Anda di halaman 1dari 2

PEMURNIAN ASAM BENZOAT

DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK REKRISTALISASI

Tanggal praktikum awal : 27 Februari 2019


Tanggal praktikum akhir : 27 Februari 2019

A. Tujuan Praktikum
1. Memisahkan asam benzoat dari pengotornya dengan menggunakan teknik rekristalisasi
2. Menentukan titik leleh dan bentuk kristal asam benzoat yang diperoleh untuk menentukan
kemurniannya

B. Dasar Teori
Rekristalisasi adalah cara pemurnian zat padat dari campuran atau pengotornya
dengan cara menggunakan zat ini setelah dilarutkan dalam pelarut yang cocok. Prinsip
rekristalisasi adalah perbedaan kelarutan antara zat yang akan dimurnikan dengan kelarutan
zat pencemarnya. (Tim Kimia Organik 1, tanpa tahun: 10)
Solidifikasi (pemadatan) dan kristalisasi mengacu pada proses perubahan cairan
menjadi padatan. Tetapi kristalisasi adalah istilah yang lebih spesifik yang mengacu pada
terbentuknya bahan padatan yang sangat tersusun. (Whitten, 2010: 451)
Rekristalisasi adalah salah satu cara (metode) yang paling ampuh untuk pemurnian
padatan yang bergantung pada perbedaan kelarutan zat yang diinginkan dengan
kontaminannya (pengotornya). Produk yang tidak murni dilarutkan dan diendapkan kembali,
berulang kali, jika perlu dengan kontrol yang sangat hati-hati dari faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kelarutan. Memanipulasi kelarutan membutuhkan pemahaman akan
kesetimbangan yang terjadi antara zat yang tidak larut dan larutannya. Pada rekristalisasi,
suatu larutan mulai mengendapkan senyawa ketika larutan tersebut memasuki titik jenuh
senyawa tersebut. Pada proses pelarutan, pelarut menyerang padatan dan mensolvasi padatan
tersebut sampai ke partikel-partikelnya. Saat proses pengendapan, proses balik terjadi; gaya
tarik zat terlarut dengan zat terlarut kembali terbentuk saat zat terlarut meninggalkan pelarut.
Sering juga, gaya tarik terlarut dengan zat pelarut masih tetap bertahan seiring proses
pengendapan, dan pelarut menggabungkan diri menjadi padatan. Ketika litium sulfat (Li2SO4)
mengendap dari air, air terbawa menjadi padat menjadi satu molekul air dalam setiap rumus
kimianya: 2 Li2+ (aq) + SO42- (aq) + H2O (l) → Li2SO4.H2O (s), ikatan pelarut yang longgar
tersebut disebut kristalisasi pelarut. Melarutkan dan kemudian mengendapkan kembali
senyawa kemungkinan dapat menghasilkan material dengan rumus kimia yang berbeda dan
begitu pula massanya. Sebagai konsekuensinya, reksristalisasi untuk pemurnian reaksi produk
harus benar-benar direncanakan dengan hati-hati. (Oxtoby, 2008: 678-679)
Keberhasilan kristalisasi bergantung pada besarnya perbedaan kelarutan zat pada
pelarut panas dan pada pelarut yang sama dalam keadaan dingin. Secara alami, ketika
pengotor sama-sama mudah larut baik dalam pelarut panas maupun dingin, pemurnian yang
efektif tidak bisa dicapai dengan mudah melalui kristalisasi. Bagaimanapun, zat masih tetap
bisa dimurnikan melalui kristalisasi walaupun saat zat yang diinginkan dan pengotornya
memiliki kelarutan yang sama, tetapi hanya jika jumlah pengotor tersebut cukup kecil
dibandingkan total padatan. Zat yang di inginkan akan mengkristal saat proses pendinginan,
sedangkan pengotornya tidak. (Pavia, 1976: 507)
Perubahan dari cair menjadi padat disebut pembekuan, dan proses sebaliknya disebut
pelelehan atau peleburan. Titik leleh (melting point) suatu padatan atau titik beku suatu cairan
adalah suhu pada saat fase padat dan cair berada dalam kesetimbangan. Titik leleh normal
atau titik beku normal suatu zat adalah titik leleh atau titik beku yang diukur pada tekanan 1
atm. Biasanya kita menghilangkan kata "normal" dalam merujuk titik leleh saat pada tekanan
1 atm. (Chang, 2005: 391)
Asam benzoat (C6H5COOH) adalah padatan kristal berwarna putih dan merupakan
asam karboksilat aromatik yang paling sederhana. Asam lemah ini beserta garamnya
digunakan sebagai pengawet makanan. (Vogel, 1979: 287)

Anda mungkin juga menyukai