Anda di halaman 1dari 21

Total Plate Count (TPC)

Prinsip dari metode hitungan cawan atau Total Plate Count (TPC) adalah menumbuhkan sel
mikroorganisme yang masih hidup pada media agar, sehingga mikroorganisme akan
berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung dengan mata
tanpa menggunakan mikroskop. Metode ini merupakan metode yang paling sensitif untuk
menentukan jumlah mikroorganisme.Dengan metode ini, kita dapat menghitung sel yang masih
hidup, menentukan jenis mikroba yang tumbuh dalam media tersebut serta dapat mengisolasi
dan mengidentifikasi jenis koloni mikroba tersebut.
Pada metode ini, teknik pengenceran merupakan hal yang harus dikuasai.Sebelum
mikroorganisme ditumbuhkan dalam media, terlebih dahulu dilakukan pengenceran sampel
menggunakan larutan fisiologis.Tujuan dari pengenceran sampel yaitu mengurangi jumlah
kandungan mikroba dalam sampel sehingga nantinya dapat diamati dan diketahui jumlah
mikroorganisme secara spesifik sehingga didapatkan perhitungan yang tepat.Pengenceran
memudahkan dalam perhitungan koloni (Fardiaz, 1993). Menurut Waluyo (2005), tahapan
pengenceran dimulai dari membuat larutan sampel sebanyak 10 ml (campuran 1 ml/1gr sampel
dengan 9 ml larutan fisiologis). Dari larutan tersebut diambil sebanyak 1 ml dan masukkan
kedalam 9 ml larutan fisiologis sehingga didapatkan pengenceran 10-2. Dari pengenceran 10-2
diambil lagi 1 ml dan dimasukkan kedalam tabung reaksi berisi 9 ml larutan fisiologis sehingga
didapatkan pengenceran 10-3, begitu seterusnya sampai mencapai pengenceran yang kita
harapkan.Secara keseluruhan, tahap pengenceran dijelaskan dalam gambar berikut ini.
Teknik pengenceran Sampel

Setelah dilakukan pengenceran, kemudian dilakukan penanaman pada media lempeng


agar.Setelah diinkubasi, jumlah koloni masing-masing cawan diamati dan dihitung.Koloni
merupakan sekumpulan mikroorganisme yang memiliki kesamaan sifat seperti bentuk, susunan,
permukaan, dan sebagainya. Sifat-sifat yang perlu diperhatikan pada koloni yang tumbuh di
permukaan medium adalah sebagai berikut:
 Besar kecilnya koloni. Ada koloni yang hanya berupa satu titik, namun ada pula yang
melebar sampai menutup permukaan medium.
 Bentuk. Ada koloni yang bulat dan memanjang. Ada yang tepinya rata dan tidak rata.
 Kenaikan permukaan. Ada koloni yang rata dengan permukaan medium, ada pula yang
timbul diatas permukaan medium.
 Halus kasarnya pemukaan. Ada koloni yang permukaannya halus, ada yang
permukaannya kasar dan tidak rata.
 Wajah permukaan. Ada koloni yang permukaannya mengkilat da nada yang
permukaannya suram.
 Warna. Kebanyakan koloni bakteri berwarna keputihan atau kekuningan.
 Kepekatan. Ada koloni yang lunak seperti lender, ada yang keras dan kering.
Selanjutnya perhitungan dilakukan terhadap cawan petri dengan jumlah koloni bakteri antara 30-
300.Perhitungan Total Plate Countdinyatakan sebagai jumlah koloni bakteri hasil perhitungan
dikalikan faktor pengencer.
Keuntungan dari metode TPC adalah dapat mengetahui jumlah mikroba yang dominan.
Keuntungan lainnya dapat diketahui adanya mikroba jenis lain yang terdapat dalam
contoh.Adapun kelemahan dari metode ini adalah:
 Memungkinkan terjadinya koloni yang berasal lebih dari satu sel mikroba, seperti pada
mikroba yang berpasangan, rantai atau kelompok sel.
 Memungkinkan ini akan memperkecil jumlah sel mikroba yang sebenarnya.
Kemungkinan adanya jenis mikroba yang tidak dapat tumbuh karena penggunaan jenis
media agar, suhu, pH, atau kandungan oksigen selama masa inkubasi.
 Memungkinkan ada jenis mikroba tertentu yang tumbuh menyebar di seluruh permukaan
media,sehingga menghalangi mikroba lain. Hal ini akan mengakibatkan mikroba lain
tersebut tidak terhitung.
 Penghitungan dilakukan pada media agar yang jumlah populasi mikrobanya antara 30 –
300 koloni. Bila jumlah populasi kurang dari 30 koloni akan menghasilkan penghitungan
yang kurang teliti secara statistik, namun bila lebih dari 300 koloni akan menghasilkan
hal yang sama karena terjadi persaingan diantara koloni.
 Penghitungan populasi mikroba dapat dilakukan setelah masa inkubasi yang umumnya
membutuhkan waktu 24 jam atau lebih.
Uji Total Plate Count menggunakan media padat dengan hasil akhir berupa koloni yang dapat
diamati secara visual dan dihitung. Sebelum diuji di media padat, sampel terlebih dahulu harus
diencerkan. Pengenceran sampel dilakukan terhadap sediaan yang akan didentifikasi kemudian
ditanam pada media lempeng agar. Jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada lempeng agar
dihitung setelah inkubasi pada suhu dan waktu yang sesuai.Perhitungan dilakukan terhadap petri
dengan jumlah koloni bakteri antara 30-300.Total Plate Countdinyatakan sebagai jumlah koloni
bakteri hasil perhitungan dikalikan faktor pengencer.
Teknik pengenceran sampel dilakukan pada metode cawantuang (pour plate). Pada metode
tuang, sejumlah sampel dari hasil pengenceran sebanyak 1 ml dimasukkan kedalam cawan
petri, kemudian ditambahkan media yang telah disterilkan sebanyak 15-20 ml. Kemudian cawan
petri digoyang agar media dan sampel tercampur rata dan biarkan memadat. Hal ini akan
menyebarkan sel-sel bakteri tidak hanya pada permukaan media yang kaya oksigen, tetapi ada
pula yang tumbuh didalam media yang tidak begitu banyak mengandung oksigen. Secara
keseluruhan tahap dalam metode cawan tuang (pour plate) ini dijelaskan pada gambar berikut.
Proses inokulasi bakteri, penuangan media dan penghomogenan larutan

Sementara pada metode lainnya yaitu metode goresan, proses penanaman bakteri hanya
dilakukan di permukaan bakteri saja.Teknik ini menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi
dan waktu, tetapi memerlukan keterampilan-keterampilan yang diperoleh dengan latihan.
Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Tetapi kelemahan
metode ini adalah bakteri-bakteri anaerob tidak dapat tumbuh, karena goresan hanya dilakukan
di permukaan media saja.

Pertumbuhan bakteri pada metode Spread plate dan Pour plate

Pada gambar diatas dapat anda lihat bahwa pada metode goresan atau spread plate, bakteri
hanya tumbuh pada permkaan media yang digores saja, sementara pada metode cawan tuang
atau pour plate, bakteri tumbuh tidak hanya di permukaan media saja tetapi diseluruh bagian
media.
Dalam melakukan teknik goresan harus memperhatikan beberapa hal berikut ini, antara lain:

1. Gunakan jarum ose yang telah dingin untuk menggores permukaan lempengan media.
Jarum ose yang masih panas akan mematikan mikroorganisme sehingga tidak terlihat
adanya pertumbuhan mikroorganisme di bekas goresan.
2. Sewaktu menggores, jarum ose dibiarkan meluncur diatas permukaan lempengan. Media
agar yang luka akan mengganggu pertumbuhan mikroorganisme, sehingga sulit
diperoleh koloni yang terpisah.
3. Jarum ose harus dipijarkan kembali setelah menggores suatu daerah, hal ini dengan
tujuan mematikan mikroorganisme yang melekat pada mata jarum ose dan mencegah
kontaminasi pada penggoresan berikutnya.
4. Menggunakan tutup cawan petri untuk melindungi permukaan supaya terhindar dari
kontaminasi.
5. Membalikkan lempengan media agar untuk mencegah air kondensasi jatuh diatas
pemukaan media.
Ada beberapa teknik penggesekan, yaitu

1. Goresan T

 Lempengan dibagi menjadi 3 bagian dengan huruf T pada bagian luar cawan petri.
 Inokulasikan daerah I sebanyak mungkin dengan gerakan sinambung.
 Panaskan mata jarum ose dan biarkan dingin kembali.
 Gores ulang daerah I sebanyak 3-4 kali dan teruskan penggoresan pada daerah II
 Ulangi prosedur diatas untuk melakukan penggoresan untuk daerah III

Goresan T kuadran 3

2. Goresan Kuadran, teknik ini sama dengan goresan T, hanya lempengan agar dibagi menjadi 4

Goresan T kuadran 4

3. Goresan Radian

 Goresan dimulai dari bagian pinggir lempengan.


 Pijarkan mata jarum ose dan dinginkan kembali
 Putar lempengan agar 90 derajat dan buat goresan terputus diatas goresan sebelumnya
4. Goresan Sinambung

 Ambil satu mata ose suspense dan goreskan setengah permukaan lempengan agar
 Jangan pijarkan ose, putar lempengan 180 derajat, gunakan sisi mata ose yang sama
dan gores pada sisa permukaan lempengan agar.

Goresan Sinambung

Perhitungan Koloni Bakteri

Untuk melaporkan analisis mikrobiologi digunakan suatu standar yang disebut “Standard Plate
Count” yang menjelaskam cara menghitung koloni pada cawan serta cara memilih data yang ada
untuk menghitung jumlah koloni dalam suatu contoh. Cara menghitung koloni pada cawan harus
memperhatikan hal-hal berikut ini :
 Cawan yang dipilih dan dihitung adalah yang mengandung jumlah koloni antara 25
sampai 250.
 Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan suatu kumpulan koloni yang
besar dimana jumlah koloninya diragukan, dapat dihitung sebagai satu koloni.
 Suatu deretan atau rantai koloni yang terlihat seperti suatu garis tebal dihitung sebagai
satu koloni.
Sedangkan data yang dilaporkan sebagai Standard Plate Count (SPC) harus mengikuti
peraturan sebagai berikut (SNI 01-2897-1992):
 Dipilih cawan petri dari satu pengenceran yang menunjukkan jumlah koloni antara 25-
250 koloni.
Contoh:
Pengenceran Cawan I Cawan II Keterangan
10-2 150 350 Yang memenuhi syarat
perhitungan adalah
cawan 1
10-3 20 35 Yang memenuhi syarat
perhitungan adalah
cawan II
Jumlah koloni rata-rata Jumlahkedua cawan yang memenuhi syarat dikalikan dengan faktor
pengencerannya.
Perhitungan Total Plate Countadalah :

(150 x 1/10-2) + (25 x 1/10-3) =(150 x 102) + (25 x 103)


2 2
= 15.000 + 25.000 =20.000
2
Maka jumlah koloni dalam 1 ml adalah 20.000 cfu/ml
 Bila salah satu dari cawan petri menunjukkan jumlah koloni ≤25 atau ≥250 maka
hitunglah jumlah rata-rata koloni, kemudian dikalikan dengan faktor pengencerannya .
Contoh :
Pengenceran Cawan I Cawan II Jumlah Koloni Rata-Rata
10-2 200 300 =(200 + 300) x 10 -2

2
= 250 x 10 -2

10-3 15 25 = (15 + 25) x 10 -3

2
= 20 x 10 -3

Perhitungan Total Plate Count adalah :

= (250 x 1/10-2) + (20 x 1/10-3) = (250 x 102) + (20 x 103)


2 2
= 25.000 + 20.000
2
= 22.500

Maka jumlah koloni dalam 1 ml adalah 22.500 cfu/ml


 Bila cawan-cawan dari dua tingkat pengenceran yang berurutan menunjukkan jumlah
koloni antara 25-250  hitunglah jumlah koloni dari masing-masing tingkat pengenceran,
dikalikan dengan faktor pengencerannya dan rata-rata jumlah koloni dari kedua
pengenceran tersebut.
Contoh:
Pengenceran Cawan I Cawan II Jumlah Koloni Rata-rata
10-2 215 225 = (215 + 225) x 10 -2

2
= 220 x 10 -2

10-3 55 45 = (55 + 45) x 10 -3

2
= 50 x 10 -3

PerhitunganTotal Plate Countadalah :

= (220 x 1/10-2) + (50 x 1/10-3) = (220 x 102) + (50 x 103)


2 2
= 22.000 + 50.000
2
= 36.000

Maka jumlah koloni dalam 1 ml adalah 36.000 cfu/ml


 Bila hasil perhitungan diatas, pada tingkat pengenceran yang lebih tinggi diperoleh
jumlah koloni rata-rata ≥2kali jumlah koloni rata-rata pengenceran dibawahnya, maka
dipilih tingkat pengenceran yang lebih rendah.

 Bila tidak satupun koloni tumbuh dalam cawan, maka Total Plate Countdinyatakan
sebagai <1 dikalikan faktor pengenceran terendah.

 Jika seluruh cawan menunjukkan jumlah koloni ≥250, dipilih cawan dari tingkat
pengenceran tertinggi kemudian dibagi menjadi beberapa bagian atau sector (2,4, atau
8) dan dihitung jumlah koloni dari satu sektor

Selanjutnya ,Total Plate Count didapatkan dari hasil jumlah koloni dikalikan dengan jumlah
sektor, kemudian dihitung rata-rata dari kedua cawan dan dikalikan dengan faktor pengenceran
.
Contoh:
Jumlah sektor : 4
Pengenceran Cawan I Cawan II Jumlah Koloni
Rata-rata
10-2 Jumlah Jumlah 500 x 10 2

koloni  100 x 4= koloni  150 x 4 =


400 600

10-3 Jumlah Jumlah 750 x 10 3

koloni  175 x 4 = koloni  200 x 4 =


700 800

PerhitunganTotal Plate Countadalah :

= (500 x 1/10-2) + (750 x 1/10-3) = (500 x 102) + (750 x 103)


2 2
= 50.000 + 750.000
2
= 400.000 = 40 x 104

Maka jumlah koloni dalam 1 ml adalah 40 x 104cfu/ml

Cara Menghitung dan Membulatkan Angka

Dalam melaporkan jumlah koloni atau jumlah koloni perkiraan hanya 2 angka penting yang
digunakan, yaitu angka yang pertama dan kedua. Pembulatan angka keatas dengan cara
menaikkan angka kedua menjadi angka yang lebih tinggi jika angka ketika adalah 6,7,8,atau 9.
Gunakanlah angka 0 pada masing-masing angka pada digit berikutnya. Pembulatan angka
kebawah bila angka ketiga adalah 1,2,3, atau 4. Bila angka ketiga adalah angka 5, maka
bulatkanlah keatas jika angka kedua merupakan bilangan ganjil atau bulatkan kebawah bila
angka kedua merupakan bilangan genap.
http://duniachemistry.blogspot.co.id/2015/11/total-plate-count-tpc.html

Laporan Mikrobiologi Total Plate Count

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Beberapa cara dapat dilakukan untuk menentukan jumlah bakteri yang terdapat pada bahan
pemeriksaan. Cara yang paling sering digunakan adalah cara perhitungan koloni pada lempeng
biakan (plate count). Disamping itu terdapat juga atau dapat diadakan perhitungan langsung secara
mikroskopis.

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah mikroba salah satunya adalah
cara menghitung langsung. Cara ini pada mulanya dilakukan dalam pemeriksaan bakteri yang dapat
dalam air susu, tetapi dapat digunakan untuk penelitian lain. Dengan cara yang terhitung adalah baik
bakteri hidup maupun mati. Sehingga dengan cara ini tidak diketahui berapa jumlah bakteri hidup,
tetapi pengerjaannya lebih cepat (Irianto, 2006).

Percobaan ini dilatarbelakangi oleh perhitungan jumlah bakteri, agar para praktikan mengetahui
cara menghitung jumlah bakteri dan tekniknya.

1.2 Tujuan

 Mengetahui prinsip perhitungan dengan Metode TPC


 Mengetahui metode dalam perhitungan mikroba
 Mengetahui tujuan pengenceran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Air merupakan zat yang mutlak bagi setiap makhluk hidup. Dan kebersihan air adalah syarat
utama bagi terjaminnya kesehatan (Waluyo, 2004).

Menurut tempatnya, air dapat berada di permukaan tanah-selanjutnya air ini disebut air
permukaan, dan dapat pula berada di dalam tanah, dan selanjutnya air ini disebut air tanah. Air
hujan yang jatuh ke tanah sebagian meresap ke dalam tanah dan sebagian lain menggenang
dipermukaan anah. Hal ini bergantung pada kondisi tanah. Air hujan membawa serta
mikroorganisme-mikroorganisme yang senantiasa berhamburan di udara, lebih-lebih di udara yang
mengatasi tanah yang berdebu. Setiba ditanah, air menjadi lebih cemar lagi karena sisa-sisa makhluk
hidup (sampah), kotoran dari hewan maupun manusia, dan mungkin juga kotoran yang berasal dari
pabrik-pabrik (Waluyo, 2004).

Air tanah mengandung zat-zat anorganik maupun zat-zat organik, dan oleh karena itu
merupakan tempat baik bagi kehidupan mokroorganisme. Temperatur sekitar 30o C atau lebih
sedikit baik sekali bagi kehidupan patogen yang berasal dari hewan maupun manusia. Sinar
matahari, terutama sinar ultra ungunya, memang dapat mematikan bakteri, akan tetapi daya
tembus sinar ultra ungu ke dalam air tidak seberapa (Waluyo, 2004).

Air yang mengalir deras dan bergejolak kerena menerjang batu-batuan, kurang baik bagi
kehidupan bakteri. Air sumur (hal ini bergantung kepada lingkungan) pada umumnya lebih bersih
dari pada air permukaan, karena air yang merembes ke dalam tanah itu telah tersaring oleh lapisan
tanah yang dilewatinya (Waluyo, 2004).

Pertumbuhan dapat didefinisikan secara umum yaitu sebagai pertambahan secara teratur
semua komponen di dalam sel hidup. Dengan demikian, pertumbuhan ukuran yang diakibatkan oleh
bertambahnya air atau karena penumpukan lemak, bukan merupakan pertumbuhan. Perbanyakan
sel merupakan konsekuensi pertumbuhan. Pada organisme multiseluler, (banyak sel), yang disebut
pertumbuhan adalah peningkatan jumlah sel per mikroorganisme. Pada organisme multiseluler, (ber
sel satu), pertumbuhan adalah pertambahan jumlah sel, yang juga berarti penambahan jumlah
organisme yang membentuk populasi atau satu biakan. Pada organisme seonostik (aseluler), selama
pertumbuhan ukuran sel menjadi besar, tetapi tidak terjadi pembelahan sel (Dwidjoseputro,
2005).

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengukur atau menghitung jumlah jasad
renik yaitu:

a) Perhitungan jumlah sel

 Hitungan mikroskopis

 Hitungan cawan

 MPN (most probable number)

b) Perhitungan masa sel secara langsung

 Cara volumetrik

 Cara gravimetrik

 Turbidimetri (kekeruhan)

c) Perhitungan massa sel secara tidak langsung

 Analisis komponen sel (protein, ADN, ATP, dan sebagainya)

 Analisis produk katabolisme (metabolit primer, metabolit sekunder, panas)

 Analisis konsumsi nutrien (karbon, nitrogen, oksigen, asam amino, mineral dan sebagainya)

Pada praktikum kali ini metode yang digunakan adalah metode hitungan cawan atau TPC.
Prinsip dari metode hitungan cawan adalah bila sel mikroba yang masih hidup ditumbuhkan pada
medium, maka mikroba tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat
langsung, dan kemudian dihitung tanpa menggunakan mikroskop. Metode ini merupakan cara paling
sensitif untuk menentukan jumlah jasad renik, dengan alasam:

 Hanya sel mikroba yang hidup yang dapat dihitung

 Beberapa jasad renik dapat dihitung sekaligus


 Dapat digunakan untuk isolasi, dan identifikasi mikroba karena koloni yang terbentuk mungkin
berasal dari mikroba yang mempunyai penampang spesifik (Dwidjoseputro, 2005).

Selain keuntungan-keuntungan tersebut diatas, metode hitungan cawan juga mempunyai


kelemahan sebagai berikut:

 Hasil perhitungan tidak menunjukkan jumlah sel yang sebenarnya, karena beberapa sel yang
berdekatan mungkin membentuk koloni.

 Medium dan kondisi inkubasi yang berbeda mungkin menghasilkan jumlah yang berbeda pula.

 Mukroba yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat dan membentuk koloni yang
kompak, jelas dan tidak menyebar.

 Memerlukan persiapan dan waktu inkubasi relatif lama sehingga pertumbuhan koloni dapat dihitung

(Dwidjoseputro, 2005).

Dalam metode hitungan cawan, bahan yang dipergunakan diperkirakan mengandung lebih
dari 300 sel mikroba per ml atau per gram, memerlukan pengenceran sebelum ditumbuhkan pada
medium agar di cawan petri. Setelah diinokulasi akan terbentuk koloni dicawan petri tersebut dalam
jumlah yang dapat dihitung, dimana jumlah yang terbaik adalah diantara 30-300 koloni.
Pengenceran biasanya dilakukan secara desimal yaitu 1:10, 1:100, 1:1000 dan seterusnya. Larutan
yang digunakan untuk pengenceran dapat berupa larutan buffer fosfat, 0,85% NaCl atau larutan
ringer (Dwidjoseputro, 2005).

Metode hitungan cawan dibedakan atas dua cara, yakni metode tuang (pour plate), dan
metode permukaan (surface / spread plate). Pada metode tuang , sejumlah sampel (1ml atau 0,1ml)
dari pengenceran yang dikehendaki dimasukkan kecawan petri, kemudian ditambah agar-agar cair
steril yang didinginkan (47-50oC) sebanyak 15-20 ml dan digoyangkan supaya sampelnya menyebar.
Pada pemupukan dengan metode permukaan, terlebih dahulu dibuat agar cawan kemudian
sebanyak 0,1 ml sampel yang telah diencerkan dipipet pada permukaan agar-agartersebur.
Kemudian diratakan dengan batang gelas melengkung yang steril. Jumlah koloni dalam sampel dapat
dihitung sebagai berikut.

(Dwidjoseputro, 2005).
Perhitungan secara tidak langsung : a) Penentuan V total, b) Turbidimetri c)Penghitungan
bakteri hidup (Irianto, 2007).

1. Perhitungan jumlah bakteri secara keseluruhan

a. Menghitung langsung secara mikroskopik

Pada cara ini dihitung jumlah bakteri dalam satuan isi yang sangat kecil untuk digunakan kaca objek
khusus yang bergaris.

b. Menghitung dengan cara kekeruhan

Cara ini menggunakan spektropometer atau nefelometer. Dasar teknik ini adalah banyaknya cahaya
yang diabsorpsi sebanding dengan banyaknya sel bakteri pada batas –bats tertentu.

2. Perhitungan jumlah bakteri hidup

Perhitungan jumlah mikroorganisme dengan cara viable count atau disebut juga sebagai standar
plate count didasarkan pada asumsi bahwa setiap sel mikroorganisme hidup dalam suspensi akan
tumbuh menjadi 1 (satu) koloni setelah diinkubasikan dalam ,edia biakan dan lingkungan yang
sesuai.

Perhitungan jumlah mikroorganisme hidup (viable count) adalah jumlah minimum mikroorganisme.
Hal ini disebabkan koloni yang tumbuh pada lempengan agar merupakan gambaran mikroorganisme
yang dapat tumbuh dan berbiak dalam media dan suhu inkubasi tertentu.

Dalam perhitungan mikroorganisme sering kali diperlukan pengenceran. Dilaboratorium


pengenceran dilakukan dengan botol pengenceran seperti lazimnya dilakukan pada standar plate
count, namun dapat pula menggunakan tabung (Lay, 1994).

BAB III METODE KERJA


3.1 Waktu dan Tanggal
Pratikum keenam ini melakukan percobaan tentang Perhitungan Jumlah Mikroba, yang
dilaksanakan pada Hari Rabu, 13 April 2011 pukul 10.10 – 12.00 WITA dilaboratorium Mikrobiologi
dan Bioteknologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman
Samarinda.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat – Alat
- Cawan petri disk

- Laminar Air Flow Cabinet

- Mikropipet

- Bluetip

- Lampu bunsen

- Digital coloni counter

- Hand tally counter

- Tabung reaksi

- Rak tabung reaksi

- Voertex

- Spatula

- Neraca analitik

- Erlenmeyer

- Autoclafe

- Bulpoin

- Mangkuk

- Korek

3.2.2 Bahan – Bahan

- NaCl 0,9%

- Media LBA

- Alkohol 70%

- Kertas lebel

- Tanah FKIP

- Pensil
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Pengenceran Sample

1. Diambil tabung reaksi yang telah berisi NaCl 0,9 %

2. Dimasukan sample (Tanah FKIP) kedalam tabung reaksi

3. Vortex

3.3.2 Pengenceran 10-1

1. Dipanaskan pinggiran mulut tabung reaksi yang berisi sample (Tanah FKIP) + NaCl

2. Diambil secara aseptis 1 ml dengan menggunakan micropipet, masukan kedalam tabung reaksi baru

3. Divortex

4. Beri sample 10-1

3.3.3 Pengenceran 10-2

1. Dipanaskan pinggiran mulut tabung reaksi yang berisi sample 10-1

2. Diambil secara aseptis 1 ml dengan menggunakan micropipet, masukan kedalam tabung reaksi baru

3. Divortex

4. Beri sample 10-2

3.3.4 Pengenceran 10-3

1. Dipanaskan pinggiran mulut tabung reaksi yang berisi sample 10-2

2. Diambil secara aseptis 1 ml dengan menggunakan micropipet, masukan kedalam tabung reaksi baru

3. Divortex

4. Beri sample 10-3

3.3.5 Pengenceran 10-4

1. Dipanaskan pinggiran mulut tabung reaksi yang berisi sample 10-3

2. Diambil secara aseptis 1 ml dengan menggunakan micropipet, masukan kedalam tabung reaksi baru

3. Divortex
4. Beri sample 10-4

3.3.6 Pengenceran 10-5

1. Dipanaskan pinggiran mulut tabung reaksi berisi sample 10-4

2. Diambil secara aseptis 1 ml dengan menggunakan micropipet, masukan kedalam tabung reaksi baru

3. Divortex

4. Beri sample 10-5

3.3.7 Pembuatan Media LBA 10-3

1. Diambil cawan petri, panaskan pinggirannya

2. Diambil 1 ml larutan dari sample 10-3 masukan kedalam cawan petri

3. Dituang Media LBA kedalam Cawan petri

4. Homogenkan angka 8

5. Diberi sample

3.3.8 Pembuatan Media LBA 10-4

1. Diambil cawan petri, panaskan pinggirannya diatas lampu bunsen

2. Diambil 1 ml larutan dari sample 10-4 masukan kedalam cawan petri

3. Dituang Media LBA kedalam Cawan petri

4. Homogenkan angka 8

5. Diberi sample

3.3.9 Pembuatan Media LBA 10-5

1. Diambil cawan petri, panaskan pinggirannya diatas lampu bunsen

6. Diambil 1 ml larutan dari sample 10-5 masukan kedalam cawan petri

7. Dituang Media LBA kedalam Cawan petri

8. Homogenkan angka 8

2. Diberi sample
3.3.10 Perhitungan Jumlah Mikroba

1. Diambil media biakan campuran

2. Diletakan diatas digital coloni counter

3. Dihitung dengan hand tally counter dan di tandai dengan spidol koloni yang sudah dihitung

4. Dicatat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Hasil pengamatan
4.1.1 Tabel hasil perhitungan jumlah mikroba

No Pengenceran Keterangan

1 Tanah FKIP 10-3 Jumlah koloni > 300

Tidak masuk syarat perhitungan

2 Tanah FKIP 10-4 Jumlah koloni = 210

3 Tanah FKIP 10-5 Jumlah koloni = 79


4.1.1. Grafik

4.2.Perhitungan
2.2.1. Tanah FKIP 10-3

Jumlah koloni lebih dari 300

2.2.2. Tanah FKIP 10-4

2.2.3.Tanah FKIP 10-5


4.3. Pembahasan
Pada praktikum ini kita melakukan percobaan mengenai metode Total Plate Count. Pada
percobaan ini digunakan sampel tanah FKIP dimana sangat memiliki berjuta-juta bakteri, oleh karena
itu dilakukan pengenceran. Pengenceran dilakukan hingga 10-5. Pengenceran dilakukan untuk
mengurang populasi mikroba dalam cairan. Pada saat pengenceran sampel ditimbang dengan neraca
analitik, agar didapat hasil yang lebih akurat. Dalam setiap pengenceran, setelah dicampur,
campuran divortex agar dapt tercampur rata disetiap bagian, lalu pengenceran 10-3, 10-4 dan 10-5
masing-masing dituang dalam cawan petri berbeda, kemudian dicampur dengan media LBAagar
mikroba dapat tumbuh. Lalu diinkubasi selam 24 jam, waktu selama ini merupakan waktu yang
bagus, karena mikroba yang tumbuh tidak memenuhi cawan apabila terlalu lama dan tidak terlalu
sedikit apabla terlalu sebentar. Setelah diinkubasi, kolini dihitung, koloni dihitung dengan dibantu
oleh digital coloni counter. Prinsip alat ini adalah membantu penglihatan kita dengan memperbesar
menggunakan LUV dan dibantu dengan cahaya dari bawah.

Prinsip dari metode TPC adalah bila sel mikroba yang masih hidup ditumbuhkan pada
medium, maka mikroba tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat
langsung dan kemudian dihitung tanpa menggunakan mikroskop. Metode ini merupakan cara paling
sensitif untuk menentukan jumlah jasad renik, dengan alasam :

 Hanya sel mikroba yang hidup yang dapat dihitung

 Beberapa jasad renik dapat dihitung sekaligus

 Dapat digunakan untuk isolasi, dan identifikasi mikroba karena koloni yang terbentuk mungkin
berasal dari mikroba yang mempunyai penampang spesifik (Dwidjoseputro, 2005).

LBA (Luria Bertani Agar) dikatagorikan sebagai media yang diperkaya, karena LBA terbuat
dari garam (NaCl), pepton, yeast ekstrak dan agar. Garam berfungsi untuk menjaga keisotonisan sel
bakteri pada medium, pepton berfungsi sebagai sumber utama nutrisi dan nitrogen untuk bakteri,
yeast ekstrak berfungsi menyediakan asam amino dan vitamin yang dibutuhkan yang dibutuhkan
bakteri (Waluyo, 2004).
Pada perhitungan mikroba ini dilakukan pengenceran sampel agar jumlah koloni yang
tumbuh pada cawan petri tidak terlalu banyak maupun terlalu sedikit, yaitu antara 30-300 koloni.
Semakin banyak pengenceran, maka jumlah koloni yang dihasilkan semakin sedikit.

Metode cawan tuang adalah metode yang simpel untuk menghitung mikroba, dimana
sampel yang sesuai dengan pengenceran yang akan digunakan dituang kedalam petridish dan
dicampur media LBA yang kemudia jumlah koloni cawan dihitung secara langsung.

Pada praktikum kali ini fungi dio vortex adalah ntuk menghomogenkan antara sampel dan
garam fisiologi. Kemudian perlakuan didekatkan di lampu bunsen untuk tetap berada pada udara
yang steril, kemudian setiap mulutt alat gelas yang digunakan selalu dipanaskan untuk menjaga alat
dan bahan yang digunakan tetap steril.

Dalam percobaan ini diamati bahwa jumlah koloni mikroba pada pengenceran 10-5 lebih
sedikit dan pengenceran 10-3 lebih banyak. Pada pengenceran 10-5 didapat jumlah koloni percawan
sebanyak 79 koloni. Sehingga apabila dimasukkan kerumus didapat 7500000 cfu/gr bakteri. Pada
pengenceran 10-4 didapat jumlah koloni percawan sebanyak 210, sehingga jumlah koloni per gram
tanah adalah 2100000 cfu/gr.

Faktor kesalahan dari percobaan ini adalah:

 Ketidak telitian dalam menghitung jumlah koloni

 Media yang digunakan sudah terlalu lama diluar, jadi media sudah agak memadat dan tidak rata
ketika dicampurkan.

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan perhitungan jumlah Mikroba ini dapat ditarik kesimpulan bahwa :

- Prinsip dari metode TPC adalah bila sel mikroba yang masih hidup ditumbuhkan pada medium, maka
mikroba tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan
dihitung tanpa menggunakan mikroskop

- Dalam percobaan kali ini metode yang digunakan adalah Metode Total Plate Count (TPC)

- Tujuan dari pengenceran adalah pada setiap sample adalah untuk memperkecil atau mengurangi
jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan sehingga membantu untuk mempermudah
perhitungan jumlah mikroba
5.2. Saran
Sebaiknya pada pratikum ini pratikan tidak hanya melakukan percobaan menggunakan satu
sample saja agar pengetahuan para pratikan tidak hanya ada pada satu sample.

DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta
Irianto, Koes. 2007. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 1. CV
Yarma Widya : Bandung
Waluyo, Lud. 2004. Mikrobiologi. Universitas Muhammadiah Malang : Malang

Anda mungkin juga menyukai