BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pasar adalah sebuah mekanisme pertukaran produk baik berupa barang
maupun jasa yang alamiah dan telah berlangsung sejak peradaban awal manusia.
Islam menempatkan pasar pada kedudukan yang penting dalam perekonomian.
Praktek ekonomi pada masa Rasulullah SAW dan Khulafaurrasydin menunjukkan
adanya peranan yang besar dalam pembentukan masyarakat Islam pada masa itu.
Rasulullah SAW sangat menghargai harga yang dibentuk oleh mekanisme pasar
sebagai harga yang adil (price intervencion) seandainya perubahan harga terjadi
karena mekanisme pasar yang wajar yaitu hanya karena pergeseran permintaan
dan penawaran. Namun, pasar di sini mengharuskan adanya moralitas dalam
aktivitas ekonominya, antara lain; persaingan sehat dan adil (fair play), kejujuran
(honesty), keterbukaan (transparancy), dan keadilan (justice). Jika nilai ini
ditegakkan maka tidak ada alasan dalam ekonomi Islam untuk menolak harga
yang terbentuk oleh mekanisme di pasar.
Pandangan tentang pasar dan harga dari beberapa pemikir besar muslim
seperti Abu Yusuf, Al-Ghazali, Ibnu Taimiyah dan Ibnu Khaldun juga diungkap.
Pemikiran mereka tentang pasar ternyata layak dikaji dan telaah mengingat pasar
merupakan parameter perekonomian umat. Pemikiran mereka tentu saja
merupakan khazanah intelektual yang berharga pada masa kini dan masa yang
akan datang. Pada masa Rasulullah SAW dan Khulafaurasyidin, pasar memegang
peranan penting dalam perekonomian. Bahkan Rasulullah SAW pada masa
awalnya terkenal sebagai pebisnis yang berhasil.
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa teori harga dalam Islam?
2. Bagaimana penentuan harga dan mekanisme pasar?
3. Bagaimana pandangan Ibnu Taimiyah dalam penentuan harga?
2
1.3.Tujuan Makalah
1. Mengetahui teori harga dalam Islam
2. Mengetahui penentuan harga dan mekanisme pasar
3. Mengetahui pandangan Ibn Taimiyah dalam penentuan harga
4. Mengetahui pengertian dan fungsi pasar
5. Mengetahui kekuatan dan keseimbangan pasar
6. Mengetahui peran pemerintah dalam mengontrol pasar
3
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam Islam dikenal dua istilah berbeda mengenai harga suatu barang, yaitu ats-
tsaman (patokan harga suatu barang) dan ats-si’r (harga yang berlaku secara aktual di
pasar). As-saman mencari keuntungan dalam bisnis pada prinsipnya merupakan suatu
perkara yang jaiz (boleh) dan dibenarkan syara’. Dalam Al-Qur’an dan hadits tidak
ditemukan berapa persen keuntungan atau laba (patokan harga satuan barang) yang
diperbolehkan. Tingkat laba atau keuntungan berapa pun besarnya selama tidak
mengandung unsur-unsur keharaman dan kezhaliman dalam praktek pencapaiannya,
maka hal itu dibenarkan syariah sekalipun mencapai margin 100% dari modal bahkan
beberapa kali lipat. Sebagaimana firman Allah swt dalam QS. An-Nisa ayat 29
ع ْن ت َ َراض َ ً ارةَ اط ِل ِإ ََّل أ َ ْن تَ ُكونَ ِت َج ِ َيا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا ََل تَأ ْ ُكلُوا أ َ ْم َوا َل ُك ْم َب ْينَ ُك ْم ِب ْال َب
َّللا َكانَ بِ ُك ْم َر ِحي ًما َ ُِم ْن ُك ْم ۚ َو ََل ت َ ْقتُلُوا أ َ ْنف
َ َّ س ُك ْم ۚ ِإ َّن
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu;
sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”
Ulama fiqih membagi Ats-si’r menjadi dua macam; yaitu harga yang berlaku
secara alami, tanpa campur tangan pemerintah, dan harga suatu komoditas yang
ditetapkan pemerintah setelah mempertimbangkan modal dan keuntungan wajar bagi
pedagang ataupun produsen serta melihat keadaan ekonomi riil dan daya beli
masyarakat. Islam menghargai hak penjual dan pembeli untuk menentukan harga
sekaligus melindungi hak keduanya. Dalam rangka melindungi hak penjual dan
pembeli, Islam membolehkan bahkan mewajibkan pemerintah melakukan penetapan
hargabila terjadi penyimpangan dan kesewenang-wenangan kenaikan harga yang
merugikan konsumen seperti adanya praktek monopoli terhadap suatu komuditas.
Sebagian orang berpendapat bahwa negara dalam Islam tidak boleh mencampuri
masalah ekonomi dengan mengharuskan nilai-nilai dan moralitas atau menjatuhkan
4
sanksi kepada orang yang melanggarnya. Mereka mempunyai pandangan seperti ini
berdasarkan pada hadits Nabi saw yang tidak bersedia menetapkan harga-harga
walaupun pada saat itu harga melambung tinggi. Hal ini berdasarkan hadits yang
diriwayatkan oleh Anas bin Malik ra:
“Diriwayatkan dari Anas RA, pernah terjadi pada masa Rasulullah SAW, harga-
harga barang naik di kota Madinah, kemudian para sahabat meminta Rasulullah SAW
menetapkanharga. Maka Rasululah bersabda: Sesungguhnya Allah SWT Dzat Yang
Maha Menetapkan harga, yang Yang Maha Memegang, Yang Maha Melepas, dan
Yang Memberikan rezeki. Aku sangat berharap bisa bertemu Allah SWT tanpa
seorang pun dari kalian yang menuntutku dengan tuduhan kedzaliman dalam darah
dan harta.”
Inilah teori mengenai harga dalam ekonomi Islam. Rasulullah SAW dalam hadits
tersebut tidak menentukan harga.Ini menunjukkan bahwa ketentuan harga itu
diserahkan kepada mekanisme pasar yang alamiah. Rasulullah menolak tawaran itu
dan mengatakan bahwa harga di pasar tidak boleh ditetapkan, karena Allah-lah yang
menentukannya dan ni mengandung pengertian bahwa harga pasar itu sesuai dengan
kehendak Allah yang sering disebut sunnatullahatau hukum supplyand demand.Oleh
karena harga sesuaidengan kekuatan penawaran dan permintaan di pasar, maka harga
barang tidak boleh ditetapkan pemerintah, karena ketentuan harga tergantung pada
hukum supply and demand. Inilah yang menjadi poin penting mekanisme pasar
Islami menuju harga yang adil. Namun demikian, ekonomi Islam masih memberikan
peluang pada kondisi tertentu untuk melalukan intervensi harga (price intervention)
bila para pedagang melakukan monopoli dan kecurangan yang menekan dan
merugikan konsumen.
Secara umum harga yang adil adalah harga yang tidak menimbulkan eksploitasi
atau penindasan (kezaliman) sehingga merugikan salah satu pihak dan
menguntungkan pihak yang lain. Penentuan harga dalam Islam ditentukan oleh
kekuatan penawaran dan permintaan yang terjadi secara alami.
5
Harga berarti sesuatu bagi konsumen dan sesuatu yang lain bagi penjual. Bagi
konsumen, ini merupakan biaya atas sesuatu. Bagi penjual, harga adalah pendapatan,
sumber utama dari keuntungan. Harga juga merupakan sejumlah kompensasi (uang
maupun barang, kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah
kombinasi barang atau jasa. Harga merupakansuatu nilai yang harus dikeluarkan oleh
pembeli untuk mendapatkan suatu barang maupun jasa.
Abu Yusuf menyatakan, ‚tidak ada batasan tertentu tentang murah dan mahal
yang dapat dipastikan. Hal tersebut ada batasan yang mengaturnya. Prinsipnya
tidak bisa diketahui. Murah bukan karena melimpahnya makanan, demikian juga
mahal tidak disebabkan kelangkaan makanan.
Abu Yusuf berpendapat harga tidak bergantung pada penawaran saja, tetapi
juga bergantung pada kekuatan permintaan. Karena itu, peningkatan atau
penurunan harga tidak selalu berhubungan dengan penurunan atau peningkatan
produksi. Abu yusuf menegaskan bahwa ada beberapa variable lain yang
mempengaruhi, tetapi dia tidak menjelaskan lebih rinci. Bisa jadi, variable itu
adalah pergeseran dalam permintaan atau jumlah uang yang beredar di suatu
negara, atau penimbunan dan penahanan barang atau semua hal tersebut.
3. Penetapan Harga Al-Ghazali
Al-Ghazali pernah berbicara mengenai, harga yang berlaku‛, seperti yang
ditentukan oleh praktik-praktikpasar, sebuah konsep yang kemudian hari dikenal
sebagai at-tsaman al ‘adil (harga yang adil) dikalangan ilmuwan muslim atau
equilibrium price (harga keseimbangan) di kalangan ilmuwan kontemporer. Al
Ghazali juga memperkenalkan teori permintaan dan penawaran; jika petani tidak
mendapatkan pembeli, ia akan menjualnya pada harga yang lebih murah, dan
harga dapat diturunkan dengan menambah jumlah barang di pasar.
Al-Ghazali juga memperkenalkan elastisitas permintaan, ia mengidentifikasi
permintaan produk makanan adalah inelastic,karena makanan adalah kebutuhan
pokok berkaitan dengan ini, ia menyatakan bahwa laba seharusnya berkisar antara
5 sampai 10 persen dari harga barang.
Mekanisme Pasar
Ekonomi Islam memandang bahwa pasar, negara, dan individu berada dalam
keseimbangan (iqtishad), tidak boleh ada sub-ordinat, sehingga salah satunya
menjadi dominan dari yang lain. Pasar dijamin kebebasannya dalam sistem Islam.
Pasar bebas menentukan cara-cara produksi, konsumsi, distribusi dan harga selama
tidak ada pelanggaran syariah. Tidak boleh ada gangguan yang mengakibatkan
7
Pada prinsipnya Islam lebih menekankan pada produksi yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan semua orang dan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan
segelintir orang yang mempunyai uang, karena apalah manfaat produk yang banyak
jika hanya di distribusikan untuk orang yang memiliki uang saja. Maka untuk
menggerakan kegiatan produksi diperlukan dua garis optimalisasi yaitu : yang
pertama, mengupayakan agar sumber daya insani berfungsi sehingga mencapai
kondisi yang full employment, dimana setiap orang yang bekerja akan menghasilkan
suatu karya. Yang kedua adalah mengoptimalkan dalam memproduksi kebutuhan
primer (dharuriyyat), sekunder (hajiyyat), dan tersier (tahsiniyyat) secara baik.
Fungsi Pasar
Dalam sistem ekonomi, pasar mempunyai fungsi-fungsinya sendiri, yang mana
dalam fungsi tersebut bertujuan untuk memuaskan perekonomian pasar. Dan dalam
13
Islam fungsi pasar bertujuan agar dapat mencapai kejayaan di dunia dan di akhirat.
Pasar mempunyai lima fungsi utama yakni :
1. Fungsi pasar adalah menetapkan nilai-nilai harga dalam pasar, karena harga
merupakan alat ukur suatu nilai dalam pasar. Dan disini fungsi permintaan
konsumen bukanlah segalanya, tetapi uang juga menjadi faktor terpenting
dalam mendukung suatu permintaan. Karena jika seorang konsumen ingin
membeli suatu barang maka tersedianya dana adalah faktor terpenting yang
harus diperhitungkan.
2. Pasar menyimpulkan semua produksi itu melalui faktor biaya. Dan dalam
teori harga diasumsikan bahwa, seorang pengusaha akan memaksimumkan
output dengan input yang semuanya diukur dengan uang. Dan dari fungsi
inilah asal bagaimana cara menghasilkan barang dan jasa.
3. Pasar mendistribusikan suatu produk itu bersangkut-paut dengan masalah
untuk siapa barang dihasilkan. Karena siapa yang menghasilkan paling
banyak produk maka akan menerima pembayaran yang paling banyak pula.
Suatu tenaga dan sumber daya lain akan dibayar sesuai dengan apa yang
dihasilkannya. Jadi tenaga kerja yang paling produktif akan mendapatkan
imbalan yang terbesar.
4. Pasar melakukan pembatasan, yang ini merupakan inti dari penentuan harga,
karena pasar akan membatasi tingkat konsumsi yang berlaku dari produksi
yang tersedia dengan tujuan agar terjadi keseimbangan suatu harga.
5. Pasar juga menyediakan barang dan jasa untuk keperluan di masa akan
datang. Tabungan dan investasi adalah salah satu alat untuk mempertahankan
sistem dan menghasilkan kemajuan ekonomi.
Semua fungsi tersebut haruslah meyakinkan setiap orang bahwa pasar dapat
memecahkan berbagai masalah. Jadi dalam hal ini beberapa ekonom percaya
bahwa ekonomi dalam pasar bekerja dengan efisien dan mereka juga percaya
bahwa pasar dapat melaksanakan fungsinya dengan memuaskan, tetapi terkadang
pasar juga masih membutuhkan adanya campur tangan pemerintah dalam
mekanisme pasar, karena dengan adanya campur tangan pemerintah maka
14
kesejahteraan masyarakat akan terpenuhi. Akan tetapi ada sebagian ekonom yang
berpendapat bahwa peranan negara dalam ekonomi harus diminimalisir, sebab
kalau negara turun campur bermain dalam ekonomi hanya akan mengganggu
equilibrium pasar. Dan jika banyak campur tangan pemerintah, maka pasar akan
mengalami distorsi yang akan membawa perekonomian pada ketidakefisienan
(inefisiency) dan ketidakseimbangan.
Pada grafik tersebut terlihat bahwa pada tingkat harga P1, maka barang yang
diminta akan sebesar QD1 sementara jumlah barang yang pasokan ke pasar akan
sebesar QS1. Bisa dilihat dalam gambar, bahwa jumlah barang yang dipasok melebihi
jumlah barang yang diminta sehingga terjadi kelebihan pasokan. Dalam situasi yang
seperti ini, maka harga cenderung tertekan ke bawah sehingga harga mengalami
penurunan. Ketika harga turun, maka hal ini di satu sisi akan mendorong permintaan
konsumen meningkat, tetapi di lain pihak penurunan harga ini akan menyebabkan
jumlah barang yang dipasok ke pasar menurun.
15
Ketika harga mencapai tingkat harga sebesar P2 jumlah barang yang diminta
adalah sebesar QD2 sementara jumlah barang yang dipasok besar adalah sebesar
QS2. Disini, terlihat masih ada kelebihan pasokan, namun besarnya sudah lebih
rendah dari keadaan sebelumnya. Sebagai akibatnya dari harga akan tertekan ke
bawah, namun demikian kekuatan penekan harga ke bawah semakin melemah.
Kembali di sini produsen akan mengurangi jumlah pasokan barang ke pasar
sementara konsumen akan meningkatkan jumlah barang yang diminta. Proses ini
akan terus berlanjut sampai pada akhirnya jumlah barang yang diminta tepat sama
dengan jumlah barang yang dipasok (QD= Qs) sehingga kekuatan antara permintaan
dan penawaran berada dalam posisi setimbang. Posisi yang setimbang ini dicapai
pada tingkat harga sebesar P4. Pada posisi ini kekuatan yang ada dalam pasar yang
mendorong harga naik (permintaan) sama dengan kekuatan yang menekan harga
turun (pasokan/penawaran). Dalam situasi seperti ini tidak ada lagi gerakan
perubahan harga karena kekuatan yang ada dalam pasar sudah seimbang (P3EI,
2011).
16
Al-Hisbah tetap banyak didirikan sepanjang bagian terbesar dunia Islam, bahkan
di beberapa negara institusi ini tetap bertahan hingga awal abad ke-20 M. Selama
periode, dinasti Mamluk Al-Hisbah memiliki peranan penting, terbukti dengan
sejumlah kemajuan ekonomi yang dicapai pada masa itu. Di Mesir, Al-Hisbah tetap
bertahan sampai pada masa pemerintahan Muhammad Ali (1805-1849 M). Bahkan di
Maroko hingga awal abad ke-20, institusi ini masih dapat dijumpai. Di Romawi
Timur, yang telah melakukan kontak dengan dunia Islam juga mengadopsi istilah ini
dengan sebutan Mathessep yang berasal dari kata muhtasi.(Ibnu Taimiah, 1999: 25).
perlunya dibentuk lembaga khusus yang bernama Al-Hisbah. Jadi, Al-Hisbah adalah
sebuah lembaga yang mengatur dan mengawasi lancar dan tidaknya aktivitas
perekonomian. Bahkan lembaga ini merupakan suatu agen independent sehingga
terlepas dari kepentingan kelompok tertentu atau pemerintah itu sendiri. Namun,
dengan melihat fungsi Al-Hisbah yang luas dan strategis ini, tampak bahwa fungsinya
akan melekat pada fungsi pemerintahan secara keseluruhan, di mana dalam teknis
operasionalnya akan dijalankan oleh kementerian, departemen, dinas atau lembaga
lain yang terkait.
2. Pelanggaran moral.
Selain itu untuk menghasilkan harga yang adil ini, maka harus terpenuhi syarat
teknis dan syarat moral sekaligus. Pemerintah memiliki tugas penting dalam
mewujudkan tujuan ekonomi Islam secara keseluruhan. Sebagaimana telah diketahui,
tujuan ekonomi Islam adalah mencapai falah yang direalisasikan melalui optimasi
mahslahah. Oleh karena itu, sebagai pengemban amanah dari Allah SWT dan
masyarakat, maka secara umum tujuan peran pemerintah adalah menciptakan ke-
mashlahat-an bagi seluruh masyarakat. Menurut al-Mawardi, tugas dari pemerintah
adalah untuk melanjutkan fungsi-fungsi kenabian dalam menjaga agama Islam dan
mengatur urusan-urusan duniawi. Sementara, menurut Ibnu Khaldun eksistensi
pemerintah adalah untuk memastikan agar setiap orang dapat memenuhi tujuan
syariah baik dalam urusan dunia maupun akhirat.
1. Secara umum memastikan dan menjaga agar mekanisme pasar dapat bersaing
dengan sempurna. Pemerintah harus menjamin kebebasan masuk dan keluar
pasar, menghilangkan berbagai hambatan dalam persaingan seperti monopoli,
20
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pasar adalah sebuah mekanisme pertukaran produk baik berupa barang
maupun jasa yang alamiah dan telah berlangsung sejak awal peradaban
manusia. Islam menempatkan pasar pada kedudukan yang penting dalam
perekonomian. Rasulullah SAW sangat menghargai harga yang dibentuk oleh
mekanisme pasar sebagai harga yang adil. Beliau menolak adanya suatu
intervensi harga seandainya perubahan harga terjadi karena mekanisme pada
yang wajar yaitu hanya karena pergeseran permintaan dan penawaran.
Pasar telah mendapat perhatian memadai dari ulama klasik seperti Abu
Yusuf, Al-Ghazali, Ibnu Taimiah dan Ibnu Khaldun. Pemikiran tentang
mekanisme pasar tidak saja mampu memberikan analisa yang tajam tentang
apa yang terjadi pada masa itu, tetapi tergolong modern untuk masa sekarang.
Banyak dari pemikiran mereka baru dibahas oleh para ekonom barat ratusan
tahun kemudian.
22
DAFTAR REFERENSI
Bukhori, M. 2017. Penetapan Harga Dalam Islam. Jurnal Ekonomi Islam, Vol.
2, No. 2.
Parakkasi, Idris dan Kamiruddin. 2018. Analisis Harga dan Mekanisme Pasar
Dalam Perspektif Islam. Laa Maysir, Vol 5, No. 1, Juni 2018: 107-120.
Putra, Surya Darma. 2011. “Pemikiran Ibnu Taimiyah Tentang Standar Harga
Dalam Jual Beli”. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Syari’ah dan Ilmu Hukum.
Universtitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim: Riau.
Rahmi, Ain. 2015. Mekanisme Pasar dalam Islam. Jurnal Ekonomi Bisnis dan
Kewirausahaan 2015, Vol. 4, No. 2, 177-192.