Anda di halaman 1dari 13

TEORI HARGA DALAM

EKONOMI ISLAM
M.Haris Riyaldi
Konsep harga
 Masalah harga atau harga keseimbangan
sangat menentukan perekonomian.
 Dalam ekonomi Islam, harga ditentukan oleh
keseimbangan permintaan (demand) dan
penawaran (supply).
 Keseimbangan ini terjadi bila antara penjual
dan pembeli bersikap saling merelakan (ba’ina
‘an taradhim minkum).
Pembentukan Harga
 Sarjana Muslim bersepakat bahwa pasar bebas
merupakan konsep Islam tentang pasar, namun tetap
tidak terjebak dalam praktek laissez faire kapitalisme.
 Kenyataan bahwa Nabi saw tidak ingin mengintervensi
pasar dengan cara mematok harga.
 Anas r.a. meriwayatkan suatu hari terjadi kenaikan harga
yang luar biasa di masa Rasulullah SAW, maka para
sahabat meminta Nabi untuk menentukan harga pada
saat itu, lalu Nabi saw bersabda: “Bahwa Allah adalah
Dzat yang mencabut dan memberi sesuatu, Dzat yang
memberi rezeki dan penentu harga…” (H.R. Abu Daud)
Penjelasan hadits:

 Rasulullah Saw meyakini adanya penyebab tertentu yang


sifatnya darurat. Oleh sebab itu, sesuatu yang bersifat
darurat akan hilang seiring dengan hilangnya penyebab
dari keadaan itu.
 Rasul juga meyakini bahwa harga akan kembali normal
dalam waktu yang tidak terlalu lama.
 menurut Nabi, pematokan harga merupakan suatu tindakan
yang dapat menzhalimi kepentingan para pedagang.
 Para pedagang akan merasa terpaksa untuk menjual
barangnya dengan harga patokan (tidak sesuai dengan
keridhaannya).
Pandangan fuqaha
 Imam al-Syafi’I berpendapat mengenai peran
permintaan dan penawaran dalam pembentukan harga:
 “Nilai sebuah komoditas berubah setiap saat seiring dengan
perubahan harga yang disebabkan oleh kenaikan/penurunan
keinginan orang untuk memiliki komoditas itu (permintaan)
dan tergantung pada apakah jumlah barang yang tersedia
itu sedikit atau banyak (penawaran).”
 Al-Jahiz dalam Al-Tabassur bi al-Tijarah menyatakan
bahwa segala sesuatu akan menjadi murah apabila
jumlahnya meningkat, kecuali ilmu pengetahuan.
Pasar bebas dipandang tidak bekerja dengan
sendirinya…

 Para sarjana muslim menyadari terdapat kekuatan yang mengatur


pasar sehingga suatu saat hukum pasar bebas tidak berlaku,
 Abu Yusuf mengatakan: “Tidak ada pengetahuan yang pasti
tentang murah atau mahalnya suatu barang di pasar, sebab hal itu
merupakan keputusan yang ditentukan dari langit. Harga barang
yang murah tidak hanya ditentukan oleh kelimpahan barang
tersebut dan sebaliknya harga yang mahal juga tidak ditentukan
oleh kelangkaan.
 Fluktuasi harga tunduk pada ketentuan Allah swt, karena boleh jadi
kadang-kadang makanan tersedia banyak, namun harganya mahal
dan kadangkala makanan hanya sedikit, tetapi harganya murah.”
 Secara mudah dipahami, ada faktor lain sebagai penentu harga
(selain jumlah barang) yaitu: pendapatan, selera, musim, dsb.
Pertukaran sukarela sebagai Dasar Pembentukan
Harga

 Interaksi permintaan dan penawaran dijelaskan sebagai sebuah


pertukaran yang terjadi tanpa paksaan (voluntary exchange).
 Al-Ghazali melihat pasar sebagai “tatanan alamiah” dari sesuatu
yang mengekspresikan keinginan diri untuk terpenuhinya
kebutuhan manusia.
 Dalam Ihya Ulumuddin, Al-Ghazali menjelaskan proses pertukaran
sukarela yang membentuk harga pasar.
 “Petani membawa produksinya ke pasar dan jika tidak dapat
menjualnya segera atau menukarkan apa yg dimiliki, maka ia
menjual produksinya dengan harga yg lebih rendah kepada
pedagang. Oleh pedagang barang itu disimpan lebih dulu agar
kelak dapat dijualnya lagi ke pembeli lain sebagai keuntungan.”
Harga yang Ekuivalen / Adil
 Ibnu Taymiah menjelaskan tentang harga ekuivalen (tsaman al-
mitsl).
 Harga ekuivalen / harga yang adil = tingkat harga dimana
orang-orang menjual barang mereka dan harga yang umum
diterima sebagai ekuivalensinya untuk barang-barang yang
serupa di suatu masa dan tempat tertentu. Tingkat harga ini
hanya dapat dicapai jika mekanisme pasar bekerja dengan
bebas.
 Mewujudkan sebuah harga yang adil, harus memperhatikan
berbagai macam aspek dan elemen para pelaku pasar, baik
biaya produksi dan kebutuhan masyarakat, maupun sumber
ekonomi dan pelbagai unsur yang dapat menciptakan keadilan
suatu harga.
Intervensi (Pengendalian) Harga oleh Pemerintah

 Pengendalian Harga diperlukan jika kondisi pasar tidak


menjamin keuntungan di salah satu pihak.
 Jika terjadi kenaikan harga di pasar di atas batas
kemampuan masyarakat, maka pemerintah harus
melakukan pengendalian harga (dengan operasi pasar).
 Jika harga turun (dikhawatirkan) merugikan produsen,
pemerintah meningkatkan pembelian atas produk
produsen tersebut dari pasar.
Pendapat melarang…
 Pendapat Ibnu Hazm dan Ibnu Al-Atsir, pelarangan
intervensi harga berdasarkan atas hadits Nabi saw.
 Intervensi tidak berlaku dalam kondisi pasar yang
stabil (tidak ada distorsi).
 Dalam hal ini masing-masing pembeli dan penjual
saling menyepakati harga yang berkembang saat
itu.
Pendapat membolehkan…
 Ibnu Taymiah dan Ibnu Qayyim menjelaskan, pelarangan
ulama atas intervensi harga berdasarkan atas pemahaman
terhadap teks hadits, bukan konteks hadits.
 Artinya, larangan tersebut tidak bersifat mutlak dan wajib.
 Penolakan Nabi saw atas intervensi dikarenakan tidak
adanya kebutuhan untuk melakukan hal tersebut.
 Intervensi dibolehkan dalam keadaan tertentu, yaitu jika
terjadi distorsi dalam pasar. Intervensi bertujuan untuk
mewujudkan kerelaan dan mencegah terjadinya tindak
kezhaliman.
Kasus pada masa Umar bin Khattab r.a.

 Pernah terjadi kekurangan hewan ternak masa Umar yang mendorong


kenaikan harga daging di pasar.
 Umar menganjurkan mengurangi konsumsi daging dari biasanya, untuk
mengurangi permintaan. Dengan demikian, stok hewan tidak merosot
dan harga tidak melambung.
 Pemerintah juga dapat berusaha memproduksi barang kebutuhan pokok
supaya penawarannya mencukupi dan harganya bersaing bagi
kepentingan masyarakat banyak.
 Apabila harga kebutuhan pokok dapat distabilkan pada tingkat yang
wajar, maka akan mempengaruhi harga barang-barang lain juga di pasar.
 Usaha ini bukan menetapkan harga secara paksa, tetapi mengontrol
harga melalui permintaan dan penawaran.
Prinsip Pengendalian Harga
1) Intervensi Harga menyangkut kepentingan masyarakat.
2) Kondisi yang terjadi memerlukan adanya intervensi.
3) Pembeli mewakili masyarakat luas, sedangkan penjual
mewakili kelompok masyarakat yg lebih kecil. Maka,
intervensi harus proporsional.
4) Cara pengendalian harga ditentukan oleh penyebabnya.
 Misalnya, bila penyebabnya adalah perubahan pada permintaan
dan penawaran, maka mekanisme pengendalian dilakukan
melalui intervensi pasar.
 Sedangkan bila penyebabnya adalah distorsi, maka
pengendalian dengan penghilangan distorsi.

Anda mungkin juga menyukai