PERHITUNGAN MIKROBIA
A. Tujuan
Tujuan dari praktikum acara III Perhitungan Mikroba ini adalah untuk:
a. Mahasiswa dapat melakukan perhitungan mikroba secara langsung
dengan menggunakan Haemocytometer.
b. Maasiswa dapat melakukan perhitungan mikroba secara tidak langsung
dengan metode cawan.
B. Tinjauan Pustaka
Pertumbuhan artinya pertambahan substansi hidup yang tidak reversibel
biasanya disertai pertambahan ukuran dan pembelahan sel. Pada organisme
bersel banyak, ukurannya bertambah sedangkan pada organisme bersel satu
jumlah selnya yang bertambah. Meskipun demikian pada organism yang
bersel satu harus dibedakan pertambahan jumlah atau bertambahnya massa
sel (Schlegel, 1994).
Semua mikroorganisme memerlukan kondisi lingkungan tertentu untuk
pertumbuhan
dan
perbanyakannya.
Terdapat
beberapa
faktor
yang
cepat
tetapi aktivitas
ini hanya
stasioner, jumlah sel yang dihasilkan seimbang dengan jumlah sel yang
mati. Akhirnya laju pertumbuhan menurun atau bisa juga disebut sebagai
fase penurunan.
b. Makanan mengandung
beberapa
nutrient
yang
diperlukan
oleh
tiga
kelompok
berdasarkan
suhu
pertumbuhan
yang
volume ini diketahui dan jumlah sel dalam tiap-tiap kotak dapat terlihat dan
dihitung,
maka
jumlah
sel/ml
larutan
asal
dapat
diketahui
5. Jika digunakan dua cawan petri (duplo) per pengenceran, data yang
diambil harus dari kedua cawan tersebut, tidak boleh diambil salah satu
meskipun salah satu dari cawan duplo tersebut tidak memenuhi syarat
diantara 30 dan 300.
(Fardiaz, 1993).
Prosedur penumbuhan dalam agar untuk perhitungan sel-sel hidup
adalah prosedur yang paling sederhana. Dimana suatu contoh suspensi sel
atau bahan pangan homogenate diinokulasi ke dalam atau ke atas media
nutrient agar dan setelah diinkubasi, jumlah koloni yang terbentuk dihitung.
Karena satu koloni terbentuk dari satu sel maka jumlah koloni menunjukkan
jumlah sel dalam larutan asalnya. Prosedur ini hanya menghitung sel-sel yang
hidup dan sangat peka. Suspensi contoh yang mengandung sejumlah kecil sel
hingga 20 sel/ml masih dapat dihitung. Keuntungan lain adalah kemungkinan
untuk mengetahui berbagai jenis organisme yang berada dalam contoh dari
perbedaan bentuk koloni yang tumbuh dan kemungkinan mengisolasi tipe
koloni yang paling dominan untuk identifikasi taksonomi. Beberapa kerugian
dari perhitungan sel yang hidup adalah :
1. Kemungkinan terjadinya suatu koloni dari lebih satu sel seperti pada
organisme yang berbentuk pasangan, rantai atau kelompok-kelompok sel.
Hal tersebut dapat memperkecil perhitungan jumlah sel sebenarnya.
2. Kemungkinan adanya berbagai tipe sel dalam contoh yang tidak mau
tumbuh dalam media agar yang digunakan atau yang berada di
dalam suhu, pH, tekanan oksigen dari inkubasi yang dilakukan.
3. Koloni dari beberapa mikroorganisme terutama dari contoh bahan
pangan, kedang-kadang menyebar dipermukaan media agar,
sehingga
menutupi
pertumbuhan
dan
perhitungan
jenis
mikroorganisme lainnya.
4. Suspensi sel, termasuk bahan pangan homogenate perlu pengenceran
secara aseptik, sehingga sejumlah koloni yang terbentuk dalam satu
cawan petri adalah ai antara 30 dan 300. Jumlah koloni kurang dari
30 menghasilkan hitungan yang kurang teliti secara statistik, sedang
dipermukaan medium agar nutrien, dalam cawan petri dengan jarum pindah
(lup inokulasi). Diantara garis-garis gores akan terdapat sel-sel yang cukup
terpisah-pisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni-koloni terpisah
(Pelczar, 1986).
Perhitungan total bakteri hidup merupakan cara standar yang dapat
dilakukan. Metode ini disebut baik karena mereka memfasilitasi analisis atau
memungkinkan pembacaan cepat hasil. Metode ini meningkatkan efisiensi di
laboratorium, meskipun dalam beberapa mereka waktu inkubasi mirip dengan
yang ada pada metode konvensional (Beloti et al., 2002).
Metode hitungan cawan merupakan cara yang paling sensitif untuk
menghitung jumlah mikroba karena beberapa alasan yang menguntungkan,
yaitu :
1. Hanya sel yang masih hidup yang dihitung.
2. Beberapa jenis mikroba dapat dihitung sekaligus.
fakultatif),
serta
pada
permukaan.
Namun,
beberapa
mikroorganisme yang relatif peka panas dapat rusak oleh agar meleleh.
Metode spread plate menghindari masalah ini dan memungkinkan
pengamatan berbagai jenis koloni lebih mudah karena memungkinkan juga
pemilihan isolat (Alatossava et al., 2007).
Mikroorganisme dibiakkan di laboratorium pada bahan nutrien yang
disebut medium. Banyak sekali medium yang tersedia, macam-macamnya
bergantung
kepada
banyak
factor,
salah
satu
diantaranya
ialah
terdiri
dari
D-galaktosa
dan
3,6-anhidrogalaktosa
yang
disambungkan secara liniar dan silih berganti oleh ikatan -1,4 dan ikatan 1,3.
Agar diperoleh dari jenis Gelidium. Agar tidak dipengaruhi oleh kebanyakan
mikroorganisme. Hanya saja dapat diisolasi beberapa bakteri dari laut dan
ganggang laut yang menghidrolisis agar. Kerusakan agar dapat diketahui dari
berkurangnya jumlah koloni bakteri dalam lapisan agar (Schlegel, 1994).
Khamir (ragi) adalah mikroorganisme bersel tunggal dengan ukuran
antara 5 dan 20 mikron. Biasanya berukuran 5 sampai 10 kali lebih besar dari
bakteri. Terdapat berbagai macam bentuk ragi, dan bentuk ini seringkali
tergantung pada cara pembelahan selnya. Sel-sel khamir sering dijumpai
secara tunggal tetapi apabila anak-anak sel tidak dilepaskan dari induknya
setelah pembelahan maka akan terjadi bentuk yang disebut pseudomiselium.
Khamir tidak bergerak karena itu tidak mempunyai struktur tambahan di
bagian luarnya seperti flagella. Beberapa jenis khamir membentuk kapsul di
sebelah luar. Seperti bakteri, sel-sel khamir mempunyai lapisan dinding luar
yang terdiri dari polisakarida kompleks dan di bawahnya terletak membran
sel. Khamir dapat tumbuh dalam media cair dan padat dengan cara yang sama
jumlah yang dapat dihitung, dimana jumlah yang terbaik adalah antara 30
sampai 300. Pengenceran biasanya dilakukan secara desimal yaitu 1:10 ,
1:100, 1:1000, dan seterusnya. Pengenceran secara desimal memudahkan
dalam perhitungan jumlah koloni. Faktor pengenceran dapat dihitung dengan
rumus tingkat pengenceran dikalikan dengan jumlah yang ditumbuhkan.
Sedangakan jumlah koloni dapat dihitung dengan rumus jumlah koloni
dikalikan dengan 1/faktor pengenceran (Fardiaz, 1993).
Hemositometer adalah ruang kaca atau gelas yang dirancang
sedemikian rupa dengan sisi-sisi yang ditinggikan yang memiliki penutup
kecil tembus cahaya yang tepat 0,1 mm diatas lantai ruang. Untuk
menghitung ruang yang disketsa yaitu pada jumlah area permukaan yang
berukuran 9 mm2. Menghitung konsentrasi didasarkan pada volume dibawah
penutup kecil. Panjang persegi mempunyai volume sebesar 0,0001 ml (lebar
x panjang x tinggi : 0,1 cm x 0,1 cm x 0,1 cm) (Hansen, 2013).
C. Metodologi
1. Alat
a. Bunsen
b. Erlenmeyer
c. Gelas penutup
d. Haemocytometer
e. Kertas pembungkus
f. Mikroskop
g. Cawan Petri
h. Pipet ukur 1 ml
i. Tabung reaksi
j. Vortex
2. Bahan
a. Aquades steril 9 ml
b. Es teh
c. Medium Nutrien Agar
3. Cara Kerja
a. Perhitungan Jumlah Bakteri secara Langsung
Larutan detergen
Aquades, alkohol
Pembilasan
Pengeringan angin
Suspensi yeast
9 ml aquades steril
(pengenceran I : 10-1 )
1 ml pengenceran 10-1 + 9 ml
aquades (pengenceran 10-2 )
-2
1 ml suspensi pengenceran 10
+ 9 ml aquades (pengenceran
10-3 )
Penggojogkan
Pengambilan 1 ml
Aquades 9 ml 10-5
Rata-rata
15.8
15.6
21.2
13.6
12
9
8.8
9
17.8
Jumlah Mikroba/ml
3.95 x 109
3.9 x 109
5.3 x 109
3.4 x 109
3 x 109
2.25 x 109
2.2 x 109
2.25 x 109
4.45 x 109
Ada berbagai macam cara untuk mengukur jumlah sel, antara lain
dengan hitungan cawan (plate count), hitungan mikroskopis langsung (direct
microscopic count), atau secara elektronis dengan bantuan alat yang disebut
penghitung coulter (coulter counter). Cara lain untuk menentukan jumlah sel
ialah dengan menyaring sampel dengan suatu saringan membran, saringan
tersebut lalu diinkubasi pada permukaan medium yang sesuai. Pada metode
hitungan mikroskopis langsung, sampel ditaruh di suatu ruang hitung (seperti
hemasitometer) dan jumlah sel dapat ditentukan secara langsung dengan
bantuan mikroskop. Keuntungan metode ini ialah pelaksanaannya cepat dan
tidak memerlukan banyak peralatan. Namun kelemahannya ialah tidak
membedakan sel-sel yang hidup dari yang mati. Kelemahan lainnya ialah
sulitnya menghitung sel yang berukuran sangat kecil seperti bakteri karena
ketebalan hemasitometer tidak memungkinkan digunakannya lensa obyektif
celup minyak (Hadioetomo, 1990).
Metode yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah mikroba di
dalam bahan pangan terdiri dari metode hitungan cawan, Most Propable
Number (MPN), dan metode hitungan mikroskopik langsung. Dari metodemetode tersebut yang paling banyak digunakan adalah metode hitungan
cawan. Prinsip dari metode hitungan cawan yaitu jika sel mikroba yang masih
hidup ditumbuhkan pada medium agar, maka sel mikroba tersebut akan
berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dengan
mata tanpa menggunakan mikroskop. Metode hitungan cawan merupakan
cara yang paling sensitif untuk menghitung jumlah mikroba. Metode hitungan
cawan sendiri dibedakan atas dua cara, yaitu metode tuang (pour plate) dan
metode permukaan (surface/ spread plate) (Fardiaz, 1993).
Pada percobaan perhitungan mikroba, hemasitometer adalah alat yang
digunakan untuk menghitung mikroba secara langsung dengan bantuan
mikroskop cahaya. Mikroskop cahaya digunakan untuk membantu melihat
yeast yang ada pada kotak perhitungan. Terdapat lima kotak perhitungan yang
ada pada hemasitometer yaitu pada sisi kanan atas, kiri atas, kanan bawah,
kiri bawah dan tengah.
Kaca slide (hemasitometer) yang terdiri dari kotak-kotak kecil dengan
ukuran tertentu dan luas tertentu dan dibentuk sedemikian rupa sehingga
suatu larutan tipis yang diketahui tebalnya dapat diletakkan di antara kaca
slide ini dengan gelas penutupnya. Dengan demikian volume cairan yang
berada di tiap-tiap kotak dapat diketahui secara pasti. Oleh karena volume ini
diketahui dan jumlah sel dalam tiap-tiap kotak dapat terlihat dan dihitung,
maka jumlah sel/ml larutan asal dapat diketahui (Buckle etal., 1987).
sehingga
sukar
membedakan
selsel
individu.
Cara
menambahkan bahan anti gumpal seperti dinatrium etilenadiaminatetraasetat dan Tween 80 sebanyak 0,1% (Hadioetomo, 1990).
Pada praktikum kali ini dimaksudkan untuk mengetahui jumlah bakteri
yang hidup dengan menggunakan alat haemacytometer. Dimana dengan alat
tersebut lebih memudahkan kita dalam menghitung jumlah sel yang terdapat
dalam sampel dan tidak memerlukan banyak waktu untuk pelaksanaannya.
Pada hasil praktikum didapatkan data jumlah mikrobia per ml, yaitu 3.95x109,
3.9 x109, 5.3 x109, 3.4 x109, 3 x109, 2.25 x109, 2.2 x109, 2.25 x109, dan 4.45
x109. Data tersebut didapatkan dari hasil pembagian antara rata-rata sel yang
dibagi dengan 4 dan dikalikan dengan 106 dan fp. Data yang didapatkan
berbeda-beda pada masing-masing kelompok dan hal tersebut dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor.
khamir
seperti
Saccharomyces
cerivisae,
tunas
dapat
Widiastuti
(1984)
Untuk
pertumbuhannya,
yeast
memerlukan energi dari karbon. Gula adalah substrat yang lebih disukai,
oleh karenanya konsentrasi gula sangat mempengaruhi kualitas alkohol yang
dihasilkan. Untuk yeast, pH optimal untuk pertumbuhannya ialah berkisar
antara 4-4,5. Pada pH 3 atau lebih rendah lagi, maka fermentasi alkohol akan
berjalan dengan lambat. Kandungan gas karbondioksida sebesar 15 gram/l
(kira-kira 7,2 atm) akan menyebabkan terhentinya pertumbuhan yeast.
Tabel 3.2 Hasil Pengamatan dan Perhitungan Mikroba Beberapa Sampel
Jumlah
Sampe
Tingkat
Jumlah
Kel
Rata-Rata
Mikroba
l
Pengenceran
Koloni
(cfu/ml)
-3
1
10
135
1.8 x 105
15
10-3
226
Jus
2
10-4
256
4.5 x 106
6.7 x 106
-4
3
10
652
Jambu
4
10-5
80
6.7 x 106
-5
5
10
55
13
10-3
631
3.6 x 105
-3
6
10
92
7
10-4
155
5.5 x 106
Es Teh
4.2 x 106
-4
8
10
960
9&
10-5
42
4.2 x 106
10
Sumber : Laporan sementara
dimasukkan agar cair steril yang telah didinginkan sampai 500C sebanyak
kira-kira 15 ml. Selama penuangan medium, tutup cawan tidak boleh dibuka
terlalu lebar untuk menghindari kontaminasi dari luar. Segera setelah
penuangan, cawan petri digerakkan diatas meja secara hati-hati untuk
menyebarkan sel-sel mikroba secara merata, yaitu dengan gerakan
melingkar atau gerakan seperti angka delapan. Setelah agar memadat,
cawan-cawan tersebut diinkubasikan di dalam inkubator dengan posisi
terbalik. Inkubasi dilakukan pada suhu dan waktu tertentu sesuai dengan
jenis mikroba yang akan dihitung. Medium agar yang digunakan juga
disesuaikan dengan jenis mikroba yang akan ditumbuhkan. Selama
inkubasi, sel-sel yang masih hidup akan tumbuh dan membentuk koloni
yang dapat terlihat langsung oleh mata (Fardiaz, 1993).
Berdasarkan tabel 3.2 diatas dapat diketahui jumlah mikroba pada
masing-masing sampel, yaitu jus jambu dan es teh. Pada praktikum kali ini
digunakan pengenceran 10-3, 10-4,
koloni-koloni
terisolasi,
dapat
diisolasi
biakan
murni
tentukan
rata-rata
dari
kedua
nilai
tersebut
dengan
tertinggi dan terendah lebih besar dari 2, yang dilaporkan hanya hasil
yang terkecil.
(Nugraheni, 2010).
Pada hasil praktikum nilai jumlah mikroba tiap sampel berbeda,
dimana pada sampel jus jambu sebsesar 5650000 cfu/ml dan pada sampel es
the sebesar 4890000 cfu/ml. Perbedaan hasil tersebut dipengaruhi oleh
perbedaan kandungan gizi dari sampel yang mempengaruhi nilai jumlah
mikroba (Atlas, 1946).
Nutrien agar adalah kultur media yang digunakan untuk petumbuhan
mikroorganisme. Mikroorganisme membutuhkan nutrisi untuk sumber
energi dan kondisi lingkungan yang baik untuk tumbuh dan bereproduksi.
Kultur media digunakan di laboratorium untuk menyediakan kebutuhan
nutrisi
yang
berguna
untuk
pertumbuhan
dan
perkembangan
(Arulanantham, 2012).
Agar merupakan campuran agarosa dan agaropektin. Polisakarida
utamanya
terdiri
dari
D-galaktosa
dan
3,6-anhidrogalaktosa
yang
disambungkan secara liniar dan silih berganti oleh ikatan -1,4 dan ikatan
1,3. Agar diperoleh dari jenis Gelidium. Agar tidak dipengaruhi oleh
kebanyakan mikroorganisme. Hanya saja dapat diisolasi beberapa bakteri
dari laut dan ganggang laut yang menghidrolisis agar. Kerusakan agar dapat
diketahui dari berkurangnya jumlah koloni bakteri dalam lapisan agar
(Schlegel, 1994).
Prinsip hitungan cawan dapat digunakan untuk menghitung jumlah
mikroba di dalam contoh, yaitu dengan menggunakan Plate Count Agar
(PCA) sebagai medium pemupukan. PCA (Plate Count Agar) adalah suatu
medium yang mengandung 0,5% tripton, 0,25% ekstrak khamir, dan 0,1 %
glukosa sehingga semua mikroba termasuk bakteri, kapang, dan khamir
dapat tumbuh dengan baik pada medium tersebut. Komposisi medium
Nutrient Agar (NA) adalah ekstrak sapi 3 g, pepton 5 g, agar 15 g, air
destilata 1000 ml, pH 6.8. Komposisi Plate Count Agar (PCA) adalah
dengan
menggunakan
metode
cawan
memiliki
E. Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum acara III Perhitungan Mikroba antara lain :
1. Adapun yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme adalah waktu,
suhu, pH, Oksigen, kelembaban.
2. Metode yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam
bahan pangan terdiri dari metode hitungan cawan, Most Propable
Number (MPN), dan metode hitungan mikroskopik langsung.
3. Untuk mendapatkan hasil analisis mikrobiologi digunakan suatu standar
yang disebut Standar Plate Count (SPC), yang menjelaskan mengenai
cara menghitung koloni pada cawan serta cara memilih data yang ada
untuk menghitung jumlah koloni didalam suatu contoh.
4. Pada perhitungan langsung didapatkan data yang memiliki jumlah mikroba
paling banyak adalah kelompok 5 dengan hasil 106 dan jumlah dalam per
ml adalah 5.3 x 109 .
5. Hemasitometer adalah alat yang digunakan untuk menghitung mikroba
secara langsung dengan bantuan mikroskop cahaya.
6. Pada perhitungan tak langsung didapatkan 1 angka rata-rata mikroba yang
tidak memenuhi syarat perhitungan dan hal tersebut berlaku pada sampel
jus jambu maupun es teh.
6.7 x 106 cfu/ml pada sampel jus jambu dan 4.2 x 106 cfu/ml pada sampel
es teh.
DAFTAR PUSTAKA
Alatossava, P-Munsch, et al. 2007. A Faster and More Economical Alternative to
the Standard Plate Count (SPC) Method for Microbiological Analyses of
Raw Milks. Journal of Communicating Current Research and Educational
Topics in Applied Microbiology, 2007. Finland.
Atlas, Ronald M., Richard Bartha. 1946. Microbial Ecology Fundamentals and
Application. Addison-Wesley Publishing Company. Philipines.
Arulanantham, Ravathie., et al. 2012. Alternative Culture Media for Backterial
Growth Using Different Formulation of Protein Sources. Scholar Research
Library Vol. 2 No. 6 Hal : 697-700.
Beloti, Vanerli, et al. 2002. Quality of Pasteirized Milk Influences the
Performance of Ready-To-Use Systems for Enumeration of Aerobic
Microorganisms. Journal of International Diary No.12, 2002. Brazil.
Boulos, Lina., et al. 1999. Application of a New Rapid Staining Method for Direct
Enumeration of Viable and Total Bacteria In Drinking Water. Journal of
Microbiology Methods Vol 37 Hal : 77-86.
Buckle, K.A., et al. 1987. Ilmu Pangan. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).
Fardiaz, Srikandi. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. Raja Grafinda Persada:
Jakarta.
Gaman, P.M., K.B Sherrington. 1992. Ilmu Pangan : Pengantar Ilmu Pangan,
Nutrisi dan Mikrobiologi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Hadioetomo, Ratna Siri. 1990. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Jakarta:
Gramedia.
Nisa, Ana Syarifatun., Utami Sri Hastuti., Agung Witjoro. 2011. Analisis
Mikrobiologi Minuman The Seduhan Berbeda Merk Berdasarkan Nilai
MPN Coliform Di Kota Malang. Biologi, Sains, Lingkungan, dan
Pembelajaran dalam Upaya Peningkatan Daya Saing Bangsa, Seminar
Nasional IX Pendidikan Biologi FKIP UNS.
Nugraheni, Ratna. 2010. Analisis Mikrobiologis Abon Ikan Tuna dan Kecap.
Universitas Sebelas Maret. Surakarta
Pelczar, Michael J., E.C.S Chan. 1986. Mikrobiologi. Universitas Indonesia (UIPress). Jakarta.
Rahayu, Asih. 2005. Deteksi Adanya Bakteri pada Air Minum dalam Kemasan
Galon. Surabaya.
Satife, et al. 2009. Potensi Yeast pada Pengurangan Konsentrasi Uranium dalam
Limbah Organik Tbp-Kerosin yang Mengandung Uranium. Prosiding
Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah IX, 2009.
Schelegel, Hans G. 1994. Microbiologi Umum : edisi 6. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.
Widiastuti, Dian dan Eska Pramesti. 1984. Proses Pembuatan Anggur dari Buah
Rambutan. Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas
Diponegoro.
LAMPIRAN
A. Perhitungan Mikroba secara Langsung
Luas kotak sedang = P x l
= 0.2 mm x 0.2 mm
= 0.04 mm2
Volume
=Lxt
= 0.04 mm2 x 0.1 mm
= 0.004 mm3
1 ml
= 1 cm3
0.004 mm3 = 4 x 10-6 cm3
= 4 x 10-6 ml
Rumus umum :
Jumlah mikroba/ml =
Kelompok 1 dan 2
Jumlah mikroba/ml
15.8
x 106 x 103
4
Kelompok 3 dan 4
Jumlah mikroba/ml
15.6
x 106 x 103
4
Kelompok 5
Jumlah mikroba/ml
21.2
6
3
x 10 x 10
4
13.6
6
3
x 10 x 10
4
Kelompok 8 dan 9
Jumlah mikroba/ml
12
x 106 x 103
4
= 3 x 109 cfu/ml
Kelompok 10
Jumlah mikroba/ml
9
x 106 x 103
4
Kelompok 11 dan 12
Jumlah mikroba/ml
8.8
x 106 x 10 3
4
9
x 106 x 103
4
Kelompok 15
Jumlah mikroba/ml
17.8
x 106 x 103
4
b. Kelompok 2 dan 3
x
256 +652
2
= 454 x 104
= 4.5 x 106
c. Kelompok 4 dan 5
x
80+55
2
= 6.7 x 106
d. Kelompok 13 dan 16
631+ 92
x
=
2
= 361.5 x 103
= 3.6 x 105
e. Kelompok 7 dan 8
155+ 960
x
=
2
= 557.5 x 104
= 5.5 x 106
f. Kelompok 9 dan 10
x
= 4.2 x 106