Anda di halaman 1dari 57

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN MASALAH KESEHATAN

: STROKE

DISUSUN

OLEH:

Blessery Oktorina M 170204008

UJIAN AKHIR SEMESTER

PROGRAM STUDI NERS

FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya yang
diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Keperawatan
Keluargatepat waktu.

Pada kesempatan ini kelompok mengucapkan terima kasih kepada:

1. Parlindungan Purba, SH, MM, selaku ketua Yayasan Sari Mutiara Medan.
2. Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes, selaku Rektor Universitas Sari Mutiara Indonesia.
3. Taruli Sinaga SP, M.KM, selaku Dekan Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari
Mutiara Indonesia.
4. Ns. Rinco Siregar, S.Kep, MNS, selaku Ketua Program Studi Ners Fakultas Farmasi dan Ilmu
Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia.
5. Ns. Rinco Siregar, S.Kep. MNS., dosen pengajar yang telah memberikan bimbingan, arahan dan
saran kepada kelompok dalam menyelesaikan tugas ini
Serta semua pihak yang telah membantu dalam proses pengajaran dan pembuatan makalah ini.

Medan, 23 April 2020


Penyusun

Kelompok 4

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………….....

1.2 Tujuan………………………………………………………..

BAB II TINJAUAN TEOROTIS

A. Konsep Dasar Stroke......................................................

B. Konsep Dasar Keluarga...................................................

BAB III Asuhan Keperawatan Keluarga......………………...........

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan…………………………………………………...
4.2Saran…………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.LatarBelakang
Stroke merupakanmasalahneurologik primer di dunia.Banyakupaya yang
dilakukanuntukmengurangitingkatkematianakibat stroke,
meskipunupayapencegahanitutelahmenimbulkanpenurunanpadainsidendalambeberapatahunterakhir,
tetapi stroke masihmerupakanperingkatketigapenyebabkematian.Orang yang menderita stroke,
dalamkesehariannyaseringtidakmampumelakukanaktivitassehari-
haridenganbaik.Merekaselalumembutuhkanbantuan orang lainuntukmelakukannya. Kesabaran orang
yang merawatpenderita stroke sangatdiperlukandalamhalini.
Menurut europen stroke initiative (2003). Stroke atau serangan otak (brain attack) adalah
defisit neurologis mendadak susunan saraf pusat yang disebabkan oleh peristiwa iskemik atau
hemoragik, stroke juga sebagai penyebab utama kecatatan fisik atau mental pada usia lanjut maupun
usia produktif, dan dengan sifat-sifatnya tersebut, menempatkan stroke sebagai masalah serius di
dunia.
Penyakit jantung dan stroke merupakan sosok penyakit yang sangat menakutkan. Bahkan
sekarang ini di indonesia penyakit jantung dan stroke sering di anggap sebagai penyakit monopoli
orang tua. Dulu memang penyakit-penyakit tersebut di derita oleh orang tua terutam yang berusia 60
tahun ke atas, karena usia juga merupakan salah satu faktor risiko terkena penyakit jantung dan
stroke. Namun sekarang ini ada kecenderungan juga diderita oleh pasien di bawah usia 40 tahun. Hal
ini bisa terjadi karena adanya perubahan gaya hidup, terutama pada orang muda perkotaan modern.
Ketika era globalisasi menyebabkan informasi semakin diperoleh negara berkembang dapat
segera meniru kebiasaan negara barat yang dianggap cermin pola hidup modern. Sejumlah perilaku
seperti mengkonsumsi makanan siap saji (fast food) yang mengandung kadar lemak jenuh tinggi,
kebiasaan merokok, minuman beralkohol. Kerja berlebihan, kirang berolahraga, dan stress telah
menjadi gaya hidup manusia terutama diperkotaan. Padahal kesemua perilaku tersebut dapat
merupakan faktor-faktor penyebab penyakit jantung dan stroke.
1.2.Tujuan
 TujuanUmum :
Keluargadanpenderita stroke mampumemahamidanmelaksanakansegalasesuatu yang
berhubungandenganpenyakit stroke sehinggadapatmengurangiataumenghindari stroke
kambuhlagi.

 TujuanKhusus :
1. Melaksanakanasuhankeperawatanindividudalamkeluargadenganpenyakit stroke.
2. Meningkatkanpengetahuanperawattentangpenyakit stroke.
3. Meningkatkanpengetahuankeluargatentangperawatanpenderitapasca stroke di rumah.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A.    Konsep Dasar Stroke


2.1.APengertian Stroke
Stroke atau cidera cerebrovaskuler (CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan
oleh berhentinya suplai darah ke otak (Suzanne).
Stroke adalah kerusakan sirkulasi dalam satu atau lebih pembuluh darah yang menyediakan
darah pada otak. Penyediaan oksigen dan darah ke otak menjadi kurang atau berhenti, yang
kemudian merusak atau memusnahkan area – area tertentu dalam jaringan otak (discases
penyakit )
Storke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan neurologis yang utama di
indonesia, serangan otak ini merupakan kegawat daruratan media yang harus ditangani secara
cepat, tepat dan cermat.
Stroke adalah sindrome klinis yang awal timbulnya mendadak, progresif cepat, berupa defisit
neurologis fokal dan global yang berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung menimbulkan
kematian dan semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik
(Doengoes, 2004:290).
Cidera serebrovaskuler atau stroke adalah penyekit cerebrovaskuler menunjukkan adanya
beberapa kelainan otak baik secara fungsioanal maupun struktural yang disebabkan oleh keadaan
patologis dari pembuluh darah serebral atau dari seluruh sistem pembuluh darah otak
(doengoes:290)
Stroke adalah gangguan aliran darah otak yang bersifat mendadak dan disertai dengan defisit
neuologik (Dr. H. Soedomo Hadinoto)
Menurut kriteria WHO stroke secara klinis didefinisikan sebagai gangguan fungsional otak
yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinis baik fokal maupun global yang
berlangsung lebih dari 24 jam atau dapat menimbulkan kematian yang disebabkan oleh karena
gangguan peredaran dareh otak.

2.2.A Klasifikasi stroke


a. Transtient Iskemia Attach (TIA)
Yaitu gangguan neurologik setempat yang terjadi selama beberapa menit sampai beberapa
jam saja, gejala yang timbul akan hilang dengan spontan dan sempurna dalam waktu kurang
dari 24 jam
b. Stroke in evolution ( SIE)
Yaitu stroke yang wujud kelainannya terjadi secara bertahap
c. Completeted stroke iskemic (CSI)
Yaitu stroke yang wujud kelainannya bersifat menetap
d. Reversible iscemic neurological defisit (RIND)
Yaitu stroke yang mirip dengan transient iskemik attack hanya saja kelainan yang ada
menghilang sesudah berlangsung lebih dari 24 jam
2.3.A  Klasifikasi Stroke
Berdasarkan penyebab stroke dibedakan menjadi 2:
a. Stroke hemorhagic
Merupakan perdarahan cerebral dan mungkin perdarahan sub arachnoid. Disebabkan oleh
pembuluh darah otak pada daerah otak tertentu biasanya kejadiannya saat melakukan aktifitas
atau saat aktif namun bisa juga terjadi saat istirahat.Kesadaran pasien umumnya menurun.
b. Stroke non hemorhagic
Dapat berupa ischemia atau emboli dan trombosis cerebral, biasanya terjadi saat setelah lama
beristirahat, baru bangun tidur atau dipagi hari tidak terjadi perdarahan namun terjadi iskemia
yang menimbulkan hipoksi dan selanjutnya dapat timbul oedema skunder. Kesadaran
umumnya baik
2.4.AEtiologi
Beberapa keadaan dibawah ini dapat menyebabkan stroke antara lain:
a. Trombosis cerebral
b. Emboli
c. Tumor otak
d. Hemorhagic
e. Tekanan darah tinggi
f. Kelemahan dinding arteri
g. Cidera kepala

2.5.AFaktor resiko
Sedangkan faktor resiko dari stroke adalah kondisi atau penyakit atau kelainan yang memiliki
potensi untuk memudahkan seseorang mengalami serangan stroke pada suatu saat.

1. Faktor resiko yang tidak dapat diobati terutama


a. Usia
Stroke dapat menyerang segala usia, tetapi semakin tua usia seseorang maka semakin
besar kemungkinan orang tersebut terserang stroke.
b. Jenis Kelamin
Laki-laki dua kali lebih berisiko daripada perempuan, tetapi jumlah perempuan yang
meninggal akibat stroke lebih banyak.
c. Riwayat Keluarga
Keluarga dengan riwayat anggota keluarga pernah mengalami stroke berisiko lebih
besar daripada keluarga tanpa riwayat stroke.
d. Ras
Ras Afrika-Amerika mempunyai risiko yang lebih tinggi mengalami kematian dan
kecatatan akibat stroke dibandingkan dengan ras kulit putih.
2. Faktor Risiko yang Dapat Diobati
a. Tekanan Darah Tinggi
Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko utama penyebab stroke.
b. Merokok
Merokok dapat mengakibatkan rusaknya pembuluh darah dan peningkatan plak pada dinding
pembuluh darah yang dapatmenghambat sirkulasi darah.Nikotin dari rokok dapat
meningkatkan tekanan darah.
c. Diabetes Melitus
Penyakit diabetes mellitus dapat mempercepat timbulnya plak pada pembuluh darah yang
dapat mengakibatkan risiko terjadinya stroke iskemik.Penderita diabetes cenderung menderita
obesitas. Obesitas dapat mengakibatkan hipertensi dan tingginya kadar kolesterol, di mana
keduanya merupakan faktor risiko stroke.
d. Obesitas
Peningkatan berat badan dapat meningkatkan risiko stroke.Obesitas juga dapat menimbulkan
faktor risiko lainnya seperti tekanan darang tinggi, tingginya kolesterol jahat, dan diabetes.
e. Penyakit pada Arteri Carotid dan Arteri Lainnya
Pembuluh darah arteri carotid merupakan pembuluh darah utama yang membawa darah ke
otak dan leher.Rusaknya pembuluh darah carotid akibat lemak menimbulkan plak pada
dinding arteri sehingga menghalangi aliran darah di arteri.
f. Kurangnya Aktivitas Fisik
Latihan penting untuk mengontrol faktor risiko stroke, seperti berat badan, tekanan darah,
kolesterol, dan diabetes.
g. Alkohol, Kopi, dan Penggunaan Obat-Obatan
Konsumsi alkohol meningkatkan risiko stroke.Minum alkohol lebih dari satu gelas pada pria
dan lebih dua gelas pada pria dapatmengakibatkan peningkatan tekanan darah.Selain itu,
minum tiga gelas kopi sehari dapatmeningkatkan tekanan darah dan risiko stroke.Penggunaan
obat-obatan seperti kokain dan amphetamine merupakan risiko terbesar terjadinya stroke pada
dewasa muda.
h. Kurang Nutrisi
Diet tinggi lemak, gula, dan garam meningkatkan risiko stroke.Penelitian menunjukkan bahwa
mengkonsumsi 5 porsi buah dan sayur sehari dapat mengurangi risiko stroke sebesar 30%.
i. Stress
Penelitian menunjukkan hubungan antara stress dengan mempersempit pembuluh darah
carotid.
j. EstrogenPemakaian pil KB atau Hormone Replacement Theraphy (HRT) yang mengandung
estrogen dapat mengubah kemampuan penggumpalan darah yang dapat mengakibatkan stroke.

2.6.A Patofisiologi
Pada keadaan fisiologis normal, aliran darah pada otak selalu tetap yaitu 50 ml/ menit / 100 gr
otak. Hal ini terjadi karena auto regulasi yang mengembangkan arteri pada waktu hipotensi yang
menguncup waktu hipertensi. Apabila tekanan darah tinggi terus menerus terjadi maka dapat
menimbulkan perubahan atroklerotik karena perfusi dapat menyebabkan perdarahan intra kranial.
Ruptur arteri juga dapat menyebabkan perdarahan yang akan menimbulkan ekstavasasi darah ke
jaringan otak sekitarnya. Darah yang merembes ini dapat menekan, mengiritasi, dan
menimbulkan fase spasme arteri hemisfer otak.
Ruptur arteri juga dapat mengakibatkan terhentinya aliran darah sehingga timbul iskemik
focal dan infark jaringan otak. Daerah ini akan mengalami defisit neurologis yang berupa
hemiparalisis. Keluarnya darah yang mendadak dari pembuluh darah otak dapat meningkatkan
tekanan darah cerebrospinalis, hilang kesadaran maupun gegar otak. Koma terjadi karena apabila
daerah ekstravasal terjadi hematoma yang menimbulkan penekanan pada seluruh isi kranial (Dr.
H. Soedomo)

2.7.AManifestasi klinis
Manifestasi klinis stroke menurut Smeltzer & Suzane (2001) adalah:
a. Kehilangan motorik
Stroke adalah penyakit motor neuron atas dan mengakibatkan kehilangankontrol volunteer
terhadap gerakan motorik.Disfungsi motorik paling umum adalah hemiplegia (paralisis pada
salah satu sisi) karena lesi pada sisi otak yangberlawanan. Hemiparesis atau kelemahan salah
satu sisi tubuh adalah tanda yang lain.
b. Kehilangan komunikasi
Fungsi otak lain yang dipengaruhi oleh stroke adalah bahasa dan komunikasi. Stroke adalah
penyebab afasia paling umum. Disfungsi bahasa dan komunikasi dapat dimanifestasikan oleh
hal berikut:
 Disartria (kesulitan berbicara), ditunjukkan dengan bicara yang sulit dimengerti yang
disebabkan oleh paralisis otot yang bertanggung jawab untuk berbicara.
 Disfasia atau afasia (bicara defektif atau kehilangan bicara) yang terutama ekspresif atau
reseptif.
2.8.AKomplikasi
Komplikasi-komplikasi yang yang biasa disebabkan oleh stroke antara lain :
a. Hipoxia serebral, diminimalkan dengan memberikan oksigen ke darah yang adekuat ke otak,
pemberian oksigen suplemen dan mempertahankan hemoglobin dan hematokrit pada tingkat
dapat diterima akan membentu dalam mempertahankan oksigen jaringan.
b. Aliran darah serebral, bergantung pada tekanan darah, curah jantung dan integritas pembuluh
darah serebral, hipertensi atau hipotensi perlu dihindari untuk mencegah perubahan pada aliran
darah serebral dan potensi meluasnya area cedera.
c. Embolisme serebral, dapat terjadi setelah infrak miokard atau fibrilasi atrium atau dapat berasal
dari katub jantung protestik, embolisme akan menurunkan aliran darah ke otak dan selanjutnya
menurunkan aliran darah serebral. (Smeltzer,2002,p.2137)
d. Vasospasme, terjadi stroke hemorrhage juga sebelum pembedahan. Pada individu dengan
aneurisme biasanya terjadi dari 3-12 hari setelah hemorrhage aubarakhnoid.
e. Hidrosefalus, menandakan adanya ketidak seimbangan antara pembetukan dan reabsorbsi dari
cairan serebro spinal (CSS). Hidrosefalus terjadi pada 15-20 % pasien dengan hemorrhage
subaraknoid.
f. Disritmia, karena darah dalam CSS yang membasahi batang otak mengiritasi area
tersebut,batang otak mempengaruhi frekuensi jantung sehingga adanya iritasi kimia, dapat
mengakibatkan ketidakteraturan ritme jantung
g. Perdarahan ulang, pada pasien hemorrhage subarakhnoid mengalami perdarahan ulang
aneurisme yang tidak diperbaiki. (Hudak and Gallo, 1996, p.273)
2.9.A   Pemeriksaan diagnostik
a. Computerized tomografi Scan (CT Scan) dapat memperlihatkan adanya hematoma, infark dan
perdarahan. Scan ini baik untuk meneliti lesi yang letaknya dipermukaan
b. Fungsi lumbal untuk menunjukkan kelainan cerebro spinalis fluid (CSF). Tekanan yang
meningkat dan adanya cairan darah menunjukkan adanya hemorhagic.
c. Elektro Encephalography (EEG) menggunakan gelombang untuk menentukan lesi spesifik
d. Angiografi (arteriografi) sangat esensial untuk memperlihatkan penyebab dan letak ganguan
otak, biasanya menggunakan arteri femoralis. Ada tidaknya oklusi, rupture atau obstruksi
dapat difisualisasi dengan alat ini.
e. Magnetik Resonance Imaging (MRI) dapat menampakkan daerah patologis
2.10.A Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan keperawatan
a. Untuk mengobati keadaan acut perlu diperhatikan faktor faktor kritis sebagai berikut:
1) Berusaha menstabilkan tanda – tanda vital
2) Berusaha menemukan dan memperbaiki aritmia jantung
3) Merawat kandung kemih, sedapat mungkin jangan memakai kateter
4) Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat mungkin pasien
harus dirubah posisi setiap 2 jam dan dilakukan latihan-latihan gerak pasif
b. Tindakan konservatif
1) Fasodilator yang meningkatkan aliran darah cerebral (ADS) secara percobaan, tetapi
maknanya: pada tubuh manusia belum dapat dibutuhkan
2) Dapat diberikan histamin, aminophilin, acetazolamide, papaverin intra arterial
3) Anti agregasi trombosis seperti aspirin, digunakan untuk menghambat reaksi pelepasan
agregasi. Trombosis yang terjadi ulcerasi alteroma
c. Tindakan pembedahan untuk memperbaiki aliran darah cerebral, misalnya pada tindakan
endarterectomy carotis.
d. Rehabilitasi
Rehabilitasi merupakan bagian penting dalam proses pemulihan stroke. Tujuan rehabilitasi
ini adalah untuk menolong penderita stroke untuk memperoleh kembali apa yang mungkin
dapat dipertahankan untuk memaksimalkan fungsi tubuh pada penderita stroke (Stroke
and Heart Foundation, 2010). Lumbantobing (2004) menyatakan bahwa tujuan rehabilitasi
ialah menjaga atau meningkatkan kemampuan jasmani, rohani, keadaan ekonomi dan
kemampuan kerja semaksimal mungkin. Berbagai usaha dilakukan untuk mencapai tujuan
ini, diantaranya terapi fisik/ fisioterapi, latihan bicara, latihan mental, terapi okupasi,
psikoterapi , memberi alat bantu, ortotik prostetik, dan olah raga. Bentuk tindakan di atas
tentunya disesuaikan dengan berat ringan cacat, bentuk cacat, kemampuan atau tingkat
mental penderita. Young & Forster (2007) dan Duncan et al (2005) menyatakan bahwa
penanganan rehabilitasi merupakan pendekatan multidisiplin, beberapa ahli di berbagai
bidang bekerja sama, misalnya dokter keluarga, ahli rehabilitasi medik, ahli saraf, perawat
dan anggota keluarga. Koordinator tindakan rehabilitasi ini sebaiknya dipegang oleh
dokter keluarga, yang lebih banyak mengetahui penderita, keluarganya, latar belakang
pendidikannya, serta tugas jabatan.Dokter keluarga dapat bertidak sebagai motivator,
memberi bimbingan dan petunjuk kepada penderita dan keluarganya (Bradford Institute
for Health Research, 2010).
2. Perawatan Penderita Stroke di Rumah
Menurut Batticaca (2008), penanganan dan perawatan penderita stroke di rumah antara lain,
berobat secara teratur ke dokter, tidak menghentikan atau mengubah dan menambah dosis
obat tanpa petunjuk dokter, meminta bantuan petugas kesehatan atau fisioterapi untuk
memulihkan kondisi tubuh yang lemah atau lumpuh, memperbaiki kondisi fisik dengan
latihan teratur di rumah, membantu kebutuhan klien, memotivasi klien agar tetap bersemangat
dalam latihan fisik, memeriksakan tekanan darah secara teratur, dan segera bawa klien ke
dokter atau rumah sakit jika timbul tanda dan gejala stroke. Vallery (2006) dalam
Agustina,dkk (2009) mengemukakan bahwa pasien dan orang yang merawat/ keluarga perlu
menyadari semua tantangan dan tanggung jawab yang akan dihadapi sebelum meninggalkan
rumah sakit atau fasilitas rehabilitasi lain. Meskipun sebagian besar pasien telah mengalami
pemulihan yang cukup bermakna sebelum di pulangkan, sebagian masih memerlukan bantuan
untuk turun dari tempat tidur, mengenakan pakaian, makan, dan berjalan.Keluarga sebaiknya
mengetahui tentang layanan komunitas lokal yang dapat memberikan bantuan, termasuk
dokter keluarga, perawat kunjungan rumah, ahli fisioterapi, petugas sosial, ahli terapi wicara,
dan layanan relawan.Kebutuhan pasien pasca rawat dapat meliputi kebutuhan fisiologis,
psikologis, sosial dan spiritual.

Berikut ini merupakan perawatan penderita stroke yang dapat dilakukan oleh keluarga di rumah.
1. Jika pasien selalu membuka mata dalam jangka panjang, maka mata mereka dapat mengering
dan menyebabkan infeksi dan ulkus kornea. Untuk mencegah hal ini, keluarga dianjurkan
penggunaan pelumas, salep, atau air mata buatan yang dapat dibeli bebas (Edmund, 2007).
Penderita stroke yang tidak dapat minum tanpa bantuan harus membersihkan mulutnya
dengan sikat lembut yang lembab atau kapas penyerap sekitar satu jam. Perawatan mulut yang
teratur sangat penting, terutama untuk penderita yang sulit atau tidak dapat menelan (Edmund,
2007).
2. Menangani masalah makan dan minum
Penderita stroke memerlukan makanan yang memadai, lezat, dan seimbang dengan cukup
serat, cairan (2 liter atau lebih sehari), dan miktonutrien. Jika nafsu makan penderita
berkurang maka penedrita stroke dapat diberi makanan ringan tinggi - kalori yang lezat dalam
jumlah terbatas setiap 2 -3 jam, bersama dengan minuman suplemen nutrisional. Penderita
stroke harus makan dalam posisi duduk, bukan berbaring, untuk mencegah tersedak dan
pneumonia aspirasi (John, 2004; Lotta, 2006; David 2004).Keluarga dapat elakukan
modifikasi dalam penggunaan alat makan penderita stroke, seperti meletakkan antiselip pada
alas piring atau menggunakan piring yang cekung sehingga makanan tidak mudah tumpah.
Keluarga dapat juga menyediakankan alat - alat bantu untuk penderita stroke yang makan
dengan satu tangan, seperti
mangkuk telur yang dapat ditempelkan pada meja (John, 2004; Lotta, 2006; David 2004).
3. Kepatuhan program pengobatan di rumah
Pelayanan kesehatan berperan dalam upaya promotif, pencegahan, diagnosa dini dan
pengobatan, pembatasan kecacatan, serta pemulihan (rehabilitasi) suatu penyakit (Maryam,
2008).Dukungan keluarga diketahui sangat penting dalam kepatuhan terhadap program
pengobatan jangka panjang (Schatz, 1998 dalam Stanley, 2006).Keluarga bertanggung jawab
terhadap semua prosedur dan pengobatan anggota keluarga yang sakit, seperti menggunakan
obat menggunakan alat - alat khusus, dan menjalankan latihan (Friedman, 2005).
4. Mengatasi Masalah Emosional dan Kognitif
Sebagian masalah emosional muncul segera setelah stroke, sebagai akibat kerusakan di
otak.Hampir 70% pasien stroke sedikit banyak mengalami masalah emosional, misalnya
reaksi sedih, mudah tersinggung, tidak bahagia, murung, atau depresi.Terdapat bukti bahwa
orang yang menderita depresi pasca stroke memiliki kemungkinan tiga kali lebihbesar
meninggal dalam 10 tahun dibandingkan dengan penderita stroke tanpa depresi.Namun, jika
penderita stroke dan orang yang merawatnya menyadari masalah ini, biasanya ada hal - hal
yang dapat dikerjakan untuk mengatasi masalah tersebut (Lotta, 2006).Ketidakmampuan
seseorang untuk mengekspresikan dirinya sendiri akibat masalah bahasa dapat menimbulkan
sikap mudah marah. Masalah emosional lain timbul pada tahap lebih belakangan, misalnya
sewaktu pasien akhirnya menyadari dampak penuh stroke atas kemandirian mereka. Orang
yang pernah mengalami stroke sangat rentan terhadap perubahan dalam situasi mereka,
terutama jika mereka akan meninggalkan rumah sakit atau saat mereka pertama kali keluar
rumah untuk berjalan - jalan. Ini merupakan reaksi fisiologis normal, dan penderita stroke
harus didorong untuk membahas kekhawatiran mereka akan karier serta anggota keluarga
sehingga masalah tersebut dapat diatasi sebanyak mungkin (Lotta, 2006). Pada sebagian besar
kasus, masalah emosional mereda seiring waktu, tetapi ketika terjadi, masalah itu dapat
menyebabkan penderita stroke menolak terapi atau kehilangan motivasi untuk menjalani
proses rehabilitasi, yang dapat memengaruhi pemulihan penderita. Masalah emosional reaktif
ini sering dapat dikurangi secara substansial dengan mendorong penderita stroke
membicarakan ketakutan dan kemarahan mereka.Penderita stroke harus merasa bahwa mereka
adalah anggota keluarga yang berharga. Penting bagi keluarga untuk mempertahankan
lingkungan rumah yang suportif, yang mendorong timbulnya perhatian orang lain dan
aktivitas waktu luang, misalnya membaca, memasak, berjalan -jalan, berbelanja, bermain, dan
berbicara. Penderita stroke yang keluarganya atau orang yang merawatnya tidak suportif dan
yang memiliki kehidupan keluarga yang tidak berfungsi cenderung memiliki prognosis lebih
buruk dibandingkan dengan penderita lainnya.Sebagian penderita stroke mungkin merasa
nyaman jika mereka berbagi pengalaman mereka dengan penderita stroke lain (Lotta,
2006).Masalah emosional penderita stroke dapat diatasi dengan konseling individual atau
terapi kelompok.Psikoterapi juga dapat membantu sebagian penderita, misalnya mereka yang
mengalami apatis berat, depresi, tak tertarik atau menentang pengobatan.Jika masalahnya
menetap, terutama depresi, dokter mungkin menganjurkan obat antidepresan (misalnya,
fluoksetin dan amitriptilin) atau berkonsultasi dengan psikiater atau ahli psikologi
klinis.Konsultasi dini biasanya dianjurkan untuk penderita stroke yang mengalami depresi
berat, terutama mereka yang mungkin ingin bunuh diri (Lotta, 2006).Masalah kognitif pada
penderita stroke mencakup kesulitan berpikir, memusatkan perhatian, mengingat, membuat
keputusan, menggunakan nalar, membuat rencana, dan belajar. Hal - hal ini sering menjadi
komplikasi stroke, mengenai sekitar 64% dari penderita stroke yang selamat dan
menyebabkan demensia pada 1 dari 5 penderita stroke usia yang lebih lanjut. Namun, bagi
banyak penderita stroke, masalah kognitif yang ringan cenderung akan mereda seiring dengan
waktu, dan kemampuan mereka akan pulih sepenuhnya (John, 2004). Jika penderita stroke
tidak dapat mengikuti instruksi di obat resep, orang yang merawat perlu menjamin bahwa
penderita stroke minum obat dalam jumlah dan saat yang tepat.Ada baiknya dibuat bagan atau
tabel tentang aktivitas harian, obat, dan kemajuan penderita stroke pada selembar kertas
(John, 2004).Penderita stroke dengan gangguan kognitif yang parah, misalnya demensia,
jarang pulih sempurna dan dapat bertambah buruk seiring dengan waktu. Hal ini terutama
berlaku pada orang berusia lanjut yang pernah mengalami beberapa kali stroke serta mengidap
penyakit - penyakit lain (John, 2004).
5. Pencegahan cedera/ jatuh
Thomas (2004) dan Leigh (2005) menyatakan faktor risiko yang mempermudah pasien jatuh
antara lain masalah ayunan langkah dan keseimbangan, obat - obat sedatif, kesulitan
melakukan aktivitas sehari - hari, inaktivitas, inkontinensia, gangguan penglihatan, dan
berkurangnya kekuatan tungkai bawah. Yudi (2007) menyatakan bahwa indikasi terbaik
bahwa penderita stroke siap bergerak ke tingkat mobilitas vang lebih tinggi adalah
kemampuan menoleransi tingkat mobilitas yang telah mereka capai.Demi alasan keamanan,
sebaiknya ada satu atau dua orang asisten berdiri di samping penderita stroke dan membantu
penderita, terutama pada tahap - tahap awal.Ketika berdiri atau berjalan, penderita stroke
sebaiknya berupaya menggunakan tungkai mereka yang lumpuh dengan menopangkan beban
badan mereka pada tungkai tersebut sebisa mungkin dan dengan memindahkan beban badan
dari satu sisi tubuh ke sisi lainnya.Pada awalnya, penderita stroke harus mencoba hanya
beberapa langkah kecil. Sesi latihan yang sering dan singkat, dengan peningkatan gerakan
secara perlahan, merupakan cara yang paling aman dan efektif. Jika penderita stroke telah
yakin dapat berjalan di lantai yang datar, mereka dapat mulai naik tangga, tetapi tetap
memperhatikan bahwa susunan tangganya telah aman dan kuat.Selain itu, Graham (2006)
menyatakan jika penderita stroke menggunakan kursi roda, sebaiknya rumah mereka memiliki
tangga, dibangun jalan masuk landai dari kayu atau beton.Keluarga juga mungkin perlu
memperlebar pintu - pintu rumah agar penderita stroke dapat bergerak bebas di dalam
rumah.Pemasangan kabel listrik yang aman, pegangan tangan di kamar mandi dan adaptasi
rumah lainnya juga dapat membantu penderita stroke.

B.    KONSEP DASAR KELUARGA


2.1.B Pengertian Keluarga
Friedman (2005) mendefinisikan keluarga sebagai kumpulan dua orang atau lebih yang hidup
bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing
yang merupakan bagian dari keluarga. Pengertian keluarga yang lain sebagaimana dinyatakan
oleh Suprajitno (2004) yaitu suatu ikatan/ persekutuan hidup atas dasar perkawinan antar orang
dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau perempuan yang
sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi yang tinggal dalam
sebuah rumah tangga. Sementara itu Effendi (2005:30) mendefinisikan keluarga sebagai
perkumpulan dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan
perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu
sama lain dan di dalam peranannya masing- masing dan menciptakan serta mempertahankan
suatu kebudayaan.
Berdasarkan ketiga pengertian tersebut diambil kesimpulan (Suprajitno, 2004:14) bahwa
keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas dua orang atau lebih yang tinggal
disuatu tempat atau rumah dan berinteraksi satu sama lain, mempunyai perannya masing-masing-
masing-masing dan mempertahankan suatu kebudayaan.
Maka untuk itu indonesia merupakan salah satu negara yang menjunjung tinggi adat
ketimuran yang menekankan bahwa keluarga harus dibentuk atas dasar perkawinan, seperti yang
tertulis dalam peraturan pemerintah (PP) No. 21 tahun 1994 bahwa keluarga dibentuk
berdasarkan atas perkawinan yang sah.
2.2.B Tipe – tipe keluarga menurut suprajinto (2004:2)
a. Keluarga inti ( Nuclear family )
Adalah suatu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak.
b. Keluarga besar ( Exstended family )
Adalah keluarga inti ditambah   dengan  sanak saudara, misalnya nenek, kakek,keponakan,
saudara sepupu, paman, atau bibi.  
c. Keluarga bentukan kembali (dyadic family)
Adalah keluarga baru yang terbentuk dari pasangan yang telah bercerai atau kehilangan
pasangannya
d. Orang tua tunggal (single parent family) yaitu keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua
dengan anak-anaknya akibat perceraian atau ditinggal pasangannya,
e. Ibu dengan anak tanpa perkawinan yang sah (the unmarried teenage mother)
f. Orang dewasa laki-laki atau perempuan yang tinggal sendiri tanpa pernah menikah (the single
adult living alone)
g. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non marital heterosecual cohabiting
family)
h. Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay and lesbian family).

2.3.B Tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangan menurut Suprajitno (2004:3)
Bukan hanya individu saja yang memiliki tahap perkembangan, keluargapun memiliki tahap
perkembangan dengan berbagai tugas perkembangan masing-masing. Tahap–tahap
perkembangan  itu antara lain:
1. Tahap I pasangan baru atau keluarga baru (beginning family).
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki (suami) dan perempuan (istri)
membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-
masing.Meninggalkan keluarga bisa berarti psikologis karena kenyataannya banyak keluarga
baru yang masih tinggal dengan orang tuanya.
Dua orang yang membentuk keluarga baru membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi.
Masing-masing belajar hidup bersama serta beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan
pasangannya, misalnya makan, tidur, bangun pagi dan sebagainya
Tugas perkembangan:
a. Membina hubungan intim dan memuaskan.
b. membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.
c. mendiskusikan rencana memiliki anak.
Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga ; keluarga suami, keluarga
istri dan keluarga sendiri.
2. Tahap II keluarga dengan kelahiran anak pertama (child bearing family).
Dimulai sejak hamil sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak berumur 30
bulan atau 2,5 tahun.
Tugas perkembangan kelurga yang penting pada tahap ini adalah:
a. Persiapan menjadi orang tua
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,hubungan sexual dan
kegiatan.
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
Peran utama perawat adalah mengkaji peran orang tua; bagaimana orang tua berinteraksi
dan merawat bayi. Perawat perlu menfasilitasi hubungan orang tua dan bayi yang positif
dan hangat sehingga jalinan kasih sayang antara bayi dan orang tua dapat tercapai.
3. Tahap III keluarga dengan anak prasekolah (families with preschool).
Tahap ini dimulai saat anak pertama berumur 2,5 tahun dan berakhir saat anak berusia 5
tahun.
Tugas perkembangan:
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan
rasa aman.
b. Membantu anak untuk bersosialisasi
c. Beradaptasi dengan anaky baru lahir, sementara kebutuhan anak lain juga harus
terpenuhi.
d. Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam keluarga maupun dengan
masyarakat.
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang.

4. Tahap IV keluarga dengan anak usia sekolah (families with children).


Tahap ini dimulai saat anak berumur 6 tahun (mulai sekolah ) dan berakhir pada saat anak
berumur 12 tahun. Pada tahap ini biasanya keluarga mencapai jumlah maksimal sehingga
keluarga sangat sibuk.Selain aktivitas di sekolah, masing-masing anak memiliki minat
sendiri.Dmikian pula orang tua mempunyai aktivitas yang berbeda dengan anak.
Tugas perkembangan keluarga:
a. Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan.
b. Mempertahankan keintiman pasangan.
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,termasuk kebutuhan
untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga.Pada tahap ini anak perlu berpisah
dengan orang tua, memberi kesempatan pada anak untuk bersosialisasi dalam aktivitas
baik di sekolah maupun di luar sekolah.
5. Tahap V keluarga dengan anak remaja (families with teenagers).
Dimulai saat anak berumur 13 tahun dan berakhir 6 sampai 7 tahun kemudian.Tujuannya
untuk memberikan tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan
diri menjadi orang dewasa.
Tugas perkembangan:
a. Memberikan kebebasan yang seimbnag dengan tanggung jawab.
b. Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
c. Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua.Hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.
Merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas otoritasnya dan membimbing
anak untuk bertanggung jawab. Seringkali muncul konflik orang tua dan remaja.

6. Tahap VI keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan (launching center family).
Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak terakhir
meninggalkan rumah.Lamanya tahapan ini tergantung jumlah anak dan ada atau tidaknya
anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.
Tugas perkembangan
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
b. Mempertahankan keintiman pasangan.
c. Membantu orang tua memasuki masa tua.
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.

7. Tahap VII keluarga usia pertengahan (middle age families).


Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat
pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada beberapa pasangan fase ini dianggap sulit
karena masa usia lanjut, perpisahan dengan anak dan perasaan gagal sebagai orang tua.
Tugas perkembangan
a. Mempertahankan kesehatan.
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak- anak.
c. Meningkatkankeakraban pasangan.
Fokus mempertahankan kesehatan pada pola hidup sehat, diet seimbang, olah raga rutin,
menikmati hidup, pekerjaan dan lain sebagainya.
8. Tahap VIII keluarga usia lanjut
Dimulai saat pensiun sampai dengan salah satu pasangan meninggal dan keduanya meninggal.
Tugas perkembangan:
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
b. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan.
c. Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat.
Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
d. Melakukan life review.
e. Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan tugas utama keluarga pada tahap
ini.

2.4.B Struktur Keluarga menurut Suprajino (2004:7)


Struktur keluarga dapat menggambarkan bagaimana keluarga  melaksanakan fungsi keluarga
di masyarakat, antara lain:
a. Struktur peran keluarga
Menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga dalam keluarga sendiri dan perannya
di lingkungan masyarakat atau peran formal dan informal
b. Nilai dan norma keluarga
Menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini oleh keluarga, khususnya yang
berhubungan dengan kesehatan
c. Pola komunikasi keluarga
Menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi ayah-ibu, orang tua dengan anak, anak
dengan anak dan anggota keluarga lain dengan keluarga inti.
d. Struktur kekuatan keluarga
Menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk mempengaruhi dan mengendalikan
orang lain untuk mengubah perilaku keluarga yang mendukung kesehatan.
2.5.BFungsi keluarga menurut Friedman (2005)
Secara umum fungsi keluarga (friedman, 2005) adalah:
a. Fungsi afektif
Adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan
anggota keluarga berhubungan dengan orang lain
b. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi
Adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum
meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah
c. Fungsi reproduksi
Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
d. Fungsi ekonomi
Adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat
untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
e. Fungsi pemerliharaan kesehatan 
Adalah fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas tinggi

2.6.B Lima tugas keluarga dibidang kesehatan menurut Suprajitno (2004:4)


keluarga mempunyai tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan antara lain:
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan
segala sesuatu akan tidak berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber
daya dan dana keluarga akan habis.
b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai
dengan keadan keluarga, dengan mempertimbangkan siapa diantara keluarga yang
mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga.
c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
Seringkali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga memiliki
keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga itu sendiri
d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitar keluarga.

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHANKEPERAWATAN KELUARGA PADA
KELUARGA TN. S DENGAN STROKE DI RT 08 RW XIII
KELURAHAN TANDANG

1. PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA MENURUT FRIEDMAN


PengkajiandilakukanmulaihariSabtu,tanggal7Mei2020sampaihariSenin,tanggal9Mei202
0dirumahkeluargaNy.M

A. DATAUMUM
NamaKK:Tn.S
Umur :60Tahun
Pendidikan:SD
Pekerjaan :Sopir
Alamat :RT08RWXIIIKelurahanTandang
DaftarAnggotaKeluarga
Hubu Statu
Pendi Keteranga
s
ngan Umur L/ dikan Pekerja
nImunisasi
Perka an
No Nama deng P
winan
anKK

1. TN.S KK 60th L K SD Sopir -

2. NY.M Istri 55th P K SD IRT -

3. TN.Y Anak 23th L K SMK Swasta -

4. NN.S Anak 20th P BK SMK Belum -

bekerja

Genogram3generasi:
Keterangan

:Laki-laki

:Perempuan

: Tinggalserumah

:Klien

:Meninggal

: Pisah

7. TipeKeluarga
TipekeluargaNyMadalahSinggleparent.

8. Budaya
8.1 Sukubangsa :Jawa
8.2 Bahasayangdigunakan
“Bahasayangdigunakanuntukkomunikasisehari–hariadalahbahasajawa”

8.3 Pantangan
Ny.Mmengatakan“Kamitidakmempunyaipantangan apa-apa”.

8.4
KebiasaanbudayayangberhubungandenganmasalahkesehatanKelua
rgatidakmempunyaikebiasaan-kebiasanyangbertentangandengan
kesehatan.“Kamibiasanyatidurjam21.00sampaijam
05.00WIB”

9. Kegiatanrutinkeagamaandirumah.
Ny.Mmaengatakan“KamisemuaanggotakeluargaberagamaIslam,tapisemenjaks
akitsayatidakmenjalankanibadahsholatlimawaktu,kalauanaksayaaktivmengiku
tipengajianremaja”

10. StatussosialEkonomiKeluarga
10.1 PekerjaanAnggotakeluarga
Ny.Mmengatakan“sayatidakbekerja,anaksayayangkeciljugabelumbekerja.
Hanyasetiapharisayadijatahsuamisayayangbekerjasebagaisopir20.000seti
apharidankadang-kadanganaksayayangpertamakirimuangtapitidaktentu”

10.2 PenghasilanAnggotakeluarga
Tidakadapenghasilan,hanyajatahdarisuamisetiaphari20.000kadangndakm
esti .

10.3 Pemenuhankebutuhansehari–hari
Ny.Mmengatakan“Penghasilantersebuthanyacukupuntukkebutuhanmaka
nsehari-harisamabuatbayarrewang,karenakadanganaksayatidakdirumah“

10.4 Tabungan/Asuransi
Ny.Mmengatakanbahwaiahanyamemilikitabungandikampung10.000/
minggu

11. Kebutuhanrekreasi
11.1 Rekreasi yang digunakan di dalamrumah
Ny.M megatakan ia tidak pernah rekreasi kemana-mana“
Kamihanya menonton TV la gimana, saya tidak bisa pergi
kemana-mana
11.2 Rekreasiyangdilakukandiluarrumah
“kamitidakpernahrekreasibersama,palinganaksayapergikerumahnene
knyadikediri”Ny.Mmegatakabahwaiturumahnenekdariayahnya.

B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGANKELUARGA


12. Tahapanperkembangankeluarga
KeluargaNy.Msekarangpadatahapperkembangankeluargadenganlanjutusia.Tug
asperkembangankeluargayangseharusnyadilaluiolehkeluargaadalahmempertah
ankansuasanarumahyangmenyenangkan,adaptasidenganperubahankehilangan
pasangan,teman,kekuatanfisikdanpendapatan,mempertahankankeakrabansua
miistridansalingmerawat,mempertahankanhubungandengananakdansosialmas
yarakatdanmelakukan“lifereview”
Ny.MpisahrumahdenganTn.Ssudahsemenjaksakitlumpuh±9tahunyanglalu.“ba
pakpunyaistrilagimbaksemenjaksayasakitlumpuhsepertiini”

13. TugasTahapanperkembanganyangbelumterpenuhi
Ny.Mmengatakan:“sayapisahmbakdenganbapak,karenasejaksaya

sakitdiapunyaistrilagi,sekarangdiatinggaldirumahistrimudanya.

14. Riwayatkeluargainti
MenurutketeranganNy.M“Sayaaslisemarang,bapakasliKlaten,dari

pertamamenikahsayasudahtingaldisini”

15. Riwayatkeluargasebelumnya.
15.1 RiwayatHubunganKeluarga
“sayakadang-kadangmasihbertemudengansaudara–
saudarasayakarenarumahnyakhandekat-
dekat,tapisamakeluargasuamitidakpernah,Ny.MmengatakanSaudasuamis
udahmeninggalsemua

16.Konflikantarpasangan.

“yaitu,sejaksayasakitbapakpunyaistrilagi,diatidakpernahtingaldisini,Ny.Mmenga
takaniatidakmautinggalserumahdenganTn.S

C. LINGKUNGAN
17. KarakteristikRumah
17.1 Statusrumah
StatusrumahmerupakanrumahdenganstatushakmilikatasnamaTn.S

17.2 PerincianDenahRumah
Jenisbangunanpermanentdenganukuran15x10m,yangterdiridari:1ruang
tamu,2kamartidur,1kamarmandidandapur.Lantaidiplester.Ruangtamum
emiliki1jendelayangselaludibuka.Atapterbuatdarigenting.Dapurterletak
dibelakangdekatkamarmandi.MCKterletakdidalamrumah,sumberairdari
sumurdengansanyo.Keluargamemilikitempatpenampunganair.

17.3 KebiasaanKeluargaDalamperawatanRumah
Ny.Mmengatakan“Biasanyaanaksayaataukadangrewangsaya

yangmenyapudanmengepel”

17.4 SistemPembuanganSampah
Menurutketeranganny.M“Pembuangansampahditaruhditongkemudiand
ibakar”.

17.5 Sistemdrainageair
KeluargaNy.Mmemilikiselokanuntukmembuanglimbahkeluargadanselok
antersebutbermuarasampaikesungai,selokannyaterbukadanlancar.

17.6 Penggunaanjamban
Keluargamemilikijambanjenisnyaklosetdudukyangletaknyadidalamruma
h,tempatpenampunganjambantersebutdengansumberairjaraknyalebihd
ari10M

17.7 KondisiAir
Keluargamemakaisumberairdarisumurmenggunakansanyountukpemenu
hankebutuhansehari–
hari,kondisiairbersih,tidakberbau,berasaataupunberwarna

17.8
Pengetahuankeluargamengenalmasalahkesehatanyangberkaitand
enganLingkungan.
Ny.Mmengatakan:“yakalaulingkungankotorakanmengakibatkanmasyara
katmudahsakit”.
18. KarakteristiktetanggadanKomunitas
18.1 Adatdanistiadatkomunitassekitar
Nn.S“Tetanggasekitarmempunyaikebiasaanmengajibersama,apabilaadasa
lahsatutetangganyayangsakitmerekasalingbantu-membantu”

“SetiapbulanpadaminggupertamadiadakanpertemuanPKKtingkatRTdanke
esokanharinyadilakukankerjabaktiibu-
ibubersamauntukmembersihkanlingkungansekitarrumahmasing–
masingdanmembakarsampahdipenampungansampahumum”

18.2 Polapergaulankeluarga
Ny.Mmengatakantetanggabaik-
baik“Menurutsayahubungankeluargadengantetanggabaik-
baiksaja,tapikarnasayasakitsayatidakpernahpergikemana-
mana.Sayadulupernahbelajarberjalanmenggunakantongkattapisemenjakj
atuhsayatakutlagi,semenjakitukalautidakdipapahsayatidakmauberjalan

18.3 PersepsiKeluargaterhadapkomunitas
“Kamimerasanyamanhidupditengah-
tengahmasyarakat,menurutkeluargamerekalayaknyakeluargasendiri,salin
gmembantujikaadakesulitan”NY.Mmenerangkan

18.4
PengetahuanKeluargamengenaiMasalahkesehatanYangberkaitanDe
nganKomunitas
Ny.Tampakdengankebingungan“Masalahkesehatanyangmunculdalamkehi
dupanditengahmasyarakatsecarakhusussayabelumtahu,tapisekaranginila
gimusimdemamberdarahya

19. MobilitasGeografisKeluarga
19.1 AlattransportasiDidaerah
Menurutketeranganny.Malattransportasiyangadadidaerahbanyaksepertia
ngkutankota,bisnamununtukmasuksampairumahnyabelumadakendaraa
numumyangmasuk,jalansatu–satunyaadalahnaikojekataujalankaki

19.2AlatTransportasiyangbiasadigunakanOlehkeluarga
Ny.Mmengatakan“sayatidakpernahkemana-
mana.Palinganaksayakalaukeluarpakaisepedamotor”

20. PerkumpulankeluargadanInteraksiDenganMasyarakat
20.1PeransertakeluargaDalamperkumpulandimasyarakat
Ny.Mmengatakankeluarganyatdakaktivdalamorganisasi

kemasyarakatanapapun“Kamihanyawargabiasa”

20.2 PersepsikeluargamengenaiperkumpulanDimasyarakat
Nn.Smengatakan“Perkumpulandimasyarakatmemangbanyakmanfaatnyas
elainberkumpulbersamabisamenjalintalisilaturohmiyanglebiheratsambilc
eritadanbercandabersama”

D. STRUKTURKELUARGA
21. PolaKomunikasiKeluarga
“Kamiselalumenyarankanagarsalingterbukadansalingmembantubilaadamasala
h”ny.Mmenerangkan

22. StrukturKekuatankeluarga
Menurutketeranganny.M“…..keputusandenganmusyawarah”.Tapi

keputusantetapmelibatkanTn.Swalaupuntidaktinggalserumah

23. Strukturperan
WalautidaktinggaldalamsaturumahTn.Stetapberperansebagaipencarinafkahkar
enaNy.Mtidakbisabekerjadananaknyabelumbekerja.

24. Nilaidannormabudaya
Ny.Mmengatakananaknyarajinmengikutikegiatankeagamaanyangadadiwilayah
RTsepertipengajianbersama,kalauNy.Mtidakpernahmengikuti.Keluargamengat
akandalamkeluargamenghormatisatusamalainnamuntetapmenjagaagarsuasan
arumahbisahidupdengansalingmenghargainamunjikaadamasalahkeluargamem
bicarakandenganseriusantaranggota.

E. FUNGSIKELUARGA
25. FungsiAfektif
Ny.Msangatmenyayangianak-
anaknya,sebenarnyaTn.Sjugamenyayangianaknya.tapiNy.Mmengatakantidak
mauberkumpullagidenganTn.Skarenamemiliistrilagi.

26. FungsiSosial
Ny.Mmengatakn“Kamisalingmenyayangi,bapakjugasayangsamaanak-
anak,tapisayatidakmaudiatinggaldisini,biardiatinggaldirumahistrimudanya.

27. FungsiReproduksi
“Sayasudahtidakmenstruasi,dansuamisayasekarangtinggaldengan

istrimudanya,ny.Mmengatakan

28. Fungsisosialisasi.
Ny.Mmengatakan“sayatidakpernahbergauldengantetangga,karenasayatidakbis
akemana-mana,tetapihubungnasayadengantetanggabaik-
baiksaja,merekajugamaumembantumemapahsayajalanbilatidak ada
anak saya.

29. FungsiPerawatanKesehatan
29.1 KemampuankeluargaMengenalmasalahkesehatan
Nn.StahupenyakityangdideritaNy.Madalahlumpuh,dankelargatausebenar
nyaNy.Mharusditerapi,tetapiNy.Mtidakmaukarenamerasaputusasa

29.2
KemampuankeluargaMengambilkeputusanmengenaitindakankepe
rawatan
Nn.Smengatakankalaumasalahbiayapengobatanselaludiusahan

,keluargamenyadariadamasalahdengananggotakeluarganyayaituNy.Mya
ngmengalamikelumpuhan.
29.3 Kemampuankeluargamerawatanggotakeluargayangsakit.
Nn.Smengatakan“KamisebenarnyasudahmengupayakanuntuKkesembuh
anibu,kamimembawakerumahsakituntukdilatih

gerakan,tapiibuakhirnyandakmau,akhirnyasayamemanggilseorangsuster
untukdilakukanperawatandirumahdanibuakhirnyabosanibumintanyalang
sungbisajalan”.Lalukeluargamencobamelatihgerakansendirisepertiyangdi
lakkanolehsuster.Keluargajugamembawaklienkeakupunturtapitidakadap
erubahan

29.4
Kemampuankeluargamemodifikasilingkunganrumahyangsehat.Me
nurutketeranganNn.S,KeluargasudahmembuatkantempatuntukBA
B/
BAKdenganmenggunakankursiyangdilobangitengahnyaagarNy.Mti
dakkesulitan
29.5 Kemampuanmemanfaatkanfasilitaskesehatan.
Nn.Smengatakan,:”dulurajinmembawaNy.Mkerumahsakitataudokterpra
ktek,karenatidakadakemajuan(Ny.Minginsegerabisajalan),Akhirnyaibumi
ntapengoobatandihentikan”

30. FungsiEkonomi
NY.Mmengatakan“Uangjatahdaribapakyahanyacukupuntukmakan
sehari-hari

F. STRESS DAN KOPINGINDIVIDU


31.Stressorjangkapendek
Ny.Mmengatakananaknyasudahmencarikerjatapibelumdapat

32. Kemampuankeluargaberesponterhadapstressor
Ny.Ssudahberusahamencarikerja,”sayaakanberusahasungguh-
sungguhbiarbisamembantukeuangankeluarga”

33. StrategiKopingYangdigunakan
Ny.Mmengatakan“Jikaadamasalahkeluargakamilebihsukaberundingbersama,da
npasrahkepadaAllah”

34. Harapankeluargapadaperawat
Ny.MdanNn.Sberharapbisamendapatkanberbagaiinformasikesehatandanmam
pumemberikanpenyelesaianmasalahkesehatanyangdihadapikeluarga

35. Persepsikeluargaterhadapperawat
Ny.MdanNn.S

menganggapsosokperawatadalahseseorangyangmampumembantujikaadamas
alahkesehatanyangmuncul.

36.
Harapankeluargaterhadapperawatberhubungandenganmasalahyangdih
adapi
Ny.MdanNn.S

mengatakaninginmendapatkanberbagaiinformasimengenaikesehatandemimen
jagakesehatananggotakeluarga.
G. Hasil pemeriksaan fisik keluarga Ny.M tanggal 7 januari2006
No Pemeriksaan Ny.M Nn.S

1 KepalaRambu
tMataHidun Beruban,tidakrontokTidak Hitam,bersihtidakrontokTi
gTelinga anemisSimetris,tidakadap dakanemisSimetris,tidak
olipAurikulasimetris,bersi ada
h,tidak
polipAurikulasimetris,bersi
terdapat h,tidakterdapatpenumpuk
Mulut anserumen
penumpukanserumenGigi
sudahada Gigiutuh,mulutbersih.Tidak
yangtanggal, adalesi.
mulut
Leher
Tidakterdapatpembesaran
bersih.Tidakadalesi.
kelenjartiroid,tidakadakes
Tidak terdapat ulitanmenelan.

pembesaran kelenjar

tiroid,tidakadakesulitanme
nelan.

Dada

Bentuk Simetris Simetris

Paru

No Pemeriksaan Ny.M Nn.S

Inspeksi Gegakandadaritmis Gegakandadaritmis

Ausultasi Wheezingterdengar SuaradasarVesikuler


Perkusi Redub Sonor

Palpasi Fremituspositif SuaradasarVesikuler

Jantung

Tidaktampakictuscordis Tidaktampakictuscordis

Suara S1-S2 terdengar Suara S1-S2 terdengar

normal,Sonor normal,Sonor

Abdomen Datar

Bentuk Datar Gerakannafasritmis

Inspeksi Gerakannafasritmis Peristaltikterdengar8-15

Ausultasi Peristaltikterdengar10- kali/menit

20kali/menit Redub

Perkusi Redub Tidak teraba hepar dan

Palpasi Tidakterabahepardan tidakadanyeritekan.

tidakadanyeritekan.

Ekstremitas ROMmaksimalkekutatan

Atas dan Mengalami keterbatasan sama.

Bawah pergerakanpadatangan ROMmaksimal,tidakada

kanandankakikanan, edema,kekuatansamadan

kekuatan tonus otot 1 tidak ada kelemahan

,tidakadaedema anggotagerak.
Tanda-tanda

Vital 120/80mmHg.

Tek.darah 36,80C

Suhubadan 140/90mmHg. 80kali/menit

Nadi 36,50C 20kali/menit

No Pemeriksaan Ny.M Nn.S

Pernafasan 88kali/menit 150Cm

Tinggibadan 20kali/menit 43Kg

Beratbadan 143Cm

60Kg

II. ANALISADATA
Data Problem Etiologi

DS: Ketidakmampuankelua
Ny..Mmengatakandiatidakbisab Gangguan rga
eraktifitasapa-
apa,iamauberaktifitasbilaadaya mobilitasfisikpadaNy.M merawatanggotakeluar
ngmemapah gayangmenderitaStrok
ny.Mmengatakan“Sayaduluper e
nahbelajarberjalanmenggunaka
ntongkattapisemenjakjatuhsaya
takutlagi,semenjakitukalautidak
dipapahsayatidakmauberjalan
Dulupassakitmulutsayamencon
gmbak
DO:

Ny.Mhanyatiduranditempattidur
ataududukdikursi
TidakmaudilakukanlatihanROMp
asif

DS: Pemeliharaankesehata Ketidakmampuankelua

- ntidakefektif rga

NN.Smengatakan,:”dulurajin
merawat
membawaNy.Mkerumahsaki
tataudokterpraktek,karenatid anggota
akadakemajuan(Ny.Minginse
gerabisajalan),Akhirnyaibu keluargadenganstroke

minta pengoobatan
dihentikan

Ny.Mmengatakanmenumakansa
madenganyangdimakankelua
rga
DO:

Keluargatidakpernahmelatihklie
nuntukmobilisasi
Lantaiterbuatdariplester

DS: Resiko cedera pada Ketimampuankeluarga

- Ny.Mmengatakanpernah Ny.M memodifikasi

jatuh lingkungan

DO

- Lantaikamarmandilicin

- Penerangankurang

- Belumadapegangan di

kamarmandi

III. DIAGNOSAKEPERAWATAN

1.
GangguanmobilitasfisikpadakeluargaTn.SkhususnyaNy.Mberhubungandenga
nketidakmampankeluargamerawatanggotakeluargadenganstroke.
2.
Pemeliharaankesehatantidakefektifberhubungandenganketidakmampuanke
luargamerawatanggotakeluargadenganstroke
3.
ResikocederapadakeluargaTn.SkhususnyaNy.Mberhubungandenganketidak
mampuankeluargamemodifikasilingkungan

IV. SKORING
1.
Diagnosiskeperawatan:GangguanmobilitasfisikpadakeluargaTn.SkhususnyaNy.
Mberhubungandenganketidaktahuankeluargamerawatanggotakeluargadengans
troke
Kriteria Skor Total Pembenaran

1.SifatMasalah:Tidaks 3/3x1 1
ehat

Masalahadalahaktualkarenasu
dahterjadi

2. 1/2x2 1

Tingkatpengetahuankeluarag
KemungkinanMasala yangkurang,danny.mtidakma
h udilakukanterapi,tapikeluarag
asudahberusahauntukmengo
bati
dapatdiubah:sebagia
n

3. 1/3x1 1/3

Masalahsudahberjalanlama,d
KemungkinanMasalah ansudahterjadigangguanpada
ny.M

dapatdicegah:rendah

4. 0/2x1 0

Masalahgangguanmobilisasifi
MenonjolnyaMasala siktidakdirasakanolehkeluarg
h:masalahtidakdiras akarenasudahberjalanlama

akan

Jumlah 21/3

2.Diagnosiskeperawatan:pemeliharaankesehatantidakefektifberhubungandeng
anketidakmampuankeluargamerawatanggotakeluargadenganstroke
Kriteria Skor Total Pembenaran

2.SifatMasalah: 3/3x1 1 Masalah pe,eliharaan

Tidaksehat kesehatantidakefektifadalahak
tual

2. 1/2x2 1 Karenapengetahuankeluargat
entang

KemungkinanMasalah
pemeiharaankesehatankuran
dapatdiubah g,sementarasumberdayakelu
argacukup
:sebagian

3. 2/3x1 2/3 Penyakitsudahberjalanlama,s


udahmengalamigangguanger
ak,keluargaskarangtidakmeng
KemungkinanMasalah
upayakan
dapatdicegah
kegiatanmencarikesehatan
:cukup

4.MenonjolnyaMasalah 1/2x1 1/2 Keluargamengaggapsakitnyan


y.Mmerupakanmasalah,tapiti
:tidakperlusegeraditan
dakmemerlukanpenanganans
gani egerakarenasdahberjalanlam
a.

Jumlah 31/6

3.
Diagnosakeperawatan:ResikocederapadakeluargaTn.SkhususnyaNy.Mberhubu
ngandenganketidaktahuankeluargamemodifikasilingkungan
Kriteria Skor Total Pembenaran

3.SifatMasalah:Ancaman 2/3x1 2/3 Masalahbelumterjaditetapiad


kesehatanTidaksehat ariwayatpernahjatuh,sehingg
adiperlukanupaya

pencegahansupayatidakterja
dicedera

2. 1/2x2 1 Masalahtidakterlalumudahdiu
bahkarenadanadankemauank
eluargauntukmengatasimasal
KemungkinanMasalah
ah
dapatdiubah

:sebagian

3. 2/3x1 2/3 Dalammasalahinikeluargatel


ahmelakukansebagianupayap
encegahancederadenganme
KemungkinanMasalah
mbuatwcdudukdarikursi
dapatdicegah

:cukup

4.MenonjolnyaMasalah 1/2x1 1/2 Ny.Mpernahjatuhddanmenim


bulkan
:masalahberatharusse
geraditangani traumapsikologis

Jumlah 25/6

2. PRIORITASMASALAH
1.
Pemeliharaankesehatantidakefektifberhubungandenganketidakmampuanke
luargamerawatanggotakeluargadegastroke
2.
GangguanmobilitasfisikpadaNy.Mberhubungandenganketidakmampuankelu
argamerawatanggotakeluargadenganstroke
3.
ResikocederapadakeluargaTn.SkhususnyaNy.Mberhubungandenganketidak
mampuankeluargamemodifikasilingkungan
V. ANALISADATA
Data Problem Etiologi

DS: Ketidakmampuank
Ny..Mmengatakandiatidakbisabera Gangguanmobilit eluarga
ktifitasapa- as
apa,iamauberaktifitasbilaadayangm merawatanggota
emapah fisikpadaNy.M
ny.Mmengatakan“Sayadulupernah
belajar yangmenderitaStro
ke
berjalanmenggunakantongkattapise
menjakjatuhsayatakutlagi,semenja
kitukalautidakdipapahsayatidakma
uberjalan
ny.Mmengatakan“Dulupassakit
mulutsayamencongmbak

DO:

Ny.Mhanyatiduranditempattidurata
ududukdikursi
Tidak mau
dilakukanlatihanROMpasif
DS: Pemeliharaankes Ketidakmampuank

Keluargamengatakan,:”dulurajinme ehatan eluarga

mbawaNy.Mkerumahsakitataud
okterpraktek,karenatidakadake tidakefektif merawatanggota

majuan(Ny.Minginsegerabisajala
n),Akhirnyaibumintapengoobata
keluargayang
ndihentikan
Ny.Mmengatakanmenumakansama
menderitastroke
denganyangdimakankeluarga
DO:
Keluargatidakpernahmelatihklienunt
ukmobilisasi
Lantaiterbuatdariplester

VI. DIAGNOSAKEPERAWATAN

1. gangguanmobilitasfisikpadaNy.Mberhubungan

berhubungandenganketidaktahuankeluargamerawatangg
otakeluarganyayangsakitdirumah.
2.
pemeliharaankesehatantidakefektifberhubungandengank
etidakmampuankeluargamerawatanggotakelargayangsak
it

VII. SKORING
1.
Diagnosiskeperawatan:gangguanmobilitasfisikpadaNy.Mber
hubungandenganketidakmampuankeluargamerawatanggota
keluarganyayangsakitdirumah
Kriteria Skor Total Pembenaran

4.SifatMasalah:Tidaks 3/3x1 1
ehat

Masalahadalahaktualkarenasu
dahterjadi

2. 1/2x2 1

Tingkat
KemungkinanMasala
pengetahuankurang,danklien
h
tidakmaudilakukanterapi

dapatdiubah:sebagia
n

3.Kemungkinan 1/3x1 1/3


Masalahsudahberjalanlama,su
Masalahdapatdicegah:re
dahterjadikerusakan
ndah

4. 0/2x1 0

Masalahgangguanmobilisasifi
MenonjolnyaMasala fiktidakdirasakanolehkeluarga
h:masalahtidakdiras karenasudahberjalanlama

akan

Jumlah 21/3

2.
Diagnosiskeperawatan:pemeliharaankesehatantidakefektifb
erhubungandenganketidakmampuanakeluargamerawatangg
otakelargayangsakit
Kriteria Skor Total Pembenaran

5.SifatMasalah: 3/3x1 1 Masalah pe,eliharaan

Tidaksehat kesehatantidakefektifadalahak
tual

2. 1/2x2 1 Karenapengetahuankeluargat
entang

KemungkinanMasalah
pemeiharaankesehatankuran
dapatdiubah g,sementarasumberdayakelu
argacukup
:sebagian

3. 2/3x1 2/3 Penyakitsudahberjalanlama,s


udahmengalamigangguanger
ak,keluargaskarangtidakmeng
KemungkinanMasalah
upayakan
dapatdicegah
kegiatanmencarikesehatan
:cukup

4.MenonjolnyaMasalah 1/2x1 1/2 Keluargamengaggapsakitnyan


y.Mmerupakanmasalah,tapiti
:tidakperlusegeraditan
dakmemerlukanpenanganans
gani egerakarenasdahberjalanlam
a.

Jumlah 31/6

4. PRIORITASMASALAH
4.
Pemeliharaankesehatantidakefektifberhubungandengan
ketidakmampuankeluargamerawatanggotakelargayangs
akit
5.
gangguanmobilitasfisikpadaNy.Mberhubungandenganketida
kmampuankeluargamerawatanggotakeluarganyayangsakitdi
rumah

VIII. RENCANA KEPERAWATAN

No. Tujuan Kriteria Standar Intervensi


DP

1 Setelah Verbal oKeluarga Ny. S 1. Kaji pengetahuan

No. Tujuan Kriteria Standar Intervensi


DP

dilakukan dapatmemahamik keluarga tentang


eluhan
tindakan penyebabsesaknafas

keperawatan yangdialamiNy.S.
yangdialamiolehNy
keluhansesak .S. 2. Ajarkan kepada

nafas Ny. S Kliendankeluargadap keluargatentangcara


atmemahamicarap
berkurang penghematanenergi.
enghematanenergi
3. Berikan latihan

untukmengurangis pernafasanefektifdan
esaknafaspadaNy.S
batuk efektif untuk

mengeluarhandahak.
Psikomotor Keluarga 5.Ajarkan keluarga

untuk menyiapkan
dapatmenyediakan
tempattiduryangm tempattidurdengan

emungkinkanNy.S batnat lebih tinggi


tidurnyamandan
darikepala.

mengurangisesakn
afasnya.
6.Ajarkan kepada
Keluarga
keluarga tentang
mampumencariper
tanda sesak nafas
tolonganpertama
yang harus segera

mendapakan
bilaanggotaKeluarg
pertolongan.
a(Ny.S)mengalami

sesaknafasdirumah
.
2 Setelah Verbal oKeluargame Ny.S 1. Jelaskan kepada

dilakukan mahami cara keluargabahwaNy.S

No. Tujuan Kriteria Standar Intervensi


DP
tindakan penularanpenyakitT perlu mendapat
B.Paru.
keperawatan, perhatiansewajarnya.

pada akhir 2.Berikanpendidikan

mingguke2 kesehatan tentang

Januari cara penularan

keluarga penyakit TB. Paru

mampu kepadakeluargaNy.S

megupayakan

pencegahan

penularan Psikomotor 3 Jelaskan kepada


oKeluarga
penyakit TB. keluargatentangcara

Paru pada mampumemodifik mengatur


asilingkungan
keluargaNy.S lingkungan: kamar

tiduralatmakandan
danperalatan
minum

rumahtanggayang 4.Berikanpujiansetiap

dapatmeminimalk keberhasilan
anpenularanpenya
keluarga.
kitTB. Paru pada

keluargaNy.S

3 Setelah Verbal Keluarga 1. Jelaskan kepada

dilakukan keluargabahwaNy.S
mampumemahami
tindakan memerlukanbantuan
keperawatan, anggotakeluargalain.
kndisiNy.S
keluarga

mampu yangmemerlukanb
antuan
menyediakan 2. Memberikan

dukungan anggotakeluargalai pertimbangankepada

yang cukup n. Nn.SH untuk


Keluarga
terhadap mengambil kursus

kondisiNy.S. tidakmeninggalkan menjahit di derah


Ny.S

dengancucunyayan
gkecildalamjangkal
ama

No. Tujuan Kriteria Standar Intervensi


DP

yang dekat dengan

rumanya (Keluarga

Ny.S)

3.MemintakepadaNn.
oKeluargamempuny
SHagarmempunyai
ai
alamat atau nomor
akseskomunikaside telefon yang bias

ngan dihubungi sewaktu-

waktu neneknya
cucunyayangakanp
ulangkerumahIbun mengalam gangguan
ya.
kesehatan,bilaharus

meninggalkanNy.S

dalam waktu yang

lama.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Stroke (CVA) adalahsindromklinik yang awaltimbulnyamendadak,
prograsifcepat, berupadefisit neurologist fokaldanatau global, yang
berlangsung 24 jam / lebihataulangsungmenimbulkankematiandansemata-
matadisebabkanolehgangguanperedarandarahotak non traumatik.
Stroke disebabkanfaktor-
faktorpenyumbatanpembuluhdaraholehjendalandarah (thrombus / embolus),
robekdanadanyagangguansusunankomponendarah.

4.2 Saran
1. Kliensebaiknyamematuhisemuapengobatanterhadappenyakit stroke yang
dideritanyagunamempertahankankesehatan yang optimal.
2. Keluarga yang
merawatsebaiknyamelakukanperawatandengansabardanselalumemberikan
dukungankepadaklien.
DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, Suzanne; Suzanne; and Benda G Bare. (2001), Buku Saku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8. Jakarta: EGC

Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakata: EGC.


Carpenito, L. J. Handbook of Nursing Diagnosa. Edisi 8, Alih Bahasa Monica
Ester. (2001). Jakarta: EGC

Carpenito, L. J. (2004) Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 7, Alih Bahasa


Monica Ester. Jakarta: EGC

Friedman, M. M. (2005). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek, Edisi 3.


Jakarta: EGC

Effendy. N (2005). Dasar- dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Edisi 2.


Jakarta; EGC

Doengoes. M. E, Et. All. Nursing Care Plans Guidelines for Planning and
Documenting Patient Care, Edisi 3. Alih Bahasa: I Made Kariasa, Et. All. 2004.
Jakarta: EGC

Long. Barbara. C. Essential of Medical Surgical Nursing, Penerjemah R. Karnaen,


Et. All, Edisi ke 3. 2005. Bandung: Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan
Keperawatan Padjajaran.
Suyono, Haryono, 2006. Meningkatnya Penduduk Rawan Stroke, (Online),
(http://www.cybermed.cbn.net.id. Diakses 2 November 2007)

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Stroke, (Online), (http://


depkes.co.id/stroke.html)
http://bintangdilaut-siputih.blogspot.com/2012/03/askep-keluarga-dg-stroke.html
di unduhpadatanggal 24 April 2014 jam 12.30 WIB

Anda mungkin juga menyukai