas permukaan air Peristiwa terapungnya pisau silet atau jarum jahit di atas air meskipun rapatannya lebih besar daripada air. Butir-butir tanah liat yang basah akan saling menempel. Tetesan air hujan atau air di ujung keran membuat bentuk hampir bulat. Gelembung-gelembung sabun. (2005, Estein) Sebuah kawat dilekukkan membentuk huruf U, dan kawat yang kedua sebagai peluncur diletakkan pada ujung-ujung kawat yang berbentuk U. Ketika perangkat sederhana itu dimasukkan ke dalam larutan sabun dan dikeluarkan, membentuk lapisan cairan, lapisan memberikan gaya tegangan permukaan yang

6-10

menarik peluncur dengan cepat menuju bagian atas kawat berbentuk U (jika berat peluncur tidak terlalu besar). Ketika kita menarik peluncur ke bawah, memperbesar luar lapisan, molekul-molekul akan bergerak dari bagian dalam cairan (setebal beberapa molekul bahkan di dalam lapisan tipis) ke dalam lapisan permukaan. Lapisan permukaan tidak teregang dengan mudah seperti lembaran karet. Sebaliknya, lebih banyak permukaan dibentuk oleh molekul-molekul yang bergerak dari cairan. Umumnya tegangan permukaan fluida mengalami penurunan saat terjadi kenaikan suhu. Saat suhu bertambah dan molekul cairan bergerak lebih cepat, pengaruh interaksi antar molekul akan berkurang pada gerakannya dan tegangan permukaan akan berkurang. (2004, Young). Pada umumnya zat cair memiliki permukaan mendatar, tetapi apabila zat cair bersentuhan dengan zat padat atau dinding bejana, makan permukaan pada bagian tepi yang bersentuhan dengan dinding akan melengkung. Gejala melengkungnya permukaan zat cair disebut dengan miniskus. Ada dua jenis miniskus, yaitu miniskus cekung dan miniskus cembung. Miniskus cekung terjadi jika gaya tarik-menarik antara partikel zat cair di permukaan dengan partikel zat padat (gaya adhesi) lebih besar daripada gaya tarik menarik antar partikel-partikel zat cair (gaya kohesi). Akibatnya permukaan cairan bagian tepi yang menempel pada dinding cenderung naik sehingga permukaan menjadi cekung. Contohnya air dalam gelas. Sebaliknya miniskus cembung terjadi jika gaya adhesi antara partikelpartikel zat cair dengan partikel zat padat lebih kecil daripada gaya kohesi antara partikel-partikel zat cair. Akibatnya permukaan cairan pada bagian tepi yang bersentuhan dengan zat padat melengkung ke bawah, sehingga permukaannya menjadi cembung. Besarnya kecekungan dan kecembungan permukaan cairan ketika bersentuhan dengan zat padat tergantung pada besar kecilnya susut kontak yang terbentuk. Sudut kontak adalah sudut yang dibentuk oleh permukaan cairan

yang bersentuhan dengan permukaan bidang padatan. Besarnya sudut kontak dapat dihitung dengan persamaan :

6-11

(2.4) Atau

(2.5) Dimana : = tegangan permukaan padatan = tegangan permukaan cairan = tegangan permukaan antara permukaan padat atau cair Tegangan permukaan atau tegangan antar muka dapat juga di definisikan : di antara dua cairan, jika masing-masing tidak saling melarutkan. Untuk miniskus cekung , cairan membasahi permukaan padatan. Hal ini terjadi jika . Sedangkan apabila , berarti miniskus cembung dan

cairan tidak membasahi permukaan padatan. (2005, Estien). Tegangan permukaan menyebabkan adanya perbedaan tekanan antara bagian dalam dan bagian luar gelembung sabun atau gelembung udara dalam cairan. Tekanan bagian dalam biasanya selalu lebih besar dari sisi bagian luar gelembung. Gelembung sabun terdiri atas dua selaput dengan permukaan berbentuk bola, dengan lapisan cairan tipis di antaranya. Akibat tegangan permukaan, selaput cenderung melakukan kontraksi, berusaha untuk memperkecil luas permukaannya. Tetapi saat gelembung berkontraksi, udara di dalamnya akan tertekan sehingga menaikkan tekanan bagian dalam sampai tidak terjadi kontraksi lagi. Gelembung sabun berbentuk bola ini mendapat tekanan diterima sama dengan tekanan kali luas permukaan ( . Gaya yang ) atau sebesar

. Gaya ini diimbangi oleh gaya akibat teganga permukaan yang diberikan dua buah dinding gelembung sebesar gaya menjadi nol, maka berlaku hubungan : , karena jumlah kedua

(2.6) Atau

6-12

(2.7) Untuk gelembung udara dalam cairan atau tetesan air, hanya memiliki satu permukaan tipis. Karena itu gaya tegangan permukaannya setengah dari gelembung sabun. Persamaannya berlaku :

(2.8) Dengan : = tegangan permukaan R = jari-jari gelembung P = beda tekanan di dalam dan di luar gelembung Persamaan di atas dikenal dengan hukum Laplace, yang juga berlaku pada gelembung-gelembung halus atau alveoli pada paru-paru. (2005, Estein). Gejala melekungnya zat cair disebut dengan miniskus. Ada dua jenis miniskus yaitu miniskus cekung dan miniskus cembung.Miniskus cekung terjadi apabila gaya tarik menarik antara partikel zat cair dipermukaan dengan partikel zat padat lebih besar daripada gaya tarik antara partikel-partikel zat cair.

iii 6-13

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum tegangan permukaan dilaksanakan pada hari Kamis, 19 April 2012 pukul 16.00-18.00 WITA dan bertempat di Laboratorium Fisika Dasar lantai 3 gedung C Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman.

3.2 Alat dan Bahan 1. Cincin logam 2. Bekker glass 5000 mL 3. Air murni dingin 4. Air murni panas 5. detergen 6. Laboratory stand 7. Tiang statif 8. Penggaris 9. Sendok 10. Dinamometer 0,2 N 11. Termometer

3.3 Prosedur Percobaan 1. Di ukur kondisi lingkungan tempat dilakukan percobaan (temperatut dan tekanan mula-mula). 2. Disusun rangkaian percobaan (lihat gambar 3.1) 3. Dihitung diameter cincin logam dan dihitung kelilingnya 4. Dinaikkan laboratory stand hingga sebagoian cincin tercelup (jangan seluruhnya tercelup dan diusahakan agar tali pengikat cincin logam tidak tercelup).

6-14

5. Diisi bekker glass dengan air murni (sekitar 1000 mL) dan diukurtemperaturnya. 6. Dibaca skala yang terbaca pada dinamometer ketika laboratory stand diturnkan (dilakukan secara perlahan-lahan) dan dilakukan sebanyak lima kali percobaan. 7. Diulang langkah 3.3.4 -3.3.6 dengan menggunakan larutan detergen telarut, sekitar 3 variasi larutan. 8. Dilakukan percobaan untuk temperatur air yang berbeda-beda atau sampai batas didih air sekitar 3 variasi.

Gambar 3.1

iv 6-15

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Pengamatan NO 1 2 Cincin Tabung Diameter d 0,09 m 0,14 Suhu Awal (oC) 26 28 88

NO 1 2 3

Kondisi Suhu Ruangan Air dingin Air Panas

Tabel 4.1.1 Kondisi Air Dingin Tawal = 28 oC NO 1 2 3 4 T air sabun (oC) 29 28 29 29 F 0,04 0,06 0,07 0,064 l 0,03 0,03 0,03 0,032

Tabel 4.1.2 Kondisi air panas T awal = 88oC NO 1 2 3 4 T air sabun (oC) 83 77 73 69 F 0,05 0,058 0,044 0,06 l 0,032 0,026 0,036 0,033

6-16

4.2 Analisis Data 4.2.1 Perhitungan Tanpa KTP 4.2.1.1 Kondisi Air Dingin

= = 0,67 N/m

= = 1 N/m

= = 1,17 N/m

= = 1 N/m 2 = 2 x 0,67 x 0,03 = 0,04 N 2 = 2 x 1 x 0,03

6-17

= 0,06 N 2 = 2 x 1,17 x 0,03 = 0,07 N 2 = 2 x 1 x 0,03 = 0,06 N 4.2.1.2 Kondisi Air Panas

= = 0,78 N/m

= = 1,12 N/m

= = 0,61 N/m

6-18

= 0,91 N/m 2 = 2 x 0,78 x 0,032 = 0,05 N 2 = 2 x 1,12 x 0,026 = 0,06 N 2 = 2 x 0,61 x 0,032 = 0,04 N 2 = 2 x 0,91 x 0,033 = 0,06 N 4.2.1 Perhitungan Tanpa KTP Diketahui : Nst Penggaris = 0,1 cm = = 5 x 10-4 m Nst pegas = 0,02 N = = 0,01 N 4.2.2.1 Kondisi Air Dingin = ( )

6-19

= = = = 4,73 x = ( ) = = = = 7,07x = ( ) = = = = 8,27 x = ( ) = = = N N N

6-20

= 7,07 x = ( )

N ( )

= ( )

= ( =

= 0,17 N/m = ( ) ( )

= ( )

= ( =

= 0,17 N/m

= ( )

( )

= ( )

= ( =

6-21

= 0,17 N/m = ( ) ( )

= ( )

= ( =

= 0,15 N/m 4.2.2.1 Kondisi Air Panas = ( ) = = = = 5,51 x = ( ) = = = = 7,92 x N N

6-22

= ( ) = = = = 4,31 x = ( ) = = = = 6,43 x = ( ) N ( ) N

= ( )

= ( =

= 0,15 N/m = ( ) ( )

= ( )

6-23

= ( =

= 0,19 N/m = ( ) ( )

= ( )

= ( =

= 0,14 N/m = ( ) ( )

= ( )

= ( =

= 0,15 N/m

4.2.3 KTP Mutlak 4.2.3.1 Kondisi Air Dingin

1.

6-24

(0,67 2. (1 3. (1,17 4. (1

0,17) N/m

0,17) N/m

0,17) N/m

0,15) N/m

1. (0,04 2. (0,06 3. (0,07 3. (0,06 7,07 x 10-4)N 8,27 x 10-4)N 7,07 x 10-4)N 4,73 x 10-4)N

4.2.3.2 Kondisi Air Panas

1. (0,78 2. 0,15) N/m

6-25

(1,12 3. (0,61 4. (0,91

0,19) N/m

0,14) N/m

0,15) N/m

1. (0,05 2. (0,06 3. (0,04 4. (0,06 4.2.4 KTP Relatif 4.2.4.1 Kondisi Air Dingin x 1. 6,43 x 10-4)N 4,31 x 10-4)N 7,92 x 10-4)N 5,51 x 10-4)N

2.

6-26

3.

4.

x 1.

2.

3.

4.

6-27

4.2.4.2 Kondisi Air Panas x 1.

2.

3.

4.

x 1.

2.

6-28

3.

4.

6-29

4.3

Grafik

4.3.1 Kondisi Air Dingin


29.2

29

28.8

28.6

28.4

T (oC)
28.2 28 27.8 27.6 27.4 0.067 1 1,17 1

N/ ) m

6-30

4.3.2 Kondisi Air Panas


1.2

0.8

T (oC)

0.6

0.4

0.2

0 83 77 73 69

N/ ) m

6-31

4.4 Pembahasan

Dalam kehidupan sehari-hari, aplikasi tegangan permukaan yaitu seperti tetesan air hujan atau air di ujung keran membuat bentuk hampir bulat, nyamuk dapat berjalan di atas permukaan air. Peristiwa terapungnya silet atau jarum jahit di atas air meskipun rapatnya lebih besar daripada air. Butir-butir tanah liat yang basah akan saling menempel, alkohol, dan obat antiseptik selain dibuat memiliki daya bunuh kuman yang baik juga memiliki tegangan permukaan rendah agar membasahi seluruh permukaan luka. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya tegangan permukaan zat cair cenderung untuk meregang, sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara molekul air. Pada zat cair yang adesiv berlaku bahwa besar gaya kohesinya lebih kecil daripada gaya adhesinya dan pada zat yang mengadesiv berlaku bahwa besar gaya kohesinya lebih kecil daripada gaya adhesinya dan pada zat yang non adesiv berlaku sebaliknya. Salah satu model peralatan yang sering digunakan untuk mengukur tegangan permukaan juga disebabkan oleh adanya gaya tarikan yang menyebabkan permukaan cairan berkontraksi dan berada dalam keadaan menegang. Karena molekul cairan tarik-menarik satu dengan yang lainnya. Maka terdapat gaya total yang besarnya nol pada molekul yang berada di bagian dalam cairan. Sebaliknya molekul cairan yang terletak di permukaan ditarik oleh molekul cairan yang berada di samping dan di bawahnya. Akibatnya, pada permukaan cairan terdapat gaya total yang berarah ke bawah. Karena adanya gaya total yang arahnya ke bawah, maka cairan yang terletak di permukaan cenderung memperkecil luas permukaannya dengan menyusut sekuat mungkin. Cairan mempunyai sifat-sifat menyerupai gas dalam hal gerakannya yang mengikuti gerakan Brown dan daya alirnya. Selain itu cairan juga menunjukkan adanya tegangan permukaan yang permukaan merupakan salah satu sifat penting

6-32

lainnya dari cairan. Penjepit kertas dapat mengapung di atas permukaan air merupakan contoh dari fenomena tegangan permukaan. Tegangan permukaan cairan turun bila suhu naik karena dengan bertambahnya suhu molekul-molekul cairan bergerak lebih cepat dan pengaruh interaksi antara molekul berkurang sehingga tegangan permukaannya menurun. Adanya zat terlarut pada zat cairan dapat menaikkan atas menurunkan tegangan permukaan tergantung sifat zat terlarutnya. Zat terlarut dengan susunan kimia sama hampir tidak berpengaruh. Untuk air adanya elektrolit anorganik dan non elektrolit tertentu dapat menaikkan tegangan permukaan.

6-33 v

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan 1. Fenomena tegangan permukaan zat cair merupakan kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis, tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung menegang. 2. Suhu mempengaruhi nilai tegangan permukaan, massa larutan menjadi berkurang ketika suhu meningkat, molekul cairan bergerak lebih cepat ketika suhu meningkat grafik yang diperoleh tidak linier. 3. Nilai tegangan permukaan pada kondisi air dingin adalah (0,67 , 1 , 1,17 , 1) N/m dan kondisi air panas adalah (0,78 , 1,12 , 0,61 , 0,91) N/m.

5.2 Saran Disarankan untuk percobaan selanjutnya menggunakan variasi cairan seperti : Minyak tanah, alkohol maupun oli untuk ditentukan tegangan permukaannya.

6-34

DAFTAR PUSTAKA
Munson, Bruce R, dkk. 2002. Mekanika Fluida Edisi Keempat Jilid I. Erlangga : Jakarta Tipler, Paul A. 1998. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Erlangga : Jakarta Yazid, Estein. 2005. Kimia Fisika Untuk Paramedis. Andi : Yogyakarta Young, Hough D. and Freedman. 2004. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid I. Erlangga : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai