Anda di halaman 1dari 28

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TERKAIT EDUKASI PENANGANAN PERTAMA PADA PASIEN STROKE


KEPADA MASYARAKAT DI PUSKESMAS NANGGALO

Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan tugas mata kuliah


Keperawata Gawat Darurat

DI SUSUN OLEH :
Kelompok 2 :

Ainun Faliza Putri 211211770 Igha Zahara Putri 211211792


Akhdes Kumala Dyan 211211711 Luvia Putri Salsabila 211211799
Befi Failatari 211211775 Nurli Pertiwi 211211805
Bunga Latifa 211211776 Ririn Yulia Putri 211211813
Fakrian Sardi 211211785 Viony Berliana 211211824
Fawnia Lyra Alma 211211788

Dosen Pengampu :
Ns. Lola Despitasari,M.Kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MERCUBAKTIJAYA PADANG
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan satuan acara penyuluhan
" ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan satuan acara penyuluhan ini
yakni untuk “Penanganan Pada Pasien Stroke” memenuhi tugas pada mata kuliah
Keperawatan Gawat Darurat.

Dalam makalah ini kami mangucapkan terima kasih kepada Ibu Ns. Lola
Despitasari M. Kep selaku dosen pengampu mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat
yang telah membimbing penyusun dalam pembuatan satuan acara penyuluhan ini.
Selain itu, tugas ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan
bagi penulis.

Penyusun berusaha semaksimal mungkin dalam pembuatan makalah ini,


namun penyusun menyadari banyak kelemahan, baik dari segi ini maupun tata Bahasa,
Untuk itu penyusun meminta kritik yang bersifat membangun supaya kedepannya
dapat membantu penulisan makalah menjadi lebih baik lagi.

Padang, 25 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1


B. Rumusan masalah ....................................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................................ 3

BAB II SOLUSI PERMASALAHAN ................................................................. 4

BAB III METODE PELAKSANAAN ................................................................. 5

1. Metode ....................................................................................................... 5
2. Pengorganisasian ........................................................................................ 5
3. Uraian Tugas .............................................................................................. 5
4. Rancangan kegiatan……………………………………………………….. . 6

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13

LAMPIRAN METERI......................................................................................... 14

1. Definisi ...................................................................................................... 14
2. Penyebab .................................................................................................... 14
3. Tanda dan Gejala ........................................................................................ 19
4. Klasifikasi .................................................................................................. 19
5. Pencegahan ............................................................................................... 20
6. Penanggulangan ......................................................................................... 21

LAMPIRAN LEAFLET ...................................................................................... 24

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Stroke adalah penyumbang kematian terbanyak ketiga di seluruh dunia setelah
penyakit jantung dan kanker. Stroke merupakan masalah utama kesehatan di negara
maju dan negara berkembang, serta penyebab kecacatan pada orang dewasa.
Namun pada masa sekarang ini jumlah penderita stroke cenderung terus meningkat
setiap tahun, bukan hanya menyerang penduduk usia tua, tetapi juga dialami oleh
mereka yang berusia muda dan produktif.
Saat ini Indonesia tercatat sebagai negara dengan jumlah penderita stroke
terbesar di Asia. Angka ini diperberat dengan adanya pergeseran usia penderita
stroke yang semula menyerang orang usia lanjut kini bergeser ke arah usia
produktif. Bahkan, kini banyak menyerang anak anak usia muda.
Stroke merupakan penyakit yang terjadi akibat penyumbatan pada pembuluh
darah otak atau pecahnya pembuluh darah di otak. Sehingga akibat penyumbatan
maupun pecahnya pembuluh darah tersebut, bagian otak tertentu berkurang bahkan
terhenti suplai oksigennya sehingga menjadi rusak bahkan mati. Akibatnya
timbullah berbagai macam gejala sesuai dengandaerah otak yang terlibat, seperti
wajah lumpuh sebelah , bicara pelo (cedal),lumpuh anggota gerak, bahkan sampai
koma dan dapat mengancam jiwa(Mediskus, 2013).
Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ketahun.
Saat ini di Indonesia penyakit stroke merupakan penyebab kematianketiga setelah
penyakit jantung koroner dan kanker. Depkes RI (2007) melaporkan bahwa stroke
merupakan penyebab kematian yang utama dirumah sakit disamping itu stroke juga
merupakan penyebab utama kecacatannomor satu didunia ( Pinzon & Asanti,
2010).
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi
terjadinyaserangan berulang atau kekambuhan pada penderita stroke adalah

1
denganmenjalankan perilaku hidup sehat sejak dini. Pengendalian faktor-faktor
resiko secara optimal harus dijalankan, melakukan kontrol secara
rutin,mengkonsumsi makanan yang sehat serta konsumsi obat, tidak merokok,
danharus mengenali tanda-tanda dini stroke ( Wardhana, 2011).
Untuk mengurangi dan mencegah terjadinya stroke berulang maka pengetahuan
keluarga dan pasien perlu ditingkatkan, agar berbagai faktor resiko yang dapat
menimbulkan kejadian stroke berulang dapat dicegah ataudihindari, salah satunya
melalui penyuluhan kesehatan. Sekitar 90 % pasien stroke mengalami kelemahan
pada anggota gerak. Pemulihan pasien stroke dapat dilakukan dengan mobilisasi
sedini mungkin dalam rangka mencegah kekakuan sendi dan mengembalikan
kemampuan klien secara fisik.
Dengan meningkatnya penyakit stroke dan mudahnya penyakit stroke
menyerang pada masyarakat, maka masyarakat juga perlu akan pemahaman
tentang bagaimana penyakit stroke ini terjadi, tanda dan gejala awal yang
ditimbukan, pencegahan penyakit stroke dan penanganan pertama pada serangan
stroke.

1.2 Analisis Situasi


1. Peserta Penyuluhan
- Masyarakat di kecamatan Nanggalo

2. Penyuluh
- Mampu menyampaikan tentang penyakit stroke
- Mampu menguasai peserta penyuluhan untuk memusatkan perhatian

3. Ruangan
- Aula Puskesmas Nanggalo

1.3 Rumusan Masalah

2
1. Apa yang di maksud dengan stroke?
2. Apa penyebab stroke?
3. Apa saja Klasifikasi stroke?
4. Apa saja Tanda dan gejala stroke?
5. Bagaimana Langkah Pencegahan stroke?
6. Bagaimana Penanganan pertama pada serangan stroke?

1.4 Tujuan
A. Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan tentang
penanganan pertama serangan stroke khususnya pada masyarakat di kecamatan
nanggalo, di harapkan mampu memahami dan melakukan penanganan pertama
pada pasien stroke
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharakan klien dan orang tua dapat:
1. Menjelaskan Definisi stroke
2. Menjelaskan Penyebab stroke
3. Menjelaskan Klasifikasi stroke
4. Menjelaskan Tanda dan gejala stroke
5. Menjelaskan Pencegahan stroke
6. Menjelaskan Penanganan pertama pada serangan stroke

3
BAB II
SOLUSI PERMASALAHAN

Dari permasalahan yang telah didapatkan dan dihadapi oleh audiens, maka
solusi permasalahan kami sebagai penyaji dapat dilakukan dengan cara:
1. Memberikan edukasi atau pengetahuan kepada audiens, yang dimana
penyampaian yang dilakukan oleh penyaji mengenai strokr serta penanganan
pertama serangan stroke yang dapat manambah pengetahuan audiens.
2. Melakukan diskusi bersama audiens, dengan tujuan agar audiens mampu untuk:
 Mampu mengetahui dan menyebutkan kembali pengertian stroke
 Mampu mengetahui dan menyebutkan kembali penyebab stroke
 Mampu mengetahui dan menyebutkan kembali klasifikasi dari stroke
 Mampu mengetahui dan menyebutkan kembali tanda dan gejala stroke
 Mampu mengetahui dan menyebutkan kembali cara pencegahan stroke
 Mampu mengetahui dan menyebutkan kembali cara penanganan
pertama pada serangan stroke
3. Memberikan leaflet atau membagikan lembaran brosur tentang penyakit stroke
serta penanganan pertama serangan stroke kepada audiens dengan upaya untuk
menunjang pengetahuannya tentang penyakit stroke tersebut.

4
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Metode Pelaksanaan


1. Tanya jawab / diskusi
2. Ceramah
3.2 Pengorganisasian

1. Penanggung jawab : Ns. Lola Despitasari, M.Kep


2. Moderator : Fakrian Sardi
3. Penyaji : Viony Berliana
4. Observer : Akhdes Kumala Dyan
5. Fasilitator : - Nurli Pertiwi
- Befi Failatari

- Igha Zahara Putri

- Luvia Putri Salsabila

- Ainun Faliza Nahdah

- Fawnia Lyra Alma

- Ririn Yulia Putri

- Bunga Latifa

3.3 Uraian Tugas

1. Moderator

- Bertanggung jawab dalam kelancaran diskusi pada penyuluhan

- Memperkenalkan diri

- Menyepakati bahasa yang digunakan selama penyuluhan dengan audiens

- Menyampaikan kontrak waktu

5
- Merangkum audiens sesuai kontrak

- Mengarahkan diskusi pada hal yang terkait pada tujuan diskusi

2. Penyaji

- Bertanggung jawab memberikan penyuluhan

- Memahami topik penyuluhan

- Mengeksplor pengetahuan audiens tentang cara deteksi dini dan penanganan


pertama pada pasien stroke

- Menjelaskan materi tentang cara deteksi dini dan penanganan pertama pada
pasien stroke

- Memberikan reinforcement positif atas partisipasi aktif audien

3. Fasilitator
- Menjalankan absensi audiens dan mengawasi langsung pengisian di awal
acara
- Memperhatikan presentasi dari penyaji dan memberi kode pada moderator
- Jika ada ketidaksesuaian dengan dibantu oleh observer
- Memotivasi peserta untuk aktif berperan dalam diskusi, baik dalam
mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan
4. Observer
- Mengoreksi kesesuaian penyuluhan dengan jadwal dan target
- Mengamati jalannya kegiatan penyuluhan
- Memberikan laporan evaluasi penyuluhan dengan merujuk ke SAP

3.4 Rancangan Kegiatan

 Media dan Alat


1. Leaflet

6
2. Laptop
3. Power point
4. Infocus
 Sasaran

Masyarakat yang tinggal di kecamatan nanggalo sebanyak 10 orang


 Waktu dan Tempat
1. Hari / Tanggal : Rabu, 27 Maret 2024 ( pukul 10.00 - 11.00 WIB)
2. Tempat : Aula Puskesmas Nanggalo

 Seting Tempat

Keterangan :
: Observer

: Penyaji

: Moderator

7
: Penanggung jawab

: Fasilitator

: Peserta penyuluhan

 Proses Pelaksanaan
No Tahapan dan Kegiatan Kegiatan Peserta
Waktu Penyaji/Penyuluh penyuluhan (Audience)
1 Pembukaan  Memberi salam  Menjawab
( 5 menit )  Memperkenalkan salam
Kelompok  Mendengarkan
 Menjelaskan  Mendengarkan
kontrak waktu, dan
tempat dan tujuan memperhatikan,
pertemuan menyepakati
 Mengkaji kontrak waktu
pengetahuan  Mengemukakan
audiens tentang pendapat
penyakit stroke  Tepuk tangan
 Memeberikan
reinforcement
positif (pujian)
2 Kegiatan  Menggali  Mendengarkan
(45 menit ) pengetahuan dan.
peserta atau audien memperhatikan,
tentang definisi Merespon
stroke
 Memberikan  Tepuk tangan

8
reinforcement
 Menjelaskan
tentang defenisi  Mendengarkan
stroke dan
 Menggali memperhatikan
pengetahuan  Merespon
audien tentang
penyebab terjadi
stroke  Tepuk tangan
 Memberi
reinforcement  Mendengarkan
positif dan
 Menjelaskan memperhatikan
tentang penyebab  Merespon atau
stroke memberi
 Menggali tanggapan
pengetahuan
audiens tentang  Tepuk tangan
klasifikasi stroke
 Memberikan  Memperhatikan
reinforcement dan
positif mendengarkan
 Menjelaskan
tentang klasifikasi  Merespon atau
stroke memberikan
 Menggali tanggapan
pengetahuan
audiens tentang  Memperhatikan
tanda dan gejala dan

9
terjadinya stroke mendengarkan
 Memberikan
reinforcement
 Menjelaskan tanda
dan gejala  Bertanya
terjadinya stroke
 Menggali  Tepuk tangan
pengetahuan
audiens tentang
pencegahan  Mendengarkan
terjadinya stroke dan
 Memberikan mempertahanka
reinforcement n
positif
 Menjelaskan
pencegahan
terjadinya stroke
 Menggali
pengetahuan
audien bagaimana
cara penanganan
pertama pada
serangan stroke
 Memberikan
reinforcement
positif
 Menjelaskan cara
penanganan
pertama pada

10
serangan stroke

Proses Tanya
jawab
 Memberikan
kesempatan
audiens untuk
bertanya
 Memberikan
reinforcement
positif
 Menjawab
pertanyaan
3 Penutup  Melakukan  Mengulang
( 10 menit ) penilaian dan Kembali
evaluasi peserta  Mendengarkan
 Bersama audiens dan
menyimpulkan memperhatikan
materi  Menjawab
 Terminasi ( salam
memberi salam )

 Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
 Peserta penyuluhan hadir 90% dari jumlah sasaran penyuluhan.
 Mediatersedia dan berfungsi dengan baik.
 Tempat penyuluhan memadai dengan jumlah peserta penyuluhan.
2. Evaluasi Proses

11
 Pelaksanaan penyuluhan tepat waktu dan sesuai dengan alokasi
waktu yang direncanakan.
 Peserta antusias dan termotivasi mengikuti penyuluhan.
 Peserta tidak keluar masuk,tenang, dan tertib pada saat
penyuluhan.
 Peserta penyuluhan sampai selesai dan tidak meninggalkan
ruangan sebelum kegiatan penyuluhan selesai.
3. Evaluasi Hasil
 85% Peserta penyuluhan mampu menjelaskan definisi stroke.
 85% Peserta penyuluhan mampu menjelaskan penyebab stroke.
 85% Peserta penyuluhan mampu menyebutkan klasifikasi stroke.
 85% Peserta penyuluhan mampu menyebutkan tanda dan gejala
stroke.
 85% Peserta penyuluhan mampu menjelaskan pencegan stroke.
 85% Peserta penyuluhan mampu menjelaskan dan menyebutkan
kembali apa penanganan pertama pada serangan stroke.

12
DAFTAR PUSTAKA

Nadya, Permata Putri. 2019. SATUAN ACARA PENYULUHAN PENANGANAN


PERTAMA PASIEN STROKE. Di akses pada 24 Maret 2024. Di akses dari
https://www.scribd.com/document/400373541/Sap-Penanganan-Pertama-
Stroke.

Prakarsa, Rezy Sesareza. 2023. Pertolongan Pertama Pada Gejala Stroke Ringan Yang
Bisa Dilakukan. Siloam Hospitals. Diakses pada 24 Maret 2024. Diakes dari
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/pertolongan-
pertama-pada-gejala-stroke-yang-wajib-dilakukan

Setianingsih, Darwati Lestari Eko , Prasetya Hendra Adi. 2019. STUDI DESKRIPTIF
PENANGANAN PRE-HOSPITAL STROKE LIFE SUPPORT PADA KELUARGA.
Jurnal Perawat Indonesia. 3 (1) : 55-64

Sulistiyawati. 2020. KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA


KLIEN DENGAN STROKE NON HEMORAGIK YANG DI RAWAT DI
RUMAH SAKIT. Program Studi DIII Keperawatan. Samarinda. Politeknik
Kesehatan Kementrian Kesehatan

13
Lampiran Materi

1. Definisi Stroke
Stroke merupakan penyakit neurologis yang sering dijumpai dan
harusditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan fungsi otak
yangtimbul mendadak yang disebabkan karena terjadinya gangguan
peredarandarah otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja (Muttaqin,
2008). Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang
berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan
gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan
kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler Stroke adalah
cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah otak (Corwin, 2009).
Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini adalah
kulminasi penyakit serebrovaskuler selama beberapa tahun.

2. Penyebab Stroke
Penyebab stroke menurut Arif Muttaqin (2008):
a. Thrombosis Cerebral
Thrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami
oklusisehingga menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapat
menimbulkanoedema dan kongesti di sekitarnya. Thrombosis biasanya
terjadi padaorang tua yang sedang tidur atau bangun tidur. Hal ini dapat
terjadikarena penurunan aktivitas simpatis dan penurunan tekanan darah
yangdapat menyebabkan iskemi serebral. Tanda dan gejala
neurologismemburuk pada 48 jam setelah trombosis. Beberapa keadaan di
bawahini dapat menyebabkan thrombosis otak:
1) Aterosklerosis
Aterosklerosis merupakan suatu proses dimana terdapat suatu
penebalan dan pengerasan arteri besar dan menengah seperti koronaria,
basilar, aorta dan arteri iliaka (Ruhyanudin, 2007). Aterosklerosis

14
adalah mengerasnya pembuluh darah serta berkurangnya kelenturan
atau elastisitas dinding pembuluh darah.
2) Emboli
Emboli serebral merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh
bekuan darah, lemak dan udara.

b. Faktor risiko
1) Usia
Semakin bertambah tua usia, semakin tinggi risikonya. Setelah berusia
55 tahun, risikonya berlipat ganda setiap kurun waktu sepuluh tahun.
Dua pertiga dari semua serangan stroke terjadi pada orang yang berusia
di atas 65 tahun. Tetapi, itu tidak berarti bahwa stroke hanya terjadi pada
orang lanjut usia karena stroke dapat menyerang semua kelompok
dewasa muda dan tidak memandang jenis kelamin.

2) Jenis kelamin
Pria lebih berisiko terkena stroke daripada wanita, tetapi penelitian
menyimpulkan bahwa justru lebih banyak Wanita yang meninggal
karena stroke. Risiko stroke pria 1,25 lebih 11 tinggi daripada wanita,
tetapi serangan stroke pada pria terjadi di usia lebih muda sehingga
tingkat kelangsungan hidup juga lebih tinggi. Dengan perkataan lain,
walau lebih jarang terkena stroke, pada umumnya wanita terserang pada
usia lebih tua, sehingga kemungkinan meninggal lebih besar. tinggi
daripada wanita, tetapi serangan stroke pada pria terjadi di usia lebih
muda sehingga tingkat kelangsungan hidup juga lebih tinggi. Dengan
perkataan lain, walau lebih jarang terkena stroke, pada umumnya wanita
terserang pada usia lebih tua, sehingga kemungkinan meninggal lebih
besar.

3) Ras/suku bangsa

15
Ada variasi yang cukup besar dalam insiden stroke antara kelompok
etnis yang berbeda. Orang-orang dari ras Afrika memiliki risiko lebih
tinggi untuk semua jenis stroke dibandingkan dengan orang-orang dari
ras kaukasia. Risiko ini setidaknya 1,2 kali lebih tinggi dan bahkan lebih
tinggi untuk jenis stroke ICH (Intracerebral Hemorrage)

4) Genetik
Terdapat dugaan bahwa stroke dengan garis keturunan saling berkaitan.
Dalam hal ini hipertensi, diabetes, dan cacat pada pembuluh darah
menjadi faktor genetik yang berperan. Selain itu, gaya hidup dan
kebiasaan makan dalam keluarga yang sudah menjadi kebiasaan yang
sulit diubah juga meningkatkan risiko stroke.

5) Hipertensi
Hipertensi (tekanan darah tinggi) merupakan faktor risiko utama yang
menyebabkan pengerasan dan penyumbatan arteri. Penderita hipertensi
memiliki faktor risiko stroke empat hingga enam kali lipat dibandingkan
orang yang tanpa hipertensi dan sekitar 40 hingga 90 persen pasien
stroke ternyata menderita hipertensi sebelum terkena stroke. Secara
medis, tekanan darah di atas 140-90 tergolong dalam penyakit
hipertensi. Oleh karena dampak hipertensi pada keseluruhan risiko
stroke menurun seiring dengan pertambahan umur, pada orang lanjut
usia, faktor-faktor lain di luar hipertensi berperan lebih besar terhadap
risiko stroke. Orang yang tidak menderita hipertensi, risiko stroke
meningkat terus hingga usia 90 tahun, menyamai risiko stroke pada
orang yang menderita hipertensi. Sejumlah penelitian menunjukkan
obat-obatan anti hipertensi dapat mengurangi risiko stroke sebesar 38
persen dan pengurangan angka kematian karena stroke sebesar 40
persen.

16
6) Diabetes melitus
Pada penderita DM, khususnya Non Insulin Dependent Diabetes
Mellitus (NIDDM) terdapat faktor risiko multiple stroke. Lesi
ateriosklerosis pembuluh darah otak baik intra maupun ekstrakranial
merupakan penyebab utama stroke. Ateriosklerosis pada pembuluh
darah jantung akan mengakibatkan kelainan jantung yang selanjutnya
dapat menimbulkan stroke dengan emboli yang berasal dari jantung atau
akibat kelainan hemodinamik. Pada ateriosklerosis

7) Kolesterol tinggi
Kenaikan level Low Density Lipoprotein (LDL) merupakan faktor
risiko penting terjadinya aterosklerosis yang diikuti penurunan
elastisitas pembuluh darah. Penelitian menunjukkan angka stroke
meningkat pada pasien dengan kadar kolestrol di atas 240 mg%. Setiap
kenaikan 38,7 mg% menaikkan angka stroke 25%. Kenaikan HDL 1 m
mol (38,7 mg%) menurunkan 15 terjadinya stroke setinggi 47%.
Demikian juga kenaikan trigliserid menaikkan jumlah terjadinya stroke
(Yulianto, 2011).

8) Obesitas
Obesitas dapat meningkatkan risiko stroke baik perdarahan maupun
sumbatan, tergantung pada faktor risiko lainnya yang ikut menyertainya
(Dourman, 2013). Fakta membuktikan bahwa stroke banyak dialami
oleh mereka yang mengalami kelebihan berat badan dan bahkan
sebagian kasus umumnya dialami oleh penderita obesitas (Lingga,
2013)

9) Mengkonsumsi alkohol
Mengkonsumsi alcohol memiliki efek sekunder terhadap peningkatan
tekanan darah, peningkatan osmolaritas plasma, peningkatan plasma

17
homosistein, kardiomiopati dan aritmia yang semuanya dapat
meningkatkan risiko stroke. Konsumsi alkohol yang sedang dapat
menguntungkan, karena alkohol dapat menghambat thrombosis
sehingga dapat menurunkan kadar fibrinogen dan agregasi platelet,
menurunkan lipoprotein, meningkatkan HDL, serta meningkatkan
sensitivitas insulin (Misbach, 2013).

10) Aktifitas fisik


Kurang olahraga merupakan faktor risiko independen untuk terjadinya
stroke dan penyakit jantung. Olahraga secara cukup rata-rata 30
menit/hari dapat menurunkan risiko stroke (Yulianto, 2011). Kurang
gerak menyebabkan kekakuan otot serta pembuluh darah. Selain itu
orang yang kurang gerak akan menjadi kegemukan yang menyebabkan
timbunan dalam lemak yang berakibat pada tersumbatnya aliran darah
oleh lemak (aterosklerosis). Akibatnya terjadi kemacetan aliran darah
yang bisa menyebabkan stroke (Dourman, 2013)

11) Merokok
Merokok merupakan faktor risiko stroke yang sebenarnya paling mudah
diubah. Perokok berat menghadapi risiko lebih besar dibandingkan
perokok ringan. Merokok hampir melipat gandakan risiko stroke
iskemik, terlepas dari faktor risiko yang lain, dan dapat juga
meningkatkan risiko subaraknoid hemoragik hingga 3,5 persen.
Merokok adalah penyebab nyata kejadian stroke, yang lebih banyak
terjadi pada usia dewasa muda ketimbang usia tengah baya atau lebih
tua. Sesungguhnya, risiko stroke menurun dengan seketika setelah
berhenti merokok dan terlihat jelas dalam periode 2-4 tahun setelah
berhenti merokok. Perlu diketahui bahwa merokok memicu produksi
fibrinogen (faktor penggumpal darah) lebih banyak sehingga
merangsang timbulnya aterosklerosis.

18
3. Tanda dan Gejala Stroke
Menurut (Nurarif Huda, 2016), manifestasi klinis atau tanda dan gejala stroke
sebagai berikut:
a. Tiba-tiba mengalami kelemahan atau kelumpuhan separuh badan
b. Tiba-tiba hilang rasa peka
c. Bicara pelo
d. Gangguan bicara dan bahasa
e. Gangguan penglihatan
f. Mulut mencong atau tidak simetris ketika menyeringai
g. Gangguan daya ingat
h. Nyeri kepala hebat
i. Vertigo
j. Kesadaran menurun
k. Proses kencing terganggu
l. Gangguan fungsi otak

4. Klasifikasi Stroke
Stroke dapat diklasifikasikan menurut patologi dan gejala kliniknya, yaitu:
(Muttaqin, 2008)
1) Stroke Hemoragik
Merupakan perdarahan serebral dan mungkin perdarahan subarachnoid.
Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada daerah otak tertentu.
Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa
juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya menurun.

2) Stroke Non Hemoragik


Dapat berupa iskemia atau emboli dan thrombosis serebral, biasanyaterjadi
saat setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi hari.Tidak

19
terjadi perdarahan namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan
selanjutnya dapat timbul edema sekunder. Kesadaran umumnya baik.

5. Pencegahan Stroke
a. Pencegahan Primer
Pencegahan primer dilakukan dimana pasien belum pernah mengalami
stroke yakni dengan melakukan 3M (Junaidi,2004 dalam Dian Nastiti,
2012):
1) Menghindari rokok, stres mental, minum kopi dan alkohol, kegemukan,
dan golongan obat-obatan yang dapat mempengaruhi serebrovaskuler
(amfetamin, kokain,dan sejenisnya).
2) Mengurangi asupan lemak, kalori, garam, dan kolesterol berlebih.
3) Mengontrol atau mengendalikan : hipertensi, diabetes melitus,
4) penyakit jantung dan asterosklerosis, kadar lemak darah, konsumsi
5) makanan seimbang, serta olahraga teratur 3-4 kali seminggu
b. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan ketika seprang pasien telah mengalami
serangan stroke sebelumnya yakni dengan cara :
1) Mengontrol faktor risiko stroke atau aterosklerosis, melalui gaya hidup,
seperti mengobati hipertensi, diabetes melitus, dan penyakit jantung
dengan obat dan diet, stop merokok dan minum beralkohol, turunkan
berat badan dan rajin berolah raga, serta menghindari stress.
2) Melibatkan peran serta keluarga seoptimal mungkin, yang dapat
mengatasi krisis sosial dan emosional penderita stroke dengan cara
memahami kondisi baru bagi pasien pasca stroke yang bergantung pada
orang lain.
3) Menggunakan obat-obatan dalam pengelolaan dan pencegahan stroke
seperti anti agregasi trombosit dan anti koagulan.
c. Pencegahan Tersier

20
Pencegahan tersier dilihat dari 4 faktor utama yang mempengaruhi penyakit
yaitu gaya hidup, lingkungan, biologis, dan pelayanan Kesehatan (Bustan,
2007 dalan Dian Nastiti, 2012). Pencegahan tersier dilakukan kepada pasien
yang telah menderita stroke dan mengalami kelumpuhan pada tubuhnya
agar tidak bertambah parah dan dapat mengalihkan fungsi anggota badan
yang lumpuh pada anggota badan yang masih normal, yaitu dengan cara :
1) Gaya hidup reduksi stres, exercise sedang, dan berhenti merokok.
2) Lingkungan menjaga keamana dan keselamatan (tinggal di rumah lantai
pertama,menggunakan wheel-chair) dan dukungan penuh keluarga.
3) Biologi keptuhan berobat, terapi fisik dan bicara.
4) Pelayanan kesehatan emergency medical techmic dan asuransi.

6. Penanganan Pertama pada Serangan Stroke


a. Deteksi
Pengenalan cepat dan reaksi terhadap tanda-tanda stroke dan TIA. Keluhan
pertama kebanyakan pasien (95%) mulai sejak di luar rumah sakit. Hal ini
penting bagi masyarakat luas termasuk orang terdekat dengan pasien untuk
mengenal stroke dan perawatan kegawatdaruratan. Deteksi dini stroke
penting untuk dilakukan agar tidak terjadi peningkatan keluhan, kecacatan
pasien, maupun kematian. Oleh karena itu, pendidikan deteksi dini stroke
secara berkesinambungan perlu diberikan kepada masyarakat. Penanganan
stroke merupakan keadaan gawat darurat dan biasa dikenal dengan istilah
Time is brain. Artinya, penanganan pasien stroke tahap pra hospital penting
dan tidak boleh terlambat dengan melalui identifikasi keluhan dan gejala
stroke bagi pasien dan orang terdekat. Beberapa tanda atau gejala yang
umum pada pasien stroke antara lain: hemiparesis, kelainan sensorik
sebagian sisi tubuh, hemianopia atau buta secara tiba-tiba, diplopia, afasia,
vertigo, disfagia, disatria, ataksia, kejang atau penurunan kesadaran yang
berlangsung mendadak. Penggunaan istilah untuk memudahkan dalam

21
deteksi dibuat FAST (Facial movement, Arm movement, Speech, Test all
three) (AHA, 2015).
 Face (Wajah): Salah satu sisi mulut atau wajah terlihat turun sebelah
atau tidak simetris.
 Arms (Lengan): Salah satu lengan mati rasa atau lemah. Atau jika kedua
tangan diangkat, salah satu tangan terlihat lebih turun dari lengan
satunya.
 Speech (Bicara): Sulit berbicara atau tidak berbicara tidak jelas atau
bahkan tidak dapat berbicara.
 Time (Waktu): Segera cari pertolongan medis.
Menurut National Stroke Association (NSA), untuk FAST dengan cara
minta orang tersebut untuk tersenyum, kemudian mengangkat kedua
lengan, dan mengulangi kata-kata sederhana. Jika Anda mengamati tanda-
tanda ini, segera hubungi pihak medis. Alat ukur ini cukup sederhana dan
dapat digunakan oleh orang awam maupun petugas kesehatan (Pinzon &
Laksmi, 2010).

b. Periksa Pernapasan
Cek dan coba atur pernapasan dengan baik. Jika penderita merasa
kesulitan bernapas, berikan ruang di sekitarnya dan longgarkan pakaian
yang terlalu ketat. Minta penderita untuk mengambil napas dalam-dalam
dan membuang perlahan untuk mengatur agar pernapasan dapat kembali
normal.

c. Perbaiki Posisi
Pertolongan pertama pada gejala stroke ringan selanjutnya adalah
memperbaiki posisi penderita. Jika memungkinkan, ubah posisi penderita
menjadi berbaring atau ubah posisi dengan membaringkan satu sisi tubuh
dengan bagian kepala sedikit diangkat agar penderita merasa lebih nyaman.
Terkadang ketika stroke menyerang, seseorang akan merasa mual dan ingin

22
muntah sehingga posisi kepala harus sedikit diangkat agar memudahkan
saat ingin muntah dan mencegah dari terseda

d. Pengiriman Pasien ke Rumah Sakit


Ambulans sebagai elemen penting dalam tahap ini. Dengan penanganan
yang benar pada jam-jam pertama, angka kecacatan stroke paling tidak akan
berkurang sebesar 30%. Tindakan ambulansi pasien hendaknya sesuai
dengan protokol atau pedoman. Staff ambulans melakukan penilaian
apakah pasien mengalami stroke akut dengan cara mengevaluasi
menggunakan metode FAST. Jika hasil penilaiannya positif, segera
menghubungi Rumah Sakit terdekat yang kemudian akan dilanjutkan
penyediaan tempat untuk penanganan lebih lanjut. Waktu emas (golden
period) hanya tiga jam oleh karena itu pasien harus segera dibawa ke
instalasi gawat darurat rumah sakit terdekat.

23
24
25

Anda mungkin juga menyukai