MIKROMERITIKA
NAMA
: INTAN HARTANTO
NPM
: 260110140153
HARI,TANGGAL PRAKTIKUM
ASISTEN
: 1. NURUL ROHMANIASARI
2. ZEFANYA OKTIVINA
Abstrak
Mikromeritika adalah ilmu atau teknologi yang mempelajari tentang
partikel . Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan kerapatan partikel
dengan piknometer , menentukan kecepatan alir serbuk dan sudut istirahat , serta
menentukan kerapatan curah dan kerapatan mampat. Bahan yang digunakan dalam
praktikum ini adalah Strach 1500 dan menggunakan pelarut organik yaitu paraffin
cair. Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat pemampat serbuk dan allat
pengukur kecepatan alir serbuk. Hasil yang diperoleh dari percobaan ini adalah
kerapatan sampel yang diukur dengan menggunakan piknometer diperoleh hasil 3,61
gr/ml. Hasil dari sifat alir strach 1500 dapat disimpulkan bahwa dengan perhitungan
Indeks Carr , strach 1500 memiliki sifat aliran buruk, dengan menggunakan Rasio
Hausner , strach 1500 memiliki sifat aliran cukup , sedangkan dengan menggunakan
sudut istirahat dari strach 1500 memiliki sifat aliran cukup.
Kata Kunci
mampat , strach 1500, paraffin cair, Indeks Carr, Rasio Hausner, sudut istirahat
Abstract
Mikromeritic is a science or technology to learn about particles. The purpose of this
experiment is to determine the density of particles with a pycnometer , determine the
flow rate of the powder and the angle of rest, as well as determining the bulk density
and the tapped density . Materials used in this experiment is Strach 1500 and using
an organic solvent that is liquid paraffin. The tools used in this lab is a tool
compressor measuring powders and powder flow rate. The results obtained from this
experiment is that the sample density was measured using a pycnometer result 3,61
gr/ml. Results from Strach 1500 flow properties can be concluded that the calculation
of Carr Index, Strach 1500 has poor flow properties, by using the Hausnerr Ratio,
Strach 1500 has insufficient flow properties, while using the angle of rest of Strach
1500 has insufficient flow properties.
Keywords
Strach 1500, liquid paraffin, Carr's index, Hausner ratio, the angle of rest.
Tujuan
1
II
Prinsip
1
Kalibrasi mikrometer
Kalibrasi sebuah micrometer yaitu adjustment kembali ketitik nol
untuk mendapatkan hasil ukur yang lebih presisi (Takarina, 2014).
Kerapatan sejati
Massa partikel dibagi volume partikel tidak termasuk rongga yang
terbuka dan tertutup (Mochtar,1990).
Kerapatan curah adalah ketika volume diukur pori intra partikel dan
pori antarpartikel.
Kerapatan mampat adaah volume yang dilihat ketika fluid bergerak
melewati partikel (Gibson.2004).
5
Gravitasi
Gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel
yang memiliki massa di alam semesta (Mesuji,2014).
III
Reaksi
-
IV
Teori Dasar
Mikromeritika adalah ilmu dan teknologi mengenai partikel kecil.
Pengetahuan dan kontrol dari ukuran partikel penting dalam ilmu farmasi
dan material. Ukuran dan juga luas permukaan partikel, dapat
berhubungan dengan sifat fisik, sifat kimia dan sifat-sifat farmakologi dari
obat-obatan. Secara klinis, ukuran partikel obat dapat mempengaruhi
pelepasan dari bentuk sediaan yang diberikan secara oral, parenteral,
rektal dan topikal. Formulasi yang baik dari suspensi, emulsi dan tablet,
baik stabilitas fisika dan respon farmakologi juga tergantung pada ukuran
partikel yang ada dalam produk. Pengetahuan dan pengendalian ukuran,
serta kisaran ukuran partikel sangat penting dalam farmasi. Jadi ukuran,
dan karenanya juga luas permukaan, dari suatu partikel dapat dihubungkan
secara berarti pada sifat fisika, kimia dan farmakologi dari suatu obat
(Pratiwi, 2012).
Mikromeritika diartikan oleh Dalla Valle sebagai ilmu dan
teknologi partikel kecil . Dispersi koloid diartikan oleh partikel yang
terlalu kecil untuk dilihat dengan mikroskop biasa , sedangkan partikel
emulsi dan suspensi farmasi serta serbuk halus berada dalam jangkauan
mikroskop optik . Kisaran ukuran partikel dapat dikelompokkan menjadi :
Ukuran partikel ( m
0,5 10
10 50
Ukuran
Contoh
Ayakan
-
50 100
325-140
150 1000
1000 3360
100-18
18-6
Metode Miroskopik
Metode Pengayakan
Cara ini untuk mengukur ukuran partikel secara kasar. Bahan yang
akan diukur partikelnya ditaruh di atas ayakan dengan nomor mesh
rendah. Kemudian dibawahnya ditaruh/ditempatkan ayakan dengan
ayakan dengan nomor mesh yang lebih tinggi. Perla diingat bahwa
ayakan dengan nomor mesh rendah mempunyai usuran lubang relatif
besar dibandingkan dengan ayakan dengan nomor mesh tinggi. Atau
dengan kata lain partikel melalui ayakan nomor mesh 100 ukuran partikel
lebih kecil dibanding dengan partikel yang melalui ayakan nomor mesh 30
(Effendy, 2003).
3.
Metode Sedimentasi
ke dalam corong alat uji waktu alir dan diratakan. Waktu yang diperlukan
seluruh massa untuk melalui corong dan berat massa tersebut dicatat. Laju
alir dinyatakan sebagai jumlah gram massa tablet yang melalui corong
perdetik. Waktu alir serbuk yang baik adalah jika waktu yang diperlukan
kurang lebih atau sama dengan 10 detik untuk 100 gram serbuk. Dengan
demikian kecepatan alir yang baik adalah lebih besar dari 100 gram/detik
(Lachman, 1994). Sudut istirahat diperoleh dengan mengukur tinggi dan
diameter tumpukan serbuk yang terbentuk. Bila sudut diam lebih kecil
atau sama dengan 30 menunjukkan bahwa serbuk dapat mengalir bebas,
bila sudut lebih besar atau sama dengan 40 biasanya daya mengalirnya
kurang baik (Lachman, 1994).
Kerapatan curah didapat dari sejumlah tertentu serbuk yang
ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam gelas ukur lalu dicatat
volumenya. Untuk mendapatkan kerapatan mampat, gelas ukur yang berisi
serbuk tersebut diketukkan setinggi 2,5 cm dalam interval 2 detik. Setiap
10 ketukan volume dicatat sampai volumenya tidak berubah (Lachman,
1994).
Piknometer adalah sebuah peralatan laboratorium yang bentuknya
serupa dengan botol parfum dan terbuat dari kaca. Alat ini digunakan
untuk mengukur nilai massa jenis fluida. Piknometer terdapat dalam
berbagai ukuran, tetapi yang sering dipakai adalah yang berukuran 10 ml
dan 25 ml. Alat ukur volume ini terdiri atas tiga bagian , antara lain :
1. Tabung ukur yang berfungsi untuk mengukur volume cairan
2. Tutup piknometer yang berfungsi untuk menjaga suhu di dalam
piknometer
3. Lubang
(Anneahira, 2013).
V.
2. Alat
pengukur
VI.
Prosedur
6.1
Menentukan kerapatan partikel dengan piknometer
Pertama- tama ditimbang piknometer 10 ml dengan menggunakan
neraca analitik. Kemudian solven dimasukkan ke dalam piknometer
lalu piknometer yang berisi solven ditimbang. Setelah itu solven
dituang 2-3 ml dan dimasukkan primojel lalu ditambah dengan solven
sampai tanda batas lalu ditimbang kembali. Setelah didapat bobot
masing- masing kerapatan partikel dihitung.
6.2
Menentukan kecepatan alir serbuk dan sudut istirahat
Pertama-tama sampel diitimbang dengan menggunakan neraca
analitik. Setelah itu sampel dimasukkan ke dalam corong yang lubang
bagian bawahnya ditutup. Kemudian lubang bawah dibuka dan waktu
untuk serbuk turun dicatat. Setelah itu timbunan serbuk yang terbentuk
diukur untuk menentukan sudut istirahat. Timbunan tersebut diukur
diameter, tinggi puncak, sudut yang terbentuk antara lengkung
timbunan dengan bidang datar. Lalu dihitung sudut istirahatnya.
6.3
Menentukan kerapatan curah
Pertama- tama sampel ditimbang dengan menggunakan neraca
analitik. Setelah itu sampel dimasukkan ke dalam gelas ukur 100 ml.
Kemudian gelas ukur ditempatkan pada alat pemampat serbuk. Alat
dihidupkan dan diukur volume serbuk tiap ketukan dari ketukan 0, 50,
100, 125, 200, 250, 300. Setelah itu dihitung rasio hausner dan indeks
carr.
VII.
Data Pengamatan
Penentuan Kerapatan Partikel dengan Piknometer
Bobot piknometer kosong
= 15,9 gram
Bobot piknometer + pelarut = 36,6 gram
W2 = 36,6 15,9 gram
= 20,6 gram
Bobot sampel
= 1 gram
Bobot piknometer +plarut +sampel= 36,8 gram
W3 = 36,8 15,9
= 20,9 gram
20,6 1
=
20,615,9+1
=
20,6
=3,61 gr /ml
5,7
Waktu (s)
Diameter
Tinggi
Tan
27,32
36,80
25,36
29,59
(cm)
9,35
9,55
10,05
28,96
(cm)
4
4
3,9
3,96
0,85
0,84
0,77
0,693
Perhitungan:
Sudut istirahat (
tan =
tinggi
8
tan=
jari jari
9,35
=40,36
tan=
8
9,55
= 0,84
=40,03
tan=
8
10,05
= 0,77
=37,59
Kecepatan alir =
massa
waktu
25
=0,915 gr / s
27,32
25
=0,692 gr / s
36,80
= 0,85
40,36
40,03
37,59
39,32
25
gr
=0,986
28,96
s
Jumlah
Volume
Kerapatan
1
2
3
4
5
6
7
ketukan
50
100
125
200
250
300
Volume awal
48
40,5
40
40
40
40
58
0,52
0,617
0,625
0,625
0,625
0,625
0,431
Perhitungan:
massa
=
volume
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
25
=0,52 gr /cm 3
48
25
=0,617 gr /cm3
40,5
25
=0,625 gr /cm 3
40
25
=0,625 gr /cm 3
40
25
=0,625 gr /cm 3
40
25
=0,625 gr /cm 3
40
(7)
25
=0,431 gr /cm3
58
Indeks Carr
IC=
mampat curah
x 100
mampat
IC=
0,6250,431
x 100
0,625
= 31,04 %
Rasio Hausnerr
kerapatanmampat
kerapatan curah
0,625
0,431
= 1,45
No
Perlakuan
.
1.
Hasil
Gambar
2.
bobot
diukur solven
25
dituang
piknometer,
kemudian ditimbang
(W1)
3.
4.
Beberapa
mL Didapatkan W4
(W5),
kemudian ditimbang
Dihitung kerapatan
= 3,61 gram/mL
sejatinya
Kecepatan alir dan sudut istirahat
No.
1.
Perlakuan
Hasil
Serbuk starch 25 gram
Gambar
serbuk
25
gram
2.
lalu
diayak dengan
pengayak
3.
100
Serbuk
no.
starch Serbuk starch 1500
corong,
corong
pada
alat
pengukur
kecepatan
serbuk
lubang
bawahnya
ditutup
alir
yang
4.
Dibuka
tutup Serbuk
sulit
dicatat dibutuhkan
alat
untuk
serbuk
Waktu (detik)
Pengulangan
1:
27,32
Pengulangan
2:
36,11
Pengulangan
3:
25,36
Rata-rata
5.
Diukur
29,59
Diameter (cm)
diameter
Pengulangan 1 =
timbunan
9,35
diambil 10,05
harga
6.
ratanya
Diukur
rata- Rata-rata
28,95
tinggi Tinggi (cm)
timbunan
Pengulangan 1 = 4
serbuk
Pengulangan 2 = 4
Pengulangan 3 =
3,9
Rata-rata
7.
3,96
= 40,36
Sudut istirahat
1
dihitung
= 40,03
2
dengan
data
diameter
dan
= 37,59
tinggi timbunan
dari serbuk
Perlakuan
Hasil
.
1.
Gambar
gram
1500
dalam
beaker
glass
2.
volume
3.
serbukdicatat
mL
Serbukdimampatkanmenggunak
Ketukan
50
= 48
mL
100 = 40,5
mL
Volume mampat dicatat untuk 125 = 40
setiap ketukan
mL
200 = 40
mL
250 = 40
mL
300 = 71
4.
mL
0,53
gram/mL
0,54
gram/mL
0,55
gram/mL
0,56
gram/mL
0,56
gram/mL
0,56
gram/mL
VIII.
Pembahasan
Praktikum kali ini mengenai mikromeritika. Ada empat tujuan yang
harus dicapai dalam praktikum ini yaitu dapat menentukan kerapatan
partikel dengan menggunakan piknometer, dapat menentukan kecepatan
alir serbuk dan sudut istirahat, dapat menentukan kerapatan curah dan
kerapatan mampat, dapat menentukan sifat aliran serbuk.
Kerapatan yang akan dicari dalam praktikum mikromeritika ini ada 3,
yaitu kerapatan curah, kerapatan mampat dan kerapatan sejati. Alat yang
digunakan untuk menentukan kerapatan tersebut berdeda-beda. Kerapatan
curah akan ditentukan menggunakan alat pemampat serbuk dimana
merupakan hasil perbandingan antara massa serbuk dengan volume
serbuk. Kerapatan mampat akan ditentukan dengan alat tapping density
dimana merupakan kerapatan yang diperoleh pada saat serbuk berada di
dalam gelas ukur yang ada pada alat pemampat serbuk dan diketukketukkan atau dimampatkan sampai volumenya tetap. Kerapatan sejati
dapat ditentukan dengan piknometer.
Sampel serbuk yang akan digunakan dalam praktikum kali ini adalah
serbuk starch 1500. Menurut Handbook of Pharmaceutical Excipient
(HOPE) , Strach 1500 memiliki pemerian agak kasar, putih , serbuk
berwarna putih, dan tidak berbau . Kelarutan dari strach 1500 adalah
praktis tidak larut dalam pelarut organik . Biasanya strach 1500 ini juga
memiliki khasiat sebagai bahan pengawet dan juga sebagai penghancur .
Stabilitas dari strach 1500 ini adalah tetap stabil tetapi bersifat higroskopis
,sehingga dalam penyimpanannya harus disimpan dalam wadah tertutup
baik dan tidak kontak langsung dengan udara karena apabila hal tersebut
terjadi maka serbuk dari strach 1500 akan lembab dan dalam
penggunaannya akan sangat sulit.
Selain itu, strach 1500 merupakan eksipien yang memiliki multifungsi
diantaranya adalah sebagai pengikat, lubrikan(zat pengisi) , desitegran,
dan pemberi rasa. Selain itu, starch merupakan eksipien yang unik karena
memiliki sifat alir dan juga granulasi yang baik. Starch 1500 memiliki
kompatibilitas yang baik, aliran yang baik serta pelumas yang baik. Starch
1500 merupakan pengikat yang sangat baik menghasilkan granulasi yang
kompresibel . Selain itu, Starch 1500 mengandung 20% fraksi larut air
sehingga berguna untuk granulasi basah. Fraksi yang larut air ini bertindak
sebagai pengikat, dan sisanya sebagai desintegrator.
Strach 1500 yang digunakan dalam praktikum ini terlebih dahulu
diayak dengan mesh no. 100. Hal ini karena starch 1500 memiliki
pemerian yang kasar, sehingga perlu dilakukan pengayakan agar
didapatkan starch 1500 yang lebih halus. Tujuannya agar memudahkan
dalam prosedur yang mengharuskan sampel agar halus seperti penentuan
kecepatan aliran dan dalam menentukan kerapatan mampat.
Dalam praktikum ini, pertama-tama akan dilakukan penentuan
kerapatan sejati dari serbuk starch 1500 menggunakan piknometer.
Piknometer
yang
digunakan
adalah
piknometer
25
ml.
Dalam
. Hasilnya diperoleh
Kerapatan mampat
Kerapatan curah
IX.
Kesimpulan
1. Kerapatan starch 1500 didapatkan 3,61 gr/ml.
2. Kecepatan alir starch 1500 didapatkan 0,846 gr/s dan sudut istirahatnya
didapatkan 39,32o.
3. Kerapatan curah starch didapatkan 0,0431 gr/cm3 dan kerapatan mampat
didapatkan 0,625 gr/cm3.
4. Sifat aliran serbuk starch 1500 cukup.
X.
Daftar pustaka
Anneahira. 2013. Mengenal Alat Ukur Volume dan Cara
Menggunakannya. tersedia online di http://www.anneahira.com/alatukur-volume.htm [Diakses pada 11 Mei 2015]
Effendy, M. 2003. Penuntun Praktikum Farmasi Fisik. Makassar :
Universitas Hasanuddin
Febriyani,Eka.2014.Adhesi-Kohesi. tersedia online di
http://www.informasi-
pendidikan.com/2014/12/kohesi-dan-
http://www.dosenpendidikan.com/pengertian-
gravitasi-bumi-
tersedia
online
di
http://www.academia.edu/5025252/Mikromiretik-printblog [Diakses
pada 11 Mei 2015]
Takarina,M. 2014. Cara Kalibrasi Mikrometer. tersedia online di
http://www.pipercomex.com/2011/10/cara-kalibrasi-micrometer.html
[Diakses pada 11 Mei 2015]
Lapiran