Kata Pengantar………………………………………………….............................
……………………… 3
Pendahuluan……………………………………………………….........................…......
………………… 4
A. Pengertian Kepemimpinan………………………………………...................……………
6
E. Keterampilan Pemimpin………………………………….………....................
………….. 10
G. Fungsi Organisasi……………………………………………….......................
……………… 10
1
B. Kriteria Pemimpin Yang Baik…………………………………….................
……………. 13
E. Pengambilan Keputusan………………………………………….....................…………..
24
2
F. Keterampilan Berdiskusi…………………......................
…………………………………. 25
Biodata Penulis………………………..................................
……………………………………………………. 36
Kata Pengantar
Puji Syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan karuniaNya,
akhirnya penulis dapat menyelesaikan buku Kepemimpinan sebagai bentuk apresiasi dan
cendramata penulis terhadap PPA TUNAS BANGSA dan ORAPA.
Materi yang ditulis meliputi arti dan tujuan kepemimpinan, perilaku dan sikap
kepemimpinan, metode kepemipinan dan tata aturan dan peraturan kepemimpinan, buku ini
juga disertai dengan pengalaman penulis dalam penulis dalam berorganisasi.
Penulis berharap buku ini dapat dimanfaatkan dalam membangun dan membina
kepemimpinan bagi para pembaca. Dapat menjadi sumber pengetahuan bagaimana seorang
pemimpin bisa sukses ataupun berhasil dalam memimpin. Penulis juga berharap pembaca dapat
mempengaruhi orang lain dalam menerapkan jiwa kepemimpinan.
3
Penulis juga menyadari penyusunan buku ini yang masih jauh dari kata sempurna.
Dengan demikian, kritik, saran, dan masukkan yang dapat membangun akan sangat membantu
penulis dikemudian hari.
Pendahuluan
Kepemimpinan atau Leadership itu bisa dilatih dan disiapkan. Untuk itu, seseorang yang
ingin benar - benar menjadi pemimpin atau memiliki pengaruh besar saat memimpin, bisa
disiapkan sejak dini, mulai sekarang. Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi sebuah
kelompok yang terorganisir untuk memperoleh tujuannya. Kepemimpiinan adalah rasional dan
juga emosional karena manusia haruslah menggunakan teknik yang rasional dan melakukan
pendekatan emosional dalam mempengaruhi keanggotaannya.
Adanya peradaban manusia sejak zaman nabi – nabi dan nenek moyang yang berkumpul
bersama, lalu bersama – sama untuk mempertahankan hidupnya menantang kebuasan binatang
dan alam sekitarnya. Pada saat itu pribadi yang ditunjuk sebagai pemimpin alah orang yang
4
palin kuat, paling cerdas dan paling berani. Pemimpin itu muncul karena pemimpin yang
membentuk dirinya sendiri yaitu seorang dalam situasi tertentu dapat mempengaruhi orang lain
atau dapat menunjukkan kebolehannya terhadap orang disekelilingnya baik dalam bidang
keilmuan, kepandaian dan kecerdikan, dengan demikina seorang tersebut dapat menjadikan
dirinya sebagai pemimpin. Pemimpin yang dipilih oleh sekelompok orang yaitu pemimpin yang
timbul akibat dari kepengikutan sekelompok orang biasanya ini sebabkan oleh adanya sifat
kepemimpinan dari seseorang dan ditunjuk oleh yang berwenang.
5
2. Teori Social
• Pemimpin itu harus disiapkan, dididik, dan dibentuk, tidak lahir begitu saja.
• Setiap orang bisa menjadi pemimpn melalui usaha penyiapan dan pendidika, serta
lahirnya dia memiliki bakat – bakat kepemimpinan dan bakat ini sempat dikembangkan
melalui pengalaman dan usaha pendidikan dan serta didorong oleh kemauan sendiri
BAB I
ARTI DAN TUJUAN KEPEMIMPINAN
A. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah Seseorang yang memiliki niat yang tinggi dalam membentuk dan
mengelola sebuah kepengurusan.
6
Kepemimpinan adalah sebuah proses dimana seorang pemimpin yang mampu
memengaruhi dan dipengaruhi dan memberikan contoh kepada anggotanya dalam upaya
mencapai tujuan organisasi.
Pemimpin yang baik/bagus dalam pengorganisasian bukan dilihat dari banyaknya anggota
yang ia ikut sertakan dalam kepengurusan pengorganisasian tetapi pemimpin yang baik/bagus
adalah jika membentuk dan menciptakan anggotanya sedikit ataupun banyak menjadi pemimpin
yang baru.
Pemimpin tidak akan bisa berdiri sendiri dalam membentuk dan menjalankan
kepengurusan. Pemimpin sangat membutuhkan anggota yang mau dan memiliki niat
memajukan pengorganisasisan tersebut.
Organisasi dapat dikatakan berhasil jika seluruh kepengurusan baik itu pemimpin dan
anggota didalamnya memiliki satu visi dan misi untuk memajukan organisasi tersebut dan dapat
mencapainya.
1. Pardomuan Marpaung sebagai Gembala Sidang “Kepemimpinan adalah pola atau seni
dalam menggerakkan, membangunkan serta mengarahkan yang dipimpinnya atau
anggotanya untuk mencapai tujuan dengan keteladanan dan penngayoman”
b) Orapa menjadi wadah bagi anak anak PPA belajar membangun dirinya dalam
memahami arti saling menghargai atau menghormati wewenang dan tugas - tugasnya
c) Gereja berharap Orapa menjadi komunitas yang memberi dampak positif buat anak PPA
dan Gereja kita
7
d) Gembala berharap dari Orapa muncul pemimpin seperti Daniel dan Ester di masa depan.
2. Jhoni Mendrofa sebagai Koordinator Tunas Bangsa “Seorang pemimpin itu suatu yg
terkait dengan karakter dan gaya hidup seseorang serta nilai nilai yg berkembang secara
teratur”
3. Tiur Sagala sebagai Mentor Remaja dan Pembina ORAPA “Seorang pemimin harus
bisa mempengaruhi orang yang dipimpinnya. Seorang pemimpin harus siap menerima hal
apapun, berani mengambil resiko dan harus siap dipersalahkan. Seorang pemipin harus
menjadi pendengar yang baik dan bisa mengendalikan dirinya. Seorang pemimpin harus kuat
secara mental dan mempunyai banyak ide – ide. Dan seorang pemimpin harus bisa menjadi
penengah bagi anggotanya”
4. Elferina Situmeang sebagai Mentor Remaja “Seorang pemimpin itu menjadi teladan bagi
orang lain terutama timnya. Pemimpinlah yg menentukan baik buruknya ato letak
kesuksesan suatu tim. Karakter seorang pemimpin Jujur, terbuka, cerdas, berinisiatif, teratur,
dan percaya diri. Terutama dekat dengan Tuhan Yesus”
5. Melan Lestiana sebagai Mentor Remaja “Seorang pemimpin itu dapat menjadi contoh,
mengayomi baawahannya, bijaksana, dapat bermusyawarah/mendengar pendapat orang lain,
menjadi teman bagi bawahannya, bersikap tegas, bertanggung jawab, adil, taat/mengenal
kasih, mampu bekerjasama tim”
8
e. Orapa dapat memberikan pandangan pada orangtua tentang PPA terlebih lagi dalam
mendukung anak dalam bakat.
6. Roma Sihombing sebagai Mentor Remaja “Seorang pemimpin itu bertanggung jawab,
mampu memimpin bawahannya untuk mencapai seebuah tujuan yang di tentukan/mudah
mengarahkan bawahannya, tidak harus setuju terhadap setiap pendapat bawahannya tetapi
harus menghargai setiap pendapat timnya, rendah hati, tekun serta teladan bagi teman/timnya
dan pemimpin itu seperti Bapak Jokowi tidak hanya di mulut tetap dilaksanakan”
VISI menggambarkan tujuan atau kondisi dimasa depan. Visi memberikan gambaran yang jelas
dimasa mendatang yang bisa dilihat oleh anggota organisasi.
9
• Meanibngful (berarti), pernyataan visi harus bisa menggugah emosi positif anggota organisasi
namun tidak boleh menggunakan kata-kata yang mewakilii emosi
• Measurable (terukur), Pernyataan visi harus bisa diukur sehingga dimungkinkan untuk
melakukan pengukuran kinerja sehingga setiap anggota organisasi bisa mengetahui apakah visi
sudah bisa dicapai atau belum.
E. Keterampilan Pemimpin
1. Membangun visi yang inspiratif bagi masa depan
Adalah gambaran yang realistis, meyakinkan dan menarik bagi setiap orang. Dengan
adanya visi yang jelas maka setiap orang akan mendaoat gambaran mengenai arahan,
prioritas dan tujuan yang diinginkan.
2. Motivasi dan inspirasi bagi orang lain.
Pemimpn memiliki kredibilitas untuk membuat orang mendengar dan mengikutinya,
dan dengan itulah pemimpin memotivasi dan menginspirasi orang.
3. Melatih dan membangun tim mencapai Visi
Memastikan setiap individu dalam timnya mendapat ketrampilan (skills) yang
dibutuhkan dalam mencapai keberhasilan kerja dan meraih visi organisasi
10
F. Tujuan Organisasi Secara Umum
Tujuan organisasi pertama adalah untuk merealisasikan keinginan atau harapan dan cita
cita bersama para anggota organisasi atau kelompok. Contohnya adalah ada sebuah
organisasi kesosialan yang di bentuk dengan tujuan supaya bisa menjalin silaturahim
dan berbagi satu sama lain.
Tujuan organisasi kedua adalah hasil akhir yang di inginkan di masa yang akan datang.
Misalkan saja ada sebuah organisasi bisnis yang memiliki tujuan akhir seperti menjadi
organisasi yang besar dan terkenal sehingga banyak yang berminat untuk bergabung.
G. Fungsi Organisasi
Setelah adanya tujuan organisasi akan memiliki fungsi yang sesuai dengan tujuan dan tidak
keluar jalur dengan tujuan atau visi.
11
BAB II
PERILAKU DAN SIKAP KEPEMIMPINAN
12
mereka, sehingga mereka akan percaya dan mau mengikuti arahan pemimpin. Keterbukaan
dan kejujuran juga sangat diperlukan dalam organisasi antara pemimpin dan anggota. Saling
mengerti satu sama lain dan tidak membeda-bedakan dalam keanggotaannya.
Agar seseorang dapat menjadi pemimpin yang baik, tentunya akan dibutuhkan
pengalaman panjang selama bertahun-tahun di dalam sebuah organisasi. Tidak ada seorang
pemimpin yang dapat dikategorikan pemimpin yang baik jika belum memiliki pengalaman
yang panjang dalam kepengurusan. Tetapi seorang pemimpin dikategorikan baik karena ia
pernah merasakan berada diposisi titik terbawah, jatuh bangunnya dalam menjalankan
organisasi, mengalami masalah yang begitu rumit mampu mencari jalan keluar dan
menyelesaikannya
Pemimpin harus mampu membayangkan seperti apa visi yang akan ia lakukan,
bagimana visi tersebut berjalan dengan tujuan-tujuan dari terciptanya organisasi itu. Mampu
13
membayangkan apakah tujuan organisasi tersebut berkesinambungan dengan visi yang telah
dibuat.
2. Desirable (menarik)
Pemimpin harus memiliki visi yang mampu menarik sekelilingnya agar dapat
memperbanyak keanggotaannya. Ini juga bisa dikatakan sebagai strategi bagaimana
keorganisasian itu memiliki keanggotan-keanggotan baru dan pastinya memberikan inovasi-
inovasi yang menarik juga untuk dilakukan bersama.
Pemimpin harus bisa berpikir realistis secara logika atau rasional dalam menyikapi dan
mengambil keputusaan untuk pencapain sesuai tujuan organisasi tersebut. Mampu
memikirkan apakah program-program yang direncanakan sesuai dengan visi tersebut.
4. Focused (jelas)
Pemimpin harus mampu memperjelas sebuah rencana. Perencaan dan pelaksanaan yang
akan dilakukan nantinya harus transparan kepada para pemimpin yang lain. Tidak ada satu
hal pun yang dapat ditutupi dan dikamulifase dari seseorang pemimpin.
Pemimpin pastinya harus bisa menyikapi segala perubahan yang terjadi kepada
keanggotaannya. Pemimpin pastinya dapat memperdengarkan aspiratif mereka terhapat
keorganisasian dan juga dapat menyikapi segala aspiratif dengan baik.
14
Seorang pemimpin juga harus dapat memberi ruang kepada keanggotaanya untuk
memahami segala hal yang bertujuan dengan visi. Memberikan materi ataupun evaluasi
terhadap segala program yabg akan dilaksaankan maupun diselesaikan.
7. Partisipasi
Dalam organisasi pasti ada sebuah keikutsertaan atau partisipasi dari setiap instrumen
organisasi, baik itu anggota ataupun pimpinan. Keikutertaan dalam organisasi ini bukan
hanya berarti keterlibatan jasmaniah saja.
Partisipasi dapat diartikan sebagai keterlibatan mental, pikiran dan emosi beserta
perasaan seseorang didalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan
sumbangan (tenaga, pikiran, material) kepada kelompok untuk kepentingan bersama dalam
mewujudkan tujuan organisasi.
Partisipasi merupakan suatu keterlibatan mental dan perasaan, lebih dari semata mata
keterlibatan secara jasmani saja.
Kesediaan dalam memberi suatu sumbangan kepada kelompok dalam mencapai tujuan
kelompok. Ini bisa diartikan ada sebuah kesukarelaan untuk membantu organisasi atau
kelompok.
Tanggung jawab merupakan unsur partisipasi yang paling menonjol dari menjadi
anggota sebuah organisasi.
Kriteria di atas dapat Anda jadikan dasar untuk menentukan visi dan memberikan arah bagi
keberhasilan organisasi atau perusahaan Anda di masa depan.
1.Pemimpin sebagai superior yang kerjanya hanya memberi perintah, selalu menyalahkan dan
menjaga jarak dengan anak buahnya.
15
2.Pemimpin sebagai coach dan mentor yang lebih banyak mendengarkan masukan dari
anggotanya, fokus pada solusi dan selalu memegang komitmen. Tentu saja pemimpin tipe ke-2
yang lebih disukai oleh para anggot.
Perasaan tidak nyaman ini bisa tentang dirinya dan juga tentang orang-orang di
sekitarnya. Perasaan tidak nyaman tentang dirinya biasanya muncul karena tekanan dan
ancaman yang dihadapinya dalam keorganisasian. “Misalnya seorang anggota diminta untuk
mengikuti rapat dadakan besok jika tidak Ia akan diberikan sanksi tegas padahal besok Ia
harus mengikuti kegiatan belajar tambahan disekolahnya. Hal ini membuktikan bahwa Ia
mengalami tekanan karena bingung apa yang harus Ia jalankan dihari esok”. Kedua perasaan
tidak nyaman juga muncul karena adanya rasa iri antar anggota, bisa jadi seseorang merasa
iri saat temannya lebih dekat dengan pemimpin di organisasi tersebut daripada dia. Untuk itu
anda perlu berlatih untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak sesuai agama, etika, tatakrama
dan aturan yang berlaku. Bersainglah secara sehat tanpa harus melemahkan dan
merendahkan siapapun. Namun bersamaan dengan itu, buang perasaan “sok suci” dan “sok
hebat” Yakinlah selalu ada ruang improvement (perbaikan) dalam diri kita..
16
Agar perasaan ini tidak muncul, latihlah diri Anda untuk terbiasa mendoakan orang
lain bahkan orang yang membenci Anda sekalipun. Biasakan pula membantu orang lain,
mensupport sahabat, memfasilitasi dan mempermudah urusan orang lain. Hidup Anda tidak
hanya fokus pada diri Anda tetapi juga siap memunculkan orang lain. Apakah Anda siap?
Tentu masih banyak sikap yang perlu Anda latih untuk dihindari. Namun, bila Anda
bisa melatih dua sikap yang perlu dihindari tersebut agar menjauh dari Anda, Anda sudah
punya modal untuk menjadi pemimpin yang benar-benar memimpin. Pemimpin yang
pengaruhnya semakin luas.
1. Kekuasaan
Ialah kekuatan, otoritas dan legalitas yang memberikan wewenang kepada pemimpin
guna mempengaruhi dan menggerakkan bawahan untuk berbuat sesuatu.
2. Kewibawaan
17
Ialah kelebihan, keunggulan, keutamaan sehingga orang mampu “membawahi” aau
mengatur orang lain, sehingga orang tersebut patuh kepada pemimpin, dan bersedia
melakukan perbuatan – perbuatan tertentu.
3. Kemampuan
Ialah segala daya, kesanggupan, kekuatan, dan kecakapan/keterampilan teknis maupun
social yang dianggap melebihi dari kemampuan anggoa biasa.
Yang jelas pemimpin itu harus memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan
anggotanya. Sebab karena kelebihannya itu ia bisa berwibawa dan dipatuhi oleh anggotanya.
Terutama dibidang moral dan akhlak, semangat, ketajaman inteligensi, kepekaan terhaadap
lingkungan, ketekunan, keuletan, dan yang paling penting memiliki integrias tinggi sehingga
dia menjadi dewasa/matang dan bertanggung jawab. Pemimpin tidak patut memiliki sifat
penakut, pengecut, sikap yang egoistis atau individualistis, kekanak – kanakan, tidak
bertanggung jawab, memiliki kepribadian yang kaku, tertutup, tidak peka, tidak pedulian,
selalu tidak mau menerima pesan serta informasi dari para anggotanya dan juga tidak mampu
berkomunikasi dengan baik baik didalam keadaan formal ataupun informal.
18
G. Fungsi Pemimpin Dalam Kelompok.
1. Memelihara struktur kelompok, menjalin interaksi yang lancer, dan memudahkan
pelaksanaan tugas – tugas.
2. Menyinkronkan ide, pikiran, dan ambisi anggota kelompok dengan keinginan
pemimpin.
3. Memberikan rasa aman.
4. Memanfaatkan dan mengoptimasikan kemampuan, bakat dan berprestasi.
5. Menegakkan peraturan agar tercapai kepaduan kelompok unuk meminimalisir konflik
dan perbedaan – perbedaan.
6. Merumuskan nilai – nilai kelompok, dan memilih tujuan kelompok, sambil menentukan
sarana dan cara – cara operaasional guna mencapainya.
7. Mampu memenuhi harapan anggoa, sehingga mereka merasa puas.
BAB III
METODE KEPEMIMPINAN
19
A. Hubungan Antara Pemimpin atau Kepemimpinan, Organisasi , Management dan
Administrasi.
1. Organisasi adalah sistem kegiatan terkoordinasi dari kelompok orang yang bekerjasama
mengarah pada tujuan bersama di bawah kewenangan dan kepemimpinan.
2. Kepemimpinan terutama mempunyai fungsi sebagai penggerak dan koordinator dari
sumber daya alam, semua dana, dan sarana yang telah disiapkan oleh sekumpulan
manusia yang berorganisasi.
3. Management adalah aktifitas dalam organisasi, terdiri dari penentua tujuan – tujuan
(sasaran) suatu organisasi dan penentuan sarana – sarana untuk mencapai sasaran yang
efektif.
4. Administrasi ialah keseluruhan kerjasama antar dua orang manusia atau lebih didasarkan
atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
“ keberhasilan organisasi untuk mencapai tujuan yang ingin diraih bergantung pada
kepemimpinannya, karena itu kepemimpinan merupakan inti dari organisasi, manajemen dan
administrasi”
1. Team Building
Team building adalah sebuah proses yang harus dilalui dalam mencapai kesepakatan dalam
membuat keputusan. Dimana juga disini memerlukan interaksi antar sesama team member.
Dengan adanya interaksi dalam team, mereka dapat mengenal satu sama lain dan membangun
suatu hubungan. Ini berguna dalam mengambil keputusan. Team building yang baik adalah
20
dimana seorang pemimpin dapat membentuk teamnya bersama-sama untuk dapat mencapai
tujuan yang sudah ditentukan.
Komitmen juga diperlukan dalam sebuah team. Komitmen membuat team atau anggota
memiliki rasa kepemilikan akan team tersebut dimana tidak ada “aku” dalam team. Team atau
anggota juga dengan sendirinya akan sadar mereka juga harus berjalan menuju tujuan yang
mereka tentukan. Dalam team building ini juga, kepercayaan dalam team atau anggota
terbangun dan dapat memotivasi satu sama lain.
21
2. Mengembangkan pengetahuan umum sebagai individu dan menemukan serta membagi
potensi diri untuk tujuan pengembangan organisasi mereka sendiri.
3. Mengembangkan budaya organisasi di mana kerja tim dan kolaborasi di antara para
anggota dilakukan agar terjadinya kesejahteraan professional dan motivasi bagi anggota.
3. Leadership Training
4. Corporate Culture
Corporate culture atau budaya kerja adalah sebuah nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang
dalam suatu organisasi, menjadi dasar cara berpikir, berperilaku dan bertindak bagi organisasi,
dan diturunkan dari satu generasi ke generasi. Budaya kerja dapat di daya gunakan sebagai daya
dorong yang efektif dalam mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi organisasi.
22
Budaya kerja yang efektif dapat menyatukan cara berpikir, berperilaku dan bertindak
seluruh organisasi dan mampu memperkuat kerjasama tim dalam organisasi. Pembentukan
budaya organisasi yang baik berasal dari anggota - anggota dalam organisasi. Sebaik apapun
aturan atau sistem di buat, tanpa ada keinginan dari manusia untuk berubah ke arah yang lebih
baik, semuanya menjadi tak berarti.
1) Tipe Karismatis
Tipe pemimpin karismatis memiliki kekuatan energy serta daya tarik yang luar biasa
untuk mempengaruhi orang lain sehingga ia banyak memiliki pengikut yang sangat besar
jumlahnya dan dapat dipercaya. pemimpin karismatis memiliki inspiratif, keberanian, dan
berkeyakinan eguh pada pendirian sendiri dan totalitas kepribadia pemimpin memancarkan
pengaruh dan daya tarik yag teramat besar.
2) Tipe Paternalistis
Tipe pemimpin paternalistis ini adalah tipe “kebapakan” karena memiliki sifat seperti
mengganggap bawahannya sebagai manusia yang belum dewasa. Bersikap terlalu
melindungi, jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan
sendiri dan selalu bersikap maha tahu dan maha benar.
3) Tipe Militeristis
23
Sifat – sifat pemimpin ini adalah menggunakan sisem perintah atau komando
terhadap bawahannya yang otoriter, menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan. Tipe
pemimpin ini juga sangat senang akan formalitas karena menuntut adanya kedisplinan keras
dan tidak menghendaki adanya saran, masukan dan kritikan dari bawahannya dan keseringan
tipe pemimpin ini lebih sering berkomunikasi dengan searahnya saja. Dan tipe ini mirip
sekali dengan tipe otoriter karena sangat menyenangi formalitas, upacara – upaca ritual dan
tanda –tanda kebesaran yang berlebih – lebihan.
6) Tipe Populisis
Kepemimpinan ini berpegang teguh pada nilai – nilai masyarakat yang tradisional.
Kepemimpinan jenis ini mengutamakan nasionalisme. Tipe ini mengutamakan penghidupan
kembali nilai nasionalisme dan membangun solidaritas rakyat.
24
7) Tipe Administrasi atau Eksekutif
Kepemimpinan ini adalah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas –
tugas administrasi secara efekif. Dengan demikian segala sesuatu dapat dibangun dalam
system administrasi dan birokrasi yang efesien.
8) Tipe Demokratis
Kepemimpinan ini menghargai potensi setiap individu dan mendengarkan nasihat
atau sugesti dari bawahan. Kepemimpinan ini bukan terletak pada person atau individu
pemimpin akan tetapi kekuatan justru terletak pada partisipasi aktif dari anggota agar
Organisasi dapat berjalan dengan lancer sekaipun pemimpin tidak dapat hadir. Dan juga
menyadari tugas dan kewajibannya sehingga merasa senang, puas, pasti, dan aman
melaknsanakan tugas kewajibannya. Tipe kepemimpinan ini memberikan bimbingan yang
baik bagi kelompoknya atau anggotanya dalam mengkoordinasikan pekerjaan dan tugas –
tugasnya, mamp memberikan dorongan dan mengajak orang lain untuk mencapai tujuan
bersama.
E. Pengambilan Keputusan
25
penelitian, data factual, analisis, verifikasi, dan bukti – bukti. Dan juga meminta masukan saran
dari penasihat dan para anggotanya.
F. Keterampilan Berdiskusi
Kemampuan berdiskusi dengan baik merupakan salah satu persyaratan mutlak yang perlu
bagi setiap pemimpin. Diskusi ialah pembicaraan bebas ( free talk) yang diarahkan pada
pemecahan masalah. Pada diskusi diharapkan terdapat interaksi yang timbal balik, suasana
bebas, arus pemberian informasi yang seluas – luasnya.
Keterampilan berdiskusi bermanfaat unuk memperluas dan memperdalam pengetahuan
perincian masalah dan memperluas kemungkinan – kemungkinan pemecahan masalah, dapat
meningkatkan proses pengendapan permasalahan dan membentuk kepribadian yang lebih kaya
dan lebih matang.
Tujuan berdiskusi untuk memikirkan beberapa alternative kemungkinan pemecahan yang
diperlukan dalam pengambilan keputusan, dan untuk mendapatkan informasi dan data
selengkap mungkin dan memikirkan cara penyelesaian masalah seefisien mungkin. Dan
diperlukan ketertiban, teratur, kebersamaan, partisipasi berpikir untuk memperjelas dan
memecahkan masalah jika diskusi sedang berlangsung.
26
2. Matius 5 : 38 – 39
Seorang pemimpin harus rela berkorban, dapat disalahkan dan dapat menerima
konsekuensi yang diberikan.
3. 1 Timotius 3 : 1 – 7
Seorang pemimpin harus memiliki kerendahan hati. Dapat menahan diri, bijaksana,
sopan, mampu meberikan pengajaran dalam memimpin dan juga dapat menjadi teladan
dan contoh yang baik bagi anggotanya.
27
ORAPA berdiri pada tanggal 22 Febuari 2012. ORAPA dibentuk karena keinginan kami
sebagai anak ppa yang ingin Memiliki organisasi dippa, dan pada tahun 2012 itu kami masih
sekolah, belum memiliki wawasan luas tentang organisasi, dan organisasi yang kami tahu pada
saat itu adalah OSIS. Jadi kami sepakat membuat organisasi seperti OSIS diPPA yaitu ORAPA
(Organiasi Intra PPA). Dan ORAPA sudah berdiri 7 tahun lamanya. Tetapi pernah pingsan
(artinya tetap ada tetapi hanya jika ada event PPA) dalam jangka 3 tahun yang lalu. Dan
sekarang ORAPA sudah aktif dengan program yang baru, pemikiran yang baru, tujuan yang
baru. Dan kami memiliki keseriusan dalam Pengurusan ORAPA agar ORAPA dapat dikenal
diseluruh masyakarat. Baik diseluruh Compasion maupun diluar
Dari Compasion.
Pengalaman pribadi saya selama saya mengikuti organisasi di PPA yaitu ORAPA.
Selama saya memiliki jabatan di ORAPA. Saya mendapatkan banyak pengalaman tentang
berorganisasi. Dimana saya selalu diarahkan dan diajarkan bagaimana cara bertanggung jawab
atas tugas dan amanah yang diberikan mentor kepada saya. Organisasi ORAPA ini
mengajarkan saya juga bagaimana mengkoordinir teman sebaya ataupun adik – adik PPA. Saya
dan teman – teman di ORAPA pernah melakukan kegiatan bakti sosial seperti mengunjungi
anak PPA ataupun orang tua/wali anak PPA yang sedang sakit, melayat anak PPA ataupun
orang tua/wali anak PPA dengan tujuan memberikan doa, penghiburan dan bantuan sumbangan
kepada pihak yag ditinggalkan.
28
ORAPA dibentuk atas persetujuan Mentor dan Staff bahkan kembali aktifnya ORAPA
atas persetujuan para Mentor dan Staff . Karena itu saya sangat menghargai dan sangat apresiasi
apa yang telah diberikan para mentor dan staff untuk kami para anak – anak PPA. Dan dengan
lebih lagi kerinduan saya adalah Saya ingin memperkenalkan bahkan memajukan ORAPA
dimata Mentor, Staff, dan bila perlu organisasi ini dapat dikenal oleh para Compassion. Dan
Puji Tuhan saya terpilih menjadi ketua ORAPA pada tahun 2019. Di tahun saya menjabat inilah
saya memiliki kewenangan yang cukup besar dalam membangun ORAPA. Saya memiliki
banyak peluang untuk memberikan yang terbaik bagi organisasi ini. Menaikkan dan
memajukkan ORAPA. Dan suatu kebanggaan bagi saya ORAPA sangat dikenal oleh para
Compassion.
Banyak tantangan yang saya hadapi selama saya menjabat sebagi Ketua ORAPA.
Seperti :
• Waktu
Banyak diantara kami para anggota yang memiiki kendala dalam waktu. Walau ini
sebenarnya bukan suatu halangan namun masih ada teman – teman yang tidak mampu
membagikan waktunya untuk ORAPA.
29
menenangkan anggota. Puji Tuhan saya diberikan hak keputusan sepenuhnya dari Pembina jika
itu perlu dilakukan dan menghasilkan manfaat yang positif bagi ORAPA.
Bukan hanya tantangan yang saya dapatkan dalam ORAPA tetapi juga tekanan yaitu
tekanan dari berbagai pihak. Salah satunya yang paling kuat adalah dari Orangtua. Dimana
orangtua saya sering marah dan tidak setuju atau tidak mengizinkan sepenuhnya kepada saya
untuk mengikuti kegiatan ORAPA karena banyak memakan waktubahkan sering pulang
malam. Tetapi saya selalu menjelaskan mengapa saya pulang malam dengan baik bahkan saya
melibatkan mentor saya untuk menjelaskan kondisi dan posisi saya selaku ketua ORAPA
kepada orang tua saya agar orangtua saya percaya bahwa yang saya lakukan di PPA adalah hal
yang positif dan agar tidak khawatir jika saya pulang malam kembali.
Selain itu, kendala yang saya alami lainnya adalah ketika ada teman – teman yang tidak
bisa melakukan fungsi dan tanggung jawabnya dalam organisasi. Dan ketika saya menegur,
temen – temen tidak terima daam artian sakit hati atas teguran yang saya lontarkan bahkan
kecewa kepada saya. Saya tidak mau hal seperti ini akan terulang lagi dikemudia hari. Untuk itu
saya mengadakan rapat bersama para anggota seluruhnya dan membicarakan apa yang harus
dilakukan jika ada anggota atau seorang pemimpin yang tidak dapat menjalankan fungsi dan
tugasnya dalam organisasi dengan baik. Puji Tuhan, rapat tersebut menghasilkan kesepakatan
bahwa setiap bulannya akan ada evaluasi pertanggung jawaban atas fungsi dan tugas dalam
kegiatan ORAPA yaitu tidak adanya mencari kesalahan akan tetapi mencari solusi untuk
mmenutupi setiap kegiatan yang dilakukan. Tidak saling menyalahkan dan kecewa atas
kepeutusan bersama yang telah diambil. Jika para anggota ada yang kurang berkenan boleh
menyampaikan aspirasnya pada saat rapat berlangsung.
30
ingin menambah pengalaman saya dalam keorganisasian, menambah teman, dan penambah
pengetahuan. Saya menjadi anggota OSIS pada masa angkatan 2015 - 2018 atau tepatnya
sewaktu saya duduk di kelas 1 SMA. Dalam organisasi juga memiliki sebutan senior dan junior.
Jika masih kelas 1 SMA & 2 SMA itu masih dikategorikan junior, jika sudah 3 SMA sudah
dikategorikan senior.
Di tahun 2015 saya resmi menjadi bagian dari OSIS Departemen Sosial sebagai junior
dengan perjuangan yang begitu menyulitkan tetapi mengesankan. Dimana saya harus mengikuti
Camp OSIS selama 3 hari 2 malam. Selama camp tersebut berlangsung saya dan teman – teman
sangat dilatih dalam berbagai hal seperti melatih mental dan memiliki jiwa kebersamaan dan
jiwa kepedulian antar sesama atau yang sering disebut jiwa korsa. Bukan hanya itu saja, banyak
hal yang yang saya dapatkan saat mengikuti Camp tersebut. Saya menjadi lebih menghargai arti
sebutir nasi dan arti setetes air. Ini adalah hal yang sangat berkesan dan sangat sulit saya
lupakan karena setiap kali makan baik itu sarapan pagi, makan siang, makan malam kami selalu
makan bersama perkelompok atau tim yang ditentukan oleh panitia. Cara makannya juga
cukup unik, dimana setiap panitia menyajikan makanan kepada peserta menggunakan tampi.
Tampi adalah sebuat alat rumah tangga yang biasa digunakan untuk menampi beras, padi,
kedelai dan sebaginya. Tetapi kegunaan tampi kali ini berbeda. Itu adalah tempat makanan
untuk satu kelompok. Saya dan teman - teman saya harus makan dalam 1 tampi dengan waktu
yang ditentukan. Dalam kejadian inilah saya menjadi menghargai arti sebutir nasi dan setetes
air karena harus berbagi makan dan minum dengan banyak orang dengan makanan dan air yang
sedikit.
Di tahun 2017 saya menjadi Bendahara Departemen Sosial, Saya dan teman - teman di
Departemen sosial menjalankan program seperti mengutip sumbangan. Baik sumbangan
kemalangan, cendramata pensiunan guru dan cendramata pernikahan guru. Saya dan teman
-teman pernah harus mengalami minus dalam pengutipan sumbangan dengan alasan mengapa
pengutipan tersebut bisa minus adalah karena ada ketentuan yang berlaku pada setiap
sumbangan. Misalnya untuk sumbangan kemalangan harus diberikan sejumlah Rp700.000
tetapi uang yang terkumpul tidak berjumlah Rp700.000 dan solusi dari kendala tersebut kami
31
harus mengeluarkan uang pribadi kami untuk menutupi kekurangan tersebut. Dan hal tersebut
sangatlah sering terjadi dalam pengutipan yang kami jalankan.
Di tahun 2018 saya masih menjadi junior tetapi karena senior departemen sosial naik
menjadi inti OSIS akhirnya sayalah yang menjadi senior. Saya juga naik jabatan sebagai Ketua
Departemen Sosial. Untuk menangani masalah minus yang sering terjadi dalam pengutipan
sumbangan Kepala Sekolah membuat suatu kebijakan dimana setiap siswa/i yang datang pada
saat pengutipan diwajibkan memberi sumbangan kemalangan yang telah ditentukan. Dengan ini
sumbangan kemalangan tidak lagi minus. Karena itu, saya membuat kebijakan yaitu tetap
memberikan sumbangan kemalangan dengan jumlah yang telah ditentukan dalam ADRT
(Anggaran Dasar Rumah Tangga) jika yang terkumpul lebih dari yang akan diberikan, uang
sumbangan yang lebih tersebut akan disimpan oleh bendahara departemen sosial agar jika
terjadinya keminusan sumbangan kemalangan untuk hari berikutnya uang yang disimpan
tersebut akan digunakan untuk menutupi keminusan tersebut bukan hanya itu saja, uang yang
tersimpan dari hasil kelebihan sumbangan tersebut jika terkumpul dengan jumlah yang banyak,
kami dapat digunakan untuk menjalankan program kerja kami yang lainnya seperti memberi
santunan kepada anak yatim-piatu, memberi bantuan sandang dan pangan pada bencana alam.
Dan ditahun yang sama saya terpilih menjadi wakil bendahara dalam kegiatan Acara
Perpisahan Kelas XII. Banyak hal yang kami lakukan para panitia untuk menyukseskan acara
perpisahan kelas XII tersebut. Mulai dari mengumpulkan dana, mencari gedung, mencari
makanan untuk hidangan diacara perpisahan. Dan kami juga mengalami kendala dalam proses
mengadakan perpisahan tersebut, dimana Kepala Sekolah belum memberikan keputusan yang
mutlak dimana akan diadakannya perpisahan. Apakah disekolah atau di luar sekolah tetapi kami
para panitia membuat kebijakan sepihak yaitu dengan menyewa teratak. Kami langsung
membooking teratak dan telah memanjarkannya karena kami mengira perpisahan kelas XII
tersebut akan diadakan disekolah. Ternyata tidak. Kami mengambil langkah yang salah. Dari
kejadian ini kami menjadi kekurangan dana senilai Rp3.000.000,- . Kami masihlah anak
sekolah yang belum memiliki penghasilan, apa yang kami lakukan dan bagaimana kami
menutupi kekurangan tersebut? Kami sangat berpikir keras dalam menutupi Rp3.000.000
tersebut, bahkan ada beberapa teman inti sepanitia ingin menjualkan sepatunya bahkan sepeda
32
motornya untuk menutupi itu. Tetapi Puji Tuhan, kami mendapatkan ide. Yaitu membeli
beberapa buku dan menjualkannya dengan harga yang tinggi kepada siswa/i SMA NEGERI 19
MEDAN. Karena yang kami ketahui seluruh siswa/i diwajibkan utuk memberikan satu buku
per satu meja atau 2 orang kepada perpustakaan jika tidak akan dikenakan sanksi. Hal ini
mewajibkan seluruh siswa/i harus membeli buku dan kami mampu membelikan buku yang
mereka mau dengan harga yang kami tinggikan. Dari penjualan buku tersebut kami mampu
menutupi kekurangan tersebut 85% dari Rp3.000.00 atau sekitaran Rp2.550.000,- Hal ini
meringankan kami dalam keminusan perpisahan tersebut dan hakl ini juga sangat berkesan bagi
kami sebagai pelajaran jika menjadi panitia kembali dilain waktu tidak membuat suatu kebijana
ataupun keputusan sepihak dan melakukan kesalahan yang sama yaitu bertindak tanpa
persetujuan orang yang berwenang diatasnya.
Pengalaman pribadi saya selama saya mengikuti kegiatan organisasi di SMA yaitu BPH
PHILADELPHIA.
Awalnya saya tidak memiliki sedikitpun ketertarikan dan niat untuk mengikuti
organisasi ini. Karena saya sudah merasa cukup mengeluarkan tenaga dan waktu saya untuk
organisasi OSIS. Akan tetapi karena keterpaksaan dari guru agama saya yang meminta saya
menjadi bagian dalam organisasi ini jika tidak nilai agama saya akan diambang kematian, eh
maksudnya akan diberiakan nilai yang buruk. Untuk itu mau tidak mau saya menyetujui nya.
Saya mengawali organisasi ini dalam bagian seksi rohani. Dan saya berterima kasih kepada
Tuhan yang telah memberikan saya guru agama yang baik. Berkat beliau saya mendapatkan
banyak pengalaman yang sangat berkesan. Yaitu seperti bertambahnya teman seiman yang
sangat memberikan dukungan yang besar dalam sudut pandangan apapun terhadap saya.
Tahun 2017 dikelas XI saya resmi menjadi bagian dari BPH PHILADELPHIA sebagai Seksi
Rohani. Saya menjalani tugas dan fungsi saya sebagai Seksi Rohani dengan baik. Untuk
menjadi teladan bagi teman - teman disekolah sangatlah sulit. Banyak teman saya yang
mencobai saya untuk bolos atau tidak mengikuti kegiatan PA disekolah tetapi saya tetap masih
33
berpedoman dengan tanggung jawab saya sebagai Pengurus dalam PA. saya selalu berpegang
teguh pada komitmen yang saya buat yaitu untuk mendapatkan hasil yang baik bagi orang lain
terlebih dahulu diri sendirilah harus menjadi baik. Artinya jika ingin meneladani teman - teman
saya disekolah agar mereka mau dan rajin mengikuti kegiatan PA saya harus menjadi teladan
terlebih dahulu , saya harus rajin terlebih dahulu dan menjadi contoh yang baik bagi mereka.
Pada tahun 2018 dibulan Oktober saya terpilih menjadi bagian dari panitia natal. Saya
dipilih dan terpilih menjadi bendahara natal, karena ini adalah acara yang sangat ditunggu
-tunggu bagi umat Kristiani. Maka saya sangat antusias dalam membuat rencana natal tahunan
tersebut. Saya dengan teman - teman sepanitia benar - benar ingin menyukseskan acara natal
dengan memberikan kesan yang berbeda dari tahun - tahun yang sebelumnya dengan cara kami
sendiri. Pengalaman menjadi panitia sudah saya rasakan sebelumnya di Acara Pelepasan Kelas
XII yang dimana kami mengalami keminusan dalam menjalankan kegiatan tersebut. Untuk itu
saya tidak mau mengalami keminusan dalam kepanitiaan Natal tahun 2018. Banyak hal yang
kami lakukan untuk mengantisipasi keminusan itu terjadi seperti mencari dana diluar dari dana
yang diberikan oleh pihak sekolah. Seperti mencari dana dari Alumni, dari sepanitia, dari
pengurus BPH dan pengurus OSIS. Puji Tuhan banyak yang membantu dalam
menyelenggarakan kegiatan natal tersebut sampai pada akhirnya natal tersebut dapat berjalan
dengan sangat Hikmat. tidak mengalami kendala - kendala yang besar dan tidak mengalami
keminusan dana setelah acara itu dilaksanakan, malahan ada berkat yang bertambah yang kami
rasakan karena acara natal yang telah kami jalankan mendapatkan plus dana senilai ± Rp
2.000.000,- hal ini membuat kami merayakan kesuksesan dalam melaksanakan kegiatan natal
tersebut. Dan suatu kebanggaan bagi kami adalah baru ditahun kami menjadi panitialah panitia
natal tidak memiliki hutang kepada BPH PHILADELPHIA. Karena panitia sebelum kami
selalu mengalami keminusan dalam menjalankan natal yang membuat panitia natal berhutang
kepada BPH PHILADELPHIA.
34
Dalam organisasi ini saya belum memiliki banyak pengalaman karena saya belum lama
menjadi bagian organisasi ini. Tetapi alasan saya mengikuti organisasi
Himasdhar adalah bukan hanya untuk menambah teman tetapi menambah
pengetahuan akan organisasi mahasiswa dan mengikuti organisasi didalam
perkuliahan adalah kunci untuk mendapatkan beasiswa baik itu didalam
Universitas maupun diluar Universitas atau Perusahaan.
BIODATA PENULIS
35
Nama Lengkap : Monarika Gultom
Tanggal Lahir : 06 Febuari 2000
Alamat : Jl. Bakti Abri. Gg Nusyirwan .Cingwan,
Kota Medan, Kec. Medan Labuhan.
Status : Mahasiswa Dharmawangsa
Jurusan : Fisip.
Program Studi : Administrasi Negara.
E-mail : monarikagultom297@gmail.com.
36
Daftar Pustaka
Jamil, Azzaini.2018. Sikap Yang Perlu Dijauhi Apabila Anda Ingin Menjadi Pemimpin.
Jakarta: Kubik Leadership.
Jamil, Azzaini.2015. 6 Kriteria Visi Yang Baik Bagi Pemimpin. Jakarta: Kubik Leadership.
37