Obat Bebas
ABSORPSI EKSRESI
BIOTRANSFORMASI
Kurva Konsentrasi darah-waktu
A
C
K ………………………………………………………..KEM
t
K= konsentrasi obat dalam tubuh ; t = waktu ; KEM=
konsentrasi efektif minimum
Zat Non Polar (Larut dalamLemak)
Absorpsi di usus baik
Penetrasi ke dalam SSP baik (Lewat
sawar darah otak)
Mudah masuk ke dalamruang
intraselluler
Ekskresi yang rendah lewat ginjal
Ikatan protein plasma tinggi
Zat Polar sebaliknya
Bioavailabilitas (F)
BA : bagian obat (%), yg dilepaskan dari suatu sediaan
farmasi dlm bentuk yg memiliki efek terapeutik,
mengalami absorpsi dan masuk ke sirkulasisistemik.
BA (I.V : 100%)
BA oral : BA absolut
BA absolut :
F abs = AUCx/AUCiv x100%
BA relatif :
Frel =AUC oral/AUC oral standar x100%
Faktor penting pada BA :
Kecepatan dan tingkat pembebasan dari suatu
bentuk sediaan farmasi (tablet salut enterik dg
tablet)
Ada 2 fase :
Fase I : oksidasi, reduksi, hidrolisis
Fase II : asetilasi (INH), metilasi (COMT thd
noadrenalin, dopamin), konjugasi glutation ( asam
merkapturat, naftalen, sulfonamid), asam amino
(terutama glisin),
Reseptor
Komponen makromolekul fungsional dari organisme
dan organ effektor yang memiliki kemampuan
berikatan dg obat atau ligan sehingga terjadi
perubahan-perubahan biokimia dan fisiologi yang
bersifat khusus sebagai respons terhadap suatu obat
RESEPTOR OBAT
Kanal ion yg dikendalikan oleh ligan (reseptor kanal
ion)
Reseptor interseluler
Contoh: Reseptor hormone steroid, R. kelenjar
tiroid, R. retinoid
Kerja obat yang tidak bergantung
pada reseptor
Kerja obat thd sistem transport :
Omeprazol menekan produksi HCl dengan
menghambat (H+/K+)-ATPase
Kerja obat thd enzim :
- Kaptopril menghambat ACE
- Analgetika nonopioid. Contoh: diklofenak,
ibuprofen yang menghambat siklooksigenase
Hubungan Struktur dan Aktivitas
Struktur kimia obat berhubungan dengan
affinitas terhadap reseptor dan aktivitas
intrinsiknya sehingga bila dilakukan sedikit
modifikasi molekul obat seperti perubahan
konfigurasi molekul atau perubahan gugus
fungsi akan dapat mengubah sifat
farmakologinya, demikian pula sebaliknya bila
terjadi perubahan pada reseptor
Hubungan Dosis-Efek
Potensi obat: Jumlah relatif obat yg dibutuhkan utk
menghasilkan respon yg diinginkan, ditentukan oleh
jumlah obat yg mencapai tempat kerja dan affinitas obat
pd reseptor
Afinitas agonis parsial thd reseptor = agonis murni ttp Efek agonis
parsial < agonis murni
Interaksi Farmakodinamik
Obat A dpt mengurangi/meningkatkan efek obat B
Antagonis reseptor beta (beta bloker)
mengurangi efektifitas obat2 bronkodilator
(salbutamol) sbg agonis beta reseptor
Diuretika
yg menurunkan kadar Kalium plasma
dan memperkuat efek glikosid toksisitas
glikosid
Penghambat Monoamin Oksidase meningkatkan
jumlah noradrenalin di ujung saraf adrenergik
memperkuat efek obat efedrin dan tiramin yg
bekerja dg cara melepaskan noradrenalin
Interaksi Farmakodinamik (Cont.)
S
Sulfonamid mencegah bakteri I
utk sintesa dihidrofolat N
E