Anda di halaman 1dari 3

Jurnal “ANALISIS HUBUNGAN KUANTITATIF STRUKTUR DAN AKTIVITAS

ANTINOSISEPTIF SENYAWA FLAVONOID PADA DAUN Muntingia Calabura L.


MENGGUNAKAN METODE PERHITUNGAN HARTREE FOCK”
Tujuan : Untuk melihat dan mengetahui QSAR senyawa flavonoid tersebut
menggunakan pemodelan kimia komputasi berdasarkan perhitungan
Hartree Fock.
Nama Obat : Senyawa Flavonoid (QSAR)
Metode : Metode Perhitungan Hartree Fock
Cara Kerja : 1. Analisis Struktur Elektronik
Sebelum tahap komputasi struktur elektron dan perhitungan momen dipol dilakukan,
terlebih dahulu dilakukan pembuatan perkiraan struktur 3D untuk semua kesetimbangan dan
transisi struktur oksida logam dengan Avogadro. lalu, struktur 3D dioptimasi berupa energi
minimum untuk memperoleh konformasi struktur molekul terstabil dengan Avogadro-
NWCHEM. Pemodelan struktur bertujuan untuk mendapatkan struktur dengan energi minimum
sehingga diperoleh keadaan yang relatif paling stabil. Avogadro digunakan untuk membantu
pembuatan berkas.
2. Analisis Struktur dengan Metode Korelasi
Pada penelitian ini menggunakan program GNU PSPP melalui Sistem Operasi LINUX,
data yang disajikan merupakan data senyawa flavonoid variabel tak bebas serta muatan atom dan
perubahan entalpi dengan Metode Hartree Fock. Perhitungan model hubungan variabel bebas
dengan aktivitas ini menggunakan beberapa parameter statistik seperti koefisien korelasi R
dengan menggunakan metode enter.
Hasil dan Pembahasan :
Pada penelitian ini digunakan kajian QSAR untuk senyawa flavonoid yang mempunyai
pengaruh kuat terhadap aktivitas antinosiseptif. Untuk memperoleh sifat struktur setiap molekul
maka perlu diketahui muatan bersih dan momen dwikutub atom-atom sebagai parameter dari 4
molekul senyawa flavonoid.
Dari hasil analisa keempat data eksperimen senyawa flavonoid, struktur molekul 1 adalah
yang terbaik untuk merancang obat baru karena momen dipolnya paling kecil yaitu 0,186 .
Setelah mendapatkan struktur terbaik untuk rancangan obat terbaru, lalu bisa dicari gugus
molekul baru pada posisi C3 dengan memutusnya pada posisi C3 sehingga menghasilkan muatan
elektron C3 yang lebih besar yang dipengaruhi oleh momen dipol. Struktur terbaik juga
dipengaruhi oleh momen dipol karena semakin kecil momen dipolnya, maka semakin besar
aktivitasnya.
Kesimpulan :
Hubungan kuantitatif struktur senyawa flavonoid sebagai obat antinosiseptif
menunjukkan adanya hubungan kuantitatif struktur yang nyata terhadap aktivitas atom pada
senyawa flavonoid dengan persamaan A = 2,15 + 0,03 C3 – 0,17 D Serta daerah pusat aktif
senyawa flavonoid sebagai obat antinosiseptif terdapat pada C3 yang dipengaruhi oleh momen
dipolnya.
Jurnal “New cholinesterase inhibitors for Alzheimer’s : Structure activity relationship
kinetics and molecular docking studies of 1-butanoyl -3-arylthiourea derivatives”
Tujuan : Untuk melihat dan mengetahui hubungan aktivitas struktur (SAR),
kinetika, dan studi docking molekuler dari 1-butanoyl -3-turunan
arylthiourea
Nama Obat : 1-butanoyl-3-turunan arylthiourea
Metode : NMR, FTIR dan X - teknik kristalografi sinar
Cara Kerja :
Cara yang pertama ialah secara kimia dengan menggunakan instrumen NMR untuk
penentuan titik lebur dan studi FTIR dengan spectrometer FTS. Cara kedua ialah Sintesis umum
senyawa timbal dengan menambahkan butanoil klorida ke dalam larutan kalium tiosianat dengan
adanya aseton kering selama 30 menit. Setelah pendinginan, amina tersubstitusi aromatik
berbeda digabungkan untuk mendapatkan berbagai turunan 1-butanoyl -3- arylthiourea. Cara
ketiga ialah uji biokimia, diantaranya uji penghambatan AChE dan BuChE serta studi kinetic.
Cara yang terakhir ialah studi silico yaitu docking molecular.
Hasil Pembahasan :
Pada analisis NMR dengan H NMR ditemukan 2 jenis metil yaitu CH3 pada asil gugus
muncul pada 2,35 ppm dan CH3 terpasang dengan cincin aromatik sedikit terlindung sedangkan
dengan C NMR, sinyal karbon karbonil ditemukan di kisaran 172 - 175 ppm. Pada Analisis
FTIR puncak lebar muncul pada 3200 cm-1, hal tersebut karena adanya ikatan hidrogen antara
NH dan atom oksigen dari gugus karbonil yang ada dalam turunan tiourea. Puncak kuat terdapat
di wilayah gugus fungsi (1600-1700 cm-1), hal tersebut karena adanya gugus karbonil sedangkan
lebar puncaknya pada 3000 cm-1, karena adanya getaran peregangan Ar//H. Serta puncak tajam
dan sangat intens di wilayah 1050 dan 1250 cm-1. Pada Kristalografi sinar-X, menampilkan
sistem monoklinik dengan panjang vektor a = 10,0387, b = 15,3739, c = 19,3798, sudut ikatan α
= 90 °, β = 97.442 ° dan γ = 90 °. Pada Uji Biokimia dengan studi penghambatan enzim SI
antara AChE dan BuChE yang menunjukkan selektivitas tinggi 3b melawan AChE dengan SI =
0,073 sedangkan majemuk 3e menampilkan selektivitas terhadap BuChE dengan SI tertinggi =
5.568 dibandingkan dengan seri dan dengan model kinetik, 3b menghasilkan penghambatan
enzim yang tidak kompetitif sedangkan senyawa 3e diekspresikan sebagai inhibitor campuran
dari enzim BuChE. Yang terakhir ialah Docking molekuler, Rantai terdiri dari Ala199, Glu197,
Gly115-117, His438, Leu286, Phe329, Phe398, Trp82 dan Trp231 residu asam amino.
Penumpukan aromatik π- π terjadi antara Trp82 dan ikatan hidrogen dengan gugus karbonil
His438.
Kesimpulan :
Dari penelitian, ditemukan cara mensintesis turunan baru tiourea dan uji secara biokimia
pada kolinesterase (AChE dan BuChE) untuk evaluasi potensi penghambatannya. Semua
senyawa ini terbukti menjadi penghambat kolinesterase sampai batas tertentu. Senyawa 3b
ditetapkan sebagai penghambat AChE yang paling kuat dan selektif (IC 50 ± SEM = 8,92 ± 1,03
μ M) sementara 3e menunjukkan penghambatan maksimal (IC 50 = 6.16 ± 0.98 μ M) dengan
nilai SI tertinggi (5.568) terhadap BuChE.

Anda mungkin juga menyukai