ekskresi obat melalui paru- paru,ginjal,dan empedu Dosen Pengampu : Ruhul Maghfirah,S.Si., M.Si Kelompok 4 Ika Mayasari pane Kafka Azfirah Rizha Nuril Hidayah Vira Althafiana Agfa Yaumi Ramadhani Is Dosen Pengampu : Ruhul Maghfirah,S.Si., M.Si Pengertian Ekskresi Obat Ekskresi obat adalah proses eliminasi obat dari tubuh manusia atau hewat setelah obat tersebut telah digunakan atau dikonsumsi. Ekskresi Obat dikeluarkan dari tubuh melalui berbagai organ ekskresi dalam bentuk metabolit hasil biotransformasi atau dalam bentuk asalnya Obat atau metabolit polar diekskresi lebih cepat daripada obat larut lemak, kecuali pada ekskresi melalui paru-paru Proses Ekskresi obat dalam tubuh ● Organ terpenting untuk ekskresi obat yaitu ginjal (dengan urine) ● Obat diekskresikan melalui ginjal dalam bentuk utuh maupun bentuk metabolitnya. Selain ginjal ekskresi obat juga terjadi melalui empedu kedalam usus (dengan feses) dan paru-paru (dengan udara ekspirasi) ● Ekskresi obat dan metabolitnya menyebabkan konsentrasi bahan berkhasiat dalam tubuh menjadi menurun ● Ekskresi dapat terjadi tergantung pada sifat fisikokimia seperti bobot molekul nilai pKa,kelarutan dan tekanan uap 01 Ekskresi Obat Melalui Ginjal Ekskresi melalui Ginjal • Ekskresi melalui ginjal melibatkan 3 proses yaitu : 1. Filtasi glomerulus 2. Sekresi aktif ditubulus proksimal 3. Reabsorbsi pasif disepanjang tubulus 1. Filtrasi Glomerulus Filtrasi glomerulus menghasilkan ultrafiltrat yaitu plasma minus protein semua obat bebas akan keluar dalam ultrafiltrasi sedangkan yang terikat protein tetap tinggal dalam darah. 2. Sekresi Aktif Sekresi aktif dari dalam darah ke lumen tubulus proksimal terjadi melalui transporter membran P-glikoprotein (P-gp) dan MRP (multidrug-resistance protein) yang terdapat di membran sel epitel dengan selektifitas berbeda yaitu MRP untuk anion organik dan konyugasi (misalnya penisillin, probenesid, glukuronat, sulfat dan konyugasi glutation), serta P-gp untuk kation organik dan zat netral (misalnya kuinidin, digoksin). Dengan demikian terjadi kompetisi antara asam-asam organik maupun antara basa-basa organik untuk disekresi. Sekresi aktif dari dalam darah ke lumen tubulus proksimal terjadi melalui transporter membran P-glikoprotein (P-gp) dan MRP (multidrug-resistance protein) yang terdapat di membran sel epitel dengan selektifitas berbeda yaitu MRP untuk anion organik dan konyugasi (misalnya penisillin, probenesid, glukuronat, sulfat dan konyugasi glutation), serta P-gp untuk kation organik dan zat netral (misalnya kuinidin, digoksin). Dengan demikian terjadi kompetisi antara asam-asam organik maupun antara basa-basa organik untuk disekresi. 3. Reabsorbsi Pasif • Reabsorbsi pasif terjadi di sepanjang tubulus untuk bentuk nanion obat yang larut lemak. Oleh karena derajat ionisasi bergantung pada pH larutan, maka hal ini dimanfaatkan untuk mempercepat ekskresi ginjal pada keracunan suatu obat asam atau basa • Obat asam yang relatif kuat (pKa ≤ 2) dan obat basa yang relatif kuat (pKa ≥ 12) terionisasi sempurna pada pH ekstrim urin akibat asidifikasi dan alkalinisasi paksa (4,5-7,5). Obat asam yang sangat lemah (pKa > 8) dan obat basa yang sangat lemah (pKa ≤ 6) tidak terionisasi sama sekali pada semua pH urin. Hanya obat asam dengan pKa antara 3,0 dan 7,5 dan obat basa dengan pKa antara 6,0 dan 12 yang dapat dipengaruhi oleh pH urin. • Ekskresi melalui ginjal akan berkurang jika terdapat gangguan fungsi ginjal. • Lain halnya dengan pengurangan fungsi hati yang tidak dapat dihitung, pengurangan fungsi ginjal dapat dihitung berdasarkan pengurangan klirens kreatinin. Dengan demikian, pengurangan dosis obat pada gangguan fungsi ginjal dapat dihitung. Sifat Fisika-Kimia Ginjal Proses ekskresi obat melalui ginjal melibatkan sejumlah sifat fisika dan kimia yang mempengaruhi bagaimana obat diekskresikan dari tubuh. Berat Molekul: Obat dengan berat molekul rendah cenderung lebih mudah diekskresikan melalui ginjal karena dapat melewati filter glomerulus dengan lebih baik. Polaritas: Obat-obatan polar cenderung lebih mudah diekskresikan karena ginjal cenderung mengeluarkan senyawa polar melalui proses filtrasi glomerulus dan reabsorpsi tubulus yang lebih rendah. Ionisasi: Kemampuan obat untuk berionisasi dapat mempengaruhi ekskresinya. Senyawa yang berionisasi dalam pH urine tertentu dapat terperangkap dan sulit diekskresikan .Ukuran Molekul: Ukuran fisik obat juga dapat memengaruhi ekskresi. Obat dengan ukuran besar mungkin lebih sulit melewati filter glomerulus. Kelarutan dalam Air: Obat-obatan yang larut dalam air lebih mudah diekskresikan melalui ginjal karena dapat larut dalam urin.Metabolisme: Obat yang mengalami metabolisme di hati menjadi senyawa yang lebih polar dapat mengalami ekskresi lebih efisien. Interaksi Obat: Beberapa obat dapat saling mempengaruhi dalam proses ekskresi melalui ginjal, mengubah kelarutan atau reabsorpsi obat 02 Ekskresi Obat Melalui Empedu Ekskresi melalui Empedu ● Ekskresi obat yang kedua penting adalah melalui empedu ke dalam usus dan keluar bersama feses. ● Transporter membran P-gp dan MRP terdapat di membran kanalikulus sel hati dan mensekresi aktif obat-obat dan metabolit ke dalam empedu dengan selektivitas berbeda, yakni MRP untuk anion organik dan konyugat (glukuronat dan konyugat lain), dan P-gp untuk kation organik, steroid, kolesterol dan garam empedu. ● P-gp dan MRP juga terdapat di membran sel usus, maka sekresi langsung obat dan metabolit dari darah ke lumen usus juga terjadi. ● Obat dan metabolit yang larut lemak dapat direabsorpsi kembali ke dalam tubuh dari lumen usus. ● Metabolit dalam bentuk glukuronat dapat dipecah dulu oleh enzim glukuronidase yang dihasilkan oleh flora uSUS menjadi bentuk obat awalnya (parent compound) yang mudah diabsorpsi kembali ● Akan tetapi, bentuk konyugat juga dapat langsung diabsorpsi melalui transporter membran OATP di dinding usus, dan baru dipecah dalam darah enzim esterase. ● Siklus enterohepatik ini dapat memperpanjang efek obat, misalnya estrogen dalam kontraseptif oral. Sifat Fisika -Kimia Empedu sifat yang penting dalam proses ekskresi obat melalui empedu: Kelarutan dalam Lemak: Obat-obatan yang larut dalam lemak (lipofilik) lebih cenderung diekskresikan melalui empedu karena empedu mengandung senyawa- senyawa emulsi lemak yang dapat membantu larutan lemak obat. Berat Molekul: Seperti dalam ekskresi ginjal, berat molekul obat juga penting. Metabolisme Hepatik: Obat yang mengalami metabolisme di hati dan kemudian diekskresikan melalui empedu dalam bentuk metabolit juga terlibat dalam proses ekskresi ini. Kelarutan dalam Air: Walaupun ekskresi empedu adalah proses yang melibatkan senyawa-senyawa lemak, beberapa obat mungkin perlu mengalami konversi menjadi bentuk yang lebih larut dalam air sebelum diekskresikan melalui empedu. Interaksi Obat: Interaksi dengan obat lainnya juga bisa mempengaruhi ekskresi obat melalui empedu. pH Saluran Cerna: pH dalam saluran pencernaan, khususnya pH dalam usus, juga dapat mempengaruhi kelarutan dan ekskresi obat 03 Ekskresi Obat Melalui Paru-Paru Ekskresi Melalui Paru-Paru • Paru-paru merupakan organ yang sangat vital bagi kehidupan manusia karena tanpa paru-paru manusia tidak dapat hidup. Dalam Sistem Ekskresi, paru-paru berfungsi untuk mengeluarkan KARBONDIOKSIDA (CO2) dan UAP AIR (H2O). • Didalam paru-paru terjadi proses pertukaran antara gas oksigen dan karbondioksida. Setelah membebaskan oksigen, sel-sel darah merah menangkap karbondioksida sebagai hasil metabolisme tubuh yang akan dibawa ke paru-paru. Di paru- paru karbondioksida dan uap air dilepaskan dan dikeluarkan dari paru-paru melalui hidung Sifat Fisika-Kimia Paru- Paru Sifat Fisika Obat: Obat-obatan dengan sifat fisika yang memungkinkan penguapan atau sublimasi pada suhu tubuh akan lebih mudah diekskresikan melalui paru-paru. Misalnya, obat-obatan yang berbentuk gas pada suhu kamar. Ukuran Molekul: Molekul obat yang lebih kecil cenderung lebih mudah melintasi membran paru-paru dan masuk ke dalam alveoli, tempat pertukaran gas terjadi. Kelarutan Obat: Obat-obatan yang cukup larut dalam air lebih mungkin larut dalam lendir paru-paru, memudahkan pengeluaran melalui batuk atau sekresi lendir. Ionisasi Obat: Obat-obatan yang dapat berionisasi dalam cairan paru-paru mungkin memiliki kemampuan ekskresi yang berbeda tergantung pada pH lingkungan paru- paru. Keterikatan dengan Protein: Obat-obatan yang kuat terikat pada protein dalam darah cenderung sulit diekskresikan melalui paru-paru karena protein akan menghambat penyerapan ke dalam alveoli.Peran sifat kimia dan fisika obat dalam proses ekskresi melalui paru-paru dapat bervariasi tergantung pada obat yang digunakan. Struktur Ginjal,Paru-Paru,Empedu Struktur ginjal terbagi menjadi 3 bagian Struktur paru-paru dimulai dari tabung utama. Bagian ginja terluar adalah korteks, yang membawa udara keluar masuk paru- kemudian medula, dan yang terdalam yaitu paru. Tabung yang dikenal juga dengan pelvis. Kemudian ada juga nefron yang sebutan bronkus tersebut menjadi menjadi salah satu bagian penting dari penghubung antara trakea dan paru-paru. ginjal.
Struktur empedu, organ kosong yang
terletak didalam depresi dangkal disebelah permukaan lobus kanan di bawah hati, yang berwarna biru kelabu Thanks! CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon and infographics & images by Freepik