Anda di halaman 1dari 11

PERCOBAAN III

PERHITUNGAN KOLONI BAKTERI

1.1. LATAR BELAKANG


Mikroorganisme adalah makhluk yang sangat kecil dan hanya dapat dilihat
dibawah mikroskop. Salah satu jenis mikroorganisme adalah bakteri. Bakteri
merupakan organisme uniselular yang tumbuh cara pembelahan biner, yaitu sel
membelah secara sismetri dengan ukuran yang sama. Pembelahan biner akan
membentuk sebuah koloni. Koloni bakteri merupakan sekumpulan dari bakteri-
bakteri sejenis yang sejenis yang mengelompokkan menjadi dua dan membentuk
koloni-koloni.
Pertumbuhan mikroorganisme penting untuk diketahui karena kaitannya
demgan pengembang biakan bakteri pada sebuah produk. Jika perkembangbiakan
yang dihasilkan tidak baik ataupun terlampau banyak tentunya akan berdampak yang
tidak baik pula.
Untuk mengetahui perkembangbiakan dari sebuah bakteri perlu dilakukan
perhitungan. Karena bakteri merupakan makhluk hidup mikroskopi yang hanya bisa
dilihat. Dengan menggunakan bantuan mikroskop, maka dari itu ada beberapa
metode yang ditunjukkan untuk membantu jumlah pembelahan atau
perkembangbiakan dari sebuah sel bakteri.
Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah metode hitung cawan.
Metode ini dapat perkembangbiakan ataupun pembelahan bakteri dalam sebuah
cawan petri.

1.2. TUJUAN PRAKTIKUM


Untuk melaporkan hasil analisis mikrobiologi dengan cara hitungan cawan
digunakan untuk suatu standar yang disebut standard plate counts (spc).

1.3. DASAR TEORI


Bakteri adalah domain yang terdiri dari makhluk hidup yang tidak memiliki
membran inti (prokariota). Bakteri dulu terbagi menjadi Bacteria dan Archaebacteria,
namun sekarang Archaebakteria memiliki domain sendiri yang disebut Archaea.
Bakteri memiliki ciri-ciri antara lain tidak memiliki membran inti, tidak memiliki
organel bermembran, memiliki dinding sel peptidoglikan, dan materi asam
nukleatnya berupa plasmid (Postlethwait dan Hopson, 2006).
Dalam tumbuh kembang bakteri baik melalui peningkatan jumlah maupun
penambahan jumlah sel sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni seperti ph,
suhu temperatur, kandungan garam, sumber nutrisi, zat kimia dan zat sisa
metabolisme (Daniel, 2008).
Ada beberapa metode untuk menginokulasi bakteri sesuai dengan jenis
medium tujuannya. Pada medium agar tegak, dilakukan metode tusuk menggunakan
jarum ose. Pada medium agar miring, dilakukan metode gores dengan menggunakan
loop ose. Pada medium petridisk, dapat digunakan metode streak plate (metode
gores), pour plate (metode tuang) atau spread plate (metode sebar) Setelah inokulasi,
dilakukan proses inkubasi, yaitu menyimpan medium pada alat atau kontainer ada
temperatur tertentu dan periode tertentu, sehingga tercipta lingkungan yang
menyediakan kondisi cocok untuk pertumbuhan bakteri (Harley dan Presscot, 2002).
Dalam metode perhitungan cawan, bahan yang diperkirakan mengandung
lebih dari 300 sel mikroba per ml atau per gram atau per cm. Perlakuan pengenceran
sebelumnya ditumbuhkan pada medium agar di dalam cawan petri. Setelah inkubasi,
akan terbentuk koloni pada cawan petri tersebut dalam jumlah yang dapat dihitung,
dimana jumlah yang terbaik antara 30 - 300 koloni. Pengenceran biasanya dilakukan
secara desimal, yaitu 1: 10, 1: 100, 1: 1000, dan seterusnya (Waluyo, 2007).
Secara kuantitatif koloni bakteri dapat dihitung dengan cara menghitung
populasinya secara umum atau dengan kata lain menghitung seluruh sel bakteri yang
ada dalam media termasuk sel yang mati, dan menghitung sel bakteri hidup dengan
menggunakan teori pendekatan. Teknik perhitungan cara pertama relatif mudah
dilakukan, karena pada cara yang kedua jumlah koloni yang dapat dihitung sangat
tergantung dari aktivitas bakteri dalam media pertumbuhannya. Walaupun demikian
kedua cara perhitungan ini sering dipakai sesuai dengan tujuan percobaannya
(Oktavia, 2008).
Pengenceran dilakukan dengan menambahkan larutan, sesuatu yang berbentuk
cair ke dalam medium yang akan dibiakan. Di dalam cara perhitungan ini,kerapatan
pertumbuhan koloni harus dipertimbangkan. Jika pertumbuhan terlalu rapat, hasilnya
akan sulit dipertanggungjawabkan. Demikian juga untuk pertumbuhan yang terlalu
jarang sehingga diperlukan pemilihan cawan petri yang pertumbuhan koloni
kumannya paling layak untuk dihitung, yang biasanya diambil dari cawan petri yang
pertumbuhan koloninya berkisar 30 - 300 koloni per cawan petri (Setiyono, 2013).
Tujuan dari pengenceran bertingkat yaitu mengurangi jumlah mikroba yang
tersuspensi dalam cairan. Penentuan banyaknya tingkat pengenceran tergantung
kepada perkiraan jumlah mikroba dalam sampel. Perbandingan 19 digunakan untuk
sampel dan pengenceran pertama dan selanjutnya, sehingga pengenceran berikutnya
mengandung 1/10 sel mikroorganisme dari pengenceran sebelumnya (Pelczar, 2006).
Setelah melakukan pengenceran, suspensi bakteri selanjutnya dapat dibiakkan.
Membiakkan mikroorganisme dapat dilakukan dengan berbagi cara, salah satunya
dalam media cawan Petri. Pengembangbiakan dalam media cawan Petri ini terdiri
dari beberapa metode, salah satunya adalah metode cawan tuang (pour plate)
(Setiyono,2013).
Metode pengukuran pertumbuhan mikroorganisme dapat dibedakan menjadi
metode langsung dan tidak langsung. Contoh metode langsung hitungan mikroskopik
(menggunakan hemositometer), digunakan untuk mengukur pertumbuhan bakteri
pada susu / vaksin dan hitungan cawan digunakan untuk mengukur pertumbuhan
bakteri susu, air, makanan, tanah, dan lain-lain.

Contoh metode tidak langsung adalah sebagai berikut:


1. Berdasarkan kekeruhan, bila suspensi biakan cair & homogeny
2. Berdasarkan berat kering sel, bila suspensi biakan kental & tidak
homogeny
3. Berdasarkan kadar nitrogen, bila suspensi biakan kental & tidak
homogeny
4. Berdasarkan aktivitas biokimia, menggunakan uji mikrobiologis
(Hamdiyati, 2011).

Hitungan mikroskopik menggunakan ruang penghitung hemositometer


mempunyai kelebihan cepat dalam pengerjaannya, tetapi mempunyai beberapa
kekurangannya, yaitu tingkat kesalahan tinggi, sel mati bisa terhitung, sel ukuran
kecil sulit teramati. Metode ini tidak sesuai untuk sel yang densitasnya rendah.
Hitungan cawan dapat dilakukan dengan metode:

1. Cawan sebar (spread plate method)


2. Cawan tuang (pour plate method)

Penerapan metode cawan tuang, terlebih dahulu dilakukan:


1. Satu seri pengenceran terhadap sampel
2. Ambil pengenceran tertentu (Hamdiyati, 2011).

Pengukuran pertumbuhan mikroorganisme, dilakukan dengan metode cawan.


Prinsip dari metode ini adalah sel mikroba yang masih hidup ditumbuhkan pada
medium sedemikian sehingga mikroba tersebut akan berkembang biak dan
membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung berdasarkan standard
plate count (spc). Metode ini cukup sesintif karena hanya sel mikroorganisme yang
hidup yang dapat dihitung, selain itu beberapa sel berdekatan dapat dihitung
sekaligus sebagai suatu koloni (Hanafi, et, al.2006).

Untuk melaporkan suatu analisis mikrobiologi digunakan suatu standar yang


disebut "Standard Plate Count" yang menjelaskan cara menghitung koloni pada
cawan serta cara memilih data yang ada untuk menghitung jumlah koloni dalan
suatu contoh. Cara menghitung koloni pada cawan adalah sebagai berikut :

1. Cawan yang dipilih dan dihitung adalah yang mengandung jumlah


koloni antara 30 sampai 300
2. Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan suatu
kumpulan koloni yang besar dimana jumlah koloninya diragukan,
dapat dihitung sebagai satu koloni.
3. Suatu deretan koloni yang terlihat sebagai suatu garis tebal dihitung
sebagai satu koloni (Dwidjoseputro, 1978).

Koloni adalah kumpulan dari mikroba yang memilki kesamaan sifat-sifat seperti
bentuk, susunan, permukaan, dan sebagainya. Sifat-sifat yang perlu diperhatikan
pada koloni yang tumbuh di permukaan medium adalah :

1. Besar kecilnya koloni. Ada koloni yang hanya serupa suatu titik,
namun ada pula yang melebar sampai menutup permukaan medium.
2. Bentuk. Ada koloni yang bulat, ada yang memanjang. Ada yang
tepinya rata, ada yang tidak rata.
3. Kenaikan permukaan. Ada koloni yang rata saja dengan permukaan
medium, ada pula yang timbul yaitu menjulang tebal di atas
permukaan medium.
4. Halus kasarnya permukaan. Ada koloni yang permukaannya halus,
ada yang permukaannya kasar dan tidak rata.
5. Wajah permukaan. Ada koloni yang permukaannya mengkilat, ada
yang permukaannya suram.
6. Warna. kebanyakan koloni bakteri berwarna keputihan atau
kekuningan.
7. Kepekatan. Ada koloni yang lunak seperti lendir, ada yang keras dan
kering (Dwidjoseputro, 1978).
BAB II
METODELOGI KERJA

2.1 ALAT DAN BAHAN

A. Alat-alat yang digunakan


1. Gelas beaker
2. Spidol/ twipen (yang berwarna)
3. Tabung reaksi

B. Bahan-bahan yang digunakan


1. Media agar tegak
2. Agar miring
3. Cawan tuang
4. Cawan sebar
5. Cawan media gores

2.2 PROSEDUR KERJA


 Siapkan media (cawan tuang, cawan gores, cawan sebar, Agar miring,
Agar tegak dan pengenceran) yang sudah disimpan selama 24 jam.
 Amati setiap cawan dan tabung untuk melihat pertumbuhan koloni
bakteri.
 Lakukan penandaan dengan spidol pada koloni yang tumbuh pada
cawan atau tabung
 Hitung berapa banyak koloni yang tumbuh (Syarat tumbuh >25 – 250
koloni.
 Jika koloni lebih dari 250 maka tidak bisa digunakan karena tidak
memenuhi persyaratan dan tidak dimasukkan dalam
perhitungan rumus.
BAB III

HASIL PENGAMATAN

BAB IV

HASIL PENGAMATAN
TABEL HASIL PENGAMATAN

Gambar Keterangan

Media gores, tidak termasuk koloni, sehingga tidak


bisa dihitung.

Media tuang, terdapat jumlah koloni bakteri sebanyak


80. Cawan dihitung jika mengandung koloni antara
25-250.

Media sebar, terdapat koloni sebanyak 41, bisa


dihitung karena memenuhi syarat ( 25-250
mengandung koloni ).

a) b) a). Media miring, terdapat seperti busa pada pinggiran


larutan yang berarti bakteri tumbuh.

b). Media tegakdan media cair pada media tegak dan


cair terdapat sedikit seperti endapan dibawah yang
berarti tumbuh koloni bakteri.
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah melaksanakan praktikum pengenceran. Pada praktikum kali ini
dilakukan prosedur pengamatan karakteristik yang tumbuh pada cawan petri yang
telah diinkubusi sebelumnya yaitu :
1. Ukuran : berupa titik hingga yang lebar menutupi medium.
2. Bentuk : Ada yang bulat, memanjang, tepinya, rata atau tidak
3. Evaluasi permukaan : Rata dengan permukaan medium, atau
menonjol dan tebal
4. Permukaan koloni : Halus atau kasar
5. Penampilan koloni : Mengikat atau buram
6. Warna : Putih, kekuningan, atau kemerahan, coklat, jingga, hijau,
biru, dan sebagainya.
Karakteristik koloni tersebut akan berbeda bila ditumbuhkan pada medium
dan wadah yang berbeda. Pengamatan dilakukan menggunakan kaca pembesar atau
Iup. Dengan menggunakan Iup, maka kaloni akan nampak lebih jelas.
pengamatan ini tetap dilarutkan didekat api bunsen agar terhindar dari
kontaminasi bakteri lain yang ada diudara. Setelah dilarutkan pengamatan dan
pengambaran karakteristik dari bakteri tersebut, dilakukan perhitungan jumlah
koloni dari bakteri yang tumbuh pada masing-masing cawan.
Akan tetapi, perhitungan dengan metode hitungan cawan ini belum dapat
memberi data yang akurat.
Mengingat bahwa metode hitungan cawan ini memiliki kelemahan-kelemahan
sebagai berikut:
1. Hasil perhitungan tidak menunjukkan jumlah sel yang sebenarnya,
karena beberapa sel berdekatan, mungkin membentuk satu koloni.
2. Medium dan kondisi inhubasi yang berbeda mungkin menghasilkan
nilai yang berbeda.
3. Memerlukan persiapan waktu inhubasi relatif lama sehingga dapat
pertumbuhan koloni dihitung.
Setelah dilakukan pengamatan dan perhitungan koloni untuk mendapatkan
isolat murni dilakukan pengambilan sampel berupa satu ose koloni bakteri yang
kemudian digoreskan pada cawan petri berisi medium baru secara kuadratum.
Sebelum dilakukan penggoresan, cawan dibagi menjadi empat kuadram
menggunakan correction pen. Setelah dilakukan pembagian, diberi tanda pada setiap
kuadrannya untuk memudahkan kita mengenali bakteri yang terdapat pada setiap
kuadran.

BAB V
KESIMPULAN

3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum ini dapat disimpulkan bahwa jumlah


perkembangbiakan bakteri dapat dihitung dengan menggunakan metode hitung
cawan. Metode ini menitik beratkan pada faktor pengenceran., karena faktor
pengenceran mempengaruhi jumlah koloni yang ada pada cawan petri dan pula
mempengaruhi hasil perhitungan jumlah bakteri yang ada didalam cawan petri.
Metode ini melakukan perhitungan berdasarkan jumlah koloni yang ada pada cawan
petri kemudian dilakukan perhitungan sesuai dengan rumus dan kemudian
diperoleh hasil jumlah dari total bakteri yang terdiri dari koloni yang ada didalam
cawan petri.

3.2 SARAN

Saran untuk praktikum ini adalah untuk kedepannya dapat dicoba untuk
menggunakan metode lainnya selain metode hitung cawan. Metode lain dalam
penentuan perhitungan jumlah koloni bakteri juga memiliki daya tarik tersendiri.
Dengan menggunakan metode perhitungan yang lain maka nantinya bisa dilakukan
perbandingan antara data yang diperoleh dari hasil perhitungan metode cawan
dengan metode perhitungan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Anton, W. 2008. Mikrobiologi Umum. Malang: Universitas Brawijaya


Barazandeh, N. 2008. Microbiology Titles. Jerman : Springer-Verlag Berlin
Heidelberg Media.
Daniel. 2008. Definisi/Pengertian Bakteri, Ciri-Ciri dan Peranan Bakteri Bagi
Kehidupan Manusia. Tersedia di
http://www.organisasi.org/1970/01/definisi-pengertian-bakteri-ciri-ciri- dan-peranan-
bakteri-bagi-kehidupan-manusia.html (Diakses pada 1 April 2014).

Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatani.


Dwidjoseputro. 1989. Dasar-dasar Mikrobiologi. Malang : Djambatan.
Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan. Bogor : Institut Pertanian Bogor
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan PAU Pangan dan Gizi.

Hadiutomo. 1990. Mikrobiologi Dasar Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Hamdiyati, Yanti. 2011. Pertumbuhan dan Pengendalian Mikroorganisme II.


Tersedia di http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR. PEND. BIOLOGI/
isme_II.pdf (diakses tanggal 3 April 2015)
196611031991012YANTI HAMDIYATI/Pertumbuhan_pada_mikroorgan

Hanafi, A., Amrinsyah N., I. Imran dan S. Soegiri. 2006. Degradasi Kekuatan Beton
Akibat Intrusi Mikroorganisme. Jurnal Teknik Sipil.

Harmita. 2008. Analisis Hayati. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC:Jakarta.


Harley dan Presscot. 2002. Laboratory Exercise in Microbiology. USA: McGraw-Hill
Publisher.

Irianto, Koes.2006.Mikrobiologi. Bandung : Yrama Widya.

Anda mungkin juga menyukai