Anda di halaman 1dari 6

Jurnal BERDIKARI

Vol.1, No.1November 2021: 1-6 ISSN


2503-3719
http://journal.uta45jakarta.ac.id/index.php/berdikari/index

WASPADA STROKE : DON’T BE THE ONE !


Dr. apt. Diana Laila Ramatillah, M.Farm.1, Mahmudi Ramadani2, Nurmutiya2, Rosmayanti
3
, Rena Permatasari4, M. Fathan Mubinna5, Rahma Novinisa6, Silvia Amalia7, M. Fajar Nova A.8,
Renni Emmi Simatupang9, Anggraini Ayu Pratiwi10,Elfira Alkatiri11, Yulia Verawati S.12,
Musdalifah 13, Dewinda F. A Runesi14, Luthfi Ega Aprianto15, Euis tri handayani16, Dwi Ratna Sari
T.17, Hilman Septiana Ismail18, Tuti Rohbidayati19, Devita Sari Br S.20, Berenta Novita Sari Purba21.
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21
Program Studi Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
email: diana.ramatillah@uta45jakarta.ac.id

ABSTRAK
Pengabdian kepada masyaraka dilakukan oleh mahasiswa program profesi Apoteker UTA ’45 Jakarta
secara daring karena terkendala pandemic COVID-19. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan
agar masyarakat memahami dan mengetahui tentang penyakit stroke. Kegiatan pengabdian kepada
masyarakat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi digital, yaitu Zoom meeting dengan total peserta
153 orang. Abdimas dilaksanakan pada tanggal 14 November 2021 jam 10:00 wib sampai 12:00 wib.
Abdimas ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenaai penyakit stroke
sehingga masyarakat mampu mengenal gejala penyakit tersebut dan diharapkan dapat ditangani sedini
mungkin untuk meminimalisir angka kematian pada penderita stroke. Metode penilitian : Indikator dari
webinar ini didapat dari hasil pengisian post test melalui google form oleh peserta yang diisi setelah
acara webinar berlangsung. Hasil : Dengan mengetahui gejala penyakit stroke,jenis penyakit stroke,
faktor resiko dan terapi penyakit stroke diharapkan masyarakat dapat terhindar dari penyakit stroke itu
sendiri. Kesimpulan: Stroke memiliki jenis yang berbeda yaitu stroke hemoragik dan stroke iskemik
sehingga memiliki penyebab dan terapi yang berbeda pula dan masih memiliki kesempatan untuk
sembuh kembali apabila ditangani secara tepat sehingga diharapkan dengan pemberian informasi ini
dapat menambah wawasan pengetahuan masyarakat mengenai apa itu penyakit stroke.
Kata Kunci: Webinar, stroke, terapi dan pengetahuan

ABSTRACT
Community service is carried out by students of the UTA '45 Jakarta Pharmacist profession program online
due to the COVID-19 pandemic. This community service aims to make people understand and know what
stroke is. Community service activities are carried out by utilizing digital technology, namely Zoom
meetings with a total of 153 participants. Abdimas will be held on November 14, 2021, 10:00 am to 12:00
pm. Abdimas is expected to increase public knowledge about stroke so that people are able to recognize the
symptoms of the disease and are expected to be treated as early as possible to minimize mortality in stroke
sufferers. Research method: The indicators of this webinar are obtained from the results of filling out the
post test via google form by participants who are filled in after the webinar event takes place. Results : By
knowing the symptoms of stroke, types of stroke, risk factors and stroke therapy, it is hoped that people can
avoid stroke itself. Conclusion: There are different types of stroke, namely hemorrhagic stroke and ischemic
stroke, so they have different causes and therapies and still have the opportunity to recover if handled
properly.
Keywords: Webinar, stroke, therapy and knowledge
1|JurnalBerdikariUniversitas17Agustus1945Jakarta
Jurnal BERDIKARI

Vol.1, No.1November 2021: 1-6 ISSN


2503-3719
http://journal.uta45jakarta.ac.id/index.php/berdikari/index

PENDAHULUAN

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta selaku lembaga pendidikan yang mempunyai kewajiban
melaksanakan Tridharma perguruan tinggi, yaitu salah satunya dengan mengadakan Pengabdian kepada
Masyarakat. Menurut WHO tahun 2018, sekitar 7,75 juta orang meninggal karena stroke di dunia. Center
for Disease Control tahun 2020 melaporkan satu orang meninggal setiap empat menit karena stroke. Di
Indonesia menurut Riskesdas tahun 2018 berdasarkana diagnosis dokter prevalensi Stroke pada penduduk
umur >15 tahun sebesar 10,9%. Atau diperkirakan sebanyak 2.120.362 orang. Provinsi Kalimantan Timur
14,7 % dan D.I. Yogyakarta 14,6% merupakan provinsi dengan prvalensi tertinggi Stroke di Indonesia.
Sementara itu, Papua dan Maluku Utara memiliki prevalensi Stroke terendah dibandingkan provensi
lainnya yaitu 4,1 % dan 4,6%.
Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai penyakit Stroke sehingga diharapkan
menekan angka kematian yang disebabkan oleh penyakit Stroke. Perlu adanya sosialisasi mengenai apa itu
penyakit stroke, jenis penyebab penyakit stroke, mengenali gejala stroke, mengetahui faktor resiko
penyakit stroke dan memberikan pengetahuan terapi pada penderita penyakit stroke sehingga dapat
mencegah angka kematian pada penderita stroke. Atas dasar itulah itulah kami sebagai mahasiswa
progmam studi Apoteker pada mata kuliah Farmasi Klinik tahun 2021 Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
melaksanakan Pengabdian Kepada Masyarakat dalam bentuk Seminar daring (Webinar) berjudul “Stroke:
Don’t Be The One” dengan keynote speaker Dr.apt. Diana Laila Ramatillah, M.Farm yang juga menjadi
dosen pengampu mata kuliah Farmasi klinik dan Narasumber Rosmayanti, S.Farm., MM.RS mahasiswa
program studi Apoteker universitas 17 Agustus 1945.

METODE
Pelaksanaan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dilakukan dengan seminar daring
(webinar) menggunakan Zoom meeting selama 2 jam dengan metode ceramah yang disampaikan oleh
Narasumber yaitu Rosmayanti, S.Farm., MM.RS kemudian dilanjutkan sesi diskusi dimana peserta webinar
dipersilahkan bertanya melalui kolom komentar room dengan format Nama_Instansi_Pertanyaan.
Kegiatan ini dilaksanakan pada :
Hari dan Tanggal : Minggu , 14 November 2021
Waktu Kegiatan : 10.00 – 12.00 WIB
Mekanisme Kegiatan : Daring dengan Zoom Meet
Selain itu, keuntungan yang didapatkan para peserta yang mengikuti webinar yaitu mendapatkan
ilmu yang bermanfaat serta e-certificate yang diberikan setelah acara berlangsung melalui Email peserta.
Indikator keberhasilan dari webinar ini didapat dari hasil pengisian post test melalui google form oleh
peserta yang diisi setelah acara webinar berlangsung. Berdasarkan hasil yang didapat, persentase
keberhasilan webinar yang dilihat dari hasil post test mencapai 94%.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal
(atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian
tanpa adanya penyebab lain yang jelas. Strokw dapat dibagi menjadi Stroke Iskemik dan Stroke Hemoragik.
2|JurnalBerdikariUniversitas17Agustus1945Jakarta
Jurnal BERDIKARI

Vol.1, No.1November 2021: 1-6 ISSN


2503-3719
http://journal.uta45jakarta.ac.id/index.php/berdikari/index

Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di dalam otak meledak dan bocor darah ke
jaringan otak sekitarnya (perdarahan intraserebal). Pendarahan menyebabkan sel-sel otak mati dan bagian
otak yang terpengaruh berhenti bekerja dengan benar. Tekanan darah tinggi dan penuaan pembuluh darah
adalah penyebab paling umum dari jenis stroke ini. Stroke iskemik terjadi ketika pembuluh darah yang
membawa darah ke otak tersumbat oleh bekuan darah. Ini menyebabkan darah tidak sampai ke otak.
Tekanan darah tinggi adalah faktor risiko paling penting untuk jenis stroke ini. Faktor resiko Stroke yaitu:
usia, jenis kelamin, hipertensi, TIA (Transsient Iskemik Attack), Hiperlipidemia.
Gejala Stroke Iskemik : Lumpuh Separuh, mati rasa, Aphasia, gangguan penglihtan sebelah. Gejala
Stroke Hemoragik : fisik neurologis yang muncul tergantung pada tempat perdarahan dan besarnya
perdarahan. Mayoritas pasien kehilangan kesadaran, dan banyak yang akhirnya meninggal tanpa sempat
sadar lagi Sebelum pingsan, pasien umumnya akan mengalami sakit kepala dan dizziness (kepala pusing
berputar).
Untuk akurasi diperlukan instrumen seperti : Computed tomography (CT) scan dan magnetic
resonance imaging (MRI). CT atau MRI dapat menunjukkan adanya infark (> 2mm) perdarahan untuk
membedakan jenis stroke. Terapi yang diberikan tergantung jenis strokenya iskemik atau hemoragik.
Sasarannya adalah aliran pembuluh darah otak. Berdasarkan waktu terapinya terbagi menjadi terapi pada
fase akut dan terapi pencegahan sekunder atau rehabilitasi. Pendekatan terapi pada fase akut stroke iskemik:
restorasi aliran darah otak dengan menghilangkan sumbatan/clots, dan menghentikan kerusakan seluler
yang berkaitan dengan iskemik/hipoksia. Therapeutic window : 12 – 24 jam, golden period : 3 – 4,5 jam
kemungkinan daerah di sekitar otak yang mengalami iskemik masih dapat diselamatkan. Pada stroke
hemoragik terapi tergantung pada latar belakang setiap kasus hemoragiknya.
Pengobatan pada Stroke Iskemik untuk menghilangkan sumbatan aliran darah (Terapi trombolitik,
antiplatelet, antikoagulan. Jika terapi pembedahan (surgical therapy) yaitu dengan Carotid endarterectomy
(baik untuk pasien dgn stenosis ≥ 70%). Pengobatan Stroke Hemoragik, untuk mengatasi pendarahan
dengan Vit K dan plasma beku Protamin, Asam traneksamat. Ada pembedahan (Untuk lokasi perdarahan
dekat permukaan otak dan terapi suportif dengan manitol.
Berikut beberapa pertanyaan dari peserta webinar beserta jawaban langsung dari pemateri :
1. Dari : Ahmad Iiya
Bell’s palsi apakah ini masuk kategori stroke atau tidak? Dan bagaimana pencegahan agar terhindar
dari penyakit bell’s palsi?
Jawab :
Bell’s palsy didefinisikan sebagai kelumpuhan saraf fasialis satu sisi, dengan penyebabnya tidak
diketahui. Beberapa keadaan lain juga dapat menyebabkan kelumpuhan fasialis, misalnya tumor
otak, stroke, myasthenia gravis, dan penyakit Lyme. Namun, jika tidak ada penyebab khusus yang
dapat diidentifikasi, kondisi ini dikenal sebagai Bell’s palsy yang disebabkan akibat pembengkakan
dan tekanan saraf pada foramen stylomastoid dan menyebabkan penghambatan atau kerusakan
saraf.

3|JurnalBerdikariUniversitas17Agustus1945Jakarta
Jurnal BERDIKARI

Vol.1, No.1November 2021: 1-6 ISSN


2503-3719
http://journal.uta45jakarta.ac.id/index.php/berdikari/index

Pencegah dari bell’s palsy : Makan makanan bergizi seperti buah-buahan dan sayuran, berolahraga
rutin setiap pagi hari minimal 3 kali seminggu, beristirahat yang cukup, menghindari terkena angin
terus menerus atau dingin pada salah satu sisi wajah, misal saat di dalam kendaraan disebelah
jendela, tidur di lantai, terkena kipas angin, AC, gaya hidup sehat dan bersih, hindari stress dan
cemas berlebihan.
2. Dari : Alifah
Berapa lama waktu serangan stroke terjadi dan apakah harus langsung diterapi atau tidak?
Jawaban :
Stroke adalah kondisi darurat yang membutuhkan pertolongan medis, tidak lebih dari 4,5 jam
setelah serangan awal. Bahkan, golden period alias periode emas penanganan stroke adalah tiga
jam setelah penyakit ini menyerang. Artinya, jika pertolongan medis dilakukan dalam periode
tersebut, peluang untuk pulih pun akan semakin tinggi. Terapi stroke berperan penting dalam
menjaga kondisi penderita stroke agar tetap baik dan membantu mencegah disabilitas lebih
lanjut. Kerusakan otak akibat stroke bisa menyebar dan menjadi masalah jangka panjang. Agar
kualitas hidup penderita stroke dapat meningkat, maka diperlukan terapi stroke. Stroke bisa
menyebabkan penderitanya mengalami kelumpuhan atau berkurangnya kemampuan fungsi tubuh.
Meski ada yang bisa pulih sepenuhnya dalam waktu singkat, tapi umumnya penderita stroke
membutuhkan dukungan medis dan psikologis dalam jangka waktu yang cukup panjang untuk
mengembalikan fungsi tubuhnya agar bisa lebih mandiri.

A. KEGIATAN
Kegiatan pengabdian masyarakat melalui webinar menggunakan Google Meet. Peserta
diwajibkan untuk mengisi pre-test dan post-test dengan tujuan agar mengetahui sejauh mana
pengetahuan peserta sebelum dan sesudah webinar berlangsung. Pada pre-test dan post-test terdapat
sepuluh soal dengan pilihan ganda. Berdasarkan hasil pengisian google form maka didapatkan hasil
kuisioner dari 153 peserta webinar Waspada Stroke: don’t Be The One ! sebagai berikut:

4|JurnalBerdikariUniversitas17Agustus1945Jakarta
Jurnal BERDIKARI

Vol.1, No.1November 2021: 1-6 ISSN


2503-3719
http://journal.uta45jakarta.ac.id/index.php/berdikari/index

Hasil Jawaban Pretest dan Postest

94%
75%

25% 6%

PRETEST POSTEST

YA TIDAK

Grafik 1. Perbandingan Hasil Pre-test dan Post-tes

Data yang ditampilkan pada grafik merupakan rata-rata persentase jawaban responden
yang berpartisipasi. Dapat dilihat dari data diatas pada pre-test jumlah peserta yang menjawab ya
(Mengetahui) sebesar 75% dan tidak (tidak mengetahui ) sebesar 25 %. Sedangkan Pada post-test
terdapat kenaikan pada jumlah jawaban yang menjawab ya (Mengetahui) menjadi 94% dan tidak
(tidak mengetahui) sebesar 6 %. Sehingga dapat dilihat adanya perubahan yang signifikan terhadap
terhadap audien dengan adanya sosialisasi yaitu menambah pengetahuan mengenai apa itu penyakit
stroke, jenis, gejala, faktor resiko dan terapi pada penyakit Stroke.

Gambar 1. Pemaparan Materi Webinar

5|JurnalBerdikariUniversitas17Agustus1945Jakarta
Jurnal BERDIKARI

Vol.1, No.1November 2021: 1-6 ISSN


2503-3719
http://journal.uta45jakarta.ac.id/index.php/berdikari/index

B. KEBERHASILAN WEBINAR
Keberhasilan webinar Stroke: Don’t Be The One ! merupakan sesuatu yang diharapkan oleh semua
pihak sesuai tujuannya yaitu menambah wawasan keilmuan masyarakat dalam bidang kesehatan.
Keikutsertaan masyarakat dan keaktifan masyarakat selama webinar berlangsung sangat
menunjang keberhasilan webinar. Pemaparan materi diberikan oleh narasumber dan pada sesi tanya
jawab yang diajukan oleh masyarakat dijawab langsung oleh narasumber berjalan lancar dan
kondusif. Data grafik yang diperoleh dari hasil pre-test dan post-test mendapatkan hasil yang baik
yaitu 94% tingkat keberhasilan webinar.

SIMPULAN

Stroke terbagi atas stroke hemoragik dan stroke iskemik sehingga memiliki penyebab dan terapi
yang berbeda pula dan masih memiliki kesempatan untuk sembuh kembali apabila ditangani secara tepat
sehingga diharapkan dengan pemberian informasi ini dapat menambah wawasan pengetahuan masyarakat
mengenai apa itu penyakit stroke.
Pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang penyakit Stroke menjadi meningkat.
Pengendalian Stroke dapat dilakukan dengan melalui sistem pelayanan Kesehatan primer dan sekunder oleh
organisasi profesi, peneliti, universitas dan LSM selama ini belum terintegrasi sehingga diperlukan
pengendalian Stroke melalui kegiatan promotive, preventif, kuratif dan rehabilitative secara terpadu,
terintegrasi dan berkesinambungan sesuai dengan kompetensi.
Kesehatan merupakan hal mendasar yang harus dicapai untuk dapat hidup produktif, sehingga
dibutuhkan komitmen dan perubahan perilaku yang revolusioner untuk menerapkan budaya hidup bersih
dan sehat. Dukungan dan peran lintas sektor sangat berpengaruh dalam mewujudkan kesehatan, perlu untuk
mengutamakan pembangunan berwawasan kesehatan di segala sektor agar tercapai SDM unggul Indonesia
maju.

DAFTAR PUSTAKA
Apriandra, Ratri. 2019. Pusat Data Dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. Jakarta : Puslitbang UKM
Balitbangkes).
American Heart Association. 2013. An Updated Definition of Stroke for the 21st Century: A Statement
for Healthcare Professionals From the American Heart Association/American Stroke Association. Stroke,
44(7). https://www.ahajournals.org/doi/10.1161/str.0b013e318296aeca
Kemenkes. 2013. Pedoman Pengendalian Stroke.
Kemenkes. 2019. Laporan Nasional Riskesdas 2018. In Riset Kesehatan Dasar 2018.
Delania, Carissa. 2020. Gambaran Derajat Keparahan Stroke Berdasarkan National Institutes Of Health
Stroke Scale (NIHSS) Pada Pasien Di Ruang Unit Stroke Rsup Dr. Mohammad Hoesin Periode Juli-
Desember 2019. Palembang. Fakultas kedokteran :Universitas Sriwijaya.

6|JurnalBerdikariUniversitas17Agustus1945Jakarta

Anda mungkin juga menyukai