Anda di halaman 1dari 7

Perspektif ekonomi

1. Teori ekonomi klasik

• Teori ini mendasarkan pada paham individualisme, dimana hak-hak individu lebih ditonjolkan daripada
kewajibannya.

• Penguasaan dan pengaturan ekonomi sepenuhnya berada ditangan individu (swasta)

• Negara/pemerintah hanya berperan dalam berbagai bidang saja (terutama yang tidak mampu ditangani oleh
swasta).

• Sumber : David Ricardo dan Thomas Robert Malthus

2. Teori Keynesian

• Pemerintah/negara ikut campur dalam mengatur perekonomian masyarakat

• Pada umumnya teori keynesian ini berangkat dari perputaran uang di masyarakat, dimana setiap pembayaran
berarti penerimaan bagi pihak lain (terutama pemerintah/negara).

• Jika hasil penerimaan dikeluarkan lagi, maka peredaran ekonomi tidak akan terganggu.

• Pada kenyataannya, hasil penerimaan menjadi tabungan dan investasi, yang menyebabkan mekanisme
perekonomian menjadi terpengaruh sehingga memerlukan regulasi (peraturan) pemerintah untuk mengatur pasar.

3. Teori Ekonomi Neo Klasik

• Teori ini menyanggah teori keynesian yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi terletak pada tingkat
pengeluaran (konsumsi) masyarakat.

• Menurut teori ini, pertumbuhan terletak pada penawaran (supply) faktor produksi dan tingkat teknologi

• Semakin tinggi tingkat sumber ekonomi dan teknologi, maka semakin tinggi pertumbuhan ekonomi

Perspektif pembangunan bangsa

1. Teori Pembangunan Politik

• Pembangunan politik adalah pembangunan sistem politik, proses, kebijakan yang terjadi dalam konteks yang lebih
luas yaitu modernisasi sosial ekonomi. Pembangunan politik menunjukkan, pertama meningkatnya spesialisasi
eksekutif politikdan badan birokrasi yang mampu menetapkan tujuan kolektif danmplementasinya dalam lingkungan
domestik dan internasional, kedua: meningkatnya artikulasi dan agregasi badan & lembaga seperti partai politik,
kelompok kepentingan, dan media komunikasi yang melayani, mendukung penetapan dan implementasi tujuan
kelompok kepentingan dalam masyarakat. (Gabriel dan Bingham, 1978)

2. Teori Pembangunan Sosial Budaya

Sebuah proses perubahan sosial yang terencana dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara
menyeluruh, yang berhubungan dengan proses dinamis dalam pembangunan ekonomi (Midgley, 1995: 25)

3. Teori W.W Rostow

Teori pembangunan ekonomi ini sangat populer dan paling banyak mendapatkan komentar dari para ahli. Teori ini
pada mulanya merupakan artikel Rostow yang dimuat dalam Economics Journal (Maret 1956) dan kemudian
dikembangkan lebih lanjut dalam bukunya yang berjudul The Stage Of Economic Growth (1960) menurut
klasifikasi Todaro, teori Rostow dikelompokkan ke dalam 5 tahap :

Masyarakat tradisional (the traditional society)

Prasyarat untuk tinggal landas (the preconditions for take off)

Tinggal landas (take off)

Menuju kedewasaan (the drive to maturity)

Masa konsumsi tinggi (the age of high mass consumption)

Ada 3 dasar pembedaan dari 5 tahap pembangunan ekonomi :

1. Karakteristik perubahan keadaan ekonomi

2. Sosial, dan

3. Politik, yang terjadi

Menurut Rostow, pembangunan ekonomi merupakan perubahan struktur ekonomi suatu negara yang ditunjukan oleh
menurunnya peranan sektor pertanian dan peningkatan peranan sektor industri.

1. Perubahan orientasi organisasi ekonomi, politik dan sosial yang pada mulanya berorientasi pada suatu daerah
menjadi berorientasi pada luar

2. Perubahan pandangan masyarakat mengenai jumlah anak dalam keluarga yaitu dari menginginkan banyak anak
menjadi keluarga kecil

3. Perubahan dalam kegiatan investasi masyarakat, dari melakukan investasi yang tidak produktif (membeli emas,
rumah dan sebagainya) menjadi investasi yang produktif

4. Perubahan sikap hidup dan adat istiadat yang terjadi kurang merangsang pembangunan ekonomi (misalnya
penghargaan terhadap waktu, prestasi perorangan dan sebagainya).

Perspektif pembangunan masa kini

1. Teori Ekologi

Keberlanjutan ekologis akan menjamin keberlanjutan ekosistem bumi. Untuk menjamin keberlanjutan ekologis
harus diupayakan hal-hal sebagai berikut:

• Memelihara integritas tatanan lingkungan agar sistem penunjang kehidupan dibumi tetap terjamin dan sistem
produktivitas, adaptabilitas, dan pemulihan tanah, air, udara dan seluruh kehidupan berkelanjutan.

• Tiga aspek yang harus diperhatikan untuk memelihara integritas tatanan lingkungan yaitu; daya dukung, daya
asimilatif dan keberlanjutan pemanfaatan sumberdaya terpulihkan. ketiga untuk melaksanakan kegiatan yang tidak
mengganggu integritas tatanan lingkungan yaitu hindarkan konversi alam dan modifikasi ekosistem, kurangi
konversi lahan subur dan kelola dengan buku mutu ekologis yang tinggi, dan limbah yang dibuang tidak melampaui
daya asimilatifnya lingkungan.
• Memelihara keanekaragaman hayati pada keanekaragaman kehidupan yang menentukan keberlanjutan proses
ekologis. Terdapat tiga aspek keanekaragaman hayati yaitu keanekaragaman genetika, spesies, dan tatanan
lingkungan. Untuk mengkonversikan keanekaragaman hayati tersebut perlu hal-hal berikut yaitu “menjaga
ekosistem alam dan area yang representatif tentang kekhasan sumberdaya hayati agar tidak dimodifikasikan,
memelihara seluas mungkin area ekosistem yang dimodifikasikan untuk keanekaragaman dan keberlanjutan
keanekaragaman spesies, konservatif terhadap konversi lahan pertanian”.

2. Teori Pemerataan

• Sebagai respon terhadap kegagalan model pembangunan modernisasi, muncul model pembangunan pertumbuhan
dan pemerataan (Growth and Equity). Pendekatan ini memiliki aspek umum, yakni semuanya berkembang dari
kepercayaan bahwa model pembangunan tradisional yang bertumbu pada pertumbuhan GNP tidak akan memberi
keuntungan segera pada mereka. Kemiskinan yang terjadi bukan disebabkan karena kesalahan si miskin tersebut,
melainkan karena elit-elit pemerintah yang sedang berkuasa. Oleh sebab itu dimensi sosial politik sangat penting
untuk diperhatikan dalam pembangunan.

• Brazilia merupakan contoh yang baik untuk menggambarkan negara yang berhasil melakukan pembangunan
dengan bertumpu pada pertumbuhan dan meningkatkan GNP dua kali lipat selama 7 tahun (1968-1974) melalui
industrialisasi, namun tidak saja kaum pemilik modal yang menikmati pertumbuhan tersebut, tetapi masyarakat
secara keseluruhan juga menikmatinya melalui penyediaan lapangan kerja yang sangat luas. Brazil benar-benar
menerapkan paham “netes ke bawah” (trickle-down effect) dalam segala bidang, mulai dari kesehatan, pendidikan
hingga lapangan kerja.

3. Teori Pemenuhan Kebutuhan Dasar (Abraham Maslow)

• Kebutuhan fisiologis (psychological needs), yaitu bersifat neostatik (usaha menjaga keseimbangan unsur-unsur
fisik) seperti makan, minum, istirahat dan seks. Kebutuhan fisiologis ini sangat kuat, dalam keadaan absolut
(kelaparan dan kehausan) semua kebutuhan lain ditinggalkan dan orang mencurahkan semua kemampuannya untuk
memenuhi kebutuhan ini.

• Kebutuhan keamanan (safety needs), yaitu sesudah keamanan terpuaskan secukupnya, muncul kebutuhan
keamanan, stabilitas, proteksi, struktur hukum, keteraturan, batas, kebebasan dari rasa takut dan cemas. Kebutuhan
fisiologis dan keamanan pada dasarnya adalah kebutuhan mempertahankan kehidupan. Kehidupan fisiologis adalah
pertahanan hidup jangka pendek, sedangkan keamanan adalah pertahanan hidup jangka panjang.

• Kebutuhan dimiliki dan cinta (love-belongins needs), yaitu sesudah kebutuhan fisiologis dari keamanan relatif
terpuaskan, kebutuhan dimiliki atau menjadi bagian dari kelompok sosial dan cinta menjadi tujuan yang dominan.
Orang sangat peka dengan kesendirian, pengasingan, ditolak lingkungan dan kehilangan sahabat atau kehilangan
cinta. Kebutuhan ini dimiliki ini terus penting sepanjang hidup.

4. Kebutuhan harga diri (self esteem), yaitu kebutuhan dimiliki dan mencintai sudah relatif terpuaskan kekuatan
motivasinya melemah, diganti motivasi harga diri. Ada 2 jenis harga diri :

• Menghargai diri sendiri (self respect); kebutuhan kekuatan, penguasaan, kompetensi, prestasi, percaya diri,
kemandirian dan kebebasan.

• Mendapat penghargaan dari orang lain (respect from other); kebutuhan prestise, penghargaan dari orang lain,
ketenaran, dominasi, menjadi orang penting, kehormatan, diterima dan apresiasi. Orang membutuhkan pengetahuan
bahwa dirinya dikenal dengan baik dan dinilai dengan baik oleh orang lain.
5. Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization needs), yaitu keinginan untuk memperoleh kepuasan dengan dirinya
sendiri (self fullfilment), untuk menyadari semua potensi dirinya, untuk menjadi apa saja yang dia dapat lakukan,
dan untuk menjadi kreatif dan bebas mencapai puncak prestasi potensinya. Akhir dari semua kebutuhan dasar
terpenuhi, muncullah kebutuhan meta. Kebutuhan menjadi sesuatu yang orang itu mampu mewujudkan secara
maksimal seluruh bakat-kemampuan potensinya.

Teori Pemberdayaan Masyarakat

1. Handrianto (1996),  bahwa pendekatan pembangunan yang bertumpu pada masyarakat (individu/kelompok)
merupakan suatu pola pendekatan yang mendahulukan masyarakat sebagai pelaku utama (subyek) pembangunan
didasarkan pada  aspirasi, kepentingan/kebutuhan, kemampuan dan upaya masyarakat.

2. Sumodiningrat (2001),  menyatakan pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk memandirikan


masyarakat lewat perwujudan potensi kemampuan yang mereka miliki untuk menentukan pilihan kegiatan yang
paling seusai bagi kemajuan diri mereka masing-masing.

3. Kartasasmita (1996), menyatakan bahwa memberdayakan adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat
lapisan  masyarakat yang dalam kondisi tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap  kemiskinan dan
keterbelakangan atau dengan kata lain memberdayakan masyarakat adalah memampukan dan memandirikan
masyarakat.

Dari pendapat diatas maka dapat di simpulkan bahwa pemberdayaan adalah suatu upaya untuk memandirikan
masyarakat  lewat perwujudan potensi kemampuan yang mereka miliki untuk menentukan pilihan kegiatan yang
paling seusai bagi kemajuan diri mereka masing-masing.

Ada 5 variabel dalam pembangunan masyarakat :

1. Inisiatif; Siapa yang mempunyai prakarsa ? Inisiatif pembengunan dapat keluar dari komunitas maupun dari luar
komunitas. Idealnya inisiatif tersebut selalu keluar dari dalam komunitas. Meskipun demikian, inisiatif dapat datang
dari luar komunitas, sejauh komunitas tersebut setuju.

2.Tujuan; Bagaimana tujuan dirumuskan ? Tujuan seaiknya dirumuskan oleh komunitas itu sendiri dan benar-benar
merupakan tujuan mereka.

3. Sumberdaya; Lokal atau luar ? Idealnya, pembangunan masyarakat yang benar akan memanfaatkan seoptimal
mungkin sumberdaya lokal. Hal ini akan mengurangi ketergantungan komunitas terhadap pihak luar. Meskipun
demikian, pada prakteknya hal ini tidak selalu mudah.

4. Proses; Bagaimana kontrol komunitas ? Diharapkan masyarakat mempunyai kontrol yang sepenuhnya mulai dari
perumusan masalah, usulan kebijakan,implementasi serta evaluasi.

5. Output; Untuk siapa ? Diharapkan masyarakat akan mendapatkan output yang maksimal dari proses
pembangunan tersebut.

Sumber : Setiawan (2003)

Ada 2 kategori faktor-faktor yang menyebabkan kesuksesan dan kegagalan pembangunan masyarakat :

1. Faktor internal merupakan faktor dari dalam komunitas yang berpengaruh dalam program pembangunan
masyarakat. Hal ini meliputi empat hal, yakni: a) sejarah komunitas, b) berkaitan dengan struktur dan kapasitas
organisasi, c) terkait dengan sumberdaya yang dimiliki komunitas, d) berkaitan dengan kepemimpinan dalam
komunitas itu sendiri.

2. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar komunitas yang berpengaruh terhadap pembangunan
masyarakat. Hal ini meliputi dua aspek, yakni : a) menyangkut sistem sosial politik makro dimana komunitas  
berada, b) berkaitan dengan ada atau tidaknya agen-agen perantara yang dapat menjadi penghubung antara
komunitas dengan dunia atau pihak-pihak luar.

GLOBALISASI Secara etimologis, kata “Global” berarti menyeluruh dan sama, sedangkan “Sasi” berarti proses.
Globalisasi berarti sebuah proses pada suatu hal untuk menjadi menyeluruh dan sama.

Dengan demikian, globalisasi tidak dapat dihindarkan dalam kehidupan negara. Setelah berakhirnya perang dingin
globalisasi semakin menguat dengan mengunggulkan dua aspek yakni teknologi dan perekonomian yang kapitalis.

DAMPAK GLOBALISASI

John Rennie Short

Globalisasi merupakan suatu proses dimana terkaitnya orang-orang maupun tempat-tempat, institusi-institusi dan
peristiwa di sekeliling dunia. Ada 3 Retribusi Harta Kekayaan Nasional, yaitu: 1) tanah, 2) modal dan 3) sumber
daya manusia.

Globalisasi adalah meningkatnya tekanan kepada dunia untuk menjadi aliran jaringan tunggal dari uang, gagasan-
gagasan dan hal-hal lainnya.

POLITIK INTERNASIONAL DALAM WACANA GLOBALISASI

Pergulatan Keynesian dan Neo Liberalisme

• Paham Merkantilisme, menganggap bahwa; 1) intervensi negara mengarah pada liberalisme membawa cacat
bawaan yaitu kurangnya permintaan seperti peningkatan upah; 2) program welfare state melalui redistribusi
pendapatan seperti pajak/santunan (belanja publik); dan 3) intervensi pasar dengan mekanisme proteksi.

• Paham Neo Liberalisme, menganggap bahwa 1) teori keunggulan komparatif menuju pasar bebas; 2) inflasi
merupakan produk intervensi negara; dan kerja merupakan nilai tertinggi (bukan santunan).

Dasar pemikiran ini Thatcher mengarah money supply dan Reagan mengarah supply side.

Plus-Minus TNC dan MNC

• Keuntungan; lapangan kerja, peningkatan kualitas manajer, produk-produk pelayanan, mengenalkan dan
mengembangkan hal baru (organisasi dan manajerial), akses terhadap pasar internasional, peningkatan GNP,
produktivitas, money changer, mediasi antara pebisnis dengan politisi dan investor asal MNC, mendorong
pembangunan dan spin off industri baru, menanggung resiko investasi dan mobilisasi modal untuk tujuan produksi.

• Kerugian; 1) footloose industry dan footloose investment, yakni perubahan MNC menjadi TNC, 2) perusahaan
nasional kalah, 3) ada 3 negara yang menjadi basis MNC, yaitu USA, JPN dan Eropa, dan 4) dominasi
korporasi adalah monopoli, dimana pasar tidak bersaing, terjadi eksternalisasi biaya dan modal tidak memiliki akar
lokal.

Dasar pemikiran tokoh-tokoh teori ini yaitu: George A. Steiner dan John F. Steiner, David C. Korten, Petras dan
Veltmeyer, Hirts dan Thompson, Adam Smith dan David Ricardo.

Peran Negara dalam Pembangunan

• Ada 3 alasan munculnya peran negara dalam pembangunan: 1) kegagalan pasar, 2) efektivitas mobilisasi sumber
daya dan 3) pembangunan nasional.
• Peran
negara pada
era 1950-an
dan 1960-
an

• Pasca
perang
dunia
kedua,
ditandai
dengan era
dominasi
negara

• Bentuk
negara
dunia
ketiga: 1)
belanja
pemerintah,
2)
mobilisasi
sumber daya dan 3) partisipasi dalam produksi industrial.

Dasar pemikiran tokoh-tokoh teori ini yaitu: Michael P. Todaro dan Kamal Mathu
Reposisi Birokrasi:

• Paradigma lama; 1)
birokrasi
mendominasi
pembangunan,
2) perencanaan dan
implementasi
kebijakan difokuskan
pada satu tujuan yang
didefinisikan secara
politis oleh elit
penguasa, 3)
program
pembangunan
diselenggarakan
melalui birokrasi yang
hierarkis dan 4)
partisipasi rakyat
sangat terbatas.

• Paradigma Baru; 1) pendekatan bisnis di sektor publik (run government like a business), 2) program pembangunan
mengacu pada pasar, 3) kompetisi antar unit pemerintah, pemda, lembaga tinggi dan non pemerintah dan 4) prinsip
reinventing government.

• Paradigma terbaru; 1) melayani warga, bukan pelanggan, 2) memenuhi kebutuhan publik, 3) memahami
akuntabilitas tidak sederhana, 4) melayani ketimbang menyetir dan 5) menilai manusia, bukan hanya produktivitas.

Anda mungkin juga menyukai