net/publication/326344579
EKONOMI MIKRO
CITATIONS READS
0 4,811
1 author:
Herispon Herispon
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Riau, Pekanbaru
31 PUBLICATIONS 2 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Causes of Micro, Small and Medium Enterprises Do Not Have Financial Reports (Case in Pekanbaru City, Indonesia) View project
All content following this page was uploaded by Herispon Herispon on 12 July 2018.
EKONOMI MIKRO
OLEH
HERISPON, SE. M.Si
Istilah ekonomi diperkenalkan oleh : Xenophon, ± 400 tahun SM. Ekonomi diturunkan
dari kata Yunani yaitu Oikonomia yang terdiri kata ―Oikos‖ yang berarti segala sesuatu yang
berhubungan dengan rumah tangga, dan ―Nomos‖ yang berarti undang-undang, peraturan,
mengurus. Dalam perkembangannya ekonomi melalui proses dan evolusi sehingga menjadi
suatu ilmu saat ini
Ekonomi
Fase I
Fase II
Sebuah pemikiran
Fase III
Ekonomi segala sesuatu yang berhubungan dengan upaya atau tindakan manusia dalam
memenuhi kebutuhannya, tindakan yang dimaksud adalah kegiatan ekonomi yang meliputi ;
kegiatan konsumsi, kegiatan produksi, kegiatan distribusi.
Stoicisme ……….
―Beranggapan tujuan akhir manusia adalah berbuat kebajikan. Jadi terdapat perbedaan
antara hedonism dengan stoicism. Dari pendapat Stoicisme ini timbul pendapat baru yaitu
; materialisme, phanteisme, pathalisme (penyerahan pada nasib)
Setelah teori etika diatas….. Muncul karya filsuf Aristoteles yang lebih terarah pada
pemikiran ekonomi, Aristoteles adalah orang pertama yang melihat masalah ekonomi adalah
bidang permasalahan yang berdiri sendiri dan ekonomi sebagai studi tentang kekayaan.
Merkantilis.
―Aliran yg memusatkan perhatiannya pada perdagangan, sumber kemakmuran adalah
perdagangan luar negeri dan uang adalah kekuasaan atau mendorong ekspor dan menekan
impor‖
Aliran Keynesian
Aliran Keynesian dimotori oleh John Maynard Keynes (1883-1946) dengan pemikiran
yang dikemukakan dalam dalam bukunya ; The General Theory of Employment, Interest
and Money (1936) atau disebut dengan The General Theory. Menurut analisis ekonomi
klasik tidak mungkin terjadi pengangguran besar-besarn dalam perekonomian, sebaliknya
pada periode ini (1930-1936) hampir semua negara didunia mengalami pengangguran.
Diantara pemikiran Keynes yang dikemukakannya adalah ;
a. Campur tangan pemerintah dalam batas tertentu diperlukan.
b. Dalam upaya mengatasi permasalahan ekonomi makro menekankan pentingnya
keseluruhan permintaan efektif sebagai unsur pokok yang menentukan perkembangan
ekonomi, terutama yang menyangkut hubungan antara tingkat pengangguran dan laju
inflasi.
Pendapat Keynes ; campur tangan pemerintah pada batas tertentu diperlukan. Proses
penolakan analisis Keynesian berjalan cukup lama, selama itu pula timbul teori tandingan
seperti; supply side economic, rational expectation (ratex), dan monetaris dimotori oleh
Milton Fredman.
Kebutuhan
Manusia
Kebutuhan Primer
• Kebutuhan akan
makan/minum
Kebutuhan • Kebutuhan akan
Tertier sandang/pakaian
• Kebutuhan akan
papan/tempat
tinggal
Kebutuhan
Sekunder
Manusia sebagai makhluk hidup yang mempunyai akal dan nafsu, mempunyai
beragam kebutuhan demi kelangsungan hidupnya. Kebutuhan manusia, jenis dan corak yang
beragam, sesuai dengan perkembangan peradaban manusia itu sendiri. Untuk memenuhi
kebutuhan tersebut manusia melakukan usaha, kegiatan dan beraktivitas, sehingga manusia
berhadapan dengan :
Kelangkaan (Scarcity) mencakup kuantitas, kualitas, tempat, waktu
Pilihan (Choise) dapat berupa pilihan individu dan kelompok
Biaya kesempatan (Opportunity cost) kesempatan (untuk memperoleh sesuatu) yang
hilang karena kita telah memilih alternatif lain.
Ilmu ekonomi …
Adalah ilmu yang mempelajari perilaku individu, kelompok, atau masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang relatif tidak terbatas dalam menentukan pilihan untuk
menggunakan sumber daya yang langka dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya
(kesejahteraan dan kemakmurannya)
5. Pemenuhan kebutuhan :
• Barang ; berupa benda-benda berwujud
• Jasa ; berupa pelayanan yang memberikan kepuasan pada seseorang.
Barang :
• Barang ekonomi (economic goods), adalah barang yang mempunyai kegunaan,
langka dan memerlukan pengorbanan untuk memperolehnya.
• Barang bebas (free goods), adalah jumlah barang yang tersedia dalam jumlah
melimpah dan tidak memerlukan pengorbanan untuk memperolehnya
• Barang akhir (final goods), adalah barang yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan
ekonomi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Barang ini dibedakan : barang
tahan lama (durable goods), dan barang tidak tahan lama (non durable goods).
• Barang modal (capital goods), barang yang dihasilkan dari kegiatan ekonomi juga
untuk menghasilkan barang lain
• Barang antara (intermediate goods), barang yang belum menjadi barang akhir dan
masih akan diproses lagi sebelum digunakan konsumen
C Supply
Pasar
Barang/Jasa
barang/jasa income
G barang/jasa
t t
Rumah Tangga Rumah Tangga Rumah Tangga
jasa barang jasa barang
Keluarga / konsumen
publik Pemerintah publik Produsen
G sumber daya
9. Pelaku-Pelaku Ekonomi.
Asumsi-asumsi yang dipakai dalam ekonomi mikro, pada dasarnya dapat dibagi dalam
tiga asumsi yaitu :
a. Asumsi umum, meliputi :
Asumsi rasionalitas
Asumsi ini berlaku untuk semua teori ekonomi, pelaku ekonomi yang bersikap rasional
disebut ―homo economicus atau economic man‖. Penggunaan asumsi ini pada teori
konsumen terwujud dalam bentuk asumsi bahwa rumah tangga keluarga senantiasa
berusaha memaksimumkan kepuasan (utility maximization assumption)
Asumsi cateris paribus
Bahwa yang mengalami perubahan hanyalah variabel yang eksplisit dinyatakan
berubah, sedangkan variabel-variabel lain yang disebutkan tidak berubah.
Asumsi penyederhanaan
Adakalanya diperlukan penyederhaan dari persoalan-persoalan lebih lanjut dari
persoalan ekonomi yang dihadapi.
b. Asumsi khusus, meliputi ;
Asumsi equilibrium parsial
Tidak adanya hubungan timbal balik antara perbuatan-perbuatan ekonomi yang
dilakukan oleh pelaku-pelaku ekonomi dengan perekonomian dimana pelaku ekonomi
itu berada.
Misal ; sebagai akibat berubahnya cita rasa, para konsumen tiba-tiba mengurangi
pengeluaran konsumsinya, bila tidak dipergunakan asumsi equilibrium
parsial, maka dalam membuat analisa harus memperhitungkan pengaruh
penurunan pengeluaran konsumsi tersebut terhadap pendapatan nasional,
yang seterusnya juga terhadap pendapatan mereka, terhadap pola
pengeluaran konsumen. Dengan menggunakan asumsi ekuilibrium parsial
unsur pemantulan semacam itu tidak kita perhatikan.
Asumsi tidak adanya hambatan dalam atas proses penyesuaian
Bila harga suatu barang mengalami perubahan, maka berapapun kecilnya perubahan
tersebut selalu diasumsikan bahwa konsumen melaksanakan penyesuaian. Pada
kenyataannya banyak hambatan-hambatan yang menyulitkan pelaksanaan penyesuaian
tersebut (psikologi, sosiologi, politik, dan sebagainya). Dalam teori ekonomi mikro kita
mengasumsikan bahwa hambatan-hambatan terhadap penyesuaian tersebut tidak ada.
Asumsi khusus model analisa mikro ekonomi
Asumsi yang harga dipergunakan dalam model-model analisis tertentu.
Permintaan (demand)
1. Permintaan.
Permintaan adalah keinginan untuk membeli suatu barang/jasa pada berbagai tingkat
harga selama periode waktu tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan adalah :
a. Harga barang itu sendiri
b. Harga barang lain yang terkait yang dapat bertindak sebagai barang pengganti (substitusi)
atau sebagai barang pelengkap,penggenap (komplementer)
c. Tingkat pendapatan perkapita
d. Selera atau kebiasaan
e. Jumlah penduduk
f. Perkiraan harga dimasa datang
g. Distribusi pendapatan
h. Usaha-usaha produsen meningkatkan penjualan
2. Fungsi permintaan
Misal :
Fungsi permintaan beras di kota Pekanbaru perbulan, yang merupakan fungsi linear
yaitu:
Qd = 150 – 10 P
Dimana :
Qd = Jumlah permintaan beras (dalam ribu ton)
P = harga beras per kg (dalam rupiah)
Bila harga beras gratis (sama dengan nol), maka permintaan beras hanya 150.000 ton.
Dan permintaan beras akan menjadi nol kalau harga beras sebesar Rp 15.000 atau lebih per kg.
0 150 Q
Sudut (alfa) mempunyai derajat kemiringan (slope) sebesar Qd/P = -10 yang artinya jika
harga beras berubah 1 unit maka permintaan beras berubah 10 unit dengan arah yang
berlawanan.
Perubahan permintaan terjadi karena dua sebab utama, yaitu ; perubahan harga dan
perubahan faktor cateris paribus (missal, pendapatan, sewa, dan sebagainya / faktor non
harga). Perubahan harga menyebabkan perubahan jumlah barang yang diminta, tetapi
perubahan itu hanya terjadi dalam suatu kurva yang sama disebut pergerakan permintaan
sepanjang kurva permintaan (movement along demand curve). Jika yang berubah adalah
faktor cateris paribus yaitu pendapatan, maka akan terjadi pergeseran kurva permintaan
(shifting) lihat kurva berikut :
P P
15 pendapatan naik
12
6 pendapatan D1
Turun D0
D2
0 30 60 90 150 Q
Q
5. Kasus pengecualian.
Ada kalanya hukum permintaan tidak berlaku yaitu ; jika harga naik, justru permintaan
meningkat atau sebaliknya. Ada tiga kelompok barang dimana hukum permintaan tidak
berlaku yaitu :
a. Barang yang memiliki unsur spekulasi
Misalkan ; emas, saham, tanah (dikota) barang-barang itu dapat menyebabkan orang
dan menambah pembeliannya pada saat harga naik karena ada unsur spekulasi, dan
mengharapkan lagi harga akan naik lagi disaat harga barang itu naik.
b. Barang prestise
Barang-barang yang dapat menambah prestise seseorang yang memilikinya dan
umumnya berharga mahal. Misal ; mobil kuno yang antik, lukisan dari orang yang
sangat terkenal, benda-benda kuno dan antik lainnya.
c. Barang given.
Apabila harga suatu barang turun menyebabkan jumlah barang yang diminta akan
berkurang. Hal ini disebabkan efek pendapatan yang negatif dari barang given lebih
besar dari pada naiknya jumlah barang yang diminta karena berlakunya efek substitusi
yang selalu positif. Dalam hal ini bila suatu barang harganya turun, maka pendapatan
nyata konsumen bertambah. Untuk kasus barang given kenaikan nyata dari pendapatan
konsumen justru mengakibatkan permintaan terhadap barang tersebut menjadi
berkurang.
Pendapatan nyata
bertambah
konsumen
Turun
Selisih harga yang terjadi dari Rp 85.000 ke harga Rp 60.000 memberikan kesempatan
kepada konsumen untuk membeli barang substitusi seperti ; ikan, ayam, tahu, dan tempe.
(Seolah-olah pendapatan konsumen bertambah)
Contoh : Kasus 2
Pendapatan Tujuan
Rp. 10.000.000,-.
Ke Jakarta 2 kali per 6 bulan
dengan Pesawat
Jika pendapatan naik maka permintaan terhadap barang tersebut menurun disebut
barang inferior. Pada saat itu terjadi jasa BUS menjadi inferior goods dan jasa Pesawat
menjadi barang normal (normal goods). Jadi barang inferior tidak berlaku bagi kebanyakan
orang, hanya berlaku bagi suatu kelompok orang yang berpenghasilan tertentu. Apabila bagi
semua orang / kebanyakan orang suatu barang dianggap sebagai barang inferior maka barang
tersebut dinamakan barang given.
Pendapatan Konsumsi
Rp. 5.000.000,-.
Restoran ternama, KFC, Hotel
bintang lima, yang dicari tidak
lagi kenyang dalam artian fisik,
disamping itu ada perbaikan gizi,
kesenangan batin, prestise
(kegengsian) dan lainnya.
Jadi barang given adalah barang inferior, tapi barang inferior belum tentu barang given.
Contoh ;
P 0 2 4 6 8 10 17
Q 34 30 26 24 20 16 0
Qdx = a – bP
30 = a – 2b 30 = a -2b sehingga : Q = 34 – 2P
26 = a – 4b 30 = a – 2 (2)
4 = 2b 30 = a-4
b = 4/2 30 + 4 = a
b =2 a = 34
17
10
6 Q = 34 – 2P
0 16 20 24 26 30 34 Q
1. Penawaran
Penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang ingin ditawarkan oleh produsen kepada
konsumen pada berbagai level harga selama periode tertentu.
Kurva penawaran ; yaitu suatu kurva yang menunjukan hubungan diantara harga suatu
barang tertentu dengan jumlah barang tersebut yang ditawarkan.
Hukum penawaran :
Hukum penawaran pada dasarnya mengatakan bahwa ―semakin tinggi harga suatu barang,
semakin banyak jumlah barang tersebut akan ditawarkan oleh para penjual. Sebaliknya,
makin rendah harga suatu barang, semakin sedikit jumlah barang tersebut yang
ditawarkan‖.
Daftar penawaran :
Daftar penawaran adalah daftar yang menunjukan jumlah penawaran pada berbagai
tingkat harga.
Penentuan-penentuan penawaran
Keinginan para penjual dalam menawarkan barangnya pada berbagai tingkat harga
ditentukan oleh beberapa faktor, yang terpenting adalah ;
- Harga ( P ) naik, maka volume (Q) akan naik
- Harga barang lain (Py) naik, maka Qy akan naik
- Biaya faktor produksi (Fp) naik, biaya (cost) naik, laba turun, Qs turun
- Tehnologi (T) naik, biaya turun, maka laba naik, Qs naik
- Tujuan perusahaan
- Ekspektasi (harapan)
Fungsi penawaran
Fungsi penawaran adalah penawaran yang dinyatakan dalam hubungan persamaan
matematis dengan faktor matematis, yaitu :
Rp0 0 kg o
100 0 kg s
200 100 kg b
300 200 kg c
400 300 kg d
500 400 kg e
600 500 kg f
700 600 kg g
800 700 kg h
900 800 kg i
P
Sx
900 Pergeseran penawaran
800 ( P, Q ) sepanjang garis
700 atau fungsi penawaran
600
500
400
300
200
100 S
0 Q
1 2 3 4 5 6 7 8
P1
P0
P2
S2
S0 S1
0
Q3 Q0 Q2 Q1 Q
Penawaran dapat berubah atau bergeser kekiri atau keatas. Dan bergeser kekanan atau
kebawah.
Contoh :
Fungsi penawaran dapat ditulis : Qs = a + bP
Daftar penawaran
P 2 4 6 8 10
Q 14 19 24 29 30
Harga keseimbangan
Harga keseimbangan adalah harga dimana baik konsumen maupun produsen sama-sama
tidak ingin menambah atau mengurangi jumlah yang dikonsumsi atau yang dijual atau
penawaran sama dengan permintaan.
- Jika harga dibawah harga keseimbangan terjadi kelebihan permintaan, permintaan
meningkat, penawaran menjadi berkurang.
- Jika harga melebihi harga keseimbangan, terjadi kelebihan penawaran jumlah
penawaran meningkat, jumlah permintaan menurun.
Qd = 400 – 20 P
Qs = -80 + 10 P
Dimana : Qd, Qs dalam ribu unit pertahun, P dalam puluhan juta rupiah
Qd = Qs
400 – 20 P = -80 + 10 P
480 = 30 P
P = 16
Qd = 400 – 20 (16) Qs = -80 + 10 (16)
= 400 – 320 = -80 + 160
= 80 = 80
Keseimbangan terjadi pada saat harga sebesar Rp 160 juta. Saat itu jumlah permintaan sama
dengan jumlah penawaran yaitu 80.000 unit pertahun.
Keseimbangan pasar terjadi bila ada perubahan disisi permintaan atau penawaran. Jika
yang berubah adalah faktor harga, keseimbangan akan kembali ketitik awal. Tapi bila
yang berubah adalah faktor tehnologi untuk sisi penawaran atau pendapatan untuk sisi
permintaan, keseimbangan tidak kembali ketitik awal.
Kelebihan penawaran S
P1 Jika harga berubah dari P0 ke P1 maka
Akan terjadi kelebihan penawaran yang
P0 E0 menyebabkan harga turun kembali ke titik
P0. Titik keseimbangan tetap.
0 Q0 Q
P
S0 Kurva penawaran bergeser kekanan kare
na perubahan tehnologi. Titik keseimbang
S1 an bergeser dari E0 ke E1
P0 E0
P1 E1
0 Q0 Q1 Q
D0 D1
0 Q0 Q1 Q
Pasar dapat menjadi alokasi sumber daya yang efisien, bila asumsi-asumsinya
terpenuhi yaitu :
- Pelaku bersifat rasional
- Memiliki informasi yang sempurna
- Pasar berbentuk persaingan sempurna dan barang bersifat privat
- Proses pertukaran tidak terbatasi dimensi waktu dan tempat
Asumsi ini banyak tidak sesuai dilapangan, sehingga dijumpai kegagalan dipasar,
sehingga pasar gagal menjadi alat alokasi sumber daya yang tak efisien (market failure).
Kegagalan yang terjadi dipasar dikarenakan :
a. Informasi yang tidak sempurna (In complete information)
Dalam kenyataan konsumen banyak tidak tahu persis tentang kualitas barang yang
digunakan.
1. Teori permintaan
Dengan teori utility, dan indifferen, dengan kemampuan daya beli dan budget,
konsumen sebagai pihak yang hendak membeli output, mencerminkan prilaku beli atau
permintaan secara empiris, dengan faktor yang mempengaruhinya:
Dimana :
Qdx = permintaan terhadap barang X
-bP = faktor harga merespon negative terhadap volume permintaan
+bPo = faktor harga barang lain merespon positif untuk barang substitusi
-bPo = faktor harga barang lain merespon negatif untuk barang komple
menter
+bI = faktor pendapatan (income) merespon positif terhadap volume
Permintaan
+bA = faktor advertensi merespon positif terhadap volume permintaan.
Konsep dasar dari fungsi permintaan untuk suatu produkdapat dinyatakan dalam
bentuk hubungan antara kuantitas yang diminta dan sekumpulan variabel spesifik yang
mempengaruhi permintaan itu. Dalam bentuk model matematik konsep permintaan dan
penawaran untuk suatu produk yang dinotasikan sebagai berikut :
Permintaan
Qdx = f { Px, I, Pt, Pe, Ie, PAe, T, N, A, F, O}
Dimana :
Qdx = jumlah/kuantitas permintaa produk X
f = notasi fungsi yang berarti ―fungsi dari / tergantung pada‖
Px = harga dari produk X
I = pendapatan (income) konsumen)
Py = harga dari produk lain yang berkaitan
Pe = ekspektasi konsumen terhadap harga produk X dimasa datang
Ie = ekspektasi konsumen terhadap tingkat income dimasa datang
PAe = ekspektasi konsumen terhadap ketersediaan produk X dimasa datang
T = selera konsumen
A = pengeluaran iklan
F = features atau atribut dari produk
O = faktor lain yang berkaitan dengan permintaan terhadap produk X
Penawaran
Qsx = f { Px, Pi, Pt, T, Pe, Nf, O}
Dimana :
Qsx = kuantitas penawaran produk X
f = notasi fungsi yang berarti berarti : fungsi dari / tergantung pada‖
Px = harga dari produk X
Pi = harga dari input lain yang berkaitan dalam produksi
T = tehnologi yang tersedia
Pe = ekspektasi produsen akan harga produk X dimasa datang
Nf = banyaknya perusahaan yang memproduksi produk sejenis
O = faktor-faktor spesifik lain yang berkaitan dengan penawaran produk X
Jawab :
2. Diketahui PT. Garmen adalah produsen T-Shirt yang memiliki fungsi permintaan Q =
1200 – 200P, dimana Q adalah jumlah penjualan T-Shirt, dan P adalah harga T-Shirt.
Diminta :
a. Berapa banyak baju yang terjual pada harga Rp 4,5
b. Berapa harga seharusnya, agar perusahaan mampu menjual sebanyak 900 unit
c. Pada tingkat harga berapa baju tak ada yang terjual
d. Berapa maksimum baju yang dapat dijual
Jawab :
Jawab :
a. Setiap perusahaan akan menawarkan produk pada titik dimana penerimaan marginal
sama dengan biaya marginal ( MR = MC). Karena perusahaan beroperasi dalam pasar
yang berkompetisi dalam harga, berarti P = MR, sehingga fungsi penawaran Q = f (P)
dan fungsi penwaran invers P = masing-masing perusahaan adalah :
PT. Mikro dengan MR = MC, karena P = MR, maka P = MC
Sehingga fungsi permintaan invers dari PT. mikro adalah sebagai berikut : P = 10 +
0,0004 Q.
Fungsi penawaran PT. Mikro dapat ditentukan dengan menyelesaikan persamaan
fungsi penawaran invers ;
P = 10 + 0,0004Q,
jika P = 10 + 0,0004 Q
maka : 0,0004 Q = -10 + P atau
Q = (-10/0,0004) + (1/0,0004)P
Q = -25000 + 2500P
Q = - 25000 + 2500 P adalah fungsi penawaran PT. Mikro dan
P = 10 + 0,0004Q fungsi penawaran invers PT. Mikro
PT. Soff dengan MR = MC, karena P = MR, maka P = MC, sehingga fungsi
permintaan invers P = 2,5 + 0,0001Q, sehingga fungsi penawaran PT. soff adalah :
P = 2,5 + 0,0001 Q
Jika P = 2,50 + 0,0001 Q
Maka 0,0001 Q = -2,5 + P atau
Q = (-2,5/0,0001) + (1/0,0001)P
Q = -25000 + 10000P adalah fungsi penawaran PT. soff dan
P = 2,50 + 0,0001 Q-1 fungsi penawarn invers PT. Soff
= 1 + 0,00016 Q
P = 1 + 0,00016Q adalah fungsi penawaran invers PT. Mikroba
b. Bila terdapat 500 perusahaan yang identik dipasar, maka fungsi penawaran pasar
adalah :
Q industry = 500 Q = 500 (-6250 + 6250P
= -3125000 + 3125000P
Maka Q industry ; Q = -3125000 + 3125000P
c. Jika harga (P) adalah Rp 2, maka penawaran pada tingkat harga pasar adalah :
QInd = -3125000 + 3125000P
= -3125000 + 3125000(2)
= -3125000 + 6.250.000P
= 3125000
5. Sebagai manajer anda harus menetapkan harga untuk sewa peralatan, asumsikan biaya
marginal dari sewa peralatan adalah nol. Permintaan bulanan untu sewa peralatan diduga
sebagai berikut ;
Jawab :
a. Penetapan harga yang memaksimumkan TR, dengan jalan membuat MR = 0
Q = 100 – 2P maka,
P = 50 - 0,5Q
TR = PQ = (50 – 0,5Q) Q
= 50 Q – 0,5Q2
P Qs Qd + exces supply
- Exces demand
Rp2 ………………. ………………….. ………………….
1,75 ………………. ………………….. ………………….
1,50 ………………. ………………….. ………………….
1,25 ………………. ………………….. ………………….
1 ………………. ………………….. ………………….
Jawab :
P Qs Qd + exces supply
- Exces demand
Rp2 -5.000 + 30.000(2) 100.000 – 40.000(2) +35000
1,75 -5.000 + 30.000(1,75) 100.000 – 40.000(1,75) +17500
1,50 -5.000 + 30.000(1,50) 100.000 – 40.000(1,50) 0
1,25 -5.000 + 30.000(1,25) 100.000 – 40.000(1.25) -17500
1 -5.000 + 30.000(1) 100.000 – 40.000(1) -35000
---------
1. Gejala Ekonomi.
Ada beberapa gejala yang dapat diamati dengan logika kejadian-kejadian yang terjadi
pada sebuah Negara, yaitu :
a. Dinegara maju atau negara kaya, setiap keluarga umumnya memiliki sedikit anak ?
b. Sedangkan di Negara miskin atau Negara sedang berkembang, jumlah anak
perkeluarga umumnya banyak ?
c. Mengapa orang-orang yang berpendidikan tinggi menghabiskan banyak uang untuk
membeli informasi (buku, surat kabar, internet, dan lainnya), dibanding orang-orang
yang berpendidikan rendah ?
d. Mengapa perusahaan-perusahaan yang mempunyai daya monopoli lebih suka menjual
produk dalam jumlah lebih sedikit dengan harga lebih tinggi.
2. Tujuan konsumen.
Tujuan yang ingin dicapai oleh seorang konsumen adalah kepuasan maksimum dari
setiap barang dan jasa yang dikonsumsi atau yang digunakannya, sedangkan tujuan produsen
adalah keuntungan maksimum dari aktivitas yang dilakukannya. Berikut pengertian barang,
kegunaan, atau manfaat yang dinikmati oleh konsumen :
- Barang (commodities), adalah benda/jasa yang dikonsumsi untuk memperoleh manfaat
atau kegunaan.
- Utilitas (utility), adalah manfaat yang diperoleh karena mengkonsumsi barang/jasa.
Utilitas merupakan ukuran manfaat suatu barang/jasa dibanding alternatif
penggunaannya, utilitas dapat dibedakan menjadi dua yaitu ; 1) utilitas total (total
utility), adalah manfaat total yang diperoleh dari seluruh barang yang dikonsumsi, 2)
utilitas marginal (marginal utility), adalah tambahan manfaat yang diperoleh karena
menambah konsumsi sebanyak satu unit barang
- Hukum pertambahan manfaat yang semakin menurun ( the law of diminishing
marginal utility (LDMU). Pada awalnya penambahan konsumsi suatu barang akan
member tambahan utilitas yang besar, tetapi makin lama pertambahan itu bukan saja
makin menurun juga mencapai negatif (good sudah berubah menjadi bad). Dalam
analisis perilaku konsumen LDMU dikenal dengan marginal analisis.
Mengapa berlian lebih dikenal dari pada air ? dijawab oleh Gossen, pertambahan
manfaat dari air cepat sekali menurun, karena saat seseorang haus, segelas pertama air
akan memberikan manfaat yang sangat besar, tapi tidak untuk gelas kedua, gelas
ketiga, gelas keempat, gelas kelima dan gelas keenam, manfaat sudah menurun.Tidak
demikian halnya dengan berlian, itu sebabnya harga air lebih murah dari harga berlian.
Untuk menghormati Gossen, maka hukum pertambahan manfaat yang semakin
menurun disebut juga dengan ―Hukum Goseen‖ atau Gossen Law.
- Konsistensi preferensi (transitivity)
Adalah kemampuan konsumen menyusun prioritas pilihan agar dapat mengambil
keputusan. Ada dua sikap yang berkaitan dengan preferensi konsumen yaitu :
Pada suatu tingkat konsumsi tertentu total utility yang diperoleh dari mengkonsumsi
barang tersebut akan mencapai titik maksimum dan marginal utility akan menjadi nol, pada
saat ini tambahan jumlah barang yang dikonsumsi akan mengakibatkan total utility turun dan
marginal utility menjadi negatif, perhatikan contoh berikut :
Contoh : konsumsi terhadap sejumlah barang X ( Qx) dengan daya guna total dan daya guna
marginal.
Qx : 0 1 2 3 4 5 6 7 8
TUx : 0 10 18 24 28 30 30 28 20
MUx : 10 8 6 4 2 0 -2 -8
TU
30
25
20
TU
15
10
0 1 2 3 4 5 6 7 8 Qx
Kurva. 5.1b
Manfaat semakin menurun
MU
10
0 1 2 3 4 5 6 7 8 Qx
-2
Contoh 1 :
Barang X dan barang Y adalah dua jenis barang yang tersedia, harga barang tersebut adalah
barang X Rp 2, barang Y Rp 1. Pendapatan si A sehari ( anggaran yang tersedia) sebesar Rp
12. Dengan bantuan skedul MU barang X dan MU barang Y dari si A. Carilah kombinasi dari
jumlah barang X dan barang Y yang dapat dibeli si A agar tercapai kepuasan maksimum.
Skedul
Barang X (Qx) 1 2 3 4 5 6 7 8
Marginal utility (MUx) 16 14 12 10 8 6 4 2
Marginal utility (MUy) 11 10 9 8 7 6 5 4
Jawaban:
Alternatif barang yang dibeli
Rp 2 I X 1 16
21
Y 2 11+10=21 Y 2
Rp 2 II X 1 16
17
Y 2 9+8=17 Y 2
Rp 2 III X 1 16 X 1
16
Y 2 7+6=13
Rp 2 IV X 1 14 X 1
14
Y 2 13
Rp 2 V X 1 12
13
Y 2 13 Y 2
Rp 2 VI X 1 12 X 1
12
Y 2 5+4=9
Contoh 2 :
Ahmad ingin membeli baju yang harga perhelainya Rp 25000. Berapa buah baju yang akan
dikonsumsi ?. Untuk menjawabnya kita harus tahu dahulu nilai baju itu bagi Ahmad yang
diasumsikan setara dengan rupiah.
Tabel 5.1
TU dan MU dari mengkonsumsi baju
Keterangan
- Bagi Ahmad baju pertama TUnya jauh lebih besar dibanding dengan uang yang
dikeluarkan yaitu hanya dengan uang Rp 25000 diperoleh nilai kegunaan 50000 utilitas
marginal.
- Baju kedua memberikan tambahan MU lebih besar dari yang pertama yaitu 75000
utilitas berarti kegunaan total menjadi 125000 utilitas.
- Pada baju ketiga, keempat, kelima, dan seterusnya telah terjadi penurunan manfaat
(marginal utility), tapi total utility sampai baju keenam masih tinggi, sementara untuk
baju ke tujuh dan kedelapan baik total utility dan marginal utility telah menurun.
Kurva 5.2
Total utility dan Marginal Utility
Utility
TU = maksimal
250
225
200
175
150
125
100 TU
50
MU=0
1 2 3 4 5 6 7 8 Baju
MU
Contoh 3 :
Barang A dan barang B adalah dua jenis barang yang tersedia. Harga barang A Rp 500 dan
harga barang B Rp 1500. Pendapatan Tuan Budi adalah Rp 9000 perhari (anggaran yang
tersedia). Carilah kombinasi dari jumlah barang A dan barang B yang dapat dibeli Tuan Budi
agar terpenuhi kepuasan maksimum dengan bantuan skedul berikut :
Skedul
Barang X (Qx) 1 2 3 4 5 6 7 8
Marginal utility (MUA) 16 14 12 10 8 6 4 2
Marginal utility (MUB) 11 10 9 8 7 6 5 4
Rp A 1 16
30
1500 I B 3 11+10+9=30 B 3
Rp A 1 16
21
1500 II B 3 8+7+6=21 B 3
Rp 1500 A 1 16 A 1
16
III B 3 5+4=9
Rp A 1 14 A 1
14
1500 IV B 3 9
Rp 1500 A 1 12 A 1
12
V B 3 9
Rp 1500 A 1 10 A 1
10
VI B 3 9
Keterangan
- Pada harga barang Rp 1500, barang B diperoleh 3 unit dengan MU = 30, bila dibelikan
pada barang A hanya diperoleh 1 unit.
- Dengan MU sebanyak 30 (11+10+9) dari kedua hal tersebut maka yang dipilih adalah
barang B karena MU nya lebih besar dari MU barang A.
- Barang yang dibeli 6 unit barang B dan 4 unit barang A.
Teori ini menyatakan bahwa tidak perlu secara absolut mengetahui besarnya daya guna
dari suatu barang bagi seseorang, dimana seseorang atau konsumen dengan mengetahui bahwa
konsumen tersebut adalah seseorang yang mampu membuat order, urutan-urutan, rangking,
kombinasi dari barang yang akan dikonsumsikan berdasarkan daya guna yang diterima.Teori
ordinal ini dilihat dari pendekatan dari kurva indiferensi (indifference kurve).
Menurut teori ordinal, kegunaan tidak dapat dihitung hanya dapat dibandingkan,
sebagaimana kita membandingkan kecantikan, kepandaian seseorang. Untuk menjelaskan
pendapat ini teori ordinal menggunakan kurva indiferensi.
Indifference kurva adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi dan
macam barang yang memberikan tingkat kepuasan yang sama bagi seorang konsumen. Bisa
juga diartikan suatu kurva yang menunjukan kombinasi yang berlainan antara dua barang tapi
memberikan kepuasan yang sama. Dan sekumpulan kurva indiferensi yang disebut peta
indiferensi atau indifference map, dihadapi oleh seorang konsumen.
Setiap orang mempunyai skala atau perbandingan preferensi dimana ia menyusun
barang atau jasa yang dibutuhkannya menurut urutan pentingnya (urgensi) atau in order
importance, skala preferensi disusun terlepas dari harga-harga pasar. Walapun menurut teori
ordinal kegunaan atau kepuasan tidak dapat dihitung, namun untuk keperluan studi (agar
menjadi lebih jelas) tidaklah salah bila kita mengasumsikan bahwa informasi dari kurva
indiferensi dapat diterjemahkan dalam persamaan kuantitatif. Perhatikan gambar berikut :
Y
Misal hanya ada dua barang dipasar yaitu X dan Y,
Y1 A orang akan dapat memperoleh kepuasan yang sama dari
berbagai kombinasi antara jumlah barang X dan barang
Y yang berlainan. Umpama orang akan sama puasnya
Y2 B jika ia memiliki barang Y sebesar 0Y1 dan barang X
sebesar 0x1, maka garis yang menghubungkan titik
C kepuasan yang sama disebut kurva indiferen
(indifference curve)
Y3 IC
0 x1 x2 x3 X
a. Semakin jauh kurva indiferen dari titik origin, semakin tinggi tingkat kepuasannya.
Asumsi ini penting agar konsumen dapat membandingkan pilihannya terpenuhi, dan
kumpulan kurva indiferen atau seperangkat indifference curve dengan ketinggian
berlainan disebut indifference map (peta indifferen). Hanya mengatakan bahwa makin
kekanan atas tingkat kepuasan makin tinggi, tapi tidak mengatakan berapa kali lipat, lihat
gambar berikut :
Kurva. 5.3a
Indifference curve
Y
Misalnya ; walaupun IC3 jaraknya terhadap titik
(0,0) adalah 3 kali IC1, tidak berarti kepuasan
yang diberikan IC3 adalah 3 kali lipat IC1, yang
A2 dikatakan adalah IC3 memberikan tingkat
kepuasan lebih besar dari pada IC1, dari peta
A1
dapat dilihat :
A B2
B1 A=B
B IC3 A2 > A1 > A
IC2 B2 > B1 > B
IC1
0 X
b. Indifference curve menurun dari kiri atas kekanan bawah (down ward sloping) dan
cembung ketitik origin (convex to origin). Asumsi menggambarkan adanya kelangkaan,
bila suatu barang makin langka harga makin mahal. Hal ini dijelaskan dalam konsep
marginal rate of substitution (MRS) yaitu berapa banyak suatu barang yang dikorbankan
untuk menambah satu unit barang lain demi menjaga tingkat kepuasan yang sama yang
pada akhirnya akan mengarah pada LDMU.
c. Kurva indiferen (indifference curve) tidak saling berpotongan, asumsi ini penting agar
asumsi transitivitas terpenuhi atau jika ada dua atau lebih indifference curve tidak akan
saling berpotongan satu sama lain
Kurva 5.4.
Y Y
Pada gambar a dimana IC1 dan IC2 berpotongan dititik B berarti IC1 = IC2, dititik C
dimana IC2 > IC1, dititik A dimana IC1 > IC2 , keadaan itu tidak sesuai dengan asumsi
transitivitas yang mengatakan bila A > B dan B > C maka A > C. asumsi transitivitas
hanya terpenuhi bila IC1 dan IC2 tidak saling berpotongan yaitu pada gambar b.
Y Y
BL3
Y1 E Y1 E
IC3
IC2 IC1
IC1 BL1 BL2
0 X1 BL2 BL1 X 0 X1 X
Secara grafis kondisi keseimbangan tercapai pada saat kurva garis anggaran (tingkat
kemampuan) bersinggungan dengan kurva indifference (tingkat kepuasan)
Gambar a ;
Menggambarkan maksimalisasi kepuasan (satisfaction maximalization), kemampuan yang
dimiliki BL1, maka kepuasan tertinggi diperoleh pada titik E (persinggungan antara BL1
dengan IC2 dengan kombinasi konsumsi adalah OX1 unit barang X dan OY1 unit barang
Y). Kurva IC1 bukan kurva yang memberikan tingkat kepuasan maksimum, karena dapat
dijangkau dengan anggaran yang lebih rendah atau dapat ditutupi oleh BL1, yaitu BL2,
sedangkan kurva IC3 tidak terjangkau oleh kemampuan yang ada.
Gambar b :
Adalah cost minimalization, tingkat kepuasan yang ingin dicapai adalah IC1, yang dapat
dicapai dengan anggaran minimum sebesar BL2 dengan kombinasi konsumsi OX1 unit
barang X dan OY1 unit barang Y. BL1 walaupun lebih rendah dari BL2 bukan biaya
minimum karena tidak dapat menjangkau target IC1, sementara BL3 konsumen dapat
mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi dari IC1, keseimbangan konsumen berada
pada titik E
Kurva. 5.7
Demand curve
P
0 X1 X2 X3 X
P P
P3 P3
P2 B2 P2
B1
P1 P1
A1
Da Db Dt
Po
0 Ao Bo X 0 T2 T1 To X
Penjelasan
- Pada harga Po permintaan barang A sebesar Ao dan permintaan barang B sebesar Bo
sehingga permintaan total adalah Ao + Bo sama dengan To.
- Ketika harga menjadi P1 permintaan A menjadi A1 dan B menjadi B1 sehingga
permintaan total menjadi T1
- Pada harga P2 permintaan A = 0 permintaan barang B adalah B2 permintaan total T2.
- Pada harga P3 permintaan barang A dan B masing-masing sama dengan nol sehingga
permintaan total sama dengan nol.
barang Y
BL3
E1 IC3
E
IC2
BL1 IC1
0 barang X
Kurva. 5.10
Kurva engel
jumlah X a jumlah X b
barang kebutuhan pokok barang mewah
X2 X2
X1
X1
Income income
0 M1 M2 M 0 M1 M2 M
Penjelasan
Kurva a:
Perubahan pendapatan nominal tidak berpengaruh banyak terhadap perubahan permintaan,
bahkan jika pendapatan terus meningkat permintaan terhadap barang tersebut
perubahannya makin kecul dibanding perubahan pendapatan.
Ketika kita mengatakan bahwa jika harga suatu barang turun maka permintaan
terhadap barang tersebut akan bertambah dan meningkat atau sebaliknya, yang terlihat
sebenarnya adalah total interaksi antara kekuatan pengaruh perubahan pendapatan dan
perubahan harga terhadap keseimbangan konsumen, dengan perkataan lain, jika harga suatu
barang turun, maka ada komponen yang dipengaruhinya :
a. Harga relatif barang
Harga relatif barang menjadi murah, bila konsumen bergerak pada tingkat kepuasan yang
sama dan pendapatan nyata dianggap tetap, maka konsumen akan menambah jumlah
konsumsi barang yang harganya menjadi relatif lebih murah dan mengurangi jumlah
konsumsi barang yang harganya menjadi relatif lebih mahal, inilah yang disebut :
substitution effect
b. Pendapatan nyata berubah menyebabkan jumlah permintaan berubah, jika perubahan ini
dilihat dari sisi harga barang lain dan pendapatan nominal dianggap tetap, kita akan melihat
efek pendapatan (income efek).
Kurva 5.11
Substitution effect
Y
Pada mulanya dengan garis harga (garis
budget A dan B) konsumen dapat
A
membeli barang X sebesar OM dan
barang Y sebesar ON dengan titik
equilibrium Q, kemudian terjadi
perubahan dalam harga relatif sehingga
A1 Q Substitution effect garis harga berubah menjadi A1 dan B1
N barang X relatif menjadi lebih murah
dan barang Y relatif menjadi lebih
Q1 mahal, akibatnya konsumen harus
N1 IC mengatur pembelian yakni untuk barang
X pembelian menjadi OM1 dan untuk
barang Y menjadi ON1.
0 M M1 B B1 X
Dan equilibrium yang terjadi pada Q1 terletak pada IC yang sama, pergeseran equilibrium
dari Q ke Q1 disebut substitution effect.
Bila kedua titik equilibrium terletak pada IC yang sama berarti bahwa kenaikan pendapatan
riil yang disebabkan karena turunnya harga barang X, harga cukup untuk mengimbangi
turunnya pendapatan riil sebagai akibat dari naiknya harga barang y atau harga terdapat
compensation variation.
Jika pendapatan tetap, harga barang yang satu tetap dan yang lain berubah, dengan
berubahnya harga salah satu barang tersebut, maka pendapatan riil, dari konsumen juga
berubah sehingga disini terdapat income effect dan substitution effect. Pengaruh dari
perubahan ini disebut price effect.
Y Y
a A2 b
A
A1
P3
A P2
P3 IC3
P1 P2 IC3 P1 IC2
IC2 IC1
IC1
0 B B1 B2 X 0 B X
Kurva a ; pendapatan tetap, harga barang Y tetap, dan harga barang X berubah. Kurva b ;
pendapatan tetap, harga barang X tetap, sedangkan harga barang Y berubah.
Pada mulanya dengan garis harga A – B, titik equilibrium pada P1 yang terdapat pada IC1,
kemudian terjadi penurunan pada harga barang X, dengan pendapatan yang sama barang
X dapat dibeli sebesar OB1 dan equilibrium pada P2 dan pada IC2. Jika barang X turun lagi
maka jumlah barang X yang dapat dibeli akan berubah lagi menjadi OB2 dengan
equilibrium pada P3 dan pada IC3. Jika semua titik dihubungkan maka terdapatlah kurva
yang disebut price consumption curve (PCC) yang menunjukan price effect yaitu
perubahan dalam konsumsi, jika terdapat perubahan dalam pendapatan riil disebabkan
karena terjadinya perubahan harga dari salah satu barang. Price effect ini dapat juga
dilihat dari kombinasi antara substitution effect dengan income effect.
A2
A, A3
A1
P
P1 IC2
Q
IC1
0 M M B M B B B X
2 3 1 2 3
Efek substitusi selalu mempunyai hubungan berlawanan dengan perubahan harga, jika
harga suatu barang naik, permintaannya menurun dan sebaliknya. Tidak demikian dengan
efek pendapatan, ada dua kemungkinan yang terjadi akibat kenaikan pendapatan nyata
terhadap permintaan :
a. Kenaikan pendapatan nyata menaikan permintaan (efek pendapatan positif) barang
tersebut adalah barang normal.
b. Kenaikan pendapatan nyata menurunkan permintaan (efek pendapatan negatif) barang
tersebut adalah barang inferior dan barang giffen.
Barang inferior
Memberikan gambaran efek pendapatan dari pada barang inferior dimana kenaikan
pendapatan nominal justru menurunkan permintaan terhadap suatu barang atau jasa.
Kurva 5.14
Barang inferior
Y
A1 efek pendapatan
terhadap barang inferior
D
A Y = pendapatan, X = barang/jasa
IC2
IC1
C
0 X2 X1 B B1 X
Penjelasan ;
a. Pada saat pendapatan sebesar A – B jumlah barang yang diminta adalah OX1, tapi saat
pendapatan naik dari A – B ke A1 – B1 justru menurunkan permintaan permintaan
terhadap barang X dari OX1 ke OX2. Bagaimana bila harga barang turun, apakah
permintaan terhadap barang inferior bertambah atau sebaliknya. Permintaan terhadap
barang inferior naik bila harga turun selama efek substitusi lebih besar dari efek
pendapatan atau sebaliknya.
Barang giffen
Adalah barang yang apabila harganya naik permintaanya justru meningkat atau sebaliknya.
Kasus barang giffen ditentukan pertama kali oleh Robert Giffen ketika meneliti konsumsi
kentang di Irlandia. Kenaikan harga kentang justru meningkatkan permintaan kentang, artinya
barang giffen selain barang inferior juga mempunyai porsi besar dalam pengeluaran
konsumen.
Y
Kenaikan harga barang X meningkatkan permintaan
terhadap barang X dari OX1 ke OX2, dengan total efek
perubahan harga adalah X1X2. Sebenarnya kenaikan
B harga barang X menyebabkan harga relatif lebih
A IC1 murah dimana B3 lebih curam dibanding B1.
Seandainya konsumen harus menyesuaikan tingkat
keseimbangan ditingkat semula IC1 dia akan akan
mengurangi konsumsi X sebanyak X1X3 unit. Ini
C IC2
merupakan efek substitusi. Namun karena efek
pendapatan negatif lebih besar dari efek substitusi
menyebabkan permintaan terhadap barang X
0 X3 X1 X2 B3 B2 B1 X meningkat X1X2 unit.
Pembahasan soal
1. Kegiatan A merupakan kegiatan ekonomi yang memiliki fungsi total benefit (TB) dan
total cost (TC) sebagai berikut :
TB = 50A – 0,0125A2 kegiatan diukur dalam unit
TC = 40A + 0,0125A2 TB dan TC diukur dalam rupiah
Diminta :
a. Tentukan fungsi marginal benefit (MB) marginal cost (MC) dan net benefit (NB)
b. Tentukan tingkat optimum kegiatan A
c. Pada tingkat optimum kegiatan A berapa nilai : total benefit (TB), total cost (TC),
marginal benefit (MB), marginal cost (MC), dan net benefit (NB)
Jawab :
a. Fungsi dari :
b. Tingkat kegiatan A yang optimum memberikan nilai yang maksimum yang dapat
ditentukan dengan derivasi (turunan) terhadap fungsi NB atau menetapkan dimana
MB = MC.
Fungsi NB = 10A – 0,025A2 derivatif pertama A = 200
= 10 – 0,05A = 0 derivatif kedua A = -0,05 < 0
A = 10 / 0,05 tingkat optimum kegiatan A
A = 200 unit adalah 200 unit
= - 0,05
Menetapkan MB = MC
50 – 0,025A = 40 + 0,025A
0,025A + 0,025A = 50 – 40
0,05A = 10
A = 10 / 0,05
A = 200 unit
TB = 50A – 0,0125A2
= 50 (200) – 0,0125(200)2
= 9500
TC = 40A + 0,0125A2
= 40(200) + 0,0125(200)2
= 8500
MB = 50 – 0,025A
= 50 – 0,025 (200)
= 45
MC = 40 + 0,025A
= 40 + 0,025(200)
= 45
NB = 10A – 0,025A2
= 10(200) – 0,025(200)2
= 1000
Atau NB = TB - TC
= 9500 – 8500
= 1000
Jika Q = 5
Maka : TU = 100Q + 150Q2 – 2Q3
= 100 (5) + 150 (5)2 – 2(5)3
= 4000
MU = 100 + 300Q – 6Q2
= 100 + 300(5) – 6(5)2
= 1450
Adalah mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit barang yang dibeli sebagai
akibat perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya. Elastisitas permintaan ini dapat
dibedakan sebagai berikut :
P P
10
8 D
6
4
D
0 2 6 Q 0 2 4 Q
Dimana :
Ep = elastisitas harga
P = tingkat harga semula
Q = jumlah barang yang diminta semula
P = besarnya perubahan tingkat harga
Q = besarnya perubahan jumlag barang yang diminta
Angka elastisitas harga (Ep) bernilai negative, EP = -2 mempunyai arti bila harga barang
naik 1 % permintaan terhadap barang itu turun 2 % faktor lain cateris paribus, begitu
sebaliknya. Semakin besar nilai negatifnya semakin elastic permintaannya sebab
perubahan permintaan jauh lebih besar disbanding perubahan harga, angka EP dapat
disebut dalam nilai absolute Ep = 2 atau Ep = -2
Kurva 6.2
P
D
elastis
D sempurna
elastis
0 Q
Kurva 6.3
P
P E=0
D
In elastis
Sempurna E=∞
makin elastis
Ep = 1
0 Q 0 Q
Adalah mengukur tingkat elastisitas pada titik tertentu, konsep ini digunakan bila
perubahan harga yang terjadi sedemikian rupa sehingga mendekati nol.
Kurva 6.4
Kurva permintaan
20 F
18 E
14 C
12 B
10 A
0 10 20 30 40 50 Q
Misalkan ; elastisitas pada titik B (kurva diatas), pada P = 12 dan Q = 40 dengan fungsi
permintaan Qd = a + bP.
Dimana Qd = jumlah barang yang diminta sebagai fungsi dari P atau harga, untuk membuat
Qd = f {P} perlu diketahui dua titik seperti pada gambar diatas missal titik B dan titik C.
Titik B : P = 12, Qd = 40 40 = a + 12 b
Titik C : P = 14, Qd = 30 30 = a + 14 b -
10 = -2b
b = 10 / -2
b = -5
besarnya nilai b = -5 dimasukan dalam persamaan 40 = a + 12b
sehingga : 40 = a + 12 (-5)
40 = a – 60
40 + 60 = a maka nilai adalah a = 100
Dengan demikian fungsi permintaan Qd = 100 – 5P
Adalah mengukur tingkat elastisitas permintaan antara dua titik tertentu, yang
rumusnya sedikit berbeda dengan elastisitas titik, yaitu :
P P
20 F
18 E P1 C elastisitas titik
14 C elastisitas busur
12 B P2 B elastisitas titik
10 A D
0 10 20 30 40 50 Q 0 Q2 Q1 Q
= - 1,857
Eh > 1 : permintaan elastis, artinya konsumen responsif terhadap perubahan harga atau %
perubahan jumlah yang diminta lebih besar dari % perubahan harga.
Eh = 1 : unitary elastisitas % Q yang diminta sama dengan % P
Eh < 1 : unitary elasticity % perubahan Q yang diminta lebih kecil dibanding dengan %
perubahan P
Nilai Ec mencerminkan hubungan antara barang X dan barang Y. bila Ec > 0, barang
X merupakan substitusi Y. kenaikan harga menyebabkan harga relative X lebih murah,
sehingga permintaan terhadap barang X meningkat.
Misal :
Bila harga ikan naik, maka permintaan terhadap daging ayam meningkat (cateris paribus).
Nilai Ec < 0 menunjukan hubungan X dan Y adalah komplementer. X hanya bisa digunakan
bersama-sama Y. Penambahan atau pengurangan terhadap X, menyebabkan penambahan atau
pengurangan terhadap Y. Kenaikan harga Y menyebabkan permintaan terhadap Y menurun,
yang menyebabkan permintaan terhadap X ikut menurun. Seperti ; bila harga BBM naik, maka
diduga permintaan terhadap mobil akan berkurang.
Adalah mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu barang berubah, bila
pendapatan berubah satu persen.
Umumnya nilai Ei positif, karena kenaikan pendapatan (pendapatan nyata) akan meningkatkan
permintaan, makin besar nilai Ei, elastisitas pendapatan makin besar, bila :
Ei > 0 merupakan barang normal (normal goods)
Ei 0 s/d 1 barang kebutuhan pokok (essential goods)
Ei > 1 merupakan barang mewah (luxurius goods)
Ei < 0 merupakan barang inferior (inferior goods)
Permintaan akan suatu barang dapat menurun pada saat pendapatan nyata meningkat
yang dialami seseorang.
Misal :
Disaat si A berpendapatan Rp 1500.000 per bulan dia pergi ke Sumbar sekali dalam dua
minggu dengan travel, tapi disaat pendapatan si A menjadi Rp 5.000.000 per bulan dia ke
Sumbar sekali dalam dua minggu dengan pesawat.
Elastisitas penawaran adalah angka yang menunjukkan berapa persen jumlah barang
yang ditawarkan berubah, bila harga barang berubah satu persen. Elastisitas penawaran juga
dapat dikaitkan dengan faktor-faktor atau variabel-variabel lain yang dianggap
mempengaruhinya, seperti ; tingkat bunga, tingkat upah, harga bahan baku, dan harga barang
antara lainnya.
Es = atau
Secara grafis tingkat elastisitas penawaran terlihat dari slope kurva penawaran makin datar,
makin elastis penawaran suatu barang.
P
Es = 0
Es = 1
makin elastis
Es= ∞
0 Q
c. Jangka waktu
Jangka waktu juga dapat mempengaruhi besarnya elastisitas penawaran. Elastisitas yang
berhubungan dengan jangka waktu dibagi dua yaitu ; 1) elastisitas jangka pendek, 2)
elastisitas jangka panjang.
Elastisitas permintaan
- Elastisitas harga
Untuk barang- barang yang habis dipakai dalam waktu kurang dari setahun (non
durabel goods) elastis harga lebih besar dalam jangka panjang dibanding dalam jangka
pendek
a. Konsumen membutuhkan waktu untuk mengubah kebiasaan (seorang yang suka
minum kopi)
b. Permintaan suatu barang dipengaruhi oleh barang lain (kenaikan harga BBM, maka
seseorang segera melakukan penyesuaian dengan mengurangi jam pemakaian
kenderaan sehingga dalam jangka pendek elastisitas harga lebih besar).
Untuk barang yang masa pakainya lebih dari satu tahun (durable goods) dalam jangka
pendek lebih elastis dibading dalam jangka panjang. (missal ; bila harga naik 10 %
dalam jangka pendek permintaan terhadap mobil dapat turun sebesar 15%, tapi dalam
jangka panjang akan banyak terjadi penggantian (replace) dari mobil tersebut, dan
pembelian akan naik lagi, sehingga permintaan dalam jangka panjang akan kurang dari
15 %).
Kurva 6.7
Kurva permintaan dalam jangka pendek
Dan jangka panjang
P P
0 BBM 0 Mobil
- Elastisitas pendapatan
Elastisitas pendapatan berkaitan dengan selera dan kebiasaan seseorang, misalkan
seseorang yang mempunyai kebiasaan makan diwarung kakilima, harus melakukan
penyesuaian untuk bisa makan direstoran hotel. Atau bila pendapatan seseorang naik
20 % dari kondisi semula tidak lantas merubah kebiasaan makan diwarung kaki lima
untuk pindah makan direstoran yang terkenal (bagi barang non durabel).
Pembahasan soal.
1. Pada harga (P1) sebesar Rp 50, jumlah barang yang diminta (Q1) sebesar Rp 70
Pada harga (P2) sebesar Rp 70, jumlah barang yang diminta (Q2) sebesar Rp 40
Diminta :
a. Hitunglah elastisitas permintaan karena perubahan harga tersebut.
b. Apakah permintaan barang tersebut elastis atau in elastis, mengapa ?
c. Buatlah fungsi permintaan barang yang dimaksud.
d. Buatlah tabel permintaan dan kurva permintaan.
Jawab :
a. Elastisitas permintaan
P1 = 50 Q1 = 70 70 = a + 50b
P2 = 70 Q2 = 40 40 = a + 70b -
30 = -20b
b = 30/-20 b = -1,5
c. Fungsi permintaan
Qd = a + bP 70 = a + 50b
70 = a + 50 (-1,5)
70 = a – 75
70 + 75 = a
145 = a
Sehingga diketahui nilai a = 145, dan nilai b = -1,5
Maka : Qd = a + bP Qd = 145 – 1,5P
70
50
D
0 40 70 Q
Disaat Qd = 145 – 1,5P dimana P = 50
= 145 – 1,5 (50)
= 70
Jawab :
Elastisitas pendapatan
Ei = 0,5 ( 4/15)
= 0,13
Ei = 0,13 artinya apabila pendapatan naik sebesar 1 persen, maka jumlah yang diminta
(Qd) akan naik 0,13 persen.
Elastisitas silang
Ec = 2 ( 4/15)
= 0,53
Ec = 0,53 artinya apabila harga barang lain turun 1 persen maka Qd turun 0,53 persen atau
sebaliknya.
5. Pengertian.
Teori produksi atau teori perilaku produsen dengan teori perilaku konsumen memiliki
banyak analogi seperti :
a. Konsumen
- Mengalokasikan kas atau dananya untuk konsumsi
- Keseimbangan konsumen terjadi pada saat seluruh uangnya habis untuk konsumsi
- Dalam mengkonsumsi barang berlaku hukum pertambahan manfaat yang semakin
menurun (the law of diminishing marginal utility= LDMU).
- Berupaya mencapai kepuasan maksimum atau kegunaan total dari barang / jasa yang
dikonsumsi.
b. Produsen
- Mengalokasikan kas atau dananya untuk penggunaan faktor produksi atau yang akan
diproses menjadi output.
- Keseimbangan produsen tercapai pada saat seluruh anggaran habis terpakai untuk
membeli faktor produksi
- Dalam penggunaan faktor produksi berlaku pertambahan hasil yang semakin menurun
(the law of diminishing return = LDR)
- Memiliki pengetahuan yang lengkap (perfect knowledge) atas faktor produksi yang
dibelinya.
- Berupaya mencapai tingkat produksi maksimum
Jarang sekali bahkan tidak ada proses produksi yang hanya menggunakan satu faktor
produksi variabel. Pengertian produksi dengan satu faktor produksi variabel adalah pengertian
analisis jangka pendek, dimana ada faktor produksi yang tidak dapat diubah, ketika mencoba
memahami proses produksi dan alokasi faktor produksi oleh perusahaan, ekonom membagi
faktor produksi menjadi barang modal (capital) dan tenaga kerja (labour). Hubungan
matematis penggunaan faktor produksi yang menghasilkan output maksimum disebut ―fungsi
produksi‖, yang ditulis :
Q = f { K, L }
Dalam model produksi satu faktor produksi variabel, barang modal dianggap faktor
produksi tetap, keputusan produksi ditentukan berdasarkan alokasi efisiensi tenaga kerja.
Atau
Perusahaan dapat terus menambah tenaga kerja selama MP > 0, jika MP < 0
penambahan tenaga kerja justru mengurangi produksi total. Penurunan nilai MP merupakan
indikasi telah terjadinya hokum pertambahan hasil yang semakin menurun (the law of
diminishing return = LDR).
atau
AP akan maksimum bila turunan pertama fungsi AP adalah 0 (AP’ = 0), dengan penjelasan
matematis AP maksimum tercapai pada saat AP = MP, dan MP akan memotong AP pada
saat nilai AP maksimum.
Contoh :
Hasil tekstil dari alat tenun bukan mesin (ATBM) sebagai berikut :
Tabel 7.1.
TP, MP, dan AP
Dari tabel dapat dilihat, bahwa table produksi meningkat dari 5 sampai dengan 126
dengan tenaga kerja dari 1 sampai 7 orang. Setelah itu penambahan tenaga kerja justru
membuat produksi total menurun dari 120 menjadi 90 dengan tenaga kerja 8 sampai 10 orang.
Pada MP disaat TP dari 5 sampai 80, MP selalu meningkat tapi disaat TP dari 105 -126-90,
MP semakin menurun bahkan minus. Disini berlaku hokum pertambahan hasil yang semakin
menurun (the law of diminishing return).
Kurva 7.1
Hubungan total produksi, marginal produksi, dan rata-rata produksi
Total produksi
130
120
100 TP
80
60
40
20
AP
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 tenaga kerja
MP
-20
Dalam bagian ini kita melonggarkan asumsi adanya faktor produksi tetap. Baik barang
modal maupun tenaga kerja sekarang bersifat variabel yang harus diingat bahwa pelonggaran
asumsi ini masih tetap terlalu menyederhanakan persoalan. Sebab dalam kenyataan, faktor
produksi variabel yang digunakan dalam proses produksi lebih dari dua macam.
1) Alokasi faktor-faktor produksi lebih dari dua macam faktor produksi secara efisien akan
menggunakan model ekonometrika.
2) Alokasi faktor produksi dua macam faktor produksi cukup menggunakan penjelasan grafis
dan matematis sederhana, dengan kurva isoquant dan isocost.
Misal : kasus usaha tekstil tradisional berikut kita perlonggar asumsinya dengan menyatakan
bahwa mesin dapat ditambah.
Tabel. 7.2
Produksi total usaha tekstil
Dua faktor produksi variabel
Tenaga Kerja
Mesin
1 2 3 4 5
1 5 20 45 80 105
2 30 45 105 150 135
3 80 105 150 180 150
4 105 135 180 240 210
Penjelasan :
Dapat dilihat bahwa tingkat produksi 105 bal dapat dicapai dengan beberapa kombinasi faktor
produksi yaitu :
- 1 mesin dengan 5 tenaga kerja
- 2 mesin dengan 3 tenaga kerja
- 3 mesin dengan 2 tenaga kerja
- 4 mesin dengan 1 tenaga kerja
Sifat-sifat isokuan :
a. Turun miring kearah kanan
b. Cekung terhadap titik 0
c. Dua isokuan tidak berpotongan
d. Isokuan yang lebih tinggi menggambarkan output yang lebih tinggi
e. Susunan isokuan disebut isokuan map
f. Kemiringan isokuan menunjukan marginal rate of technical substitution (MRTS) atau
laju substitusi marginal secara tehnis yaitu kemiringan (slope) kurva isokuan.
Pada tabel berikut terlihat bahwa antara K (barang modal, mesin), dan L (labour,
tenaga kerja) dapat dikombinasikan untuk mendapatkan output yang sama, sebagai berikut :
Kapital OUTPUT ( Q )
(K)
6 10 24 31 36 40 18
5 12 28 36 40 18 40
4 12 28 36 18 40 36
3 10 23 18 36 36 33
2 7 18 28 30 30 28
1 3 8 12 14 14 12
1 2 3 4 5 6
Tenaga Kerja ( L )
Misalkan untuk Q = 12
Kombinasi antara K dan L yang mungkin adalah :
K = 5 dan L = 1 atau K = 4 dan L = 1 atau K = 1 dan L = 6
Q = 28
Kombinasi antar K dan L yang mungkin adalah :
K = 5 dan L = 2 atau K = 4 dan L = 2
K = 2 dan L = 3 atau K = 2 dan L = 6
Q = 18
Kombinasi antara K dan L yang mungkin adalah :
K = 2 dan L = 2, K = 3 dan L = 3, K = 4 dan L = 4, K = 5 dan L = 5
K = 6 dan L = 6
Berbagai kombinasi L dan K digambarkan pada suatu kurva yang disebut kurva
isokuan sebagai berikut :
5
B C
4 Q=3
Q = 28
2 D
Q = 12
1 A
0
1 2 3 4 5 6
Keterangan :
- Q = 12 dan Q = 28 merupakan kurva isokuan
- Titik A, B adalah titik yang terletak pada isokuan Q = 12 pada titik A kombinasi
antara K dan L adalah 3 K dan 3L
Kurva 7.3
Kurva Isokuan
Mesin
1
Isokuan = 105 bal
0 1 2 3 4 5 tenaga kerja
Asumsi isokuan :
a. Konveksitas (convexity)
Asumsi konveksitas analogi dengan asumsi pada pembahasan perilaku konsumen, yaitu
kurva indiferensi yang menurun dari kiri atas kekanan bawah (down ward sloping).
Produsen dapat melakukan berbagai kombinasi penggunaan dua macam faktor produksi
untuk menjaga agar tingkat peroduksi tetap.
Kesediaan produsen untuk mengorbankan faktor produksi yang satu demi menambah
penggunaan faktor produksi yang lain untuk menjaga tingkat produksi pada isokuan yang
sama disebut derajat tehnik substitusi faktor produksi (marginal rate of technical
substitution (MRTS).
Kurva 7.4
Kurva MRTS
Y = Barang modal
Isokuan
0 X= tenaga kerja
Jika produsen ingin mengubah kombinasi faktor produksi dari titik A ke titik B maka
tambahan output karena menambah 1 unit L adalah sama dengan produksi marginal L (MPL)
dikali dengan perubahan L atau (MPL . L). Pengurangan output karena pengurangan faktor
produksi K adalah sama dengan produksi marginal K (MPK) dikali perubahan K atau (MPK .
K). karena bergerak pada isokuan yang sama, maka pertambahan output sama dengan nol
(MPL . L + MPK . K = 0 )
(MPL . L) + (MPK . K) = 0
MPL . L = MPK . K
A
C Q3
B M2 B Q2
M1 A Q1
C
Q1 Q2 Q3
Kurva (a); MRTS konstan bila kedua faktor produksi bersifat substitusi sempurna (perfect
substitution)
Kurva (b); MRTS adalah nol bila kedua faktor produksi mempunyai hubungan proporsional
tetap (fixed proportion production function).
c. Hukum pertambahan hasil yang semakin menurun (the law of diminishing return)
d. Daerah produksi yang ekonomis (relevance range of production)
2). Perubahan output karena perubahan skala penggunaan produksi (return to scale).
Adalah konsep yang ingin menjelaskan seberapa besar output berubah bila jumlah
faktor produksi dilipatgandakan (doubling).
a. Skala hasil menaik (increasing return to scale = IRS)
Jika penambahan faktor produksi sebanyak 1 unit menyebabkan output meningkat lebih
dari satu unit, fungsi produksi memiliki karakter skala hasil menaik.
b. Skala hasil konstan (constant return to scale = CRS)
Jika pelipat gandaan faktor produksi menambah output sebanyak dua kali lipat juga, fungsi
produksi memiliki karakter skala hasil konstan.
c. Jika penambahan satu unit faktor produksi menyebabkan output bertambah kurang dari satu
unit, fungsi produksi memiliki karakter skala hasil menurun (decreasing return to scale =
DRS).
0 L1 L2 L3 Tenaga Kerja
Kurva 7.7
Kurva CRS
Mesin bila mesin dan tenaga kerja dinaikan
dari K1 ke K2 atau L1 ke L2 maka Q
D naik konstan
C Q90
K3
K2 B Q80
A Q70
K1
Q60
0 L1 L2 L3 Tenaga Kerja
Kurva 7.8
Kurva DRS
Mesin bila mesin dan tenaga kerja dinaikan
dari K1 ke K2 atau L1 ke L2 maka Q
D meningkat kurang dari satu
C Q75
K3
K2 B Q85
A Q95
K1
Q100
0 L1 L2 L3 Tenaga Kerja
I = rK + wL
Sudut kemiringan kurva isocost adalah rasio harga kedua faktor produksi, jika terjadi
perubahan harga faktor produksi, kurva I berotasi. Jika yang berubah adalah kemampuan
anggaran, kurva isocost bergeser sejajar
Kurva 7.9
Kurva Isocost
Mesin Mesin
(a) (b)
I1 I2 I3 I1 I2 I3
0 Naker 0 Naker
Kurva (a) ; jika terjadi perubahan harga faktor produksi, kurva I berotasi, kurva (b) ; jika yang
berubah adalah kemampuan anggaran, maka kurva isocost bergeser sejajar.
8. Perkembangan tehnologi
Q90 ( periode I)
Perubahan-perubahan itu dapat dilihat dari angka MRTS yang tercermin dari
perubahan sudut kemiringan isokuan.
Kurva 7.11
Tipe kemajuan tehnologi
porsi penggunaan barang modal porsi penggunaan barang modal porsi penggunaan tenaga kerja
(mesin) makin besar (mesin) tetap makin besar
Tehnologi harus melewati tiga tahap sebelum dapat mempengaruhi efisiensi, yaitu :
a. Penemuan (invention), riset-riset ilmu pengetahuan bertujuan menemukan tehnologi-
tehnologi baru untuk proses produksi.
b. Hasil penemuan tidak ada artinya bila para produsen tidak berani mengaplikasikannya
dengan melakukan inovasi (innovation), keberhasilan inovasi akan mengundang makin
banyak pengusaha yang mau melakukannya.
c. Penerapan aplikasi dan inovasi terjadilah penyebaran inovasi (spread of innovation)
yang menyebabkan tingkat penerimaan terhadap inovasi (adopting innovation)
mendekati 100 %.
% penerimaan inovasi
oleh perusahaan
0 Waktu
Pembahasan soal :
1. Sebuah perusahaan mebel berproduksi dalam jangka pendek dengan jumlah peralatan
(mesin) tetap. Manajer perusahaan mengamati, bila jumlah tenaga kerja ditingkatkan
secara bertahap dari 1 sampai 7 orang, jumlah output yang dihasilkan adalah ; 10, 17, 22,
25, 26, 25, 23.
a. Hitunglah produksi rata-rata dan produksi marginal
b. Apakah perusahaan mebel ini mengalami hukum pertambahan hasil semakin menurun
(the law diminishin return) ?.
c. Jika ya, jelaskan faktor penyebabnya
d. Gambarkan kurva Total Product (TP), Marginal Product (MP), Average Product (AP).
Jawab :
a) Rata-rata produksi dan produksi marginal.
b) Jika dilihat dari perubahan nilai produksi marginal yang terus menurun bahkan
mencapai negatif pada saat penggunaan tenaga kerja 6 orang, dapat disimpulkan
dalam proses produksi perusahaan berlangsung hukum pertambahan hasil yang makin
menurun, akibat hukum ini, produksi rata-rata juga menurun.
c) Penyebab berlangsungnya hukum LDR adalah adanya faktor produksi tetap, yaitu
peralatan (mesin). Penambahan tenaga kerja pada akhirnya menyebabkan inefisiensi,
karena rasio antara mesin dan tenaga kerja tidak ideal lagi.
d) Kurva TP, MP, AP
30
25 TP
20
15
10
5 AP
0 1 2 3 4 5 6 7 Naker
MP
2. Sebuah perekonomian memiliki angkatan kerja sebanyak 10 juta jiwa. Besarnya output
perekonomian (produk domestic bruto = PDB) ditentukan oleh jumlah angkatan kerja
yang memperoleh kesempatan kerja ; X = 15L2 – L3, dimana X adalah PDB dalam triliun
rupiah dan L adalah jumlah tenaga kerja yang bekerja (kesempatan kerja, dalam juta
jiwa). Dalam kampanye Pemilu, seorang pimpinan partai menjanjikan program
ketenagakerjaan yang dapat mencapai tiga tujuan sekaligus :
a. Kemakmuran bersama mencapai tingkat tertinggi (PDB maksimum)
b. Produktivitas tenaga kerja maksimum (APL maksimum)
c. Upah tenaga kerja diukur dari produksi marginal juga maksimum (MPL maksimum).
Bagaimana pendapat anda.
Jawab :
a. Jika tuntutan produktivitas yang menjadi tujuan, maka kesempatan kerja ditutup pada
saat APL (produktivitas rata-rata tenaga kerja) maksimum.
X = 15L2 – L3
( )
=
( }
=
= 30L – 3L2 = 0
= (30 – 3L)L = 0
L1 = 0
L2 = 10 (setelah dicek dengan matematis X/L2 < 0),
Jadi, jika tujuan yang ingin dicapai adalah kemakmuran, kesempatan kerja terbuka
untuk 10 juta orang. Dengan demikian tidak ada angkatan kerja yang menganggur.
Tetapi produktivitas bukan yang tertinggi, dimana APL pada saat itu hanya Rp 50 juta
pertahun.
c. Jika tujuannya adalah kesejahteraan individu, dimana upah per tenaga kerja
maksimum, kesempatan kerja ditutup pada saat ;
Upah per tenaga kerja maksimum tercapai bila kesempatan kerja tersedia untuk 5 juta
jita, yang berarti ada pengangguran sebanyak 5 juta jiwa (50%). Hasil perhitungan-
perhitungan diatas dapat dibandingkan dalam bentuk tabel dibawah ini ;
Ternyata ketiga tujuan yang disampaikan pimpinan partai tersebut tidak dapat tercapai
sekaligus. Antara satu tujuan dengan tujuan yang lain, saling mengorbankan (trade
off). Secara ekonomi, janji pimpinan partai tersebut kurang dapat dipertanggung
jawabkan.
1. Pengertian
Produksi berbicara tentang nilai fisik penggunaan faktor produksi, sedangkan biaya
mengukurnya dengan nilai uang. Sesuatu yang efisien secara tehnis belum tentu secara
financial dan ekonomi menguntungkan. Dalam pembahasan ini asumsi-asumsi yang
digunakan adalah :
a. Perusahaan bergerak dipasar persaingan sempurna. Harga output ditentukan oleh pasar dan
berapapun yang diproduksi akan terjual habis. Perusahaan tidak perlu merencanakan
strategi penjualan, yang harus dipikirkan adalah menentukan tingkat output agar biaya
produksi perunit dapat diminimumkan.
b. Faktor produksi atau input yang digunakan adalah barang modal dan tenaga kerja. Dalam
jangka pendek hanya tenaga kerja yang bersifat variabel.
2. Konsep Biaya
Telah diuraikan bahwa pengertian biaya dalam ilmu ekonomi adalah biaya
kesempatan, konsep ini tetap dipakai dalam analisis teori biaya produksi, berkaitan dengan
konsep tersebut, dikenal dengan biaya eksplisit (explicit cost) dan biaya implisit (implicit
cost).
Biaya eksplisit adalah biaya-biaya yang secara eksplisit terlihat, terutama melalui
laporan keuangan ( biaya listrik, telepon, air, upah buruh, atau gaji karyawan). Dan biaya
implisit adalah biaya-biaya kesempatan (opportunity cost).
Biaya-biaya dalam proses produksi berlangsung dapat dikelompokan dalam tiga jenis
biaya yang dikeluarkan yaitu :
a. Biaya total (total cost = TC)
Adalah total dari biaya tetap ditambah dengan total biaya variabel.
b. Biaya tetap (total fixed cost = TFC)
Adalah biaya yang dikeluarkan besarnya tidak tergantung pada jumlah produksi (output,
kuantitas/jumlah = Q ) yang dihasilkan (seperti ; biaya barang modal, gaji pegawai, bunga
pinjaman, sewa, listrik, air, telepon), atau pada kondisi ini terjadi Q = 0 dan FC = 1.
c. Biaya variabel (total variable cost = TVC)
Adalah biaya yang besarnya tergantung pada tingkat produksi (seperti ; biaya bahan baku,
upah tenaga kerja langsung.
Maka ketiga biaya ini dalam formula dapat ditulis :
TC = TFC + TVC
Kurva ongkos (biaya) adalah kurva yang menunjukan hubungan antara jumlah ongkos
produksi yang dikeluarkan produsen (vertical) dan tingkat output yang dihasilkan
(horizontal)
Cost
TC
VC
TC
FC
FC VC
0 Q
4. Penerimaan (revenue).
Adalah penerimaan produsen atau perusahaan dari hasil penjualannya outputnya dalam
periode tertentu. Ada beberapa konsep penerimaan yang penting untuk dianalisa perilaku
produsen.
a. Total revenue (TR)
Adalah penerimaan total dari hasil penjualan atau output perusahaan dalam periode
tertentu, dan ditulis : TR = Q x PQ ( dimana Q adalah unit yang diproduksi, dan PQ adalah
harga jual per unit)
b. Average revenue (AR)
Adalah penerimaan perunit output yang dijual, dan ditulis :
TC TR
TC
y
TR
N
A
M
0 M Q
Dari kurva dapat diketahui bahwa keuntungan perusahaan adalah selisih antara TR dikurang
TC yang merupakan sebagai jarak vertikal antara kedua kurva tersebut. Dengan demikian
keuntungan maksimum adalah jarak terjauh dari total revenue (TR) dikurang total cost (TC)
tersebut sebesar AB dengan jumlah produksi sebesar OM dan total revenue sebesar MA
sedang TC = MB.
Jarak tertinggi ini terdapat pada kemiringan (slope) dari kedua kurva tersebut adalah sama.
Slope dari kurva TR menunjukan penerimaan marginal revenue pada tingkat produksi dan
slope dari TC adalah menunjukan biaya marginal dari produksi tersebut. Pada tingkat produksi
OM garis singgung xy sejajar dengan garis singgung MN yang berarti slope dari kurva
tersebut adalah sama sehingga dalam hal ini MR sama dengan MC.
Seperti yang telah diuraikan diatas marginal cost adalah tambahan biaya produksi
untuk unit terakhir dari hasil produksi perusahaan. Dalam hal biaya ini kita dapat melihat dan
menghitung mengenai biaya rata-rata (average) atau AC, MC, TC, dimana TC = FC + VC,
semakin besar jumlah produksi maka besar pula jumlah VC sedang FC adalah tetap, walaupun
berapa jumlah produksi yang akan dihasilkan.
Untuk lebih jelasnya gambar berikut ini memperkirakan dan memperlihatkan adanya
hubungan antara AC dengan MC dimana keduanya sama mempunyai kurva yang berbentuk U
yang artinya mula-mula menurun kemudian naik kembali.
AC
P Q
M N
0 Q Q
Jika AC mulai naik maka MC lebih tinggi dari AC sehingga dari hubungan ini terlihat
bahwa MC selalu memotong AC pada titik terendah. Maksimum profit akan diperoleh pada
titik potong MC dan AC tersebut dimana total revenue kurang TC adalah sisa maksimum yang
tergambar QP dan MN. Sebaliknya jika MR lebih kecil dari MC akan terjadi kerugian, bila
harga pasar dari suatu produksi lebih kecil dari AC maka perusahaan juga akan menderita
rugi. Dalam jangka panjang setiap perusahaan akan berupaya agar kerugian yang dideritanya
adalah seminimum mungkin, sedang dalam jangka pendek sebaliknya dilakukan pembatasan
hasil produksi atau output sedemikian rupa sampai TR berada diatas total variabel cost (TVC).
Sebuah perusahaan ―XYZ‖ memberikan data-data ; naker, unit produksi, biaya tetap, dan
biaya variabel.
Berdasarkan data pada tabel diatas, hitunglah ; TC, AFC, AVC, ATC, MC
MC = MC =
TC = AFC = AVC = ATC =
Naker Q TFC TVC
TFC+TVC TFC /Q TVC / Q TC/Q
Profit atau laba adalah kompensasi atas resiko yang ditanggung oleh perusahaan,
makin besar resiko, laba yang diperoleh harus semakin besar. Laba atau keuntungan adalah
nilai penerimaan total perusahaan dikurangi biaya total yang dikeluarkan oleh perusahaan,
yang dapat dinotasikan sebagai berikut :
= TR - TC
Dimana : adalah laba atau keuntungan, TR = total revenue (total penerimaan), TC = total
cost (total biaya)
TR = P x Q TC = TFC + TVC
Dimana ; P adalah harga perunit, Q adalah jumlah unit yang diproduksi atau output yang
diproduksi, TFC = total fixed cost adalah total biaya tetap, TVC = total variable cost adalah
total biaya variabel.
TR = TC Atau =0
Rp
TR = P.Q
TC = FC + VC
Tr =TC BEP
VC = V.Q
FC
0 Q* Q
*
Q jumlah unit yang harus diproduksi atau dijual untuk mencapai titik impas. Cara
menghitungnya adalah Q dapat diturunkan dari persamaan :
Soal :
Si A melihat pasar potensial terhadap jajanan anak murid SD yang menimbulkan
permintaan potensial jajanan anak sebanyak 1000 orang perhari. Untuk mewujudkan
impiannya si A terjun dalam bisnis pembuatan coklat jajanan anak dengan membeli alat-
alat produksi dan mesin cetak seharga Rp 5 juta, biaya produksi perunit Rp 250, dan harga
jugal perunit Rp 500 untuk mencapai titik impas berapa yang harus diproduksi ?
Jawab :
Q = jumlah unit yang harus diproduksi, F = Rp 5000.000, P = Rp 500, V = Rp 250
= MR – MC =0
MR = MC laba maksimum atau kerugian minimum
Dengan demikian perusahaan akan memperoleh laba maksimum atau kerugian minimum
bila berproduksi pada tingkat output dimana MR = MC
Rp
TC
b1 c1
a1
TR
c2
a2
b2
0 Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q
Di pembahasan teori biaya produksi, kita telah mengkontruksi kurva biaya total (total cost
=TC) yang bentuk kurvanya seperti huruf S terbalik, kurva pendapatan total diperoleh dari
kurva TP dikali P dan kurva TP berbentuk S, karena kurva TR = TP x P, maka kurva TR
juga berbentuk huruf S, kurva TR – kurva TC = kurva laba. Tingkat output yang
memberikan laba adalah interval Q1 s/d Q5, jika output dibawah Q1 perusahaan rugi karena
TR < TC begitu juga bila melebihi Q5.
Interval Q1 – Q5 dalam pembahasan teori produksi disebut daerah produksi ekonomis.
Perusahaan akan mencapai laba maksimum disalah satu titik antara Q1 – Q5. Pada grafik
laba maksimum () pada saat output sebesar Q3, secara matematis laba maksimum berada
pada MR = MC. Pada grafik dapat dilihat dua garis singgung b1 dan b2, garis singgung b1
turunan pertama fungsi TR = MR. Garis singgung b2 turunan pertama fungsi TC = MC.
Garis singgung b1 sejajar garis singgung b2 artinya MR = MC.
Penjelasan secara verbal ;
Apakah benar perusahaan akan mencapai laba maksimal pada Q3 ? untuk menjawabnya
harus dilihat pergerakan kurva laba sepanjang interval Q1 – Q5. Pergerakan tersebut dapat
dibagi dalam sub interval ; Q1 - Q3, Q3, Q3 – Q5.
Pembahasan soal.
Jawab.
a. Tabulasi.
Q = 100 – 2P atau P = 50 - ½Q
TR = P. Q
= ( 50 - ½Q). Q
= 50Q - ½Q2
Maka : MR ;
50
30
MR = TC
25
10 MC=AC =10
MR =50 -Q
Q = 100 – 2P
0 20 40 50 80 100 Q
2. Sebuah perusahaan yang beroperasi dalam pasar persaingan memiliki struktur biaya
sebagai berikut :
- Biaya marginal MC = 3 + 2Q
- Biaya variabel rata-rata AVC = 3 + Q
- Biaya tetap F=3
Jika harga jual dipasar adalah Rp 9 perunit, maka :
a. Hitunglah jumlah output agar perusahaan mencapai kondisi keseimbangan.
b. Pada tingkat keseimbangan tersebut diatas apakah perusahaan menikmati laba ?
Jawab :
Jumlah output yang diproduksi
MC = 3 + 2Q Q = ½MC - 1½
Keseimbangan tercapai bila MC = P = 9
Q = ½(9) - 1½
= 3 unit
Jadi jumlah output yang harus diproduksi adalah sebanyak 3 unit.
Laba yang diperoleh
VC = AVC . Q TC = FC + VC
= (3 + Q) Q = 3 + 3Q + Q2
2
= 3Q + Q
Jika output adalah 3 unit, maka :
TC = 3 + 3Q + Q2 TR = P . Q
2
= 3 + 3(3) + 3 =9x3
= 21 = 27
= TR - TC
= 27 – 21
= Rp 6
Jadi perusahaan memperoleh laba maksimum sebesar Rp 6
Jumlah output yang diproduksi perusahaan agar mencapai laba maksimal adalah pada
saat MR = MC. Ekstrim pertama, perusahaan berada dalam pasar persaingan sempurna
(perfect competition), dimana jumlah perusahaan begitu banyak dan kemampuan setiap
perusahaan sangat kecil untuk mempengaruhi harga pasar. Ekstrim kedua adalah perusahaan
hanya satu – satunya produsen (monopoli).
Kondisi ekstrim tersebut jarang sekali terjadi, umumnya dua kondisisi peralihan antara
ekstrim persaingan sempurna dan monopoli. Kondisi pertama adalah perusahaan bersaing,
tetapi masing – masing mempunyai daya monopoli (terbatas), disebut persaingan monopolistic
(monopolistic competition). Kedua adalah dalam pasar hanya ada beberapa produsen yang jika
bekerja sama mampu menghasilkan daya monopoli dikenal sebagai oligopoli (oligopoly).
1. Karakteristik Pasar Persaingan Sempurna.
Beberapa karakteristik agar sebuh pasar dapat dikatakn persaingan sempurna:
a) Semua perusahaan memproduksi barang yang homogen (homogeneous product)
b) Produsen dan konsumen memiliki pengetahuan / informasi sempurna (perfect
knowledge)
c) Output sebuah perusahaan relative kecil dibanding output pasar (small relatively
output)
d) Perusahaan menerima harga yang ditentukan pasar (price taker)
e) Semua perusahaan bebas masuk dan keluar pasar (free entry and exit)
a. Homogenitas Produk (Homogeneous Product)
Produk yang mampu memberikan kepuasan (utilitas) kepada konsumen tanpa perlu
mengetahui siapa produsennya.
b. Pengetahuan Sempurna (Perfect Knowledge)
Para pelaku ekonomi (konsumen dan produsen) memiliki pengetahuan sempurna
tentang harga produk dan input yang dijual.
c. Output Perusahaan Relatif Kecil (Small RelativelOutput)
Perusahaan dalam industri (pasar) dianggap berproduksi efisien (biaya rata – rata
terendah), kendati pun demikian jumlah output setiap perusahaan secara individu
dianggap relative kecil dibanding jumlah output seluruh perusahaan dalam industri.
d. Perusahaan Menerima Harga Yang Ditentukan Pasar (Price Taker) Perusahaan
menjual produknya dengan berpatokan pada harga yangditetapkan pasar (price
taker). Secara individu perusahaan tidak mampu mempengaruhi harga pasar.
e. Keleluasaan Masuk – Keluar Pasar (Free Entry and Exit)
Dalam pasar persaingan sempurna faktor produksi mobilitasnya tidak terbatas dan
tidak ada biaya yang harus dikeluarkan untuk memindahkan faktor produksi.
Kurva 10.1
Kurva permintaan industri dan perusahaan
(pakaian anak-anak) dalam pasar persaingan sempurna
Rp Rp
P P D perusahaan
D industri
0 Q* Jumlah 0 Jumlah
(a) Industri (b) Perusahaan
b. Penerimaan
Kurva 10.2.a Kurva permintaan (D) sama dengan kurva penerimaan rata – rata (AR)
sama dengan kurva penerimaan marjinal (MR) dan sama dengan harga (P)
Kurva 10.2.b Kurva penerimaaan total berbentuk garis lurus dengan sudut kemiringan
positif, bergerak mulai dari titik (0,0).
Kurva 10.2
Kurva Penerimaan TR, AR, MR
Dalam pasar persaingan sempurna
Rp Rp
(a) (b)
TR= P.Q
P D=AR=MR=P
0 Q 0 Q
a. Perusahaan sebaiknya hanya berproduksi, paling tidak, bila biaya variable (VC) adalah
sama dengan penerimaaan total (TR), atau biaya variabel rata – rata (AVC) sama dengan
harga.
b. Perusahaan memproduksi pada saat MR = MC agar perusahaan memperoleh laba
maksimum atau dalam kondisi buruk kerugiannya minimum (minimum loss).
Diagram 10.3 menunjukkan bahwa kondisi MR = MC (titik E) tercapai pada saat output
sejumlah Q*.
Rp MC Rp
MC
P E D=AR=MR=P AC
Laba AC P
A B D=AR=MR=P
0 Q1 Q* Q2 Q 0 Q* Q
MR > MC MR < MC
MR=MC
Kurva 10.4 Kondisi impas terjadi bila biaya rata – rata sama dengan harga, dimana laba per
unit sama dengan nol. Kurva 10.5 Menunjukkan bahwa pada saat MR = MC perusahaan
mengalami kerugian sebesar BE per unit. Sehingga kerugian total adalah seluas bidang
PAEB. Kerugian ini adalah kerugian minimum.
Kurva 10.5 Keseimbangan jangka pendek, Perusahaan dalam kondisi rugi minimum.
Rp
D MC
K
E AC
A Rugi
P C B D=AR=MR=P
0
Q1 Q* Q2 Q3 Q
a. Perusahaan harus bekerja sebaik mungkin (doing as well aspossible) agar perusahaan
mencapai keadaan yang paling optimal.
b. Tidak mengalami kerugian (not suffering loss) agar dapat mengaanti barang modal
yang digunakan dalam produksi.
c. Tidak ada insentif bagi perusahaan untuk masuk – keluar karena laba nol (zero profit),
yaitu tingkat laba yang memberikan tingkat pengembalian yang sama.
d. Perusahaan tidak dapat menambah laba lagi pada saat SAC = LAC.
Kurva 10.6.a Menunjukkan keseimbangan industri jangka panjang terjadi di titik E di mana
tingkat harga P0 dan jumlah output Q0.
Kurva 10.6.b Jika ada perusahaan yang masuk, akan terjadi penambahan penawaran.
Perhatikan kurva SMC, LMC, SAC dan LMC berpotongan di satu titik, yaitu titik E.
Kurva 10.6 Keseimbangan jangka panjang perusahaan dalam pasar persaingan sempurna.
Rp Rp
(a) (b)
S2
SMC LMC
P2 So SAC LAC
E0 S1
P0 P2 D=AR=MR=P
P1 E1
Do
0 Q2 Qo Q1 Q 0 Q* Q
Rp (a) Rp (a)
MC S
P4 D4=AR4=MR4 = P4
P3 D3=AR3=MR3 = P3
P2 D2=AR2=MR2 = P2
AVC
P1 D1=AR1=MR1 = P1
P0
0 Q Q Q Q Q Q 0 Q Q Q Q Q
0 1 2 3 4 1 2 3 4
Kurva 10.8. Kurva Penawaran jangka panjang industri skala biaya konstan
Rp (a) Rp (b)
SMC S1
LMC S2
P2 P2
LAC
P1 P1 LS
D1 D2
0 Q1 Q2 Q 0 Q
SMC SMC S1
LMC LMC S2
LS
P2 P2
LAC P3 LAC P3
P1 P1
D2
D1
0 Q1 Q2 Q 0 Q3 Q 0 Q1 Q2 Q
D2
D1
0 Q1 Q2 Q 0 Q3 Q 0 Q1 Q
1. Sebuah perusahaan jam beroperasi dalam pasar persaingan sempurna. Biaya produksi
dinyatakan sebagai C = 100 + 2Q, dimana C adalah biaya. Biaya tetap (FC) Adalah 100.
jika harga jual jam per unit adalah 60: Berapa jumlah jam yang harus diproduksi untuk
mencapai laba maksimal? Berapa besar laba maksimal?
Jawab
Dalam pasar persaingan sempurna, produsen adalah penerima harga (price taker)
Karena itu fungsi penerimaan total TR = P x Q = 60Q
2. Di dalam sebuah pasar output berstuktur persaingan sempurna, jumlah perusahaan adalah
1.000. Dalam jangka pendek setiap perusahaan memiliki kurva penawaran Qs = -200 +
50P, dimana Qs adalah output tiap perusahaan; P adalah harga. Permintaan pasar:
Q = 160.000 – 10.000P
a. Hitung harga keseimbangan pasar jangka pendek
b. Gambarkan kurva permintaan yang dihadapi perusahaan dan tingkat keseimbangan.
c. Jelaskan bila ada perusahaan yang memutuskan untuk memproduksi lebih sedikit atau
lebih banyak dari output tingkat keseimbangan.
Jawab
a) Penawaran Total : Qs = (-200 + 50P) x 1.000
= -200.000 + 50.000P
Keseimbangan pasar
Qs = Qd
-200.000 + 50.000P = 160.000 – 10.000P
60.000P = 360.000
P = 6
Q = 160.000 – 10.000P
= 160.000 – 10.000(6)
= 100.000 unit
Harga keseimbangan pasar adalah 6/ unit, dengan total output 100.000 unit
Karena jumlah perusahaan 1.000 maka setiap perusahaan mencapai keseimbangan bila
memproduksi 100 unit (100.000/1.000 unit). Juga karena perusahaan beroperasi dalam
pasar persaingan sempurna, maka:
Rp Rp
10
QS = -200.000 + 50.000P
8
QS = -200 + 50P
6 E (titik keseimbangan industry) 6 D=AR=MR= P
Laba Maksimum
4
Permintaan.
Permintaan terhadap output perusahaan (firm’s demand) merupakan permintaan industri.
Posisi perusahaan monopolis adalah penentu harga (price taker).
Penerimaan.
Kurva 11.1 Penerimaan marjinal perusahaan monopoli lebih kecil dari harga jual (MR < P).
Kurva 11.1
Kurva MR dalam perusahaan monopoli
Rp (a) Rp (b)
Penambahan TR
Karena penurunan
P1 harga
A
P2 Penurunan TR
Karena Penurunan harga
P3
B
P4 Permintaan industry =
Permintaan perusahaan MR D
D
0 Q1 Q2 Q3 Q4 Q 0 Q
Rp
EP > 1
EP=1
EP < 1
MR
D
0 Q* Q
Rp
TR
0 Q* Q
Kurva 11.3 laba maksimum tercapai pada output Q* di mana MR = MC. Besarnya
laba seluas bidang AP*BC.
P* B MC
AC
A C
MR D
0 Q1 Q* Q2 Q
MR > MC MR < MC
MR = MC
Tidak mempunyai masalah besar dengan keseimbangan jangka panjang. Kurva 11.4.a
menunjukkan perusahaan monopolis yang mengalami kerugian dalam jangka pendek. Namun
karena biaya rata – rata variable masih lebih besar dari harga (AVC > P) untuk sementara
perusahaan masih dapat beroperasi. Kurva 11.4.b ditunjukkan dengan menurunnya kurva
AC(AC1 --- AC2). Karena sekarang biaya rata – rata lebih kecil dari pada harga (AC < P),
perusahaan sudah dapat menikmati laba. Kurva 11.4.c peningkatan permintaan (D1 – D2)
menyebabkan P > AC yang artinya perusahaan memperoleh laba.
Kurva 11.4
Beberapa alternative langkah perbaikan
Bila perusahaan monopoli mengalami kerugian
Rp Rp Rp
kerugian jangka pendek laba super normal laba super normal
MC
AC MC ACo MC
AC
P* AVC P* AC1
D awal
D setelah
pemasangan
iklan
MR D MR D MR
0 Q* Q 0 Q* Q 0 Q* Q
(a) (b) (c)
5. Daya Monopoli
Perusahaan ini mempunyai kurva biaya rata – rata (AC) jangka panjang yang menurun
(negative slope) kurva 11.5 menunjukkan hal tersebut, di mana titik perpotongan kurva
MC dengan MR (titik A) jauh di bawah harga jual (titik B).
MC
A
MR D
0 Q* Q
Adalah kebijakan menjual output yang sama dengan harga berbeda – beda. Tujuannya
adalah menambah laba perusahaan melalaui eksploitasi surplus konsumen. Ada beberapa
syarat agar diskriminasi harga (berdasarkan elastisistas permintaan), dapat berhasil :
a. Perusahaan harus memiliki daya monopoli
b. Pasar dapat dibagi beberapa (minimal dua kelompok) yang elastisitas permintaannya
berbeda.
c. Pembagian pasar harus efektif.
d. MR di tiap pasar adalah sama agar diskriminasi harga menghasilkan laba maksimum.
Kurva 11.6.c menunjukkan sebuah perusahaan monopolis memiliki permintaan
digambarkan oleh kurva Dt. Jika perusahaan tidak melakukan diskriminasi harga,
keseimbangan tercapai pada saat jumlah output Qt dan harga Pt. Laba maksimum (t) yang
diperoleh seluas bidang segi empat APtBC.
Kurva 11.6.a dan 11.6.b dimana permintaan kelompok A (Da) lebih inelastis dari
permintaan B (Db).
Kurva 11.6 diskriminasi harga oleh perusahaan monopoli
Rp Rp Rp
Pb
MC
Ra F Pt B
L AC
E G
MRb=MC
MRa = MC H A C
Dt = Da + Db
Da Db
Rp
MC
Pm A
Dead weight loss
C B
Pk
MR D
0 Qm Qk Q
Pn B
MC
Pj B
ACn
A C
D
Pt
Cj
C ACj
CS=Pm Pm
MC
0 Qj MR QS Qt Q 0 Qt Qn MR Q
MC AC
Pm
D
MR
0 Qm Qp Q
Kurva 11.10 Dilema pengaturan monopoli semakin terasa jika perusahaan adalah
monopolis alamiah. Sampai batas Qm, harga ditetapkan sebesar Pm, perusahaan menikmati
laba super normal seluas daerah segi empat PpPmEF.
Kurva 11.10
Kebijakan pengaturan harga terhadap perusahaan monopoli alamiah
Rp
Pm E
Pc F A
AC
Pp G B
MC
MR D
0 Qm Qp Q
P2 MC2
P1 Pajak T / unit
MC1 AC2
AC1
MR D
0 Q2 Q1 Q
Kurva 11.12 menunjukkan pengenaan pajak T per unit mengeser kurva MC ke atas (MC1
ke MC2), output berkurang dari Q1 ke Q2.
P2
P1 Pajak : T/unit
MC2
MC1
MR D
0 Q2 Q1 Q
Jawab:
a) Kurva penerimaan rata – rata perusahaan sama dengan
kurva permintaan perusahaan
Kurva penerimaan marjinal (MR):
Biaya Marjinal :
Jika biaya rata – rata: AC = 4; maka TC = (AC).Q = 4Q
Dengan demikian
b) Laba maksimum tercapai bila MR = MC,
10 – Q = 4
Q* = 6
Jumlah output = 6 unit
Jika jumlah output 6, maka:
6 = 20 – 2P
P=7
Harga jual adalah 7 per unit
Besarnya laba maksimum: Q(P – AC) = 6(7 – 4) = 18
c) Jika perusahaan beroperasi dalam pasar persaingan sempurna, laba maksimum tercapai
bila D = AR = MC, atau
10 – 1/2Q = 4
1/2Q = 6
Q = 12unit, maka
12 = 20 – 2P
2P = 8
P=4
Jika perusahaan beroperasi dalam pasar persaingan sempurna:
– Output yang dihasilkan adalah 12 unit atau 2 kali jumlah yang dihasilkan bila
perusahaan beroperasi dalam pasar monopoli.
d) Kurva 11.13
Y
20
10
Laba supernormal
Monopolis = 18
7
MR = MC pasar monopoli
4 A B MC = 4
MR = 10 – Q Q = 20-2P
0 5 6 10 12 15 20 X
2. PT. Aria monopolis dalam industri telekomunikasi di Negara X memiliki biaya rata – rata
konstan sebesar 2/ unit. Perusahaan menghadapi dua permintaan yang berbeda:
Permintaan pasar pertama: Q1 = 10 – 2P1
Permintaan pasar kedua: Q2 = 20 – P2
Buktikan kebijakan diskriminasi harga akan meningkatkan laba PT. Aria
Jawab :
a) Struktur biaya perusahaan:
AC = 2
TC = (AC).Q = 2Q
MC = 2
b) Struktur permintaan dan penawaran perusahaan:
Pasar Pertama:
Q1 = 10 – 2P1, atau P1 = 5 – 1/2Q1
TR1 = (5 – 1/2Q1).Q1 = 5Q1 –1/2Q
MR1 = 5 – Q1
Pasar Kedua:
Q2 = 20 – P2, atau P2 = 20 – Q2
TR2 = (20 – Q2).Q2 = 20Q2 – Q2
MR2 = 20 -2Q2
Permintaan total perusahaan: Qt = Q1 + Q2
Qt = 10 – 2P + 20 – P = 30 – 3P, atau P = 10 – 1/3Q
TRt = 10Q – 1/3 Q2
MRt = 10 – 2/3Q
Kesimpulan
Jika monopolis tidak melakukan diskriminasi harga, laba total yang diperoleh adalah 48.
Sedangkan jika monopolis melakukan diskriminasi harga, laba total yang diperoleh adalah
85,5. Terbukti bahwa kebijakan diskriminasi harga berhasil menaikkan laba perusahaan
Rp
P3 B
P1
P2
D1
C
D2
D
MR1
MR2
E
0 Q3 Q1 Q2 Q
Kurva 12.2 Oligopolis berada dalam keseimbangan pada saat MR = MC (titik D) dengan
jumlah output Q1.
MC2
A
P3
B MC1
P1
P2
D1
C
D2
D
MR1
MR2
E
0 Q3 Q1 Q2 Q
Rp
Sm
P1
Sm=Pd
Sd
Pd
P2
Dd
Sd=MRd
Dm
0 Qs Qd Qm Kuantitas
MRd
Rp
MR D
P0 Q1 Kuantitas
Kurva 12.5 merupakan kurva reaksi Q1, karena menunjukkan besarnya output yang ditetapkan
duopolies pertama berdasarkan perkiraan output duopolies kedua.
Model keseimbangan cournot (cournot equilibrium model)
Q2
30 Kurva reaksi
Perusahaan I Q1 = 15 - ½Q2
20
Keseimbangan cournot
10
Kurva reaksi
Perusahaan II Q2 = 15 - ½ Q1
0 10 30 Q1
25
A
20
B
P*
C
Pe
D Q1 = 200 – 10P
10
Pr
Q2 = 100 – 4P
MR2
MR1
E F
a) Pada kurva 12.6 kurva permintaan yang relevan adalah ABF (garis tebal). Di atas P*
sampai di titik A, perilaku perusahaan tiodak mengundang reaksi pesaing, sehingga kurva
permintaan yang relevan adalah AB. Jika perusahaan menetapkan harga di bawah P*
pesaing akan bereaksi, karena itu kurva permintaan yang relevan adalah BF. Sehingga
kurva MR yang relevan adalah ACDE>.
b) Perusahaan pesaing akan bereaksi jika harga jual yang ditetapkan lebih rendah dari P*.
Karena P* adalah titik potong Q1 dengan Q2 maka besarnya P* dapat diketahui:
Q1 = 200 – 10P
Q2 = 100 – 4P dimana Q1 = Q2
0 = -100 – 6P
P* = 50/3 = 16 2/3
Pesaing akan bereaksi jika perusahaan menjual barang dengan harga lebih rendah dari 16
2/3 per unit.
c) Dari jawaban (b), kita dapat megetahui jumlah output keseimbangan adalah:
Q* = 200 – 10P
= 200 – 10(16 2/3)
= 33 1/3 unit
Koordinat titik B adalah Pada Q = 33 1/3 dan P = 16 2/3
TR1 = P.Q
Q = 200 – 10P – P = 20-1/10Q
TR1 = (20 – 1/10Q)Q = 20Q – 1/10Q2
TR2 = P.Q
Q = 100 – 4P – P = 25 – 1/4Q
TR2 = (25 -1/4 Q)Q = 25Q – 1/4Q2
SL
Backward
bending
labour supply S1 S2 S3
curve
W* Sp = S1+S2+S3
Kurva 13.2 Dalam masyarakat yang miskin, kurva penawaran tenaga kerja dapat
bersudut kemiringan (slope) negative. Jika upah makin rendah penawaran tenaga kerja makin
meningkat.
W1 A
0 I1 I2 I3 Jam Kerja
MP
MRPL ( = MP x P )
(a) (b)
Kurva 13.4.a Perusahaan akan mencapai keseimbangan bila MRPL sama dengan upah
tenaga kerja.
Kurva 13.4.b Jika yang berubah adalh factor bukan harga (permintaan terhadap output
berubah), kurva akan bergeser (shifting) ke kanan atau ke kiri bila permintaan terhadap
output bertambah atau berkurang.
Pergeseran
Pergeseran
W1 Sepanjang kurva Pergeseran kurva
Permintaan permintaan
W* SL
W2 Pergeseran D2
MRPL2 sepanjang kurva
MRPL1 permintaan D1
Upah Upah
SL1 MRPL1
SL2
W1 W1 A
W2 W2 B C
MRPL2
DL1 DL
Wk
SL
Wp
MR DL
0 Lm Lk Lp Tenaga Kerja
6. Monopsoni (Monopsony)
Adalah suatu keadaan di mana dalam pasar factor produksi (tenaga kerja) hanya ada
satu pembeli (single buyer). Karena posisinya sebagai pembeli tunggal, monopsonis (pemilik
daya monopsoni)mempunyai kemampuan menentukan upah. Kurva 12.7 juga terlihat
keseimbangan monopsonis tercapai bila ME = MRPL.
Kurva 13.7 Pasar tenaga kerja berstruktur monopsoni
ME
Upah
Wh
SL = AE
Wp
Wm
DL = MRPL
0 Lm Lp Tenaga Kerja
Ws
DL = MRPL
MR
0 Ls Lm Lp Tenaga Kerja
Kurva 13.9. Penafsiran teori Richardo tentang sewa tanah dalam analisis teori
keseimbangan produsen
Rp Rp Rp
MC
MC Kerugian
AC
MC Laba super normal A B
Laba super normal AC
P B P B P C
AC
A C
A C
0 Q* Q 0 Q* Q 0 Q* Q
(a) Tanah subur menimbulkan (b) Tanah sedang (c) Tanah tidak subur menimbulkan
Biaya produksi rendah (kesuburannya) biaya produksi tinggi
R2
R3
MRP1 MRP2
MRP3
Harga
S (Tanah)
R2
MRP2
R1
MRP1
0
Tanah
Pa Pb Pm
Dm =Da + Db
Da Db
0 Qa Q 0 Qb Q 0 Qm Q
MBt
T1 S
T2
0
Qt Q1 Q2 Q
MBb
B1
Bt Eb
Db
0 Qt Q1 Q
MBa
A1
At Ea
A2
Da
0 Qt Q1 Q2 Q
S1 S2
0 Q1 Q2 Q
Kurva 14.4 Kurva permintaan adalah Dp. Penawaran diwakili oleh kurva S.
keseimbangan terjadi pada saat jumlah pendidikan tinggi adalah Qp dan harga per unit
adalah Pp.
S
Dp Dt
Pt E
Subsidi yang dinikmati oleh rakyat indonesia
Dan pihak asing (MNC)
Pp
Ph F
Ds Dc
0 Qp Qt Q pendidikan tinggi
5. Pilihan Masyarakat
Kesulitan menentukan alokasi yang efisien dalam penyediaan barang publik
menyebabkan masyarakat demokratis menempuh cara pemilihan suara.
Kurva 14.5 preferensi terhadap pelayanan RSUD
1 X X X
2 X X X
3 X X X
Manfaat Marginal
Pw
P1 P2 P3
Jawab:
Siaran TV dapat merupakan barang public dan barang privat. Dilihat dari sisi pemirsa siran
TV merupakan barang public. Sifat non eksklusif siaran TV termasuk TVRI menyebabkan
pemungutan iuran TV tidak efektif. Sebab tanpa harus membayar pemersi dapat
menikmati siaran TVRI.
Siaran TV merupakan barang privat (bersifat rival dan eksklusif. Bagi para pemasang
iklan. Karena itu beban biaya bagi yang ingin memasang iklan sangat efektif
2. Masyarakat desa Sukoharjo bermaksud membangun jalan desa berbahan pasir, batu dan
aspal dengan cara swadaya. Masyarakat desa dapat dikelompokkan menjadi 20 masing –
masing mempunyai preferensi yang dapat diwakili permintaan terhadap jalan desa.
1400
MT = MA + MB (dijumlahkan secara vertical)
1200
1000
Daerah titik-titik C marginal total masyarakat
800 = manfaat total kelompok A + B
600
400 MC = 400
200 C
1400
1200
1000
Daerah titik-titik B marginal total
800 kelompok B
600
400 MB = 900 – 3T
200
B
1200
1000
Daerah titik-titik A marginal total
800 kelompok A
600
400 MA – 500 – T
200
A
Chiang, Alpha C., Fundamental Methods of Matematical Economic, 3rd ed. Manila:
McGraw-Hill, 1984.
Kadariah, Teori Ekonomi Mikro, edisi revisi, Jakarta : Lembaga Penerbit FEUI, 1994.
Nopirin, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro & Mikro, Edisi Pertama, Cetakan Keenam, BPFE
UGM Yogyakarta, 2000.
Rahardja, Prathama, Mandala Manurung, Teori Ekonomi Mikro Suatu Pengatar, Edisi
Ketiga, Lembaga Penerbit FEUI, 2006.
Sukirno, Sadono, Pengantar Mikro Ekonomi, Edisi ketiga, Kuala Lumpur, Aneka Publishing,
1993.