Anda di halaman 1dari 24

Created by :

Norman Dyanto
12019032
Ilmu yang mempelajari kinetika zat
toksik atau pengaruh tubuh terhadap zat
toksik. Terdiri atas Sederetan proses
yang sering disingkat dengan ADME,
yaitu: absorpsi, distribusi, metabolisme
dan ekskresi
Absorpsi
Distribusi
Metabolisme
Ekskresi
KELUAR TUBUH MANUSIA
TOKSIKOKINETIK dalam bentuk utuh/telah diubah

TOKSIN/RACUN
EKSKRESI/ELIMINASI
masuk kedalam tubuh dikeluarkan melalui ginjal,
manusia : sal.cerna, sal.nafas, dll
- mulut (oral)
- saluran nafas
- kulit
- menembus kulit
suntikan/luka dsb. TARGET ORGAN/
organ tubuh yang lain

DARAH sirkulasi LIVER/HEPAR/HATI


keseluruh tubuh metabolisme racun
Proses masuknya xenobiotika dari tempat
kontak (paparan) ke dalam sirkulasi sistemik
tubuh.
Beberapa tempat absorpsi : mukosa saluran
pencernaan, paru, mukosa kulit, dan injeksi.
Beberapa faktor penting yang berpengaruh
pada jumlah dan kecepatan zat untuk terabsorpsi
:
1. Rute pemberian atau jalur paparan
2. Konsentrasi dan lamanya kontak dengan tempat
absorpsi
3. Sifat kimia dan fisika dari xenobiotik
 Absorpsi saluran pencernaan, terutama
melalui usus kecil
 Absorpsi paru, biasanya berupa gas : CO,
NO2, SO2, uap benzene, aerosol
 Absorpsi kulit, relative kurang baik dan
merupakan pelindung yang baik untuk
mempertahankan fungsi kulit manusia
dari pengaruh lingkungan
Kecepatan absorpsi sangat dipengaruhi
oleh perbedaan konsentrasi, luas
permukaan tempat absorpsi, dan
lamanya kontak dengan tempat absorpsi.
Timbulnya efek toksik karena suatu
xenobiotic diawali dengan masuknya zat
tersebut ke dalam tubuh, dan untuk
masuk tersebut xenobiotic harus
menembus membran
Transpor xenobiotika lewat membran sel.
Penetrasi xenobiotika melewati membran
dapat berlangsung melalui:
(a) difusi pasif,
(b) filtrasi lewat pori-pori membran
”poren”,
(c) transpor dengan perantara molekul
pengemban ”carrier”,
(d) pencaplokan oleh sel ”pinositosis”.
a.Difusi Pasif
Difusi pasif adalah pergerakan obat dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Bersifat
spontan, non-selektif, bergantung pada konsentrasi,
proses ini akan berhenti pada saat konsentrasi
yang dicapai telah sama.
b.Transpor Aktif
Transpor aktif adalah pergerakan atau pemindahan
yang menggunakan energi untuk mengeluarkan
dan memasukkan ion-ion dan molekul melalui
membran sel yang bersifat permeabel dengan
tujuan memelihara keseimbangan molekul kecil di
dalam sel.
c.Transpor Terfasilitasi

Transport dengan cara difusi fasilitas mempunyai


perbedaan dengan difusi sederhana yaitu difusi
fasilitas terjadi melalui carrier spesifik dan difusi
ini mempunyai kecepatan transport maksimum
(Vmax). Ciri – ciri:
• Terjadi jika zat tersebut mempunyai protein carier yg
spesifik
• Tidak bisa melawan gradien konsentrasi
• Dibawa oleh carier transmembran
• Tidak membutuhkan energi
d.Pinositosis dan Fagositosis
Pinositosis: proses dimana partikel-
partikel kecil yang berupa cairan ditangkap
oleh sel dengan cara memecah partikel-
pertikel kecil tersebut menjadi partikel-
partikel yang lebih kecil.
Fagositosis: sebagian dari respons imun
non spesifik dan yang pertama kali
mempertemukan tuan rumah dengan benda
asing di membran sel.
 Peristiwa dimana xenobiotic yang
terabsorpsi berpindah dari sirkulasi
sistemik ke bagian lain dalam tubuh.
 Bagian tubuh yang berhubungan dengan
distribusi toksikan : protein plasma, liver
dan ginjal, lemak, tulang.
 Volume distribusi
 Waktu paruh
 Implikasi toksikologi
 Perubahan xenobiotika yang dikatalisa oleh
enzim tertentu oleh sel hidup, yaitu
merubah struktur kimia dari bahan kimia
asing sehingga hasil metabolisme tersebut
secara kimiawi berbeda dari senyawa
asalnya
 Faktor yang mempengaruhi metabolisme :
Intrinsik, host, induksi enzim, inhibisi enzim,
seks, efek umur, efek diet, efek kerusakan
liver.
 Reaksi fase I : degradasi (oksidasi,
reduksi, hidrolisis)
 Reaksi fase II : konjugasi  polar

Oksidasi merupakan penambahan


atom-atom oksigen. Oksidasi toksikinetik
didefinisikan sebagai pelepasan
elektron. Reduksi adalah reaksi kimia di
mana substrat mendapat elektron.
Reduksi yaitu peristiwa pelepasan
oksigen (kebalikan dari reaksi oksidasi).
Ekskresi adalah pengeluaran obat atau
sisa metabolitnya dari dalam tubuh,
terutama yang dilakukan oleh ginjal melalui
air seni atau urine.
- Organ ekskretor utama : ginjal, saluran
pencernaan, paru
- Lainnya : kulit, air susu, air mata
- Ginjal : organ utama, bahan hidrofil, filtrasi
glomeruli, diffusi tubuler, sekresi tubuler
- Paru : bahan-bahan volatil
 Sifatdan intensitas efek suatu tokson di dalam
tubuh bergantung pada kadar tokson di tempat
kerjanya. Umumnya konsentrasi tokson di
tempat organ sasaran merupakan fungsi kadar
tokson di dalam darah (plasma).
 Namun, sering dijumpai kadar tokson di organ
sasaran tidak selalu sama dengan kadarnya di
darah. Apabila terjadi ikatan yang kuat antara
jaringan dengan tokson, maka konsentrasi
tokson pada jaringan tersebut umumnya lebih
tinggi jika dibandingkan dengan di darah.
 DDT adalah salah satu tokson yang bersifat sangat
lipofil, dia akan terikat kuat ”terdeposisi”,
sehingga jaringan lemak merupakan depo. Ini
berarti konsentrasi di jaringan akan lebih tinggi dari
pada di darah, selanjutnya dia akan terlepas secara
perlahan- lahan. Penetapan konsentrasi tokson di
darah umumnya lebih mudah diukur dibandingkan
di jaringan, terutama pada jangka waktu tertentu,
oleh sebab itu konsentrasi di darah ”plasma” yang
sering digunakan dalam penelitian toksokinetik.
 Pada pengembangan obat baru, penilaian suatu obat
secara klinis (penetapan dosis dan skema
penakarannya yang tepat), perlu adanya sejumlah
keterangan farmakokinetika. Khususnya kadar obat
di organ sasaran dan darah, serta perubahan
kadarnya dalam waktu tertentu.
Kadar tokson di darah umumnya
dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti, laju absorpsi dari tempat
paparan, sifaf fisiko-kimia tokson akan
menentukan laju transpornya di dalam
tubuh, distribusi tosikan di dalam tubuh
(jaringan, organ), jalu eliminasinya
meliputi kecepatan biotransformasi dan
ekskresi dari dalam tubuh.
 Wirasuta, I.M.A., Niruri, R., 2007. Buku
Ajar :
Toksikologi Umum, Universitas Udayana-
BPOM, Jakarta.
 Ariens,E.J., Mutschler,E., Simonis,A.M., 1985,
Toksikologi Umum, Pengantar,
Wattimena,Y.R.(terj.), Gadjah Mada
University Press,Yogyakarta.
 LU, F.C. (1995), “Toksikologi
dasar, asas,
organ sasaran, dan penilaian resiko”, UI-
Press, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai