IDENTIFIKASI I
A. Tujuan
Tujuan praktikum acara 1 Identifikasi I adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui reaksi antara asam oksalat pekat dengan H 2SO4
encer dan KMnO4 encer pada suhu tinggi.
2. Untuk mengetahui reaksi yang terjadi antara anilin dengan kalium
kromat dalam suasana asam dengan pemanasan.
3. Untuk mengetahui adanya air dalam alkohol dengan menggunakan
CuSO4 anhidrat.
4. Untuk mengetahui reaksi oksidasi etanol oleh KMnO4 1% dalam
suasana asam.
5. Untuk mengetahui mekanisme reaksi alkohol dengan logam aktif.
B. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan bahan
Natrium dalam bentuk logamnya adalah komponen yang penting
dalam pembentukan ester-ester dan dalam industri senyawa organik.
Logam alkali ini juga merupakan komponen dari sodium klorida
(NaCl) yang penting bagi kehidupan. Kegunaan yang lain: dalam
sabun, sebagai campuran dengan asam lemak tertentu. Untuk descale
logam (membuat permukaan logam lebih halus). Untuk memurnikan
lelehan logam. Sedangkan magnesium digunakan pada industri bata
tahan panas, semen oksidkhorid, dan logam magnesium. Disamping itu
juga ada industri yang mempergunakan ion magnesium dalam bentuk
senyawa sebagai bahan pengisi, seperti: industri karet, kertas, tekstil,
minuman, tinta cetak, gelas keramik, kosmetika ,dan untuk industri
farmasi, dapat juga digunakan untuk pertanian (Hapsari, 2008).
Alkohol merupakan bahan alami yang dihasilkan dari proses
fermentasi yang banyak ditemui dalam bentuk bir, anggur, spiritus dan
sebagainya. Minuman beralkohol dapat digolongkan menjadi dua
bagian yaitu: Produk hasil fermentasi yang dikonsumsi langsung
seperti anggur dan bir. Kemudian produk hasil fermentasi yang
didistilasi
lebih
dahulu
sebelum
dikonsumsi
seperti
whisky
(Santi, 2008).
2. Tinjauan teori
Alkohol mempunyai rumus umum R-OH. Strukturnya serupa
dengan air, tetapi satu hidrogennya diganti dengan satu gugus alkil.
Gugus fungsi alkohol adalah gugus hidroksil, -OH. Fenol mempunyai
gugus yang sama seperi alkohol, tetapi gugus fungsinya melekat
langsung pada cincin aromatic (Hart, 1983).
Alkohol merupakan derivate hidrokarbon yang molekulnya
mengandung satu gugus hidroksil (-OH) atau lebih sebagai ganti atom
hidrogen.
Alkohol
tersederhana
diturunkan
dari
alkana
dan
menarik
molekul
alkohol
lain
sehingga
mengalahkan
oksidasi
organik
mengandung
agen
yang
dapat
larutan
basa.
Pada
amina
aromatik,
karena
dan
mempunyai
sepasang
elektron
menyendiri
(Fessenden, 1999).
pH standar adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
tingkat keasaman dan kebasaan. Keasaman dalam larutan itu
dinyatakan sebagai kadar ion hidrogen disingkat dengan [H+], atau
sebagai pH yang artinya log [H+]. Dengan kata lain pH merupakan
ukuran kekuatan suatu asam. pH suatu larutan dapat ditera dengan
beberapa cara antara lain dengan jalan menitrasi larutan dengan asam
dengan indikator atau yang lebih teliti lagi dengan pH meter. Pengukur
pH tingkat asam dan basa air minum ini bekerja secara digital, PH air
disebut asam bila kurang dari 7, pH air disebut basa (alkaline) bila
lebih dari 7 dan PH air disebut netral bila ph sama dengan 7
(Kasih, 2012).
C. Metodologi
1. Alat
a. Beaker glass
b. Korek api
c. Penangas air
d. Pengaduk
e. Penjepit
f. pH meter
g. Pipet tetes
h. Pipet volume
i. Propipet
j. Rak tabung reaksi
k. Spiritus
l. Tabung reaksi
m. Timbangan analitik
2. Bahan
a. Alkohol 50%
b. Alkohol absolut
c. Aquades
d. Asam oksalat
e. CuSO4 anhidrat
f. Etanol
g. H2SO4 encer
h. K2CrO7
i. KmnO4 encer 1%
j. Larutan anilin
k. Logam Na
3. Cara kerja
a. Asam asam martabat dua
4 tetes H2SO4 encer
Pemanasan sebentar
Penambahan
Pemanasan kembali
Pengamatan yang terjadi
b. Amina aromatis
3 tetes Anilin
Pelarutan kedalam 5 ml
H2SO4 encer
penambahan
Pemanasan
Pengamatan yang
terjadi
d. Reaksi oksidasi
Penambahan
Pengadukan
Penambahan
etanol
Pemanasan
Logam Na
Pemotongan
Pengeringan
Pemasukan ke dalam
gelas kimia yang berisi
alkohol
10 ml aquades
Penambahan
Pengujian pH dengan
pH meter
D. Hasil dan Pembahasan
10
11
12
Perlakuan
Pencampuran
a+b
a+b
a+b+c
a+b+c
a+b
a+b
a+b+c
a+b+c
a+b
a+b
a+b+c
a+b+c
a+b
a+b
a+b+c
a+b+c
a+b
a+b
a+b+c
a+b+c
a+b
a+b
a+b+c
a+b+c
a+b
a+b
a+b+c
a+b+c
a+b
a+b
a+b+c
a+b+c
a+b
a+b
a+b+c
a+b+c
a+b
a+b
a+b+c
a+b+c
a+b
a+b
a+b+c
a+b+c
a+b
a+b
a+b+c
a+b+c
Panas
Warna
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Keterangan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
CO2 + CO + H2O
2. Amina aromatis
a. Hasil pengamatan
Tabel 1.2 Uji Amina Aromatik
Perlakuan
Perlakuan Panas
a +b
a + b +c
1
a + b +c
a+b
a + b +c
2
a + b +c
a+b
a + b +c
3
a + b +c
a+b
a + b +c
4
a + b +c
a+b
a + b +c
5
a + b +c
a+b
a + b +c
6
a + b +c
a+b
a + b +c
7
a + b +c
a+b
a + b +c
8
a + b +c
a+b
a + b +c
9
a + b +c
a+b
a
+
b
+c
10
a + b +c
a+b
11 a + b +c
a + b +c
a+b
12 a + b +c
a + b +c
Warna
Keterangan
Bening
Kuning
Kuning
Bening
Kuning
Kuning
Bening
Kuning
Kuning
Bening
Kuning
Kuning
Bening
Kuning
Kuning
Bening
Kuning
Kuning
Bening
Orange
Kuning keruh
Bening
Orange
Kuning keruh
Bening
Orange
Kuning keruh
Bening
Orange
Kuning keruh
Bening
Orange
Kuning keruh
Bening
Orange
Kuning keruh
Keterangan :
a + b = 5 ml H2SO4 + 3 tetes anilin
a + b + c = 5 ml H2SO4 + 3 tetes anilin + 4 tetes K2CrO7
b. Pembahasan
Amina adalah senyawa organik turunan dari amonia dengan satu
atau lebih gugus organik yang mensubtitusi atom H. Amina primer
mempunyai dua atom hidrogen, amina sekunder mempunyai satu
sedangkan amina tersier tidak mempunyai atom hidrogen. Amina yang
bobot molekulnya rendah berbentuk gas dan mudah larut dalam air
menghasilkan
larutan
basa.
Pada
amina
aromatik,
karena
aromatik
dilakukan
perlakuan
yaitu
yang didapatkan adalah warna larutan kuning dan tidak ada endapan
serta tidak ada gelembung. Sedangkan pada data kelompok 7 sampai 12
hasilnya adalah warna larutan orange dan tidak ada gelembung tetapi
ada gelembung. Kemudian pencampuran 5 ml H2SO4 dengan 3 tetes
anilin ditambah dengan 4 tetes K2CrO7 dan dipanaskan, didapatkan hasil
pada data kelompok 1 sampai 6 yaitu warna larutan kuning, tidak ada
endapan dan tidak ada gelembung. Sedangkan pada data kelompok 7
sampai 12 hasilnya adalah warna larutan kuning keruh, tidak ada
endapan tetapi ada gelembung.
Seharusnya pada saat anilin ditambah H 2SO4 terdapat endapan
pada larutan, endapan tersebut berwarna putih. Adanya endapan putih
yaitu berasal dari senyawa asam sulfanilat. Dan pada saat anilin
ditambah H2SO4 dan K2CrO7 kemudian dipanaskan akan muncul
endapan hitam, hal ini terjadi karena pecahnya cincin benzene dan pada
saat pemanasan terjadi pertukaran atom hydrogen pada anilin dan gugus
asam sulfanilat (Hart, 1983).
Anilin black merupakan endapan hitam yang terdapat dalam
larutan. Dalam reaksi ini larutan anilin terpecah menjadi C6H4O2. Hal
ini dikarenakan larutan anilin direaksikan dengan kalium kromat dan
asam sulfat sehingga cincin benzena nya terpecah. Pada tahap
pemanasan larutan, terjadi pertukaran atom hydrogen pada aniline dan
gugus asam sulfanilat. Pada penambahan kalium kromat dan
dipanaskan terjadinya warna hijau kehitaman karena pengaruh Cr3+
yang berasal dari reduksi kalium kromat (Gusmita, 2013).
Reaksi yang terjadi pada uji amina aromatis adalah
a. Anilin + asam sulfat
C6H5(NH2) + H2SO4
C6H4(NH2)SO3H
b. Ditambah K2CrO7
6C6H5NH2 + 19H2SO4 + 4K2CrO7
Cr2(SO4)3 + 16H2O + 3(NH4)2 + SO4
(Petrucci, 1985).
6C6H4O2 + 4K2SO4 + 4
Warna
Keterangan
Biru
Biru
Biru
Biru
Biru
Biru
Biru
Biru
Biru
Biru
Biru
Biru
Biru
Biru
Biru
Putih
Biru
Putih
Biru
Putih
Biru
Putih
Biru
Putih
Keterangan :
a = 1 gram CuSO4 anhidrat
a + b = 1 gram CuSO4 anhidrat + 5 ml alcohol 50%
b. Pembahasan
Alkohol mempunyai rumus umum R-OH. Strukturnya serupa
dengan air, tetapi satu hidrogennya diganti dengan satu gugus alkil.
Gugus nfungsi alkohol adalah gugus hidroksil, -OH. Fenol mempunyai
gugus yang sama seperi alkohol, tetapi gugus fungsinya melekat
langsung pada cincin aromatic (Hart, 1983).
Pada praktikum ini digunakan larutan CuSO4 anhidrat. Tembaga
(II) Sulfat (CuSO4) adalah senyawa yang akan terdekomposisi sebelum
mencair pada 150 C, akan kehilangan dua molekul airnya pada suhu
63 C, diikuti 2 molekul lagi pada suhu 109 C dan molekul air terakhir
pada suhu 200 C. CuSO4 anhidrat berwarna putih dan warna CuSO4
hidrat adalah biru (Underwood, 1983).
Penggunaan larutan CuSO4 anhidrat pada praktikum ini untuk
mendeteksi ada tidaknya air dalam alkohol (sebagai katalis). Reaksi
yang terrjadi pada uji air dalam alkohol ini adalah sebagai berikut :
CH3CH2OH + CuSO4 CH3CH2Cu + H2O + SO4
(Wilbraham, 1992).
Dari praktikum yang telah dilakukan, diperoleh data pada
kelompok 1 sampai dengan kelompok 5, ketika 1 gram CuSO4 anhidrat
direaksikan dengan 5 ml alkohol 50% terjadi pengendapan. Sementara
pada kelompok 6 sampai dengan 12 tidak terjadi perubahan warna dan
terdapat pengendapan.
Warna alkohol sebelum reaksi adalah bening setelah direaksikan
dengan CuSO4 anhidrat warnanya berubah menjadi biru. Warna dari
CuSO4 hidrat adalah biru, zat setelah dipanaskan berubah menjadi
kristal anhidrat berwarna putih. Kristal CuSO 4 anhidrat setelah
dimasukkan ke dalam alkohol, kamudian kristal tersebut berubah warna
kembali menjadi warna biru. Hal ini menunjukkan bahwa alokohol
mengandung air. Warna biru pada CuSO4 anhidrat dalam alkohol
disebabkan oleh peran air terhadap kation Cu2+. Ikatan yang terjadi
antara Cu2+ dan H2O adalah kovalen koordinasi. Perpindahan elektron
yang terjadi pada pengisian orbital d dari ion logam Cu 2+ oleh pasangan
elektron bebas H2O.
Ini sesuai dengan teori bahwa warna CuSO4 anhidrat adalah putih
dan warna CuSO4 hidrat adalah biru sesuai teori Underwood (1983).
Dapat disimpulkan berari terdapat kandungan air dalam alkohol 50%
sebab larutan alkohol 50% berarti 50 ml larutan alkohol dalam 100 ml
pelarut yaitu air. Sehingga hasil ini sudah sesuai dengan teori yang ada.
4. Reaksi oksidasi
a. Hasil pengamatan
Tabel 1.4 Uji Reaksi Oksidasi
Perlakuan
Pencampuran Panas
A
a+b
a+b+c
7 & 10
Kel
a+b+c
a
a+b
a+b+c
8 & 12
a+b+c
a
a+b
a+b+c
9 & 11
a+b+c
1&6
2&5
3&4
a
a+b
a+b+c
a+b+c
a
a+b
a+b+c
a+b+c
a
a+b
a+b+c
a+b+c
Warna
Ungu tua
Ungu tua
Kecoklatan
Coklat pekat
Ungu tua
Ungu tua
Kecoklatan
Coklat pekat,
bening
kecoklatan
Ungu tua
Ungu tua
Kecoklatan
Keterangan
Ada endapan dalam
dinding tabung
Ada endapan pada
warna coklat pekat
Ada endapan pada
tabung reaksi
Ada endapan pada
warna coklat pekat
Keterangan :
-a
= 5 ml KMnO4
- a+b = 5 ml larutan KMnO4+ 1 tetes H2SO4
- a+b+c = 5 ml larutan KMnO4+1 tetes H2SO4+3 tetes etanol
b. Pembahasan
Oksidasi merupakan perubahan kimia dimana suatu atom
melepaskan elektron. Reduksi adalah perubahan kimia dimana suatu
atom menerima elektron. Oksidasi dan reduksi selalu berlangsung
secara serentak dan jumlah elektron yang dilepaskan pada oksidasi
harus sama dengan jumlah elektron yang didapatkan pada reduksi
(Jerome, 1989).
Pada praktikum ini, digunakan H2SO4 dan KMnO4. Menurut
Mastuti (2005), kalium permanganat merupakan kristal yang berwarna
ungu menjadi kristal perunggu dan stabil. Apabila kontak dengan
senyawa yang mudah menyala akan menyebabkan kebakaran dan
dijauhkan dari senyawa pereduksi, asam kuat, material organik,
peroksida,
alkohol
dan
senyawa
kimia
logam
aktif.
Kalium
H2SO4
dan
KMnO4
digunakan
sebagai
pelarut.
21H2O
Setelah
ditambahkan
etanol,
bahan
dipanaskan
dengan
Perlakuan
a
a+b+c
Indikator
pH
pH meter 9,08
pH meter 11,76
2&3
a
a+b+c
pH meter 8,79
pH meter 10,61
4&6
a
a+b+c
pH meter 8,87
pH meter 11,69
7&8
a
a+b+c
pH meter 8,47
pH meter 9,79
a
9 & 10 a + b + c
pH meter 8,34
pH meter 10,27
a
11&12 a + b + c
pH meter 8,24
pH meter 10,08
Keterangan
Bergelembung, berasap,
berbau panas, larutan keruh
Bergelembung, berasap,
berbau panas, larutan keruh
Bergelembung, berasap,
berbau panas, larutan keruh
Basa
Bergelembung, panas, larutan
menjadi keruh
Basa
Bergelembung, panas, larutan
menjadi keruh
Basa
Bergelembung, panas, larutan
menjadi keruh
Natrium Etoksida
D. Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum acara I Identifikasi I antara lain :
a. Pada pencampuran antara asam oksalat dengan asam sulfat pada suhu
tinggi menghasilkan gelembung yang berarti adanya gas CO2 yang
lebih banyak daripada saat ditambahkan kalium permanganat, hal ini
sesuai dengan reaksi :
2KMnO4 + 3H2SO4 + 5H2C2O4
2MnSO4 + K2SO4 + 10CO2 + 8H2O
b. Dari percobaan anilin dengan kalium kromat tidak dihasilkan endapan,
hal ini menyimpang dengan teori. Dalam teori dijelaskan bahwa reaksi
pada aniline dengan kalium kromat menghasilkan endapan putih dalam
larutan yang merupakan endapan asam sulfanilat. Dan setelah
dipanaskan terbentuk anilin black yang berupa gumpalan hitam
kehijauan. Reaksi yang terjadi adalah
6C6H5NH2 + 19H2SO4 + 4K2CrO7
6C6H4O2 + 4K2SO4 + 4 Cr2(SO4)3 +
16H2O + 3(NH4)2 + SO4
c. Larutan alkohol 50% mengandung air dapat diketahui dengan
berubahnya CuSO4 anhidrat berwarna putih menjadi berwarna biru yang
berarti bersifat hidrat.
d. Alkohol direaksikan dengan KMnO4 dan asam sulfat sehingga etanol
mengalami oksidasi menghasilkan asam etanoat. Larutan yang
dihasilkan berwarna coklat tua. Dan seperti reaksi yang terjadi adalah :
12KMnO4 + 6H2SO4 + 5C2H5OH
6K2SO4 + 12MnO + 3CO2 +
21H2O.
e. Reaksi antara logam Na dengan alkohol menghasilkan gelembunggelembung, gelembung tersebut terjadi karena adanya gas hidrogen, dan
suhunya juga meningkat, dikarenakan terjadi reaksi oksidasi yang
menyerap panas. Reaksi etanol dengan logam natrium ini akan berubah
menjadi senyawa natrium etoksida.
DAFTAR PUSTAKA
Santi, Sintha Soraya. 2008. Pembuatan Alkohol dengan Proses Fermentasi Buah
Jambu Mete Oleh Khamir Sacharomices Cerevesiae. Jurnal Penelitian
Ilmu Teknik, Volume 8, No. 2, Desember 2008.
Siregar, Yusraini Dian Inayati. 2009. Pembuatan Kertas Indikator Asam Basa dari
Bunga Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
Wilbraham, C Antony., et al. 1992. Pengantar Kimia Organik dan Hayati.
Terjemahan Suminar Achmadi. Bandung: Penerbit ITB