Anda di halaman 1dari 10

ARTIKEL HASIL PRAKTIKUM

ANALISIS MIKROBIOLOGIS PRODUK SEDIAAN FARMASI

Diajukan Oleh:
AYU ARINI PURWANTY
150 2014 0296

Laboratorium Mikrobiologi Farmasi


Program Studi S1 Ilmu Farmasi
Fakultas Farmasi
Universitas Muslin Indonesia
Makassar
2016

ARTIKEL HASIL PRAKTIKUM


ANALISIS MIKROBIOLOGI SEDIAAN FARMASI

Dipersiapkan dan disusun oleh


AYU ARINI PURWANTY
15020140296
telah dipertahankan di depan asisten pendamping pada tanggal
.................................................

Telah disetujui oleh:

Asisten Pendamping,

RAHMA

tanggal...................................

ANALISIS MIKROBIOLOGIS PRODUK SEDIAAN FARMASI


Ayu Arini Purwanty1 dan Rahma2
1

Mahasiswa Fakultas Farmasi, UMI.


Asisten Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Farmasi, UMI

Email : ayuarini1305@gmail.com
ABSTRAK
Mikroorganisme ada yang menguntungkan dan ada yang
merugikan.Terdapatnya mikroorganisme dalam sediaan farmasi, makanan,
minuman sebagai kontaminan, kemungkinan disebabkan oleh cara pengolahan
yang tidak bersih dan sehat, cara pengepakan yang kurang bagus, cara
penyimpanan yang tidak baik dan lain-lain.
Kebanyakan sediaan farmasi yang digunakan pada kulit, untuk membantu
kerja lokal dan yang semacam itu, diformula untuk melengkapi kerja lokal yang
diperpanjang dengan absorpsi yang paling sedikit. Obat-obat yang dipakai pada
kulit, untuk kerja lokal, termasuk antiseptik, antifungi, antiradang, anestetik lokal,
emoliens kulit dan pelindung yang melawan keadaan yang disebabkan
lingkungan, seperti akibat dari matahari, angin, hama dan zat-zat kimia yang
merangsang.
ALT (Angka Lempeng Total) digunakan untuk mengetahui jumlah mikroba yang
ada pada suatu sampel, Uji Angka Lempeng Total (ALT) dan lebih tepatnya ALT
aerob mesofil atau anaerob mesofil menggunakan media padat dengan hasil akhir
berupa koloni yang dapat diamati secara visual berupa angka dalam koloni (cfu)
per ml/g atau koloni/100ml.Metode MPN adalah suatu metode statistik berbasis
teori probabilitas/kemungkinan. Teknik memperkirakan jumlah mikroorganisme
viabel dalam suatu sampel/contoh.Teknik MPN didasarkan pada statistik
kemungkinan (probabilitas) dan hasil analisis MPN secara langsung berkaitan
dengan frekuensi/banyaknya seri hasil pengujian yang positif (sampel
menunjukkan adanya pertumbuhan mikroorganisme).Adapun tujuan dari
penelitian untuk menentukan tingkat pencemaran mikroorganisme pada sampel
minuman the PIU yang ditandai dengan adanya kekeruhan ataupun endapan
pada sampel berdasarkan Standar Nasional Indonesia.Dalam praktikum ini,
digunakan uji ALT dan MPN.Hasil dari uji ALT ketika positif terdapat koloni
maka dilakukan ke medium selektif yaitu medium SSA (Salmonella agar) dan
hasil uji MPN ketika positif terjadi perubahan warna dan terdapat gelembung gas
maka dilakukan kemedium selektif yaitu medium EMBA (Eosin metilen blue
agar). TujuanPraktium. Untuk mengetahui adanya kontaminasi mikroorganisme
melebihi SNI dari sampel pomade. Metode Praktikum : Adapun metode
pengerjaan yaitu metode eksperimental.
Kata Kunci: Mikroorganisme, Sediaan Farmasi, Kosmetik, ALT, MPN
PENDAHULUAN

Mikroorganisme ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan.


Mikroorganisme

yang

merugikan

yaitu

mikroorganisme

yang

dapat

menyebabkan infeksi, menghailkan racun dan merusab bahan dengan


caramenyebabkan

pembusukan,

menguraikan

bahan-bahan.

Terdapatnya

mikroorganisme dalam sediaan farmasi, makanan, minuman sebagai kontaminan,


kemungkinan disebabkan oleh cara pengolahan yang tidak bersih dan sehat, cara
pengepakan yang kurang bagus, cara penyimpanan yang tidak baik dan lain-lain.
Sedangkan sumbernya kemungkinan dari udara, tanah, air, peralatan yang
digunakan dalam pengolahan, pekerja yang melakukan proses pembuatan2.
Kualitas mikrobiologis dari obat-obatan merupakan suatu masalah yang
penting untuk diperhatikan.Obat-obatan steril sudah lama dikenal syarat kualitas
mikrobiologisnya, tetapi preparat farmasi non steril baru beberapa tahun terakhir
ini mendapatkan perhatian dan mulai diadakannya persyaratan.Pada umumnya
obat-obatan dibuat oleh industri secara besar-besaran.Sediaan tadi memakan
waktu yang cukup lama dalam penyimpanan, dan hal ini selama dalam
penyimpanan atau peredarannya kemungkinan dapat terjadi pertumbuhan
mikroba di dalamnya2.
Kebanyakan sediaan farmasi yang digunakan pada kulit, untuk membantu
kerja lokal dan yang semacam itu, diformula untuk melengkapi kerja lokal yang
diperpanjang dengan absorpsi yang paling sedikit. Obat-obat yang dipakai pada
kulit, untuk kerja lokal, termasuk antiseptik, antifungi, antiradang, anestetik lokal,
emoliens kulit dan pelindung yang melawan keadaan yang disebabkan
lingkungan, seperti akibat dari matahari, angin, hama dan zat-zat kimia yang
merangsang. Untuk maksud-maksud ini obat paling umum diberikan dalam
bentuk salepdan sediaan setengah padat seperti krim dan pasta, sebagai bubuk
kering padat, semburan aerosol, atau sebagai sediaan cair seperti solutio atau
lotio6.
Adanya mikroba di dalam obat-obatan non steril tidak dikehendaki karena
dapat menyebabkan perubahan-perubahan dalam karakter organoleptis, perubahan
atau kemunduran, dan bahkan aktivitas di dalam obat yang bersangkutan.Selain
itu mikroba yang tumbuh dapat berbahaya, baik yang patogen ataupun dari jenis

yang tidak patogen, tetapi bila jumlahnya sangat banyak dapat menimbulkan halhal yang merugikan.Penyakit-penyakit yang dapat timbul karena adanya mikroba
didalam obat-obatan non steril, dapat mengakibatkan terjadinya infeksi dari
bakteri patogen atau keracunan oleh bakteri penghasil racun2.
Kalau makanan dan minuman terkontaminasi mikroorganisme secara
spontan dari udara, maka akan terdapat pertumbuhan campuran beberapa macam
mikroorganisme. Kontaminasi terebut dapat terjadi sejak pengolahan bahan baku,
pemrosesan bahan, peralatan, pengemasan, karyawan, air yang digunakan da
jenis wadah atau kemasan yang digunakan3.
Definisi dari bakteri coliform didasarkan pada bentuk gram dan reaksi
metaboit.Berdasarkan definisi tersebut coliform adalah gram negative tidak
memiliki spora, aerobic atau fakultatif aerobicyang mempermentasi laktosa
membentuk asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35oC5.
Uji MPN ( Most Probable Number) digunakan jika jumlah yang diharapkan
relative rendah antara lain kurang dari 1 sampai 100 mikroorganisme/mL.
Prosedur ini menggunakan tabung ganda dari kultur medium biasanya 3 sampai 5
dengan 3 perbedaan volume dari sampel, misalnya 3 tabung asing-masing
diinkulasi dengan 0,1 mL, dai tabung berikutnya 0,01 mL dan 3 deret tabung
berikutnya 0,001 mL. Jika konsentrasi dalam sampel adalah range yang ditujukan
seperti diatas, seharusnya pada tabung yang menerima inokulasi bakteri tidak ada
mikroorganisme yang hadir. Ini akan menjadi steril setelah diinkubasi,
perbandingan dari tabung positif yang dilaporkan untuk tiap volume sampel dan
hasilnya dibandingkan dengan tabel standart MPN dari organisme per mL (atau
per 100 mL dari sampel murni). Prosedur ini biasanya digunakan dalam air ,
makanan, dan produk indusry dibandingkan pada industry farmasi4.
Tekni MPN adalah metode statistic yang berguna dalam menentukan
konsentrasi rendah dari organisme (kurang dari 100 gram atau mL). Dalam
metode ini sampel secara seri dilarutkan sehingga inokula akan kadang-kadang
tapi tidak selalu mengandung organisme hidup pada setiap pelarutan volume
ganda dipindahkan ke tabung ke 3,5, atau ke 10 dari medium cair yan
diujikan.Tabung diinkunbasi dan hasilnya dievaluasi.Berdasarkan test ini, tabung

yang positif diidentifikasi dengan kekeruhan (pertumbuhan) tunggal atau


kombinasi dengan produk gas dan asam5.
METODE PRAKTIKUM
Jenis dan Rancangan Praktikum :
Jenis praktikum ini adalah praktikum eksperimen dengan rancangan praktikum
post test design.
Bahan dan Alat Penelitian
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah medium NA (Nutrient
Agar), medium PCA (Plitate Count Agar), TSB (Tryptic Soy Broth), dan Pw
(Pepton Water.
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah autoklaf, batang
pengaduk, cawan petri, Erlenmeyer pyrex, gelas ukur pyrex, inkubator, ose bulat,
rak tabung, sendok tanduk, spoit 10 ml dan 1 ml, tabung reaksi pyrex, dan
timbangan analitik.
Sampel praktikum :Kosmetik pomed coklat
Cara kerja
Disiapkan 3 botol coklat steril yang sudah berisi air steril sebanyak 9 mL.
Dilakukan pengenceran dimana ditambahkan 1 mL sampel kosmetik (pomed
coklat) dimasukkan kedalam botol coklat pertama10-1, setelah itu diambil 1 mL
dari pengenceran pertama dimasukkan ke pengenceran kedua 10 -2, ambil 1 mL
dari pengenceran kedua dimasukkan kedalam botol coklat ketiga 10 -3. Ambil 1 mL
dari pengenceran ketiga dimasukkan kedalam botol coklat keempat 10 -4. Pada
pengenceran keempat 10-4 diambil 1 mL dan dimasukkan ke dalam dibuang
untuk menyetarakan.
ALT Kapang
Disiapkan 3 buah capet steril. Untuk ALT kapang mengunakan
pengenceran 10-3, 10-4 dan pengenceran 10-5. Diambil 1 mL dari pengenceran 103

dimasukkan kedalam capet dan tambahkan 9 mL medium PCA dilakukan dengan

cara aseptis dan dihomogenkan dengan menbentuk angka delapan. Dilakukan hal
yang sama pada pengenceran 10-4 dan 10-5. Diinkubasi 3 x 24 jam diamati dan
dihitung jumlah koloni kapang.

ALT Bakteri
Disiapkan 3 buah capet steril pada ALT bakteri menggunakan pengenceran
10-3, 10-4 dan pengenceran 10-5 dengan menggunakan medium NA. Diinkubasi
selama 1 x 24 jam, diamati dan dihitung jumlah koloni bakteri.
Uji Mikroorganisme SA (Staphylococcus aureus)
Disiapakan tabung reaksi steril ditambahkan dengan 9 mL medium PW
(Pepton water) dan ditambahkan 1 mL dari pengenceran 10-1 diinkubasi selama 1
x 24 jam dan dilihat kekeruhannya. Jika terjadi perubahan maka dilanjutkan
dengan medium selektif VJA (Voghel Jonhson Agar).
Uji Mikroorganisme PA (Pseudomonas aeruginosa)
Disiapakan tabung reaksi steril ditambahkan dengan 9 mL medium TSB
(Tryptic Soy Broth) dan ditambahkan 1 mL dari pengenceran 10-1 diinkubasi
selama 1 x 24 jam dan dilihat kekeruhannya. Jika terjadi perubahan maka
dilanjutkan dengan medium selektif CETA (Cetremide Agar).
Analisis Hasil
Pada percobaan ini parameter yang dianalisis yaitu apakah ada
pencemaran mikroorganisme pada suatu sediaan farmasi seperti makanan,
minuman, kosmetik dan obat tradisional untuk layak dikonsumsi dan dipasarkan
secara luas pada masyarakat laak digunakan atau tidak.
HASIL PENELITIAN
Tabel 1. Hasil pengamatan uji ALT bakteri padasampel pomade coklat dengan
konsentrasi daro 10-3, 10-4 dan 10-5
Sampel

Konsentrasi
10-3
10-4
10-5

Pomade Coklat

Perhitungan:
ALT Bakteri = V x N x

=1x5x

1
fp
1
105

Jumlah Koloni
1
1
5

= 5 x 10-2
= 0,5 x 103 kol/mol
Tabel 2. Hasil Pengamatan uji patogen bakteri SA(Staphylococcus aureus) dan PA
(Pseudomonas aeruginosa ) pada sampel pomade coklat dengan konsentrasi 10-1
Sampel

Medium
Konsentrasi
PW
10-1
Pomade Coklat
TSB
10-1
Keterangan :+ = Mengandung bakteri
-

Hasil pengamtan
-

(kuning)
(Coklat)

= Tidak mengandung bakteri

PEMBAHASAN
Adanya mikroba di dalam obat-obatan non steril tidak dikehendaki karena
dapat menyebabkan perubahan-perubahan dalam karakter organoleptis, perubahan
atau kemunduran, dan bahkan aktivitas di dalam obat yang bersangkutan.Selain
itu mikroba yang tumbuh dapat berbahaya, baik yang patogen ataupun dari jenis
yang tidak patogen, tetapi bila jumlahnya sangat banyak dapat menimbulkan halhal yang merugikan. Penyakit-penyakit yang dapat timbul karena adanya mikroba
didalam obat-obatan non steril, dapat mengakibatkan terjadinya infeksi dari
bakteri patogen atau keracunan oleh bakteri penghasil racun
Uji mikrobiologis makanan dan minuman adalah uji yang ditujukan untuk
menentukan apakah sediaan tersebut telah tercemar mikroba atau tidak, sehingga
aman dikonsumsi oleh masyarakat.Pengujian ini biasanya dilakukan oleh Balai
Pemeriksaan Makanan dan Minuman terhadap produk baru atau produk yang
beredar di pasaran.Uji mikrobiologis dibagi menjadi 2, yaitu uji kualitatif dan uji
kuantitatif.Uji kualitatif dimaksudkan untuk mengetahui jenis mikroorganisme
yang ada dalam sediaan tersebut.Sedangkan uji kuantitatif dilakukan untuk
mengetahui berapa jumlah mikroorganisme yang mencemari sediaan tersebut.
Kebanyakan sediaan farmasi yang digunakan pada kulit, untuk membantu
kerja lokal dan yang semacam itu, diformula untuk melengkapi kerja lokal yang
diperpanjang dengan absorpsi yang paling sedikit.
Pengujian mikrobiologis produk sediaan farmasi ini dimaksudkan untuk
mengetahui apakah sampel yang kita gunakan ini baik atau tidak untuk dapat
dikonsumsi atau digunakan.

Pertama-tama kita timbang 1 gram pomade lalu kemudian kita encerkan


dengan 10 mL air steril kemudian pada pengenceran pertama 10-1. Lalu dilakukan
pengenceran bertingkat ke tabung reaksi 10-2, 10-3, 10-4 dan 10-5. Untuk ALT
bakteri diambil 1 mL dari pengenceran 10-3 kemudian dimasukkan ke dalam capet
dan tambahkan 9 mL medium NA, dilakuakn pula padapengenceran 10-4 dan 10-5.
Kemudian diinkubasi di incubator selama 1x24 jam. Sama halnya pada uji ALT
bakteri , pada medium cair PW dan TSB masing-masing diambil 1 mL dari
pengenceran 10-1 dan dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi yang
telah terisi medium PW dan TSB
Setelah itu diinkubasikan selama (1x24 jam) sampel yang terdapat dalam
tabung reaksi tidak memperlihatkan kekeruhan dalam medium yang tadinya
berwarna kuning bening dan berwarna hijau kebiruan, namun setelah
diinkubasikan selama 24 jam dalam inkubator warna mediumnya tetap. Hal ini
memberikan tanda bahwa dalam medium tersebut tidak terdapat mikroba yang
terkandung dalam produk. Karena pada medium tidak terdapat mikroba maka
tidak dilakukan uji penegasan pada media CETA dan VJA.
KESIMPULAN
Dari hasil Praktikum yang kita lakukan, dapat kita simpulkan bahwa
sampel kosmetik pomade memiliki ALT bakteri 0,5 x 10 3 kol/mL. Untuk uji
patogen terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus.
Dalam sampel pomade tidak mengandung bakteri tersebut.
SARAN
Diharapkan praktikan lebih teliti dan hati-hati saat melaksanakan
praktikum agar hasil yang didapat tidak salah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim, 2016.Penuntun Praktikum Mikrobiologi Farmasi Terapan.
UMI : Makassar.
2. Djide, Natsir,.2003. Mikrobiologi Farmasi Terapan, Fakultas MIPA :
Universitas Hasanuddin:Makassar.
3. Djide, Natsir. 2008. Analisis Mikrobiologi Farmasi, Fakultas MIPA :
Universitas Hasanuddin: Makassar.

4. Hugo, 2004 , Pharmaceutical Microbiology. Blakwell.


5. Lynne, McLandsborough. 2005. Food Mycrobiology laboratory.CRC
Press.
6. Ansel, H. C. 2005. Pengantar Sediaan FarmasiEdisi IV.UI-Press.

Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai