DI SUSUN OLEH :
Kelompok 2 :
Dosen Pengampu :
Ns. Lola Despitasari,M.Kep
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan satuan acara penyuluhan
" ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan satuan acara penyuluhan ini
yakni untuk “Penanganan Pada Pasien Stroke” memenuhi tugas pada mata kuliah
Keperawatan Gawat Darurat.
Dalam makalah ini kami mangucapkan terima kasih kepada Ibu Ns. Lola
Despitasari M. Kep selaku dosen pengampu mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat
yang telah membimbing penyusun dalam pembuatan satuan acara penyuluhan ini.
Selain itu, tugas ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan
bagi penulis.
Penulis
i
DAFTAR ISI
1. Metode ....................................................................................................... 5
2. Pengorganisasian ........................................................................................ 5
3. Uraian Tugas .............................................................................................. 5
4. Rancangan kegiatan……………………………………………………….. . 6
LAMPIRAN METERI......................................................................................... 14
1. Definisi ...................................................................................................... 14
2. Penyebab .................................................................................................... 14
3. Tanda dan Gejala ........................................................................................ 19
4. Klasifikasi .................................................................................................. 19
5. Pencegahan ............................................................................................... 20
6. Penanggulangan ......................................................................................... 21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
denganmenjalankan perilaku hidup sehat sejak dini. Pengendalian faktor-faktor
resiko secara optimal harus dijalankan, melakukan kontrol secara
rutin,mengkonsumsi makanan yang sehat serta konsumsi obat, tidak merokok,
danharus mengenali tanda-tanda dini stroke ( Wardhana, 2011).
Untuk mengurangi dan mencegah terjadinya stroke berulang maka pengetahuan
keluarga dan pasien perlu ditingkatkan, agar berbagai faktor resiko yang dapat
menimbulkan kejadian stroke berulang dapat dicegah ataudihindari, salah satunya
melalui penyuluhan kesehatan. Sekitar 90 % pasien stroke mengalami kelemahan
pada anggota gerak. Pemulihan pasien stroke dapat dilakukan dengan mobilisasi
sedini mungkin dalam rangka mencegah kekakuan sendi dan mengembalikan
kemampuan klien secara fisik.
Dengan meningkatnya penyakit stroke dan mudahnya penyakit stroke
menyerang pada masyarakat, maka masyarakat juga perlu akan pemahaman
tentang bagaimana penyakit stroke ini terjadi, tanda dan gejala awal yang
ditimbukan, pencegahan penyakit stroke dan penanganan pertama pada serangan
stroke.
2. Penyuluh
- Mampu menyampaikan tentang penyakit stroke
- Mampu menguasai peserta penyuluhan untuk memusatkan perhatian
3. Ruangan
- Aula Puskesmas Nanggalo
2
1. Apa yang di maksud dengan stroke?
2. Apa penyebab stroke?
3. Apa saja Klasifikasi stroke?
4. Apa saja Tanda dan gejala stroke?
5. Bagaimana Langkah Pencegahan stroke?
6. Bagaimana Penanganan pertama pada serangan stroke?
1.4 Tujuan
A. Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan tentang
penanganan pertama serangan stroke khususnya pada masyarakat di kecamatan
nanggalo, di harapkan mampu memahami dan melakukan penanganan pertama
pada pasien stroke
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharakan klien dan orang tua dapat:
1. Menjelaskan Definisi stroke
2. Menjelaskan Penyebab stroke
3. Menjelaskan Klasifikasi stroke
4. Menjelaskan Tanda dan gejala stroke
5. Menjelaskan Pencegahan stroke
6. Menjelaskan Penanganan pertama pada serangan stroke
3
BAB II
SOLUSI PERMASALAHAN
Dari permasalahan yang telah didapatkan dan dihadapi oleh audiens, maka
solusi permasalahan kami sebagai penyaji dapat dilakukan dengan cara:
1. Memberikan edukasi atau pengetahuan kepada audiens, yang dimana
penyampaian yang dilakukan oleh penyaji mengenai strokr serta penanganan
pertama serangan stroke yang dapat manambah pengetahuan audiens.
2. Melakukan diskusi bersama audiens, dengan tujuan agar audiens mampu untuk:
Mampu mengetahui dan menyebutkan kembali pengertian stroke
Mampu mengetahui dan menyebutkan kembali penyebab stroke
Mampu mengetahui dan menyebutkan kembali klasifikasi dari stroke
Mampu mengetahui dan menyebutkan kembali tanda dan gejala stroke
Mampu mengetahui dan menyebutkan kembali cara pencegahan stroke
Mampu mengetahui dan menyebutkan kembali cara penanganan
pertama pada serangan stroke
3. Memberikan leaflet atau membagikan lembaran brosur tentang penyakit stroke
serta penanganan pertama serangan stroke kepada audiens dengan upaya untuk
menunjang pengetahuannya tentang penyakit stroke tersebut.
4
BAB III
METODE PELAKSANAAN
- Bunga Latifa
1. Moderator
- Memperkenalkan diri
5
- Merangkum audiens sesuai kontrak
2. Penyaji
- Menjelaskan materi tentang cara deteksi dini dan penanganan pertama pada
pasien stroke
3. Fasilitator
- Menjalankan absensi audiens dan mengawasi langsung pengisian di awal
acara
- Memperhatikan presentasi dari penyaji dan memberi kode pada moderator
- Jika ada ketidaksesuaian dengan dibantu oleh observer
- Memotivasi peserta untuk aktif berperan dalam diskusi, baik dalam
mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan
4. Observer
- Mengoreksi kesesuaian penyuluhan dengan jadwal dan target
- Mengamati jalannya kegiatan penyuluhan
- Memberikan laporan evaluasi penyuluhan dengan merujuk ke SAP
6
2. Laptop
3. Power point
4. Infocus
Sasaran
Seting Tempat
Keterangan :
: Observer
: Penyaji
: Moderator
7
: Penanggung jawab
: Fasilitator
: Peserta penyuluhan
Proses Pelaksanaan
No Tahapan dan Kegiatan Kegiatan Peserta
Waktu Penyaji/Penyuluh penyuluhan (Audience)
1 Pembukaan Memberi salam Menjawab
( 5 menit ) Memperkenalkan salam
Kelompok Mendengarkan
Menjelaskan Mendengarkan
kontrak waktu, dan
tempat dan tujuan memperhatikan,
pertemuan menyepakati
Mengkaji kontrak waktu
pengetahuan Mengemukakan
audiens tentang pendapat
penyakit stroke Tepuk tangan
Memeberikan
reinforcement
positif (pujian)
2 Kegiatan Menggali Mendengarkan
(45 menit ) pengetahuan dan.
peserta atau audien memperhatikan,
tentang definisi Merespon
stroke
Memberikan Tepuk tangan
8
reinforcement
Menjelaskan
tentang defenisi Mendengarkan
stroke dan
Menggali memperhatikan
pengetahuan Merespon
audien tentang
penyebab terjadi
stroke Tepuk tangan
Memberi
reinforcement Mendengarkan
positif dan
Menjelaskan memperhatikan
tentang penyebab Merespon atau
stroke memberi
Menggali tanggapan
pengetahuan
audiens tentang Tepuk tangan
klasifikasi stroke
Memberikan Memperhatikan
reinforcement dan
positif mendengarkan
Menjelaskan
tentang klasifikasi Merespon atau
stroke memberikan
Menggali tanggapan
pengetahuan
audiens tentang Memperhatikan
tanda dan gejala dan
9
terjadinya stroke mendengarkan
Memberikan
reinforcement
Menjelaskan tanda
dan gejala Bertanya
terjadinya stroke
Menggali Tepuk tangan
pengetahuan
audiens tentang
pencegahan Mendengarkan
terjadinya stroke dan
Memberikan mempertahanka
reinforcement n
positif
Menjelaskan
pencegahan
terjadinya stroke
Menggali
pengetahuan
audien bagaimana
cara penanganan
pertama pada
serangan stroke
Memberikan
reinforcement
positif
Menjelaskan cara
penanganan
pertama pada
10
serangan stroke
Proses Tanya
jawab
Memberikan
kesempatan
audiens untuk
bertanya
Memberikan
reinforcement
positif
Menjawab
pertanyaan
3 Penutup Melakukan Mengulang
( 10 menit ) penilaian dan Kembali
evaluasi peserta Mendengarkan
Bersama audiens dan
menyimpulkan memperhatikan
materi Menjawab
Terminasi ( salam
memberi salam )
Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Peserta penyuluhan hadir 90% dari jumlah sasaran penyuluhan.
Mediatersedia dan berfungsi dengan baik.
Tempat penyuluhan memadai dengan jumlah peserta penyuluhan.
2. Evaluasi Proses
11
Pelaksanaan penyuluhan tepat waktu dan sesuai dengan alokasi
waktu yang direncanakan.
Peserta antusias dan termotivasi mengikuti penyuluhan.
Peserta tidak keluar masuk,tenang, dan tertib pada saat
penyuluhan.
Peserta penyuluhan sampai selesai dan tidak meninggalkan
ruangan sebelum kegiatan penyuluhan selesai.
3. Evaluasi Hasil
85% Peserta penyuluhan mampu menjelaskan definisi stroke.
85% Peserta penyuluhan mampu menjelaskan penyebab stroke.
85% Peserta penyuluhan mampu menyebutkan klasifikasi stroke.
85% Peserta penyuluhan mampu menyebutkan tanda dan gejala
stroke.
85% Peserta penyuluhan mampu menjelaskan pencegan stroke.
85% Peserta penyuluhan mampu menjelaskan dan menyebutkan
kembali apa penanganan pertama pada serangan stroke.
12
DAFTAR PUSTAKA
Prakarsa, Rezy Sesareza. 2023. Pertolongan Pertama Pada Gejala Stroke Ringan Yang
Bisa Dilakukan. Siloam Hospitals. Diakses pada 24 Maret 2024. Diakes dari
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/pertolongan-
pertama-pada-gejala-stroke-yang-wajib-dilakukan
Setianingsih, Darwati Lestari Eko , Prasetya Hendra Adi. 2019. STUDI DESKRIPTIF
PENANGANAN PRE-HOSPITAL STROKE LIFE SUPPORT PADA KELUARGA.
Jurnal Perawat Indonesia. 3 (1) : 55-64
13
Lampiran Materi
1. Definisi Stroke
Stroke merupakan penyakit neurologis yang sering dijumpai dan
harusditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan fungsi otak
yangtimbul mendadak yang disebabkan karena terjadinya gangguan
peredarandarah otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja (Muttaqin,
2008). Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang
berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan
gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan
kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler Stroke adalah
cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah otak (Corwin, 2009).
Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini adalah
kulminasi penyakit serebrovaskuler selama beberapa tahun.
2. Penyebab Stroke
Penyebab stroke menurut Arif Muttaqin (2008):
a. Thrombosis Cerebral
Thrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami
oklusisehingga menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapat
menimbulkanoedema dan kongesti di sekitarnya. Thrombosis biasanya
terjadi padaorang tua yang sedang tidur atau bangun tidur. Hal ini dapat
terjadikarena penurunan aktivitas simpatis dan penurunan tekanan darah
yangdapat menyebabkan iskemi serebral. Tanda dan gejala
neurologismemburuk pada 48 jam setelah trombosis. Beberapa keadaan di
bawahini dapat menyebabkan thrombosis otak:
1) Aterosklerosis
Aterosklerosis merupakan suatu proses dimana terdapat suatu
penebalan dan pengerasan arteri besar dan menengah seperti koronaria,
basilar, aorta dan arteri iliaka (Ruhyanudin, 2007). Aterosklerosis
14
adalah mengerasnya pembuluh darah serta berkurangnya kelenturan
atau elastisitas dinding pembuluh darah.
2) Emboli
Emboli serebral merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh
bekuan darah, lemak dan udara.
b. Faktor risiko
1) Usia
Semakin bertambah tua usia, semakin tinggi risikonya. Setelah berusia
55 tahun, risikonya berlipat ganda setiap kurun waktu sepuluh tahun.
Dua pertiga dari semua serangan stroke terjadi pada orang yang berusia
di atas 65 tahun. Tetapi, itu tidak berarti bahwa stroke hanya terjadi pada
orang lanjut usia karena stroke dapat menyerang semua kelompok
dewasa muda dan tidak memandang jenis kelamin.
2) Jenis kelamin
Pria lebih berisiko terkena stroke daripada wanita, tetapi penelitian
menyimpulkan bahwa justru lebih banyak Wanita yang meninggal
karena stroke. Risiko stroke pria 1,25 lebih 11 tinggi daripada wanita,
tetapi serangan stroke pada pria terjadi di usia lebih muda sehingga
tingkat kelangsungan hidup juga lebih tinggi. Dengan perkataan lain,
walau lebih jarang terkena stroke, pada umumnya wanita terserang pada
usia lebih tua, sehingga kemungkinan meninggal lebih besar. tinggi
daripada wanita, tetapi serangan stroke pada pria terjadi di usia lebih
muda sehingga tingkat kelangsungan hidup juga lebih tinggi. Dengan
perkataan lain, walau lebih jarang terkena stroke, pada umumnya wanita
terserang pada usia lebih tua, sehingga kemungkinan meninggal lebih
besar.
3) Ras/suku bangsa
15
Ada variasi yang cukup besar dalam insiden stroke antara kelompok
etnis yang berbeda. Orang-orang dari ras Afrika memiliki risiko lebih
tinggi untuk semua jenis stroke dibandingkan dengan orang-orang dari
ras kaukasia. Risiko ini setidaknya 1,2 kali lebih tinggi dan bahkan lebih
tinggi untuk jenis stroke ICH (Intracerebral Hemorrage)
4) Genetik
Terdapat dugaan bahwa stroke dengan garis keturunan saling berkaitan.
Dalam hal ini hipertensi, diabetes, dan cacat pada pembuluh darah
menjadi faktor genetik yang berperan. Selain itu, gaya hidup dan
kebiasaan makan dalam keluarga yang sudah menjadi kebiasaan yang
sulit diubah juga meningkatkan risiko stroke.
5) Hipertensi
Hipertensi (tekanan darah tinggi) merupakan faktor risiko utama yang
menyebabkan pengerasan dan penyumbatan arteri. Penderita hipertensi
memiliki faktor risiko stroke empat hingga enam kali lipat dibandingkan
orang yang tanpa hipertensi dan sekitar 40 hingga 90 persen pasien
stroke ternyata menderita hipertensi sebelum terkena stroke. Secara
medis, tekanan darah di atas 140-90 tergolong dalam penyakit
hipertensi. Oleh karena dampak hipertensi pada keseluruhan risiko
stroke menurun seiring dengan pertambahan umur, pada orang lanjut
usia, faktor-faktor lain di luar hipertensi berperan lebih besar terhadap
risiko stroke. Orang yang tidak menderita hipertensi, risiko stroke
meningkat terus hingga usia 90 tahun, menyamai risiko stroke pada
orang yang menderita hipertensi. Sejumlah penelitian menunjukkan
obat-obatan anti hipertensi dapat mengurangi risiko stroke sebesar 38
persen dan pengurangan angka kematian karena stroke sebesar 40
persen.
16
6) Diabetes melitus
Pada penderita DM, khususnya Non Insulin Dependent Diabetes
Mellitus (NIDDM) terdapat faktor risiko multiple stroke. Lesi
ateriosklerosis pembuluh darah otak baik intra maupun ekstrakranial
merupakan penyebab utama stroke. Ateriosklerosis pada pembuluh
darah jantung akan mengakibatkan kelainan jantung yang selanjutnya
dapat menimbulkan stroke dengan emboli yang berasal dari jantung atau
akibat kelainan hemodinamik. Pada ateriosklerosis
7) Kolesterol tinggi
Kenaikan level Low Density Lipoprotein (LDL) merupakan faktor
risiko penting terjadinya aterosklerosis yang diikuti penurunan
elastisitas pembuluh darah. Penelitian menunjukkan angka stroke
meningkat pada pasien dengan kadar kolestrol di atas 240 mg%. Setiap
kenaikan 38,7 mg% menaikkan angka stroke 25%. Kenaikan HDL 1 m
mol (38,7 mg%) menurunkan 15 terjadinya stroke setinggi 47%.
Demikian juga kenaikan trigliserid menaikkan jumlah terjadinya stroke
(Yulianto, 2011).
8) Obesitas
Obesitas dapat meningkatkan risiko stroke baik perdarahan maupun
sumbatan, tergantung pada faktor risiko lainnya yang ikut menyertainya
(Dourman, 2013). Fakta membuktikan bahwa stroke banyak dialami
oleh mereka yang mengalami kelebihan berat badan dan bahkan
sebagian kasus umumnya dialami oleh penderita obesitas (Lingga,
2013)
9) Mengkonsumsi alkohol
Mengkonsumsi alcohol memiliki efek sekunder terhadap peningkatan
tekanan darah, peningkatan osmolaritas plasma, peningkatan plasma
17
homosistein, kardiomiopati dan aritmia yang semuanya dapat
meningkatkan risiko stroke. Konsumsi alkohol yang sedang dapat
menguntungkan, karena alkohol dapat menghambat thrombosis
sehingga dapat menurunkan kadar fibrinogen dan agregasi platelet,
menurunkan lipoprotein, meningkatkan HDL, serta meningkatkan
sensitivitas insulin (Misbach, 2013).
11) Merokok
Merokok merupakan faktor risiko stroke yang sebenarnya paling mudah
diubah. Perokok berat menghadapi risiko lebih besar dibandingkan
perokok ringan. Merokok hampir melipat gandakan risiko stroke
iskemik, terlepas dari faktor risiko yang lain, dan dapat juga
meningkatkan risiko subaraknoid hemoragik hingga 3,5 persen.
Merokok adalah penyebab nyata kejadian stroke, yang lebih banyak
terjadi pada usia dewasa muda ketimbang usia tengah baya atau lebih
tua. Sesungguhnya, risiko stroke menurun dengan seketika setelah
berhenti merokok dan terlihat jelas dalam periode 2-4 tahun setelah
berhenti merokok. Perlu diketahui bahwa merokok memicu produksi
fibrinogen (faktor penggumpal darah) lebih banyak sehingga
merangsang timbulnya aterosklerosis.
18
3. Tanda dan Gejala Stroke
Menurut (Nurarif Huda, 2016), manifestasi klinis atau tanda dan gejala stroke
sebagai berikut:
a. Tiba-tiba mengalami kelemahan atau kelumpuhan separuh badan
b. Tiba-tiba hilang rasa peka
c. Bicara pelo
d. Gangguan bicara dan bahasa
e. Gangguan penglihatan
f. Mulut mencong atau tidak simetris ketika menyeringai
g. Gangguan daya ingat
h. Nyeri kepala hebat
i. Vertigo
j. Kesadaran menurun
k. Proses kencing terganggu
l. Gangguan fungsi otak
4. Klasifikasi Stroke
Stroke dapat diklasifikasikan menurut patologi dan gejala kliniknya, yaitu:
(Muttaqin, 2008)
1) Stroke Hemoragik
Merupakan perdarahan serebral dan mungkin perdarahan subarachnoid.
Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada daerah otak tertentu.
Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa
juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya menurun.
19
terjadi perdarahan namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan
selanjutnya dapat timbul edema sekunder. Kesadaran umumnya baik.
5. Pencegahan Stroke
a. Pencegahan Primer
Pencegahan primer dilakukan dimana pasien belum pernah mengalami
stroke yakni dengan melakukan 3M (Junaidi,2004 dalam Dian Nastiti,
2012):
1) Menghindari rokok, stres mental, minum kopi dan alkohol, kegemukan,
dan golongan obat-obatan yang dapat mempengaruhi serebrovaskuler
(amfetamin, kokain,dan sejenisnya).
2) Mengurangi asupan lemak, kalori, garam, dan kolesterol berlebih.
3) Mengontrol atau mengendalikan : hipertensi, diabetes melitus,
4) penyakit jantung dan asterosklerosis, kadar lemak darah, konsumsi
5) makanan seimbang, serta olahraga teratur 3-4 kali seminggu
b. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan ketika seprang pasien telah mengalami
serangan stroke sebelumnya yakni dengan cara :
1) Mengontrol faktor risiko stroke atau aterosklerosis, melalui gaya hidup,
seperti mengobati hipertensi, diabetes melitus, dan penyakit jantung
dengan obat dan diet, stop merokok dan minum beralkohol, turunkan
berat badan dan rajin berolah raga, serta menghindari stress.
2) Melibatkan peran serta keluarga seoptimal mungkin, yang dapat
mengatasi krisis sosial dan emosional penderita stroke dengan cara
memahami kondisi baru bagi pasien pasca stroke yang bergantung pada
orang lain.
3) Menggunakan obat-obatan dalam pengelolaan dan pencegahan stroke
seperti anti agregasi trombosit dan anti koagulan.
c. Pencegahan Tersier
20
Pencegahan tersier dilihat dari 4 faktor utama yang mempengaruhi penyakit
yaitu gaya hidup, lingkungan, biologis, dan pelayanan Kesehatan (Bustan,
2007 dalan Dian Nastiti, 2012). Pencegahan tersier dilakukan kepada pasien
yang telah menderita stroke dan mengalami kelumpuhan pada tubuhnya
agar tidak bertambah parah dan dapat mengalihkan fungsi anggota badan
yang lumpuh pada anggota badan yang masih normal, yaitu dengan cara :
1) Gaya hidup reduksi stres, exercise sedang, dan berhenti merokok.
2) Lingkungan menjaga keamana dan keselamatan (tinggal di rumah lantai
pertama,menggunakan wheel-chair) dan dukungan penuh keluarga.
3) Biologi keptuhan berobat, terapi fisik dan bicara.
4) Pelayanan kesehatan emergency medical techmic dan asuransi.
21
deteksi dibuat FAST (Facial movement, Arm movement, Speech, Test all
three) (AHA, 2015).
Face (Wajah): Salah satu sisi mulut atau wajah terlihat turun sebelah
atau tidak simetris.
Arms (Lengan): Salah satu lengan mati rasa atau lemah. Atau jika kedua
tangan diangkat, salah satu tangan terlihat lebih turun dari lengan
satunya.
Speech (Bicara): Sulit berbicara atau tidak berbicara tidak jelas atau
bahkan tidak dapat berbicara.
Time (Waktu): Segera cari pertolongan medis.
Menurut National Stroke Association (NSA), untuk FAST dengan cara
minta orang tersebut untuk tersenyum, kemudian mengangkat kedua
lengan, dan mengulangi kata-kata sederhana. Jika Anda mengamati tanda-
tanda ini, segera hubungi pihak medis. Alat ukur ini cukup sederhana dan
dapat digunakan oleh orang awam maupun petugas kesehatan (Pinzon &
Laksmi, 2010).
b. Periksa Pernapasan
Cek dan coba atur pernapasan dengan baik. Jika penderita merasa
kesulitan bernapas, berikan ruang di sekitarnya dan longgarkan pakaian
yang terlalu ketat. Minta penderita untuk mengambil napas dalam-dalam
dan membuang perlahan untuk mengatur agar pernapasan dapat kembali
normal.
c. Perbaiki Posisi
Pertolongan pertama pada gejala stroke ringan selanjutnya adalah
memperbaiki posisi penderita. Jika memungkinkan, ubah posisi penderita
menjadi berbaring atau ubah posisi dengan membaringkan satu sisi tubuh
dengan bagian kepala sedikit diangkat agar penderita merasa lebih nyaman.
Terkadang ketika stroke menyerang, seseorang akan merasa mual dan ingin
22
muntah sehingga posisi kepala harus sedikit diangkat agar memudahkan
saat ingin muntah dan mencegah dari terseda
23
24
25