Anda di halaman 1dari 28

ACARA I

IDENTIFIKASI I
A. Tujuan
Tujuan praktikum acara 1 Identifikasi I adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui reaksi antara asam oksalat pekat dengan H 2SO4
encer dan KMnO4 encer pada suhu tinggi.
2. Untuk mengetahui reaksi yang terjadi antara anilin dengan kalium
kromat dalam suasana asam dengan pemanasan.
3. Untuk mengetahui adanya air dalam alkohol dengan menggunakan
CuSO4 anhidrat.
4. Untuk mengetahui reaksi oksidasi etanol oleh KMnO4 1% dalam
suasana asam.
5. Untuk mengetahui mekanisme reaksi alkohol dengan logam aktif.
B. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan bahan
Natrium dalam bentuk logamnya adalah komponen yang penting
dalam pembentukan ester-ester dan dalam industri senyawa organik.
Logam alkali ini juga merupakan komponen dari sodium klorida
(NaCl) yang penting bagi kehidupan. Kegunaan yang lain: dalam
sabun, sebagai campuran dengan asam lemak tertentu. Untuk descale
logam (membuat permukaan logam lebih halus). Untuk memurnikan
lelehan logam. Sedangkan magnesium digunakan pada industri bata
tahan panas, semen oksidkhorid, dan logam magnesium. Disamping itu
juga ada industri yang mempergunakan ion magnesium dalam bentuk
senyawa sebagai bahan pengisi, seperti: industri karet, kertas, tekstil,
minuman, tinta cetak, gelas keramik, kosmetika ,dan untuk industri
farmasi, dapat juga digunakan untuk pertanian (Hapsari, 2008).
Alkohol merupakan bahan alami yang dihasilkan dari proses
fermentasi yang banyak ditemui dalam bentuk bir, anggur, spiritus dan
sebagainya. Minuman beralkohol dapat digolongkan menjadi dua
bagian yaitu: Produk hasil fermentasi yang dikonsumsi langsung
seperti anggur dan bir. Kemudian produk hasil fermentasi yang

didistilasi

lebih

dahulu

sebelum

dikonsumsi

seperti

whisky

(Santi, 2008).
2. Tinjauan teori
Alkohol mempunyai rumus umum R-OH. Strukturnya serupa
dengan air, tetapi satu hidrogennya diganti dengan satu gugus alkil.
Gugus fungsi alkohol adalah gugus hidroksil, -OH. Fenol mempunyai
gugus yang sama seperi alkohol, tetapi gugus fungsinya melekat
langsung pada cincin aromatic (Hart, 1983).
Alkohol merupakan derivate hidrokarbon yang molekulnya
mengandung satu gugus hidroksil (-OH) atau lebih sebagai ganti atom
hidrogen.

Alkohol

tersederhana

diturunkan

dari

alkana

dan

mengandung hanya satu gugus hidroksil per molekul. Senyawaan ini


mempunyai rumus molekul umum ROH, dengan R ialah gugus alkil
dengan susunan CnH2n+1. Alkohol dengan bobot molekul rendah sangat
larut dengan air. Ini juga diterangkan oleh adanya ikatan hidrogen
antara gugus hidroksil alkohol dan molekul air. Tetapi dengan
bertambahnya bobot atom bagian hidrokarbon menjadi lebih efektif
dalam

menarik

molekul

alkohol

lain

sehingga

mengalahkan

pembentukan ikatan hidrogen. Karena itu alkohol larut dalam air


(Keenan, 1986).
Kecepatan kinetik digunakan untuk mengetahui informasi
mengenai mekanisme dan jenis reaksi kimia yang membantu
optimalisasi dari produk tersebut dengan jalan mengetahui kondisi
yang tepat serta mendapatkan hasil yang maksimum. Pengetahuan
mengenai kecepatan kinetik suatu reaksi juga membantu untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan suatu reaksi
seperti suhu, tekanan, konsentrasi substrat, konsentrasi oksidator,
pencampuran zat yang direaksikan dan katalis. Kecepatan kinetik suatu
reaksi berperan penting dalam mengetahui mekanisme suatu reaksi.
Komponen

oksidasi

organik

mengandung

agen

yang

dapat

mengoksidasi senyawa lain. Contoh dari oksidasi organik adalah


oksidasi ester oleh potasium permanganat (Hussain, 2010).

Amina adalah senyawa organik turunan dari amonia dengan satu


atau lebih gugus organik yang mensubtitusi atom H. Amina primer
mempunyai dua atom hidrogen, amina sekunder mempunyai satu
sedangkan amina tersier tidak mempunyai atom hidrogen. Amina yang
bobot molekulnya rendah berbentuk gas dan mudah larut dalam air
menghasilkan

larutan

basa.

Pada

amina

aromatik,

karena

ketidakjenuhan ikatan pada cincin benzena, elektron tertarik ke dalam


cincin sehingga mengurangi kerapatan elektron pada atom nitrogen
(Petrucci, 1985).
Amina adalah turunan organic dari omonia. Amina dapat disebut
primer, sekunder, atau tersier. Bergantung pada jumlah gugus R yang
melekat pada nitrogen. Amina termasuk kedalam basa lemah.
Kelarutan amina bebas dalam air bergantung pada strukturnya. Amina
dengan gugus karbon yang besar pada nitrogen aminanya, cenderung
tidak larut (Wilbraham, 1992). Amina golongan senyawa organik yang
secara struktural sama dengan ammonia, suatu amina mengandung
atom nitrogen yang terikat secara kovalen dengan satu atau lebih atom
karbon

dan

mempunyai

sepasang

elektron

menyendiri

(Fessenden, 1999).
pH standar adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
tingkat keasaman dan kebasaan. Keasaman dalam larutan itu
dinyatakan sebagai kadar ion hidrogen disingkat dengan [H+], atau
sebagai pH yang artinya log [H+]. Dengan kata lain pH merupakan
ukuran kekuatan suatu asam. pH suatu larutan dapat ditera dengan
beberapa cara antara lain dengan jalan menitrasi larutan dengan asam
dengan indikator atau yang lebih teliti lagi dengan pH meter. Pengukur
pH tingkat asam dan basa air minum ini bekerja secara digital, PH air
disebut asam bila kurang dari 7, pH air disebut basa (alkaline) bila
lebih dari 7 dan PH air disebut netral bila ph sama dengan 7
(Kasih, 2012).
C. Metodologi
1. Alat

a. Beaker glass
b. Korek api
c. Penangas air
d. Pengaduk
e. Penjepit
f. pH meter
g. Pipet tetes
h. Pipet volume
i. Propipet
j. Rak tabung reaksi
k. Spiritus
l. Tabung reaksi
m. Timbangan analitik
2. Bahan
a. Alkohol 50%
b. Alkohol absolut
c. Aquades
d. Asam oksalat
e. CuSO4 anhidrat
f. Etanol
g. H2SO4 encer
h. K2CrO7
i. KmnO4 encer 1%
j. Larutan anilin
k. Logam Na
3. Cara kerja
a. Asam asam martabat dua
4 tetes H2SO4 encer

Penuangan kedalam 6ml


larutan asam oksalat

Pemanasan sebentar

3 tetes Larutan KMnO4

Penambahan

Pemanasan kembali
Pengamatan yang terjadi

b. Amina aromatis
3 tetes Anilin
Pelarutan kedalam 5 ml
H2SO4 encer

4 tetes Larutan K2CrO7

penambahan
Pemanasan

Pengamatan yang
terjadi

c. Air dalam alkohol


5 ml Alkohol 50 %

Pemasukan ke dalam tabung reaksi

1 gram CuSO4 anhidrat

Penambahan ke dalam tabung reaksi berisi alkohol

Pembiarkan beberapa lama dan pengamatan apa


yang terjadi

d. Reaksi oksidasi
Penambahan

5ml larutan KmnO4 1%

Pengadukan

Penambahan

etanol

Pemanasan

Pengamatan yang terjadi

e. Reaksi alkohol dengan logam aktif


10 ml Alkohol 96%
Pemasukan ke dalam
gelas kimia
Pengukuran pH (pH meter)

Logam Na

Pemotongan

Pengeringan

Pemasukan ke dalam
gelas kimia yang berisi
alkohol

10 ml aquades

Penambahan

Pengujian pH dengan
pH meter
D. Hasil dan Pembahasan

1. Asam asam bermartabat dua


a. Hasil pengamatan
Tabel 1.1 Uji Asam asam Bermartabat Dua
Kel

10

11

12

Perlakuan
Pencampuran
a+b
a+b
a+b+c
a+b+c
a+b
a+b
a+b+c
a+b+c
a+b
a+b
a+b+c
a+b+c
a+b
a+b
a+b+c
a+b+c
a+b
a+b
a+b+c
a+b+c
a+b
a+b
a+b+c
a+b+c
a+b
a+b
a+b+c
a+b+c
a+b
a+b
a+b+c
a+b+c
a+b
a+b
a+b+c
a+b+c
a+b
a+b
a+b+c
a+b+c
a+b
a+b
a+b+c
a+b+c
a+b
a+b
a+b+c
a+b+c

Panas

Warna
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening

Keterangan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan

Sumber: Laporan Sementara


Ket : a + b

= 4 tetes H2SO4 encer + 6ml asam oksalat

a+b+c = 4 tetes H2SO4 encer+6ml asam oksalat+3 tetes KMnO4


b. Pembahasan
Asam adalah senyawa yang dapat memberikan proton kepada
senyawa lainnya (Kuchel, 2006). Menurut Haekal (2009), asam adalah
zat yang bila dilarutkan dalam aiar mengalami disosiasi dengan
pembentukan ion hidrogen sebagai satu-satunya ion positif. Asam ada
yang monobasa dan polibasa. Asam monobasa adalah asam yang
menghasilkan ion hidrogen permolekul bila teroksidasi. Sedangkan
asam polibasa adalah asam yang bila terdisosiasi menghasilkan satu
atau lebih ion hidrogen.
Asam martabat dua atau biasa disebut asam bervalensi dua adalah
asam yang dalam satu molekul asam menghasilkan dua jumlah ion H +.
Asam martabat dua merupakan komersial penting dari bahan kimia,
yang diproduksi setiap tahun di puluhan ribu ton dengan aplikasi di
berbagai penggunaan akhir. Asam martabat dua sangat berguna dalam
aplikasi polimerisasi kondensasi (Beuhler, 2013).
Pada uji asam-asam martabat dua, digunakan asam oksalat
[(COOH)2.2H2O] sebagai jenis asam yang digunakan untuk direaksikan
dengan asam sulfat (H2SO4). Asam oksalat merupakan senyawa
dikarboksilat yang atom-atom C nya mampu mengikat lebih dari satu
gugus hidroksil. Asam ini mempunyai bentuk kristal rombis piramid,
tidak berwarna dan transparan, tidak berbau dan higroskopis. Asam
oksalat mudah teroksidasi total dan oleh pengaruh panas yang tinggi
akan terurai menjadi CO2 dan asam formiat (Mastuti, 2005).
Asam oksalat salah satu asam kuat organik. Asam oksalat
digunakan sebagai reagen analitik. Asam Oksalat juga digunakan
dalam industri

dan kehidupan sehari-hari. Asam oksalat dapat

ditemukan pada berbagai organisme seperti hewan, tumbuhan juga


jamur. Asam oksalat dapat ditemukan dalam bentuk asam oksalat
bebas ataupun dalam bentuk kalsium oksalat Kristal (Caliskan, 2000).

Dalam praktikum ini, diberikan penambahan asam sulfat (H2SO4)


sebagai katalis untuk menguraikan asam oksalat dan penambahan
kalium permanganat (KMnO4) berfungsi sebagai autokatalis sehingga
reaksi penguraian asam oksalat lebih cepat. Dari hasil praktikum yang
didapat oleh kelompok 1 hingga kelompok 12, baik ketika H2SO4 encer
direaksikan dengan asam oksalat maupun H2SO4 encer direaksikan
dengan asam oksalat dan diberikan penambahan larutan KMnO 4 dalam
perlakuan dipanaskan maupun tidak dipanaskan tidak terjadi perubahan
dan warna tetap bening. Penyimpangan ini bisa terjadi karena kesalahan
praktikan dalam melakukan langkah kerja.
Berdasarkan teori menurut Hussain (2010), ketika setelah
penambahan KMnO4, kemudian larutan dipanaskan kembali akan
menghasilkan larutan jernih dan gelembung udara kecil yang jumlahnya
banyak. Gelembung udara yang dihasilkan merupakan gas CO2. Reaksi
yang terjadi adalah sebagai berikut :
5C2H2O4 + 2KMnO4 + 3H2SO4 K2SO4 + 2MnSO4 + 8H2O+ CO+CO2
Koefisien reaksi penguraian oksalat untuk karbondioksida pada
penambahan kalium permanganat lebih besar daripada koefisen
karbondioksida pada penambahan asam sulfat. Hal ini dibuktikan
dengan jumlah gelembung udara yang dihasilkan lebih banyak pada
saat penambahan KMnO4 daripada saat penambahan H2SO4.
Dalam uji asam asam bermartabat dua dapat diketahui persamaanpersamaan reaksi yang terjadi adalah :
(COOH)2. 2H2O + H2SO4

CO2 + CO + H2O

Dan saat penambahan KMnO4 persamaan reaksinya adalah:


2KMnO4 + 3H2SO4 + 5H2C2O4
(Kenaan, 1989).

2. Amina aromatis
a. Hasil pengamatan
Tabel 1.2 Uji Amina Aromatik

2MnSO4 + K2SO4 + 10CO2 + 8H2O

Perlakuan
Perlakuan Panas
a +b
a + b +c
1
a + b +c

a+b
a + b +c
2
a + b +c

a+b
a + b +c
3
a + b +c

a+b
a + b +c
4
a + b +c

a+b
a + b +c
5
a + b +c

a+b
a + b +c
6
a + b +c

a+b
a + b +c
7
a + b +c

a+b
a + b +c
8
a + b +c

a+b
a + b +c
9
a + b +c

a+b
a
+
b
+c
10
a + b +c

a+b
11 a + b +c
a + b +c

a+b
12 a + b +c
a + b +c

Sumber : Laporan sementara


Kel

Warna

Keterangan

Bening
Kuning
Kuning
Bening
Kuning
Kuning
Bening
Kuning
Kuning
Bening
Kuning
Kuning
Bening
Kuning
Kuning
Bening
Kuning
Kuning
Bening
Orange
Kuning keruh
Bening
Orange
Kuning keruh
Bening
Orange
Kuning keruh
Bening
Orange
Kuning keruh
Bening
Orange
Kuning keruh
Bening
Orange
Kuning keruh

Tidak ada endapan dan gelembung


Tidak ada endapan dan gelembung
Tidak ada endapan dan gelembung
Tidak ada endapan dan gelembung
Tidak ada endapan dan gelembung
Tidak ada endapan dan gelembung
Tidak ada endapan dan gelembung
Tidak ada endapan dan gelembung
Tidak ada endapan dan gelembung
Tidak ada endapan dan gelembung
Tidak ada endapan dan gelembung
Tidak ada endapan dan gelembung
Tidak ada endapan dan gelembung
Tidak ada endapan dan gelembung
Tidak ada endapan dan gelembung
Tidak ada endapan dan gelembung
Tidak ada endapan dan gelembung
Tidak ada endapan dan gelembung
Tidak ada endapan, ada gelembung
Tidak ada endapan, ada gelembung
Tidak ada endapan, ada gelembung
Tidak ada endapan, ada gelembung
Tidak ada endapan, ada gelembung
Tidak ada endapan, ada gelembung
Tidak ada endapan, ada gelembung
Tidak ada endapan, ada gelembung
Tidak ada endapan, ada gelembung
Tidak ada endapan, ada gelembung
Tidak ada endapan, ada gelembung
Tidak ada endapan, ada gelembung
Tidak ada endapan, ada gelembung
Tidak ada endapan, ada gelembung
Tidak ada endapan, ada gelembung
Tidak ada endapan, ada gelembung
Tidak ada endapan, ada gelembung
Tidak ada endapan, ada gelembung

Keterangan :
a + b = 5 ml H2SO4 + 3 tetes anilin
a + b + c = 5 ml H2SO4 + 3 tetes anilin + 4 tetes K2CrO7

b. Pembahasan
Amina adalah senyawa organik turunan dari amonia dengan satu
atau lebih gugus organik yang mensubtitusi atom H. Amina primer
mempunyai dua atom hidrogen, amina sekunder mempunyai satu
sedangkan amina tersier tidak mempunyai atom hidrogen. Amina yang
bobot molekulnya rendah berbentuk gas dan mudah larut dalam air
menghasilkan

larutan

basa.

Pada

amina

aromatik,

karena

ketidakjenuhan ikatan pada cincin benzena, elektron tertarik ke dalam


cincin sehingga mengurangi kerapatan elektron pada atom nitrogen
(Petrucci, 1985).
Anilin (C6H5NH2) merupakan golongan dari amina aromatik.
Senyawa amina aromatik banyak digunakan dalam pembuatan zat
warna, pestisida, plastik, kosmetik dan obat-obatan. Senyawa amina
aromatik umumnya sangat polar sehingga mudah larut dalam air.
Seperti amina volatile kebanyakan, ia memiliki bau yang agak tidak
menyenangkan dari ikan busuk. Mudah menyatu, terbakar dengan nyala
api berasap karakteristik senyawa aromatik. Anilina tidak berwarna,
berminyak dan mengeluarkan bau menyengat dan bersifat basa
(Gusmita, 2013).
Pada uji amina

aromatik

dilakukan

perlakuan

yaitu

pencampuran 5 ml H2SO4 dengan 3 tetes anilin, pencampuran 5 ml


H2SO4 dengan 3 tetes anilin ditambah dengan 4 tetes K2CrO7 dilakukan
tidak dengan pemanasan, pencampuran 5 ml H2SO4 dengan 3 tetes
anilin ditambah dengan 4 tetes K2CrO7 dilakukan tidak dengan
pemanasan.
Pencampuran 5 ml H2SO4 dengan 3 tetes anilin dan tanpa
pemanasan didapatkan hasil pada kelompok 1 sampai 6 adalah tidak
adanya endapan dan tidak ada gelembung dan warna larutan yang masih
bening. Sedangkan pada kelompok 7 sampai 12 larutan berwarna
bening, tidak ada endapan tetapi ada gelembung. Pencampuran 5 ml
H2SO4 dengan 3 tetes anilin ditambah dengan 4 tetes K2CrO7 dan tanpa
pemanasan, didapatkan hasil pada data kelompok 1 sampai 6, hasil

yang didapatkan adalah warna larutan kuning dan tidak ada endapan
serta tidak ada gelembung. Sedangkan pada data kelompok 7 sampai 12
hasilnya adalah warna larutan orange dan tidak ada gelembung tetapi
ada gelembung. Kemudian pencampuran 5 ml H2SO4 dengan 3 tetes
anilin ditambah dengan 4 tetes K2CrO7 dan dipanaskan, didapatkan hasil
pada data kelompok 1 sampai 6 yaitu warna larutan kuning, tidak ada
endapan dan tidak ada gelembung. Sedangkan pada data kelompok 7
sampai 12 hasilnya adalah warna larutan kuning keruh, tidak ada
endapan tetapi ada gelembung.
Seharusnya pada saat anilin ditambah H 2SO4 terdapat endapan
pada larutan, endapan tersebut berwarna putih. Adanya endapan putih
yaitu berasal dari senyawa asam sulfanilat. Dan pada saat anilin
ditambah H2SO4 dan K2CrO7 kemudian dipanaskan akan muncul
endapan hitam, hal ini terjadi karena pecahnya cincin benzene dan pada
saat pemanasan terjadi pertukaran atom hydrogen pada anilin dan gugus
asam sulfanilat (Hart, 1983).
Anilin black merupakan endapan hitam yang terdapat dalam
larutan. Dalam reaksi ini larutan anilin terpecah menjadi C6H4O2. Hal
ini dikarenakan larutan anilin direaksikan dengan kalium kromat dan
asam sulfat sehingga cincin benzena nya terpecah. Pada tahap
pemanasan larutan, terjadi pertukaran atom hydrogen pada aniline dan
gugus asam sulfanilat. Pada penambahan kalium kromat dan
dipanaskan terjadinya warna hijau kehitaman karena pengaruh Cr3+
yang berasal dari reduksi kalium kromat (Gusmita, 2013).
Reaksi yang terjadi pada uji amina aromatis adalah
a. Anilin + asam sulfat
C6H5(NH2) + H2SO4

C6H4(NH2)SO3H

b. Ditambah K2CrO7
6C6H5NH2 + 19H2SO4 + 4K2CrO7
Cr2(SO4)3 + 16H2O + 3(NH4)2 + SO4
(Petrucci, 1985).

6C6H4O2 + 4K2SO4 + 4

3. Air dalam alkohol


a. Hasil pengamatan
Tabel 1.3 Uji Air dalam Alkohol
Perlakuan
Perlakuan
Panas
a
6
a+b
a
7
a+b
a
8
a+b
a
9
a+b
a
10
a+b
a
11
a+b
a
12
a+b
a
1
a+b
a
2
a+b
a
3
a+b
a
4
a+b
a
5
a+b
Sumber: Laporan sementara
Kel

Warna

Keterangan

Biru
Biru
Biru
Biru
Biru
Biru
Biru
Biru
Biru
Biru
Biru
Biru
Biru
Biru
Biru
Putih
Biru
Putih
Biru
Putih
Biru
Putih
Biru
Putih

Ada endapan biru dalam larutan


Warna tidak berubah
Warna tidak berubah
Warna tidak berubah
Warna tidak berubah
Warna tidak berubah
Warna tidak berubah
Warna tidak berubah
Warna tidak berubah
Warna tidak berubah
Warna tidak berubah
Warna tidak berubah
Warna tidak berubah
Ada endapan
Ada endapan
Ada endapan
Ada endapan
Ada endapan

Keterangan :
a = 1 gram CuSO4 anhidrat
a + b = 1 gram CuSO4 anhidrat + 5 ml alcohol 50%

b. Pembahasan
Alkohol mempunyai rumus umum R-OH. Strukturnya serupa
dengan air, tetapi satu hidrogennya diganti dengan satu gugus alkil.
Gugus nfungsi alkohol adalah gugus hidroksil, -OH. Fenol mempunyai
gugus yang sama seperi alkohol, tetapi gugus fungsinya melekat
langsung pada cincin aromatic (Hart, 1983).
Pada praktikum ini digunakan larutan CuSO4 anhidrat. Tembaga
(II) Sulfat (CuSO4) adalah senyawa yang akan terdekomposisi sebelum
mencair pada 150 C, akan kehilangan dua molekul airnya pada suhu
63 C, diikuti 2 molekul lagi pada suhu 109 C dan molekul air terakhir
pada suhu 200 C. CuSO4 anhidrat berwarna putih dan warna CuSO4
hidrat adalah biru (Underwood, 1983).
Penggunaan larutan CuSO4 anhidrat pada praktikum ini untuk
mendeteksi ada tidaknya air dalam alkohol (sebagai katalis). Reaksi
yang terrjadi pada uji air dalam alkohol ini adalah sebagai berikut :
CH3CH2OH + CuSO4 CH3CH2Cu + H2O + SO4
(Wilbraham, 1992).
Dari praktikum yang telah dilakukan, diperoleh data pada
kelompok 1 sampai dengan kelompok 5, ketika 1 gram CuSO4 anhidrat
direaksikan dengan 5 ml alkohol 50% terjadi pengendapan. Sementara
pada kelompok 6 sampai dengan 12 tidak terjadi perubahan warna dan
terdapat pengendapan.
Warna alkohol sebelum reaksi adalah bening setelah direaksikan
dengan CuSO4 anhidrat warnanya berubah menjadi biru. Warna dari
CuSO4 hidrat adalah biru, zat setelah dipanaskan berubah menjadi
kristal anhidrat berwarna putih. Kristal CuSO 4 anhidrat setelah
dimasukkan ke dalam alkohol, kamudian kristal tersebut berubah warna
kembali menjadi warna biru. Hal ini menunjukkan bahwa alokohol
mengandung air. Warna biru pada CuSO4 anhidrat dalam alkohol
disebabkan oleh peran air terhadap kation Cu2+. Ikatan yang terjadi
antara Cu2+ dan H2O adalah kovalen koordinasi. Perpindahan elektron

yang terjadi pada pengisian orbital d dari ion logam Cu 2+ oleh pasangan
elektron bebas H2O.
Ini sesuai dengan teori bahwa warna CuSO4 anhidrat adalah putih
dan warna CuSO4 hidrat adalah biru sesuai teori Underwood (1983).
Dapat disimpulkan berari terdapat kandungan air dalam alkohol 50%
sebab larutan alkohol 50% berarti 50 ml larutan alkohol dalam 100 ml
pelarut yaitu air. Sehingga hasil ini sudah sesuai dengan teori yang ada.

4. Reaksi oksidasi
a. Hasil pengamatan
Tabel 1.4 Uji Reaksi Oksidasi
Perlakuan
Pencampuran Panas
A
a+b
a+b+c
7 & 10
Kel

a+b+c
a
a+b
a+b+c
8 & 12

a+b+c

a
a+b
a+b+c
9 & 11

a+b+c

1&6

2&5

3&4

a
a+b
a+b+c
a+b+c
a
a+b
a+b+c
a+b+c
a
a+b
a+b+c
a+b+c

Sumber : Laporan sementara

Warna
Ungu tua
Ungu tua
Kecoklatan
Coklat pekat
Ungu tua
Ungu tua
Kecoklatan
Coklat pekat,
bening
kecoklatan
Ungu tua
Ungu tua
Kecoklatan

Keterangan
Ada endapan dalam
dinding tabung
Ada endapan pada
warna coklat pekat
Ada endapan pada
tabung reaksi
Ada endapan pada
warna coklat pekat

Ada endapa pada


tabung reaksi
Coklat pekat Ada endapan pada
dan
bening warna coklat pekat
kecoklatan
Ungu
Tidak ada endapan
Ungu
Tidak ada endapan
Coklat tua
Tidak ada endapan
Kuning
Ada endapan
kehitaman
Ungu
Tidak ada endapan
Ungu
Tidak ada endapan
Coklat tua
Tidak ada endapan
Kuning
Ada endapan
kehitaman
Ungu
Tidak ada endapan
Ungu
Tidak ada endapan
Coklat tua
Tidak ada endapan
Kuning
Ada endapan
kehitaman

Keterangan :
-a
= 5 ml KMnO4
- a+b = 5 ml larutan KMnO4+ 1 tetes H2SO4
- a+b+c = 5 ml larutan KMnO4+1 tetes H2SO4+3 tetes etanol
b. Pembahasan
Oksidasi merupakan perubahan kimia dimana suatu atom
melepaskan elektron. Reduksi adalah perubahan kimia dimana suatu
atom menerima elektron. Oksidasi dan reduksi selalu berlangsung
secara serentak dan jumlah elektron yang dilepaskan pada oksidasi
harus sama dengan jumlah elektron yang didapatkan pada reduksi
(Jerome, 1989).
Pada praktikum ini, digunakan H2SO4 dan KMnO4. Menurut
Mastuti (2005), kalium permanganat merupakan kristal yang berwarna
ungu menjadi kristal perunggu dan stabil. Apabila kontak dengan
senyawa yang mudah menyala akan menyebabkan kebakaran dan
dijauhkan dari senyawa pereduksi, asam kuat, material organik,
peroksida,

alkohol

dan

senyawa

kimia

logam

aktif.

Kalium

permanganat merupakan oksidator kuat.


Pada percobaan oksidasi ini, diperoleh hasil pada kelompok 1
hingga kelompok 6 ketika H2SO4 direaksikan dengan larutan KMnO4
maupun H2SO4 direaksikan dengan larutan KMnO4 dan diberikan
penambahan etanol tidak menimbulkan adanya endapan. Sementara
kelompok 7 hingga kelompok 12 terdapat endapan.
Pertama-tama dilakukan adalah penambahan H2SO4 pada
KMnO4. Pada KMnO4 warnanya adalah ungu, sedangkan H2SO4
berwarna jernih atau bening. Saat dilakukan penambahan H2SO4 dan
KMnO4 tidak terjadi perubahan warna, yaitu tetap berwarna ungu.
Penambahan

H2SO4

dan

KMnO4

digunakan

sebagai

pelarut.

Penambahan pelarut ini mengakibatkan terjadinya perubahan suhu


larutan menjadi lebih panas. Hal ini disebabkan terjadinya KMnO 4
mereduksi H2SO4. Reaksi yang terjadi yaitu :
4 KMnO4 + 6 H2SO4

2K2SO4 + MnSO4 + 6H2O + 5 O2

Kemudian setelah itu, dilakukan penambahan etanol berfungsi


agar KMnO4 mengoksidasi etanol menjadi asam etanoat. Penambahan
ini menyebabkan terjadinya perubahan dari warna ungu menjadi
kecoklatan. Reaksi yang terjadi adalah :
12KMnO4 + 6H2SO4 + 5C2H5OH

6K2SO4 + 12MnO +3CO2 +

21H2O
Setelah

ditambahkan

etanol,

bahan

dipanaskan

dengan

menggunakan waterbath selama 10 menit. Dari perlakuan ini terjadi


perubahan warna dari kecoklatan menjadi coklat pekat pada kelompok
7 hingga 12, sementara pada kelompok 1 hingga 6 berubah warna
menjadi kuning kehitaman.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, hasil yang diperoleh
sudah sesuai dengan teori. Teori yang dikemukakan Kasih (2012)
mengatakan bahwa dari senyawa yang direaksikan pada suhu tinggi,
akan menghasilkan endapan berwarna kecoklatan. Endapan tersebut
berasal dari senyawa K2SO4 dan MnSO4.

5. Reaksi alkohol dengan logam aktif


a. Hasil pengamatan
Tabel 1.5 Uji Reaksi Alkohol dengan Logam Aktif
Kel
1&5

Perlakuan
a
a+b+c

Indikator
pH
pH meter 9,08
pH meter 11,76

2&3

a
a+b+c

pH meter 8,79
pH meter 10,61

4&6

a
a+b+c

pH meter 8,87
pH meter 11,69

7&8

a
a+b+c

pH meter 8,47
pH meter 9,79

a
9 & 10 a + b + c

pH meter 8,34
pH meter 10,27

a
11&12 a + b + c

pH meter 8,24
pH meter 10,08

Keterangan
Bergelembung, berasap,
berbau panas, larutan keruh
Bergelembung, berasap,
berbau panas, larutan keruh
Bergelembung, berasap,
berbau panas, larutan keruh
Basa
Bergelembung, panas, larutan
menjadi keruh
Basa
Bergelembung, panas, larutan
menjadi keruh
Basa
Bergelembung, panas, larutan
menjadi keruh

Sumber : Laporan sementara


Keterangan :
-a
= 10 ml Alkohol 96 %
- a + b + c = 10 ml Alkohol 96 % + Na + Aquades
b. Pembahasan
Derajat keasaman atau pH digunakan untuk mengukur tingkat
keasaman suatu larutan. Terdapat dua definisi tentang nilai pH. Definisi
pertama adalah definisi teoritis yang menyatakan bahwa nilai pH
merupakan negatif logaritma basis sepuluh dari aktivitas ion hidrogen.
pH = - log [H+]
Definisi kedua adalah definisi praktis yang merupakan hasil dari
pengukuran dengan elektroda pH. Dua buah elektroda yang direndam
dalam sebuah larutan menghasilkan beda tegangan yang terukur.
Dengan syarat bahwa sebuah elektroda (elektroda referensi) selalu
menghasilkan potensial konstan dan potensial dari elektroda kedua
(elektroda indikator) adalah fungsi dari nilai pH (Debataraja, 2011).

pH singkatan kekuatan ion hidrogen. Ini adalah sebuah


pengukuran tingkat keasaman atau alkalinitas larutan; keasaman
menunjukkan konsentrasi ion hidrogen [H+], sementara alkalinitas
menunjukkan konsentrasi ion hidroksida [OH-]. Hal ini juga secara
matematis didefinisikan oleh Biokimia Denmark, Soren Sorensen pada
tahun 1909 sebagai negatif basis 10 logaritma molar konsentrasi ion
hidrogen dalam larutan, dan dinyatakan sebagai: pH=-log[H+]. Dengan
kata lain ion Konsentrasi untuk mol / liter sama dengan 10-pH. pH
mencakup rentang dari 0 sampai 14. pH 0 adalah dianggap sebagai
asam kuat sementara pH 14 adalah dianggap sebagai basa yang kuat
dan titik tengah di antara mereka (yaitu pH = 7) dianggap sebagai titik
netral. Pada pH = 7 adalah netral karena ion hidrogen [H +] sama dengan
ion hidroksida [OH-] (Ali, 2015).
Indikator yang digunakan yaitu pH meter, pH meter adalah suatu
alat yang digunakan untuk mengukur tingkat keasaman dan kebasaan.
Cara kerja alat ini adalah dengan cara mencelupkan kedalam air yang
akan diukur (kira-kira kedalaman 5 cm) dan secara otomatis alat bekerja
mengukur pH. Pada saat pertama dicelupkan angka yang ditunjukkan
oleh display masih berubah-ubah, tunggulah kira-kira 2 sampai 3 menit
sampai angka digital stabil (Kasih, 2012).
Kertas indikator asam basa adalah suatu bahan yang dapat
berubah warna apabila diberikan pada larutan asam atau basa, kertas
indikator asam basa biasa digunakan untuk membedakan suatu larutan
bersifat asam atau basa dengan cara memberikan perubahan warna yang
berbeda pada larutan asam dan basa. Kertas indikator yang biasa
digunakan adalah kertas lakmus merah dan biru (litmus paper)
(Siregar, 2009).
Indikator sintetis untuk titrasi asam basa reguler dan untuk pH
utama, kita menggunakan kertas lakmus. Sebuah indikator adalah zat
yang mengungkapkan melalui perubahan karakteristik warna, tingkat
keasaman atau kebasaan. Asam-basa indikator yang biasa digunakan

untuk menandai titik akhir titrasi asam-basa atau mengukur pH


(Nikam, 2014).
Natrium dalam bentuk logamnya adalah komponen yang penting
dalam pembentukan ester-ester dan dalam industri senyawa organik.
Logam alkali ini juga merupakan komponen dari sodium klorida (NaCl)
yang penting bagi kehidupan. Kegunaan yang lain: dalam sabun,
sebagai campuran dengan asam lemak tertentu. Untuk descale logam
(membuat permukaan logam lebih halus) (Hapsari, 2008).
Pada uji alkohol dengan logam aktif, logam yang digunakan
adalah logam Na. Sebelum ditambahkan logam Na, alkohol diukur
dengan pH meter, setiap kelompok didapatkan pH awal alkohol yang
berbeda-beda. Dari perbedaan hasil tersebut didapatkan pH rata-rata
yaitu sebesar 8,63. Kemudian logam Na dimasukkan gelas kimia yang
berisi alkohol kemudian timbul gelembung-gelembung pada alkohol
karena terbentuknya gas hidrogen pada hasil reaksi, serta warna
berubah menjadi keruh, suhunya juga meningkat, dikarenakan terjadi
reaksi oksidasi yang menyerap panas. Hal ini terjadi karena alkohol
bereaksi dengan logam Na. Setelah reaksi berhenti, kemudian ditambah
aquades 10 ml pH larutan setiap kelompok berubah dengan nilai pH
yang berbeda-beda. Dari perbedaan hasil tersebut didapatkan pH ratarata yaitu sebesar 10,7. Dari hasil pengujian pH dengan pH meter
didapat hasil akhir pH yaitu sebesar 10,7, hal ini berarti reaksi tersebut
bersifat basa.
Dalam praktikum uji reaksi alkohol

dengan logam natrium

menghasilkan gas hidrogen sesuai dengan persamaan reaksi berikut;


2R- OH +2Na => 2R Ona + H2 (g)
2CH3- CH2-OH+2Na => 2CH3 CH2 Ona + H2 (g)
Etanol

Natrium Etoksida

Reaksi ini merupakan reaksi yang digunakan untuk membedakan


alkohol dengan eter karena eter tidak dapat bereaksi dengan logam
natrium (Fessenden, 1999).

D. Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum acara I Identifikasi I antara lain :
a. Pada pencampuran antara asam oksalat dengan asam sulfat pada suhu
tinggi menghasilkan gelembung yang berarti adanya gas CO2 yang
lebih banyak daripada saat ditambahkan kalium permanganat, hal ini
sesuai dengan reaksi :
2KMnO4 + 3H2SO4 + 5H2C2O4
2MnSO4 + K2SO4 + 10CO2 + 8H2O
b. Dari percobaan anilin dengan kalium kromat tidak dihasilkan endapan,
hal ini menyimpang dengan teori. Dalam teori dijelaskan bahwa reaksi
pada aniline dengan kalium kromat menghasilkan endapan putih dalam
larutan yang merupakan endapan asam sulfanilat. Dan setelah
dipanaskan terbentuk anilin black yang berupa gumpalan hitam
kehijauan. Reaksi yang terjadi adalah
6C6H5NH2 + 19H2SO4 + 4K2CrO7
6C6H4O2 + 4K2SO4 + 4 Cr2(SO4)3 +
16H2O + 3(NH4)2 + SO4
c. Larutan alkohol 50% mengandung air dapat diketahui dengan
berubahnya CuSO4 anhidrat berwarna putih menjadi berwarna biru yang
berarti bersifat hidrat.
d. Alkohol direaksikan dengan KMnO4 dan asam sulfat sehingga etanol
mengalami oksidasi menghasilkan asam etanoat. Larutan yang
dihasilkan berwarna coklat tua. Dan seperti reaksi yang terjadi adalah :
12KMnO4 + 6H2SO4 + 5C2H5OH
6K2SO4 + 12MnO + 3CO2 +
21H2O.
e. Reaksi antara logam Na dengan alkohol menghasilkan gelembunggelembung, gelembung tersebut terjadi karena adanya gas hidrogen, dan
suhunya juga meningkat, dikarenakan terjadi reaksi oksidasi yang
menyerap panas. Reaksi etanol dengan logam natrium ini akan berubah
menjadi senyawa natrium etoksida.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muzamil Eltejani Mohammad., et al. 2015. Temperature Compensation in pH


meter-A Survey. SUST Journal of Engineering and Computer Science
(JECS), Vol. 16, No. 2, 2015
Beuhler, A. 2013. Diacid Market to Grow and Expand Into an Array of Novel
Products with Superior Properties. Journal of Renewable Science
Caliskan, Mahmut. 2000. The Metabolism of Oxsalic Acid. Mustafa Kemal
University, Department of Biology 31040 Hatay-Turkey
Debataraja, Aminuddin., Robeth V Manurung. 2011. Mikrofabrikasi Elektroda
untuk Aplikasi Deteksi Konsentrasi [H+] dengan Teknologi Lapisan
Tebal. Jurnal Ilmiah Elite Elektro, Vol.2, No. 1, Maret 2011:7-12
Fessenden, Ralp J., et al. 1999. Kimia Organik Jilid 2 Edisi Ketiga. Jakarta:
Erlangga
Gusmita, Winda., Emdeniz., Djufri Mustafa. 2013. Studi Toksisitas Nito Anilin
berdasarkan Hubungan Kuantitatif Struktur-Aktivitas (HKSA) Toksik
Amina Aromatik. Jurnal Kimia Unand (ISSN No. 2303-3401), Volume 2
Nomor 1, Maret 2013
Haekal, M. H. 2009. Pemanfaatan Tulang Keong untuk Produksi Asam Phospat:
Optimasi Menggunakan Response Surface Methodology. Jurnal Teknik
Kimia Undip
Hapsari, Nur. 2008. Proses Pemisahan Ion Natrium (Na) dan Magnesium (Mg)
dalam Bittern (Buangan) Industri Garam dengan Membran Elektrolisis.
Jurnal Teknik Kimia, Volume 3, No. 1, September 2008
Hart, Harold. 1983. Kimia Organik Edisi Keenam. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Hussain., et al. 2010. Kinetic and Mechanistic Study of Oxidation of Ester by
KMnO4. International Journal of ChemTech Research
Kasih, Ranti Yulia. 2012. Pengaruh Penambahan Abu Sekam Terhadap Kuat
Tekan Mortar Dengan Perendaman Asam Sulfat dan Anaisis Larutan.
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Airlangga. Malang. Volume 1, No.1,
Hal.114-115, November 2012.
Keenan, Charles W. 1986. Ilmu Kimia Untuk Universitas edisi Keenam Jilid 2.
Penerbit Erlangga. Jakarta.
Kuchel, P., George, B.R. Schaums Easy Outline Biokimia. Erlangga. Jakarta.
Mastuti, E. 2005. Pembuatan Asam Oksalat dari Sekam Padi. Ekuilibrium.
Volume IV.No.1.
Nikam, Vaibhav G., et al. Study of Nerium Odoratum as Natural, Economical and
Effective Alternative to Synthetic Indicator and Litmus Paper.
International Journal Of Oharmaceutical and Chemical Sciences. Vol. 3
(2) Apr-Jun 2014
Petrucci, Ralph H. 1985. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi
Keempat Jilid 3. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Santi, Sintha Soraya. 2008. Pembuatan Alkohol dengan Proses Fermentasi Buah
Jambu Mete Oleh Khamir Sacharomices Cerevesiae. Jurnal Penelitian
Ilmu Teknik, Volume 8, No. 2, Desember 2008.
Siregar, Yusraini Dian Inayati. 2009. Pembuatan Kertas Indikator Asam Basa dari
Bunga Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
Wilbraham, C Antony., et al. 1992. Pengantar Kimia Organik dan Hayati.
Terjemahan Suminar Achmadi. Bandung: Penerbit ITB

Anda mungkin juga menyukai