: STROKE
DISUSUN
OLEH:
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya yang
diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Keperawatan
Keluargatepat waktu.
1. Parlindungan Purba, SH, MM, selaku ketua Yayasan Sari Mutiara Medan.
2. Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes, selaku Rektor Universitas Sari Mutiara Indonesia.
3. Taruli Sinaga SP, M.KM, selaku Dekan Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari
Mutiara Indonesia.
4. Ns. Rinco Siregar, S.Kep, MNS, selaku Ketua Program Studi Ners Fakultas Farmasi dan Ilmu
Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia.
5. Ns. Rinco Siregar, S.Kep. MNS., dosen pengajar yang telah memberikan bimbingan, arahan dan
saran kepada kelompok dalam menyelesaikan tugas ini
Serta semua pihak yang telah membantu dalam proses pengajaran dan pembuatan makalah ini.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan………………………………………………………..
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan…………………………………………………...
4.2Saran…………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.LatarBelakang
Stroke merupakanmasalahneurologik primer di dunia.Banyakupaya yang
dilakukanuntukmengurangitingkatkematianakibat stroke,
meskipunupayapencegahanitutelahmenimbulkanpenurunanpadainsidendalambeberapatahunterakhir,
tetapi stroke masihmerupakanperingkatketigapenyebabkematian.Orang yang menderita stroke,
dalamkesehariannyaseringtidakmampumelakukanaktivitassehari-
haridenganbaik.Merekaselalumembutuhkanbantuan orang lainuntukmelakukannya. Kesabaran orang
yang merawatpenderita stroke sangatdiperlukandalamhalini.
Menurut europen stroke initiative (2003). Stroke atau serangan otak (brain attack) adalah
defisit neurologis mendadak susunan saraf pusat yang disebabkan oleh peristiwa iskemik atau
hemoragik, stroke juga sebagai penyebab utama kecatatan fisik atau mental pada usia lanjut maupun
usia produktif, dan dengan sifat-sifatnya tersebut, menempatkan stroke sebagai masalah serius di
dunia.
Penyakit jantung dan stroke merupakan sosok penyakit yang sangat menakutkan. Bahkan
sekarang ini di indonesia penyakit jantung dan stroke sering di anggap sebagai penyakit monopoli
orang tua. Dulu memang penyakit-penyakit tersebut di derita oleh orang tua terutam yang berusia 60
tahun ke atas, karena usia juga merupakan salah satu faktor risiko terkena penyakit jantung dan
stroke. Namun sekarang ini ada kecenderungan juga diderita oleh pasien di bawah usia 40 tahun. Hal
ini bisa terjadi karena adanya perubahan gaya hidup, terutama pada orang muda perkotaan modern.
Ketika era globalisasi menyebabkan informasi semakin diperoleh negara berkembang dapat
segera meniru kebiasaan negara barat yang dianggap cermin pola hidup modern. Sejumlah perilaku
seperti mengkonsumsi makanan siap saji (fast food) yang mengandung kadar lemak jenuh tinggi,
kebiasaan merokok, minuman beralkohol. Kerja berlebihan, kirang berolahraga, dan stress telah
menjadi gaya hidup manusia terutama diperkotaan. Padahal kesemua perilaku tersebut dapat
merupakan faktor-faktor penyebab penyakit jantung dan stroke.
1.2.Tujuan
TujuanUmum :
Keluargadanpenderita stroke mampumemahamidanmelaksanakansegalasesuatu yang
berhubungandenganpenyakit stroke sehinggadapatmengurangiataumenghindari stroke
kambuhlagi.
TujuanKhusus :
1. Melaksanakanasuhankeperawatanindividudalamkeluargadenganpenyakit stroke.
2. Meningkatkanpengetahuanperawattentangpenyakit stroke.
3. Meningkatkanpengetahuankeluargatentangperawatanpenderitapasca stroke di rumah.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.5.AFaktor resiko
Sedangkan faktor resiko dari stroke adalah kondisi atau penyakit atau kelainan yang memiliki
potensi untuk memudahkan seseorang mengalami serangan stroke pada suatu saat.
2.6.A Patofisiologi
Pada keadaan fisiologis normal, aliran darah pada otak selalu tetap yaitu 50 ml/ menit / 100 gr
otak. Hal ini terjadi karena auto regulasi yang mengembangkan arteri pada waktu hipotensi yang
menguncup waktu hipertensi. Apabila tekanan darah tinggi terus menerus terjadi maka dapat
menimbulkan perubahan atroklerotik karena perfusi dapat menyebabkan perdarahan intra kranial.
Ruptur arteri juga dapat menyebabkan perdarahan yang akan menimbulkan ekstavasasi darah ke
jaringan otak sekitarnya. Darah yang merembes ini dapat menekan, mengiritasi, dan
menimbulkan fase spasme arteri hemisfer otak.
Ruptur arteri juga dapat mengakibatkan terhentinya aliran darah sehingga timbul iskemik
focal dan infark jaringan otak. Daerah ini akan mengalami defisit neurologis yang berupa
hemiparalisis. Keluarnya darah yang mendadak dari pembuluh darah otak dapat meningkatkan
tekanan darah cerebrospinalis, hilang kesadaran maupun gegar otak. Koma terjadi karena apabila
daerah ekstravasal terjadi hematoma yang menimbulkan penekanan pada seluruh isi kranial (Dr.
H. Soedomo)
2.7.AManifestasi klinis
Manifestasi klinis stroke menurut Smeltzer & Suzane (2001) adalah:
a. Kehilangan motorik
Stroke adalah penyakit motor neuron atas dan mengakibatkan kehilangankontrol volunteer
terhadap gerakan motorik.Disfungsi motorik paling umum adalah hemiplegia (paralisis pada
salah satu sisi) karena lesi pada sisi otak yangberlawanan. Hemiparesis atau kelemahan salah
satu sisi tubuh adalah tanda yang lain.
b. Kehilangan komunikasi
Fungsi otak lain yang dipengaruhi oleh stroke adalah bahasa dan komunikasi. Stroke adalah
penyebab afasia paling umum. Disfungsi bahasa dan komunikasi dapat dimanifestasikan oleh
hal berikut:
Disartria (kesulitan berbicara), ditunjukkan dengan bicara yang sulit dimengerti yang
disebabkan oleh paralisis otot yang bertanggung jawab untuk berbicara.
Disfasia atau afasia (bicara defektif atau kehilangan bicara) yang terutama ekspresif atau
reseptif.
2.8.AKomplikasi
Komplikasi-komplikasi yang yang biasa disebabkan oleh stroke antara lain :
a. Hipoxia serebral, diminimalkan dengan memberikan oksigen ke darah yang adekuat ke otak,
pemberian oksigen suplemen dan mempertahankan hemoglobin dan hematokrit pada tingkat
dapat diterima akan membentu dalam mempertahankan oksigen jaringan.
b. Aliran darah serebral, bergantung pada tekanan darah, curah jantung dan integritas pembuluh
darah serebral, hipertensi atau hipotensi perlu dihindari untuk mencegah perubahan pada aliran
darah serebral dan potensi meluasnya area cedera.
c. Embolisme serebral, dapat terjadi setelah infrak miokard atau fibrilasi atrium atau dapat berasal
dari katub jantung protestik, embolisme akan menurunkan aliran darah ke otak dan selanjutnya
menurunkan aliran darah serebral. (Smeltzer,2002,p.2137)
d. Vasospasme, terjadi stroke hemorrhage juga sebelum pembedahan. Pada individu dengan
aneurisme biasanya terjadi dari 3-12 hari setelah hemorrhage aubarakhnoid.
e. Hidrosefalus, menandakan adanya ketidak seimbangan antara pembetukan dan reabsorbsi dari
cairan serebro spinal (CSS). Hidrosefalus terjadi pada 15-20 % pasien dengan hemorrhage
subaraknoid.
f. Disritmia, karena darah dalam CSS yang membasahi batang otak mengiritasi area
tersebut,batang otak mempengaruhi frekuensi jantung sehingga adanya iritasi kimia, dapat
mengakibatkan ketidakteraturan ritme jantung
g. Perdarahan ulang, pada pasien hemorrhage subarakhnoid mengalami perdarahan ulang
aneurisme yang tidak diperbaiki. (Hudak and Gallo, 1996, p.273)
2.9.A Pemeriksaan diagnostik
a. Computerized tomografi Scan (CT Scan) dapat memperlihatkan adanya hematoma, infark dan
perdarahan. Scan ini baik untuk meneliti lesi yang letaknya dipermukaan
b. Fungsi lumbal untuk menunjukkan kelainan cerebro spinalis fluid (CSF). Tekanan yang
meningkat dan adanya cairan darah menunjukkan adanya hemorhagic.
c. Elektro Encephalography (EEG) menggunakan gelombang untuk menentukan lesi spesifik
d. Angiografi (arteriografi) sangat esensial untuk memperlihatkan penyebab dan letak ganguan
otak, biasanya menggunakan arteri femoralis. Ada tidaknya oklusi, rupture atau obstruksi
dapat difisualisasi dengan alat ini.
e. Magnetik Resonance Imaging (MRI) dapat menampakkan daerah patologis
2.10.A Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan keperawatan
a. Untuk mengobati keadaan acut perlu diperhatikan faktor faktor kritis sebagai berikut:
1) Berusaha menstabilkan tanda – tanda vital
2) Berusaha menemukan dan memperbaiki aritmia jantung
3) Merawat kandung kemih, sedapat mungkin jangan memakai kateter
4) Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat mungkin pasien
harus dirubah posisi setiap 2 jam dan dilakukan latihan-latihan gerak pasif
b. Tindakan konservatif
1) Fasodilator yang meningkatkan aliran darah cerebral (ADS) secara percobaan, tetapi
maknanya: pada tubuh manusia belum dapat dibutuhkan
2) Dapat diberikan histamin, aminophilin, acetazolamide, papaverin intra arterial
3) Anti agregasi trombosis seperti aspirin, digunakan untuk menghambat reaksi pelepasan
agregasi. Trombosis yang terjadi ulcerasi alteroma
c. Tindakan pembedahan untuk memperbaiki aliran darah cerebral, misalnya pada tindakan
endarterectomy carotis.
d. Rehabilitasi
Rehabilitasi merupakan bagian penting dalam proses pemulihan stroke. Tujuan rehabilitasi
ini adalah untuk menolong penderita stroke untuk memperoleh kembali apa yang mungkin
dapat dipertahankan untuk memaksimalkan fungsi tubuh pada penderita stroke (Stroke
and Heart Foundation, 2010). Lumbantobing (2004) menyatakan bahwa tujuan rehabilitasi
ialah menjaga atau meningkatkan kemampuan jasmani, rohani, keadaan ekonomi dan
kemampuan kerja semaksimal mungkin. Berbagai usaha dilakukan untuk mencapai tujuan
ini, diantaranya terapi fisik/ fisioterapi, latihan bicara, latihan mental, terapi okupasi,
psikoterapi , memberi alat bantu, ortotik prostetik, dan olah raga. Bentuk tindakan di atas
tentunya disesuaikan dengan berat ringan cacat, bentuk cacat, kemampuan atau tingkat
mental penderita. Young & Forster (2007) dan Duncan et al (2005) menyatakan bahwa
penanganan rehabilitasi merupakan pendekatan multidisiplin, beberapa ahli di berbagai
bidang bekerja sama, misalnya dokter keluarga, ahli rehabilitasi medik, ahli saraf, perawat
dan anggota keluarga. Koordinator tindakan rehabilitasi ini sebaiknya dipegang oleh
dokter keluarga, yang lebih banyak mengetahui penderita, keluarganya, latar belakang
pendidikannya, serta tugas jabatan.Dokter keluarga dapat bertidak sebagai motivator,
memberi bimbingan dan petunjuk kepada penderita dan keluarganya (Bradford Institute
for Health Research, 2010).
2. Perawatan Penderita Stroke di Rumah
Menurut Batticaca (2008), penanganan dan perawatan penderita stroke di rumah antara lain,
berobat secara teratur ke dokter, tidak menghentikan atau mengubah dan menambah dosis
obat tanpa petunjuk dokter, meminta bantuan petugas kesehatan atau fisioterapi untuk
memulihkan kondisi tubuh yang lemah atau lumpuh, memperbaiki kondisi fisik dengan
latihan teratur di rumah, membantu kebutuhan klien, memotivasi klien agar tetap bersemangat
dalam latihan fisik, memeriksakan tekanan darah secara teratur, dan segera bawa klien ke
dokter atau rumah sakit jika timbul tanda dan gejala stroke. Vallery (2006) dalam
Agustina,dkk (2009) mengemukakan bahwa pasien dan orang yang merawat/ keluarga perlu
menyadari semua tantangan dan tanggung jawab yang akan dihadapi sebelum meninggalkan
rumah sakit atau fasilitas rehabilitasi lain. Meskipun sebagian besar pasien telah mengalami
pemulihan yang cukup bermakna sebelum di pulangkan, sebagian masih memerlukan bantuan
untuk turun dari tempat tidur, mengenakan pakaian, makan, dan berjalan.Keluarga sebaiknya
mengetahui tentang layanan komunitas lokal yang dapat memberikan bantuan, termasuk
dokter keluarga, perawat kunjungan rumah, ahli fisioterapi, petugas sosial, ahli terapi wicara,
dan layanan relawan.Kebutuhan pasien pasca rawat dapat meliputi kebutuhan fisiologis,
psikologis, sosial dan spiritual.
Berikut ini merupakan perawatan penderita stroke yang dapat dilakukan oleh keluarga di rumah.
1. Jika pasien selalu membuka mata dalam jangka panjang, maka mata mereka dapat mengering
dan menyebabkan infeksi dan ulkus kornea. Untuk mencegah hal ini, keluarga dianjurkan
penggunaan pelumas, salep, atau air mata buatan yang dapat dibeli bebas (Edmund, 2007).
Penderita stroke yang tidak dapat minum tanpa bantuan harus membersihkan mulutnya
dengan sikat lembut yang lembab atau kapas penyerap sekitar satu jam. Perawatan mulut yang
teratur sangat penting, terutama untuk penderita yang sulit atau tidak dapat menelan (Edmund,
2007).
2. Menangani masalah makan dan minum
Penderita stroke memerlukan makanan yang memadai, lezat, dan seimbang dengan cukup
serat, cairan (2 liter atau lebih sehari), dan miktonutrien. Jika nafsu makan penderita
berkurang maka penedrita stroke dapat diberi makanan ringan tinggi - kalori yang lezat dalam
jumlah terbatas setiap 2 -3 jam, bersama dengan minuman suplemen nutrisional. Penderita
stroke harus makan dalam posisi duduk, bukan berbaring, untuk mencegah tersedak dan
pneumonia aspirasi (John, 2004; Lotta, 2006; David 2004).Keluarga dapat elakukan
modifikasi dalam penggunaan alat makan penderita stroke, seperti meletakkan antiselip pada
alas piring atau menggunakan piring yang cekung sehingga makanan tidak mudah tumpah.
Keluarga dapat juga menyediakankan alat - alat bantu untuk penderita stroke yang makan
dengan satu tangan, seperti
mangkuk telur yang dapat ditempelkan pada meja (John, 2004; Lotta, 2006; David 2004).
3. Kepatuhan program pengobatan di rumah
Pelayanan kesehatan berperan dalam upaya promotif, pencegahan, diagnosa dini dan
pengobatan, pembatasan kecacatan, serta pemulihan (rehabilitasi) suatu penyakit (Maryam,
2008).Dukungan keluarga diketahui sangat penting dalam kepatuhan terhadap program
pengobatan jangka panjang (Schatz, 1998 dalam Stanley, 2006).Keluarga bertanggung jawab
terhadap semua prosedur dan pengobatan anggota keluarga yang sakit, seperti menggunakan
obat menggunakan alat - alat khusus, dan menjalankan latihan (Friedman, 2005).
4. Mengatasi Masalah Emosional dan Kognitif
Sebagian masalah emosional muncul segera setelah stroke, sebagai akibat kerusakan di
otak.Hampir 70% pasien stroke sedikit banyak mengalami masalah emosional, misalnya
reaksi sedih, mudah tersinggung, tidak bahagia, murung, atau depresi.Terdapat bukti bahwa
orang yang menderita depresi pasca stroke memiliki kemungkinan tiga kali lebihbesar
meninggal dalam 10 tahun dibandingkan dengan penderita stroke tanpa depresi.Namun, jika
penderita stroke dan orang yang merawatnya menyadari masalah ini, biasanya ada hal - hal
yang dapat dikerjakan untuk mengatasi masalah tersebut (Lotta, 2006).Ketidakmampuan
seseorang untuk mengekspresikan dirinya sendiri akibat masalah bahasa dapat menimbulkan
sikap mudah marah. Masalah emosional lain timbul pada tahap lebih belakangan, misalnya
sewaktu pasien akhirnya menyadari dampak penuh stroke atas kemandirian mereka. Orang
yang pernah mengalami stroke sangat rentan terhadap perubahan dalam situasi mereka,
terutama jika mereka akan meninggalkan rumah sakit atau saat mereka pertama kali keluar
rumah untuk berjalan - jalan. Ini merupakan reaksi fisiologis normal, dan penderita stroke
harus didorong untuk membahas kekhawatiran mereka akan karier serta anggota keluarga
sehingga masalah tersebut dapat diatasi sebanyak mungkin (Lotta, 2006). Pada sebagian besar
kasus, masalah emosional mereda seiring waktu, tetapi ketika terjadi, masalah itu dapat
menyebabkan penderita stroke menolak terapi atau kehilangan motivasi untuk menjalani
proses rehabilitasi, yang dapat memengaruhi pemulihan penderita. Masalah emosional reaktif
ini sering dapat dikurangi secara substansial dengan mendorong penderita stroke
membicarakan ketakutan dan kemarahan mereka.Penderita stroke harus merasa bahwa mereka
adalah anggota keluarga yang berharga. Penting bagi keluarga untuk mempertahankan
lingkungan rumah yang suportif, yang mendorong timbulnya perhatian orang lain dan
aktivitas waktu luang, misalnya membaca, memasak, berjalan -jalan, berbelanja, bermain, dan
berbicara. Penderita stroke yang keluarganya atau orang yang merawatnya tidak suportif dan
yang memiliki kehidupan keluarga yang tidak berfungsi cenderung memiliki prognosis lebih
buruk dibandingkan dengan penderita lainnya.Sebagian penderita stroke mungkin merasa
nyaman jika mereka berbagi pengalaman mereka dengan penderita stroke lain (Lotta,
2006).Masalah emosional penderita stroke dapat diatasi dengan konseling individual atau
terapi kelompok.Psikoterapi juga dapat membantu sebagian penderita, misalnya mereka yang
mengalami apatis berat, depresi, tak tertarik atau menentang pengobatan.Jika masalahnya
menetap, terutama depresi, dokter mungkin menganjurkan obat antidepresan (misalnya,
fluoksetin dan amitriptilin) atau berkonsultasi dengan psikiater atau ahli psikologi
klinis.Konsultasi dini biasanya dianjurkan untuk penderita stroke yang mengalami depresi
berat, terutama mereka yang mungkin ingin bunuh diri (Lotta, 2006).Masalah kognitif pada
penderita stroke mencakup kesulitan berpikir, memusatkan perhatian, mengingat, membuat
keputusan, menggunakan nalar, membuat rencana, dan belajar. Hal - hal ini sering menjadi
komplikasi stroke, mengenai sekitar 64% dari penderita stroke yang selamat dan
menyebabkan demensia pada 1 dari 5 penderita stroke usia yang lebih lanjut. Namun, bagi
banyak penderita stroke, masalah kognitif yang ringan cenderung akan mereda seiring dengan
waktu, dan kemampuan mereka akan pulih sepenuhnya (John, 2004). Jika penderita stroke
tidak dapat mengikuti instruksi di obat resep, orang yang merawat perlu menjamin bahwa
penderita stroke minum obat dalam jumlah dan saat yang tepat.Ada baiknya dibuat bagan atau
tabel tentang aktivitas harian, obat, dan kemajuan penderita stroke pada selembar kertas
(John, 2004).Penderita stroke dengan gangguan kognitif yang parah, misalnya demensia,
jarang pulih sempurna dan dapat bertambah buruk seiring dengan waktu. Hal ini terutama
berlaku pada orang berusia lanjut yang pernah mengalami beberapa kali stroke serta mengidap
penyakit - penyakit lain (John, 2004).
5. Pencegahan cedera/ jatuh
Thomas (2004) dan Leigh (2005) menyatakan faktor risiko yang mempermudah pasien jatuh
antara lain masalah ayunan langkah dan keseimbangan, obat - obat sedatif, kesulitan
melakukan aktivitas sehari - hari, inaktivitas, inkontinensia, gangguan penglihatan, dan
berkurangnya kekuatan tungkai bawah. Yudi (2007) menyatakan bahwa indikasi terbaik
bahwa penderita stroke siap bergerak ke tingkat mobilitas vang lebih tinggi adalah
kemampuan menoleransi tingkat mobilitas yang telah mereka capai.Demi alasan keamanan,
sebaiknya ada satu atau dua orang asisten berdiri di samping penderita stroke dan membantu
penderita, terutama pada tahap - tahap awal.Ketika berdiri atau berjalan, penderita stroke
sebaiknya berupaya menggunakan tungkai mereka yang lumpuh dengan menopangkan beban
badan mereka pada tungkai tersebut sebisa mungkin dan dengan memindahkan beban badan
dari satu sisi tubuh ke sisi lainnya.Pada awalnya, penderita stroke harus mencoba hanya
beberapa langkah kecil. Sesi latihan yang sering dan singkat, dengan peningkatan gerakan
secara perlahan, merupakan cara yang paling aman dan efektif. Jika penderita stroke telah
yakin dapat berjalan di lantai yang datar, mereka dapat mulai naik tangga, tetapi tetap
memperhatikan bahwa susunan tangganya telah aman dan kuat.Selain itu, Graham (2006)
menyatakan jika penderita stroke menggunakan kursi roda, sebaiknya rumah mereka memiliki
tangga, dibangun jalan masuk landai dari kayu atau beton.Keluarga juga mungkin perlu
memperlebar pintu - pintu rumah agar penderita stroke dapat bergerak bebas di dalam
rumah.Pemasangan kabel listrik yang aman, pegangan tangan di kamar mandi dan adaptasi
rumah lainnya juga dapat membantu penderita stroke.
2.3.B Tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangan menurut Suprajitno (2004:3)
Bukan hanya individu saja yang memiliki tahap perkembangan, keluargapun memiliki tahap
perkembangan dengan berbagai tugas perkembangan masing-masing. Tahap–tahap
perkembangan itu antara lain:
1. Tahap I pasangan baru atau keluarga baru (beginning family).
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki (suami) dan perempuan (istri)
membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-
masing.Meninggalkan keluarga bisa berarti psikologis karena kenyataannya banyak keluarga
baru yang masih tinggal dengan orang tuanya.
Dua orang yang membentuk keluarga baru membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi.
Masing-masing belajar hidup bersama serta beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan
pasangannya, misalnya makan, tidur, bangun pagi dan sebagainya
Tugas perkembangan:
a. Membina hubungan intim dan memuaskan.
b. membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.
c. mendiskusikan rencana memiliki anak.
Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga ; keluarga suami, keluarga
istri dan keluarga sendiri.
2. Tahap II keluarga dengan kelahiran anak pertama (child bearing family).
Dimulai sejak hamil sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak berumur 30
bulan atau 2,5 tahun.
Tugas perkembangan kelurga yang penting pada tahap ini adalah:
a. Persiapan menjadi orang tua
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,hubungan sexual dan
kegiatan.
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
Peran utama perawat adalah mengkaji peran orang tua; bagaimana orang tua berinteraksi
dan merawat bayi. Perawat perlu menfasilitasi hubungan orang tua dan bayi yang positif
dan hangat sehingga jalinan kasih sayang antara bayi dan orang tua dapat tercapai.
3. Tahap III keluarga dengan anak prasekolah (families with preschool).
Tahap ini dimulai saat anak pertama berumur 2,5 tahun dan berakhir saat anak berusia 5
tahun.
Tugas perkembangan:
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan
rasa aman.
b. Membantu anak untuk bersosialisasi
c. Beradaptasi dengan anaky baru lahir, sementara kebutuhan anak lain juga harus
terpenuhi.
d. Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam keluarga maupun dengan
masyarakat.
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang.
6. Tahap VI keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan (launching center family).
Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak terakhir
meninggalkan rumah.Lamanya tahapan ini tergantung jumlah anak dan ada atau tidaknya
anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.
Tugas perkembangan
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
b. Mempertahankan keintiman pasangan.
c. Membantu orang tua memasuki masa tua.
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHANKEPERAWATAN KELUARGA PADA
KELUARGA TN. S DENGAN STROKE DI RT 08 RW XIII
KELURAHAN TANDANG
A. DATAUMUM
NamaKK:Tn.S
Umur :60Tahun
Pendidikan:SD
Pekerjaan :Sopir
Alamat :RT08RWXIIIKelurahanTandang
DaftarAnggotaKeluarga
Hubu Statu
Pendi Keteranga
s
ngan Umur L/ dikan Pekerja
nImunisasi
Perka an
No Nama deng P
winan
anKK
bekerja
Genogram3generasi:
Keterangan
:Laki-laki
:Perempuan
: Tinggalserumah
:Klien
:Meninggal
: Pisah
7. TipeKeluarga
TipekeluargaNyMadalahSinggleparent.
8. Budaya
8.1 Sukubangsa :Jawa
8.2 Bahasayangdigunakan
“Bahasayangdigunakanuntukkomunikasisehari–hariadalahbahasajawa”
8.3 Pantangan
Ny.Mmengatakan“Kamitidakmempunyaipantangan apa-apa”.
8.4
KebiasaanbudayayangberhubungandenganmasalahkesehatanKelua
rgatidakmempunyaikebiasaan-kebiasanyangbertentangandengan
kesehatan.“Kamibiasanyatidurjam21.00sampaijam
05.00WIB”
9. Kegiatanrutinkeagamaandirumah.
Ny.Mmaengatakan“KamisemuaanggotakeluargaberagamaIslam,tapisemenjaks
akitsayatidakmenjalankanibadahsholatlimawaktu,kalauanaksayaaktivmengiku
tipengajianremaja”
10. StatussosialEkonomiKeluarga
10.1 PekerjaanAnggotakeluarga
Ny.Mmengatakan“sayatidakbekerja,anaksayayangkeciljugabelumbekerja.
Hanyasetiapharisayadijatahsuamisayayangbekerjasebagaisopir20.000seti
apharidankadang-kadanganaksayayangpertamakirimuangtapitidaktentu”
10.2 PenghasilanAnggotakeluarga
Tidakadapenghasilan,hanyajatahdarisuamisetiaphari20.000kadangndakm
esti .
10.3 Pemenuhankebutuhansehari–hari
Ny.Mmengatakan“Penghasilantersebuthanyacukupuntukkebutuhanmaka
nsehari-harisamabuatbayarrewang,karenakadanganaksayatidakdirumah“
10.4 Tabungan/Asuransi
Ny.Mmengatakanbahwaiahanyamemilikitabungandikampung10.000/
minggu
11. Kebutuhanrekreasi
11.1 Rekreasi yang digunakan di dalamrumah
Ny.M megatakan ia tidak pernah rekreasi kemana-mana“
Kamihanya menonton TV la gimana, saya tidak bisa pergi
kemana-mana
11.2 Rekreasiyangdilakukandiluarrumah
“kamitidakpernahrekreasibersama,palinganaksayapergikerumahnene
knyadikediri”Ny.Mmegatakabahwaiturumahnenekdariayahnya.
13. TugasTahapanperkembanganyangbelumterpenuhi
Ny.Mmengatakan:“sayapisahmbakdenganbapak,karenasejaksaya
sakitdiapunyaistrilagi,sekarangdiatinggaldirumahistrimudanya.
14. Riwayatkeluargainti
MenurutketeranganNy.M“Sayaaslisemarang,bapakasliKlaten,dari
pertamamenikahsayasudahtingaldisini”
15. Riwayatkeluargasebelumnya.
15.1 RiwayatHubunganKeluarga
“sayakadang-kadangmasihbertemudengansaudara–
saudarasayakarenarumahnyakhandekat-
dekat,tapisamakeluargasuamitidakpernah,Ny.MmengatakanSaudasuamis
udahmeninggalsemua
16.Konflikantarpasangan.
“yaitu,sejaksayasakitbapakpunyaistrilagi,diatidakpernahtingaldisini,Ny.Mmenga
takaniatidakmautinggalserumahdenganTn.S
C. LINGKUNGAN
17. KarakteristikRumah
17.1 Statusrumah
StatusrumahmerupakanrumahdenganstatushakmilikatasnamaTn.S
17.2 PerincianDenahRumah
Jenisbangunanpermanentdenganukuran15x10m,yangterdiridari:1ruang
tamu,2kamartidur,1kamarmandidandapur.Lantaidiplester.Ruangtamum
emiliki1jendelayangselaludibuka.Atapterbuatdarigenting.Dapurterletak
dibelakangdekatkamarmandi.MCKterletakdidalamrumah,sumberairdari
sumurdengansanyo.Keluargamemilikitempatpenampunganair.
17.3 KebiasaanKeluargaDalamperawatanRumah
Ny.Mmengatakan“Biasanyaanaksayaataukadangrewangsaya
yangmenyapudanmengepel”
17.4 SistemPembuanganSampah
Menurutketeranganny.M“Pembuangansampahditaruhditongkemudiand
ibakar”.
17.5 Sistemdrainageair
KeluargaNy.Mmemilikiselokanuntukmembuanglimbahkeluargadanselok
antersebutbermuarasampaikesungai,selokannyaterbukadanlancar.
17.6 Penggunaanjamban
Keluargamemilikijambanjenisnyaklosetdudukyangletaknyadidalamruma
h,tempatpenampunganjambantersebutdengansumberairjaraknyalebihd
ari10M
17.7 KondisiAir
Keluargamemakaisumberairdarisumurmenggunakansanyountukpemenu
hankebutuhansehari–
hari,kondisiairbersih,tidakberbau,berasaataupunberwarna
17.8
Pengetahuankeluargamengenalmasalahkesehatanyangberkaitand
enganLingkungan.
Ny.Mmengatakan:“yakalaulingkungankotorakanmengakibatkanmasyara
katmudahsakit”.
18. KarakteristiktetanggadanKomunitas
18.1 Adatdanistiadatkomunitassekitar
Nn.S“Tetanggasekitarmempunyaikebiasaanmengajibersama,apabilaadasa
lahsatutetangganyayangsakitmerekasalingbantu-membantu”
“SetiapbulanpadaminggupertamadiadakanpertemuanPKKtingkatRTdanke
esokanharinyadilakukankerjabaktiibu-
ibubersamauntukmembersihkanlingkungansekitarrumahmasing–
masingdanmembakarsampahdipenampungansampahumum”
18.2 Polapergaulankeluarga
Ny.Mmengatakantetanggabaik-
baik“Menurutsayahubungankeluargadengantetanggabaik-
baiksaja,tapikarnasayasakitsayatidakpernahpergikemana-
mana.Sayadulupernahbelajarberjalanmenggunakantongkattapisemenjakj
atuhsayatakutlagi,semenjakitukalautidakdipapahsayatidakmauberjalan
18.3 PersepsiKeluargaterhadapkomunitas
“Kamimerasanyamanhidupditengah-
tengahmasyarakat,menurutkeluargamerekalayaknyakeluargasendiri,salin
gmembantujikaadakesulitan”NY.Mmenerangkan
18.4
PengetahuanKeluargamengenaiMasalahkesehatanYangberkaitanDe
nganKomunitas
Ny.Tampakdengankebingungan“Masalahkesehatanyangmunculdalamkehi
dupanditengahmasyarakatsecarakhusussayabelumtahu,tapisekaranginila
gimusimdemamberdarahya
19. MobilitasGeografisKeluarga
19.1 AlattransportasiDidaerah
Menurutketeranganny.Malattransportasiyangadadidaerahbanyaksepertia
ngkutankota,bisnamununtukmasuksampairumahnyabelumadakendaraa
numumyangmasuk,jalansatu–satunyaadalahnaikojekataujalankaki
19.2AlatTransportasiyangbiasadigunakanOlehkeluarga
Ny.Mmengatakan“sayatidakpernahkemana-
mana.Palinganaksayakalaukeluarpakaisepedamotor”
20. PerkumpulankeluargadanInteraksiDenganMasyarakat
20.1PeransertakeluargaDalamperkumpulandimasyarakat
Ny.Mmengatakankeluarganyatdakaktivdalamorganisasi
kemasyarakatanapapun“Kamihanyawargabiasa”
20.2 PersepsikeluargamengenaiperkumpulanDimasyarakat
Nn.Smengatakan“Perkumpulandimasyarakatmemangbanyakmanfaatnyas
elainberkumpulbersamabisamenjalintalisilaturohmiyanglebiheratsambilc
eritadanbercandabersama”
D. STRUKTURKELUARGA
21. PolaKomunikasiKeluarga
“Kamiselalumenyarankanagarsalingterbukadansalingmembantubilaadamasala
h”ny.Mmenerangkan
22. StrukturKekuatankeluarga
Menurutketeranganny.M“…..keputusandenganmusyawarah”.Tapi
keputusantetapmelibatkanTn.Swalaupuntidaktinggalserumah
23. Strukturperan
WalautidaktinggaldalamsaturumahTn.Stetapberperansebagaipencarinafkahkar
enaNy.Mtidakbisabekerjadananaknyabelumbekerja.
24. Nilaidannormabudaya
Ny.Mmengatakananaknyarajinmengikutikegiatankeagamaanyangadadiwilayah
RTsepertipengajianbersama,kalauNy.Mtidakpernahmengikuti.Keluargamengat
akandalamkeluargamenghormatisatusamalainnamuntetapmenjagaagarsuasan
arumahbisahidupdengansalingmenghargainamunjikaadamasalahkeluargamem
bicarakandenganseriusantaranggota.
E. FUNGSIKELUARGA
25. FungsiAfektif
Ny.Msangatmenyayangianak-
anaknya,sebenarnyaTn.Sjugamenyayangianaknya.tapiNy.Mmengatakantidak
mauberkumpullagidenganTn.Skarenamemiliistrilagi.
26. FungsiSosial
Ny.Mmengatakn“Kamisalingmenyayangi,bapakjugasayangsamaanak-
anak,tapisayatidakmaudiatinggaldisini,biardiatinggaldirumahistrimudanya.
27. FungsiReproduksi
“Sayasudahtidakmenstruasi,dansuamisayasekarangtinggaldengan
istrimudanya,ny.Mmengatakan
28. Fungsisosialisasi.
Ny.Mmengatakan“sayatidakpernahbergauldengantetangga,karenasayatidakbis
akemana-mana,tetapihubungnasayadengantetanggabaik-
baiksaja,merekajugamaumembantumemapahsayajalanbilatidak ada
anak saya.
29. FungsiPerawatanKesehatan
29.1 KemampuankeluargaMengenalmasalahkesehatan
Nn.StahupenyakityangdideritaNy.Madalahlumpuh,dankelargatausebenar
nyaNy.Mharusditerapi,tetapiNy.Mtidakmaukarenamerasaputusasa
29.2
KemampuankeluargaMengambilkeputusanmengenaitindakankepe
rawatan
Nn.Smengatakankalaumasalahbiayapengobatanselaludiusahan
,keluargamenyadariadamasalahdengananggotakeluarganyayaituNy.Mya
ngmengalamikelumpuhan.
29.3 Kemampuankeluargamerawatanggotakeluargayangsakit.
Nn.Smengatakan“KamisebenarnyasudahmengupayakanuntuKkesembuh
anibu,kamimembawakerumahsakituntukdilatih
gerakan,tapiibuakhirnyandakmau,akhirnyasayamemanggilseorangsuster
untukdilakukanperawatandirumahdanibuakhirnyabosanibumintanyalang
sungbisajalan”.Lalukeluargamencobamelatihgerakansendirisepertiyangdi
lakkanolehsuster.Keluargajugamembawaklienkeakupunturtapitidakadap
erubahan
29.4
Kemampuankeluargamemodifikasilingkunganrumahyangsehat.Me
nurutketeranganNn.S,KeluargasudahmembuatkantempatuntukBA
B/
BAKdenganmenggunakankursiyangdilobangitengahnyaagarNy.Mti
dakkesulitan
29.5 Kemampuanmemanfaatkanfasilitaskesehatan.
Nn.Smengatakan,:”dulurajinmembawaNy.Mkerumahsakitataudokterpra
ktek,karenatidakadakemajuan(Ny.Minginsegerabisajalan),Akhirnyaibumi
ntapengoobatandihentikan”
30. FungsiEkonomi
NY.Mmengatakan“Uangjatahdaribapakyahanyacukupuntukmakan
sehari-hari
32. Kemampuankeluargaberesponterhadapstressor
Ny.Ssudahberusahamencarikerja,”sayaakanberusahasungguh-
sungguhbiarbisamembantukeuangankeluarga”
33. StrategiKopingYangdigunakan
Ny.Mmengatakan“Jikaadamasalahkeluargakamilebihsukaberundingbersama,da
npasrahkepadaAllah”
34. Harapankeluargapadaperawat
Ny.MdanNn.Sberharapbisamendapatkanberbagaiinformasikesehatandanmam
pumemberikanpenyelesaianmasalahkesehatanyangdihadapikeluarga
35. Persepsikeluargaterhadapperawat
Ny.MdanNn.S
menganggapsosokperawatadalahseseorangyangmampumembantujikaadamas
alahkesehatanyangmuncul.
36.
Harapankeluargaterhadapperawatberhubungandenganmasalahyangdih
adapi
Ny.MdanNn.S
mengatakaninginmendapatkanberbagaiinformasimengenaikesehatandemimen
jagakesehatananggotakeluarga.
G. Hasil pemeriksaan fisik keluarga Ny.M tanggal 7 januari2006
No Pemeriksaan Ny.M Nn.S
1 KepalaRambu
tMataHidun Beruban,tidakrontokTidak Hitam,bersihtidakrontokTi
gTelinga anemisSimetris,tidakadap dakanemisSimetris,tidak
olipAurikulasimetris,bersi ada
h,tidak
polipAurikulasimetris,bersi
terdapat h,tidakterdapatpenumpuk
Mulut anserumen
penumpukanserumenGigi
sudahada Gigiutuh,mulutbersih.Tidak
yangtanggal, adalesi.
mulut
Leher
Tidakterdapatpembesaran
bersih.Tidakadalesi.
kelenjartiroid,tidakadakes
Tidak terdapat ulitanmenelan.
pembesaran kelenjar
tiroid,tidakadakesulitanme
nelan.
Dada
Paru
Jantung
Tidaktampakictuscordis Tidaktampakictuscordis
normal,Sonor normal,Sonor
Abdomen Datar
20kali/menit Redub
tidakadanyeritekan.
Ekstremitas ROMmaksimalkekutatan
kanandankakikanan, edema,kekuatansamadan
,tidakadaedema anggotagerak.
Tanda-tanda
Vital 120/80mmHg.
Tek.darah 36,80C
Beratbadan 143Cm
60Kg
II. ANALISADATA
Data Problem Etiologi
DS: Ketidakmampuankelua
Ny..Mmengatakandiatidakbisab Gangguan rga
eraktifitasapa-
apa,iamauberaktifitasbilaadaya mobilitasfisikpadaNy.M merawatanggotakeluar
ngmemapah gayangmenderitaStrok
ny.Mmengatakan“Sayaduluper e
nahbelajarberjalanmenggunaka
ntongkattapisemenjakjatuhsaya
takutlagi,semenjakitukalautidak
dipapahsayatidakmauberjalan
Dulupassakitmulutsayamencon
gmbak
DO:
Ny.Mhanyatiduranditempattidur
ataududukdikursi
TidakmaudilakukanlatihanROMp
asif
- ntidakefektif rga
NN.Smengatakan,:”dulurajin
merawat
membawaNy.Mkerumahsaki
tataudokterpraktek,karenatid anggota
akadakemajuan(Ny.Minginse
gerabisajalan),Akhirnyaibu keluargadenganstroke
minta pengoobatan
dihentikan
Ny.Mmengatakanmenumakansa
madenganyangdimakankelua
rga
DO:
Keluargatidakpernahmelatihklie
nuntukmobilisasi
Lantaiterbuatdariplester
jatuh lingkungan
DO
- Lantaikamarmandilicin
- Penerangankurang
- Belumadapegangan di
kamarmandi
III. DIAGNOSAKEPERAWATAN
1.
GangguanmobilitasfisikpadakeluargaTn.SkhususnyaNy.Mberhubungandenga
nketidakmampankeluargamerawatanggotakeluargadenganstroke.
2.
Pemeliharaankesehatantidakefektifberhubungandenganketidakmampuanke
luargamerawatanggotakeluargadenganstroke
3.
ResikocederapadakeluargaTn.SkhususnyaNy.Mberhubungandenganketidak
mampuankeluargamemodifikasilingkungan
IV. SKORING
1.
Diagnosiskeperawatan:GangguanmobilitasfisikpadakeluargaTn.SkhususnyaNy.
Mberhubungandenganketidaktahuankeluargamerawatanggotakeluargadengans
troke
Kriteria Skor Total Pembenaran
1.SifatMasalah:Tidaks 3/3x1 1
ehat
Masalahadalahaktualkarenasu
dahterjadi
2. 1/2x2 1
Tingkatpengetahuankeluarag
KemungkinanMasala yangkurang,danny.mtidakma
h udilakukanterapi,tapikeluarag
asudahberusahauntukmengo
bati
dapatdiubah:sebagia
n
3. 1/3x1 1/3
Masalahsudahberjalanlama,d
KemungkinanMasalah ansudahterjadigangguanpada
ny.M
dapatdicegah:rendah
4. 0/2x1 0
Masalahgangguanmobilisasifi
MenonjolnyaMasala siktidakdirasakanolehkeluarg
h:masalahtidakdiras akarenasudahberjalanlama
akan
Jumlah 21/3
2.Diagnosiskeperawatan:pemeliharaankesehatantidakefektifberhubungandeng
anketidakmampuankeluargamerawatanggotakeluargadenganstroke
Kriteria Skor Total Pembenaran
Tidaksehat kesehatantidakefektifadalahak
tual
2. 1/2x2 1 Karenapengetahuankeluargat
entang
KemungkinanMasalah
pemeiharaankesehatankuran
dapatdiubah g,sementarasumberdayakelu
argacukup
:sebagian
Jumlah 31/6
3.
Diagnosakeperawatan:ResikocederapadakeluargaTn.SkhususnyaNy.Mberhubu
ngandenganketidaktahuankeluargamemodifikasilingkungan
Kriteria Skor Total Pembenaran
pencegahansupayatidakterja
dicedera
2. 1/2x2 1 Masalahtidakterlalumudahdiu
bahkarenadanadankemauank
eluargauntukmengatasimasal
KemungkinanMasalah
ah
dapatdiubah
:sebagian
:cukup
Jumlah 25/6
2. PRIORITASMASALAH
1.
Pemeliharaankesehatantidakefektifberhubungandenganketidakmampuanke
luargamerawatanggotakeluargadegastroke
2.
GangguanmobilitasfisikpadaNy.Mberhubungandenganketidakmampuankelu
argamerawatanggotakeluargadenganstroke
3.
ResikocederapadakeluargaTn.SkhususnyaNy.Mberhubungandenganketidak
mampuankeluargamemodifikasilingkungan
V. ANALISADATA
Data Problem Etiologi
DS: Ketidakmampuank
Ny..Mmengatakandiatidakbisabera Gangguanmobilit eluarga
ktifitasapa- as
apa,iamauberaktifitasbilaadayangm merawatanggota
emapah fisikpadaNy.M
ny.Mmengatakan“Sayadulupernah
belajar yangmenderitaStro
ke
berjalanmenggunakantongkattapise
menjakjatuhsayatakutlagi,semenja
kitukalautidakdipapahsayatidakma
uberjalan
ny.Mmengatakan“Dulupassakit
mulutsayamencongmbak
DO:
Ny.Mhanyatiduranditempattidurata
ududukdikursi
Tidak mau
dilakukanlatihanROMpasif
DS: Pemeliharaankes Ketidakmampuank
mbawaNy.Mkerumahsakitataud
okterpraktek,karenatidakadake tidakefektif merawatanggota
majuan(Ny.Minginsegerabisajala
n),Akhirnyaibumintapengoobata
keluargayang
ndihentikan
Ny.Mmengatakanmenumakansama
menderitastroke
denganyangdimakankeluarga
DO:
Keluargatidakpernahmelatihklienunt
ukmobilisasi
Lantaiterbuatdariplester
VI. DIAGNOSAKEPERAWATAN
1. gangguanmobilitasfisikpadaNy.Mberhubungan
berhubungandenganketidaktahuankeluargamerawatangg
otakeluarganyayangsakitdirumah.
2.
pemeliharaankesehatantidakefektifberhubungandengank
etidakmampuankeluargamerawatanggotakelargayangsak
it
VII. SKORING
1.
Diagnosiskeperawatan:gangguanmobilitasfisikpadaNy.Mber
hubungandenganketidakmampuankeluargamerawatanggota
keluarganyayangsakitdirumah
Kriteria Skor Total Pembenaran
4.SifatMasalah:Tidaks 3/3x1 1
ehat
Masalahadalahaktualkarenasu
dahterjadi
2. 1/2x2 1
Tingkat
KemungkinanMasala
pengetahuankurang,danklien
h
tidakmaudilakukanterapi
dapatdiubah:sebagia
n
4. 0/2x1 0
Masalahgangguanmobilisasifi
MenonjolnyaMasala fiktidakdirasakanolehkeluarga
h:masalahtidakdiras karenasudahberjalanlama
akan
Jumlah 21/3
2.
Diagnosiskeperawatan:pemeliharaankesehatantidakefektifb
erhubungandenganketidakmampuanakeluargamerawatangg
otakelargayangsakit
Kriteria Skor Total Pembenaran
Tidaksehat kesehatantidakefektifadalahak
tual
2. 1/2x2 1 Karenapengetahuankeluargat
entang
KemungkinanMasalah
pemeiharaankesehatankuran
dapatdiubah g,sementarasumberdayakelu
argacukup
:sebagian
Jumlah 31/6
4. PRIORITASMASALAH
4.
Pemeliharaankesehatantidakefektifberhubungandengan
ketidakmampuankeluargamerawatanggotakelargayangs
akit
5.
gangguanmobilitasfisikpadaNy.Mberhubungandenganketida
kmampuankeluargamerawatanggotakeluarganyayangsakitdi
rumah
keperawatan yangdialamiNy.S.
yangdialamiolehNy
keluhansesak .S. 2. Ajarkan kepada
untukmengurangis pernafasanefektifdan
esaknafaspadaNy.S
batuk efektif untuk
mengeluarhandahak.
Psikomotor Keluarga 5.Ajarkan keluarga
untuk menyiapkan
dapatmenyediakan
tempattiduryangm tempattidurdengan
mengurangisesakn
afasnya.
6.Ajarkan kepada
Keluarga
keluarga tentang
mampumencariper
tanda sesak nafas
tolonganpertama
yang harus segera
mendapakan
bilaanggotaKeluarg
pertolongan.
a(Ny.S)mengalami
sesaknafasdirumah
.
2 Setelah Verbal oKeluargame Ny.S 1. Jelaskan kepada
mampu kepadakeluargaNy.S
megupayakan
pencegahan
tiduralatmakandan
danperalatan
minum
rumahtanggayang 4.Berikanpujiansetiap
dapatmeminimalk keberhasilan
anpenularanpenya
keluarga.
kitTB. Paru pada
keluargaNy.S
dilakukan keluargabahwaNy.S
mampumemahami
tindakan memerlukanbantuan
keperawatan, anggotakeluargalain.
kndisiNy.S
keluarga
mampu yangmemerlukanb
antuan
menyediakan 2. Memberikan
dengancucunyayan
gkecildalamjangkal
ama
rumanya (Keluarga
Ny.S)
3.MemintakepadaNn.
oKeluargamempuny
SHagarmempunyai
ai
alamat atau nomor
akseskomunikaside telefon yang bias
waktu neneknya
cucunyayangakanp
ulangkerumahIbun mengalam gangguan
ya.
kesehatan,bilaharus
meninggalkanNy.S
lama.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Stroke (CVA) adalahsindromklinik yang awaltimbulnyamendadak,
prograsifcepat, berupadefisit neurologist fokaldanatau global, yang
berlangsung 24 jam / lebihataulangsungmenimbulkankematiandansemata-
matadisebabkanolehgangguanperedarandarahotak non traumatik.
Stroke disebabkanfaktor-
faktorpenyumbatanpembuluhdaraholehjendalandarah (thrombus / embolus),
robekdanadanyagangguansusunankomponendarah.
4.2 Saran
1. Kliensebaiknyamematuhisemuapengobatanterhadappenyakit stroke yang
dideritanyagunamempertahankankesehatan yang optimal.
2. Keluarga yang
merawatsebaiknyamelakukanperawatandengansabardanselalumemberikan
dukungankepadaklien.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne; Suzanne; and Benda G Bare. (2001), Buku Saku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8. Jakarta: EGC
Doengoes. M. E, Et. All. Nursing Care Plans Guidelines for Planning and
Documenting Patient Care, Edisi 3. Alih Bahasa: I Made Kariasa, Et. All. 2004.
Jakarta: EGC