Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MATA KULIAH EKONOMI ISLAM

Di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ekonomi Islam
Dosen Pengampu : Maman Rahman Hakim S.E,I,MM

Di Susun Oleh Kelompok 9

Kusmiati 11150150000069

Syifa Mawaddah 11150150000023

Ruswanto 11150150000046

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
2017
PEMBAHASAN

Mekanisme Pasar dalam Islam

A. Masa Rasullah SAW


Pasar memegang peranan penting dalam perekonomian masyarakat Muslim pada zaman
Rasulullah SAW.Khulafaurryasyidin. Bahkan Nabi Muhammad SAW ,sendiri adalah seorang
pembisnis,demikian pula Khulafauurysayidnin dari kebanyakan sahabat.Pada umur 7 Tahun
,Muhammad diajaknya oleh paman Abu Thalib berdagang ke negeri Syam.Kemudian sejalan
seuisianya semakin kiat untuk belajar.baik menggunakan modal sendiri atau pun bermitra dengan
orang lain,kemitraan,tidak baik dengan sistem mudharabah atau masyarakat. Cukup dengan pada
masyarakat Arab pada saat itu.Saah satu mitra bisnisnya dalah Khadijah seroang wanita pengusaha
yang cukup disegani di makkah ,yang akhirnya menjadi istri beiau.Berkali-kali Muhammad terlibat
urusan dagang di luar negeri (Syam,Syria,Yaman dan lain-lain)dengan membawa modal dari
khadijah .Setelah menajdi suami khadijah pun Muhammad tetap aktif berbisnis.Termasuk
berdagang di pasar-pasar lokal di Makkah.
Muhammad adalah seorang pedagang yang profesional dan selalu menjunjung tinggi
kejujuran ia mendapat julukan Alamin (yang terpercaya).Setelah menjadi Rasul,Muhammad tidak
lagi menjadi pelaku bisnis secara aktif akrena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan.Pada
saat awal perkembangan Islam di Makkah Rasulllah SAW,dan masyrakat Muslim mendapat
gangguan dan teror yang berat dari masyarakat kafir Makkah (terutama dari suku Quraish ,suku
Rasullah SAW,sendiri) Sehingga perjuangan dan dakwah merupakan prioritas. Ketika masyarakat
Muslim telah Ber-Hijrah (Berimigrasi) ke Madinah, peran Rasullah bergeser beliau mengawasi
jalannya mekanisme pasar atau al muhtasib .Beliau mengawasi mekanisme pasar di Madinah dan
sekitarnya agar tetap berlangsung secara islami.
Pada saat itu mekanisme pasar sangat dihargai.Beliau menolak untuk membuat kebijakan
penetapan harga manakala tingkat harga di Madinah pada saat itu-tiba-tiba naik.Sepanjang
kenaikan terjadi karena kekuatan permintaan dan penawaran yang murni,yang tidak dibarengi
dengan dorongan-dorongan monopolistic dan monopsolitik,maka tidak ada alasan untuk tidak
menghormati harga pasar.Pada saat itu para sahabat berkata Wahai Rasulullah tentukanlah harga
untuk kita!.Beliau menjawab Allah itu sesungguhnya adalah penentu harga ,penahan
,pencurah,serta pemberi rizki .Aku mengharapkan dapt menemui Tuhanku di mana salah seoran dari
kalian tidak menuntutku karena kezaliman dalam hal darah dan harta !
Dalam hadist di atas jelas di nayatakan bahwa pasar merupakan hukum alam (sunatullah)
yang harus di junjung tinggi,Tak seorang pun secara individual dapat mempengaruhi pasar,sebab
pasar adalh kekuatan kolektif yang telah menjadi kekuatan Allah.Pelangaran atas harga
pasar,mislanya penetapan harga dengan caradan alasan yang tidak tepat,merupakan suatu
ketidakadilan (zulm/injustice) yang akan dituntut pertanggungjawabannya di hadapan
Allah.sebaliknya ,dinyatakan bahwa penjual yang menjual danganganya dengan harga,pasar adalh
laksana orang yang berjuang di jalan Allah (Jihad fisabilillah),sementara yang menetapkan sendiri
termasuk sebuah perbuatan ingkar kepada Allah.Dari ibnu Mughairah terpdat suatu riwayat ketika
Rasulallah SAW.Melihat seorang laki-laki menjual makanan dengan harga yang lebih tinggi
daripada harga pasar.Rasulullah SAW bersabda Orang-orangyang datang membawa barang ke
pasar ini laksana orang berjihad fisabilllah ,sementara orang-orang yang menaikan harga(melebihi
harga pasar) seperti orang-orang ingkar kepada Allah.

Penghargaan Islam terhadap mekanisme pasar verdasar pada ketentuan Allah bahwa perniagaan
harus dilakukan dengan baik dengan rasa suka sama suka (antaradin minkum/ mutual goodwill).
Dalam Alquran dinayatkan Hai orang-orang yang beriman jangan lah diantara kamu saling
memakan harta sesamamu dengan cara batil,kecuali dengan cara perniagaan yang berlaku dengan
suka sama suka diantara kamu.Dan janganlah kamu membunuh diri mu,sesungguhnya Allah Maha
Penyayang kepadamu ( An-Nisa : 29). Agar mekanisme pasar berjalan dengan baik dan
memberikan mutual goodwill bagi para pelakunya ,maka nilai-nilai moraliras mutlak harus
ditegakan.Secara khusus nilai moralitas yang mendpat perhatian penting dalam pasar adalh
persaingan yang sehat ( fair play),kejujuran ( honesty) ,keterbukaan ( trasnparancy) dan keadilan
(justice).Nilai-nilai moralitas ini memiliki akar yang kuat dalam agama islam,sebaaimana di
cantumkan dalam berbagai ayat di Al-Quran.Untuk itulah Rasulullah telah menetapkan beberapa
larangan terhadpa praktik-praktik bisnis negative yang dapat memggangu mekanisme pasar yang
alami.1

Pandangan Ekonomi Muslim


Mekanisme Pasar Menurut Abu Yusuf( 731 M-739 M)
Abu Yusuf lahir pada tahun 113 H.Ia pernah tinggal di kufah dan bagdag,Ia meninggal pada tahun
182 H .Nama lengkapnya ialah Yaqup bin Ibrahim bin Habib al-anshari.2
Pemikiran abu Yusuf tentang pasar dapat dijumpai dalam bukunya Al-Kharaj. Selain membahas
prinsip-prinsip perpajakan dan anggaran negara yang menjadi pedoman Kekhalifahan Harun AL-
Rasyid di Bghdad,buku ini juga membicarakan beberapa prinsip dasar mekanisme pasar.Ia telah
menyimpulkan bekerja nya hukum permintaan dan penawaran pasar dalam menntukan tingkat
harga,meskipun kata permintaan dan penawaran tidak dikatakan secara eksplisit. 3
Pengendalian harga (Proece Control) menjad point koversional dari pemikiran beliau.Hal ini
disebabkan penentangan beliau pada penguasa ang mentukan harga dan argu,mennya ini
didasarkan pada sunnah Rasulallah SAW ,Siddiq mencatat bahwa pengendalian harga merupakan
hasil Observasi dan berdasarkan fakta yang ada di masanya.Masyarakat luas itu pada umumnya
memahami bahwa harga pasar suatu barang hanya ditentukan oleh jumlah penawarannya saja.
Dengan kata lain,bila hanya tersisa sedikit barang,maka harga lan mahal,sebaliknya jika persediaan
bnayak maka harga barang akan murah. Mengenai hal ini Abu Yusuf dalam Kitab Al-Kharaj
(1997).mengatakan Tidak ada batasan tertentu tentnag murah dan mahalnya dapat di pastikan
.Hal tersebut ada yang menagturnya Prinsipnya ,Tidak bisa di ketahui Murah bukan karena
melimpahnya makanan,Murah dan mahal merupakan ketentuan dari Allah (sunnatullah) Kadang-
kadang makanan sangat sedikit,tetapi harga nya murah .Pernyataan secara implicit bahwa harga
bukan ditentukan oleh penanda dari penawaran harga saja,tetapi juga permintaan terhadap barang
tersebut.
Adapun penguasa pada periode tersebut secara umum menyelesaikan permasalahan harga yang
meningkat dengan cara meningkatkan supplay dari makanan pokok dan merkeamenghndari
pengkontrolan harga .Trend normal dalam pemikiran ekonomi islma mendukung pasar yang bebas
dari penimbunan ,monopoli dan praktik-praktik korupsi lainna dan kemudian membiarkan
determinasi harga ditentukan oleh kekuasaan permintaan dan penawaran .Abu yusuf termasuk
pemikir islam pendukung 4
Bahkan,Abu Yusuf mengindikasikan adanya variable-variabel lain yang turut mempengaruhi
harga, misalnya jumlah uang beredar di negara itu.Pada dasarnya pemikiran Abu Yusuf ini
merupakan hasil observasinya terhadap fakta empiris saat itu,dimana sering kali terjadi

1
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta atas kerja sama
dengan Bank Indonesia, Ekonomi Islam, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2008 Hal 302
2
Drs.Nur Cahmid,MM Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam ( Yogyakarta : Pustaka pelajar 2010) Hal 153
3
Op.Cit ,Halaman 302
4
Op,cit Halaman 153
melimpahnya barang ternyata diikuti dengan tinggi harga,sementara kelangkaan barang diikuti
dengan harga yang rendah. 5
Abu yusuf mentang penguasa yang menetapkan harga.Hasil panen yang berlimpah bukan alsan
untuk menurunkan harga panen dan sebaliknya kelangkaan tidak mengakibtakn harga nya
melambung.Fakta di lapangan menunjukan bahwa ada kemungkinan kelebihan hasil dapat
berdampingan dengan harga yang tinggi dengan harga yang rendah.Selain itu,sistem ekonomi islam
menjelaskan mengikuti prinsip mekanisme pasar dengan memberikan kebebasan yang optimal bagi
para pelaku di dalamnya,yaitu produsen dan konsumen,jika karena sesuatu hal selain monopoili
penimbunan atau aksi sepihak yang tidak wajar dari produsen terjadi kenaikan harga,maka
pemerintah tidak dapat melakukan intrevensi dengan mematok harga sepenuhnya di perankan oleh
permintaan dan penawaran dalam ekonomi.Fenomena kelangkaan barang maka harga cenderung
akan naik atau tinggi sedangkan saat persediaan barang melimpah ,maka harga cenderung untuk
turun atau lebih rendah.
Bukan hal yang mustahil jika dikemudian hari terbentuk nya sistem ekonomi islam yang utuh
yang merupakan hasil pemikiran ekonomi islam klasik maupun kontemporer .Dengan tetap
berbasis pada syariat al-Quran dan sunnah .Pastinya disana kita akan melihat sosok abu yusuf
menjadi salah satu bagian penting yang tercatat dengan tinta emas sejarah peradaban islam.6

Evolusi Pasar Menurut Al Ghazali


Al-Ghazali lahir pada 1058 M dikota kecil khorosan bernama Toos.Nama lengkapnya adalah Hujjatul
Islam Abu Hamid Muhmmad bin Muhammad al Tusial ghazali. Al-Ihya ulumuddin karya Al-
Ghazali juga banyak membahas topik-topik ekonomi, termasuk pasar.
Dalam magnum opusnya itu ia telah membicarkan barter dan permasalahannya, pentingnya
aktivitas evolusi terjadinya pasar,termasuk bekerja nya kekuatan permintaan dan penawaran
dalam mempengaruhi harga.Dalam penjelasan nya tentang proses terbentuknya suatu pasar ia
menyatakan Dapat saja petani hidup dimana alat-alat pertanian tidak tersedia,Sebaliknya, pandai
besi dan tukang kayu hidup di mana lahan pertanian tidak ada.Namun,secara alami mereka akan
saling memenuhi kebutuhan masing-masing .Dpat saja tukang kayu membutuhkan makanan,tetapi
petani tidak membutuhkan alat-alat tersebut.Keeadaa ini menimbulkan masalah.Oleh karena
itu,secara alami pula orang akan terdorong untuk menyediakan tempat-tempat penyimpanan alat-
alat,di suatu pihak,dan penyimpanan hasil pertanian di pihak lain.Tempat inilah yang didatangi
pembeli sesuai dengan kebutuhannya masing-masing sehingga terbentukmya pasar.Petani,tukang
kayu dan pandai besi yang tidak dapat langsung melakukan barter juga terdorong untuk pergi
kepasar ini.Bila di pasar ini tidak ditemukan orang yang mau melakukan barter,maka ia akan
menjual ke pedagang dengan harga yang relative murah, untuk kemudian disimpan sebagai
persediaan pedagang, Kemudian menjual nya dengan suatu tingkat keuntungan. Hal ini berlaku
setiap jenis barang.
Dari pernyatan tersebut,Al-Ghazali menyadari kesulitan yang timbul akibat sistem barter
yang di sistem ekonomi modern di sebut drouble coincidence, dan karena itu diperlukan suatu
pasar,Selanjutnya ia memperkirakan kejadian ini akan berlanjut dalam sekala yang kebih
luas,mencakup banyak daerah atau negara.Kemudian saling negara atau daerah akan saling
berpatisipasi menurut keungilan masing-maisng,serta melakukan pembagian kerja diantara
mereka.kesimpulannya ini tersirat jelas dari pernyataan "Selanjutnya,praktik-praktik ini akan
berlanjut di berbagai kota dan negara.Orang-orang melakukan perjalanan ke berbagai tempat
untuk mendapatkan alat-alat makanan dan membawa nya ke tempat lain.Urusan ekonomi orang
akhirnya di organisasikan ke kota-kota ,dimana seluruh makanan di butuhkan.

5
Log,Cit Halaman 302
6
Ibid,Halaman 302
Keadaan inilah yang pada gilirannya menimbulkan kebutuhan alat trasnprotasi. Terciptalah
kelas dagang regional dalam masyarakat.motifnya tentu saja mencari keuntungan.Para pedangang
ini bekerja keras memenuhi kebutuhan orang lain fan mendaoat keuntungan dan makan juga dari
orang lain juga.Al-Ghazali tidak menolak kenyataan bahwa mencari keuntungan adalah motif
utama dalam perdagangan.Namun ia banyak memberikan penekanan kepada etika dalam
bisnis,dimana etika ini pun di turunkan dalam islam. Keuntungan yang sesungguhnya adalah
keuntungan yang di peroleh diakhirat kelak. ia juga menyarankan adanya peran pemerintah dalam
menjaga keamanan jalur perdagangan demi kelancaran perdagangan dan pertumbuhan ekonomi.
Jika petani tidak mendapatkan pembeli dan barangnya ,maka ia akan menjual barangnya dengan
harga murah. ( ihya III,HLM.227).pernyataan ini sama dengan makna kurva kurva penawaran
yang beslope positive ,yaitu naik dari kiri bawah ke kanan atas.Sementara itu,bentuk kurva yang
berlerang negative secara inflisit tampak dalam pernyataan harga dapat diturunkan dengan
mengurangi permintaan.
Dalam buku buku teks ekonomi kovensional didapati penjelasan bahwa barang-barang
kebutuhan pokok,misalnya makanan,memiliki kurva pemrmintaan yang inelastic.Al-Ghazali telah
menyadari hal ini sehingga ia menyarankan agar penjualan barang pokok tidak di bebani dengan
keuntungan yang teralu besar agar tidak membebani masyarakat.Ia menagtakan karena makanan
adaah kebutuhan pokok,perdagangan makanan harus seminimal mungkin didorong oleh motif
mencari keuntungan untuk menghindari eksploitasi melalui pengenaaan harga yang tinggi dan
keuntungan yang besar .Keu.ntungan semacam ini seyoginya dicari dari barang-barang yang bukan
merupakan kebutuhan pokok7
Bagi Al-Ghazali pasar berevolusi sebagai besar dari hukum alam segala sesuatu,yakni
sebuah ekspresi berbagai hasrat yang timbul dari diri sendiri untuk saling memuaskan kebutuhan
ekonomi.Untuk memperjelas hal ini al-Ghazali menjelaskan praktik-praktik ekonomi sebagai
berikut :
1) Praktek perdagangan antar wilayah
Al-Ghazali juga menjelaskan praktik perdagangan antar wilayah beserta dampak yang
ditimbulkannya.Selanjutnya praktik-praktik ini terjadi diberbagai kota dan negara orang-orang
melakukan perjalanan ke berbagai temapt untuk mendapatkan alat-alat makan dan
memabwanya ke tempat lain .Urusan ekonomi orang akhirnya di organisasikan ke kota-kota di
mana tidak seluruh makan di butuhkan keadaan inilah yang pada gilirannya menimbulkan
kebutuhan terhadap alat transportasi Tercipta kelas dagang regional dalam masyarakat.
Motifnya tentu saja mencari keuntungan Para pedagang ini bekerja keras mememnuhi
kebutuhan orang lain dan mendapat keuntungan,dan keuntungan ini dimakan oleh orang lain
juga.8
2) Teori Permintaan dan Penawaran
Al-Ghazali jua memperkenalkan teori permintaan dan penawaran : jika petani tidak
mendapatkan pembeli,ia akan menjual nya pada harga yang lebih murah ,dan harga dapat
diturunkan dengan menambah jumlah barang di pasar.Ghazali juga memabhakan elastistas
permintaan,ia mengidentifikasi permintaan produk makanan adalah inelastic ,karena makanan
adalah kebutuhan pokok oleh karena dalam perdagangan makanan motif mencari keuntungan
tingi dalam perdagangan harus diminimalisir,jika menginkan keuntungan tinggi dari
perdagangan, selayaknya di cari barnag-barnag yang bukan merupakan kebutuhan pokok.9

7
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta atas kerja sama
dengan Bank Indonesia, Ekonomi Islam, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2008 Halaman 311
8
Adi Warman Azhwar Karim ,Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer (Jakarta : Gema Inshani Press
,2001)Halaman 157
9
Heri sudarsono konsep ekonomi Makro Islam(Yogyakarta : Ekonisa2002),152
Pemikiran Ibnu tamiyah
Ahmad bin Abd a;-Halim bin Abd al-Salam bin Abd Allah bin Al-Khdr bin Muhammad bin al
khidir bin Ali bin Abd Alah bin Taimiyah al harani al-Damayqi atau ibnu taimiyah.Lahir di kota
Harran pada tanggal 22 januari 1263 H.10
Pemikiran ibn Tamiyah mengenai mekanisme pasar banyak di curahkan melalui bukunya yang
sangat terkenal,yaitu Al Hisabah fiil Al Islami dan Majmu Fatawa. Pandangan ibn Tamiyah
mengenai hal ini sebenarnya terfocus pada masalah pergerakan harga yang terjadi pada waktu
itu,tetapi ia letakan dalam kerangka mekanisme pasar.Secaa umum,beliau telah menunjukan the
beauty of market (keindahan mekanisme pasar sebagai mekanisme ekonomi),disamping segala
kelemahannnya. Dalam kitab Fatwa-nya ibn Taiyah juga memberikan penjelasan yang lebih rinci
tentang beberapa factor yang mempengaruhi permintaan dan kemudian tingkat harga,Beberapa
factor yaitu :
A. Keinginan orang(Al-Gharabah) terhadap barang-barnag yang sering kali berbeda-beda.
Perbedaan ini berlipah atau langkanya barang yang di minta tersebut (al-matlub).Suatu
barang akan lebih disukai apabila ia langka dari pada tersedia dalam jumlah yang berlebihan.
B. Jumlah orang yang meminta di pengaruhi oleh harga.jika jumlah orang yang meminta
suatu barang besar,maka harga akan relative lebih tinggi dibandingkan dengan yang meminta
jumlahnya sedikit.
C. Harga juga akan mempengaruhi oleh kuat atau lemahnya kebutuhan terhadap barnag-
barang itu,selain juga besar dan kecilnya permintaan.Jika kebutuhan terhadap suatau barang
kuat dan jumlahnya besar,maka harga akan naik lebih tinggi dibandingkan dengan kebutuhan
nya lemah dan sedikit.
D. Harga juga akan bervariasi menurut kualitas pembeli barang tersebut (al-muawid).Jika
pembeli ini merupakan orang kaya dan terpecaya (kredibel) dalam membayar kewajiban
nya,maka kemungkinan akan memperoleh tingkat harga yang lebih rendah dibadningkan
dengan orang yang tidak kredibel (suka menunda kewajiban atau memikirkannya).
E. Tingkat harga juga dipengaruhi oleh jenis (uang) pembayaran yang digunakan dalam
transaksi jual dan beli.Jika uang yang di gunakan adalah uang yang diterima luas (naqd
raij),maka kemungkinan harga akan lebih rendah jika dibandingkan dengan menggunakan
uang yang kurang diterima luas.
F. Hal yang diatas dapat teradi karena tujuan dari suatu transaksi harus menguntungkan
penjual dan pembeli.Jika pembeli memiliki kemampuan untuk membayar dan mengingkari
janjin nya.Tingkat kemampuan dan kredibilitas pembeli berbeda-beda ,dan hal ini berlalu
baik bagi pembeli maupun penjualanya,penyewa dan menyewakan ,dan siapa saja. Objek dari
suatu transaksi terkadang (secara fisik) nyata atau tidak .Tingkat harga barang yabg lebih
nyata(secara fisik) akan lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak nyata.hal yang sama di
terapkan untuk pembeli yang kadang-kadang dapat membayar karena memiliki uang,tetapi
kadang-kadang mereka tidak memiliki uang (uang cash) dan ingin meminjam.Harga pada
kasus yang pertama kemungkinan lebih rendah daripada yang kedua.
G. Kasus yang sama dapat di terapkan pada orang yang menyewakan suatu barang.
kemungkinan ia berada dalam posisi sedimikian rupa sehingga penyewa dapat memperoleh
manfaat dengan tanpa(tambahan) biaya apapun.Namun,kadang -kadang penyewa tidak dapat
memperoleh manfaat ini jika tanpa tambahan biaya,misalnya yang terjadi seperti di desa-
desa yang dikuasai penindas atau oleh perampok,atau suatu tempat di ganggu oleh binatang-
binatang pemangsa.sebenarnya ,harga (sewa) tanah seperti ini tidaklah sama dengan harga
tanah yang tidak membutuhkan biaya-biaya tambahan seperti ini.

10
Ir.H.AdiwarmanA.K,Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam( Jakarta : RajaGrafindo Persada) Halaman 351
Pernyataan-pernyataan di atas sesungguhnya menunjukan kompleksitas penentu harga di
pasar.
a) ibn tarmiyah secara inplisit menunjukan peranan ekspetasi terhadap permintaan,
kemudian terhadap harganya.menurutnya keinginan seseorang terhadap suatu barang
langka,maka masyarakat bahwa esok kemungkinan akan lebih langka sehingga mereka
berusaha meningkatkan permintaan pada saat ini.selanjutnya harga akan menibgkat jika
humlah orang yang meminta banyak , demikian pula sebaliknya. pernyataan ini merupakan
logoka yabg amat jelas tentang hubungan kuantitas yang di minta dengan tingkat harga
b) termasuk juga mengindikasi pengaruh agregate demand terhadap harga . sementara pada
c) di tunjukan bahwa barang yang amat di butuhkan akan menimbulkan permintaan kuat
terhadapnya sehingga harga nya cenderung tinggi.Barang-barang seperti ini berarti tingkat
substitusi nya rendah.
d) pada point menunjukan analisiss ibn tamiyah pada transaksi kredit .jika konsumsi kaya
dan kredibel maka kepastian pembayaran akan lebih tinggi sehingga harga akan lebih rendah
jika keadaan konsumen sebaliknya.Jika konsumen miskin dan tidak kredibel,maka
kemungkinan ia menunda atau mengingkari pembayaran akan lebih besar terjadi.Jadi,secara
implicit ibn Taimiyah sebenarnya memasukan premi risiko( risk premium) dalam komponen
pembentukan harga.Semakin kredibel seorang konsumen maka semakin rendah premi
konsumsinya sehingga harganya juga lebih rendah,demikian sebaliknya.Pembahasannya
tentnga premi resiko ini juga tampak jelas dalam
e) point dimana ia juga menyebutkan soal fisikal dari barang yang diperjualbelikan sebagai
bentuk harga.jika barang yang di tarnsaksikan tidak jelas wujud fisiknya,maka harga juga
akan lebih tinggi sebab harus ada premi resiko yang lebih besar pula.
Masalah pengunaan jenis uang juga dapat mempengaruhi tingkat harga.Transaksi yang
menggunakan uang yang diterima luas (naqd rajil) dapat menghasilkan harga yang lebih rendah
Istilah naqn rajiln sama dengan pengertian hard currencies ( mata uang kuat)pada saat itu.Dengan
menggunakan hard currencies maka resiko instabilisasi nilai uang akan lebih kecil dibandingkan
dengan menggunakan soft currencies (Uang lemah)sehingga resiko keaslahan transasksi kecil.pada
masa itu,di Damaskus,mata uang Dirham (Perak)lebih umum di terima ,sementara yang
dinar(emas) tidak banyak dipakai sebagai uang.disamping factor-faktor yang tealah disebtukan
dalam point A-F.ibn Taimiyah memasukan kemungknan adanya biasaya tambahan dalam transaksi
sehingga mempengaruhi harga.Jika terdapat biaya tambahan,maka wajar tingkat harga kebih
tinggi,demikian pula sebaliknya.Biaya tambahan ini ragamnya banyak,meskipun dalam kenaytaan
nya dia mengambl contoh biaya tambahan yang mungkin timbul dalam daerah yang bersiko
keamanan.
Ibn Taimiyah secara umum sanat mengargai arti penting harga yang terjadi akibat mekanimsme
pasar yang bebas.Untuk itu,secara umum ia menolak segala campur tangan untuk menekan atau
menetapkan harga.invenstatsi sepanjang kenaikan atau penurunan permintaan dan penawaran
disebabkan oleh factor-faktor alamiah, maka dilaran dilakukan intervensi harga.Intervensi nya
hanya di benarkan pada kasus kasus spesifik dan dengan persyaratan yang spesifik pula,misalnya
adanya ikhtikar.11
Mekanisme pasar menurut Ibnu Kaldun

Ibnu Khaldun dilahirkan di Tunisia pada tanggal 27 mei 1352 M.Ia mempunyai nama lengkap
Abdurahrahman Abu Zaid Waliudin Ibnu Khuldun.Pemikiran Ibn Khaldun tentang pasar termuat
dalam buku yang monumental, Al-Muqadimah, terutama dalam bab Harga-harga di Kota-kota
(Prices In Towns). A membagi barang-barang menjadi dua kategori, yaitu barang pokok dan barang
mewah. Menurutnya, jika suatu kota berkembang dan jumlah penduduknya semakin banyak, maka

11
M.Nur Rianto Al-Arif Dasar-Dasar Ekonomi Islam ( Solo :Era Adicitra Intermedia) Halaman 182
harga barang-barang pokok akan menurun sementara harga barang mewah akan menaik. Hal ini
disebabkan oleh meningkatnya penawaran bahan pangan dan barang pokok lainnya sebab barang
ini sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap orang sehingga pengadaannya akan diprioritaskan.
Sementara itu, harga barang mewah akan naik sejalan dengan meningkatnya gaya hidup yang
mengakibatkan peningkatan permintaan barang mewah ini. Di sini, Ibn Khaldun sebenernya
menjelaskan pengaruh permintaan dan penawaran terhadap tingkat harga. Secara lebih rinci ia
juga menjelaskan pengaruh persaingan diantara para konsumen dan meningkatnya biaya-biaya
akibat perpajakan dan pungutan-pungutan lain terhadap tingkat harga.

Dalam buku tersebut, Ibn Khaldun juga mendeskripsikan pengaruh kenaikan dan penurunan
penawaran terhadap tingkat harga. Ia menyatakan Ketika barang-barang yang tersedia sedikit,
maka harga-harga akan naik. Namun, bila jarak antarkota dekat dan aman untuk melakukan
perjalanan, maka akan banyak barang yang diimpor sehingga ketersediaan barang-barang akan
melimpah dan harga-harga akan turun.

Pengaruh tinggi rendahnya tingkat keuntungan terhadap perilaku pasar, khusunya produsen, juga
mendapat perhatian dari Ibn Taimiyah. Menurutnya, tingkat keuntungan yang wajar akan
mendorong tumbuhnya perdagangan, sementara tingkat keuntungan yang terlalu rendah akan
mebuat lesu perdagangan. Para pedagang dan produsen lainnya akan kehilangan motivasi
bertransaksi. Sebaliknya, jika tingkat keuntungan terlalu tinggi perdagangan juga akan melemah
sebab akan menurunkan tingkat permintaan konsumen.

Ibn Khaldun sangat menghargai harga yang terjadi dalam pasar bebas, namun ia tidak mengajukan
saran-saran kebijakan pemerintah untuk mengelola harga. Ia lebih banyak memfokuskan kepada
faktor-faktor yang memengaruhi harga. Hal ini tentu saja berbeda dengan Ibn Taimiyah yang
dengan tegas menetang intervensi pemerintah sepanjang pasar berjalan dengan bebas dan
normal.12

Berdasarkan kajian para ulama klasik tentang mekanisme pasar, maka Muhammad Najatullah
Shiddiqi, dalam buku The Economic Entreprise in Islam, menulis,

Sistem pasar di bawah pengaruh semangat Islam berdasarkan dua asumsi,.Asumsi itu adalah
rasionalitas ekonomi dan persaingan sempurna. Berdasarkan asumsi ini, sistem pasar di bawah
pengaruh semangat Islam dapat dianggap sempurna. Sistem ini menggambarkan keselarasan antar
kepentingan para konsumen13

Yang dimaksud dengan rasionalitas ekonomi, adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh produsen
(penjual) dan konsumen (pembeli) dalam rangka memaksimumkan kepuasannya masing-masing.
Pencapaian terhadap kepuasan sebagaimana tersebut tentunya haruslah diproses dan ditindak
lanjuti secara berkesinambungan, dan masing-masing pihak hendaknya mengetahui dengan jelas
apa dan bagaimana keputusan yang harus diambil dalam pemenuhan kepuasan ekonomi
tersebut.14

12
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta atas kerja sama
dengan Bank Indonesia, Ekonomi Islam, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2008, hlm. 310.
13
Muhammad Nejatullah Shiddiqi, The Economic Entreprise in Islam,Islamic Publication, ltd, Lahore, terj. Anas Sidik,
Bumi Aksara Jakarta, hlm. 82
14 ikhwan Hamdani, Sistem Pasar, (Jakarta ;Nurinsani 2003 hlm.46
Pada dasarnya dalam sistem ekonomi islam ,mekanisme pasar dibangun atas dasar
kebebasan,yakni kebebasan individu untuk melaksanakan transaksi barang dan jasa. Sistem
ekonomi islam menempatkan kebebasan pada posisi yang tinggi dalam kegiatan
ekonomi.Walaupun kebebasan itu bukan lah kebebsan mutlak seperti yan di dipahami
kapitalis,Namun,kebebasan itu di ikat dengan aturan.Yaitu kegiatan ekonomi yang bertentangan
dengan syariat,tidak menimbulkan keruian bagi para pihak-pihak yang bertransasksi,dan
senantiasa melakukan kegiatan ekonomi dalam rangka mewujudkan kemaslahatan.
Ciri khas mekanisme pasar islami dapat dijelaskan sebagi berikut :
Orang bebas masuk keluar pasar
Adanya informasi yang cukup mengenai kekuatan-keuatan pasar dan barang-barang dagangan.
Unsur-unsur monopolistic harus di lepaskan dari pasar dan barang-barang dagangan.
Unsur-unsur monopolistic harus di lenyapkan dari pasar.Kolusi anatar penjual dan pembeli
harus di hilangkan .Pemerintah boleh melakukan imtermvensi apabila ada monopoli.
Kenaikan dan penawaran harga disebabkan oleh naik turunya permintaan dan penawaran,
Adanya homogenitas dan standariasi produk aar terhindar dari pemalusan produk,penipuan
dan kecurangan tentang kualitas produk
Terhindar dari penyimpangan terhadap kebebasan ekonomi yang jujur seperi sumpah
palsu,kecurangan dalam takaran ,timbangan,ukuran ,Pelaku pasar juga di larang menjal barang-
barang haram.15

B. Peran Pemerintah dalam mengawasi pasar

Untuk lebih menjamin berjalannya mekanisme pasar secara sempurna peranan pemerintah sangat
penting. Rasulullah SAW. Sendiri telah menjalankan fungsi sebagai market supervisor atau Al-
Hisbah, yang kemudian banyak dijadikan acuan untuk peran negara terhadap pasar. Menurut Al-
Mawardi, eksistensi dan peranan Al-Hisbah berangkat dari firman Allah, Dan hendaklah diantara
kamu ada segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang maruf dan
mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. Ibn Taimiyah banyak
mengungkap tentang peranan Al-Hisbah pada masa Rasulullah SAW. Rasulullah SAW. sering
melakukan inpeksi ke pasar untuk mengecek harga dan mekanisme pasar.

Al-Mawardi mendefinisikan Al-Hisbah sebagai lembaga yang berfungsi untuk memerintahkan


kebaikan sehingga menjadi kebiasaan dan melarang hal yang buruk ketika hal itu telah menjadi
kebisaan umum. Sementara tujuan Al-Hisbah menurut Ibn Taimiyah adalah untuk memerintahkan
apa yang disebut sebagai kebaikan dan mencegah apa yang secara umum disebut sebagai
keburukan di dalam wilayah yang menjadim kewenangan pemerintah untuk mengaturnya.

Muhammad Al-Mubarak (1973) menyatakan bahwa Al-Hisbah merupakan fungsi kontrol dari
pemerintah melalui kegiatan perorongan yang khususnya memiliki garapan bidang moral, agama,
dan ekonomi, dan secara umum berkaitan dengan kegiatan kolektif atau publik untuk mencapai
keadilan dan kebenaran menurut prinsip Islam dan dikembangkan menjadi kebiasaan umum pada
satu waktu dan tempat. Ziadeh mendefinisikan Al-Hisbah sebagai sebuah lembaga yang berfungsi
untuk mengontrol pasar dan moral secara umum (adab).

Al-Hisbah banyak didirikan sepanjang bagian terbesar dunia Islam, bahkan di beberapa negara
institusi ini tetap bertahan hingga awal abad ke-20 M. Selama periode dinasti Mamlik Al-Hisbah
memiliki peranan penting, terbukti dengan sejumlah kemajuan ekonomi yang dicapai pada masa
itu. Di Mesir, Al-Hisbah tetap bertahan sampai masa pemerintahan Muhammad Ali (1805-1849 M).

15
Dr.Rozalinda,M.Ag,Ekonomi Islam teori dan aplikasi pada aktivitas ekonomi.(Depok:PT RajaGrafindo Persada
2015),Halaman: 152-153
Bahkan, di Maroko hingga awal abad ke-20, institusi ini masih dapat dijumpai. Di Romawi Timur,
yang telah melakukan kontak dengan dunia islam melalui perang salib, lembaga serupa juga telah
diadopsi. Adopsi lembaga ini tampak jelas dengan nama yang mirip, yaitu Mathssep yang
kemungkinan berasal dari kata muhtasib.16

Pada dasarnya peranan pemerintah dalam perekonomian yang Islami (Misanam dkk., 2008),
memiliki dasar rasionalitas yang kokoh. Dalam pandangan Islam, peran pemerintah didasari oleh
beberapa argumentasi, yaitu:

Derivasi dari konsep kekhalifahan.


Konsekuensi adanya kewajiban-kewajiban kolektif ( fard al-kifayah), serta
Adanya kegagalan pasar dalam merealisasikan . falah.

Pemerintah adalah pemegang amanah Allah untuk menjalankan tugas-tugas kolektif dalam
mewujudkan kesejahteraan dan keadilan serta tata kehidupan yang baik bagi seluruh umat. Jadi,
pemerintah adalah agen dari Tuhan, atau khalifatullah, untuk merealisasikan falah. Sebagai
pemegang amanah Tuhan, eksistensi dan peran pemerintah ini memiliki landasan kokoh dalam al-
Quran dan Sunnah, baik secara eksplisit maupun implisit. Kehidupan Rasulullah SAW dan
Khulafaur Rasyidin merupakan teladan yang sangat baik bagi eksistensi pemerintah. Dasar dalam
menjalankan amanah tersebut pemerintah akan menjunjung tinggi prinsip musyawarah (syura)
sebagai salah satu mekanisme pengambilan keputusan yang penting dalam Islam. Dengan
demikian, pemerintah pada dasarnya sekaligus memegang amanah dari masyarakat.Pemerintah
dapat memiliki peranan penting dalam menjalankan fardh al-kifayah karena kemungkinan
masyarakat gagal untuk menjalankannya atau tidak dapat melaksanakannya dengan baik.
Kemungkinan kegagalan masyarakat dalam menjalankan fardh al-kifayah ini disebabkan beberapa
hal, yaitu:Asimetri dan kekurangan informasi.1. Pelanggaran moral.2. Kekurangan sumber daya
atau kesulitan teknis.3. Kegagalan pasar juga merupakan latar belakang perlunya pemerintah untuk
berperan dalam perekonomian. Pasar gagal dalam menyelesaikan permasalahan ekonomi karena
dua hal yaitu pertama Ketidaksempurnaan mekanisme kerja pasar; dan tidak berjalannya
mekanisme kerja pasar dengan efisien.Selain itu untuk menghasilkan harga yang adil ini, maka
harus terpenuhi syarat teknis dan syarat moral sekaligus. Pemerintah memiliki tugas penting dalam
mewujudkan tujuan ekonomi Islam secara keseluruhan. Sebagaimana telah diketahui, tujuan
ekonomi Islam adalah mencapai falah yang direalisasikan melalui optimasi mahslahah. Oleh karena
itu, sebagai pengemban amanah dari Allah SWT dan masyarakat, maka secara umum tujuan peran
pemerintah adalah menciptakan ke-mashlahat-an bagi seluruh masyarakat. Menurut al-Mawardi,
tugas dari pemerintah adalah untuk melanjutkan fungsi-fungsi kenabian dalam menjaga agama
Islam dan mengatur urusan-urusan duniawi. Sementara, menurut Ibnu Khaldun eksistensi
pemerintah adalah untuk memastikan agar setiap orang dapat memenuhi tujuan syariah baik
dalam urusan dunia maupun akhirat.17

Peran pemerintah dalam pasar ini secara garis besar dapat dikalsifikasikan menjadi dua bagian
yaiu pertama,peran yang berkaitan dengan implementasi nilai dan norma islam,kedua,peran yang
berkaitan dengan teknis oprasionali mekanisme pasar .Beberapa contoh peran pemerintah yang
berkaitan dengan implementasi moral itas islam adalah sebagai berikut :

16
Op,cit Halaman.342
17
http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/IQTISHADIA/article/view/1079/1008
Jurnal peran pemerintah dalam mengawasi mekanisme pasar dalam presfektif islam karya M.Arifin
Hakim.Di unduh pada hari sabtu 29 September 2017 Pukul 08 :30 WIB
1. Memastikan dan menjaga implementasi nilai dan moral Islam secara keseluruhan.
2. Memastikan dan menjaga agar pasar hanya memperjual-belikan barang dan jasa yang
halalan thayyiban. Baang yang haram dan makruh beserta mata rantai produksi, distribusi
dan konsumsinya harus dilarang secara tegas.
3. Melembagakan nilai-nilai persaingan yang sehat ( fair play), kejujuran, keterbukaan, dan
keadilan. Dalam konteks ini, pemerintah juga harus menjadi al-muhtasib yang memiliki
wewenang luas dalam mencegah dan menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran nilai-nilai ini.
Pada masa Rasulullah SAW beliau terjun sendiri ke pasar untuk menjalankan fungsi al-
muhtasib ini.
4. Menjaga agar pasar hanya menyediakan barang dan jasa .sesuai dengan prioritas kebutuhan
sebagaimana diajarkan dalam syariah Islam dan kepentingan perekonomian nasional.
Barang dan jasa untuk kemewahan dan bersenang-senang akan sangat dibatasi bahkan
dilarang seandainya terdapat kebutuhan mendesak terhadap barang-barang primer. Untuk
itu, pemerintah harus membuat perencanaan pasar yang berbasiskan prioritas kebutuhan
dan mengarahkan para pelaku pasar untuk memenuhi perencanaan ini. Pemerintah juga
dapat bertindak sebagai pelaku pasar aktif (produsen) untuk menyediakan kebutuhan-
kebutuhan sesuai dengan prioritas syariah dan kepentingan nasional

Sedangkan peran pemerintah yang khusus berkaitan dengan mekanisme pasar adalah sebagai
berikut (Misanam dkk., 2008):Secara umum memastikan dan menjaga agar mekanisme

1. Pasar dapat bersaing dengan sempurna.Pemerintah harus menjamin kebebsan masuk dan
keluar pasar,menghilangkan berbagai hambatan dalam persaingan seperti
monopoli,menyediakan informasi,membongkar penimbunan,melarang kartel-kartel yang
merugikan dan lain-lain
2. Membuat berbagai langkah untuk meningkatkan daya saing dan daa beli dari para pelaku
pasar yang lemah,misalnya produsen kecil dam konsumen miskin.Termasuk dalam hal ini
menciptakan berbagai skanrio kerja sama diantara para pelaku pasar ,misalnya antara
produsen besar-kecil,untuk meningkatkan efensiensi dan pemerataan.
3. Mengambil berbagai kebijakan untuk menciptakan harga yang adil,terutama seandainya
persaingan yang sempurna tidak di mungkinkan terjadi pada pasar.Monopoli tidak selalu
akan berdampak buruk bagi masyarakat seadainya harga yang di hasilkan tetap merupakan
harga yang adil.18
4. Membuat berbagai langkah untuk meningkatkan daya saing dan daa beli dari para pelaku
pasar yang lemah,misalnya produsen kecil dam konsumen miskin.Termasuk dalam hal ini
menciptakan berbagai skanrio kerja sama diantara para pelaku pasar ,misalnya antara
produsen besar-kecil,untuk meningkatkan efensiensi dan pemerataan.
5. Mengambil berbagai kebijakan untuk menciptakan harga yang adil,terutama seandainya
persaingan yang sempurna tidak di mungkinkan terjadi pada pasar.Monopoli tidak selalu
akan berdampak buruk bagi masyarakat seadainya harga yang di hasilkan tetap merupakan
harga yang adil
Dalam menjalankan perannya, pemerintah mempunyai beberapa instrumen kebijakan, antara
lain sebagai berikut (Misanam dkk., 2008):Manajemen produksi dan ketenagakerjaan di sektor
publik.
1. Pemeirntah dapat berperan efektif dan mengelola kekayaan public.Menghatur produksi dan
ketenagakerjaan pada sector ini dapat mempunyai pengaruh besar dalam perekonomian secara
keseluruhan.
2. Instrumen yang berkaitan dengan upaya mendorong kegiatan sector swasra misalnya

18
Ibid
menetapkan harga regulasi bagi sector swasta mendalami redtribusi factor produksi,al-
hisbah,pelindung bagi masyarakat lemah.
3. Pricing policy di mana negara meregulasi harga dengan cara intenverensi pasar,penetapan harga
atau mendorongkebijakan diskriminasi harga untuk kelompok masyarakat,daerah,atau sector
tertentgu yang di pandang meurpakan kepentingan public.Princing Policy inijuga perlu
dilakukan ketika pasar sedang tidak menaglami persaingan sempurnasehingga harga yang
dihasilkan tidak merugikan masyarakat.
4. Kebijakan fiscal,ketika pengelolaan APBN disesuaikan dengan prinsip-prinsip keuangan islam
5. Kebijakan pembiaaan dan moneter
6. Investasi kekayaan dan surplus sector public19

19
Ibid
DAFTAR PUSTAKA

Cahmid,Nur,Dr,MM Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Yogyakarta : Pustaka pelajar
2010

Hamdani,Ikhwan Sistem Pasar, (Jakarta ;Nurinsani 2003)

Sudarsono,Heri konsep ekonomi Makro Islam (Yogyakarta : Ekonisia,2002)

Warman ,Adi Azhwar Karim ,Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer (Jakarta : Gema Inshani
Press,2001)

Warman ,Adi , Ir,H,A.K,Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam( Jakarta : RajaGrafindo Persada,2006)

Rianto ,M ,Nur ,Al-Arif Dasar-Dasar Ekonomi Islam ( Solo :Era Adicitra Intermedia 2011)

Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta atas
kerja sama dengan Bank Indonesia, Ekonomi Islam, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2008

http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/IQTISHADIA/article/view/1079/1008
Jurnal peran pemerintah dalam mengawasi mekanisme pasar dalam presfektif islam karya M.Arifin
Hakim.Di unduh pada hari sabtu 29 September 2017 Pukul 08 :30 WIB

Anda mungkin juga menyukai