Anda di halaman 1dari 5

Nama : Blessery Oktorina M

Kelas : D 4.2

Nim : 170204008

Terapi Diet/Nutrisi

1. Diet Pada Sistem pernapasan


Hubungan antara malnutrisi dan penyakit pada sistem respirasi telah diketahui
sejak lama. Malnutrisi memberi efek negatif terhadap struktur, elastisitas dan fungsi
paru; massa otot, kekuatan dan daya tahan respirasi; mekanisme imunitas paru dan
pengnotrolan pernapasan. Penurunan berat badan akibat asupan yang tidak adekuat
berkorelasi secara signifikan dengan prognosis yang jelek pada mereka dengan
penyakit pulmonal. Malnutrisi mengganggu sistem imunitas sehingga meningkatkan
risiko infeksi saluran pernapasan dan meningkatkan lama rawat inap perawatan di
rumah sakit.

a. Penatalaksanaan gizi pada penyakit sistem respirasi

Penatalaksanaan gizi pada penyakit respirasi memerlukan penilaian status gizi


secara individu berkaitan dengan riwayat makan, gejala klinis yang mempengaruhi
asupan makan, pola makan, status gastrointestinal, obat-obatan yang
dikonsumsi.Pemberian makronutrien memperhatikan keadaan hiperkapnia pada
pasien. Pemberian energi yang berlebihan pada pasien dengan penyakit pernapasan
dapat meningkatkan metabolik rate sehingga meningkatkan pula konsumsi oksigen
dan karbondioksida. Sintesis lemak dari asupan karbohidrat yang berlebihan juga
dikaitkan dengan produksi karbondioksida yang berlebih. Pada pasien dengan
cadangan paru yang terbatas, hal ini akan mempercepat kegagalan respirasi akibat
retensi karbondioksida. Oksidasi dari karbohidrat, lemak dan protein untuk memenuhi
kebutuhan oksigen dan menghasilkan karbondioksida dan air ada dalam proporsi yang
unik untuk masing-masing substrat. Rasio antara karbondioksida yang dihasilkan dan
oksigen oksigen yang digunakan yaitu Respiratory Quotient (RQ).

Pola asupan makronutrien dapat secara langsung mempengaruhi pertukaran


gas secara adekuat akibat produksi CO2. Setiap molekul karbohidrat yang dimakan
akan memproduksi satu molekul CO2,sehingga respiratory quotient untuk karbohidrat
adalah 1. Respiratory quotient untuk protein adalah 0,8 dan untuk lemak adalah 0,7.
Pada pasien dengan hiperkapnia diberikan komposisi karbohidrat 25-30% dan lemak
50-55%, sedangkan pada pasien tanpa hiperkapnia diberikan komposisi karbohidrat
50-60%, lemak 20-30%, dan protein 15-20%.

Pemberian mikronutrien yang terkait dengan fungsi otot pernapasan seperti


fosfor harus diperhatikan karena akan mengakibatkan gangguan kontraktilitas otot
diafragma.
2. Diet Pada Sistem Pencernaan
A. Diet Lambung.
Memberikan makanan adekuat, tidak merangsang, dapat mengurangi pengeluaran
cairan lambung dan dapat menetralkan kelebihan asam lambung.Diet lambung
diberikan kepada penderita ulkus pepticum, oesophagitis, gastritis, tukak colon,
typhus abdominalis dan sesudah operasi saluran cerna.
B. Diet rendah sisa
Memberikan makanan secukupnya yang sedikit mungkin merangsang alat
pencernaan dan sedikit mungkin meninggalkan sisa. Diet Rendah Sisa diberikan
kepada penderita diare berat, ileitis, colitis ulcerosa dan diverticulitis akut,
obstipasi spastic, penyumbatan sebagian dari saluran pencerna, hemorrhoid berat
serta sebelum dan sesudah operasi hemorrhoid, colon atau rectum.
C. Diet tinggi serat
Merangsang peristaltic usus agar defekasi dapat normal kembali.
Syarat – syarat:
 Cukup kalori dan vitamin
 Tinggi vitamin
 Banyak cairan 2-2,5 liter sehari untuk memperlancar defekasi.
 Minum sebelum makan dapat merangsang peristaltic
 Tinggi serat dan bahan makanan yang dapat merangsang peristaltic usus.
D. Diet pada gangguan hati
Memberikan makanan secukupnya guna mempercepat perbaikan faal hati tanpa
memberatkan pekerjaannya.
 Kalori tinggi, hidrat arang tinggi, lemak sedang dan protein disesuaikan
dengan tingkat keadaan klinik penderita.
 Diet diberikan secara berangsur, disesuaikan dengan nafsu makan dan
toleransi penderita terhadap protein.
 Cukup mineral dan vitamin
 Garam rendah bila ada retensi garam/air; cairan dibatasi bila ada ascites
hebatMudah cerna dan tidak merangsang
 Bahan makanan yang menimbulkan gas dihindarkan

Macam-macam diet hari yaitu, diet hati I, II,III.IV.

E. Diet pada gangguan kantung empedu


Memberi istirahat pada kantung empedu dan mengurangi rasa sakit.Memberi
makanan dan minuman secukupnya untuk memelihara berat badan normal dan
keseimbangan cairan tubuh.
Syarat – syarat:
 Lemak rendah untuk mengurangi kontraksi kantung empedu. Lemak
diberikan dalam bentuk mudah cerna.Kalori, protein dan hidrat arang
cukup. Bila terlalu gemuk jumlah kalori dikurangi.
 Vitamin tinggi, terutama vitamin yang larut dalam lemak.
 Mineral cukup.
 Cairan tinggi untuk membantu pengeluaran kuman – kuman atau sisa – sisa
metabolism dan mencegah dehidrasi.
 Makanan tidak merangsang dan diberikan dalam porsi kecil tetapi sering
untuk mengurangi rasa kembung.

Macam-macam diet pada gangguan kantung empedu yaitu, diet rendah lemak I,
rendah lemak II, rendah lemak III.

3. Diet Pada Sistem Kardiovaskular


A. Diet jantung
 Diet Jantung I
Diberikan pada klien dengan miokard infark akut atau gagal jantung
berat.Makanan diit jantung I mengandung sangat rendah kalori dan semua
zat gizi. Jumlah cairanyang dapat diberikan bila tubuh klien mentoleransi
sebanyak 1-1,5 L sehari selama 1-2 hari pertama.
Nilai gizi yang diberkan : nilai kalori 835g
 Diet Jantung II
Diberikan setelah fase akut MCI teratasi secara bertahap dalam bentuk
lunak.Makanan diit ini banyak mengandung rendah kalori, protein, dan
thiamin. Klienmendapatkan diEt jantung II rendah garam berdasarkan
derajat hipertensi atau edema yangmenyertainya.
Nilai gizi yang diberkan : nilai kalori 1235g
 Diet Jantung III
Diet ini diberikan pada klien yang mendapatkan diit peralihan dari diit
jantung II atau kliendengan penyakit jantung yang tidak sangat berat.
Makanan ini mengandung rendah kalori,tetapi memiliki cukup zat gizi
lainnya. Bentuk makanan yang diberikan lunak atau biasa.Klien
mendapatkan diit jantung III rendah garam berdasarkan derajat hipertens
atau edemayang menyertainya.
Nilai gizi yang diberkan : nilai kalori 1756g
 Diet Jantung IV
Diet ini diberiakn pda klien yang mendapatkan peralihan diit dari diit
jantung ringat atauklien dengan penyakit jantung ringan. Makanan ini
mengandung cukup klaori dan zat gizilainnya. Bentuk makanan yang
diberikan dalam bentuk biasa. Klien mendapatkan diit jantung IV rendah
garam bedasarkan derajat hipertensi atau edema yang menyertainya.
Nilai gizi yang diberkan : nilai kalori 2023g

4. Diet Pada Sistem Perkemihan


A. Diet sindroma nefrotik1
 Mengganti Kehilangan protein terutama albumin
 Mengurangi edema dan menjaga cairan tubuh
 Memonitor hiperkolesterolemia dan penumpukan Trigliserida
 Mengontrol hipertens
 Mengatasi anoreksia

Syarat:

a) Energi 35 Kal/kg BB/ hari untuk memepertahankan keseimbangan nitrogen


b) Protein sedang 1gr/kg BB atau 0,8 gr/kg BB ditambah jml protein yang
dikeluarkan melalui urine,t.u. protein dg nilai biologi tinggi
c) Lemak 15-20%. Perbandingan lemak jenuh, lemak jenuh tunggal dan tak
jenuh ganda 1 : 1 : 1
d) Karbuhidrat sisa kebutuhan energi t.u. karbohidrat komplekse. Natrium
dibatasi 1-4 gr/hari tgt edema
e) Kolesterol dibatasi <300 mg, gula dibatasi jika ada peningkatan TGg.
Cairan disesuaikan dg urine sehari + 500 mlpengganti cairan yg dikel. Mell.
Kulit dan pernafasan
B. Terapi Diit Pada Gagal Ginjal Kronik
Tujuan :
 Mempertahankan keadaan gizi yang optimal agar penderita dapat
 melakukan aktifitas normal.
 Mengurangi atau mencegah gejala sindrom uremik.
 Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit
Syarat :
 Energi cukup, yaitu 35 kkal/kg BB.
 Protein rendah, yaitu 0,6 – 0,75 gr/kg BB. Sebagian harus bernilai
biologik tinggi.
 Lemak cukup, yaitu 20-30% dari kebutuhan total energi, diutamakan
lemak tidak jenuh ganda.
 Karbohidrat cukup, yaitu : kebutuhan energi total dikurangi yang
berasal dari protein dan lemak.
 Natrium dibatsi apabila ada hipertensi, edema, acites, oliguria, atau
anuria, banyak natrium yang diberikan antara 1-3 g.
 Kalium dibatasi (60-70 mEq) apabila ada hiperkalemia (kalium darah >
5,5 mEq), oliguria, atau anuria.
 Cairan dibatasi yaitu sebanyak jumlah urine sehari ditambah dengan
pengeluaran cairan melalui keringat dan pernapasan (±500 ml).
 Vitamin cukup, bila perlu berikan suplemen piridoksin, asam folat,
vitamin C, vitamin D.

Ada tiga jenis diet yang diberikan menurut berat badan pasien, yaitu :

 Diet Protein Rendah I : 30 gr protein diberikan kepada pasien dengan


berat badan 50 kg.
 Diet Protein Rendah II : 35 gr protein diberikan kepada pasien dengan
berat badan 60 kg.

Anda mungkin juga menyukai