Anda di halaman 1dari 29

FARMAKOLOGI

“EKSKRESI OBAT”

Dosen pengampu :
Nofri Hendri Sandi,M.Farm. Apt

KELOMPOK 4

Kheffi Husna Namira (1801099)


Jessica Julia George (1801098)
Lilis Tree Fatmawati (1801100)
Miftahul Jannah (1801101)
M.Marshel Wijaya (1801102)
Venny Fajriati (1801119)
OBAT
Senyawa yang dapat digunakan mencegah,
mengobati dan mendiagnosis penyakit atau
gangguan atau menimbulkan suatu kondisi tertantu.
obat merupakan racun yang diberikan dengan dosis
yang tepat sehingga dapat menyembuhkan penyakit.
Proses ADME sangat berpengaruh terhadap
pengaruh obat didalam tubuh.

Proses ekskresi sangat penting, karena


melalui proses eksresi sisa-sisa metabolisme obat
akan dikeluarkan untuk mencegah terjadinya
penumpukkan yang dapat membahayakan tubuh.
EKSKRESI OBAT

Ekskresi obat adalah proses pengeluaran zat-


zat sisa oleh hasil metabolisme obat yang sudah tidak
digunakan oleh tubuh.

Ekskresi Obat dikeluarkan dari tubuh melalui


berbagai organ ekskresi dalam bentuk metabolit hasil
biotransformasi atau dalam bentuk asalnya.
EKSKRESI GINJAL

1. Filtrasi
Glomerulus
2. Sekresi Aktif di
Tubulus
Proksimal
3. Reabsorpsi Paasif
di Sepanjang
Tubulus
Filtrasi Glomerulus
•Non selektif, prosesnya terjadi searah,
Obat terion atau tidak terion dapat
difiltasi, kecuali obat-obat yang terikat
dengan potein plasma
•Pendorong tejadinya filtrasi di
glomerulus adalah tekanan hidrostatik
aliran darah di dalam kapiler
•Jumlah obat yang disaring tergantung
pada konsentrasi plasma, ikatan obat
dengan protein dan laju filtrasi
glomerulus (GFR)
• Senyawa dengan berat molekul
antara10.000-50.000 akan disaring
kecuali yang terikat protein, dalam hal
ini hanya obat bebas yang akan di
filtrasi
• Obat-obat yg terikat pada albumin
plasma tidak dapat melewati
glomeruli misalnya fenibutazon
Dimanfaatkan untuk
Laju filtrasi glomerolus pengobatan gonourhea
diukur dengan dengan derivat penisilin
menggunakan suatu untuk memperpanjang
obat yang dieliminasi kerjanya, ampisilin dosis
hanya dengan filtrasi, tunggal diberikan bersama
contoh inulin, kreatinin probenesid (probenesid
akan menghambat sekresi
aktif ampisilin di tubulus
ginjal karena berkompetisi
untuk transporter membran
yang sama, MRP)
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Filtrasi Glomerulus

1. Tekanan Filtrasi Efektif


GFR berbanding lurus dengan EFP. Derajat
konstriksi arteriol aferen dan eferen menentukan
aliran darah ginjal dan juga tekanan hidrostatik
glomerular.
• Konstriksi arteriol aferen menurunkan aliran
darah dan mengurangi GFR
• Konstriksi arteriol eferen menyebabkan
terjadinya tekanan darah tambahan dalam
glomerulus dan meningkatkan GFR.
2. Autoregulasi
Mempertahankan GFR tetap konstan pada
tekanan darah 75-160 mmHg
3. Stimulasi Simpatis
Suatu peningkatan impuls simpatis, misalnya saat
stres, mampu menyebabkan konstriksi arteriol aferen,
menurunkan aliran darah ke dalam glomerulus da
menyebabkan ↓ GFR
4. Obstruksi Aliran Urinaria
Adanya batu ginjal atau batu dalam ureter dapat
meningkatkan tekanan hidrostatik dalam kapsula
Bowman dan ↓ GFR
5. Kelaparan
Kondisi kelaparan akan menurunkan tekanan osmotik
koloid darah sehingga meningkatkan GFR
6. Berbagai penyakit ginjal
Dapat meningkatkan permeabilitas kapiler glomerular
dan ↑ GFR
Sekresi Aktif di Tubulus Proksimal

Filtrasi glomeruli hanya menghasilkan


paling banyak 20% dari seluruh obat
-Merupakan sekresi aktif yang terdapat dalam darah yang bisa
yang tidak terpengaruh mencapai ginjal. Sisanya 80% akan
dikeluarkan kelumen tubuli oleh suatu
terhadap perubahan pH mekanisme transpor aktif,
dan protein pengikat
- Memerlukan energi
karena bersifat melawan
gradien konsentrasi Misalnya penisilin, walaupun 80%
terikat pada protein plasma dan
- Bergantung dengan diekskresi sangat lambat melalui
aliran darah ginjal filtrasi glomeruli, kecepatan eliminasi
penisilin via ginjal sangat tinggi
karena penisilin disekresikan secara
aktif kedalam lumen tubuli ginjal.
Sekresi tubulus proksimal merupakan proses transport
aktif, jadi memerlukan carrier (pembawa) dan energi.
Sekresi aktif dari dalam darah ke lumen tubulus proksimal
terjadi melalui transporter membran P-glikoprotein (P-gp)
dan MRP (Multidrug-Resistance Protein)

Karena banyak obat yang disekresikan secara aktif dengan


cara yang sama, dapat terjadi kompetisi antara obat-obat
tersebut. Misalnya probenesid, dapat memperlambat
ekskresi penisilin dengan jalan berkompetisi untuk transport
aktif pada sel-sel tubulus ginjal sehingga secara klinik akan
diperoleh kadar penisilin yang lebih tinggi. Selain itu,
probenesid juga menghambat reabsorpsi asam urat (yang
dipengaruhi pembawa yang sama) sehingga berguna juga
untuk pengobatan penyakit gout.
Reabsorpsi Paasif di Sepanjang Tubulus

• Setelah obat sampai di tubulus, kebayakan akan


mengalami reabsorbsi kembali ke sirkulasi sistemik.
Reabsorbsi pasif terjadi di sepanjang tubulus untuk
bentuk non-ion dan obat yang larut lemak.
• Obat-obat yang mempunyai kelarutan dalam lemak yang
tinggi akan berdifusi secara pasif masuk kembali
melewati sel-sel epitel tubuli sehingga terjadi reabsorpsi
obat secara pasif. Dengan demikian, obat-obat yang
mudah larut dalam lemak akan diekskresikan secara
lambat sekali.
• Obat-obat yang polar akan tetap tinggal dalam filtrate
sebab membrane tubuli tidak permeable untuk obat-obat
yang terionisasi dan kurang larut dalam lemak.
•Untuk obat berupa elektrolit lemah, proses reabsorbsi ini bergantung pada
pH lumen tubuli yang menentukan derajat ionisasi. Bila urine lebih basa,
asam lemah terionisasi lebih banyak sehingga reabsorbsinya berkurang,
akibatnya ekskresinya meningkat.

•Bila urine lebih asam, ekskresi asam lemah berkurang.Keadaan yang


berlawanan terjadi dalam ekskresi basa lemah.

•Reabsorbsi pasif bergantung pada pH urine yang ada di ginjal. Bila pH


asam maka obat-obatan yang bersifat asam lemah akan diserap kembali
sehingga tidak dieksresikan dan bila pada suasana basa maka obat-obat
asam tadi akan terionisasi sehingga mudah dikeluarkan dari tubuh. Begitu
sebaliknya dengan obat-obat basa yang akan dieksresi kembali pada
suasana basa.

•Contoh pada kasus keracunan phenobarbital (obat asam lemah) maka


kelebihan phenobarbital yang ada didalam darah dapat cepat dikeluarkan
dengan memberikan natrium bikarbonat yang bersifat basa sehingga
phenobarbital dapat cepat di eksresi dari tubuh melalui urin
PROTEIN TRANSPORTER

P-glikoprotein (P-gp)
Protein transporter adalah adalah merupakan protein yang
protein yang berfungsi membentuk membran,
memindahkan bahan lain dalam berfungsi untuk memompa
suatu organisme. trans membrane fluks.
Berdasarkan letaknya di
membran plasma, P-gp aktif
Protein pembawa adalah protein mengangkut xenobiotik dari
yang terlibat dalam pergerakan intraseluler ke ruang
ion, molekul kecil, atau ekstraseluler. P-glikoprotein
makromolekul, seperti protein (P-gp), anggota dari
lain, melintasi membran biologis superfamili transporter ATP-
bindingcassette (ABC).
RENAL KLIRENS

Klirens merupakan ukuran eliminasi obat dari tubuh tanpa mempersoalkan


mekanisme atau proses eliminasi, oleh karena itu klirens adalah besarnya
volume darah yang dibersihkan dari obat tak berubah, oleh organ-organ
eliminasi tubuh seperti hati, ginjal dengan satuan volume per waktu
(ml/menit atau l/jam).

Pada klirens renal dapat diketahui jalur eliminasi obat secara fisiologik,
apakah melui filtrasi glomerulus, sekresi tubulus, ataupun reabsorpsi
tubulus.

Bila laju ekskresi suatu obat berbanding lurus dengan konsentrasi obat dalam
plasma (c) maka klirens renal adalah konstan, seperti dinyatakan dalam
persamaan:

Laju ekskresi= Klr . C

Faktor-faktor yang mempengaruhi klirens adalah


:
•Hemodinamika ginjal
•Usia
•pH urin
•Ikatan dengan protein plasma
•Ketergantungan dosis
•Kelainan fungsi ginjal
Ekskresi melalui EMPEDU DAN
USUS (ekskresi secara BILIER)

•Mekanisme yang digunakan yaitu


difusi pasif dan transpor aktif.
•Difusi pasif molekul-molekul
tergantung pada ukurannya, sifat
fisiko-kimia serta perbedaan
konsentrasi.
•Transpor aktif menggunakan
transporter membran P-gp dan MRP
yang terdapat di membran kanalikulus
sel hati dan mensekresi aktif obat-obat
dan metabolit kedalam empedu dengan
selektifitas berbeda,
•Contoh obat : kuinin, vinblastin,
eritromisin, chlorpromazine
SIKLUS ENTEROPATIK

• Siklus enterohepatik atau enterohepatic circulation (EHC)


merupakan sirkulasi asam empedu, obat, metabolit, atau zat
lain dari hati ke empedu, diikuti dengan reabsorbsi di usus
halus dan ditransportasikan kembali ke hati untuk sirkulasi
sistemik. Banyak obat diangkut secara aktif ke sel-sel hati
melalui darah masuk ke empedu lalu masuk ke usus.
• Bila obat larut-lipid, obat dapat direabsorbsi oleh usus dan
mengalami siklus enterohepatic. Sedangkan obat yang larut-air
akan tetap tinggal di usus dan diekskresikan bersama feses.
• Contoh obat : Thyroxine, Morfin, Kloramfenikol,
Phenophthalin
Jalur Ekskresi Obat Melalui Paru-Paru

• Zat gas seperti anastetik akan


diabsorbsi di pau-paru melalui difusi
sederhana
•Zat gas tersebut diekskresikan tetapi
tidak mengalami metabolisme
• Obat yang diberikan melalui
pernafasan akan diekskresi melalui
pengeluaran gas lewat paru-paru.
• Contoh : alkohol, paraldehid,
anestetika (kloroform, halotan,
siklopropan)
Ekskresi Air Liur

Zat yang diekskresikan dalam air liur biasanya ditelan dan


kemudian memungkinkan untuk penyerapan di saluran GI (saluran
pencernaan).
Mekanisme pengangkutan obat dari darah ke air liur adalah
difusi transelular pasif. Sekresi saliva bukanlah rute ekskresi obat
yang signifikan karena air liur biasanya tertelan dan memasuki saluran
pencernaan.
Obat yang dapat di ekskresikan melalui saliva meliputi
fenitoin, litium, digoksin, dan salisilat.
Ekskresi Melalui Keringat

Proses pengeluaran keringat diatur oleh hipotalamus (pada


otak). Hipotalamus dapat menghasilkan enzim brandikinin yang
bekerja mempengaruhi kegiatan kelenjar keringat.

Perubahan suhu akan merangsang pusat pengatur suhu


(hipotalamus). Ransangan tersebut akan diteruskan oleh saraf
simpatetik ke kelenjar keringat selanjutnya, kelenjar keringat akan
menyerap air garam dan sedikit urea, dari kapiler dara dan
kemudian mengirimnya ke permukaan kulit dalam bentuk keringat.

Eksresi obat oleh kelenjar keringat dapat terjadi namun tidak


signifikan secara kuantitaif karena volume keringat yang dihasilkan
kecil.

Yang diekskresikan seperti logam berat, benzoic acid,


alkohol, merkuri, arsen
Ekskresi pada jalur mamai

Ekskresi ke dalam air susu dapat menjadi


sangat penting bagi senyawa tertentu, terutama
senyawa larut lipid, yang menanggung resiko adalah
anak yang disusui oleh si ibu.

Ekskresi lewat air susu ibu (ASI), Ekskresi ini


terjadi melalui difusi sederhana. Oleh karena itu
seorang ibu yang sedang mempunyai bayi harus
berhati-hati dalam hal makanan terutama kala minum
obat.

Anda mungkin juga menyukai