Anda di halaman 1dari 10

”HUBUNGAN STRUKTUR, SIFAT KIMIA

FISIKA DENGAN PROSES EKSRESI OBAT”

Kelompok 2

Kartika Ayu Wulandari


Lailatun Nafiah
Ayu Tirta Ningsih
Riska Fariyani L.S
1. Ekresi obat

Ekskresi obat adalah proses pengeluaran zat-


zat sisa oleh hasil metabolisme obat yang suah
tidak digunakan oleh tubuh.

Ekskresi obat juga terjadi melalui keringat, liur,


air mata, air susu, dan rambut, tetapi dalam
jumlah yang relatif kecil sekali sehingga tidak
berarti dalam pengakhiran efek obat.

2
A. EKRESI OBAT MELALUI GINJAL

Salah satu jalan terbesar


untuk ekskresi obat Penyaringan glomerulus
adalah melalui ginjal.
Ekskresi obat melalui • Mempunyai pori
ginjal melibatkan tiga karakteristik sehingga
proses : dapat dilewati oleh molekul
1. Penyaringan obat dengan garis tengah ±
glomerusus 40 A
2. Absorpsi kembali • Berat molekul lebih kecil
secara pasif pada dari 5000 dan obat yang
tubulus ginjal mudah larut dalam cairan
3. Sekresi aktif pada plasma atau obat yang
tubulus gijal. bersifat hidrofil.

3
Absorpsi kembali secara
pasif pada tubulus ginjal

• Menggunakan proses difusi pasif


• Absorpsi kembali molekul obat ke membran
tubular tergantung pada sifat kimia fisika, seperti
ukuran molekul dan koefisien partisi lemak atau
air.
• Obat yang bersifat polar, sukar larut dalam
lemak, tidak diabsorpsi kembali oleh membran
tubulus.

4
Absorbsinya tergantung dari pH urine.
• obat yang bersifat elektrolit lemah pada urin normal, PH
= 4,8-7,5 sebagian besar akan terdapat dalam bentuk
tidak terdisosiasi, mudah larut dalam lemak, sehingga
mudah di absorpsi kembali oleh tubular.
• Obat yang bersifat asam lemah, ekskresinya akan
meningkatkan bila PH urin dibuat basa dan menurun bila
PH urin dibuat asam.
• Obat yang bersifat basa lemah, ekskresinya akan
meningkat bila Ph urin dibuat asam dan menurun bila pH
urin dibuat basa.

5
Sekresi Pengangkutan Aktif
pada Tubulus Ginjal

• obat dapat bergerak dari plasma darah ke urin melalui


membrane tubulus ginjal dengan mekanisme
pengangkutan aktif.
Contoh :
1. Bentuk terionisasi obat yang bersifat asam, seperti asam
salisilat, penisilin, probenesid, diuretika turunan tiazida,
asam aminohipurat, konjugat sulfat, konjugat asam
glukuronat, indometasin, klorpropamid, dan furosemide.
2. Bentuk terionisasi obat yang bersifat basa, seperti morfin,
kuinin, meperidin, prokain, histamine, tiamin, dopamine
dan turunan ammonium kuarterner.

6
B. EKSKRESI OBAT MELALUI EMPEDU

• Obat dengan berat molekul lebih kecil dari 150


dan obat yang telah dimetabolisis menjadi
senyawa yang lebih polar, dapat diekskresikan
dari hati, melewati empedu, menuju ke usus
dengan mekanisme pengangkutan aktif.

• Contoh obat : penisilin, rifampisin, streptomisin,


tetrasiklin, hormone steroid dan glikosida
jantung.

7
• Obat tersebut biasanya dalam bentuk
terkonjugasi dengan asam glukuronat, asam
sulfat atau glisin.

• Mengalami siklus enterohepatik : Sikllus ini


menyebabkan masa kerja obat menjadi lebih
panjang.

• Contoh obat : hormone estrogen, indometasin,


digitoksin, dan fenolfalin..

8
C. EKSKRESI OBAT MELALUI PARU

• Obat yang diekskresikan melalui paru terutama


adalah obat yang digunakan secara inhalasi.

• Sifat fisik yang menentukan keceppatan ekskresi


obat melalui paru adalah koefisien partisi darah
atau udara kecil, seperti siklopropan dan
nitrogen oksida, diekskresikan dengan cepat.

• Sedangkan obat dengan koefisien partisi darah


atau udara besar, seperti eter dan halotan,
diekskresikan lebih lambat.

Anda mungkin juga menyukai