PRODI S1 FARMASI
Bentuk sediaan
Saluran Cerna
(pemecahan bentuk sediaan dan
terlarutnya obat aktif
Absorpsi
Per i.m
toksisitas
bioaktivasi
Protein plasma
Ekskres Metabolisme
i bioinaktivas
i
Mekanisme absorpsi
obat :
1. Difusi Pasif
2. Difusi terfasilitasi
3. Transport-aktif
Interaksi dalam absorbs di saluran cerna dapat
disebabkan karena
a. Interaksi langsung yaitu terjadi
:reaksi/pembentukan senyawa kompleks antar
senyawa obat yang mengakibatkan salah satu atau
semuanya dari macam obat mengalami penurunan
kecepatan absorpsi.
Contoh: interaksi tetrasiklin dengan ion Ca2+, Mg2+,
Al2+ dalam antasid yang menyebabkan jumlah
absorpsi keduanya turun.
Difusi pasif
Penembusan ke dalam membran dengan adanya
perbedaan konsentrasi dan tanpa bantuan.
Transport senyawa berbanding langsung dengan
landaian konsentrasi, koefisien distribusi senyawa
serta koefisien difusi berbanding terbalik dengan
tebal membran.
Contoh : obat glikosida jantung
Difusi terfasilitasi
Proses penembusan tanpa menggunakan energi
(ATP) tetapi memerlukan bantuan pembawa
(carrier). Contoh : fluconazol (antifungi)
Transport aktif
Transport aktif menggunakan energi dari sintesis
ATP karena senyawa memasuki suatu membran
dengan melawan gradien (melawan konsentrasi –>
kebalikan dari difusi pasif). Contoh : larutan ion
Na+, K+
Mekanisme obat melalui difusi pasif dipengaruhi
oleh pKa obat, pH tempat absorpsi dan fraksi obat
yang tidak terionkan.
Hal-hal yang dapat mempercepat atau
memperlambat perpindahan obat dari tempat
absorbsi ke dalam sirkulasi sistemik juga akan
mempengaruhi laju absorpsi obat.
Misalnya : kecepatan pengosongan lambung.
Rute pemberian obat terutama
ditentukan oleh sifat dan tujuan dari
penggunaan obat sehingga dapat
memberikan efek terapi yang tepat.
Terdapat 2 rute pemberian obat yang
utama, enteral dan parenteral.
Rute Enteral
Hambatan metabolisme
Pemberian suatu obat bersamaan dengan obat lain
yang enzim pemetabolismenya sama dapat terjadi
gangguan metabolisme yang dapat menaikkan kadar
salah satu obat dalam plasma, sehingga
meningkatkan efeknya atau toksisitasnya.
Contoh: pemberian S-warfarin bersamaan dengan
fenilbutazon dapat menyebabkan meningkatnya
kadar Swarfarin dan terjadi pendarahan.
Induksi enzim metabolisme
Induktor enzim
Pemberian suatu obat bersamaan dengan obat lain
yang enzim pemetabolismenya sama dapat terjadi
gangguan metabolisme yang dapat
menurunkan kadar obat dalam plasma, sehingga
menurunkan efeknya atau toksisitasnya.
Contoh: pemberian estradiol bersamaan denagn
rifampisin akan menyebabkan kadar estradiol
menurun dan efektifitas kontrasepsi oral estradiol
menurun.
Interaksi pada proses Eliminasi