Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang

Filsafat berperan penting dalam setiap perkembangan ilmu pengetahuan.

Dalam memahami peran filsafat dalam perkembangan ilmu pengetahuan

diperlukan sebuah pemahaman tentang pengertian filsafat itu sendiri. Secara

etimologis filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophia. Philosophia terdiri

dari philos (cinta, suka) atau philia (persahabatan, tertarik kepada) dan sophia

(kebijaksanaan, hikmah, pengetahuan, ketrampilan, pengalaman praktis,

intelegensi). Sehingga secara sederhana, filsafat berarti cinta akan kebijaksanaan.

Filsafat berati juga mater scientarum yang artinya induk dari segala ilmu

pengetahuan (Ibrahim,2008). Selain itu, beberapa ahli juga menyatakan bahwa

filsafat merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal

dari segala pengetahuan serta mempelajari tentang kebenaran, hakekat alam yang

sebenarnya, tuhan, dan manusia (Ibrahim, 2008).

Selain filsafat, ilmu juga merupakan hal yang penting untuk dipelajari.

Istilah ilmu merupakan padanan kata bahasa Inggris, science. Dalam kata kerja

bahasa Latin, ilmu merupakan scire. Istilah ilmu dalam pengertian klasik

dipahami sebagai pengetahuan tentang sebab-akibat atau asal-usul (Mustansyir

dan Munir, 2000). Selain itu, Gaston Bachelard, menyatakan bahwa ilmu

pengetahuan adalah suatu produk pemikiran manusia yang sekaligus

menyesuaikan antara hukum-hukum pemikiran dengan dunia luar). Filsafat dan

ilmu merupakan dua kata yang saling berkaitan satu sama lain, Decrates

1
mengatakan bahwa prinsip-prinsip dasar ilmu diambil dari filsafat. Filsafat ilmu

didefinisikan sebagai tinjauaun kritis yang mempertanyakan, menilai, menelaah

sistematis dan menganalisis mengenai metode-metode pemikiran ilmiah,

landasan-landasan ilmu, sifat dasar ilmu, metode-metodenya, konsep-konsepnya

dan praanggapan-praanggapannya, serta mencoba menetapkan nilai dan

pentingnya usaha ilmiah sebagai suatu keseluruhan (Mustansyir dan Munir,

2000).

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari Ilmu ekonomi ?

2. Bagaimanakah Sejarah dan Perkembangan Filsafat Ilmu Ekonomi ?

3. Apakah pengertian dari filsafat Ilmu Manajemen ?

4. Bagaimanakah Sejarah dan Perkembangan Filsafat Ilmu Manajemen ?

C. Tujuan Penulisan Makalah

1. Mengetahui pengertian dari filsafat Ilmu ekonomi

2. Mengetahui Sejarah dan Perkembangan Filsafat Ilmu Ekonomi

3. Mengetahui pengertian dari filsafat Ilmu Manajemen

4. Mengetahui Sejarah dan Perkembangan Filsafat Ilmu Manajemen

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu Ekonomi

Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih

dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidak-

seimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas

kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan itu kemudian menyebabkan

timbulnya kelangkaan (scarcity). Ekonomi berasal dari bahasa Yunani

Oikonomia, secara epitomologis kata Oikos yang berarti “keluarga, rumah

tangga” dan νόμος (nomos), yang berarti “peraturan, aturan, hukum,” dan secara

garis besar diartikan sebagai “aturan rumah tangga” atau “manajemen rumah

tangga.”

Economics is the study of how agents choose to allocate scarce resources

and how those choices affect society (Acemoglu, D. Laibson, D. Lits, JA. 2016).

Ekonomi adalah setudi bagaimana mengalokasikan semua sumber daya yang

terbatas dan bagaimana pilihan tersebut memberikan dampak pada masyarakat.

Menurut Abraham Maslow, Pengertian Ekonomi adalah salah satu dari bidang

pengkajian dimana mencoba menyelesaikan masalah keperluan manusia melalui

berbagai sumber ekonomi yang ada dengan didasarkan pada prinsip dan teori

tertentu di dalam suatu sistem ekonomi yang dianggap efisien dan efektif,

Sedangkan Menurut Paul A. Samuelson, ekonomi merupakan cara-cara yang

3
dilakukan oleh individu atau manusia dan kelompoknya untuk memanfaatkan

sumber-sumber yang terbatas atau langka untuk memperoleh berbagai barang

produksi dan mendistribusikannya kepada masyarakat.

Pengertian Ekonomi menurut Mill J. S yaitu sains praktikal mengenai

pengeluaran dan penagihan, sedangkan J. L. Mey Jr mengatakan bahwa ekonomi

adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha manusia, usaha dalam hal ini

yaitu ke arah kemakmuran. Ilmu ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang

mempelajari usaha-usaha manusia untuk mencapai kemakmuran (J. Van

Zwijnregt), sedangkan Albert Meyers mengatakan bahwa ilmu ekonomi adalah

ilmu pengetahuan yang mempersoalkan kebutuhan dan pemenuhan kebutuhan

manusia, ilmu ekonomi menurut pandangan Lionel Robbins, adalah ilmu yang

berhubungan dengan aspek kelakuan manusia yang timbul kelangkaan alat-alat

guna mencapai tujuan yang ada. J. M. Keynes berpendapat bahwa Ilmu Ekonomi

itu merupakan suatu teknik berpikir yang memiliki kegunaan untuk

mempertimbangkan sejumlah biaya serta bagian dari keuntungan.

Dari pendapat para hali diatas dapat disimpulkan bahwa Ilmu Ekonomi

adalah Ilmu pengetahuan yang mempelajari bagaimana cara memenuhi kebutuhan

manusia yang tak terbatas dengan memanfaatkan sumber daya alam yang terbatas

dalam rangka untuk mencapai kemammuran (Wealth). Secara umum, subyek

dalam ekonomi dapat dibagi dengan beberapa cara, yang paling terkenal adalah

mikroekonomi vs makroekonomi. Selain itu, subyek ekonomi juga bisa dibagi

menjadi positif (deskriptif) vs normatif, mainstream vs heterodox, dan lainnya.

Ekonomi juga difungsikan sebagai ilmu terapan dalam manajemen keluarga,

bisnis, dan pemerintah. Teori ekonomi juga dapat digunakan dalam bidang-bidang

4
selain bidang moneter, seperti misalnya penelitian perilaku kriminal, penelitian

ilmiah, kematian, politik, kesehatan, pendidikan, keluarga dan lainnya. Hal ini

dimungkinkan karena pada dasarnya ekonomi – seperti yang telah disebutkan di

atas – adalah ilmu yang mempelajari pilihan manusia.

B. Sejarah dan Perkembangan Filsafat Ilmu Ekonomi

1. Pemikiran Tokoh-Tokoh Filusuf Ekonomi

a. Adam Smith (1723-1790)


Adam smith dilahirkan di Kirkadly (Scotlandia) pada tahun 1723, awal

revolusi Industri, setelah menyelesaikan studi di University of Oxford dalam

bidang Filsafat, beliau menjadi Dosen dalam Bidang Philosophy of Moral di

Glasgow. Adam Smith seorang ahli ekonomi terkenal dari Skotlandia yang hidup

sekitar abad 18, pemikiran-pemikirannya tentang ekonomi dan pengalamnnya

dituangkan dalam sebuah buku yang sangat terkenal dalam dunia ekonomi yang

berjudul “The Wealth Of Nation” (1776). Dalam buku ini ia menyatakan bahwa

kemajuan manusia dan tatanan sosial suatu masyarakat akan tercipta apabila

setiap individu yang ada di dalamnya mengejar kepentingannya sendiri-sendiri.

Menurut Adam Smith, secara sistematis ilmu ekonomi mempelajari perilaku

upaya manusia untuk mengatur sedemikian rupa sumber daya yang ada dan

terbatas sehingga dapat mencapai tujuan tertentu.

Adam Smith percaya bahwa sikap individualistis yang dipicu oleh

kepentingan pribadi akan menciptakan tatanan dan kemajuan. Ia menyatakan

bahwa untuk memperoleh uang manusia atau produsen akan memperoleh barang

5
dan jasa tertentu. Sedangkan konsumen akan membeli barang atau jasa yang

paling mereka butuhkan. Adam Smith mendapat gelar sebagai Bapak Ekonomi

Dunia.

b. David Richardo (1772-1823)

David Richardo adalah seorang berkebangsaan Inggris yang hidup di awal

abad ke-18 beliau sangat mementingkan peran dunia usaha untuk bergerak

dinamis guna menggerakkan perekonomian sebuah Negara. Karya tulisnya yang

terkenal berjudul “Principles of Political Economy and Taxation yang terbit paada

tahun 1817. Richardo berkeyakinan dengan bertambahnya modal adalah kunci

dari pertumbuhan ekonomi bangsa, dan satu-satunya cara untuk mewujudkan hal

itu dengan mendorong sektor produksi untuk mendapatkan keuntungan sebesar-

besarnya.

David Richardo percaya bahwa faktor tenaga kerja adalah hal yang paling

penting dalam pencapaian kemakmuran suatu Negara. Ia juga melihat bahwa

dengan bertambahnya penduduk maka tingkat penghasilan atau upah yang

diperoleh mereka akan turun sampai pada tingkat dimana upah itu tidak cukup

lagi menyokong pemenuhan kebutuhan mereka. Seiring dengan pertambahan

penduduk harga tanahpun melonjak, dan hal ini akan menurunkan besarnya

keuntungan yang diperoleh dari sektor produksi. Pertumbuhan modalpun akan

terhambat yang akan menurunkan pola pertumbuhan ekonomi. Namun demikian

Richardo percaya bahwa pada saat hal ini terjadi, sector produksi telah terlebih

6
dahulu menyebar ke seluruh negeri sehingga dampak yang ditimbulkannya akan

dapat segera teratasi dan perekonomian dapat segera pulih kembali.

Teori yang dikemukakan David Richardo banyak mempengaruhi para

ekonom lainnya. Karl Marx dipengaruhi Richardo melalui teorinya tentang nilai

pekerja (labor theory of value) yang menjelaskan bahwa nilai dari suatu barang

produksi ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang diperlukan dalam pembuatan

barang produksi tersebut. John Stuart Mills juga menggunakan teori David

Richardo dalam upayanya untuk melakukan reformasi social.

Ketika produsen dan konsumen bertemu, maka terciptalah pasar dan dengan

terciptanya pasar maka terbentuklah pola produksi yang akan menciptakan suatu

keseimbangan social (Social harmoni) dan keseimbangan sosial ini tercipta tanpa

adanya campur tangan dari pemerintah. Tidak adanya campur tangan dari

pemerintah ini disebut tangan yang tak terlihat (invisible hand). Smith

menyatakan bahwa manusia adalah homo economicus yang selalu ingin

memuaskan dirinya sendiri.

c. John Maynard Keynes ( 1883 – 1946 )

John Maynard Keynes lahir di Cambridge, Inggris pada tahun 1883 sebuah

kota terkenal di Inggris, ia belajar matematika dan filsafat kemudian belajar

ekonomi di bawah bimbingan A. Marshall, beliau di kenal sebagai Bapak Teori

Ekonomi Modern (Makro). Keynes adalah seorang ekonom mashyur yang dikenal

dengan bukunya “The General Theory of Employment, Interest, and Money”

terbit pada tahun 1936 (Teori Umum atas Kesempatan Kerja, Suku Bunga dan

7
Uang). Keynes untuk pertama kalinya menawarkan suatu gagasan mengenai teori

permintaan dan penawaran dalam hubungannya dengan hasil produksi (output).

Keynes menunjukkan bahwa jika penawaran lebih besar dari permintaan,

maka roda perekonomian atau seluruh kegiatan produksi harus diperlambat atau

diturunkan agar system ekonomi dapat kembali seimbang pada suatu tingkatan

yang berada dibawah penggunaan tenaga kerja yang optimum. Dan perekonomian

suatu negara hanya dapat berlangsung apabila tingkat permintaan rakyat, tingkat

permintaan dari sector produksi, juga tingkat pengeluaran pemerintah ikut tinggi.

Semua itu akan meningkatkan tingkat investasi yang tentu saja akan

meningkatkan tingkat kesempatan kerja, hingga pada akhirnya tingkat

pengeluaran rakyatpun akan naik pula, sehingga dengan akan menggerakkan

perekonomian suatu Negara.

Pada bukunya obyek penelitian Keynes lebih tertuju pada hal-hal yaitu

ekonomi makro, ekonomi jangka panjang, ekonomi moneter, dan perubahan

kuantitas. Keynes mulai dikenal didunia internasional berkat buku pertamanya

yang berjudul “The Economics Consequences of Peace” ( 1915 ). Sekitar tahun

1923 menulis buku kembali yang berjudul “A Tract of Monetary Reform”, tahun

1926 menulis buku yang berjudul “The End of Laissez Faire” dan pada tahun

1930 menulis buku berjudul “A Treatise on Money”. Tahun 1940 Keynes menjadi

penasihat ekonomi Pemerintah Inggris, kemudian tahun 1941 menjadi Gubernur

Bank Inggris dan tahun 1942 ia mendapat gelar kehormatan dari Kerajaan Inggris

dan memperoleh nama Baron Keynes dari Tilton.

2. Metode Ilmu Ekonomi dalam Filsafat Ilmu

8
Ilmu ekonomi sebagai Ilmu Pengetahuan mengunakan

pendekatanpendekatan ilmiah atau Metode Ilmiah dalam melakukan analisa dan

pengolahan data. Empiritism sebagai jantungnya analisis ilmiah, seperti halnya

ilmu-ilmu pengetahuan lain, ilmu ekonomi mengegunakan metode untuk

mengembangkan model, melakuan pengujian model dengan data, dan melakukan

evaluasi untuk mengukur kesesuaian data dengan model.

Ilmu ekonomi secara sederhana merupakan upaya manusia untuk memenuhi

kebutuhannya yang bersifat tidak terbatas dengan alat pemenuhan kebutuhan yang

berupa barang dan jasa yang bersifat langka dan terbatas serta memiliki kegunaan

yang alternatif. Untuk itu, cara pemenuhan kebutuhannya berkaitan dengan

metode – metode dalam ilmu ekonomi tersebut. Secara garis bersar metode yang

digunakan dalam ilmu ekonomi adalah sebagai berikut:

a. Metode induktif

Metode dimana suatu keputusan dilakukan dengan mengumpulkan semua

data informasi yang ada dalam realitas kehidupan. Realita tersebut mencakup

setiap unsur kehidupan yang dialami kehidupan, keluarga, masyarakat likal, dan

sebagainya yang mencoba mencari jalan pemecahan sehingga upaya pemenuhan

kebutuhan tersebut dapat dikaji secermat mungkin. Sebagai contoh, upaya

menghasilkan dan menyalurkan sumber daya ekonomi. upaya tersebut dilakukan

sedemikian rupa sampai diperoleh barang dan jasa yang dapat tersedia pada

jumlah, harga dan waktu yang tepat bagi pemenuhan kebutuhan tersebut. Untuk

mencapai tujuan kebutuhan tersebut, diperlukan perencanaan yang ada dalam ilmu

9
ekonomi berfungsi sebagai cara atau metode untuk menyusun daftar kebutuhan

terhdap sejumlah barang dan jasa yang diperlukan masyarakat.

b. Metode deduktif

Metode imu ekonomi yang bekerja atas dasar hukum, ketentuan, atau

prinsip umum yang sudah di uji kebenarannya. Dengan metode ini, ilmu ekonomi

mencoba menetapkan cara pemecahan masalah sesuai dengan acuan, prinsip

hukum, dan ketentuan yang ada dalam ilmu ekonomi. Misalnya, dalam ilmu

ekonomi terdapat hukum yang mengemukakan bahwa jika persediaan barang dan

jasa berkurang dalam masyarakat, sementara permintaannya tetap maka barang

dan jasa akan naik harganya. Bertolak dari hukum ekonomi tersebut, para ahli

ekonomi secara deduktif sudah sudah dapat menentukan bahwa harus dijaga agar

persediaan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat tersebut selalu dapat

mencukupi dalam kuantitas dan kualitasnya.

c. Metode Matematika

Metode yang digunakan untuk memecahkan masalah – masalah ekonomi

dengan cara pemecahan soal – soal secara matematis. Maksudnya bahwa dalam

matematika terdapat kebiasaan yang dimulai dengan pembahasan dalil – dalil.

Melalui pembahasan dalil – dalil tersebut dapat dipastikan bahwa kajiannya dapat

diterima secara umum.

d. Metode statistika

Suatu metode pemecahan masalah ekonomi dengan cara pengumpulan,

pengolahan, analisis, penafsiran dan penyajian data dalam bentuk angka – angka

10
secara statistik. Dari angka – angka yang disajikan kemudian dapat diketahui

permasalahan yang sesungguhnya.

3. Pembagian Ilmu Ekonomi

Alferd W. Stonier dan Douglas C. Hague pada membangi ilmu ekonomi

menjadi tiga kelompok besar yaitu sebagai berikut:

a. Descriptive Economics (ilmu ekonomi deskriptif).

Ilmu Ekonomi Deskriptif adalah sebuah ilmu ekonomi yang memaparkan

data-data yang dimana data tersebut menjelaskan berbagai kenyataan dan

fenomena yang terjadi, misalnya: sistem pertanian di Bali, kasus pembakaran

hutan di Sumatera atau industri katun di India.

b. Economic Theory

Teori Ekonomi atau analisa ekonomi yang berusaha menjelaskan, mencari

pengertian, hubungan sebab akibat dan cara kerja sistem perekonomian..

c. Applied Economics (ilmu ekonomi terapan).

Ilmu ekonomi terapan adalah ilmu ekonomi yang fokus utamanya adalah

menggunakan teori ekononomi dalam konteks nyata dalam rangka merumuskan

kebijakan-kebijakan ekonomi, pedoman-pedoman atau standar-standar ekonomi

dalam rangka untuk mencari solusi pemecahan masalah untuk mengatasi

permasalahan ekonomi tertentu yang terjadi di suatu negara atau bangsa. Pada

tahun 1930 para ahli ekonomi kemudian menyederhakan ilmu ekonomi menjadi

dua bagian besar seperti yang kita kenal dan pahami saat ini yaitu sebagai berikut:

d. Ekonomi mikro

11
Ekonomi Micro yaitu studi bagaimana individu, rumah tangga, perusahaan

dan pemerintah menentukan atau membuat pilihan dan bagaimana pilihan tersebut

mempengaruhi harga, pengalokasian sumber daya, dan tentang kesejahteraan

masyarakat.

e. Ekonomi Makro

Ekonomi Macro adalah studi tentang Ilmu Ekonomi secara keseluruhan.

Ruang lingkup studi macro ekonomi menyangkut phenomena ekonomi dalam arti

luas, sepert tingkat pertumbuhan output total suatu negara, tingkat implasi, tingkat

pengangguran, makro ekonomi mendesain kebijakan pemerintah dalam rangka

meningkatkan kinerja ekonomi agregat

4. Kedudukan Ilmu Ekonomi Dalam Filsafat Ilmu

Pada dasarnya bahwa Filsafat adalahh induk yang mencakup semua ilmu

khusus, akan tetapi dalam perkembangan selanjunya ilmu-ilmu khusus itu satu

demi satu memisahkan diri dari induknya, yaitu FILSAFAT. Pada awalnya

matematika dan Fisika melepaskan diri, kemudian di ikuti oleh ilmu-ilmu lain.,

yang terakhir adalah: Economic Science, Descriptive Economics, Economic

Theory, Applied Economic, Micro Cconomics, Macro Economics

Psikologi yang melepaskan diri dari Filsafat, bahkan di beberapa institut

psikologi masih terpaut dalam filsafat.

Jika disimak dari pendapat para ahli, pembagian filsafat sejak zaman

Aristoteles hingga saat ini kajian utama filsafat berkaitan dengan logika, etika dan

metafisika, sedangkan cabang-cabang filsafat lainnya antara ahli yang satu dengan

yang lainnya berbeda dalam cakupan pembahsannya. Pembagian filsafat

12
berdasarkan struktur pengetahuan yang berkembang sekarang ini terbagi menjadi

tiga bidang yaitu filsafat sistematis, filsafat khusus dan filsafat keilmuan.

1. Filsafat sistematis

a. Metafisika

b. Epistemology

c. Metodologi

d. Logika

e. Etika

f. Estetika

2. Filsafat khusus :

a. Filsafat Seni

b. Filsafat Kebudayaan

c. Filsafat Pendidikan

d. Filsafat Sejarah

e. Filsafat Bahasa

f. Filsafat Hukum

g. Filsafat Budi

h. Filsafat Politik

i. Filsafat Agama

j. Filsafat Kehidupan Sosial

k. Filsafat Nilai

3. Filsafat Keilmuan

a. Filsafat Matematik

b. Filsafat Ilmu-ilmu Fisik

13
c. Filsafat Biologi

d. Filsafat Linguistik

e. Filsafat Psikologi

f. Filsafat Ilmu-ilmu Sosial

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa ilmu ekonomi memiliki

kedudukan di dalam kelompok ilmu sosial atau filsafat sosial. Dimana kelompok

ilmu sosial memiliki objek materiil berupa manusia sebagai causa efisiensi dan

objek formal normatif (ilmu hukum dan ilmu admiistrasi), deskritif, efisiensif

(sosiologi, ilmu ekonomi). Ilmu ekonomi termasuk ke dalam filsafat keilmuan.

5. Interaksi Ilmu Ekonomi dengan Ilmu Lainnya

Ilmu ekonomi memang berkaitan dan sangat berdekatan dengan ilmu sosial

lainnya, bahkan seringkali bertumpang tindih dengan apa yang dipelajari oleh

ilmu ekonomi. Kaitan erat antara pelajaran ilmu ekonomi sebagai ilmu sosial

dengan cabang-cabang ilmu sosial lain seperti ilmu sosiologi, ilmu politik, ilmu

hukum, ilmu bumi (geografi), dan ilmu sejarah. Karena kaitan yang sangat erat

antara berbagai cabang ilmu ini, maka mempelajari ilmu-ilmu tersebut secara

terpadu multidisipliner akan membawa hasil lebih baik.

Pada awal lahirnya, ilmu ini diberi nama political economy (ilmu ekonomi

politik), dan bukan economics seperti sekarang. Bahkan sudah disebut di atas,

buku Adam Smith yang menandai kelahiran ilmu ekonomi “modern” tidak diberi

judul political economy apalagi economics. Tokoh-tokoh ekonomi klasik sesudah

Smith yaitu J.S. Mill dan David Ricardo memberi judul buku mereka Principles of

14
Political Economy, sedangkan T.R. Malthus memberi judul buku ekonominya

Essay on Population.

6. Kekuatan, Kelemahan dan Perbaikan Ilmu Ekonomi

a. Kelebihan Ilmu Ekonomi

Kelebihan ilmu ekonomi adalah ilmu ekonomi merupakan dasar dari

kegiatan pengelolaan sistem ekonomi sehingga kegiatan ekonomi bisa diatur dan

dimanajemanin sesusai dengan ketersediaan anggaran/modal untuk mencapai

tujuan. Ilmu ekonomi dapat memperbaiki cara berfikir yang membantu dalam

pengambilan keputusan. Membantu memahami masyarakat dan bermanfaat dalam

membangun masyarakat demokrasi.

b. Kelemahan Ilmu Ekonomi

Kelemahan ilmu ekonomi adalah para ekonom (pelaku ekonomi) bisa

mengetahui peluang atau bidang-bidang yang bisa dimanipulatif untuk suatu

kepentingan tertentu.

c. Perbaikan Kelemahan Keilmuan Ekonomi

Pada intinya, ilmu ekonomi adalah ilmu yang mengakui realitas kelangkaan

lalu memikirkan cara mengorganisasikan masyarakat dalam suatu acara yang

menghasilkan pemanfaatan sumber daya ekonomi yang paling efisien. Disinilah

ilmu ekonomi memberikan kontribusinya (sumbangan) yang unik. Pengkajian

ilmu ekonomi dilakukan dalam dua tingkatan. Pertama, pengkajian berdasarkan

keputusan rumah tangga individual dan perusahaan. Dapat dikaji interaksi rumah

tangga individual dan perusahaan di pasar untuk barang dan jasa tertentu. Kedua,

dapat dikaji operasi perekonomian secara menyeluruh yang merupakan kumpulan

15
dari semua pengambil keputusan di semua pasar. Sebagai upaya untuk membuat

pelajaran ilmu ekonomi relevan dengan kondisi sosial-ekonomi yang kini

dihadapi bangsanya. Harus dicatat bahwa kondisi ekonomi kemarin dan apa yang

dapat dilakukan generasi sekarang akan membentuk kondisi ekonomi bangsa di

masa datang.

Ilmu ekonomi, tak boleh dilupakan adalah ilmu sosial yang harus secara

lengkap diajarkan secara deduktif maupun induktif, yang oleh Alfred Marshall,

Bapak Teori Ekonomi Neoklasik, diibaratkan 2 kaki (kanan dan kiri) untuk

berjalan. Maka jika hanya satu metode saja yang dipakai akan pincang, dan

hasilnya pasti mengecewakan. Karena hampir semua guru/dosen biasanya ingin

“menghemat waktu”, maka dipilihlah metode yang paling mudah dan paling

murah yaitu metode deduktif, dengan sepenuhnya berpegang pada buku teks

(textbook), tanpa upaya apapun memberikan contoh-contoh data empirik dari

lapangan atau lingkungan murid/mahasiswa setempat. Akibatnya seorang murid

atau mahasiswa yang sudah lulus dengn nilai sangat baik dalam ilmu ekonomi

tidak memahami kehidupan ekonomi di sekitar murid/mahasiswa, apalagi

mengetahui cara-cara memecahkan masalah-masalah ekonomi masyarakat.

Pengajaran ilmu ekonomi dengan metode deduktif dan induktif sekaligus

dapat dengan mudah dilakukan tetapi dengan mengkaitkannya dengan penelitian.

Inilah yang dikenal dengan istilah teaching through research (mengajar melalui

penelitian).

Dalam cara mengajar yang demikian, murid/mahasiswa diajak meneliti oleh

guru/dosen dalam “tim penelitian”, yang berarti guru/dosen juga terus-menerus

16
“ikut belajar” bersama murid/mahasiswa. Inilah yang juga disebut problem-posing

education (pendidikan dengan mengetengahkan masalah-masalah praktis pada

peserta didik), yang dilawankan dengan banking education yang semata-mata

berarti pemindahan/mendeposit ilmu pengetahuan kepada peserta didik.

C. Pengertian Filsafat Ilmu Manajemen

Filsafat atau falsafah mempunyai banyak pengertian. Menurut Socrates,

filsafat adalah suatu cara berpikir yang radikal dan menyeluruh atau cara berpikir

yang mengupas sesuatu sedalam-dalamnya. Tetapi tugas filsafat tidak menjawab

pertanyaan yang timbul dalam kehidupan, tetapi mempersoalkan jawaban yang

diberikan. Berfilsafat adalah berpikir radikal atau sampai kepada radiks-nya

(akarnya), menyeluruh dan mendasar.

Filsafat bersifat menyeluruh, mendasar, dan spekulatif. Dengan kata lain

cakupan filsafat hanyalah mengenai hal-hal yang bersifat umum. Hal-hal yang

bersifat khusus menjadi kajian ilmu. Jadi cakupan ilmu memang lebih sempit dari

pada cakupan filsafat. Meskipun cakupan ilmu lebih sempit, kajian ilmu adalah

lebih mendalam dan lebih tuntas.

Telaah ilmu dari segi filosofis adalah telaah yang berusaha menjawab

pertanyaan mengenai hakikat ilmu. Telaah tersebut dinamakan filsafat ilmu.

Pertanyaan yang diusahakan untuk dijawab oleh filsafat ilmu adalah yang

berkenaan dengan:

a) Obyek telaah suatu ilmu.

b) Wujud hakiki obyek tersebut.

17
c) Hubungan antara obyek dan manusia yang membuahi ilmu dan

pengetahuan.

d) Cara memperoleh dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang benar.

e) Penggunaan ilmu dan pengetahuan.

Manajemen mengandung tiga pengertian yaitu: pertama, manajemen sebagai

proses, kedua manajemen sebagai kolektivitas, ketiga manajemen sebagai suatu

seni (art) dan suatu ilmu. Pengertian ketiga istilah tersebut di atas diuraikan

sebagai berikut:

1.      Manajemen sebagai suatu proses, berbeda-beda definisi yang

diberikan oleh para ahli. Menurut Haiman, manajemen adalah fungsi untuk

mencapai sesuatu dengan melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha

individu untuk mencapai tujuan utama bersama. Selanjutnya menurut GR. Terry

mengatakan bahwa manajemen adalah pencapaian tujuan yang ditetapkan terlebih

dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain. Dari dua definisi tersebut

dapat disimpulkan bahwa ada tiga pokok penting dalam defisi tersebut yaitu,

pertama adanya tujuan yang ingin dicapai, kedua tujuan yang dicapai dengan

mempergunakan kegiatan orang lain, dan ketiga kegiatan orang lain itu harus

dibimbing dan diawasi.

2.      Manajemen sebagai kolektivitas, orang-orang yang melakukan

aktivitas manajemen. Jadi setiap orang yang melakukan aktivitas manajemen

dalam suatu badan tertentu disebut manajemen. Dalam arti tunggal disebut

manajer. Manajer adalah pejabat yang bertanggung jawab atas terselenggaranya

18
aktivitas-aktivitas manajemen agar tujuan unit pimpinannya tercapai dengan

menggunakan bantuan orang lain.

3.      Manajemen sebagai suatu seni dan ilmu, manajemen sebagai seni

berfungsi untuk mencapai tujuan yang nyata mendatangkan hasil atau manfaat,

sedangkan manajemen sebagai ilmu berfungsi menerangkan fenomena-fenomena,

kejadian-kejadian, dan kedaan-keadaan.

Dalam pembahasan ini akan dijelaskan tentang bagaimana manajemen dari

sudut ontologi, epistemologi dan aksiologi filsafat.

1. Ontologi

Ontologi kadang-kadang disamakan dengan metafisika. Istilah metafisika

itu pertama kali dipakai oleh Andronicus dari Rhodesia pada zaman 70 tahun

sebelum Masehi. Artinya adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan hal-hal

yang bersifat supra-fisis atau kerangka penjelasan yang menerobos melampaui

pemikiran biasa yang memang sangat terbatas atau kurang memadai. Makna lain

istilah metafisika adalah ilmu yang menyelidiki hakikat apa yang ada dibalik alam

nyata. Jadi, metafisika berati ilmu hakikat. Ontologi pun berarti ilmu hakikat.

Yang dipermasalahkan oleh ontologi dalam ilmu Manajemen adalah siapa

yang membutuhkan manajemen? Pertanyaan ini sering dijawab perusahaan

(bisnis), tentu saja benar sebagian tetapi tidak lengkap karena manajemen juga

dibutuhkan untuk semua tipe kegiatan yang diorganisasi dan dalam semua tipe

organisasi. Dalam praktik manajemen dibutuhkan dimana saja orang-orang

bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama.

19
Di lain pihak setiap manusia dalam perjalanan hidupnya selalu akan menjadi

anggota dari beberapa macam organisasi, seperti organisasi sekolah, perkumpulan

olah raga, kelompok musik, militer atau pun organisasi perusahaan. Organisasi-

organisasi ini mempunyai persamaan dasar walaupun dapat berbeda satu dengan

yang lain dalam beberapa hal, seperti contoh organisasi perusahaan atau

departemen pemerintah dikelola secara lebih formal dibanding kelompok musik

atau rukun tetangga. Persamaan ini tercermin pada fungsi-fungsi manajerial yang

dijalankan.

2. Epistemologi

Istilah epistemologi ini pertama kali digunakan oleh J.F. Ferrier pada tahun

1854 dalam bukunya yang berjudul Institute of Metaphysics. Menurut sarjana

tersebut ada dua cabang dalam filsafat, ialah: epistemologi dan ontologi.

Epistemologi berasal dari bahasa Yunani episteme yang berarti pengetahuan dan

logos yang berarti teori. Jadi, dengan istilah itu, yang dimaksud epistemologi

adalah penyelidikan asal mula pengetahuan atau strukturnya, metodenya, dan

validitasnya.

Ruang lingkup epistemologi pada Manajemen dapat dilihat dalam kaitannya

dengan sejumlah disiplin ilmu yang bisa” kerja sama” seperti: pendidikan,

ekonomi, politik, dan lain-lain. Namun ruang lingkup itu mengalami

perkembangan, sehingga pada setiap era terdapat lingkup yang khusus dalam

epistemologi itu. Ruang lingkup yang khusus bisa terjadi pada disiplin ilmu

manajemen itu sendiri sehingga melahirkan spesialisasi pengkajiannya. Di antara

spesialisasi itu adalah:

20
a.       Manajemen pendidikan

b.      Manajemen sumberdaya manusia

c.       Manajemen keuangan

d.      Manajemen personalia

e.       Manajemen produksi, dan lain sebagainya

Semula epistemologi ini mempermasalahkan kemungkinan yang mendasar

mengenai pengetahuan (very possibility of knowledge). Apakah pengetahuan

yang paling murni dapat dicapai.

Permasalahan epistemologi di ilmu manajemen berkisar pada ihwal proses

yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu: bagaimana

prosedurnya, apa yang harus diperhatikan untuk mendapatkan pengetahuan yang

benar, apakah yang disebut kebenaran dan apa saja kriterianya, serta sarana apa

yang membantu orang mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu.

Jawaban-jawaban yang dibutuhkan untuk memenuhi pertanyaan tersebut di

manajemen sudah sedemikian rupa diberlakukan bagi para ilmuwan itu sendiri.

Prosedur dengan pendekatan metode ilmiah adalah prosedur baku untuk menelaah

manajemen.

Cara pencarian kebenaran yang dipandang ilmiah ialah yang dilakukan

melalui penelitian. Penelitian adalah hasrat ingin tahu pada manusia dalam taraf

keilmuannya. Penyaluran sampai taraf setinggi ini disertai oleh keyakinan bahwa

ada sebab bagi setiap akibat, dan bahwa setiap gejala yang tampak dapat dicari

penjelasannya secara ilmiah. Penelitian adalah suatu proses yang terjadi dari suatu

21
rangkaian langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis untuk

mendapatkan jawaban sejumlah pertanyaan.

Pada setiap penelitian ilmiah melekat ciri-ciri umum, yaitu: pelaksanaannya

yang metodis harus mencapai suatu keseluruhan yang logika dan koheren. Artinya

dituntut adanya sistem dalam metode maupun dalam hasilnya. Jadi susunannya

logis. Ciri lainnya adalah universalitas. Bertalian dengan universalitas ini adalah

objektivitas. Setiap penelitian ilmiah harus objektif artinya terpimpin oleh objek

dan tidak mengalami distorsi karena adanya berbagai prasangka subyektif. Agar

penelitian ilmiah dijamin objektivitasya, tuntutan intersubjektivias perlu dipenuhi.

3. Aksiologi

Aksiologi berasal dari bahasa Yunani axios yang berarti `memiliki harga

’mempunyai nilai’, dan logos yang bermakna `teori` atau `penalaran Sebagai suatu

istilah, aksiologi mempunyai arti sebagai teori tentang nilai yang diinginkan atau

teori tentang nilai yang baik dan dipilih. Teori ini berkembang sejak jaman Plato

dalam hubungannya dengan pembahasan mengenai bentuk atau ide (ide tentang

kebaikan).

Permasalahan aksiologi ilmu manajemen (1) sifat nilai, (2) tipe nilai, (3)

kriteria nilai, dan (4) status metafisika nilai. Masing-masing dicoba untuk

dijelaskan dengan ringkas sebagai berikut.

Sifat nilai atau paras nilai didukung oleh pengertian tentang pemenuhan

hasrat, kesenangan, kepuasan, minat, kemauan rasional yang murni, serta persepsi

mental yang erat sebagai pertalian antara sesuatu sebagai sarana untuk menuju ke

titik akhir atau menuju kepada tercapainya hasil yang sebenarnya. Di dalam

22
mengkaji Manajemen berkecimpung tentunya dilandasi dengan hasrat untuk

mendapatkan kepuasan.

Perihal tipe nilai didapat informasi bahwa ada nilai intrinsik dan ada nilai

instrumental. Nilai intrinsik ialah nilai konsumatoris atau yang melekat pada diri

sesuatu sebagai bobot martabat diri (prized for their own sake). Yang tergolong ke

dalam nilai intrinsik adalah kebaikan dari segi moral, kecantikan, keindahan, dan

kemurnian. Nilai instrumental adalah nilai penunjang yang menyebabkan sesuatu

memiliki nilai intrinsik.

Penerapan tipe nilai bagi manajemen diarahkan manajemen sebagai profesi.

Banyak usaha yang telah dilakukan untuk mengklasifikasikan manajemen sebagai

profesi, kriteria-kriteria untuk menentukan sesuatu sebagai profesi yang dapat

diperinci sebagai berikut:

1.      Para profesional membuat keputusan atas dasar prinsip-prinsip umum.

Adanya pendidikan kursus-kursus program-program latihan formal menunjukan

bahwa ada prinsip-prinsip manajemen tertentu yang dapat diandalkan

2.      Para profesional mendapatkan status mereka karena mencapai standar

prestasi kerja tertentu, bukan karena favoritisme atau karena suku bangsa atau

agamanya

3.      Para profesional harus ditentukan oleh suatu kode etik yang kuat,

dengan disiplin untuk mereka yang menjadi klienya.

Manajemen telah berkembang menjadi bidang yang semakin profesional

melalui perkembangan yang mencolok program-program latihan manajemen di

23
Universitas-universitas ataupun lembaga-lembaga manajemen swasta dan melalui

pengembangan para eksekutif organisasi atau perusahaan

D. Sejarah Dan Perkembangan Filsafat Ilmu Manajemen

1. Sejarah Awal Abad 19 dan Abad 20

Beberapa orang melihat sejarah manajemen sebagai konseptualisasi modern

yang terlambat.Dalam istilah tersebut manajemen tidak memiliki sejarah

pramodern, hanya merupakan pertanda. Beberapa orang lainnya, mendeteksi

aktivitas mirip manajemen di masa pra-modern akhir. Perkembangan pemikiran

manajemen pada pedagang-pedagang Sumeria dan pembangun piramid Mesir

yaitu para pemilik budak selama berabad-abad menghadapi permasalahan

eksploitasi/memotivasi budak yang bergantung namun terkadang suka melawan

(memaksa otoritas), namun banyak perusahaan pra-industri dengan skala mereka

yang kecil, tidak merasa terdorong untuk menghadapi permasalahan manajemen

secara sistematis. namun, inovasi seperti penyebaran sistem angka Hindu-Arab

(abad ke-5 hingga ke-15) dan kodifikasi kesekretariatan entri ganda (1494)

menyediakan perangkat untuk penilaian, perencanaan dan kendali manajemen.

a. Abad 19

Bidang pelajaran manajemen berkembang dari ekonomi dalam abad 19 .

Pelaku ekonomi klasik Adam Smith dan John Stuart Mill memberikan teori teori

pengaturan sumber daya, produksi dan penetapan harga. Pada saat yang hampir

bersamaan, penemu seperti Eli Whitney,James Watt dan Matthew Boulton

24
mengembangkan teknik produksi seperti Penetapan standar, prosedur kontrol

kualitas, akuntansi biaya, penukaran bahan, dan perencanaan kerja.

Pada pertengahan abad 19, Robert Owen, Henry Poor, dan M.Laughlin dan lain-

lain memperkenalkan elemen manusia dengan teori pelatihan, motivasi, struktur

organisasi dan kontrol pengembangan pekerja.

Pada akhir abad 19, Pelaku ekonomi marginal Alfred Marshall dan Leon

Walras dan lainnya memperkenalkan lapisan baru yang kompleks ke teori

manajemen. Pada 1900an manajer mencoba mengganti teori mereka secara

keseleruhan berdasarkan sains.

b. Abad 20

Teori pertama tentang manajemen yang lengkap muncul sekitar tahun 1920.

Orang seperti Henry Fayol dan Alexander Church menjelaskan beberapa cabang

dalam manajemen dan hubungan satu sama lain.Peter Drucker menulis salah satu

buku paling awal tentang manajemen terapan: “Konsep Korporasi” (Concept of

the Corporation), diterbitkan tahun 1946. Buku ini muncul atas ide Alfred Sloan

(chairman dari General Motors) yang menugaskan penelitian tentang organisasi.

H. Dodge, Ronald Fisher, dan Thorton C Fry memperkenalkan teknik

statistika ke dalam manajemen. Pada tahun 1940an, Patrick Blackett

mengkombinasikan teori statistika dengan teori mikro ekonomi dan lahirlah ilmu

riset operasi. Riset operasi, sering dikenal dengan “Sains Manajemen”, mencoba

pendekatan sains untuk menyelesaikan masalah dalam manajemen, khususnya di

bidang logistik dan operasi.

25
Mendekati akhir abad 20, manajemen terdiri dari beberapa bidang terpisah,

termasuk:

a. Manajemen sumber daya

b. Manajemen operasi atau produksi

c. Manajemen strategi

d. Manajemen pemasaran

e. Manajemen keuangan

f. Manajemen informasi teknologi

2. Perkembangan Awal Teori Manajemen

Ada dua tokoh manajemen ,yang mengawali munculnya manajemen ilmiah,

yang akan dibahas disini, yaitu: Robert Owen dan Charles Babbage .

a. Robert Owen ( 1771-1858)

Pada permulaan tahun 1800 an Robert Owen, seorang manajer beberapa

pabrik pemintalan kapas di New Lanark Skotlandia. Menekankan penting unsur

manusia dalam produksi. Dia membuat perbaikan-perbaikan dalam kondisi kerja,

seperti pengurangan hari kerja standar,pembatasan anak-anak dibawah umur yang

bekerja, membagun perumahan yang lebih baik bagi karyawan dan

mengoperasikan toko perusahaan yang menjual barang barang dengan murah.Dari

hasil pengamatannya disimpulkan bahwa,bilamana terhadap mesin dan faktor

produksi diadakan suatu perawatan yang baik akan memberikan keuntungan

kepada perusahaan,demikian pula pada tenaga kerja,apabila tenaga kerja

dipelihara dan dirawat (dalam arti adanya perhatian baik

26
kompensasi,kesehatan,tunjangan dan lain sebagainya) oleh pimpinan perusahaan

akan memberikan keuntungan kepada perusahaan,kuantitas dan kualitas hasil

pekerjaan dipengaruhi oleh situasi ekstern dan intern dari pekerjaan.Atas hasil

penelitiannya Robert Owen dikenal sebagai Bapak Manajemen Personalia.

b. Charles Babbage (1792-1871 )

Charles Babbge, seorang profesor matematika dari inggris, mencurahkan

banyak waktunya untuk membuat operasi-operasi pabrik menjadi lebih efisien.

Babbge adalah penganjur pertama prinsip pembagian kerja melalui

spesifikasinya.Dia percaya bahwa aplikasi prinsip prinsip ilmiah pada proses kerja

akan menaikkan produktivitas dari tenaga kerja,karena pekerjaan dilakukan

dengan efektif dan efisien.Dia menganjurkan agar para manajer bertukar

pengalaman dalam penerapan prinsip prinsip manajemen.Pembagian kerja

(devision of labour) mempunyai beberapa keunggulan,yaitu:

1. Waktu yang diperlukan untuk belajar dari pengalaman pengalaman

yang baru,

2. Banyaknya waktu yang terbuang bila seseorang berpindah dari satu

pekerjaan kepekerjaan lain akan menghambat kemajuan dan

ketrampilan pekerja,

3. kecakapan dan keahlian orang bertambah karena bekerja terus

menerus dalam tugasnya,

4. Adanya perhatian pada pekerjaanya sehingga dapat meresapi alat

alatnya karena perhatiannya pada itu itu saja.

27
3. Prinsip dan Fungsi Manajemen

1. Prinsip manajemen

Prinsip dapat didefinisikan sebagai suatu pernyataan fundamental atau

kebenaran umum yang merupakan sebuah pedoman untuk berpikir atau bertindak.

Prinsip merupakan dasar, namun tidak bersifat mutlak karena prinsip bukanlah

umum. Dalam hubungannya dengan manajemen prinsip-prinsip bersifat fleksibel

dalam arti bahwa perlu di pertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus

dan situasi-situasi yang berubah.

Prinsip-prinsip umum manajemen (general principle of management) teridiri

dari:

a. Pembagian kerja (Division of work)

Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian

sehingga pelaksanaan kerja berjalan efektif. Oleh karena itu, pembagian kerja

harus rasional/objektif, bukan emosional/subyektif yang didasarkan atas dasar like

and dislike.Dengan adanya prinsip the right man in the right place akan

memberikan jaminan terhadap kestabilan, kelancaran dan efesiensi

kerja.Pembagian kerja yang baik merupakan kunci bagi penyelengaraan kerja.

kecerobohan dalam pembagian kerja akan berpengaruh kurang baik dan mungkin

menimbulkan kegagalan dalam penyelenggaraan pekerjaan, oleh karena itu,

seorang manajer yang berpengalaman akan menempatkan pembagian kerja

sebagai prinsip utama yang akan menjadi titik tolak bagi prinsip-prinsip lainnya.

b. Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility)

28
Setiap karyawan dilengkapi dengan wewenang untuk melakukan pekerjaan

dan setiap wewenang melekat atau diikuti pertanggungjawaban. Wewenang dan

tanggung jawab harus seimbang. Setiap pekerjaan harus dapat memberikan

pertanggungjawaban yang sesuai dengan wewenang. Oleh karena itu, makin kecil

wewenang makin kecil pula pertanggungjawaban demikian pula sebaliknya.

Tanggung jawab terbesar terletak pada manajer puncak. Kegagalan suatu usaha

bukan terletak pada karyawan, tetapi terletak pada puncak pimpinannya karena

yang mempunyai wewemang terbesar adalah manajer puncak. oleh karena itu,

apabila manajer puncak tidak mempunyai keahlian dan kepemimpinan, maka

wewenang yang ada padanya merupakan bumerang.

c. Disiplin (Discipline)

Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap pekerjaan yang

menjadi tanggung jawab. Disiplin ini berhubungan erat dengan wewenang.

Apabila wewenang tidak berjalan dengan semestinya, maka disiplin akan hilang.

Oleh karena ini, pemegang wewenang harus dapat menanamkan disiplin terhadap

dirinya sendiri sehingga mempunyai tanggung jawab terhadap pekerjaan sesuai

dengan wewenang yang ada padanya.

d. Kesatuan perintah (Unity of command)

Dalam melakasanakan pekerjaan, karyawan harus memperhatikan prinsip

kesatuan perintah sehingga pelaksanaan kerja dapat dijalankan dengan baik.

Karyawan harus tahu kepada siapa ia harus bertanggung jawab sesuai dengan

wewenang yang diperolehnya. Perintah yang datang dari manajer lain kepada

29
serorang karyawan akan merusak jalannya wewenang dan tanggung jawab serta

pembagian kerja.

e. Kesatuan pengarahan (Unity of direction)

Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya, karyawan perlu

diarahkan menuju sasarannya. Kesatuan pengarahan bertalian erat dengan

pembagian kerja. Kesatuan pengarahan tergantung pula terhadap kesatuan

perintah. Dalam pelaksanaan kerja bisa saja terjadi adanya dua perintah sehingga

menimbulkan arah yang berlawanan. Oleh karena itu, perlu alur yang jelas dari

mana karyawan mendapat wewenang untuk melaksanakan pekerjaan dan kepada

siapa ia harus mengetahui batas wewenang dan tanggung jawabnya agar tidak

terjadi kesalahan. Pelaksanaan kesatuan pengarahan (unity of direction) tidak

dapat terlepas dari pembaguan kerja, wewenang dan tanggung jawab, disiplin,

serta kesatuan perintah.

f. Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri

Setiap karyawan harus mengabdikan kepentingan sendiri kepada

kepentingan organisasi. Hal semacam itu merupakan suatu syarat yang sangat

penting agar setiap kegiatan berjalan dengan loancar sehingga tujuan dapat

tercapai dengan baik Setian karyawan dapat mengabdikan kepentingan pribadi

kepada kepentingan organisasi apabila memiliki kesadaran bahwa kepentingan

pribadi sebenarnya tergantung kepada berhasil-tidaknya kepentingan organisasi.

Prinsip pengabdian kepentingan pribadi kepada kepentingan organisasi dapat

terwujud, apabila setiap karyawan merasa senang dalam bekerja sehingga

memiliki disiplin yang tinggi.

30
g. Penggajian Pegawai

Gaji atau upah bagi karyawan merupakan kompensasi yang menentukan

terwujudnya kelancaran dalam bekerja. Karyawan yang diliputi perasaan cemas

dan kekurangan akan sulit berkonsentrasi terhadap tugas dan kewajibannya

sehingga dapat mengakibatkan ketidaksempurnaan dalam bekerja. Oleh karena

itu, dalam prinsip penggajian haris dipikirkan bagaimana agar karyawan dapat

bekerja dengan tenang. Sistem penggajian harus diperhitungkan agar

menimbulkan kedisiplinan dan kegairahan kerja sehingga karyawan berkompetisi

untuk membuat prestasi yang lebih besar. Prinsip more pay for more prestige

(upaya lebih untuk prestasi lebih), dan prinsip upah sama untuk prestasi yang

sama perlu diterapkan sebab apabila ada perbedaan akan menimbulkan kelesuan

dalam bekerja dan mungkin akan menimbulkan tindakan tidak disiplin.

h. Pemusatan (Centralization)

Pemusatan wewenang akan menimbulkan pemusatan tanggung jawab dalam

suatu kegiatan. Tanggung jawab terakhir terletak ada orang yang memegang

wewenang tertinggi atau manajer puncak. Pemusatan bukan berarti adanya

kekuasaan untuk menggunakan wewenang, melainkan untuk menghindari

kesimpangsiurang wewenang dan tanggung jawab. Pemusatan wewenang ini juga

tidak menghilangkan asas pelimpahan wewenang (delegation of authority)

i. Hirarki (tingkatan)

Pembagian kerja menimbulkan adanya atasan dan bawahan. Bila pembagian

kerja ini mencakup area yang cukup luas akan menimbulkan hirarki. Hirarki

diukur dari wewenang terbesar yang berada pada manajer puncak dan seterusnya

31
berurutan ke bawah. dengan adanya hirarki ini, maka setiap karyawan akan

mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung jawab dan dari siapa ia mendapat

perintah.

j. Ketertiban (Order)

Ketertiban dalam melaksanakan pekerjaan merupakan syarat utama karena

pada dasarnya tidak ada orang yang bisa bekerja dalam keadaan kacau atau

tegang. Ketertiban dalam suatu pekerjaan dapat terwujud apabila seluruh

karyawan, baik atasan maupun bawahan mempunyai disiplin yang tinggi. Oleh

karena itu, ketertiban dan disiplin sangat dibutuhkan dalam mencapai tujuan.

k. Keadilan dan kejujuran

Keadilan dan kejujuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai tujuan

yang telah ditentukan. Keadilan dan kejujuran terkait dengan moral karyawan dan

tidak dapat dipisahkan. Keadilan dan kejujuran harus ditegakkan mulai dari atasan

karena atasan memiliki wewenang yang paling besar. Manajer yang adil dan jujur

akan menggunakan wewenangnya dengan sebaik-baiknya untuk melakukan

keadilan dan kejujuran pada bawahannya.

l. Stabilitas kondisi karyawan

Dalam setiap kegiatan kestabilan karyawan harus dijaga sebaik-baiknya agar

segala pekerjaan berjalan dengan lancar. Kestabilan karyawan terwujud karena

adanya disiplin kerja yang baik dan adanya ketertiban dalam kegiatan. Manusia

sebagai makhluk sosial yang berbudaya memiliki keinginan, perasaan dan pikiran.

Apabila keinginannya tidak terpenuhi, perasaan tertekan dan pikiran yang kacau

akan menimbulkan goncangan dalam bekerja.

32
m. Prakarsa (Inisiative)

Prakarsa timbul dari dalam diri seseorang yang menggunakan daya pikir.

Prakarsa menimbulkan kehendak untuk mewujudkan suatu yang berguna bagi

penyelesaian pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Jadi dalam prakarsa terhimpun

kehendak, perasaan, pikiran, keahlian dan pengalaman seseorang. Oleh karena itu,

setiap prakarsa yang datang dari karyawan harus dihargai. Prakarsa (inisiatif)

mengandung arti menghargai orang lain, karena itu hakikatnya manusia butuh

penghargaan. Setiap penolakan terhadap prakarsa karyawan merupakan salah satu

langkah untuk menolak gairah kerja. Oleh karena itu, seorang manajer yang bijak

akan menerima dengan senang hari prakarsa-prakarsa yang dilahirkan

karyawannya.

n. Semangat Kesatuan, Semangat Korp

Setiap karyawan harus memiliki rasa kesatuan, yaitu rasa senasib

sepenanggungan sehingga menimbulkan semangat kerja sama yang baik.

semangat kesatuan akan lahir apabila setiap karyawan mempunyai kesadaran

bahwa setiap karyawan berarti bagi karyawan lain dan karyawan lain sangat

dibutuhkan oleh dirinya. Manajer yang memiliki kepemimpinan akan mampu

melahirkan semangat kesatuan (esprit de corp), sedangkan manajer yang suka

memaksa dengan cara-cara yang kasar akan melahirkan friction de corp

(perpecahan dalam korp) dan membawa bencana.

o. Fungsi manajemen

Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat

di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam

33
melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan.Kegiatan tersebut adalah sebagai

berikut:

p. Perencanaan (Planning)

Kegiatan seorang manajer adalah menyusun rencana. Menyusun rencana berarti

memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Agar dapat

membuat rencana secara teratur dan logis, sebelumnya harus ada keputusan

terlebih dahulu sebagai petunjuk langkah-langkah selanjutnya.

q. Pengorganisian (Organizing)

Pengorganisasian atau organizing berarti menciptakan suatu struktur dengan

bagian-bagian yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga hubungan antarbagian-

bagian satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka dengan keseluruhan

struktur tersebut. Pengorganisasian bertujuan membagi suatu kegiatan besar

menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Selain itu, mempermudah manajer

dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk

melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.

r. Menggerakkan (Actuating)

Menggerakkan atau Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan

agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan

perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya adalah

menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau penuh

34
kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara

efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan (leadership).

s. Pengawasan (Controling)

Pengawasan merupakan tindakan seorang manajer untuk menilai dan

mengendalikan jalannya suatu kegiatan yang mengarah demi tercapainya tujuan

yang telah ditetapkan.

4. Aliran Manajemen

1. Teori Manajemen Klasik

Pada permulaan tahun 1800 an Robert Owen, seorang manajer beberapa

pabrik pemintalan kapas di New Lanark Skotlandia, menekankan pentingnya

unsur manusia dalam produksi. Dia membuat perbaikan-perbaikan dalam kondisi

kerja, seperti pengurangan hari kerja standar, pembatasan anak-anak dibawah

umur yang bekerja, membangun perumahan yang lebih baik bagi karyawan dan

mengoperasikan toko perusahaan yang menjual barang-barang dengan murah.Dia

mengemukakan bahwa melalui perbaikan kondisi karyawanlah yang akan

menaikkan produksi dan keuntungan (laba), dan investasi yang paling

menguntungkan adalah pada karyawan atau “vital machines”. Charles Babbage

(1792 – 1871), seorang professor matematika dari Inggris, mencurahkan banyak

waktunya untuk membuat operasi-operasi pabrik menjadi lebih efisien. Babbage

adalah penganjur pertama prinsip pembagian kerja melalui spesialisasi. Setiap

tenaga kerja harus diberi latihan keterampilan yang sesuai dengan setiap operasi

pabrik

2. Manajemen ilmiah

35
Manajemen Ilmiah mula-mula dikembangkan oleh Frederick Winslow

Taylor sekitar tahun 1900-an. Karena karyanya tersebut, Taylor disebut sebagai

“bapak manajemen Ilmiah”. Taylor telah memberikan prinsip-prinsip dasar

(filsafat) penerapan pendekatan ilmiah pada manajemen, dan mengembangkan

sejumlah teknik-tekniknya untuk mencapai efisiensi.

Taylor mengemukakan empat prinsip Scientific Management,yaitu

1. Menghilangkan sistem coba coba dan menerapkan metode metode

ilmu pengetahuan dalam setiap unsur unsur kegiatan,

2. Memilih pekerjaan terbaik untuk setiap tugas tertentu,selanjutnya

memberikan latihan dan pendidikan kepada pekerja,

3. Setiap petugas harus menerapkan hasil hasil ilmu pengetahuan dalam

menjalankan tugasnya,

4. Harus dijalin kerja sama yang baik antara pimpinan dengan pekerja.

3. Teori Organisasi Klasik

Henry Fayol seorang industrialis perancis (1841 –1925), mengemukakan

teori dan teknik-teknik administrasi sebagai pedoman bagi pengelolaan

organisasi-organisasi yang kompleks dalam bukunya yang terkenal,

Administration Industrielle et Generale (Administrasi Industri dan umum). Fayol

membagi operasi-operasi perusahaan menjadi enam kegiatan, yang semuanya

saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Kegiatan-kegiatan tersebut adalah :

1. teknik – produksi dan manufacturing produk,

2. komersial–pembelian bahan baku dan penjualan produk,

36
3. keuangan (finansial)-perolehan dan penggunaan modal,

4. keamanan –perlindungan karyawan dan kekayaan,

5. akuntansi–pelaporan dan pencatatan biaya, laba dan hutang,

pembuatan neraca, dan pengumpulan data statistic,

6. manajerial.

4. Aliran Hubungan Manusiawi

Aliran hubungan manusiawi (perilaku manusia atau neoklasik) muncul karena

ketidakpuasan bahwa yang dikemukakan pendekatan klasik tidak sepenuhnya

menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja. Beberapa ahli mencoba

melengkapi teoriorganisasi klasik dengan pandangan sosiologi dan psikologi.

Hugo Munsterberg (1863 –1916) dan Mayo (1880 –1949) merupakan dua tokoh

yang memberikan kontribusi dalam aliran ini.

5. Aliran Manajemen Modern

Masa manajemen modern berkembang melalui dua jalur yang berbeda. Jalur

pertama merupakan pengembangan dari aliran hubungan manusiawi yang dikenal

sebagai perilaku organisasi, dan yang lain di bangun atas dasar manajemen

ilmiah,dikenal dengan aliran kuantitatif.

37
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Filsafat ilmu adalah bagian dari filsafat yang menjawab beberapa

pertanyaan mengenai hakikat ilmu. Sumber utama ilmu pengetahuan yaitu

rasionalisme ialah dengan pendekatan mental disiplin, yaitu dengan melatih pola

dan sistematika berpikir seseorang melalui tata logika yang tersistematisasi

secara singkat dapat ditegaskan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi dewasa ini tidak dapat dilepaskan dari peran dan pengaruh awal tonggak

ilmu pengetahuan, yaitu Yunani. Perkembangan ini berkembang sebagai reaksi

dari ilmu pengetahuan yang sudah ada, sehingga mengantarnya pada inovasi yang

tiada henti, baik didorong dengan semangat evolusi ataupun revolusi. Jadi,

perkembangan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini tidaklah berlangsung secara

mendadak, melainkan secara bertahap, sehingga dapat memudahkan manusia

38
dalam menjalankan aktivitasnya, walaupun di satu sisi juga menyumbangkan

kemudhratan bagi kehidupan manusia itu sendiri.

B. Saran

Sebagai mahasiswa kita harus mengembangkan ilmu yang kita peroleh dan

mencari kebenaran ilmu itu semoga dapat bermanfaat bagi kita semua, akhir kata

saya menyadari bahwa makalah ini bukanlah proses akhir, tetapi merupakan

langkah awal yang masih banyak memerlukan perbaikan.

DAFTAR PUSTAKA 

Nasution Ahmat Taufik, 2016. Filsafat Ilmu. Penerbit Deepublish :


Yogyakarta
Ravertz, Jerome R. 2004. Filsafat Ilmu : Sejarah dan Ruang Lingkup
Bahasan, cetakan keempat, Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Surajiyo. 2007. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia, Jakarta :
PT Bumi Aksara
Bakhtiar, Amsal. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta: Rajawali Pers.
Goodman, Lenn E. 2003. “Muḥammad ibn Zakariyyā al-Rāzī”, dalam
Ensiklopedi Tematis Filsafat Islam, Vol. 1, ed. Seyyed Hossein Nasr dan Oliver
Leaman. Bandung: Mizan
Russell, Betrand. 2002. Sejarah Filsafat Barat dan Kaitannya dengan
Kondisi Sosio-Politik dari Zaman Kuno hingga sekarang. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat UGM. 2005. Filsafat Ilmu,
Yogykarta: Liberty

39

Anda mungkin juga menyukai