Anda di halaman 1dari 21

MEKANISME PASAR ISLAMI

OLEH:

1. FIDRO RAKHA ASWANGGA (21910202)

2. TRI INDRIAWAN PUTRA (21910206)

PROGRAM STUDI MANAJMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI


2020

KATA PENGHANTAR

Puji serta syukur marilah kita panjatkan pada Allah SWT yang telah
menciptakan manusia dan memuliakannya diatas makhluk-makhluk yang lain. Juga
tidak lupa pula shalawat dan salam atas pemimpin umat islam yakni baginda besar
Muhammad SAW, beserta para sahabat dan pengikunya hingga akhir zaman.

Alhamdulillah berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan


penulisan makalah yang singkat ini dengan judul “MEKANISME PASAR ISLAMI”.

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini ialah untuk memenuhi tugas mata
kuliah yang bersangkutan. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
khususnya, dan bagi kita semua selaku calon generasi pendidik masa depan
bangsa.

Kendari, 02 April 2020

Penulis

Kelompok 10
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan Makalah

BAB II PEMBAHASAN
A. Mekanisme pasar dalam sistem perekonomian islam
B. Mekanisme Pasar Dalam Islam
C. Teori Harga
D. Keseimbangan Pasar

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam adalah agama yang sempurna dan dinamis, hal ini dikarenakan islam
mengatur seluruh aspek kehidupan baik itu yang bersifat aqidah maupun muamalah
(jual beli).Pasar merupakan jantung perekonomian bangsa, maju mundurnya
perekonomian sangat bergantung kepada kondisi pasar. Pentingnya pasar sebagai
wadah aktifitas tempat jual beli tidak hanya dilihat dari fungsinya secara fisik, namun
aturan, norma dan yang terkait dengan masalah pasar.

Dengan fungsi di atas, pasar jadi rentan dengan sejumlah kecurangan dan
juga perbuatan ketidakadilan yang menzalimi pihak lain. Karena peran pasar penting
dan juga rentan dengan hal-hal yang dzalim, maka pasar tidak terlepas dengan
sejumlah aturan syariat, yang antara lain terkait dengan pembentukan harga dan
terjadinya transaksi di pasar. Dalam istilah lain dapat disebut sebagai mekanisme
pasar menurut Islam dan intervensi pemerintah dalam pengendalian harga.

B. Tujuan Pembahasan

Melihat pentingnya pasar dalam Islam bahkan menjadi kegiatan yang


terakreditasi serta berbagai problem yang terjadi seputar berjalannya mekanisme
pasar dan pengendalian harga, maka pembahasan tentang tema ini menjadi sangat
menarik dan urgen untuk kami bahas.

Adapun mekanisme pasar islam ini juga merupakan suatu solusi bagi
mekanisme pasar konvensional yang membenarkan praktek monopolistic rent yakni
mengambil keuntungan di atas keuntungan normal, sedangkan pada sistem
mekanisme pasar islam sendiri hal ini sangat dilarang.

C. Rumusan Masalah

1. mengetahui mekanisme pasar dalam sistem perekonomian islam


2. mengetehui mekanisme pasar dalam islam
3. mengetahui teori harga
4. mengetahui keseimbangan pasar

BAB II
PEMBAHASAN

A. Mekanisme Pasar Dalam Sistem Perekonomian Islam

Ekonomi islam adalah ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang
perilakunya diatur berdasarkan aturan agama islam dan didasari dengan tauhid. Dan
beberapa ahli mendefinisikan ekonomi islam sebagai suatu ilmu yang mempelajari
perilaku manusia dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan dengan alat pemenuhan
kebutuhan yang terbatas dalam lingkup syariah.

Supriyatno (2008 : 178) Sedangkan mekanisme pasar adalah proses


penentuan harga berdasarkan permintaan dan penawaran. Permintaan (demand)
adalah keinginan konsumen untuk membeli suatu barang atau jasa pada berbagai
tingkat harga selama periode tertentu. Penawaran (supply) adalah jumlah barang
atau jasa yang ingin ditawarkan pada berbagai tingkat harga selama satu periode
tertentu.

Rozalinda (2017 : 148) Pada dasarnya dalam sistem ekonomi islam,


mekanisme pasar dibangun atas dasar kebebasan, yakni kebebasan individu untuk
melakukan transaksi barang dan jasa. Sistem ekonomi islam menempatkan
kebebasan pada posisi yang tinggi dalam kegiatan ekonomi, walaupun kebebasan
itu bukanlah kebebasan mutlak seperti yang dianut paham kapitalis.

Namun, kebebasan itu diikat dengan aturan. Yaitu tidak melakukan kegiatan
ekonomi yang bertentangan dengan aturan syariat, tidak menimbulkan kerugian bagi
para pihak yang bertransaksi, dan senantiasa melakukan kegiatan ekonomi dalam
rangka mewujudkan kemaslahatan. Al-ghazali menjelaskan proses evolusi pasar.
Secara alami manusia selalu membutuhkan orang lain. Manusia dalam memenuhi
kebutuhannya memerlukan tempat penyimpanan dan pendistribusian semua
kebutuhan mereka. Tempat inilah yang kemudian didatangi manusia dan disinilah
munculnya pasar.
Manusia tidak dapat secara langsung melakukan barter (penukaran barang
milik mereka), hal ini menjadi factor yang mendorong mereka melakukan transaksi di
pasar. Para pedagang melakukan jual beli dengan tingkat keuntungan tertentu. Jika
petani tidak mendapatkan pembeli dari barang yang dibutuhkannya, ia akan menjual
barangnya dengan harga yang lebih murah. Pernyataan ini menunjukkan bahwa
harga ditentukan oleh permintaan dan penawaraan.

Abu yusuf menyatakan tidak ada batasan tertentu tentang murah dan
mahalnnya harga di pasar. Murah bukan karena melimpahnya makanan, mahal juga
bukan karena kelangkaan makanan, kadang makanan sangat sedikit tetapi
harganya murah. Murah dan mahal merupakan sunatullah (ketentuan Allah).
Pernyataan ilmuan yang hidup pada masa Khalifah Harun al-Rasyid, secara implisit
berpendapat bahwa harga bukan hanya ditentukan oleh penawaran, tetapi juga
ditentukan oleh permintaan. Abu Yusuf mengindikasikan ada variable-variabel
tertentu yang juga mempengaruhi terbentuknya harga.

Islabi (1997 : 68) Ibn Taimiyah memiliki pandangan yang hampir sama , ia
menyatakan mekanisme pasar dalam islam adalah pasar bebas, harga yang
ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan. Kenaikan harga tidak selalu
disebabkan oleh ketidakadilan dari para pedagang, yakni harga merupakan hasil
interaksi antara permintaan dan penawaran yang terbentu karena factor yang
komplek.

Supriyatno (2008 : 180) Terkadang naik turunnya harga disebabkan oleh


defisiensi produksi atau tekanan pasar. Jika permintaan terhadap barang meningkat,
sedangkan ketersediaan barang menurun, maka harga akan naik. Sebaliknya, jika
ketersediaan baran meningkat, sedangkan permintaan terhadap barang menurun,
maka harga akan turun.

Kelangkaan atau melimpahnya barang kadang bukan disebabkan oleh


ketidakadilan tetapi karena kehendak Allah. Ibn Taimiyah secara prinsipnya
menghargai pentingnya harga yang terjadi karena mekanisme pasar. Ia menyatakan
intervensi hanya dapat dilakukan pada kasus-kasus tertentu, seperti ikhtiar dan
bencana alam.
Rozalinda (2017 : 151) Ibn Khaldun dalam kitab Muqadddimahnya
menyatakan, jika suatu kota berkembang dan jumlah penduduknya semakin banyak,
penuh dengan kemewahan, maka harga barang-barang pokok akan menurun,
sedangkan barang mewah akan menaik. Hal ini disebabkan penduduk kota memiliki
surplus tinggi akan bahan makanan melebihi kebutuhan mereka, sedangkan
penawaran bahan pangan dan barang kebutuhan pokok lainnya meningkat.

Dalam sistem pasar persaingan sempurna, para pengusaha akan


menggunakan sumber ekonomi yang ada untuk memproduksi bermacam-macam
barang kebutuhan yang diminta oleh konsumen. Para pengusaha pada dasarnya
akan berusaha untuk memaksimumkan pendapatan bersih mereka, yakni selisih
harga jual dengan harga produksi. Yang termasuk harga produksi adalah upah untuk
semua factor produksi yang dibeli atau disewa ditambah biaya-biaya lainnya. Sistem
ekonomi islam menganut prinsip pasar bebas dan pasar persaingan sempurna

Negara dalam sistem ekonomi islam tidak dapat ikut campur dalam kegiatan
pasar. Akan tetapi, negara mempunyai wewenang untuk melakukan pengawasan
terhadap mekanisme pasar, mencegah dan menindak pelaku kecurangan, spekulasi
seperti penimbunan barang, monopoli, dan tindakan lainnya yang merugikan
konsumen. Dalam sejarah ekonomi islam, ketika terjadi kenaikan harga terhadap
barang-barang komoditi pada masa Rasul, para sahabat dating menghadap beliau
dan memintanya untuk menetapkan harga-harga dipasar. Namun, permintaan itu
ditolak oleh Nabi saw. Dengan jawaban Allah yang Maha Penetap harga dan
Pemberi Rezeki, seperti yang tertera dala hadits riwayat Bukhari dan Muslim yang
dinukilkan dari Anas ibn Malik:

‫صلَى اهلل َعلَْي ِه َو َسلَّم – َف َقا لُويَا‬ ِ ِ ٍ ِ‫س بْ ِن ما ل‬


َ ‫الس ْع ُر َعلَى َع ْهد َر ُس ْو ُل اهلل‬
ِّ ‫ك قَا َل غَاَل‬ َ ِ َ‫َع ْن َأن‬
‫ط َّ ِأ‬ ‫ِأ‬
ْ ‫الرا ِز ُق نِّى‬
‫َألر ُجوَأ ْن َألْ َقى‬ ُ ِ‫ فقا َّن اهللَ ُه َوالْ َقا ب‬.‫س ِّع ْر لَنَا‬
ُ ‫ض الْبَا س‬ َ َ‫عر ف‬
ُ ‫الس‬
ِّ َ‫َر ٌسواهلل قَ ْد غَال‬

‫َأح ٌد يَطْلُبُنِى بِ َمظْلَ َم ٍة فِى َدٍم َواَل َما ٍل‬


َ ‫س‬ َ ‫َربِّى َولَْي‬

Pada masa Rasulullah SAW. Telah terjadi kenaikan harga-harga barang,


kemudian masyarakat mendatangi Rasul seraya berkata : Ya Rasulullah telah terjadi
kenaikan harga-harga barang maka tetapkan harga untuk barang-barang tersebut.
Rasulullah menjawab, "Sesungguhnya Allah yang maha penetap harga, yang
menyempitkan dan melapangkan serta pemberi rezeki, saya berharap akan bertemu
dengan Allah dan tidak seorangpun yang menuntut saya karena kezaliman yang
saya lakukan dalam masalah darah dan harta."

B. Mekanisme Pasar Dalam Islam


a. Mekanisme Pasar Menurut Abu Yusuf (731-798 M)

Abu Yusuf tercatat sebagai ulama terawal yang mulai menyinggung


mekanisme pasar. Pemikiran Abu Yusuf tentang pasar dapat dijumpai di dalam
bukunya Al-Kharaj yang membahas prinsip-prinsip perpajakan dan anggaran negara
yang menjadi pedoman kekhalifahan Harun Al Rasyid di Baghdad, ia menyimpulkan
bekerjanya hukum permintaan dan penawaran pasar dalam menentukan tingkat
harga. Selain itu didalam bukunya juga dijelaskan bahwa, harga bukan hanya
ditentukan oleh penawaran, tetapi juga dalam permintaan harga barang tersebut.
Bahkan Abu Yusuf mengindikasikan adanya variabel-variabel lain yang juga turut
mempengaruhi harga, misalnya jumlah uang beredar, penimbunan atau penahanan
suatu barang.[4]

Pandangan Abu Yusuf tersebut menunjukkan adanya hubungan negatif antara


persediaan dengan harga. Hal ini merupakan bahwa harga itu tidak tergantung pada
supply itu sendiri, sama pentingnya agar kekuatan permintaan. Oleh karena itu,
bertambahnya dan berkurangnya harga semata-mata tidak berhubungan dengan
bertambahnya dan berkurangnya dalam produksi. Abu Yusuf menyatakan “tidak ada
batasan tertentu tentang murah dan mahal yang dapat dipastikan. Hal tersebut ada
yang mengaturnya. Prinsipnya tidak bisa diketahui. Murah bukan karena
melimpahnya makanan, demikian juga mahal tidak disebabkan karena kelangkaan
makanan. Murah dan mahal merupakan ketentuan Allah, kadang-kadang makanan
sangat sedikit tetapi murah.”

Menurut Abu Yusuf harga tidak bergantung pada penawaran saja, tetapi juga
bergantung pada kekuatan permintaan, beliau menegaskan bahwa ada beberapa
variabel lain yang mempengaruhi, tetapi beliau tidak menjelaskan lebih rinci.
Menurut Muhammad Nejatullah Shiddiqi, pernyataan Abu Yusuf harus diterima
sebagai pernyataan hasil pengamatanya saat itu, yakni keberadaan yang sama
antara melimpahnya barang dan tingginya harga serta kelangkaan barang dan harga
rendah.

b. Evolusi Pasar Menurut Al- Ghazali (1058-1111 M)

Secara eksplisit Al- Ghazali mengaitkan segala kegiatan ekonomi dengan


moral dan akhlak yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadits yaitu berdasarkan
prinsip tauhid dan dalam kaitannya dengan mekanisme pasar. Dalam kitab Al-Ihya
Ulumuddin karya Al- Ghazali banyak membahas topik-topik ekonomi, termasuk
pasar. Dalam karyanya tersebut membicarakan barter dan permasalahannya,
pentingnya aktivitas perdagangan dan evolusi terjadinya pasar, termasuk bekerjanya
kekuatan permintaan dan penawaran dalam mempengaruhi harga. Menurutnya
pasar merupakan bagian dari keteraturan alami.

Al- Ghazali menjelaskan tentang kurva penawaran dan permintaan yang ber-
slope positif, untuk kurva penawaran “yang naik dari kiri ke bawah ke kanan atas”,
dinyatakan dalam kalimat “jika petani tidak mendapatkan pembeli bagi
barangnya/produknya, ia akan menjualnya pada harga yang sangat rendah”.
Sementara untuk kurva permintaan, “yang turun dari atas ke kanan bawah”,
dijelaskan dengan kalimat , harga dapat diturunkan dengan mengurangi permintaan.

Pemikiran Al- Ghazali tentang hukum penawaran dan permintaan memiliki


wawasan tentang konsep elastisitas permintaan, ia menyatakan bahwa “mengurangi
margin keuntungan dengan mengurangi harga akan meningkatkan volume
penjualan, sehingga akan terjadi peningkatan laba”. Al- Ghazali juga menyadari
permintaan harga inelastis yang merupakan kebutuhan pokok, sehingga laba harus
seminimal mungkin untuk mendorong perdagangan makanan, karena dapat terjadi
eksploitasi melalui penerapan tingkat harga dan laba yang berlebihan.

Sebagaimana para ilmuwan lain pada zamannya, Al- Ghazali membahas


permasalahan harga yang selalu dikaitkan dengan laba, tetapi ia belum mengkaitkan
harga barang dengan pendapatan dan biaya-biaya. Bagi Al- Ghazali keuntungan
merupakan kompensasi dari kesulitan perjalanan, resiko bisnis dan ancaman
keselamatan pedagang. Menurutnya motif berdagang adalah mencari keuntungan,
tetapi ia tidak setuju dengan keuntungan yang besar, sebagaimana yang diajarkan
kapitalisme. Al- Ghazali dengan tegas menyebutkan bahwa keuntungan bisnis yang
ingin dicapai seorang pedagang adalah keuntungan dunia akhirat, bukan
keuntungan dunia saja. [6]

c. Pemikiran Ibnu Taimiyah (1263-1328 M)

Ibnu Taimiyah adalah seorang fuqoha yang mempunyai karya pemikiran dalam
berbagai bidang ilmu yang luas, termasuk dalam bidang ekonomi. Dalam buku Al-
Hisbah Fi’l Islam dan As-Siyasah Ash-Shar’iyah fi Islah Ar-Ra’I wa Ar-Ra’iyah (Legal
Policies to Reform the Rulers and the Ruled), beliau banyak membahas problema
ekonomi yang dihadapi saat itu, baik dalam tinjauan sosial maupun hokum (fiqh)
islam. Karyanya banyak mengandung ide yang berpandangan ke depan,
sebagaimana banyak dikaji oleh ekonom Barat, karyanya juga mencakup aspek
makro dan mikro ekonomi.

Ibnu Taimiyah telah membahas pentingnya suatu persaingan dalam pasar


yang bebas, peranan market dan lingkup dari peranan Negara. Beliau mengatakan,
bahwa di dalam sebuah pasar bebas, harga dipengaruhi dan dipertimbangkan oleh
kekuatan penawaran dan permintaan. Suatu barang akan turun harganya bila terjadi
keterlimpahan dalam produksi atau adanya penurunan impor atas barang yang
dibutuhkan, dan sebaliknya beliau mengungkapkan bahwa suatu harga bisa naik
karena adanya penurunan jumlah barang yang tersedia atau adanya peningkatan
jumlah penduduk yang mengindikasikan terjadinya peningkatan permintaan. Ibnu
taimiyah mengatakan bahwa naik turunnya harga tidak selalu disebabkan oleh
tindakan sewenang-wenang dari penjual, bias jadi penyababnya adalah penawaran
yang menurun akibat inefisiensi atau pemborosan produksi, penurunan jumlah impor
barang yang sudah di minta atau karna tekanan pasar.

Oleh karena itu, jika permintaan terhadap barang meningkat dan penawaran
turun, maka harga barang akan naik. Begitu juga sebaliknya, jika permintaan
menurun dan penawaran barang meningkat maka harga barang akan turun. Beliau
menyebutkan 2 sumber persediaan yaitu: produksi lokal, dan impor barang yang di
minta. Terjadinya perubahan dalam penawaran, digambarkan sebagai peningkatan
atau penurunan dalam jumlah barang yang di tawarkan, sedangkan perubahan
permintaan sangat ditentukan oleh konsumen.
Permintaan akan barang sering berubah-ubah, perubahan itu di sebabkan
beberapa factor yaitu, keinginan masyarakat terhadap berbagai jenis barang yang
berbeda dan selalu berubah-ubah, jumlah peminat terhadap suatu barang, kuat atau
lemahnya terhadap kebutuhan suatu barang, kualitas pembeli barang tersebut, jenis
pembayaran yang digunakan dalam transaksi dan besar kecilnya biaya yang harus
di gunakan oleh produsen atau penjual. Ibnu taimiyah secara umum sangat
menghargai arti penting harga yang terjadi karena mekanisme pasar yang bebas.
Beliau menolah segala campur tangan untuk menekan atau menetapkan harga
sehingga mengganggu mekanisme yang bebas.

Faktor lain yang mempengaruhi permintaan dan penawaran pasar, yaitu :


intensitas dan besarnya permintaan, kelangkaan dan melimpahnya barang, kondisi
kredit atau pinjaman dan diskonto pembayaran tunai. Dalam persaingan dan
ketidaksempurnaan dalam pasar, Ibn Taimiyah tidak pernah menggunakan istilah
“persaingan”, sebaliknya beliau menjelaskan keadaan persaingan sempurna yang
sekarang menjadi jargon ekonomi kontemporer, hal ini jelas menunjukkan bahwa ia
menyadari adanya asumsi mengenai “persaingan pasar”.

d. Mekanisme Pasar Menurut Ibnu Khaldun (1332-1383 M)

Selain Abu Yusuf, Al-Ghazali, Ibnu taimiyah, intelektual muslim yang juga
membahas mekanisme pasar adalah Ibnu Khaldun. Beliau membagi jenis barang
menjadi 2 macam yaitu, barang kebutuhan pokok, dan barang mewah. Menurutnya,
bila suatu kota berkembang dan populasinya bertambah, maka persediaan
pengadaan barang kebutuhan pokok melebihi kebutuhan, sehingga penawaran
meningkat dan akibatnya harga menjadi turun, sedangkan barang mewah,
permintaannya akan meningkat sejalan dengan perkembangan kota dan gaya hidup.
Akibatnya, harga barang mewah menjadi naik.

Pemikiran Ibnu Khaldun tentang pasar termuat dalam buku monumental, yaitu
al-muqaddimah, terutama dalam bab harga-harga di kota. Dalam buku tersebut
mendeskripsikan tentang pengaruh kenaikan dan penurunan penawaran terhadap
tingkat harga. Beliau menyatakan “Ketika barang-barang yang tersedia sedikit, maka
harga-harga akan naik. Namun, bila jarak antar kota dekat dan aman untuk
melakukan perjalanan, maka akan banyak barang yang diimpor sehingga
ketersediaan barang-barang akan melimpah dan harga-harga akan turun.”
Ibnu Khaldun juga telah membahas teori permintaan dan penawaran
sebagaimana seperti Al-Ghazali dan Ibnu Taimiyah. Keuntungan yang wajar akan
mendorong tumbuhnya perdagangan, sedangkan keuntungan yang sangat rendah
akan membuat lesu perdagangan. Karena pedagang kehilangan motivasi untuk
kerja. Sebaliknya jika pedagang mengambil keuntungan yang sangat tinggi, juga
akan membuat lesu pedagangan karena lemahnya permintaan dari konsumen.

Berdasarkan kajian para ulama klasik tentang mekanisme pasar tersebut,


maka Muhammad Najatullah Shiddiqi dalam buku The Economic Entreprise in Islam
menyatakan tentang “ system pasar dibawah pengaruh semangat islam berdasarkan
dua asumsi, asumsi itu adalah rasionalitas ekonomi dan persaingan sempurna.
Berdasarkan asumsi ini, system pasar dibawah pengaruh semangat islam dapat
dianggap sempurna. System ini menggambarkan keselarasan antar kepentingan
para konsumen.” [9]

Yang dimaksud dengan rasionalitas ekonomi adalah upaya-upaya yang


dilakukan oleh produsen dan konsumen dalam rangka memaksimumkan
kepuasannya masing-masing. Pencapaian terhadap kepuasan sebagaimana
tersebut tentunya harus dip roses dan di tindak lanjuti secara berkesinambungan
dan masing- masing pihak hendaknya mengetahui dengan jelas apa dan bagaimana
keputusan yang harus di ambil dalam pemenuhan kepuasan ekonomi tersebut.
Menurut pandangan islam yang dipeerlukan adalah suatu peraturan secara benar
serta di bentuknya suatu system kerja yang berfifat produktif dan adil demi
terwujudnya pasar yang normal. Sifat produktif itu hendaklah dilandasi dengan sikap
dan niat yang baik guna untuk terbentuknya pasar yang adil.

Dengan demikian modal dan pola yang dikehendaki adalah system oprasional
pasar yang normal. Dalam hal ini Muhammad Nejatullah Shidiqi menyimpulkan
bahwa ciri-ciri pendekatan islam dalam hal mekanisme pasar adalah:

1. Penyelesaian masalah ekonomi yang asasi (konsumsi, produksi, dan


distribusi) dikenal sebagai tujuan mekanisme pasar
2. Dengan berpedoman ajaran islam para konsumen di harapkan,
bertingkahlaku sesuai dengan mekanisme pasar, sehingga dapat
mencapai tujuan yang dinyatakan di atas
3. Jika perlu, campur tangan Negara sangat penting diberlakukan untuk
normalisasi dan memperbaiki mekanisme pasar yang rusak sebab
Negara adalah penjamin terwujudnya mekanisme pasar yang normal

Maka, mekanisme pasar disini dapat diyakini akan menghasilkan sesuatu


yang adil dan arif dari berbagai kepentingan masyarakat yang bertemu di pasar. Dan
pendukung paradigma pasar bebas telah melakukan berbagai upaya akademis
untuk meyakinkan bahwa pasar adalah sebuah system yang mandiri yang berusaha
berbuat adil dan bijaksana.

Jadi ibnu khaldun sangat menghargai harga yang terjadi dalam pasar bebas,
namun beliau tidak mengajukan saran-saran kebijakan pemerintah untuk
mengelolah harga. Lebih banyak untuk memfokuskan kepada factor-faktor yang
mempengaruhi harga. Hal ini tentu saja berbeda denga Ibnu Taimiyah yang dengan
tegas menentang intervensi pemerintah sepanjang jalan pasar berjalan dengan
bebas dan normal.

C. Teori Harga

Price theory atau teori harga adalah sebuah teori yang berusaha memahami
bagaimana harga ditentukan. Dalam mikroekonomi, ini dijelaskan melalui hukum
permintaan, hukum penawaran dan ekuilibrium keduanya, baik secara individu
maupun pasar secara keseluruhan.

Dalam makroekonomi, upah dan suku bunga menjadi representasi harga


barang-barang tertentu, sehingga menyiratkan bahwa pemerintah harus
memperhitungkan kekuatan pasar ketika merumuskan kebijakan-kebijakan seperti
kebijakan fiskal dan kebijakan moneter

a. Pengertian Harga

Dalam menetapkan harga di perlukan suatu pendekatan yang sistematis, yang


mana melibatkan penetetapan tujuan dan mengembangkan suatu struktur
penetapan harga yang tepat.

Harga adalah suatu nilai yang harus di keluarkan oleh pembeli untuk mendapatkan
barang atau jasa yang memiliki nilai guna beserta pelayanannya
b. Tujuan Penetapan Harga

Harga bersifat fleksibel, dimana bisa disesuaikan. sebelum penenetapan harga


perushaan harus mengetahui tujuan dari penetapan harga itu sendiri apabila
tujuannya sudah jelas maka penetapan harga dapat dilakukan dengan mudah

c. Faktor-faktor Yamg Mempengaruhi Tingkat Harga

Perusahaan mempertimbangkan berbagai faktor dalam menetapkan kebijakan


harga.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat harga antara lain :

1. Keadaan perkonomian

Keadaan perekonomian berpengaruh terhadap tingkat harga

2. Kurva permintaan

Kurva yang memperlihatkan tingkat pembelian pasar pada berbagai tingkatan


harga. Kurva tersebut menjumlahkan reaksi berbagai individu yang memiliki
kepekaan pasar yang beragam.ut.

3. Biaya

Biaya merupakan faktor dasar dalam penentukan harga, sebab bila harga
yang di tetapkan tidak sesuai maka perusahaan akan mengalami kerugian.
Perasahaan ingin menetapkan harga yang dapat menutup biaya produksi, distribusi,
dan penjualan produknya, termasuk pengembalian yang memadai atas usaha dan
resikonya. Untuk dapat menetapkan harga dengan tepat, manajemen perlu untuk
mengetahui bagaimana biaya bervariasi bila level produksinya berubah.

Biaya perusahaan ada dua jenis yaitu :

1. Biaya tetap adalah biaya - biaya yang tidak dipengaruhi oleh produksi atau
penjualan.
2. Biaya variable adalah biaya yang tidak tetap dan akan berubah menurut
level produksi. Biaya ini disebut biaya variabel karena biaya totalnya
berabah sesuai dengan jumlah unit yang diproduksi.
4. Persaingan

5. Pelanggan

Permintaan pelanggan didasarkan pada beberapa faktor yang saling terkait


dan bahkan seringkali sulit memperkirakan hubungan antar faktor secara akurat.

6. Peraturan Pemerintah

Peraturan pemerintah juga merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan.


Misalnya pemerintah menetapkan harga maximum dan harga minimum.

d. Metode-Metode Penetapan Harga

Metode penetapan harga dapat dikelompokkan menjadi empat kategori


utama, yaitu metode penetapan harga berbasis permintaan, berbasisi biaya,
berbasis laba, dan berbasis persaingan.

1. Metode Penetapan Harga Berbasis Permintaan

Merupakan metode yang menekankan pada faktor-faktor yang mempengaruhi


selera dan preferansi pelanggan daripada faktor-faktor seperti biaya, laba, dan
persaingan.

2. Metode Penetapan Harga Berbasis Biaya

Pada metode ini Harga ditentukan berdasarkan biaya produksi dan


pemasaran yang ditambah dengan jumlah tertentu sehingga dapat menutupi biaya-
biaya langsung, biaya overhead, dan laba.

3. Metode Penetapan Harga Berbasis Laba

Metode ini bertujuan menyeimbangkan antara pendapatan dan biaya dalam


penetapan harga. Hal ini dilakukan atas dasar target volumelaba spesifik atau
dinyatakan dalam bentuk persentase terhadap penjualan atau investasi.

e. Metode Penentuan Harga Jual

1. Penetapan Harga Biaya Plus (Cost-Plus Pricing Method)


Untuk menentukan harga jual per unit produk perlu menghitung jumlah
seluruh biaya per unit ditambah jumlah tertentu untuk menutup laba yang
dikehendaki pada unit tersebut, atau disebut marjin.

2. Penetapan Harga Mark-Up (Mark-Up Pricing Method)

3. Penetapan Harga Break-even (Break-Even Pricing)

Adalah cara penetapan harga yang didasarkan pada permintaan pasar dan
masih mempertimbangkan biaya. penetapan harga dikatakan break-even apabila
penghasilan yang terima sama dengan ongkosnya, dengan anggapan bahwa harga
jualnya sudah anda tentukan.

4. Penetapan Harga dalam Hubungannya dengan Pasar

Dalam metode ini, penetapan harga tidak didasarkan pada biaya, tetapi justru
sebaliknya. Harga yang menentukan biaya .

D. Keseimbangan Pasar

Keseimbangan pasar (market equilibrium) merupakan kondisi di mana jumlah


barang yang diminta sama dengan jumlah barang yang ditawarkan pada tingkat
harga tertentu. Keseimbangan pasat juga dapat dipahami sebagai suatu kondisi di
mana harga produk yang ditawarkan sama dengan harga produk yang diminta oleh
konsumen.

Ketika titik keseimbangan pasar tercapai, maka tidak ada kecenderungan


perubahan harga atau harga cenderung tetap. Harga ini disebut dengan harga
keseimbangan. Terbentuknya harga keseimbangan ditentukan oleh kekuatan antara
permintaan dengan penawaran. Jika permintaan lebih kuat dari penawaran, maka
harga akan naik. Sebaliknya, apabila penawaran lebih kuat dari permintaan, maka
harga akan turun.

Dalam proses tawar-menawar harga barang, keseimbangan pasar tercapai


saat produsen dan konsumen telah saling sepakat dengan tingkat harga tertentu
untuk barang yang menjadi objek transaksi, yaitu harga di mana produsen bersedia
menjual barang sama dengan harga di mana konsumen bersedia untuk membeli
barang tersebut.

Secara sederhana konsep keseimbangan pasar dipahami sebagai


kesepakatan antara penjual atau produsen dengan pembeli atau konsumen. Namun
secara lebih kompleks, keseimbangan pasar dapat diartikan sebagai titik potong
sebagai hasil pertemuan antara fungsi permintaan dengan fungsi penawaran.

a. Fungsi dalam keseimbangan pasar

Keseimbangan pasar memiliki dua fungsi utama yang berperan penting dalam
pembentukannya. Adapun fungsi dalam keseimbangan pasar mencakup:

1. Fungsi permintaan

Fungsi permintaan merupakan persamaan yang menunjukkan hubungan


antara jumlah barang yang diminta dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Fungsi ini bekerja sesuai dengan hukum permintaan, yaitu jika harga barang
mengalami kenaikan maka permintaan akan barang tersebut menurun. Sebaliknya,
apabila harga barang naik maka permintaan akan barang tersebut mengalami
kenaikan.

Hubungan antara harga dengan jumlah barang dalam fungsi permintaan


berbanding terbalik. Artinya, di saat harga barang turun, permintaan naik. Demikian
pula sebaliknya. Oleh sebab itu, gradien fungsi permintaan selalu negatif.

Bagaimana jika harga barang yang berlaku di pasaran lebih rendah dari harga
keseimbangan? Hal ini jelas akan mengakibatkan kelebihan permintaan (market
shortage). Kelebihan permintaan merupakan kondisi di mana jumlah barang yang
diminta lebih besar dibandingkan dengan jumlah barang yang ditawarkan pada
harga pasar yang berlaku. Kondisi ini menimbulkan persaingan antar-konsumen
untuk mendapatkan barang tersebut, karena barang yang tersedia terbatas.
Konsekuensi lebih lanjut, harga akan terdongkrak naik sehingga jumlah permintaan
dan penawaran akan terdorong ke arah keseimbangan.

2. Fungsi penawaran
Fungsi penawaran dapat dipahami sebagai persamaan yang menunjukkan
hubungan antara harga barang dengan jumlah barang yang ditawarkan oleh
produsen. Fungsi penawaran bekerja sesuai dengan hukum penawaran, di mana
kenaikan harga barang akan diikuti dengan kenaikan jumlah barang yang
ditawarkan. Sebaliknya, penurunan harga barang akan diikuti dengan penurunan
jumlah barang yang ditawarkan. Tentunya penerapan hukum penawaran ini
menggunakan asumsi cateris paribus, yaitu faktor-faktor lain yang mempengaruhi
dianggap tetap. Berkenaan dengan hal itu, antara harga dengan jumlah yang
ditawarkan selalu menghasilkan hubungan yang positif.

Semakin tinggi harga barang bahkan melebihi harga keseimbangan, akan


berdampak pada pergeseran keseimbangan pasar, di mana terjadi kelebihan
penawaran atau market surplus. Kelebihan penawaran ini adalah kondisi yang
memperlihatkan jumlah barang yang ditawarkan melebihi jumlah barang yang
diminta pada harga pasar yang berlaku. Akibatnya, produsen atau penjual akan
berlomba-lomba menawarkan barangnya karena stok melimpah. Di sisi lain, jumlah
konsumen yang menginginkan barang tersebut sedikit. Konsekuensinya, harga akan
turun sehingga mendorong jumlah permintaan dan penawaran ke arah titik
keseimbangan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Ekonomi Islam memandang bahwa pasar, negara, dan individu berada dalam
keseimbangan (iqtishad), tidak boleh ada sub-ordinat, sehingga salah satunya
menjadi dominan dari yang lain. Pasar dijamin kebebasannya dalam Islam. Pasar
bebas menentukan cara-cara produksi dan harga, tidak boleh ada gangguan yang
mengakibatkan rusaknya keseimbangan pasar.

Tetapi oleh karena sulitnya ditemukan pasar yang berjalan sendiri secara adil
(fair) dan distorasi pasar sering terjadi, sehingga dapat merugikan para pihak, maka
Islam membolehkan adanya internevsi pasar oleh negara untuk mengembalikan
agar pasar kembali normal.

B. Saran

Sebagai mahasiswa kita harus mengembangkan ilmu yang kita peroleh dan
mencari kebenaran ilmu itu semoga dapat bermanfaat bagi kita semua, akhir kata
saya menyadari bahwa makalah ini bukanlah proses akhir, tetapi merupakan
langkah awal yang masih banyak memerlukan perbaikan.
DAFTAR PUSTAKA

(https://www.kompasiana.com/anaaini/5c75006443322f66663acc68/mekanisme-
pasar-dalam-sistem-ekonomi-islam?page=2)

(http://fosei-ums.blogspot.com/2016/09/mekanisme-pasar-dalam-islam.html?m=1)

(http://assharrefdino.blogspot.com/2013/04/teori-harga-penetapan-harga.html?m=1)

(https://cerdasco.com/teori-harga/)

Anda mungkin juga menyukai