Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

DASAR PROMOSI KESEHATAN


STRATEGI PROMOSI KESEHATAN BAGI PENDERITA
STROKE

Dosen Pengampu: Novia Handayani, S.K.M., M.A., M.Kes.

Disusun Oleh:
Afifatus Solichah 25000123120005
Aulia Ade Paramesty 25000123120010
Windi Salsabila 25000123130090
Pramitha Nugraheni Dyah Utami 25000123130099
Alyssa Fitri Maulana 25000123140200
Zafira Handita Dewi 25000123140208
Ghina Azra Hannani 25000123140211
Syifatul Mauliddiyah 25000123140216
Amalia Amanda Haptriani 25000123140224

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Pertama-tama, marilah kita panjatkan syukur kehadirat Tuhan Yang Esa


karena atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga kita masih dalam keadaan yang sehat.
Khususnya, kami selaku mahasiswa semester satu Fakultas Kesehatan Masyarakat
(FKM), Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro bisa
menyelesaikan tugas pembuatan makalah mata kuliah dasar promosi kesehatan
berjudul “Strategi Promosi Kesehatan bagi Penderita Stroke.” Makalah ini dibuat
sebagai pemenuhan tugas yang akan dikumpulkan per kelompok dan berdasarkan
dengan referensi yang ada dalam situs yang menyangkut materi ini.

Kedua, tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah yang
baik, Ibu Novia Handayani, S.K.M., M.A., M.Kes., karena telah memberikan arahan
dan ajaran tentang mata kuliah dasar promosi kesehatan. Adapun yang terakhir, kami
sebagai penyusun menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan. Oleh
karena itu, sangat diharapkan kritik dan saran yang konstruktif dan objektif dari
pembaca demi perbaikan sekaligus memperbesar manfaat makalah ini sebagai
pembelajaran bagi semua yang membaca. Atas perhatiannya kami ucapkan terima
kasih.

Semarang, 25 Oktober 2023

Tim Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................. 1
DAFTAR ISI............................................................................................................... 2
BAB I.......................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 3
1.3 Tujuan........................................................................................................... 4
1.4 Manfaat......................................................................................................... 4
1.5 Metode.......................................................................................................... 4
BAB II........................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN.......................................................................................................... 5
2.1 Permasalahan Stroke.......................................................................................5
2.2 Permasalahan Stroke Di Semarang.............................................................11
2.3 Strategi promosi kesehatan............................................................................ 11
2.4 Pembahasan Pencapaian Keberhasilan Strategi................................................13
BAB III..................................................................................................................... 16
PENUTUP.................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan..................................................................................................16
3.2 Saran........................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 18

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Stroke merupakan sindrom klinis yang berkembang cepat akibat dari


gangguan otak lokal maupun global yang disebabkan adanya gangguan
aliran darah dalam otak yang timbul secara mendadak (dalam hitungan
detik) atau secara cepat (dalam hitungan jam) sehingga dapat
menyebabkan sumbatan atau pecahnya pembuluh darah otak. Stroke
adalah pemicu kematian ketiga di dunia sesudah penyebab kematian
nomor tiga di dunia setelah penyakit jantung dan kanker. Stroke
merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting yang
memerlukan perhatian khusus di dunia, karena dapat menyerang siapa
saja kapan saja, tanpa memandang ras, usia atau jenis kelamin. Stroke
adalah gangguan neurologis utama pada orang dewasa dan menyumbang
lebih dari setelah dari gangguan neurologis di rumah sakit. Ini adalah
keadaan darurat neurologis dan merupakan penyebab utama kematian
dan kecacatan orang dewasa di banyak negara. Hal ini akan
menyebabkan tingginya biaya pengobatan dan hilangnya produktivitas
bagi pasien stroke.

1.2 Rumusan Masalah

1) Apa pengertian penyakit stroke?


2) Apa saja klasifikasi penyakit stroke?
3) Apa saja faktor risiko stroke?
4) Apa saja komplikasi penyakit dari penyakit stroke?
5) Bagaimana cara mencegah agar tidak terjadi penyakit stroke?
6) Apa strategi masalah kesehatan stroke?
7) Bagaimana pencapaian keberhasilan stroke?
8) Apa saran terkait penyakit stroke?

3
1.3 Tujuan

1) Memahami pengertian penyakit stroke;


2) Mengetahui pengklasifikasian penyakit stroke;
3) Mengetahui apa saja faktor risiko stroke;
4) Mengetahui komplikasi penyakit dari penyakit stroke;
5) Memahami cara pencegahan terhadap penyakit stroke;
6) Mengetahui dan menerapkan strategi kesehatan pada masalah
kesehatan stroke;
7) Mengetahui pencapaian keberhasilan dalam menangani
penyakit stroke;
8) Mengetahui saran terkait penyakit stroke.

1.4 Manfaat

1) Penulis dan pembaca lebih memahami terkait penyakit stroke,


tentang pengertian, klasifikasi, faktor risiko, komplikasi
penyakit, cara mencegah, strategi kesehatan, pencapaian
keberhasilan, dan saran;
2) Penulis dan pembaca diharapkan mampu menjadi pelaku
promosi kesehatan yang dapat mengurangi angka stroke di
Indonesia.

1.5 Metode

Metode yang digunakan dalam mengerjakan makalah ini adalah


studi pustaka.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Permasalahan Stroke

1. Pengertian

Stroke adalah suatu sindrom klinis yang ditandai


dengan hilangnya fungsi otak secara akut dan dapat
menimbulkan kematian (World Health Organization (WHO),
2014). Stroke adalah penyakit serebrovaskular yang
mengancam jiwa yang mempengaruhi pembuluh darah yang
membawa oksigen ke otak (Coupland et al., 2017). Stroke
terjadi akibat pembuluh darah yang membawa oksigen dan
darah ke otak mengalami penyumbatan dan rupture/robekan,
kekurangan oksigen menyebabkan fungsi kontrol gerakan
tubuh yang dikendalikan otak tidak berfungsi (American
Heart Association (ANA), 2015). Sehingga, dapat
disimpulkan bahwa stroke terjadi apabila pembuluh darah otak
mengalami penyumbatan atau pecah dan berakibat sebagian
otak tidak mendapatkan pasokan darah yang membawa
oksigen yang diperlukan sehingga mengalami kematian sel
atau jaringan.

2. Klasifikasi

Secara garis besar, stroke dibagi menjadi stroke


hemoragik (stroke perdarahan) yang ditandai dengan terlalu
banyak darah dalam rongga tengkorak tertutup, dan stroke non
hemoragik (stroke iskemik) yang ditandai dengan terlalu
sedikit darah untuk memasok oksigen dan nutrisi supaya
cukup ke bagian otak.

5
Perbedaan antara stroke hemoragik dengan stroke non
hemoragik dalam mendiagnosis sangatlah penting untuk
manajemen stroke dan penentuan terapi.

Dari keseluruhan kasus stroke yang terjadi 88%


diantaranya merupakan stroke non hemoragik dan 12%
sisanya adalah stroke hemoragik.

Menurut (PERDOSSI, 2011) stroke diklasifikasikan


sebagai berikut:

a. Stroke Hemoragic

1) Hemoragik subaraknoid

Kejadian paling sering akibat trauma atau hipertensi.


Penyebab paling sering adalah kebocoran aneurisma pada area
sirkulasi willis dan malformasi arteri–vena kongenital otak.

2) Hemoragik intracerebral

Perdarahan dalam otak akibat aterosklerosis serebral


terjadi perubahan degeneratif karena suatu penyakit sehingga
terjadi ruptur pembuluh darah. Stroke ini sering terjadi pada
kelompok umur 40-70 tahun. Pada orang yang usianya di
bawah 40 tahun homorargik intracerebral biasanya disebabkan
oleh malformasi arteri–vena hemangio blastoma dan trauma.
Perdarahan intraserebral ini juga dapat disebabkan adanya
tumor otak, dan penggunaan medikasi tertentu.

b. Stroke non hemorargic

Stroke non hemoragik atau stroke iskemik terjadi


akibat sumbatan atau penurunan aliran darah otak. Stroke non
hemoragik dibagi lagi, yaitu:

Klasifikasi stroke iskemik berdasarkan waktu


terjadinya adalah sebagai berikut:

6
1) Transient Ischemic Attack (TIA)

TIA atau serangan iskemia sementara merupakan


stroke dengan gejala neurologis yang timbul akibat gangguan
peredaran darah pada otak akibat adanya emboli maupun
thrombosis dan gejala neurologis akan menghilang dalam
waktu kurang dari 24 jam.

2) Reversible Ischemic Neurological Deficit (RIND)

Pada RIND atau defisit neurologis iskemia sementara


gejala neurologis yang timbul akan menghilang dalam waktu
lebih dari 24 jam sampai kurang dari sama dengan 21 hari.

3) Stroke in Evolution

Stroke in evolution atau stroke progresif merupakan


stroke yang sedang berjalan dan gejala neurologis yang timbul
makin lama makin berat.

4) Completed Stroke

Completed stroke atau stroke komplit memiliki gejala


neurologis yang menetap dan tidak berkembang lagi.

Klasifikasi menurut Oxfordshire Community Stroke


Project (OCSP), stroke iskemik dibagi menjadi:

1) Cerebral infarction

2) Lacunar infarct (LACI)

3) Total anterior circulation infarct (TACI)

4) Partial anterior circulation infarct (PACI)

5) Posterior circulation infacrts (POCI)

7
Berdasarkan lokasi gumpalan atau sumbatannya,
stroke iskemik diklasifikasikan menjadi:

1) Stroke iskemik Emboli

Pada tipe ini embolik tidak terjadi pada pembuluh


darah otak, melainkan di tempat lain seperti di jantung dan
sistem vaskuler sistemik.

2) Stroke iskemik Trombolisis

Terjadi karena adanya penggumpalan pembuluh darah


ke otak. Dapat dibagi menjadi stroke pembuluh darah besar
(termasuk sistem arteri karotis) merupakan 70% kasus stroke
non hemoragik trombus dan stroke pembuluh darah kecil
(termasuk sirkulus Willisi dan sirkulus posterior). Trombosis
pembuluh darah kecil terjadi ketika aliran darah terhalang,
biasanya ini terkait dengan hipertensi dan merupakan
indikator penyakit atherosclerosis.

3. Faktor Risiko

Stroke disebabkan oleh empat faktor yakni fisik,


mental, sosial, dan spiritual. Faktor risiko dari segi fisik yang
sebenarnya bisa dicegah adalah

1) Merokok;
2) Kurang aktivitas fisik;
3) Pola makan buruk;
4) Konsumsi alkohol;
5) Kadar kolesterol tinggi;
6) Narkotika;
7) Obesitas;
8) Terapi pengganti hormon;
9) Hipertensi;
10) Gangguan irama jantung;

8
11) Penyakit jantung lainnya;
12) Diabetes;
13) Migrain.
4. Komplikasi

Menurut Smeltzer & Bare (dalam Hadi, 2020)


komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit Cerebrovascular
Accident (CVA) adalah:

a. Hipoksia serebral, diminimalkan dengan memberi


oksigenasi darah adekuat ke otak. fungsi otak
bergantung pada ketersediaan oksigen yang dikirim ke
jaringan. Pemberian oksigen suplemen dan
mempertahankan oksigenasi jaringan.
b. Penurunan aliran darah serebral, bergantung pada
tekanan darah, curah jantung, dan integritas pembuluh
darah serebral. Hidrasi adekuat (cairan intravena)
harus menjamin penurunan viskositas darah dan
memperbaiki aliran darah serebral. Hipertensi dan
hipotensi ekstrim perlu dihindari untuk mencegah
perubahan pada aliran darah serebral dan potensi
meluasnya area cedera.
c. Embolisme serebral, embolisme akan menurunkan
aliran darah ke otak dan selanjutnya akan menurunkan
aliran darah serebral. Disritmia dapat mengakibatkan
curah jantung tidak konsisten dan penghentian trombus
fokal. Selain itu, disritmia dapat menyebabkan
embolus serebral dan harus diperbaiki.

Sedangkan menurut Mahendra dan Evi (dalam


Nugroho, 2019) Setelah mengalami stroke, beberapa penderita
juga mengalami gangguan kesehatan yang lain seperti berikut:

a. Depresi.

9
Penderita stroke umumnya mengalami stres
berat atau depresi ketika kembali dari rumah sakit
setelah menjalani perawatan. Hal ini biasanya
disebabkan karena rata-rata penderita stroke tidak
sembuh total.

b. Darah beku

Darah beku mudah terbentuk pada jaringan


yang lumpuh, terutama pada kaki sehingga
menyebabkan pembengkakan yang mengganggu.
Selain itu, pembekuan darah juga dapat terjadi pada
arteri yang mengalirkan darah ke paru-paru (emboli
paru-paru), sehingga penderita sulit bernapas.

c. Memar (dekubitus)

Jika penderita stroke menjadi lumpuh,


penderita harus sering dipindahkan dan digerakkan
secara teratur agar bagian pinggul, pantat, sendi kaki
dan tumit tidak terluka akibat terhimpit alas tempat
tidur

d. Otot mengerut dan sendi kaku

Kurang gerak akan menyebabkan sendi


menjadi kaku dan nyeri. Misalnya, jika otot-otot betis
mengerut, kaki terasa sakit ketika harus berdiri dengan
tumit menyentuh lantai. Hal ini biasanya ditangani
dengan fisioterapi.

e. Pneumonia (radang paru-paru)

Ketidakmampuan untuk bergerak setelah


mengalami stroke, membuat pasien mungkin
mengalami kesulitan menelan dengan sempurna atau

10
sering terbatuk- batuk, sehingga cairan terkumpul di
paru-paru dan selanjutnya dapat terjadi pneumonia.

f. Nyeri pundak

Otot-otot di sekitar pundak yang mengontrol


sendi- sendi pundak akan mudah cedera pada waktu
penderita diganti pakaiannya, diangkat, atau ditolong
untuk berdiri.

2.2 Permasalahan Stroke Di Semarang

Salah satu wilayah dengan tingkat penyakit stroke yang tinggi


adalah Kota Semarang. Menurut data Dinkes Kota Semarang tahun
2019, penderita stroke baik jenis iskemik maupun hemoragik
mengalami peningkatan dalam kurun lima tahun terakhir mencapai
6.691 kasus. Salah satu faktor resiko yang paling banyak dijumpai
adalah hipertensi. Provinsi Jawa Tengah menempati urutan keempat
dengan prevalensi hipertensi 37,6 atau sebesar 10.505 jiwa mengalami
hipertensi. Menurut Kemendagri tahun 2020, Provinsi Jawa Tengah
menempati urutan ketiga dengan kepadatan penduduk paling tinggi.
Kota Semarang sebagai ibukota provinsi Jawa Tengah menjadi
penyumbang kepadatan penduduk yang paling tinggi di Provinsi Jawa
Tengah, sehingga berbagai macam permasalahan yang menimbulkan
tekanan sosial semakin bertambah. Oleh sebab itu, penting adanya
upaya peningkatan kesadaran menjaga kesehatan terutama berkaitan
dengan faktor resiko penyakit Stroke.

Berdasarkan realita yang ada, sejauh ini keberadaan tempat


rehabilitasi bagi pasien pasca stroke hanya sebatas fasilitas
penunjang medik pada rumah sakit. Fenomena ini terlihat kontras
dengan angka penderita yang cukup tinggi dimana memerlukan
penanganan khusus

11
2.3 Strategi promosi kesehatan

Strategi Promosi Kesehatan dilakukan baik pada orang sakit


maupun sehat baik sebagai edukasi maupun preventif

1. Lebih Cepat Tangani Stroke Lewat Program Hospital Ready


Stroke RSUD Sleman
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sleman bersama
Puskesmas Tempel mengadakan Sosialisasi Pelayanan
Hospital Ready Stroke dan pelayanan bedah syaraf dalam
rangka pengenalan pelayanan kepada masyarakat tentang Tata
Laksana Terbaru Penyakit Stroke. Direktur RSUD Sleman, dr.
Novita Krisnaeni, M.P.H mengatakan bahwa stroke
merupakan penyakit degeneratif dan saat ini banyak diderita
oleh masyarakat baik lanjut usia hingga usia produktif. Hal ini
tidak hanya berdampak kepada penderita saja akan tetapi juga
bagi keluarga hingga masalah ekonomi. RSUD Sleman
berupaya melakukan sosialisasi kepada kader-kader kesehatan
ini untuk mengetahui bagaimana cara mencegah hingga
penanganan stroke karena penyakit ini dampaknya meluas.
Karena mencegah selalu lebih baik dari pada mengobati.
2. Aktivasi Otot Pasien Stroke Dengan Kelumpuhan Melalui
Sensasi Taktil Dengan Tekanan
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi salah satu
provinsi dengan prevalensi kasus penyakit stroke yang tinggi
di Indonesia. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
2018, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
menempati peringkat kedua dengan prevalensi 14,6% per
1000 penduduk. Data utilisasi jaminan kesehatan BPJS
Kesehatan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
menunjukkan bahwa penyakit stroke, bersama jantung dan
gagal ginjal menempati urutan teratas pembiayaan tertinggi di
berbagai rumah sakit di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Rumah Sakit Panembahan Senopati (RSPS) Kabupaten
Bantul, merupakan rumah sakit rujukan kelas B, dengan
12
jumlah kunjungan pasien stroke salah satu yang tertinggi di
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sementara data
kunjungan pasien stroke di satuan kerja fisioterapi rawat jalan
Rumah Sakit Panembahan Senopati (RSPS) selama periode
tahun 2018-2020, stroke menduduki peringkat ketiga
kunjungan tertinggi.
Penanganan fisioterapi di Rumah Sakit Panembahan Senopati
(RSPS) pada gangguan sensori ini belum banyak dilakukan.
Tatalaksana yang masih berorientasi kepada upaya
penanganan motorik.
3. Kegiatan Pendidikan Kesehatan Mengenali Gejala Stroke
dengan Metode FAST pada Penderita Hipertensi di Kelurahan
Grogol
Pada tanggal 21 Februari 2020 Dosen Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
melakukan Pendidikan Kesehatan mengenali gejala stroke
dengan metode FAST pada penderita Hipertensi di Kelurahan
Grogol oleh Ns. Laksita Barbara, MN. Penanganan yang cepat
dapat meminimalkan tingkat kerusakan pada otak dan
kemungkinan munculnya komplikasi dengan adanya kegiatan
ini akan meminimalisir adanya komplikasi.
4. Konsep utama dalam penanganan stroke adalah memberikan
pengobatan yang spesifik dalam waktu sesegera mungkin
sejak serangan terjadi. Masalah yang muncul adalah tidak
dikenalinya gejala awal serangan stroke oleh masyarakat. Alat
penilaian sederhana untuk stroke adalah “SEGERA KE RS”,
yaitu

Senyum tidak simetris ,

Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba,

BicaRa pelo atau tiba-tiba tidak dapat bicara atau tidak


mengerti kata-kata/bicara,

13
Kebas atau baal,

Rabun,

Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan


gangguan fungsi keseimbangan

5. Mengajak Masyarakat untuk senam ergonomik merupakan


suatu gerakan senam yang dikombinasi dengan teknik
pernapasan. Terdapat enam gerakan senam ergonomik yaitu
gerakan berbaring pasrah, gerakan duduk pembakaran,
gerakan berdiri sempurna, gerakan tunduk syukur, gerakan
lapang dada, dan gerakan duduk perkasa. Seluruh gerakan
senam ergonomik tersebut bertujuan untuk memelihara
kesehatan pembuluh darah dan jantung. Setelah melakukan
senam ergonomik dengan tepat dan rutin dapat menjadikan
daya tahan tubuh yang baik sehingga berpengaruh terhadap
tekanan darah.

Bicara mengenai promosi Kesehatan dalam penyakit stroke


sudah ada contoh dan tindakan langsung yaitu Mutiara Home Care
merupakan perawatan rumah dan rawat jalan yang didirikan oleh
Universitas Sari Mutiara sejak tahun 2016. Salah satu bentuk
perawatan Mutiara Home Care adalah pencegahan stroke berulang.
DM dan Hipertensi merupakan penyakit terbanyak di Mutiara Home
Care Medan. Sekitar 80% hipertensi merupakan penyebab utama
stroke. Ditemukan 5 dari 8 pasien pasien Mutiara Home Care
merupakan pasien stroke berulang.

2.4 Pembahasan Pencapaian Keberhasilan Strategi

Pada pembahasan terkait pencapaian dan keberhasilan strategi


promosi kesehatan kali ini berfokus pada nomor dua (2) dalam
strategi promosi kesehatan yaitu ‘pemberian edukasi dan pelatihan
pada keluarga atau pasien risiko stroke dan modifikasi gaya hidup
pasien untuk mencegah hipertensi melalui booklet, leaflet, dan video.’

14
Hal ini disebabkan oleh bagian itu adalah bagian terpenting dalam
aspek promosi kesehatan ke masyarakat.

Potret keberhasilan dapat dilihat dari sejumlah promosi


kesehatan di beberapa daerah di Indonesia, seperti di Desa Suban,
Jambi, dan di Pasuruan, Jawa Timur, tepatnya di Ruang Interna 1
RSUD dr R Soedarsono. Di Desa Suban, diadakan promosi kesehatan
secara daring menggunakan media WhatsApp group dengan sasaran
warga desa setempat. Sementara di Ruang Interna 1 RSUD dr R
Soedarsono diadakan penelitian one group pretest-postest. Kedua
promosi kesehatan dan penelitian ini memiliki tujuan yang sama yaitu
untuk mengedukasi masyarakat mengenai penyakit stroke, risiko
penyakit stroke, pencegahan, serta penanggulangannya, serta untuk
mengetahui pengaruh promosi kesehatan terhadap pengetahuan
keluarga tentang perawatan pada penderita stroke.

Di Suban, pengetahuan warga tentang stroke yang meliputi


prevalensi, jenis terapi yang digunakan, terapi, efek samping dari
stroke, dan faktor risiko mengalami peningkatan berturut-turut
sebesar 20,83%; 16,67%; 29,17%; 25% dan 45,83% setelah penyuluh
melakukan promosi kesehatan secara daring. Meski tidak terjadi
peningkatan pada gaya hidup stroke, terjadi peningkatan pada
interaksi dengan obat lain sebesar 25% dan 8,33% pada pertanyaan
terkait efek samping penggunaan obat-obatan untuk terapi stroke.

Selain itu, juga terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat


pada penyakit stroke di Ruang Interna I RSUD dr R Soedarsono,
Pasuruan, Jawa Timur. Hasil tersebut didapat dari pretest dan postest
yang diadakan penyuluh kepada masyarakat.

15
Gambar 1. Tabel Kategori Pengetahuan Responden tentang Self Care sebelum
diberikan promosi kesehatan tentang self care pada penderita stroke.

Gambar 2. Tabel Kategori Pengetahuan Responden tentang Self Care setelah


diberikan promosi kesehatan tentang self care pada penderita stroke.

Dalam penelitian ini, diambil kesimpulan bahwa promosi


kesehatan cukup efektif untuk meningkatkan pengetahuan responden
akan masalah kesehatan yang menjadi perhatian kini. Usia dan
jenjang pendidikan juga menjadi faktor kecepatan seseorang dalam
menangkap informasi semakin bertambahnya usia, maka akan
semakin mudah pula memahami suatu informasi, hal ini didukung
oleh pendapat Notoadmodjo (2010). Begitupun jenjang terakhir
pendidikan, semakin tinggi jenjang terakhir pendidikannya, maka
akan semakin mudah menangkap informasi. Meningkatnya
pengetahuan masyarakat sasaran sesudah dilakukan promosi
kesehatan didukung dengan adanya faktor informasi, sehingga dapat
mendukung stimulus yang diterima dan mengonversikannya sebagai
perubahan pengetahuan.

Penelitian di Pasuruan mengatakan ada nilai signifikan sebesar


0,000 dan promosi kesehatan (sikap) yang memperoleh nilai sign
<0,05, yang artinya ada pengaruh promosi kesehatan terhadap
pengetahuan keluarga tentang self care.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Stroke adalah suatu sindrom klinis yang ditandai dengan


hilangnya fungsi otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian
(World Health Organization (WHO), 2014). Stroke adalah penyakit
serebrovaskular yang mengancam jiwa yang mempengaruhi
pembuluh darah yang membawa oksigen ke otak (Copeland et al.,
2017).

Secara garis besar, stroke dibagi menjadi stroke hemoragik


(stroke perdarahan) yang ditandai dengan terlalu banyak darah dalam
rongga tengkorak tertutup, dan stroke non hemoragik (stroke iskemik)
yang ditandai dengan terlalu sedikit darah untuk memasok oksigen
dan nutrisi supaya cukup ke bagian otak.

Stroke disebabkan oleh empat faktor yakni fisik, mental,


sosial, dan spiritual.

Menurut Smeltzer & Bare (dalam Hadi, 2020) komplikasi


yang dapat terjadi pada penyakit Cerebrovascular Accident (CVA)
adalah hipoksia serebral, penurunan aliran darah serebral, dan
17
embolisme serebral. Sedangkan menurut Mahendra dan Evi (dalam
Nugroho, 2019) Setelah mengalami stroke, beberapa penderita juga
mengalami gangguan kesehatan yang lain seperti depresi, darah beku,
memar, otot mengerut dan sendi kaku, pneumonia, dan nyeri pundak.

Strategi Promosi Kesehatan dilakukan baik pada orang sakit


maupun sehat baik sebagai edukasi maupun preventif diantaranya
adalah penyuluhan materi tentang konsep dasar stroke, pemberian
edukasi dan pelatihan kepada keluarga maupun pasien, dan
memberikan pengobatan yang spesifik dalam waktu secepatnya.

Pembahasan terkait pencapaian dan keberhasilan strategi


promosi kesehatan kali ini berfokus pada nomor dua (2) dalam
strategi promosi kesehatan yaitu ‘pemberian edukasi dan pelatihan
pada keluarga atau pasien risiko stroke dan modifikasi gaya hidup
pasien untuk mencegah hipertensi melalui booklet, leaflet, dan video.’

3.2 Saran

Strategi promosi kesehatan bagi penderita stroke yang sudah


diterapkan di Indonesia pastinya memiliki kekurangan. Namun, ada
beberapa saran yang dapat diterapkan bagi penderita stroke, tenaga
promosi kesehatan, maupun tenaga medis.

1. Menerapkan pola hidup sehat. Penderita stroke perlu mengonsumsi


makanan sehat, seperti sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian. Selain
itu, mengurangi konsumsi garam dan gula, serta makanan berlemak
tinggi dapat membantu mengurangi faktor risiko stroke. Penderita
stroke juga perlu berolahraga teratur dan menjaga berat badan ideal.
2. Menghindari faktor risiko. Penderita stroke perlu menghindari faktor
risiko seperti merokok, minum alkohol, dan stres. Selain itu, penderita
stroke perlu memeriksakan kesehatannya secara teratur untuk
memantau tekanan darah, kadar gula darah, dan kolesterol.
3. Mengikuti rehabilitasi medis. Penderita stroke perlu mengikuti
rehabilitasi medis untuk mempercepat pemulihan dan meningkatkan

18
kemandirian. Rehabilitasi medis dapat meliputi terapi fisik, terapi
okupasi, dan terapi bicara.
4. Meningkatkan kesadaran. Meningkatkan kesadaran tentang faktor
risiko stroke dan cara mencegahnya dapat membantu mengurangi
jumlah kasus stroke. Kampanye promosi kesehatan melalui media
sosial atau seminar kesehatan dapat membantu meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Fey Oktaviana, N. I. (2020). Promosi Kesehatan Online "Mengenal Lebih


Dekat Penyakit Stroke". Prosiding Seminar Nasional Pengabdian
Masyarakat Senias 2020, 50-53.

Hadi, I. G.S. 2020. Asuhan Keperawatan Pada Klien Cerebrovascular

Accident Dengan Masalah Defisit Perawatan Diri di Rumah Sakit


Panti Waluya Sawahan Malang

Karisma Dwi Ana, B. S. (2018). Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap


Pengetahuan Keluarga Tentang Self Care pada Penderita Stroke.
Keperawatan dan Kebidanan, 21-24.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018, Juni 08). Pola Hidup


Sehat Kurangi Faktor Risiko Stroke. Retrieved from
ayosehat.kemkes.go.id:
https://ayosehat.kemkes.go.id/pola-hidup-sehat-kurangi-faktor-risiko-
stroke

Nugroho, B. S. 2019. Asuhan Keperawatan Stroke Iskemik Pada Tn. Mn dan

Tn. Dengan Masalah

19
Keperawatan Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral di RSUD Dr.

Haryoto Lumajang.

P2PTM Kemenkes RI. (2017, Oktober 25). Germas Cegah Stroke. Retrieved
from p2ptm.kemkes.go.id:
https://p2ptm.kemkes.go.id/tag/germas-cegah-stroke

P2PTM Kemenkes RI. (2017, Oktober 27). Stroke dapat Dicegah, Kenali
Faktor Risiko dan Gejalanya. Retrieved from p2ptm.kemenkes.go.id:
https://p2ptm.kemkes.go.id/post/stroke-dapat-dicegah-kenali-faktor-ri
siko-dan-gejalanya

P2PTM Kemenkes RI. (2018, Juli 4). Apa itu Stroke? Retrieved from
p2ptm.kemkes.go.id:
https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/stroke/apa-itu-stroke

Rokom. (2022, Oktober 11). Tingkatkan Kualitas dan Layanan Stroke Lewat
Transformasi Kesehatan. Retrieved from sehatnegeriku.go.id:
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20221011/464125
4/tingkatan-kualitas-dan-layanan-stroke-lewat-transformasi-kesehatan
/

Srilestari. (2022, Juli 28). Stroke. Retrieved from yankes. kemkes.go.id:


https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/620/stroke

Stroke. (2022, Februari 24). Retrieved from repository.um-surabaya.ac.id:


https://repository.um-surabaya.ac.id/5487/3/BAB_2.pdf

Triasti, A. P. (2021). Stroke: Apa itu? 12-15.

Upriani. (2018). Pengaruh Senam Ergonomik Terhadap Tekanan Darah pada


Lansia di Panti Wredha Budhi Dharma Yogyakarta. Kesehatan
Madani Medika, Vol 9 No 2, 98-104.

"Lebih Cepat Tangani Stroke Lewat Program Hospital Ready Stroke RSUD
Sleman". Media Center Sembada. 20 September 2023. 21 November
2023.

20
https://mediacenter.slemankab.go.id/2023/09/20/lebih-cepat-tangani-s
troke-lewat-program-hospital-ready-stroke-rsud-sleman/

Sari, Devi Puspita. 2020. "Pendidikan Kesehatan Mengenali Gejala Stroke


dengan Metode FAST pada Penderita Hipertensi di Kelurahan
Grogol". Diakses pada 20 November 2023.
https://fikes.upnvj.ac.id/pengabdian-masyarakat/2020/02/pendidikan-
kesehatan-mengenali-gejala-stroke-dengan-metode-fast-pada-penderit
a-hipertensi-di-kelurahan-grogol.html.

21

Anda mungkin juga menyukai