OLEH:
KATA PENGHANTAR
Puji serta syukur marilah kita panjatkan pada Allah SWT yang telah
menciptakan manusia dan memuliakannya diatas makhluk-makhluk yang lain. Juga
tidak lupa pula shalawat dan salam atas pemimpin umat islam yakni baginda besar
Muhammad SAW, beserta para sahabat dan pengikunya hingga akhir zaman.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini ialah untuk memenuhi tugas mata
kuliah yang bersangkutan. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
khususnya, dan bagi kita semua selaku calon generasi pendidik masa depan
bangsa.
Penulis
Kelompok 10
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan Makalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Mekanisme pasar dalam sistem perekonomian islam
B. Mekanisme Pasar Dalam Islam
C. Teori Harga
D. Keseimbangan Pasar
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang sempurna dan dinamis, hal ini dikarenakan islam
mengatur seluruh aspek kehidupan baik itu yang bersifat aqidah maupun muamalah
(jual beli).Pasar merupakan jantung perekonomian bangsa, maju mundurnya
perekonomian sangat bergantung kepada kondisi pasar. Pentingnya pasar sebagai
wadah aktifitas tempat jual beli tidak hanya dilihat dari fungsinya secara fisik, namun
aturan, norma dan yang terkait dengan masalah pasar.
Dengan fungsi di atas, pasar jadi rentan dengan sejumlah kecurangan dan
juga perbuatan ketidakadilan yang menzalimi pihak lain. Karena peran pasar penting
dan juga rentan dengan hal-hal yang dzalim, maka pasar tidak terlepas dengan
sejumlah aturan syariat, yang antara lain terkait dengan pembentukan harga dan
terjadinya transaksi di pasar. Dalam istilah lain dapat disebut sebagai mekanisme
pasar menurut Islam dan intervensi pemerintah dalam pengendalian harga.
B. Tujuan Pembahasan
Adapun mekanisme pasar islam ini juga merupakan suatu solusi bagi
mekanisme pasar konvensional yang membenarkan praktek monopolistic rent yakni
mengambil keuntungan di atas keuntungan normal, sedangkan pada sistem
mekanisme pasar islam sendiri hal ini sangat dilarang.
C. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
Ekonomi islam adalah ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang
perilakunya diatur berdasarkan aturan agama islam dan didasari dengan tauhid. Dan
beberapa ahli mendefinisikan ekonomi islam sebagai suatu ilmu yang mempelajari
perilaku manusia dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan dengan alat pemenuhan
kebutuhan yang terbatas dalam lingkup syariah.
Namun, kebebasan itu diikat dengan aturan. Yaitu tidak melakukan kegiatan
ekonomi yang bertentangan dengan aturan syariat, tidak menimbulkan kerugian bagi
para pihak yang bertransaksi, dan senantiasa melakukan kegiatan ekonomi dalam
rangka mewujudkan kemaslahatan. Al-ghazali menjelaskan proses evolusi pasar.
Secara alami manusia selalu membutuhkan orang lain. Manusia dalam memenuhi
kebutuhannya memerlukan tempat penyimpanan dan pendistribusian semua
kebutuhan mereka. Tempat inilah yang kemudian didatangi manusia dan disinilah
munculnya pasar.
Manusia tidak dapat secara langsung melakukan barter (penukaran barang
milik mereka), hal ini menjadi factor yang mendorong mereka melakukan transaksi di
pasar. Para pedagang melakukan jual beli dengan tingkat keuntungan tertentu. Jika
petani tidak mendapatkan pembeli dari barang yang dibutuhkannya, ia akan menjual
barangnya dengan harga yang lebih murah. Pernyataan ini menunjukkan bahwa
harga ditentukan oleh permintaan dan penawaraan.
Abu yusuf menyatakan tidak ada batasan tertentu tentang murah dan
mahalnnya harga di pasar. Murah bukan karena melimpahnya makanan, mahal juga
bukan karena kelangkaan makanan, kadang makanan sangat sedikit tetapi
harganya murah. Murah dan mahal merupakan sunatullah (ketentuan Allah).
Pernyataan ilmuan yang hidup pada masa Khalifah Harun al-Rasyid, secara implisit
berpendapat bahwa harga bukan hanya ditentukan oleh penawaran, tetapi juga
ditentukan oleh permintaan. Abu Yusuf mengindikasikan ada variable-variabel
tertentu yang juga mempengaruhi terbentuknya harga.
Islabi (1997 : 68) Ibn Taimiyah memiliki pandangan yang hampir sama , ia
menyatakan mekanisme pasar dalam islam adalah pasar bebas, harga yang
ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan. Kenaikan harga tidak selalu
disebabkan oleh ketidakadilan dari para pedagang, yakni harga merupakan hasil
interaksi antara permintaan dan penawaran yang terbentu karena factor yang
komplek.
Negara dalam sistem ekonomi islam tidak dapat ikut campur dalam kegiatan
pasar. Akan tetapi, negara mempunyai wewenang untuk melakukan pengawasan
terhadap mekanisme pasar, mencegah dan menindak pelaku kecurangan, spekulasi
seperti penimbunan barang, monopoli, dan tindakan lainnya yang merugikan
konsumen. Dalam sejarah ekonomi islam, ketika terjadi kenaikan harga terhadap
barang-barang komoditi pada masa Rasul, para sahabat dating menghadap beliau
dan memintanya untuk menetapkan harga-harga dipasar. Namun, permintaan itu
ditolak oleh Nabi saw. Dengan jawaban Allah yang Maha Penetap harga dan
Pemberi Rezeki, seperti yang tertera dala hadits riwayat Bukhari dan Muslim yang
dinukilkan dari Anas ibn Malik:
Menurut Abu Yusuf harga tidak bergantung pada penawaran saja, tetapi juga
bergantung pada kekuatan permintaan, beliau menegaskan bahwa ada beberapa
variabel lain yang mempengaruhi, tetapi beliau tidak menjelaskan lebih rinci.
Menurut Muhammad Nejatullah Shiddiqi, pernyataan Abu Yusuf harus diterima
sebagai pernyataan hasil pengamatanya saat itu, yakni keberadaan yang sama
antara melimpahnya barang dan tingginya harga serta kelangkaan barang dan harga
rendah.
Al- Ghazali menjelaskan tentang kurva penawaran dan permintaan yang ber-
slope positif, untuk kurva penawaran “yang naik dari kiri ke bawah ke kanan atas”,
dinyatakan dalam kalimat “jika petani tidak mendapatkan pembeli bagi
barangnya/produknya, ia akan menjualnya pada harga yang sangat rendah”.
Sementara untuk kurva permintaan, “yang turun dari atas ke kanan bawah”,
dijelaskan dengan kalimat , harga dapat diturunkan dengan mengurangi permintaan.
Ibnu Taimiyah adalah seorang fuqoha yang mempunyai karya pemikiran dalam
berbagai bidang ilmu yang luas, termasuk dalam bidang ekonomi. Dalam buku Al-
Hisbah Fi’l Islam dan As-Siyasah Ash-Shar’iyah fi Islah Ar-Ra’I wa Ar-Ra’iyah (Legal
Policies to Reform the Rulers and the Ruled), beliau banyak membahas problema
ekonomi yang dihadapi saat itu, baik dalam tinjauan sosial maupun hokum (fiqh)
islam. Karyanya banyak mengandung ide yang berpandangan ke depan,
sebagaimana banyak dikaji oleh ekonom Barat, karyanya juga mencakup aspek
makro dan mikro ekonomi.
Oleh karena itu, jika permintaan terhadap barang meningkat dan penawaran
turun, maka harga barang akan naik. Begitu juga sebaliknya, jika permintaan
menurun dan penawaran barang meningkat maka harga barang akan turun. Beliau
menyebutkan 2 sumber persediaan yaitu: produksi lokal, dan impor barang yang di
minta. Terjadinya perubahan dalam penawaran, digambarkan sebagai peningkatan
atau penurunan dalam jumlah barang yang di tawarkan, sedangkan perubahan
permintaan sangat ditentukan oleh konsumen.
Permintaan akan barang sering berubah-ubah, perubahan itu di sebabkan
beberapa factor yaitu, keinginan masyarakat terhadap berbagai jenis barang yang
berbeda dan selalu berubah-ubah, jumlah peminat terhadap suatu barang, kuat atau
lemahnya terhadap kebutuhan suatu barang, kualitas pembeli barang tersebut, jenis
pembayaran yang digunakan dalam transaksi dan besar kecilnya biaya yang harus
di gunakan oleh produsen atau penjual. Ibnu taimiyah secara umum sangat
menghargai arti penting harga yang terjadi karena mekanisme pasar yang bebas.
Beliau menolah segala campur tangan untuk menekan atau menetapkan harga
sehingga mengganggu mekanisme yang bebas.
Selain Abu Yusuf, Al-Ghazali, Ibnu taimiyah, intelektual muslim yang juga
membahas mekanisme pasar adalah Ibnu Khaldun. Beliau membagi jenis barang
menjadi 2 macam yaitu, barang kebutuhan pokok, dan barang mewah. Menurutnya,
bila suatu kota berkembang dan populasinya bertambah, maka persediaan
pengadaan barang kebutuhan pokok melebihi kebutuhan, sehingga penawaran
meningkat dan akibatnya harga menjadi turun, sedangkan barang mewah,
permintaannya akan meningkat sejalan dengan perkembangan kota dan gaya hidup.
Akibatnya, harga barang mewah menjadi naik.
Pemikiran Ibnu Khaldun tentang pasar termuat dalam buku monumental, yaitu
al-muqaddimah, terutama dalam bab harga-harga di kota. Dalam buku tersebut
mendeskripsikan tentang pengaruh kenaikan dan penurunan penawaran terhadap
tingkat harga. Beliau menyatakan “Ketika barang-barang yang tersedia sedikit, maka
harga-harga akan naik. Namun, bila jarak antar kota dekat dan aman untuk
melakukan perjalanan, maka akan banyak barang yang diimpor sehingga
ketersediaan barang-barang akan melimpah dan harga-harga akan turun.”
Ibnu Khaldun juga telah membahas teori permintaan dan penawaran
sebagaimana seperti Al-Ghazali dan Ibnu Taimiyah. Keuntungan yang wajar akan
mendorong tumbuhnya perdagangan, sedangkan keuntungan yang sangat rendah
akan membuat lesu perdagangan. Karena pedagang kehilangan motivasi untuk
kerja. Sebaliknya jika pedagang mengambil keuntungan yang sangat tinggi, juga
akan membuat lesu pedagangan karena lemahnya permintaan dari konsumen.
Dengan demikian modal dan pola yang dikehendaki adalah system oprasional
pasar yang normal. Dalam hal ini Muhammad Nejatullah Shidiqi menyimpulkan
bahwa ciri-ciri pendekatan islam dalam hal mekanisme pasar adalah:
Jadi ibnu khaldun sangat menghargai harga yang terjadi dalam pasar bebas,
namun beliau tidak mengajukan saran-saran kebijakan pemerintah untuk
mengelolah harga. Lebih banyak untuk memfokuskan kepada factor-faktor yang
mempengaruhi harga. Hal ini tentu saja berbeda denga Ibnu Taimiyah yang dengan
tegas menentang intervensi pemerintah sepanjang jalan pasar berjalan dengan
bebas dan normal.
C. Teori Harga
Price theory atau teori harga adalah sebuah teori yang berusaha memahami
bagaimana harga ditentukan. Dalam mikroekonomi, ini dijelaskan melalui hukum
permintaan, hukum penawaran dan ekuilibrium keduanya, baik secara individu
maupun pasar secara keseluruhan.
a. Pengertian Harga
Harga adalah suatu nilai yang harus di keluarkan oleh pembeli untuk mendapatkan
barang atau jasa yang memiliki nilai guna beserta pelayanannya
b. Tujuan Penetapan Harga
1. Keadaan perkonomian
2. Kurva permintaan
3. Biaya
Biaya merupakan faktor dasar dalam penentukan harga, sebab bila harga
yang di tetapkan tidak sesuai maka perusahaan akan mengalami kerugian.
Perasahaan ingin menetapkan harga yang dapat menutup biaya produksi, distribusi,
dan penjualan produknya, termasuk pengembalian yang memadai atas usaha dan
resikonya. Untuk dapat menetapkan harga dengan tepat, manajemen perlu untuk
mengetahui bagaimana biaya bervariasi bila level produksinya berubah.
1. Biaya tetap adalah biaya - biaya yang tidak dipengaruhi oleh produksi atau
penjualan.
2. Biaya variable adalah biaya yang tidak tetap dan akan berubah menurut
level produksi. Biaya ini disebut biaya variabel karena biaya totalnya
berabah sesuai dengan jumlah unit yang diproduksi.
4. Persaingan
5. Pelanggan
6. Peraturan Pemerintah
Adalah cara penetapan harga yang didasarkan pada permintaan pasar dan
masih mempertimbangkan biaya. penetapan harga dikatakan break-even apabila
penghasilan yang terima sama dengan ongkosnya, dengan anggapan bahwa harga
jualnya sudah anda tentukan.
Dalam metode ini, penetapan harga tidak didasarkan pada biaya, tetapi justru
sebaliknya. Harga yang menentukan biaya .
D. Keseimbangan Pasar
Keseimbangan pasar memiliki dua fungsi utama yang berperan penting dalam
pembentukannya. Adapun fungsi dalam keseimbangan pasar mencakup:
1. Fungsi permintaan
Bagaimana jika harga barang yang berlaku di pasaran lebih rendah dari harga
keseimbangan? Hal ini jelas akan mengakibatkan kelebihan permintaan (market
shortage). Kelebihan permintaan merupakan kondisi di mana jumlah barang yang
diminta lebih besar dibandingkan dengan jumlah barang yang ditawarkan pada
harga pasar yang berlaku. Kondisi ini menimbulkan persaingan antar-konsumen
untuk mendapatkan barang tersebut, karena barang yang tersedia terbatas.
Konsekuensi lebih lanjut, harga akan terdongkrak naik sehingga jumlah permintaan
dan penawaran akan terdorong ke arah keseimbangan.
2. Fungsi penawaran
Fungsi penawaran dapat dipahami sebagai persamaan yang menunjukkan
hubungan antara harga barang dengan jumlah barang yang ditawarkan oleh
produsen. Fungsi penawaran bekerja sesuai dengan hukum penawaran, di mana
kenaikan harga barang akan diikuti dengan kenaikan jumlah barang yang
ditawarkan. Sebaliknya, penurunan harga barang akan diikuti dengan penurunan
jumlah barang yang ditawarkan. Tentunya penerapan hukum penawaran ini
menggunakan asumsi cateris paribus, yaitu faktor-faktor lain yang mempengaruhi
dianggap tetap. Berkenaan dengan hal itu, antara harga dengan jumlah yang
ditawarkan selalu menghasilkan hubungan yang positif.
A. Kesimpulan
Ekonomi Islam memandang bahwa pasar, negara, dan individu berada dalam
keseimbangan (iqtishad), tidak boleh ada sub-ordinat, sehingga salah satunya
menjadi dominan dari yang lain. Pasar dijamin kebebasannya dalam Islam. Pasar
bebas menentukan cara-cara produksi dan harga, tidak boleh ada gangguan yang
mengakibatkan rusaknya keseimbangan pasar.
Tetapi oleh karena sulitnya ditemukan pasar yang berjalan sendiri secara adil
(fair) dan distorasi pasar sering terjadi, sehingga dapat merugikan para pihak, maka
Islam membolehkan adanya internevsi pasar oleh negara untuk mengembalikan
agar pasar kembali normal.
B. Saran
Sebagai mahasiswa kita harus mengembangkan ilmu yang kita peroleh dan
mencari kebenaran ilmu itu semoga dapat bermanfaat bagi kita semua, akhir kata
saya menyadari bahwa makalah ini bukanlah proses akhir, tetapi merupakan
langkah awal yang masih banyak memerlukan perbaikan.
DAFTAR PUSTAKA
(https://www.kompasiana.com/anaaini/5c75006443322f66663acc68/mekanisme-
pasar-dalam-sistem-ekonomi-islam?page=2)
(http://fosei-ums.blogspot.com/2016/09/mekanisme-pasar-dalam-islam.html?m=1)
(http://assharrefdino.blogspot.com/2013/04/teori-harga-penetapan-harga.html?m=1)
(https://cerdasco.com/teori-harga/)