3
LONGITUDINAL SECTION OF KIDNEY
4
MEKANISME EKSKRESI GINJAL
• Proses ekskresi obat lewat ginjal MELIPUTI:
Filtrasi glomerulus
Sekresi tubular aktif
Reabsorpsi tubular
FILTRASI GLOMERULUS
6
Filtrasi Glomerulus
• Untuk molekul obat dg BM < 500
• obat terikat protein tdk dapat difiltrasi di
glomerulus
• Laju filtrasi glomerulus (GFR) diukur dengan
menggunakan suatu obat yang dieleminasi hanya
dengan filtrasi (tdk disekresi atau reabsorpsi)
• Contoh: inulin dan kreatinin dgn GFR=125-130
ml/min
ANATOMY OF NEPHRON
8
SEKRESI TUBULAR AKTIF
Terutama terjadi pada tubular proximal.
Merupakan proses transpor aktif yang diperantarai pembawa
yang memerlukan energi karena senyawa obat diangkut
melawan suatu gradien konsentrasi.
11
Reabsorpsi tubular aktif:
Terlihat pada zat-zat endogen atau nutrisi yang
diperlukan tubuh untuk dipertahankan, misal elektrolit,
glukosa, vitamin.
12
pH URIN
• Bervariasi antara 4.5 to 7.5
• Bergantung pada pola makan , asupan obat dan kondisi
patofisiologi pasien.
• Asetazolamida dan antasida menghasilkan urin yang bersifat
basa, sedangkan asam ascorbat akan menghasilkan urin yang
asam.
• Jumlah relatif obat terionisasi dan tak terionisasi dalam urin
pada pH tertentu dan persentase obat yang terionisasi pada pH
tersebut dapat diberikan melalui persamaan “ HENDERSON-
HASSELBALCH”.
13
HENDERSON-HASSELBALCH
EQUATION
1) Untuk asam lemah
14
HENDERSON-HESSELBACH
EQUATION
15
Dari persamaan Henderson-Hasselbalch,
perbandingan konsentrasi distribusi asam atau
basa antara urin dan plasma dapat diperoleh.
Perbandingan urin-plasma (U:P) untuk obat
asam adalah:
U = 1+ 10 pHurin – pKa
P
1+ 10 pHplasma – pKa
Untuk basa lemah:
U = 1+ 10 pKa-pH urin
P
1+ 10 pKa-pHplasma
Faktor-faktor yang
mempengruhi ekskresi ginjal
17
SIFAT FISIKOKIMIA OBAT
• Ukuran molekul
18
Faktor Biologis
• Perbedaan usia, jenis kelamin, suku, ras , dan lain
sebagainya mempengaruhi ekskresi obat.
• Jenis kelamin – Ekskresi ginjal wanita 10% lebih
rendah dibandingkan pria.
• Usia – Ekskresi ginjal pada bayi baru lahir 30-40 %
lebih kecil dibandingkan dewasa.
• Usia tua –GFR berkurang dan fungsi tubulus
terhambat sehingga ekskresi obat menjadi lambat
dan memperpanjang waktu paruh.
19
Kondisi Penyakit
•DISFUNGSI GINJAL
Eliminasi obat sangat besar dipengaruhi khususnya untuk
obat-obat yang diekskresikan sebagian besar melalui ginjal.
Yang dapat menyebabkan gagal ginjal seperti diabetes,
tekanan darah tinggi, pyelonephritis.
•UREMIA
Ditandai dengan terganggunya GFR, akumulasi cairan dan
metabolit protein, juga mengganggu ekskresi obat. Waktu
paruh meningkat menyebabkan akumulasi obat dan
meningkatkan toksisitas.
20
EKSKRESI OBAT MELALUI JALUR
SELAIN GINJAL
Ekskresi melalui empedu
Ekskresi melalui paru
Ekskresi melalui saliva
Ekskresi melalui payudara (ASI)
Ekskresi melalui kulit /dermis
Eksresi melalui gastrointestinal
Ekskresi melalui alat kelamin
21
EKSKRESI MELALUI EMPEDU
Cairan empedu disekresikan oleh sel-sel hepar pada hati. Laju
alir konstan 0.5 sampai 1ml /min. Sangat penting dalam
mencerna dan absorpsi lemak. 90% asam empedu direabsorpsi
kembali dari usus dan dialirkan kembali ke hati untuk
diresekresikan.
Senyawa-senyawa yang dieksresikan melalui rute ini adalah
natrium, kalium, glukosa, bilirubin, glukoronida, sukrosa, inulin,
muko-protein, dll. Semakin polar maka ekskresi semakin baik.
Obat dalam bentuk metabolit lebih banyak dekskresikan di
empedu dibandingkan dengan obat awal karena kepolarannya.
22
Efikasi ekskresi oleh sistem empedu dapat diuji dengan
bahan yang seluruhnya dieliminasi melalui empedu,
contohnya sulfobromophthalein. Bahan ini
diekskresikan dalam waktu 1,5 jam dalam usus pada
kondisi hati yang normal. Keterlambatan ekskresi
mengindikasikan gangguan fungsi hati dan empedu.
Klirens empedu = Laju ekskresi empedu
Konsentrasi obat dalam plasma
Kemampuan hati mengekskresikan obat dalam empedu
dinyatakan sebagai klirens empedu.
23
EKSKRESI PARU
Bahan gas dan mudah menguap seperti anestetika (Halotan)
diabsorpsi melalui paru dengan difusi sederhana. Aliran darah
paru, laju pernafasan dan kelarutan bahan mempengaruhi
ekskresi paru. Obat-obat dalam bentuk gas diekskresikan tetapi
bukan dalam bentuk metabolit. Alkohol yang memiliki tingkat
kelarutan yang tinggi dalam darah dan jaringan dieksresikan
secaa perlahan melalui paru.
24
EKSKRESI MELALUI SALIVA
pH saliva bervariasi mulai 5.8 sampai 8.4.
25
EKSKRESI MELALUI PAYUDARA
ASI mengandung sekresi laktat yang kaya denga lemak dan
protein.
0.5 sampai 1 liter ASI disekresikan perhari oleh ibu yang
menyusui. Ekskresi obat dalam ASI menjadi penting karena akan
masuk ke dalam asupan makanan bayi.
pH of ASI bervariasi dari 6.4 sampai 7.6. Obat yang bebas tak
terionisasi dan yang larut lemak berdifusi secara pasif.
Obat yang banyak terikat plasma seperti Diazepam sedikit
disekresikan dalam ASI. Dikarenakan ASI mengandung protein maka
obat yang dieksresikan akan berikatan pada protein tersebut.
26
EKSKRESI PAYUDARA
Jumlah obat yang diekskresikan dalam ASI kurang dari 1% dan
fraksi yang dikonsumsi bayi terlalu sedikit untuk menimbulkan
efek toksik. Beberapa obat seperti barbiturat dan morfin dapat
merangsang toksisitas.
ADVERSE EFFECTS
27
EKSKRESI KULIT
Obat dieksresikan oleh kulit melalui keringat mengikuti
hipotesis partisi pH. Ekskresi obat melalui kulit dapat
menyebabkan urticaria dan dermatitis. Senyawa seperti asam
benzoat, asam salisilat, alkohol dan logam berat misal
tembaga, merkuri dan arsen dapat diekskresikan melalui
keringat.
28
EKSKRESI GASTROINTESTINAL
Obat-obat yang diekskresikan melalui GIT biasanya timbul
setelah pemberian secara parenteral. Obat-obat yang
bersifat asam dan basa lemah yang larut dalam air dan
dalam bentuk terionisasi diekskresikan melalui GIT.
Contohnya nikotin dan quinine diekskresikan dalam
lambung. Obat-obat yang diekskresikan dalam GIT akan
direabsorpsi ke dalam sirkulasi sistemik dan mengalami
pemutaran.
29
EXCRETION PATHWAYS, TRANSPORT
MECHANISMS & DRUG EXCRETED.
30
KONSEP KLIRENS
Definisi Klirens
Merupakan suatu ukuran eliminasi obat dari
tubuh tanpa mempermasalahkan
mekanisme prosesnya.
Volume cairan (yg mengandung obat) yg
dibersihkan dari obat per satuan waktu.
cth: klirens penisilin 20 ml/min pada
seseorang dgn Vd 12 l, maka 20 ml dari 12 l
dibersihkan dari obat tiap menit.
• Laju eliminasi obat dibagi konsentrasi obat
dlm plasma pd waktu tsb.
Klirens = laju eksresi/ konsentrasi plasma
= µg/min / µg ml
= ml/min
Klirens (Cl)
diabaikan
Cl = K.Vd
• K = tetapan laju eliminasi
• Vd = Volume distribusi
Contoh:
Tentukan klirens suatu obat yg mempunyai
waktu paruh eliminasi 3 jam dan Vd 100 ml/kg ?
Jawab:
K = 0,693 / 3 = 0,231 jam-1
Cl = 0,231 jam-1 x 100 ml/kg
= 23,1 ml/ kg jam
• obat yg meningkatkan aliran urin seperti
etanil, golongan metil xantin (cafein) akan
menurunkan reabsopsi dan meningkatkan
eksresinya.
Secara fisilogis, klirens ginjal dapat diukur:
Sehingga
Cl t = Ke Vd
= (0,14) (1000)
= 140 ml/jam
Ket: Mu = Jumlah metabolit dalam urine (mg)
Du = jumlah obat yg tidak berubah dalam
urine (mg)
F = Bioavaibilitas Obat
Do = Jumlah obat pada awal pemberian
(mg)
c. Klirens non ginjal
Clh = ClT – ClR
= 210 – 140
= 70 ml/jam
Obat yg terikat Protein
ClR = Laju eksresi obat yg tak terikat
konsentrasi obat tak terikat dalam plasma
FRAKSI OBAT YG TEREKSKRESI
• Du∞ = jumlah total obat yg tak berubah
• ∫u = fraksi obat tak berubah
• F = Bioavaibilitas
• Do = Jumlah obat pada awal pemberian
∫u = Du∞ = Ke
F. Do K
Suatu Antibiotik diberikan dgn injeksi bolus IV dgn
dosis 500 mg. Vd 21 l dan waktu paruh eliminasi 6
jam. Urin dikumpulkan selama 48 jam dan 400 mg
obat tak berubah diperoleh kembali. Berapa fraksi
obat yg dieksresi dlm bentuk tak berubah di urine ?
Hitung K, Ke, ClT, ClR, dan ClH.
Penyelesaian:
Dik : Du∞ = 400 mg
F = 1 (injeksi bolus IV)
Do = 500 mg
• ∫u = Du∞ / F. Do
= 400 / 500
= 0,8
( 80% dosis terabsorpsi dieksresi dlm urine dlm bentuk
tak berubah).
K = 0,693 / t1/2
= 0,693 / 6
= 0,1155 jam-1
Ke = ∫u K
= (0,8) ( 0,115) = 0,0924 jam-1
• ClT = K . Vd
= (0,1155) (21)
= 2,43 liter/jam
ClR = Ke . Vd
= (0,0924) (21)
= 1,94 liter / jam
KLIRENS TUBUH TOTAL SETELAH
INFUS INTRAVENA
ClT = R / Cp∞
Dimana
60
FOR CERTAIN DRUGS , THE NON-RENAL
CLEARANCE CAN BE ASSUMED AS EQUAL TO
HEPATIC CLEARANCE ClH
IT IS GIVEN AS :
ClH = ClT – ClR
61
ER= Ca-Cv
Ca
Rasio ekstraksi dinyatakan seb agai 100% dr obat
yg memasuki hati dikurangi konsentrasi
relatifobat yang hilanng dr hati.
Clh = Q (Ca-Cv)
Ca
63
1. HEPATIC BLOOD FLOW :
65
• Hepatic blood flow has very little or
no effect on drugs with low ERH eg.
Theophylline.
66
2. INTRINSIC CAPACITY CLEARANCE (ClINT )
69