Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Obat adalah unsur aktif secara fisiologis dipakai dalam diagnosis, pencegahan,


pengobatan atau penyembuhan suatu penyakit pada manusia atau hewan. Obat dapat berasal dari
alam dapat diperoleh dari sumber mineral,tumbuh-tumbuhan, hewan, atau dapat juga dihasilkan
dari sintesis kimia organic atau biosintesis (Ansel, 1989).
Meskipun obat dapat menyembuhkan penyakit, tetapi masih banyak juga orang yang
menderita akibat keracunan obat. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa obat dapat
bersifat sebagai obat dan dapat juga bersifat sebagai racun. Obat itu akan bersifat secara obat
apabila tepat digunakan dalam pengobatansuatu penyakit dengan dosis dan waktu yang tepat.
Jadi, apabila obat salah digunakan dalam pengobatan atau dengan dosis yang berlebihan, maka
akan menimbulkan keracunan. Dan bila dosisnya kecil, maka kita tidak akan memperoleh
penyembuhan (Anief, 1991).
Analgetika atau obat penghilang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau menghalau
rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran (perbedaan dengan anestetika umum) (Tjay, 2007). 
Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang tidak nyaman, berkaitan dengan (anc
aman) kerusakan jaringan. keadaan psikis sangat mempengaruhi nyeri, misalnya emosi dapat
menimbulkan sakit (kepala) atau memperhebatnya, tetapi dapat pula menghindarkan sensasi
rangsangan nyeri-nyeri merupakan suatu perasaan subjektif pribadi dan ambang toleransi
nyeri berbeda-beda bagi setiap orang. batas nyeri untuk suhu adalah konstan, yakni pada 44-
45oC (Tjay, 2007).
Rasa nyeri berfungsi sebagai pertanda tentang adanya suatu gejala atau gangguan di
tubuh, seperti peradangan infeksi kuman atau kejang otot. Rasa nyeri dapat disebabkan oleh
rangsang mekanis, kimiawi, kalor atau listrik, yang dapat merusak jaringan dan melepaskan zat
mediator nyeri. Zat ini merangsang reseptor nyeri yang letaknya di ujung syaraf bebas di kulit,
selaput lendir dan jaringan lain. Rangsangan akan di dialirkan melalui syaraf sensoris ke Susunan
Syaraf Pusat (S.S.P), melewati sumsum tulang belakang ke thalamus (optikus) kemudian ke
pusat nyeri yang berada di dalam otak besar, dimana rangsangan terasa sebagai nyeri (Arif,
2010).

1.2 TUJUAN
Untuk menganalisis efek analgetik dari paracetamol, ibuprofen dan antalgin pada hewan uji
mencit

DAFTAR PUSTAKA

Ansel, H. C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Universitas. Jakarta:Indonesia Press


Tjay, T. H. dan Kirana R. 2007.Obat-obat Penting . Jakarta: PT. Gramedia
Anief, Moh. 1990. Perjalanan dan Nasib Obat dalam Badan. Yogyakarta:Gadjah Mada
University Press

Anda mungkin juga menyukai