Anda di halaman 1dari 13

MEKANISME PASAR

ISLAMI
Bismillah…….
Mekanisme pasar dalam islam

Dalam konsep ekonomi Islam penentuan harga dilakukan oleh kekuatan-kekuatan pasar, yaitu kekuatan permintaan
dan kekuatan penawaran. Dalam konsep Islam, pertemuan permintaan dengan penawaran tersebut haruslah terjadi secara rela sama
rela, tidak ada pihak yang merasa terpaksa untuk melakukan transaksi pada tingkat harga tersebut.

Keadaan rela sama rela merupakan kebalikan dari keadaan aniaya, yaitu keadaan di mana salah satu pihak senang di
atas kesedihan pihak lain. Dalam hal harga, par ahli fiqih merumuskannya sebagai the price of the equivalent."Konsep the price of
the equivalent ini mempunyai implikasi penting dalam ilmu ekonomi, yaitu keadaan pasar yang kompetitif. Konsep mekanisme
pasar dalam Islam dapt dirujuk pada hadis Rasulullah SAW sebagaimana disampaikan oleh Anas ra, sehubungan dengan adanya
kenaikan harga barang di Kota Madinah. Dari hadis ini terlihat dengan jelas bahwa Islam jauh lebih dahulu (lebih 1160 tahun)
mengajarkan konsep mekanisme pasar dari pada Adam Smith. Dalam hadis tersebut, diriwayatkan sebagai berikut:

, ‫ اْلَباِس ُط‬, ‫ اْلَقاِبُض‬، ‫ ِإَّن َهَّللا ُهَو اْلُمَس ِّعُر‬: ‫ َفَقاَل‬، ‫ َقْد َغَال الِّسْعُر َفَس ِّعْر َلَنا‬، ‫ َيا َر ُسوَل ِهللا‬: ‫ َفَقاُلوا‬، ‫ َغَال الِّسْعُر َع َلى َع ْهِد َر ُسوِل ِهللا َص َّلى هللا َع لْيِه وَس َّلَم‬: ‫ َقاَل‬، ‫َع ْن َأَنِس ْبِن َم اِلٍك‬
‫ ِإِّني َألْر ُجو َأْن َأْلَقى َر ِّبي َو َلْيَس َأَح ٌد َيْطُلُبِني ِبَم ْظِلَم ٍة ِفي َد ٍم َو َال َم اٍل‬، ‫الَّراِز ُق‬
Lanjutan….
“Harga barang dagangan pernah melambung tinggi di Madinah pada zaman
.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, lalu orang-orang pun berkata: “Wahai Rasulullah,
harga barang melambung, maka tetapkanlah standar harga untuk kami.” Maka Rasulullah .
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah yang (berhak) menetapkan harga,
yang menahan, melapangkan dan Maha Pemberi Rezeki. Dan sungguh aku benar-benar berharap
berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak ada seorang pun dari kalian yang menuntutku
dengan kezaliman dalam masalah darah (nyawa) dan harta.” (HR. Al-Khamsah kecuali an-
Nasa’i dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban).
Mekanisme pasar berdasarkan hadis di atas adalah adanya kebebasan pasar dalam
menentukan harga. Harga bergantung pada pasar. Walaupun demikian, Islam tidak menganut
harga berdasarkan pasar secara bebas. Islam akan melakukan intervensi ketika terjadi monopoli
harga di pasar. Artinya, mekanisme pasar dalam perspektif Islam tidak hanya berdimensi sosial,
. tetapi juga ada unsur teologis bahwa pasar dikendalikan dan diawasi oleh syariat.
Pasar dalam islam
Pentingnya pasar dalam Islam tidak terlepas dari fungsi pasar sebagai wadah bagi
berlangsungnya kegiatan jual beli. Jual beli memiliki fungsi penting karena jual beli merupakan
salah satu aktivitas perekonomian yang terakreditasi dalam Islam. Pentingnya jual beli sebagai
salah satu sendi perekonomian dapat dilihat dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 275, bahwa
Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Pentingnya pasar sebagai wadah
aktivitas tempat jual beli tidak hanya dilihat dari fungsinya secara fisik, tetapi juga aturan,
norma, dan yang terkait dengan masalah pasar.

Dengan fungsi di atas, pasar menjadi rentan dengan sejumlah kecurangan dan perbuatan
ketidakadilan yang menzalimi pihak lain. Pasar tidak terlepas dengan sejumlah aturan syariat
karena rentan dengan hal- hal yang zalim. Syariat Islam mengenai pasar, antara lain terkait
dengan pembentukan harga dan terjadinya transaksi di pasar.
Hisbah dan pengawasan pasar

Islam mengatur dan mengawasi pasar secara ketat. Salah satu lembaga yang dibentuk untuk mengawasi
pasar adalah hisbah. Landasan hisbah terdapat dalam Al-Quran surat Ali Imran ayat 104:
‫ٰۤل‬
‫َو ْلَتُك ْن ِّم ْنُك ْم ُاَّم ٌة َّيْدُع ْو َن ِاَلى اْلَخْيِر َو َيْأُم ُرْو َن ِباْلَم ْع ُرْو ِف َو َيْنَهْو َن َع ِن اْلُم ْنَك ِر ۗ َو ُاو ِٕىَك ُهُم اْلُم ْفِلُحْو َن‬

Artinya: Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
,

(berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung. Hisbah
merupakan sistem untuk memerintahkan yang baik dan adil jika kebaikan dan keadilan secara nyata dilanggar atau
tidak dihormati. Lembaga ini juga melarang kemunkaran dan ketidakadilan ketika hal tersebut sedang dilakukan.

Berkaitan dengan mencegah terjadinya kemunkaran ini, salah satu wewenang lembaga hisbah adalah pencegahan
penipuan di pasar, seperti masalah kecurangan dalam timbangan, ukuran ataupun pencegahan penjualan barang yang
rusak, serta tindakan-tindakan yang merusak moral.
Intervensi Pasar dan Intervensi Islami
1.Intervensi Pasar

Menurut Islam, negara memiliki hak untuk melakukan intervensi dalam kegiatan
ekonomi, baik dalam bentuk pengawasan, pengaturan maupun pelaksanaan kegiatan ekonomi yang tidak
mampu dilaksanakan oleh masyarakat. Intervensi harga oleh pemerintah bisa karena faktor alamiah
ataupun nonalamiah.

Intervensi dengan cara membuat kebijakan yang dapat memengaruhi dari sisi permintaan
atau dari sisi penawaran (market intervention) biasanya dikarenakan distorsi pasar karena faktor alamiah.
Apabila distorsi pasar terjadi karena faktor nonalamiah, kebijakan yang ditempuh salah satunya dengan
intervensi harga di pasar.

Menurut Ibn Taimiyah, intervensi penting dilakukan karena produsen tidak ingin menjual
produknya, kecuali dengan harga yang lebih tinggi daripada harga umum pasar, padahal konsumen
membutuhkan produk tersebut. Dengan kata lain, produsen menawarkan produknya pada harga yang
terlalu tinggi menurut konsumen, sedangkan konsumen meminta pada harga yang terlalu rendah menurut
produsen.
2. Intervensi Islami
Menurut Mannan, regulasi harga (bagian dari intervensi pemerintah) memiliki tiga fungsi berikut :
1. Fungsi ekonomi. berhubungan dengan peningkatan produktivitas dan peningkatan pendapatan
masyarakat miskin melalui alokasi dan relokasi sumber daya ekonomi.
2. Fungsi sosial: mempersempit kesenjangan antara masyarakat kaya dan masyarakat miskin.
3. Fungsi moral: upaya menegakkan nilai-nilai islami dalam aktivitas perekonomian.
Kaitannya dengan kekinian

1. Konsep Pasar Bebas


Ada persamaan dan perbedaan konsep pasar dalam Islam dengan
kekinian. Misalnya, konsep Laissez-faire atau pasar bebas atau teori pertukaran
bebas (nadhariyah hurriyah mubadalah) mengharuskan adanya pertukaran
perdagangan antarnegara yang berjalan tanpa batas, dan tidak ada keharusan
membayar bea cukai apa pun, atau tarif bea masuk yang dikenakan untuk impor
barang. Aliran ini menginginkan hilangnya kontrol negara, dan keberadaan
negara tidak akan menambah beban, baik dengan mengenakan restriksi atas
barang-barang ekspor maupun impor. Kese- imbangan antara ekspor dengan
impor hanya dijamin oleh suatu konvensi, yaitu adanya keseimbangan secara
alami dan otomatis.
2. Konsep Intervensi Pemerintah
Konsep ini merupakan “musuh” dari “pasar bebas” . Adanya intervensi, otomatis
tidak adanya pasar bebas. Sebaliknya, pasar bebas pasti dikendalikan oleh intervensi.
Oleh karena itu, intervensi penting dilakukan dalam pengelolaan pasar dan harga. Hal
itu untuk menjamin mekanisme pasar secara sempurna sehingga peranan pemerintah
sangat penting. Rasulullah SAW. telah menjalankan fungsi sebagai market supervisor
atau al-hisbah yang banyak dijadikan acuan untuk peran negara terhadap pasar. Menurut
Al-Mawardi, eksistensi dan peranan al-hisbah berawal dari firman Allah, "Dan
hendaklah di antara kamu ada segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan,
menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-
orang yang beruntung”.
KONSEP HARGA DALAM ISLAM
.
1. Terminologi

Dalam literatur Islam, masalah harga diuraikan dalam beberapa terminologi,


antara lain sir al-mitsl, dan thaman al-mitsl qimah al-adi. Istilah qimah al-adi (harga yang adil)
pernah digunakan oleh Rasulullah SAW. dalam mengontrol kompensasi bagi pembebasan
budak. Budak akan menjadi manusia merdeka dan majikannya tetap memperoleh kompensasi
dengan harga yang adil atau qimah al adi. Penggunaan istilah ini juga ditemukan dalam laporan
Khalifah Umar bin Khaththab dan Ali bin Abi Thalib Umar bin Khaththab menggunakan istilah
harga yang adil ketika menetapkan nilai baru atas diyah (denda/uang tebusan darah), setelah
nilai dirham turun sehingga harga-harga naik (bn Hanbal).
2. Ketentuan Harga

Ketentuan atau regulasi harga sebenarnya merupakan hal yang tidak populer
dalam khazanah pemikiran ekonomi Islam, sebab regulasi harga yang tidak tepat dapat
menciptakan ketidakadilan. Regulasi harga diperkenankan pada kondisi-kondisi tertentu
dengan tetap berpegang pada nilai keadilan.
Lanjutan………
3. Penentuan Harga di Bawah dan di Atas Harga Pasar
Alasan umum dalam mengambil kebijakan harga di bawah pasar adalah melindungi konsumen
dari harga yang terlalu tinggi. Pengaruh penetapan harga juga tidak jauh berbeda, yaitu menimbulkan banyak
distorsi bagi perekonomian. Karena harga terlalu rendah, akan terjadi kelebihan permintaan sebab konsumen
membeli dengan harga lebih murah dari yang seharusnya. Akan tetapi, bagi produsen harga ini tidak
menguntungkan sehingga kemungkinan akan enggan untuk melepaskan barang barangnya ke pasar. Para
produsen akan cenderung menjual barangnya ke pasar lain (black market) yang bisa memberinya harga yang
lebih tinggi. Sebagaimana dalam penetapan harga di atas harga pasar, kemunculan pasar gelap selalu diikuti
dengan kolusi, korupsi, dan nepotisme.

4. Pembagian Kerja (Division of Labour)

`Ibn Khaldun (1332-1406 M) menguraikan tentang konsep pembagian kerja. Menurutnya, hal itu
merupakan faktor yang sangat penting bagi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Sebuah peradaban beserta
segala kemakmurannya bergantung pada tingkat produktivitas dan kerja penduduknya yang berjalan sesuai
dengan kepentingan masing-masing. Setiap orang perlu melakukan pekerjaan menurut keahliannya dan
membina kerja sama. Hanya dengan kerja sama, semua kemampuan itu dapat memberi manfaat bagi
pembangunan.
KESIMPULAN
Dalam konsep ekonomi Islam penentuan harga dilakukan oleh kekuatan-kekuatan pasar, yaitu kekuatan
permintaan dan kekuatan penawaran. Dalam konsep Islam, pertemuan permintaan dengan penawaran tersebut haruslah
terjadi secara rela sama rela, tidak ada pihak yang merasa terpaksa untuk melakukan transaksi pada tingkat harga tersebut.

Keadaan rela sama rela merupakan kebalikan dari keadaan aniaya, yaitu keadaan di mana salah satu pihak
senang di atas kesedihan pihak lain. Dalam hal harga, par ahli fiqih merumuskannya sebagai the price of the equivalent."
Konsep the price of the equivalent ini mempunyai implikasi penting dalam ilmu ekonomi, yaitu keadaan pasar yang
kompetitif. Berikut adalah kurva keseimbangan pasar terjadi pada saat perpotongan antara kurva supply dan demand dalam
keadaan ‘an taraddim minkum (rela sama rela).

Ekonomi Islam lahir semenjak diturunkannya wahyu Allah (ayat-ayat suci Al-Quran) melalui Rasulnya
yaitu Nabi Muhammad SAW. Al-Quran sebagai pedoman hidup yang komprehensif, yang termasuk mengatur di dalamnya
kehidupan bermuamalah, terutama di bidang ekonomi. Allah SWT mewahyukan agama Islam ini di tanah yang memiliki
ekonomi yang tinggi yaitu kepada Bangsa Arab. Bangsa Arab adalah merupakan suatu bangsa yang peradaban kegiatan
berekonominya sudah maju dan sudah berkembang pesat dibandingkan dengan bangsa-bangsa di dunia lainnya. Bangsa
Arab telah melakukan kegiatan ekonomi di jalur perdagangan ketika itu yang terbentang dari Yaman sampai kedaerah-
daerah mediteranian.
TERIMA KASIHHHHHH

Anda mungkin juga menyukai